• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 PELATIHAN KID DAN FD DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 PELATIHAN KID DAN FD DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

No. Kode: 23.07.RDHP.0012

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008

PELATIHAN KID DAN FD

DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Oleh : M Luthfi Ika Novita Sari

Ulyatu Fitrotin Farida Sukmawati M

(2)

LAPORAN AKHIR

PELATIHAN BAGI PETUGAS KID DAN FD

DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

MELALUI INOVASI (P4MI)

Oleh

Ir. M. Luthfi

Ika Novita Sari, SP

Suparni

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa bahwa kegiatan Pelatihan bagi Petugas Komite Investasi Desa (KID) dan fasilitator Desa (FD) serta penyuluh Pertanian di Wilayah KID yang dilaksanakan tanggal 20 – 22 juni 2008 laporannnya telah selesai dibuat.

Laporan ini disusun berkat kerjasama berbagai pihak yang terlibat sejak kegiatan persiapan hingga pelaksanaan kegiatan bahkan sampai tersusunnya laporan ini.

Disadari laporan ini masih terdapat kekeurangan dan kesempurnaannya, untuk itu bagi pihak yang memberikan saran ,kritik konstruktif akan diterima dengan senang hati untuk penyempurnaan dan perbaikan di tahun tahun berikutnya.

Harapan kami mudah mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan sebagai acuan kami dalam perbaikan teknologi dan pelaksanaan yang akan datang

Kepala Balai

Dr. Ir. Dwi Praptomo S, MS NIP.080 065 973

(4)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR 2008

1. Judul Kegiatan :

Pelatihan Bagi Petugas KID Dan FD

Di Kabupaten Lombok Timur

2. Nama Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB

3. Alamat : Jl Raya Peninjauan PO. BOX 1017 Mataram

4. Penanggung Jawab :

a. Nama : Ir. M. Luthfi b. Pangkat/Golongan : Penata Tk. I, III-d

c. Jabatan

c1. Struktural : -

c2. Fungsional : Penyuluh Pertanian Pertama 5. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Lombok Timur 6. Status Kegiatan : Baru

7. Tahun Dimulai : 2008 8. Tahun Ke : I. 2008

9. Biaya Kegiatan TA. 2008 : Rp. 86.190.000,- 10

. Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat. Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian TA. 2008

Mataram, 31 Desember 2008 Mengetahui :

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB,

Dr. Ir. Dwi Praptomo S, MS NIP. 080 065 973

Penanggungjawab Kegiatan

Ir. M. Luthfi NIP: 080071942

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... ... i

Halaman pengesahan ... ii

Kata pengantar... iii

Daftar isi ... iv Ringkasan ... v PENDAHULUAN ... 1 Latar belakang ... 1 Dasar pertimbangan ... 3 Manfaat ... 3 Tujuan ... ... 4 Luaran ... 4 Dampak... 4 METODOLOGI... 5 JALANNYA PELATIHAN ... 9

KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19

(6)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemberdayaan petani merupakan salah satu fokus penting berbagai negara berkembang selama beberapa dekade ini seperti diungkapkan Bank Dunia. Hakekatnya pemeberdayaan adalah suatu proses perubahan terhadap kelompok masyarakat yang dalam hal ini adalah petani yang dilakukan dengan cara memobilisasi petani secara kolektif untuk mencapai tujuan ekonomi, sosial dan politik. Pemberdayaan petani dalam konteks pengentasan kemiskinan telah dirintis oleh P4MI, melalui pendekatan kegiatan Agribisnis. Tujuan pengembangan agribisnis adalah 1) sebagai sarana untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan, terutama untuk mengentaskan golongan miskin, 2) sebagai sarana pengembangan, pemanfaatan dan keberlanjutan investasi desa yang telah dibangun.

