• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA DALAM KELUARGA DI KELURAHAN BONTORAMBA KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA DALAM KELUARGA DI KELURAHAN BONTORAMBA KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA DALAM KELUARGA DI KELURAHAN BONTORAMBA

KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Nurhayati 1051911124 16

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H / 2020 M

(2)

ii

PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA DALAM KELUARGA DI KELURAHAN BONTORAMBA

KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Nurhayati 1051911124 16

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H / 2020

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS AGAMA ISLAM

Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV Telp. (0411) 851914 Makassar 90223

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurhayati

Nim : 105191112416

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Agama Islam

Kelas : D

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan Skripsi, Penulis menyusun sendiri Skripsi ini (tidak dibuatkan oleh siapapun) 2. Penulis tidak melakukan penjiplakan dalam menyusun Skripsi ini.

3. Apabila Penulis melanggar pada butir 1, 2 dan 3 maka bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini Penulis buat dengan penuh kesadaran.

Makassar , 01 Muharram 1442 H 20 Agustus 2020 M

(7)

vii

ABSTRAK

Nurhayati. 105191112416. Peran Pendidikan Agama Islam Terhadap Kehidupan

Beragama dalam Keluarga di Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Dibimbing Oleh Hj. Maryam dan H. ABD Samad.T.

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui Peran Pendidikan Agama Islam Terhadap Kehidupan Beragama dalam Keluarga di Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Jenis Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif, seluruh data primer yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen pokok berupa Observasi, Wawancara dan Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Kemudian data yang sudah terkumpul diolah dan dianalisis. Objek dalam penelitian ini Kepala Keluarga, Kepala Dusun, Imam Kelurahan, Imam Dusun, RT, RW dan empat kepala Keluarga di Kelurahan Bontoramba.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Peran Pendidikan Agama Islam Terhadap Kehidupan Beragama dalam Keluarga di Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa sudah baik. Hal ini tampak pada kebiasaan hidup masyarakat dalam melaksanakan aktivitas yang berhubungan dengan perintah Allah SWT, yaitu memberikan nasehat Allah SWT kepada anggota keluarga terkhusus kepada kepada anak-anak dan mengarahkan anak untuk beribadah dan senantiasa melaksanakan perintah Allah sesuai tuntunan dan ajaran Islam yang berlaku, serta menjauhi segala laranga Allah SWT. Kualitas Kehiduan Beragama dalam Keluarga di Kelurahan Bontoramba sudah Baik. Hal ini tampak dari kualitas beribadah sholat berjamaah di masjid, mengenai Aqidah yaitu berkurangnya kemusyirikan dan perilaku menyimpang yang terjadi di kelurahan Bontoramba, dan Akhlak anak juga sangat baik. Peran Pendidikan Agama Islam Terhadap Kualitas Kehidupan Beragama dalam Keluarga di Kelurahan Bontoramba. Pendidikan Agama Islam di kelurahan Bontoramba sangat berperan penting terutama dalam lingkungan keluarga.

Kata Kunci : Pendidikan Agama Islam, Kualitas keagamaan Keluarga

(8)

viii KATA PENGANTAR

ىيِحهسنا ًٍَِ ْحهسنا ِ هاللَّ ِىْضِث

ِهِلَا ىَلَعَو َنْيِلَس ْرُمْلاَو ِءاَيِبْنَلأْا ِفَرْشَأ ىَلَع ُمَلاَّسلاَو ُةَلاَّصلاَو َنْيِمَلاَعْلا ِّبَر ِللهِ ُدْمَحْلا

ِهِبْحَصَو

ُدْعَب اَّمَأ َنْيِعَمْجَأ

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik, meskipun jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanya milik-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah mengangkat derajat manusia dari zaman yang hina menuju zaman yang mulia dengan tradisi berpendidikan serta berperadaban.

Penulis menyadari banyak hal yang menjadi kendala dalam penelitian ini, Namun hal itu semua tidak membuat penulis surut dalam menyelesaikannya, dengan rahmat dan hidayah Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Ini semua berkat bantuan dan doa dari berbagai pihak. Maka sewajarnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada:

1. Teristimewa kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abd Rahman, dan Ibunda Hasnia yang senantiasa mencurahkan cinta dan kasihnya yang tak terhingga, menjadi kekuatan dalam setiap langkah kehidupan penulis, memberikan semangat, motivasi, dukungan, doa dan restunya kepada penulis.

2. Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix

3. Drs H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam. 4. Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Agama Islam beserta jajarannya. 5. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si. Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam. 6. Segenap Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta para staf yang

telah membina serta berbagi ilmu kepada penulis.

7. Dr. Hj. Maryam, M.Th.I, dan Drs. H. Abd Samad.T.,M.Pd.i selaku pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan, arahan serta bantuan selama penulisan skripsi ini.

8. Hartati dan Sitti Maryam yang selalu membantu, memberi semangat, motivasi dan dukungan kepada penulis sampai Skripsi ini selesai.

9. Dewi Arianti yang telah memberikan bantuan, semangat dan dukungan dari awal pengerjaan skripsi ini sampai selesai.

10. Seluruh teman-teman yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungannya kepada penulis.

11. Seluruh keluarga dan handai taulan yang tak hentinya memberi semangat dan do‟a kepada penulis.

12. Semua pihak yang terlibat yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan saran dan sumbangan pemikiran yang membuat penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

(10)

x

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua agar kita selalu berada pada jalan yang benar. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin ya rabbal aalamiin.

Makassar, 01 Muharram 1442 H 20 Agustus 2020 M Penulis, Nurhayati 105191112416

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga ... 7

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga ... 7

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama ... 15

3. Kedudukan dan Fungsi Keluarga ... 25

B. Kualitas Kehidupan Beragama ... 30

1. Pengertian Kualitas Kehidupan Beragama ... 30

2. Faktor Perilaku Beragama ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 37

(12)

xii

D. Deskripsi Fokus Penelitian ... 38

E. Sumber Data ... 39

F. Instrument Penelitian ... 40

G. Teknik Pengumpulan Data ... 41

H. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45

B. Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga di Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa ... 48

C. Kualitas Kehidupan Beragama dalam Keluarga di Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa ... 51

D. Peran Pendidikan Agama Islam Terhadap Kualitas Kehidupan Beragama dalam Keluarga di Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa ... 53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 56 B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWATA HIDUP

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Table 4.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Bontoramba menurut jenis

kelamin ... 46

Tabel 4.2 Keadaan Lembaga Pendidikan Kelurahan Bontoramba ... 47

Tabel 4.3 Kondisi Agama di Kelurahan Bontoramba ... 47

(14)

1

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman era globalisasi pun mulai menjadi topik pembicaraan. Di mana globalisasi dapat diartikan sebagai proses menyebarnya segala sesuatu secara cepat dan menyeluruh ke seluruh penjuru dunia. Membuat kemajuan dalam bidang tehnologi informasi, komunikasi dan transportasi. Masuknya era globalisasi pada masyarakat Indonesia, tidak hanya memberikan dampak positif yang baik dan menguntungkan seperti kemudahan dalam mengakses informasi dari berbagai media yang dapat membantu masyarakat mengetahui informasi, komunikasi yang semakin mudah dan cepat dengan adanya teknologi canggih, memudahkan generasi muda untuk menuntut ilmu.

Globalisasi juga dapat memberikan dampak negatif yang dapat merugikan masyarakat dan generasi Muda Indonesia seperti arus informasi yang tak terkendali, akses informasi yang terbuka lebar dengan informasi tanpa batas dan oleh siapapun juga, baik itu anak-anak, remaja, dewasa dan tua. Apalagi di era globalisasi ini anak muda tidak bisa terlepas dari internet. Abad ke-21 yang merupakan tahap awal milenial III yang di kenal sebagai era globalisasi yang merubah tatanan kehidupan dunia dan terkesan begitu drastis.

Perubahan yang terjadi berlangsung begitu cepat. Selain itu juga perubahan mencakup hampir semua aspek dalam bidang kehidupan manusia.1 Jika

1

Jalaluddin, Pendidikan Islam Pendekatan Sistem dan Proses, (Jakarta : PT RajaGrapindo Persada, 2016), h. 4

(15)

masyarakat tidak memanfaatkan Internet dengan baik maka akan memberikan kerugian pada masyarakat itu sendiri, seperti mengakses hal-hal yang tidak semestinya yang akan memberikan dampak negatif pada anak.

Globalisasi juga dapat berdampak pada krisis moral dan akhlak, ini dapat terjadi disemua lapisan masyarakat baik dari kalangan pelajar, remaja, hingga pejabat negara. Dikalangan sebagian remaja yang biasa terjadi yaitu, adanya kriminalitas, kenakalan remaja, kasus narkoba yang merajalela, pelecehan seksual serta pergaulan dan seks bebas dan sebagainya. Hal ini yang dapat menjadi ke khawatiran dan kecemasan bagi para orangtua. Dampak globalisasi tersebut tidak dapat dicegah, namun sebagai masyarakat Indonesia yang bijaksana sebaiknya dilakukan upaya cerdas untuk menanggulangi bahaya dampak negatif globalisasi dengan cara menanamkan nilai-nilai Islami dimulai dari sejak dini.

Ketika zaman semakin berkembang maka orangtua pun harus memiliki dasar-dasar Agama Islam untuk diajarkan kepada anak-anak di lingkungan keluarga karena Pendidikan pertama itu dimulai dari orangtua dan dilanjutkan oleh guru di sekolah, hal ini dilakukan agar anak-anak kedepannya dapat memiliki kompetensi, kepribadian dan akhlak mulia yang bisa memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain. Salah satu anggapan keliru bahwa tugas pendidikan atau pencerdasan anak hanya merupakan tugas guru dan institusi pendidikan, sementara para orangtua asyik dengan profesinya masing-masing yang pada akhirnya berimplementasi negatif dengan munculnya ketidak pedulian mereka terhadap perkembangan spritual, intelektual dan moral anaknya sendiri, ketika sang anak gagal memenuhi harapan orangtua, maka yang di salahkan adalah guru dan institusi pendidikan.

(16)

Orangtua dituntut untuk senantiasa menjadi guru yang baik selaku Pendidik utama dalam lingkungan keluarga, orangtua harus memiliki kemampuan untuk menanamkan nilai-nilai kepribadian moral, akhlak dan etika yang baik untuk putra-putrinya. Karena pendidikan memiliki tiga lembaga yaitu, dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal ini menuntut orangtua harus memiliki banyak pengetahuan dan kemampuan dalam bidang pendidikan Agama Islam.

Uraian tersebut menggambarkan betapa besar tanggung jawab orangtua terhadap anak dan keluarganya dalam mencapai kebahagiaan hidup yang di rhidai oleh Allah SWT. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia adalah dengan menanamkan dan mengajarkan Pendidikan Islam kepada umat manusia, khusus yang beragama Islam, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga.

Pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim yang bertujuan untuk menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan orang lain, serta mengamalkan ajaran Agama Islam dan senantiasa memperbaiki Akhlak kepada Allah, sesama manusia dan Alam sekitar.

Pelaksanaan Pendidikan Islam belum terealisasi ke dalam aspek kehidupan umat Islam itu sendiri. Masih banyak orang yang mengaku beragama Islam tetapi belum merealisasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap individu terutama pendidikan agama Islam dalam keluarga, akan tetapi masih banyak keluarga yang lalai dan menganggap

(17)

sepele Pendidikan Agama Islam, bahkan mereka belum melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh atau secara kaffah.

Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Baqarah (2) 208 :

بَُّٓيَأٰٓ ي

ٍَيِرهنا

إَُُيا ََ

إُهُخْدا

ِٗف

ِىْهِّضنا

خهفٰٓبَك

َلَٔ

إُعِجهزَر

ِد ُٕط ُخ

ٍِ طْيهشنا

َ

ُّهَِإ

ْىُكَن

ۥ

( ٢٢٢

) ٍيِجُّي

ُٔدَع

Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi mu2

Ayat tersebut mengandung Arti bahwa Pendidikan Agama Islam dalam penerapan ke imanan dan ketakwaan adalah manusia diharapkan dapat melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh baik kepada kehidupan pribadi, kepada sesama, kepada Allah dan lingkup sekitar dan mampu melaksanakan segala perintah dari Allah SWT dan menjauhi segala karangannya.

Berdasarkan ayat di atas dapat simpulkan bahwa kita sebagai umat muslim yang beriman diperintahkan untuk mempelajari Islam secara keseluruhan supaya kita tidak mengikuti langkah-langkah dan tidak terjerumus ke jalan syaitan, karena syaitann adaalah musuh yangnyata bagi umat manusia. Itulah sebab mengapa manusia diharapkan untuk melaksanakan dan mempelajari agama Islam secara menyeluruh. Agar kita mampu melaksanakan perintah Allah SWT menjauhi larangannya, supaya kita bisa selamat dunia dan akhirat.

2

Depertemen Agama RI Alquran dan Terjemahnya, (Bandung : PT Sygma Examedia, 2007) h. 32

(18)

Tingkat keimanan dan ketakwaan seseorang dapat diukur dari tingkat Pendidikan Agama Islam yang diperoleh, pendidik pertama dan utama sebagai peletak dasar Pendidikan Agama Islam adalah keluarga. Oleh karena itu, dikatakan bahwa kualitas tingkat kehidupan beragama sangat dipengaruhi oleh keluarga. Fenomena yang terjadi di Kelurahan Bontoramba kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa bahwa kualitas tingkat kehidupan beragama berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain.

Penyebab perbedaan kualitas kehidupan beragama tentunya tidak terlepas dari Pendidikan Islam yang diterapkan dan yang diajarkan dalam kehidupan keluarga. Hal inilah yang melatar belakangi peneliti mengangkat masalah tersebut untuk dijadikan sebagai penelitian dengan judul " Peran Pendidikan Agama Islam Terhadap Kualitas Kehidupan Beragama dalam Keluarga di Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa."

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Peran Pendidikan Agama Islam dalam keluarga di kelurahan

Bontoramba Kecamatan Bontonompo selatan Kabupaten Gowa.?

2. Bagaimana Kualitas Kehidupan beragama dalam Keluarga di kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo selatan Kabupaten Gowa.?

3. Bagaimana Peran Pendidikan Agama Islam Terhadap Kualitas Kehidupan Beragama dalam Keluarga di Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.?