Agribisnis dilihat dari pendekatan bisnis adalah kegiatan usaha pertanian yang mencari keuntungan. Keuntungan itu diperoleh dari hasil produksi yang dijual ke pasar dimana selisih nilai jual dengan biaya produksi menjadi milik petani. Dengan orientasi mencari keuntungan, memotivasi petani berpikir keras, rasional, kreatif atau inofatif dan berani mengambil resiko dalam setiap kegiatannya, sebagai ciri usahawan.

Salah satu hambatan pengembangan usaha adalah rendahnya kemampuan untuk berwirausaha. Kemampuan berwirausaha dapat dicontohkan seperti kemampuan dalam melihat peluang kegiatan usaha, memanfaatkan peluang kerja, pemilihan jenis usaha, peluang pasar, teknik memasuki pasar, manajemen usaha dan keuangan, sumber informasi, mencari mitra usaha dan sebagainya

Peningkatan kesejahteraan yang berkeadilan dalam masyarakat merupakan tujuan utama pembangunan nasional. Untuk itu pembangunan menuju bangsa yang maju dan mandiri untuk mewujudkan kesejahteraan mengharuskan pengembangan dengan bertumpu pada manusia dan masyarakat. Atas dasar itu, titik berat pembangunan nasional di letakkan pada bidang ekonomi seiring peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Hasil study empiris telah membuktikan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia yang juga

(7)

dilakukan melalui pendidikan dan latihan (diklat) memberikan sumbangan yang besar bagi peningkatan pertumbuhan dan kemajuan suatu negara.

Barro (1991), Mankiw, Rower dan Wil (1992) dalam Kartasasmita (1996) menyatakan bahwa; partisipasi pendidikan dan investasi yang cukup besar untuk pendidikan tahun 60 an merupakan faktor yang penting dalam menjelaskan variasi pertumbuhan negara di dunia selama 30 tahun terakhir ini. Kualitas sumber daya manusia memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi pertumbuhan yang setara dengan sumbangan yang diberikan “Physical capital”.

Dengan pendekatan ini secara jelas terlihat apa yang menjadi kunci keberhasilan pesatnya perkembangan negara-negara Asia yaitu penekanan penguatan kualitas sumber daya manusia. Dengan sumber daya alam yang terbatas maupun hambatan yang dihadapi dalam eksport. Pengalaman tersebut dapat menjadi pengalaman bagi bangsa Indonesia untuk terus memacu pembangunan nasional.

Daya saing lebih didasarkan pada keunggulan kompetitifyang berupa teknologi, kualitas sumber daya manusia, kemampuan investasi dan promosi. Sesuai dengan sifatnya sektor pertanian tertumpu pada proses biologi yang memanfaatkan sumber daya alam, karakteristik yang melekat pada produksinya musiman dan mudah rusak. Kemudian karakteristik produsen pada umumnya memiliki keterbatasan modal, manajemen yang profesional dan kemampuan mengakses informasi terutama informasi tentang pasar.

Pengembangan sumberdaya manusia melalui pelatihan lebih cendrung pada pendekatan training for imfact, walaupun tidak mengabaikan pendekatan lainnya. Diantaranya ada sinyalemen/kritik yang saling mengomentari hasil pelatihan. karena pendekatan ini lebih project diven ketimbang curiculum based. Hasil identifikasi business needs, diketahui bahwa kerjasama dalam kemitraan usaha merupakan isu yang menonjol. Secara spesifik kesejajaran tersebut dapat di upayakan melalui perbaikan eksesebilitas sarana pendidikan, perbaikan kemampuan manajerial..

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat (NTB) mempunyai mandat untuk mengembangkan agribisnis pedesaan sesuai spesifik lokasi. Guna memberikan kontribusi real terhadap pengembangan usaha yang berorientasi agribisnis, BPTP NTB harus inovatif dan relevan dengan kebutuhan

(8)

masyarakat dalam pengembangan agribisnis pedesaan. Dalam upaya mencapai tujuan pengembangan agribisnis pertanian yang telah ditentukan, maka salah satu faktor yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan masyarakat melalui pelatihan bagi KID dan FD yang ada di wilayah pedesaan lokasi poor farmer.