(19)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Peran Pendidikan Agama Islam dalam keluarga di kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo selatan Kabupaten Gowa. 2. Untuk mengetahui Kualitas Kehidupan beragama dalam Keluarga di kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo selatan Kabupaten Gowa. 3. Untuk mengetahui Peran Pendidikan Agama Islam Terhadap Kualitas

Kehidupan Beragama dalam Keluarga di Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Ilmiah

Sebagai suatu karya ilmiah, tulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang siknifikan dikalangan para pemikir yang intelektual, sehingga semakin menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan rujukan untuk para peneliti dalam studi penelitian yang sama.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi renungan dan masukan dari para keluarga agar lebih giat mempelajari dan memberikan pendidikan agama Islam terhadap keluarga di rumah dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan beragama dalam keluarga khususnya anak, di kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

(20)

1

A. Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

1. Peran Pengertian Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

Secara bahasa, peran berasal dari bahasa Inggris yaitu “role” yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “seperangkat tindakan yang dimiliki oleh orang berkedudukan”. Secara istilah, peran adalah berperilaku menurut posisi seseorang dalam masyarakat.3

Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa peran adalah seperangkat tindakan yang dimiliki oleh orang yang berkedudukan atau berperilaku menurut posisi seseorang dalam masyarakat.

Istilah “peran kerap diucapkan banyak orang. Sering kita mendengar kata peran diartikan dengan posisi atau kedudukan seseorang. Atau “peran” dikaitkan dengan “apa yang dimainkan” oleh seorang aktor dalam suatu drama. Lebih jelasnya kata “peran” atau “role” dalam kamus oxford dictionary diartikan: Actor‟s part; one‟s task of function. Yang berarti aktor; tugas seseorang atau fungsi.4

Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, perangkat

3

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2004) h. 854.

4

(21)

tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan pada peserta didik5

Ketika istilah peran digunakan dalam lingkungan pekerjaan, maka seseorang yang diberi (atau mendapatkan) sesuatu posisi, juga diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut. Harapan mengenai peran seseorang dalam posisinya, dapat dibedakan atas harapan dari si pemberi tugas dan harapan dari orang yang menerima manfaat dari pekerjaan/posisi tersebut.

Pendidikan yang bermutu adalah ketika peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa, dan negara yang yang dilakukan secara sadar dan terencana.6

Pengertian Pendidikan menurut UU. SISDIKNAS No.20 tahun 2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keaagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.7

Makna pendidikan bukanlah semata-mata menyekolahkan anak untuk menimbah ilmu pengetahuan, namun lebih luas daripada itu, dengan pendidikan yang baik secara komprehensif dan dibarengi dengan pembenahan intelektual

5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), h. 854

6

Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Beretika, (Yogyakarta : Grha Guru, 2011) h. 14

7

(22)

keluarga yang baik maka kelak dikemudian hari sang anak menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara dan agama. Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, budaya dan agama.8 Pendidikan tidak hanya di pandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga mencapai pola pikir pribadi dan sosial yang sesuai dengan keinginan. Banyak ragam pendapat mengenai arti dan makna pendidikan itu sendiri. Ada yang mengartikan pendidikan sebagai hasil suatu peradaban suatu bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup yang berfungsi sebagai suatu filsafat pendidikannya, suatu cita-cita atau tujuan yang menjadi motif, suatu cara berfikir dan berkelakuan suatu bangsa yang berlangsung turun-temurun.9

Dalam konsep Islam, pendidikan tidak sama dengan pembelajaran. Pendidikan bukan hanya terbatas pada upaya untuk mewujudkan masyarakat yang “melek huruf” juga bukan pula ditujukan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Secara materi, melalui kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi (iptek) sejalan dengan tujuan dan nilai ajaran maka pendidikan Islam mengacu ke upaya pembentukan manusia menjadi pengabdi Allah SWT. yang setia hingga ia mampu menjalankan tugas-tugas kekhalifahan yang diamanahkan kepadanya guna

8

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukasi Suatu

Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta : RinekaCipta, 2005 ) h. 53 9

Jalaluddin, Pendidikan Islam Pendekatan Sistem dan Proses, (Jakarta : PT RajaGrapindo Persada, 2016) h. 13

(23)

mewujudkan suatu kondisi kehidupan yang mampu memberi rahmat bagi seluruh alam.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan diartikan sebagai bimbingan yang diberikan oleh siapa yang bertanggung jawab kepada anak untuk membawanya ketingkat kedewasaan, tingkat kedewasaan jasmani, berupa pencapaian puncak pertumbuhan fisik, serta tingkat kedewasaan rohani terkait dengan tanggung jawab dan kemandirian, serta mengembangkan potensi dirinya dalam segala bidang supaya kelak di kemudian hari kita dapat mencapai cita-cita dan dapat berguna bagi dirinya, masyarakat, agama, bangsa dan negara.

Pendidikan Agama Islam terdiri dari tiga kata, yaitu kata Pendidikan Agama dan Islam. Kata pendidikan berasal dari kata didik yang artinya memelihara dan memberi latihan, mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Agama berasal dari dua kata sangsekerta yaitu, kata A dan GAMA, dimana A adalah tidak, dan GAMA adalah kacau, jadi agama adalah tidak kacau dan diwariskan secara turun-temurun.10 Agama yakni Agama Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ialah apa yang diturunkan kedalam Alquran dan Sunnah yang shahih berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia baik di dunia maupun di akhirat. 11

10

Abuddin Nata, Metodoligi Studi Islam, (Jakarta : PT RajaGrapindo Persada, 2010) h. 9

11

Pimpinan Putusan Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, (Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2015) h. 278

(24)

Islam berasal dari bahasa Arab yang kata dasarnya adalah Salimah yang berarti sejahtera, tidak tercelah dan tidak cacat. Kata Islam dapat diartikan sebagai kedamaian, kesejahteraan, dan keselamatan, penyerahan diri, ketaatan dan kepatuhan. Pendidikan Islam adalah penataan individual dan sosial yang dapat menyebabkan seseorang tunduk taat pada Islam dan menerapkannya secara sempurna di dalam kehidupan individu dan masyarakat. Pendidikan Islam adalah nama sistem yaitu sistem pendidikan yang Islami, yang memiliki komponen-komponen yang secara keseluruhan mendukung sosok muslim yang ideal. Pendidikan Islam ialah pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan Alquran dan Hadis.12

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Sebab dengan pendidikan seseorang akan dapat meraih cita-cita sehingga kebahagiaan pun dirasakannya. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga Allah SWT memerintah kan kepada manusia untuk mencari dan menuntut ilmu.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surah Al-Alaq (96) : 1-5

ْأَسْقا

ِىْصبِث

َكِّثَز

ِٖرهنا

َقَه َخ

(

٢

)

َقَه َخ

ٍَ ضَْ ِ ْلْا

ٍِْي

قَهَع

(

٢

)

ْأَسْقا

َكُّثَزَٔ

ُوَسْكَ ْلْا

(

٢

)

ِٖرهنا

َىههَع

ِىَهَقْنبِث

(

٢

)

َىههَع

ٍَ ضَْ ِ ْلْا

بَي

ْىَن

ىَهْعَي

(

٢

)

12

Tohirin , Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi dan

(25)

Terjemahnya :

Bacalah dengan menyebut nama tuhan mu yang menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan tuhanmulah yang maha mulia (3) Yang mengajarkan (manusia) dengan pena (4) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak di ketahuinya (5).13

Allah SWT memerintahkan kepada setiap umat muslim agar senantiasa belajar dan membaca Alquran serta buku-buku ilmu pengetahuan dalam segala bidang, seperti ilmu pendidikan Agama Islam, biologi, metodologi, filsafat, teologi, fisika, dan ilmu-ilmu lain. Manusia juga diajarkan agar belajar mambaca alam (pengalaman) untuk memperluas wawasan dan memperdalam pengetahuan tentang ilmu agama, untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar mencapai kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu dari segi derajat, juga mempunyai perbandingan antara orang yang berilmu dan yang tidak berilmu.

Berdasarkan ayat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia diperintahkan untuk selalu mengingat Allah SWT. yang maha mulia yang telah menciptakan dan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Dengan cara senantiasa belajar dan mempelajari agama Islam (al quran) serta pelajaran umum lainnya, manusia juga diajarkan menulis dan membaca untuk menambah wawasan agar bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan diakhirat.

13

Depertemen Agama RI Alquran dan Terjemahnya, (Bandung : PT Sygma Examedia, 2007) h. 597

(26)

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran Surah Al-Mujadilah (58) :

بَُّٓيَأُّي

ٍَيِرهنا

ا َُُٰٕٓياَء

اَذِإ

َميِق

ْىُكَن

إ ُحهضَفَر

ِٗف

ِشِه جًَْنا

إ ُحَضْفبَف

ِحَضْفَي

ُهاللَّ

ْىُكَن

َ

اَذِإَٔ

َميِق

أُزُشَْا

أُزُشَْبَف

ِعَفْسَي

ُهاللَّ

ٍَيِرهنا

إَُُياَء

ْىُكُِْي

ٍَيِرهنأَ

إُرُٔأ

َىْهِعْنا

ذ جَزَد

َ

ُهاللََّٔ

بًَِث

ٌَُٕهًَْعَر

سيِج َخ

(

٢٢

)

Terjemahnya :

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepada mu “Berilah kelapangan didalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatan berdirilah kamu” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa dejarat.dan Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.14

Ayat di atas sudah tampak jelas mengandung arti bahwa Allah SWT akan mengangkat dan meninggikan derajat orang-orang yang senantiasa beriman dan yang memiliki ilmu pengetahuan. Dan orang tersebut juga akan tampak arif dan bijaksana. Iman dan ilmu akan memberikan banyak manfaat untuk kemaslahatan umat baik di dunia dan di akhirat.

Berdasarkan ayat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia diperintahkan untuk membangun lembaga pendidikan (majelis) untuk dijadikan tempat menimba dan mempelajari ilmu Pendidikan Agama Islam dan ilmu umum lainnya. Allah SWT. akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan jika diamalkan kepada orang lain karena itu akan banyak memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang lain untuk bekal dunia dan akhirat.

14

(27)

Pendidikan agama bukanlah tanggung jawab guru sepenuhnya meskipun pada hakikatnya guru adalah pendidik , tetapi yang paling berperan penting dalam pendidkan agama Islam adalah orangtua, sebab orangtua lah pendidik pertama dan utama. Tanggung jawab dan amanah pendidikan, sesungguhnya diamanahkan oleh Allah SWT kepada orangtua, hanya saja ada lembaga pendidikan yang membantu orang tua untuk memberikan pendidikan agama kepada para anak.

Kewajiban orangtua dalam mendidik dirinya dan anggota keluarganya merupakan kewajiban utama kemudian diserahkan kepada „alim (guru). Penyerahan orangtua terhadap kewajiban mendidik anak-anaknya kepada guru karena adanya keterbatasan para orangtua baik dalam segi ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliknya. Kewajiban yang diterima guru dari para orangtua pada hakikatnya adalah perwujudan dari amanah Allah, amanah orangtua dan bahkan amanah masyarakat dan pemerintah. Dengan demikian, penerimaan guru terhadap amanah para orangtua dalam mendidik anak-anaknya merupakan suatu amanah yang mutlak dan harus dapat dipertanggung jawabkan. Namun, tidak berarti bahwa tanggung jawab orangtua berakhir setelah diserahkannya kepada guru, bahkan tanggung jawab orangtua tidak akan berakhir sepanjang hayat.

Pendidikan dalam pandangan Islam sama sekali tidak dapat terlepas dari kewajiban agama. Dengan demikian, institusi pendidikan juga terkait dengan amanah dan tanggung jawab keagamaan, sehubungan dengan itu menjadi institusi pendidikan yang kodrati dan yang syar‟i. Institusi yang utama dan pertama adalah keluarga, sedangkan yang diluar itu seperti masjid, organisasi keagamaan maupun sekolah (madrasah) termasuk ke institusi pendidikan syar‟i. Sejalan dengan

(28)

beberapa pengertian maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam suatu mata pelajaran yang di dalamnya terdapat usaha sadar untuk membentuk kepribadian muslim yang ditanamkan dalam keluarga dan diajarkan oleh orangtua serta dikembangkan di lingkungan sekolah (pendidikan formal) sehingga dapat memiliki kemampuan untuk memimpin kehidupan dirinya dan orang lain sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang berlandaskan pada Alquran dan Hadis.

Metodologi pendidikan Islam adalah suatu cara atau jalan yang tepat dan cepat untuk mencapai segala tujuan atau harapan yang ada pada Pendidikan Agama Islam dengan cara efektif dan efesien.15

2. Dasar dan Tujuan pendidikan Agama Islam a. Dasar pendidikan Agama Islam

Dasar adalah landasan tempat berpijak untuk tegaknya sesuatu, agar dapat berdiri dengan kokoh. Fungsi dasar adalah memberikan arah dan tujuan yang akan dicapai dan sekaligus memberikan kekuatan sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Pendidikan Islam merupakan bagian dari upaya untuk menanamkan nilai-nilai ajaran Islam dalam diri penganutnya. Sejalan dengan itu maka rujukan yang dijadikan landasan pemikiran pendidikan agama Islam itu identik dengan sumber utama ajaran Islam itu sendiri, yakni Alquran dan Hadis.16

Dasar tersebut dikembangkan melalui pemahaman para ulama dalam bentuk qiyas syar‟i, ijma‟ yang di akui, ijtihad dan tafsir yang benar yang

15

Suparta, Pengantar Teori dan Aplikasi Pengembangan Kurikulum PAI (Jakarta : PT. RajaGrapindo Persada, 2016), h. 283

16

Lihat Tohirin , Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi

(29)

terkemas dalam pemikiran yang menyeluruh dan terpadu. Kemasan yang dimaksud adalah mencakup pemikiran tentang jagad raya, manusia, masyarakat dan bangsa, Pengetahuan, kemanusiaan dan akhlak dengan merujuk kepada dua sumber asal (Alquran dan hadis) sebagai sumber utama. Menempatkan Alquran dan Hadis sebagai dasar pemikiran dalam pembentukan sistem pendidikan Islam mengacu kepada kebenaran hakiki yang telah diberikan oleh sang maha pencipta itu sendiri.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surah Al-Baqarah (2) : 2

َكِن ذ

ُت زِكْنا

َل

َتْيَز

ِّيِف َ

َ

ٖ دُْ

ٍَيِقهزًُْهِّن

(

٢

)

Terjemahnya :

Kitab (Al-qur‟an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.17

Pernyataan ini menegaskan bahwa kebenaran Alquran bersifat hakiki dan terabadikan serta Alquran dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman dasar pendidikan Islam karena Alquran tidak memiliki keraguan di dalamnnya. Alquran dan hadis pun berisi nilai-nilai dan ajaran Islam secara utuh, lengkap dan sempurna. Termasuk di dalamnya yaitu nilai-nilai ajaran Islam sebagai sistem nilai, sistem peradaban, maupun sistem pendidikan.