B. Dasar Pertimbangan

Sektor informal yang terkait agibisnis adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pangan yang mencapai 42,39 juta unit atau 99 % dari total UMKM (2006). UMKM pangan memiliki nilai produksi Rp 439,86 trilyun (40% total nilai produksi). Hal ini menunjukkan bahwa manfaat pembangunan petanian dalam mendukung UMKM pangan luar biasa kontribusinya. UMKM pangan tersebar di wilayah perkotaan maupun pedesaan dan sektor inilah bersama sektor pertanian yang berjasa dalam meredam gejolak krisis ekonomi yang menerpa Indonesia. Kedua sektor tersebut menyediakan lapangan kerja bagi tenaga kerja.

Kemampuan manajemen pengelola usaha agribisnis dalam mengelola sumber daya yang ada seperti, tenaga kerja, saprodi, dll,, yang menyebabkan sebaik apapun teknologi yang diintroduksikan ke masyarakat pengguna teknologi, maka tidak akan terjadi kegiatan yang berkesinambungan atau berkelanjutan, hanya bersifat sesaat dan juga dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang berdampak pada peningkatan keuntungan dari usaha agrbisnis pedesaan. Sehingga dianggap perlu untuk melakukan pelatihan pengembangan agribisnis, khususnya dibidang manajemen usaha agribisnis pedesaaan.

C. Manfaat

Dengan pelatihan yang dilakukan diharapkan terjadi kebangkitan petani yang selanjutnya membawa perubahan dalam kegiatan usahataninya. Usahatani mereka tidak lagi berorientasi untuk mencukupi kebutuhan keluarga tetapi menjadi petani yang berwawasan komersial.

(9)

D. Tujuan

Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan KID dan FD dalam penerapan teknologi yang akan dan sedang dikembangkan di wilayah Poor Farmer (P4MI) sesuai dengan komoditi unggulan yang ada di pedesaan.

E. Luaran

Kemampuan KID dan FD dalam manjemen Teknologi budidaya sesuai dengan komoditi unggulan yang ada di pedesaan meningkat.

(10)

II. METODOLOGI A. Pendekatan

Pelatihan bagi KID dan FD ini pendekatannya adalah andragogi atau pendekatan pelatihan untuk orang dewasa.

B. Skala kegiatan

Kegiatan pelatihan ini untuk Pengurus KID,dan FD yang baru di bentuk yaitu tahun 2007/2008 dan Penyuluh Pertanian yang ada didesa tersebut.

C. Ruang lingkup kegiatan dan prosedur kerja

1. Ruang Lingkup Kegiatan

Dalam pencapaian tujuan yang ingin dicapai maka pelatihan ini terbatas hanya untuk mengetahui, memahami dan mempraktekkan manajemen usaha tani di pedesaan sesuai komoditas yang dikembangkan.

2. Prosedur kerja

a. Metode Penyampaian

Pelatihan bagi KID dan FD di Kabupaten Lombok Timur akan dilakukan melalui:

a.1. Ceramah/kuliah a.2. Tanya jawab

a.3. Praktek di Desa Prian, Tete Batu, Lendang Nangka dan Peneda Gandor Lombok Timur.

b. Materi dan Narasumber

Materi yang diberikan disesuaikan dengan tujuan kegiatan pelatihan bagi KID dan FD. Hari pertama penyampaian materi, tanya jawab dan hari kedua dan ketiga teori langsung praktek lapang. Hal ini berlaku untuk, KID,FD dan Penyuluh. Narasumber pelatihan terdiri dari para peneliti dan penyuluh pertanian di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat dan Bappeda serta dari instansi terkait/PCMU.