Berdasarkan ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Alquran dapat dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman dasar pendidikan Agama Islam dalam ayat tersebut menegaskan bahwa Alquran tidak dapat diragukan lagi dalam hal

17

(30)

memutuskan perkara, dijadikan sebagai dasar hukum dan mencakup semua aspek dalam tatanan kehidupan.

Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wasallam bersabda,

ٍَْع

ْيِثَأ

ُحَسْيَسُْ

َيِضَز

ُاللَّ

َُُّْع

َلبَق

ِّيِجَُهُنا

هٗهَص

ُاللَّ

ِّْيَهَع

َىههَصَٔ

ُذْك َسَر

ْىُكْيِف

ٍِْيَسْيَأ

ٍَْن

ا ُّْٕه ِضَر

بَي

ْىُزْكهضًََر

بًَِِٓث

:

َةبَزِك

ِاللَّ

َٔ

َخهُُص

ِّن ُْٕصَز

(

ِأز

ىهضي

)

Artinya :

Dari Abi Hurairah r.a Nabi SAW Bersabda, Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. (H.R. Muslim).18

Penjelasan dari hadis Tersebut adalah bahwasanya barang siapa yang benar-benar menghendaki, kembalilah pada Alkitab (Alquran) dan Sunnah (Hadis), yaitu wajib kembali kepada apa yang ada pada diri Sahabat Nabi SAW, para Tabi‟in dan para pengikut mereka setelah mereka.19

Penetapan Alquran dan Hadis sebagai dasar pendidikan agama Islam bukan saja dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keimanan semata, melainkan karena kebenaran yang terdapat dalam ke dua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar dan rasio manusia, serta dapat dibuktikan dalam sejarah atau pengalaman manusia. Alquran dan Hadis merupakan sumber pedoman segala usaha dan aktivitas umat Islam, tanpa terkecuali dalam pendidikan Islam, apabila tidak berdasar pada keduanya, maka pendidikan Islam tidak ada bedanya dengan pendidikan lainnya.

18

Hadis Shahih Riwayat Muslim (I/93) dan Al-Baihaqy ( X/114).

19

Manhaj as Salafi „inda Syaikh Nashiruddin al Albani, (karya Syaikh „Amr Abdul Mun‟im Salim), h. 27.

(31)

b. Tujuan pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan Islam pada hakikatnya identik dengan tujuan Islam itu sendiri. Tujuan dimaksud menyatu dalam hakikat penciptaan manusia, serta tugas yang diamanatkan kepadanya sesuai dengan statusnya, sama dengan dasar, maka tujuan pendidikan Islam juga mengacu pada informasi yang termuat dalam Alquran dan Hadis. Khususnya yang terkait langsung dengan hakikat penciptaan manusia, yakni untuk menjadikan manusia sebagai pengabdi Allah yang setia. Sebagaimana dalam Alquran Surah Az-Zariyat (51) : 56

بَئَ

ُذْقَه َخ

هٍِجْنا

َشَِْ ْلْأَ

هلِإ

ٌُِٔدُجْعَيِن

(

٢٢

)

Terjemahnya :

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada ku. 20

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan jin dan manusia semata-mata hanya ntuk beibadah kepadanya. Itulah tujuan utama dari Pendidikan Agama Islam yaitu membentuk iman dan takwa serta Akhlak yang mulia untuk umat muslim agar senantiasa selau mengingat dan beribadah dengan baik kepada Allah SWT. Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah yang bertakwa, menghambakan diri kepada Allah, yang artinya ialah beribadah kepadanya dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun.

Berdasarkan ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Allah SWT menciptakan jin dan manusia hanya untuk menyembah dan beribadah kepada

20

(32)

Allah SWT dan tidak menyekutukan dengan apapun itu. Dan beribadah kepada Allah SWT adalah suatu kewajiban utama diciptakannya manusia ke muka bumi ini. Jika manusia sudah bisa melaksanakan kewajibannya dengan baik maka tujuan dari pendidikan agama Islam itu sudah terwujud karena manusia sudah bertakwa dan menghambakan diri kepada Allah SWTdengan cara beribadah kepadanya.

Ketaatan pada kekuasaan Allah SWT. ini mengandung makna penyerahan diri secara total kepada Allah SWT. bila manusia telah bersikap menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. berarti ia telah berada dalam dimensi kehidupan yang mensejahterakan di dunia dan membahagiakan di akhirat.

Tujuan pendidikan Islam adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya khalifatullah dan

„abdullah. Oleh karena itu, tugas pendidikan adalah memelihara kehidupan

manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut. Dengan demikian tujuan pendidikan itu adalah membentuk pribadi “khalifah” yang dilandasi dengan sikap ketundukan, kepatuhan dan kepasrahan sebagaimana hamba Allah.21

Secara garis besar tujuan pendidikan Islam terdiri dari empat, yaitu : 1. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan

21

Heri Gunawan, Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2014), h. 10.

(33)

pandangan. Tujuan umum ini berbeda kepada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama bentuk insan kamil dengan pola takwa harus dapat tergambar pada pribadi seseorang.

2. Tujuan Akhir

Pendidikan Islam itu berlangsung seumur hidup, maka tujuan akhir terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Tujuan umum yang berbentuk insan kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah dan berkurang. Orang yang sudah takwa dalam bentuk insan kamil, masih perlu mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya tidak luntur dan berkurang meskipun pendidikan oleh diri dan bukan dalam pendidikan formal.

3. Tujuan Sementara

Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum formal. Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola takwa sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, sekurang-sekurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik.

4. Tujuan Operasional

Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik suatu keterampilan dan kemampuan tertentu. Sifat operasionalnya yaitu sifat penghayatan dan kepribadian.

(34)

Adapun Tujuan pendidikan Islam yang mengacu kepada tiga bidang yaitu : 1. Tujuan Individu

Tujuan indivudu diarahkan pada perubahan tingkahlaku, aktivitas dengan mengacu kepembentukan pribadi yang mampu menyelamatkan diri dalam kehidupan dunia dan akhirat.

2. Tujuan Sosial

Tujuan sosial terkait pencapaian perubahan, pertumbuhan maupun kemajuan yang diinginkan dalam masyarakat secara umum.

3. Tujuan Profesional

Tujuan professional mengacu kepada pencapaian kemampuan tingkah laku professional dalam bidang dan keahlian masing-masing yang berhubungan dengan aktivitas masyarakat.22

Ketiga tujuan tersebut mengacu kepada pencapaian pembentukan sosok kepribadian yang berakhlak mulia, unggul dan profesional serta warga masyarakat yang baik. Sosok warga masyarakat yang mampu menjadikan dirinya berkontribusi dan membangun kehidupan masyrakat beriman dan beramal sholeh. Dua ciri utamanya yakni iman dan amal sholeh keduanya terangkai dalam satu kesatuan yang utuh. Amal sholeh adalah aktivitas yang dilandasi oleh nilai-nilai imani. Fungsi pendidikan yang Islami adalah sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam rangka membangun kerajaan dunia yang makmur, dinamis, harmonis dan lestari sebagaimana yang disyariatkan oleh Allah. Pendidikan Islam

22

Al- Syaibany Omar Muhammad Al-Toumy, Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Bulan Bintang. 1979).h 399

(35)

tidah hanya mengajarkan pendidikan kebaikan untuk dunia saja melainkan mengajarkan kebaikan untuk bagaimana kebaikan di akhirat.23

Dengan demikian, pendidikan yang islami mengemban misi yang melahirkan manusia yang tidak hanya memanfaatkan persediaan alam, tetapi juga manusia yang mau bersyukur kepada yang mebuat manusia dan alam memperlakukan manusia sebagai khalifah dan menjadikan alam tidak hanya sebagai objek penderita semata, tetapi juga sebagai komponen integral dari sistem kehidupan. Pendidikan yang islami tidak lain adalah upaya mengefektifkan aplikasi nilai-nilai agama yang dapat menimbulkan transformasi nilai dan pengetahuan secara utuh kepada manusia, masyarakat dan dunia pada umunya.

Agama merupakan sistem nilai dan tata cara ibadah serta berakhlak dan berbudi pekerti yang baik terhadap sesama manusia, lingkungan, dan alam. Manusia sebagai pelaksana ajaran agama yang memiliki tujuan atau maksud tertentu dalam interaksi dengan manusia atau makhluk lain, harus mampu mengimplementasikan nya sesuai dengan ajaran agama. Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidaklah berarti, sebab usaha harus ada awal dan akhirnya. Pada umumnya suatu usaha baru berarti jika tujuannya tercapai. Bahkan, ada usaha berakhir atau berhenti karena kegagalan sebelum tujuannya tercapai, tetapi usaha itu belum dapat disebut berakhir.

23

Pupuh Fturohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Pemahan Konsep Umum dan

(36)

Adapun tujuan pendidikan Islam mengandung tiga dimensi nilai, yaitu sebagai berikut:

1. Dimensi yang mengandung nilai yang meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia.

2. Dimensi yang mengandung nilai untuk mendorong manusia, untuk meraih kehidupan yang bahagia di akhiratnya.

3. Dimensi yang mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan hidup dunia dan akhirat.24

Para pakar merumuskan beberapa hal yaitu menyatukan kehidupan dunia dan akhirat, menyatukan ilmu agama dan ilmu umum, menyatukan iman dan rasio, menyatukan agama berdasarkan akidah, syariah, dan akhlak yang sama, serta menyatukan individu dan masyarakat karena saling menunjang. Mendorong manusia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia bagi bekal kehidupan di akhirat. Menuntut manusia agar tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi, yang berpotensi bagi terkikis nya nilai-nilai akidah seta merupakan perpaduan antara keserasian dan keseimbangan antara keduanya.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa dimensi nilai pertama, mendorong manusi untuk mengelola dan memanfaatkan dunia bagi bekal kehidupan di akhirat. Sedangkan dimensi nilai kedua, menuntut manusia agar tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan dunia atau materi, yang berpotensi bagi terkikisnya nilai-nilai akidah. Sementara dimensi nilai ketiga, merupakan perpaduan antara keserasian dan keseimbangan keduanya.

24

(37)

Tujuan Pendidikan Agama Islam berdasarkan penjelasan alquran ada empat, yaitu:

1. Memperkenalkan kepada manusia sebagai individu kedudukannya di antara makhluk dan tanggungjawabnya pribadi dalam kehidupan ini. 2. Memperkenalkan kepada manusia hubungan-hubungan social dan

kemasyarakatannya, serta tanggungjawabnya terhadap ketentraman masyarakat.

3. Memperkenalkan kepada manusia alam seluruhnya dan menjadikannya mengetahui hikma khalik dalam penciptaanya dan memungkinkan manusia memanfaatkannya.

4. Memperkenalkan kepada manusia pencipta alam dan cara beribadah kepadanya.

Penjelasan dari keempat tujuan tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Namun demikian, tiga tujuan pertama (tujuan antara) mengantarkan pencapaian tujuan keempat, yakni mengenal dan bertakwa kepada Allah SWT. Dengan demikian, tujuan akhir dari pendidikan Islam adalah mengenal Allah dan bertakwa kepada Allah SWT.25

Orientasi utama pendidikan agama Islam adalah membentuk insan kamil, yakni manusia yang sempurna. Manusia sempurna adalah manusia yang memiliki karakter positif, seperti, berakhlak mulia, berkepribadian, disiplin, optimis, dinamis, tanggung jawab, mandiri, terampil, kreatif dan inovatif. Perpaduan ini

25

Muh.Fadli Al-Jamaly, Filsafat Pendidikan Agama Islam dalan Pendidikan Al-Qur‟an

(38)

akan berfungsi sebagai daya tangkal terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari berbagai gejolak dalam berbagai bidang kehidupan manusia, baik yang bersifat spritual, sosio-kultural, ekonomi, ideologi, maupun kepribadian.

3. Kedudukan dan Fungsi keluarga a. Kedudukan keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari kelangsungan hidup agama, bangsa dan negara. Lingkungan Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat dan sebagai salah satu institusi sosial dalam masyarakat terjadi beberapa aktivitas dan interaksi, didalam keluarga hubungan antar individu, hubungan otoritas, pola pengasuhan, pembentukan karakter, masuknya nilai-nilai masyarakat dan lain-lain. Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu-individu dalam grup dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya, dan keluarga sudah barang tentu yang pertama-tama pula menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak.26

Keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai yang paling intensif dan menentukan. Karena itu, menjadikan kewajiban setiap anggota keluarga untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah yang di kenal dengan keluarga Sakinah. Keluarga dituntut untuk benar-benar dapat mewujudkan keluarga

26

(39)

sakinah yang terkait dengan pembentukan generasi muda untuk memudahkan pendidikan agama manuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa keluarga merupakan tempat yang paling pertama untuk seseorang mendapatkan pendidikan. Keluarga juga dapat dikatakan sebagai tempat penanaman nilai-nilai Akhlak dan kepribadian Islam.

b. Fungsi keluarga

Keluarga difungsikan selain dalam mengasosiasikan nilai-nilai ajaran Islam juga melaksanakan fungsi kaderisasi dan menanamkan akhlak yang baik, sehingga anak-anak tumbuh menjadi generasi muslim yang dapat menjadi pelangsung dan penyempurna gerakan dakwah dan penerus agama Islam yang baik dikemudian hari. Keluarga merupakan salah satu tri pusat pendidikan, ia merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama dan berfungsi meletakkan dasar-dasar kehidupan keluarga, sekaligus merupakan pilar pertama kehidupan suatu masyarakat dan suatu bangsa.

Keluarga adalah salah satu dari lingkungan pendidikan yang paling berpengaruh atas jiwa anak. Karena keluarga adalah lingkungan pertama di mana manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya. Di lingkungan keluarga pula manusia pertama kali dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya, maka keluarga harus menciptakan suasana yang edukatif

(40)

sehingga anak tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan ideal dalam pendidikan Islam.27

Adanya fungsi yang demikian maka keluarga memegang peran yang sangat penting dan strategis dalam pembentukan kepribadian anak pada khususnya dan pembangunan manusia pada umumnya. Lingkungan keluarga harus memerankan multi fungsi dalam hidup seseorang, yaitu antara lain, fungsi sosial, fungsi ekonomi, fungsi rekreasi dan reproduksi, fungsi pendidikan dan lain sebagainya. Tujuan pendidikan dalam rumah tangga adalah agar anak mampu berkembang secara maksimal yang meliputi segala aspek perkembangan anak, yaitu jasmani, akal dan ruhani, yang bertujuan untuk membantu sekaloh dan lembaga lain dalam mengembangkan pribadi anak. 28

Tugas dan fungsi keluarga yaitu berkewajiban untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan Agama Islam kepada semua anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga berkewajiban menjaga diri dan anggota keluarga lainnya agar senantiasa terhindar dari perbuatan keji dan mungkar yang nantinya akan menyesatkan. Allah SWT telah memerintahkan kepada hamba-hambanya agar beriman dan senantiasa menjaga diri dan keluarga dari perbuatan keji dan mungkar agar terhindar dari siksa api neraka.