(11)

Tabel 1. Materi pelatihan yang akan di informasikan

No. Judul Materi Narasumber

1. Manajemen Kinerja P4MI Arief Surahman, Spi, MSc 2. Manajemen Produksi ternak dan

pengolahan limbah untuk kompos Ir. A. Muzani, 3. Manajemen organisasi Kelompok Ir. Kukuh Wahyu W 4. Teknologi PTT lahan kering Ir. M. Zairin

5. Teknologi PTT Padi sawah dan padi

lahan kering L. Wirajaswadi, M.Ed 6. Manajemen Pengelolaan Ternak di

lahan kering secara terpadu Drh, I. Made Rai Yasa, MP 7. Pengolahan hasil pertanian Ulyatu Fitrotin, SP, MP dkk 8. Budidaya Jamur Tiram Ir. Muji Rahayu, M.Si 9. Budidaya ayam arab dan pembuatan

mesin tetas dari kardus Tapaul Razy, SPt 10. Membangun jiwa Kewirausahaan Drs. H. Ilham

11. Kinerja P4MI-NTB Dr. Ir. Dwi Praptomo S, MS 12. Bimbingan praktek lapang Ir. M. Luthfi

D. Lokasi dan waktu

Kegiatan pelatihan pengembangan agribisnis pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 20 – 22 Juni 2008 di Gedung Juang Kabupaten lombok Timur.

No. Jam Kegiatan/Materi Narasumber Lokasi/Tempat

Hari ke 1

1. 08.00-09.00 Pendaftaran Peserta Panitia Gedung juang

2. 09.00-10.00 Pembukaan/Pengarahan Ka. Bappeda Kab. dan Ka. BPTP NTB.

Ka. Bappeda Lotim dan Ka. BPTP NTB

Gedung juang

3. 10.00-10.15 Istirahat Panitia Gedung Juang

4 10.15-12.15 Manajemen Kinerja P4MI Arief Surahman,

MS Gedung Juang

5. 12.15-13.15 ISOMA Panitia Gedung Juang

6. 13.15-15.00 Manajemen pengem-

bangan ternak di lahan kering.

Drh. I Made Rai

Yasa MP, Gedung Juang

7. 15.00-15.15 Istirahat Panitia

8. 15.15-16.30 Membangun Jiwa

Kewirausahaan Drs.H.Ilham Gedung Juang

8. 16.30-18.15 Manajemen organisasi

Kelompok Tani Ir. Kukuh Wahyu Gedung Juang

(12)

Hari ke 2

1. 08.30-11.00 Manajenen ternak Sapi dan

pengolahan limbah Ir. A. Muzani Ds. Perian

11.00-11.15 Istirahat Panitia

2. 11.15-12.45 Teknologi PTT padi sawah

dan lahan kering

L. Wirajaswadi Ds. Perian

3. 12.15-13.15 ISOMA Panitia

4. 13.15-15.45 Budidaya Jamur Tiram Ir. Muji Rahayu Tete Batu

15.45-16.00 Istirahat Panitia

5. 16.00-17.30 Tek. Pengolahan hasil

pertanian Ulyatu Fitrotin, SP,MP Ld Nangke

Hari ke 3

1. 08.30 – 11.00 Budidaya Ayam Arab Tapaul Rozy, SPt Penede

Gandor 2. 11.00 – 11.15 Istirahat

3. 11.15 – 13.40 Teknologi PTT Jagung Ir. M. Zairin Penedegandor

4. 13.30-15.00 Kembali ke gedung

juang/evaluasi

Panitia

5. 15.00- 17.00 Penutupan Ka. BPTP Gedung Juang

E. Peserta

Peserta pelatihan sebanyak 30 orang terdiri dari KID,dan FD, pada desa yang belum mengikuti latihan pada tahun sebelumnya. Nama, alamat serta jabatan peserta terlampir

F. Akomodasi

Panitia menyediakan Akomodasi dan konsumsi selama pelatihan berlangsung serta bantuan transport dan uang saku sesuai dana yang tersedia.