27

Moh. Haitamin Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2016), h. 265

28

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 240.

(41)

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Alquran surah At-Tahrim (66) : 6

بَُّٓيَأٰٓ ي

ٍَيِرهنا

إَُُيا ََ

ا ُٰٕٓق

ْىُكَضُفََْأ

ْىُكيِهَْْأَٔ

ا زبََ

بَُْدُٕقَٔ

ُسبهُنا

ُحَزب َجِحْنأَ

بَْٓيَهَع

خَكِئٰٓ هَي

ظ َلَِغ

داَدِش

هل

ٌَُٕصْعَي

َهاللَّ

ٰٓبَي

ْىَُْسَيَأ

ٌَُٕهَعْفَئَ

بَي

ٌَُٔسَيْؤُي

(

٢

)

Terjemahnya :

Wahai orang-orang yang beriman.! peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.29

Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada manusia (muslim) untuk senantiasa menjauhkan diri dari api neraka, yaitu dengan cara menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah SWT dan harus menjauhkan diri dari perbuatan atau sifat yang tidak di sukai oleh Allah SWT yang berakibat akan mencelakakan dirinya.

Berdasarkan ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada orang yang beriman untuk menjaga diri dan keluarganya dengan cara berbuat baik dan melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Agar terhindar dari api neraka, itulah sebabnya manusia diperintahkan untuk mempelajari pendidikan Agama Islam agar terhindar dari keburukan dan dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk karena itu akan memberikan dampak buruk untuk dirinya sendiri dan orang lain.

Keluarga merupakan institusi pendidikan yang kodrati mengacuh kepada tuntunan ajaran Islam terhadap orangtua, sebagaimana yang telah disebutkan pada

29

(42)

Ayat di atas, dengan demikian, aktivitas kehidupan dalam keluarga tak dapat dilepaskan dari pendidikan. Untuk menjauhi perbuatan yang dilarang oleh Allah adapun berbuatan yang dapat dilakukan yaitu : bersikap sabar, mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh Allah, tawadhu, amanah, serta mampu menahan diri dari berbagai nafsu yang dapat menjerumuskan diri kedalam lembah kenistaan dan masih banyak lagi perbuatan positif lainnya yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Keluarga merupakan institusi pendidikan yang kodrati mengacuh kepada tuntunan ajaran Islam terhadap orangtua, aktivitas kehidupan dalam keluarga tak dapat dilepaskan dari pendidikan. Aktivitas keluarga adalah bagaimana keluarga menjalankan peran dan fungsinya sebagai peletak dasar pendidikan dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai berikut :

a. Di tengah arus media elektronik dan media cetak yang semakin terbuka, keluarga dituntut perhatian dan kesungguhan dalam mendidik anak-anak dan menciptakan suasana yang harmonis agar terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif dan terciptanya suasana pendidikan keluarga yang positif sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

b. Keluarga dituntut keteladanannya untuk menunjukkan penghormatan dan perlakuan yang ihsan terhadap anak-anak dan perempuan serta menjauhkan diri dari praktik-praktik kekerasan terhadap anggota keluarga dan penelantaran hidup mereka.

c. Keluarga perlu memiliki kepedulian sosial dan membangun hubungan sosial yang ihsan, islah dan ma‟ruf dengan tetangga-tetangga sekitar

(43)

maupun dalam kehidupan sosial yang lebih luas di masyarakat sehingga tercipta qaryah tayyibah dalam masyarakat setempat.

d. Pelaksanaan sholat dalam kehidupan keluarga harus menjadi prioritas utama, dan kepala keluarga jika perlu memberikan sanksi yang bersifat mendidik.30

Kesimpulan dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa keluarga harus senantiasa berupaya untuk melakukan yang terbaik dalam mendidik anak-anak agar terhindar dari hal-hal yang negatif. Selain itu, keluarga juga harus menunjukkan keteladanan, membangun kepedulian sosial, dan menjadikan sholat sebagai prioritas utama. Karena orangtua lah yang menjadi pendidik dan penanggungjawab pertama dan utama. Sehubungan dengan tugas serta tanggungjawab itu maka ada baiknya orangtua mengetahui sedikit mengenai apa itu pendidikan dalam rumah tangga, pemgetahuan itu sekurang-kurangnya dapat menjadi penuntun, rambu-rambu bagi orangtua dalam mendidik anak.

B. Kualitas Kehidupan Beragama

1. Pengertian Kualitas Kehidupan Beragama

Kualitas kehidupan beragama merupakan tingkat atau tinggi rendahnya bobot pemahaman nilai-nilai ajaran Islam yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, bahwa kualitas kehidupan beragama menyangkut akhlak atau perilaku keagamaan yang dimiliki seseorang. Perilaku keberagamaan adalah kelakuan atau perilaku yang berhubungan dengan agama berupa kelakuan

30

Abdurrahma Asyumi, Pedoman Hidup Warga Muhammadiyah, ( Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2016) h. 69

(44)

yang di ridhai Allah SWT. Perilaku keberagamaan juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama.

Secara sosiologis Perilaku keberagamaan adalah sebagai rasa/persepsi yang terhayati ketika terjadi kontak dengan apa yang diimaninya atau perasaan yang muncul saat bersentuhan dengan aktivitas keagamaan.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku beragama adalah perilaku seseorang berupa kegiatan - kegiatan yang berhubungan dengan agama, Allah, sesama manusia, lingkungan dan diri sendiri dengan melakukan kegiatan yang di ridhai Allah SWT. Ada tiga unsur nilai-nilai keagamaan yang berasal dari Alquran dan Sunnah Rasul, sikap dan tindakan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Hablum Minallah (perilaku yang berhubungan dengan Allah)

Hubungan manusia dengan Allah SWT, merupakan hubungan antara yang diciptakan dan yang menciptakan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah berkewajiban untuk menyembah Allah, kewajiban ini sesuai dengan tujuan dari penciptaan manusia itu sendiri, yaitu manusia diwajibkan untuk senantiasa menyembah dan beribadah kepada Allah SWT.

b. Hablum Minannas (perilaku yang berhubungan dengan sesama manusia) Manusia dalam kehidupannya di dunia tidak bisa terlepas dari sesamanya, karena manusia adalah makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan sesama manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang

(45)

lain.31 Jika manusia hidup tanpa bantuan manusia lain maka manusia itu tidak akan bisa bertahan lebih lama. Intinya hubungan Hablumminannas adalah hubungan hal saling membantu antar sesama manusia.

c. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri

Perilaku terhadap diri sendiri adalah perilaku yang paling utama dan universal, dikatakan demikian karena kepentingan dan kebutuhan diri sendiri merupakan pokok pangkal dari kepentingannya sebagai anggota masyarakat. Dalam Islam melakukan kewajiban terhadap diri sendiri adalah perintah dari Allah SWT.