G. Biaya.

Dalam penyelenggaraan kegiatan pelatihan ini biaya yang disediakan adalah Rp.86.190.000,- namun yang dapat direalisasikan/terealisir adalah Rp. 68.255.000,- sisa dana yang tidak/belum terpakai berupa perjalanan pusat dan sisa biaya akomodasi dan konsumsi peserta dan petugas sebanyak Rp.17.935.000,-

(13)

H. Organisasi Penyelenggara

Sesuai SK kepala Balai No.80/OT.160/I.10.17/05/2008 tanggal 19 Mei 2008 adalah

Pelindung/ Pengarah : Kapala BPTP NTB Penanggung Jawab : Ulyatu Fitrotin, SP. MP Ketua : Ir. M. Luthfi

Sekretaris : Ika Novita Sari SP. Bendahara : Suparni

Seksi-Seksi

1. Seksi Acara dan Materi : - Farida Sukmawati, SPt. - B. Nurul Hidayah, SP, MP. - Abdullah Sikka

2. Seksi Publikasi dan Dokumentasi : - Ibnu Trianto

3. Seksi Akomodasi dan Konsumsi : - Mekar Dwi Wahyuni 4. Seksi Umum dan Transportasi : - Zulkarnain

- L. Sukartho - Sopir-sopir

(14)

IV. JALANNYA KEGIATAN PELATIHAN

Pelatihan berjalan sesuai jadwal dengan materi pertama sekaligus membuka kegiatan pelatihan dilakukan oleh Kepala Bappeda Lombok Timar yang diwakili oleh Sekretaris Bappeda dengan arahan agar peserta pelatihan dapat menyerap semua teknologi dan informasi yang diberikan oleh para narasumber baik dari Pusat maupun BPTP demikian juga pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan agar benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat nantinya.

Materi ke 2 dilanjutkan oleh PCMU Pusat yang diwakili oleh Arief Surahman, SPi, MSc beliau menjelaskan kinerja P4MI di beberapa Kabupaten yang terkait dengan program P4MI, untuk menmingkatkan kesejahteraan/pendapatan petani dan keluar dari perangkap kemiskinan, diperlukan innováis produksi yang didasarkan pada peluang pasar, di dalam kerangka pengembangan agribisnis lahan marginal, sehingga Peserta pelatihan yang merupakan desa terakhir dapat mengikuti desa-desa yang telah berhasil dalam mengelola P4MI.

(15)

Materi ke 3 yaitu Menbangun jiwa kewirausahaan disampaikan oleh

Pihak Pengusaha (Drs. H. Ilham) yang memotifasi agar para KID dan FD mau dan mampu melakukan usaha dan bermitra dengan pengusaha-pengusaha didaerahnya sehingga masyarakat yang dibina mau dan mampu melakukan usaha yang dianjurkan oleh para KID dan FD. Disampaikan juga bahwa untuk memudahkan ingatan kita seseorang yang memiliki jiwa Entrepreneurship itu terdapat dalam humus 10-C yaitu a) Commitment, b) Confidence, c) Cooperative, d) Care, e) Creative, f) Challenger, g) Calculation, h) Communication, i) Competiveness, j) Change.. yang akhirnya ditutup dengan kata tidak ada satu mahlukpun dimuka bumi ini yang mampu mengubah dirinya kecuali dirinya sendiri. Anda tidak bisa tidak kecuali memilih hidup hádala soal pilihan.

(16)

Materi ke 4 Manajemen organisasi petani oleh nara sumber dari BPTP

(Ir. Kukuh Wahyu) mengajak para peserta agar dalam memotivasi kelompok tani dan upaya-upaya pembinaan yang lebih baik. Kemudian yang termasuk dalam kegiatan pengelolaan organisasi kelompok adalah; Mengelola componen struktur organisasi, Mengelola componen person, Mengelola componen aturan-aturan dan mengelola componen kepentingan. Selain itu dijelaskan mengenai Pemberdayaan anggota, Interaksi kelompok dengan petugas, Intensitas pencarian informasi, Kemampuan kelompok mencari informasi, ketersediaan informasi, Peran kelompok dalam perencanaan, dan terakhir kemampuan menjalin kerjasama.