2. Faktor Perilaku Beragama

Faktor perilaku beragama adalah suatu hal yang dapat mempengaruhi tingkat perbedaan manusia dalam memahami dan mengajarkan Pendidikan Agama Islam dalam suatu kelompok atau lingkungan.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku beragama yaitu : a. Faktor internal (Faktor dari Dalam)

1. Faktor internal dapat dipengaruhi oleh faktor Hedonitas atau biasa disebut dengan faktor keturunan yaitu faktor bawaan yang turun-temurun yang mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Tingkat usia adalah faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keagamaan seseorang, semakin tinggi tingkat usia seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman seseorang dalam agama.

31

(46)

3. Kepribadian atau jati diri adalah faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keagamaan karena masing-masing orang memiliki kepribadian dan pemahaman yang berbeda dalam memahami agama yang dipercayainya.

4. Insting dan Naluri adalah keadaan manusia yang bergantung kepada naluri tertentu, sehingga membentuk kemauan yang melahirkan tindakan. Akal dapat mengendalikan naluri sehingga terwujud perbuatan yang di putuskan oleh akal.32

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar)

1. Lingkungan Keluarga merupakan faktor utama dalam pembelajaran dan pengembangan pendidikan agama Islam anak dalam keluarga, karena orangtua sangat berpengaruh dalam pemahaman agama anak. 2. Lingkungan sekolah, juga memiliki pengaruh penting dalam

pemahaman agama anak, karena pemahaman agama anak yang didapatkan dan diajakran oleh orangtua di rumah, akan dikembangkan oleh guru di lingkungan sekolah.

3. Lingkungan masyarakat, Setelah memasuki lingkungan sekolah tentu kita akan memasuki lingkungan masyarakat, dimana dalam masyarakat memiliki berbagai macam pendapat dalam pemahaman Islam. Oleh karena itu, kita harus dapat menyesuaikan diri dengan

32

Jalaluddin Said Usman, Filsafat Pendidikan Islam, Konsep dan Perkembangan

(47)

sikap, norma serta nilai-nilai keagamaan yang berlaku di masyarakat.33

Aktivitas kehidupan beragama tidak dapat dipisahkan dari ketiga unsur yaitu hubungan kepada Allah, Sesama manusia dan kepada diri sendiri. Sedangkan faktor yang mempengaruhi keagamaan juga memiliki dua faktor yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri seperti faktor keturunan, tingkat usia dan kepribadian. Faktor eksternal adalah faktor dari luar seperti faktor lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor tersebut yang akan mempengaruhi jiwa keagamaan seseorang yang perwujudannya dapat dilihat melalui perilaku keagamaan yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan merupakan proses pengembangan, pemeliharaan dan melatih diri mengenai Akhlak yang mulia, kecerdasan, dan kepribadian manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang hidupnya melalui suatu pembelajaran. Pendidikan bisa kita dapatkan tidak hanya dalam lingkungan sekolah saja, tetapi pendidikan juga bisa kita dapatkan dalam lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat, dimana dalam lingkungan keluarga orangtua adalah guru yang paling utama dan pertama yang mengajarkan kita berbagai macam ilmu yang diketahui oleh orangtua. Ilmu yang paling penting dan harus diberikan orangtua kepada anak nya adalah ilmu agama, yakni Ilmu Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan juga dapat kita peroleh dari lingkungan masyarakat, seperti dengan adanya organisasi yang dibentuk dalam masyarakat seperti organisasi

33

Yatimin Abdullah, Stadi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an (Jakarta : Amzah, 2007), h. 75.

(48)

Remaja Mesjid atau organisasi-organisasi lainnya yang bersifat Islami. Karena dengan pendidikan Agama yang baik, kita dapat menempuh kehidupan yang baik di dunia dan dengan Pendidikan Agama pula kita dapat meraih kehidupan yang baik di akhirat kelak, dengan kata lain kebaikan di dunia maupun di akhirat bisa didapatkan melalui pendidikan Agama yang baik pula.

(49)

36 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah usaha secara sistematis untuk mencari pemecahan terhadap problem-problem yang ada bagi manusia yang mengganggu pikirannya. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bermaksud untuk memahami penomena tentang apa yang dialami subjek peneliti seperti peran pendidikan agama Islam dalam keluarga.

Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi rendah, namun nantinya akan berkembang secara luas sesuai keadaan dilapangan.34

Pendekatan kualitatif mampu menghasilkan uraian mendalam untuk memperoleh gambaran seutuhnya mengenai satu hal yang ingin diteliti. Salah satunya menggunakan pendekatan kualitatif, metode ini dapat digunakan untuk menentukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik penomena yang akan diteliti, yakni Peran Pendidikan Agama Islam Terhadap Kualitas Kehidupan

34

Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah, Universitas Muhammadiyah Makassar . hlm 1

(50)

Beragama dalam Keluarga di Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Alasan penulis memilih penelitian kualitatif, karena ingin mendapatkan data dan informasi sebagai pendukung penelitian. Data tersebut dianalisis dan digambarkan secara objektif dan akurat tentang kegiatan, peristiwa dalam sebuah proses penelitian

Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode observasi dan interview untuk memperoleh data yang akurat, yang dihasilkan dari wawancara dan pengamatan sehingga dapat diuraikan kesimpulan.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian yaitu di Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Lokasi penelitian ini didasarkan pertimbangan bahwa di tempat ini terdapat banyak keluarga yang memiliki tingkat pendidikan dan pemahaman ajaran agama Islam yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat pendidikan dan pemahaman agama ini merupakan imbas dari kebiasaan yang diturunkan oleh orang-orangtua dahulu. Selain itu, kemajuan tehnologi yang menjadi penyebab tergesernya pendidikan Islam di wilayah tersebut. Hal ini, yang melatar belakangi peneliti untuk menjadikan Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa sebagai lokasi penelitian.

Objek penelitian ini adalah Kepala Kelurahan, Kepala Dusun, Imam Kelurahan, Imam Dusun, RT, RW, dan 4 Kepala keluarga. Sebagai sumber informasi data, yang dapat diambil oleh peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan

Pada perlakuan P2 tingginya diameter telur yang dihasilkan disebabkan karena hormon estradiol- 17β yang diberikan sudah optimum untuk proses vitelogenesis di hati dan

 Dengan melakukan pengamatan dan pengumpulan informasi, siswa mampu membuat teks nonfiksi tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya secara benar..

Diperkirakan biaya alat instrumentasi dan alat control serta biaya pemasangannya sebesar 10 % dari harga alat terpasang (Timmerhaus, 1991)A.

Sehubungan dengan penjualan seluruh kepemilikan saham PT MDS (Catatan 38), pada bulan April 2010, PT MPP telah mencatat penurunan nilai untuk beberapa aset tetap

(4) Hasil uji determinasi (R 2 ) sebesar 0,351 arti dari koefisien ini adalah bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel tingkat pendidikan dan motivasi orang

Hasil skala VACP dan SF-36 serta deskripsi diri mengenai persepsi dampak shift kerja terhadap kepuasan kerjanya kemudian dapat digunakan untuk mempetakan kondisi stress karyawan

Seseorang ,ang didalam darahn,a mengandung &irus dengue merupakan sumber penularan pen,akit demam berdarah+ irus dengue berada dalam darah selama 9 hari mulai