Materi ke 5 Pengembangan ternak sapi di lahan kering dan optimalisasi

pemanfaatan limbah ternak oleh Drh. Made Rai Yasa, MP dan Ir. Nyoman Adijaya pada desempatan ini di jelaskan mengenai import sapi bakalan ke Indonesia, Permintaan daging sapi kemudian pola pengembangan sapi di lahan kering disamping kontribusi ternak sapi terhadap pendapatan juga dijelaskan Penyiapan pakan melalui sistem integrasi, penanaman HMT sekaligus untuk konservasi, jenis-jenis pakan yang bisa diberikan pada ternak dan dapat dikembangkan pada lahan kering. Dilanjutkan dengan pemanfaatan limbah ternak dimana isu pertanian ramah lingkungan dibicarakan dengan kembali ke alam dan degredasi lahan, input luar semakin malhal, serta memiliki nilai ekonomis jira dikelola dengan baik. Dengan demikian kotoran sapi padat dijadikan kompos dimana jumlah kotoran sapi 5kg/ekor/hari dan limbah cairnya 5-19 liter/ekor/hari dapat dimanfaatkan.

(17)

Pada hari kedua materi ke 6 Narasumber dari BPTP Ir. A. Muzani memberikan materi lanjutan manajemen ternak sapi dan pengolahan limbahnya kegiatan dilakukan di dasa Perian. Permasalahan peternak hádala Penomena- Pembibitan dan penggemulan kemudian Masalah Produksi rendah dengan permaslahan tidak menerapkan teknologi abjuran, tidak menerapkan manajemen produksi yang benar. Sehingga akarmasalahnya hádala Tidak tahu, tidak mampu dan tidak mau. Pada desempatan itu dijelaskan mengenai perkandangan pemilihan pejantan unggul, Penerapan waktu kawin, Penyapihan anak sapi, pendugaan berat badan sapi dengan menggunakan pita ukur (meteran), pakan dan ketersediaannya dan terakhir pembuatan kompos yang dilanjutkan dengan praktek di kelompok ternak yang telah berhasil dalam mengelola ternak sapinya dan pembuatan kompos yang dilakukan oleh peserta dibantu oleh peternak dan pembimbing praktek lapang.

Materi ke 7 dengan materi Peningkatan produksi padi melalui

pengelolan tanaman terpadu yang disampaikan oleh L. Wirajaswadi, MEd pada kesempat ini dijelaskan bahwa penyebab utama rendahnya productivitas adalah menurunnya daya dukung lahan karena penggunaan yg terus menerus, kekurangan air irrigáis dan serangan hama penyakit serta penerapan teknologi yg tdk dinamis. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sistem pengelolaan yang mampu meningkatkan produktivitas melalui penggunaan sumberdaya dan teknologi secara terpadu dan rasional yang dikenal dengan pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Untuk mempertahankan tingkat productivitas yang memberikan pendapatan yang wajar lepada petani secara berkelanjutan, diperlukan terobosan pendekatan dan teknologi spesifik lokasi berdasarkan kondisi biofisik,

(18)

sumberdaya tersedia, tingkat kemampuan dan permasalahan yg dihadapi petani. Pengelolaan Tana teknologi, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya tersedia dengan rasionalisasi penggunaan input disertai komitmen untuk melestarikan sumberdaya alam guna menghindari kerusakan lingkungan. Dengan demikian akan tercipta usahatani yang efisien, berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan.

Materi ke 8 dilanjutkan dengan materi Budidaya usahatani jamur tiram yang

disampaikan oleh Ir. Muji Rahayu, MP. Dijelaskan bahwa sampai saat ini jamur tiram paling digemari untuk konsumsi masyarakat. Penampilan jamur tiram yang putih bersih dan cukup tabal serta kandungan Gizi yang cukup tinggi Jamur tiram sebagai saturan ádalah aman dikonsumsi setiap hari, sumber yang baik untuk asam aminoyang baik yang diperlukan dalam bentuk protein dalam tubuh, sumber yang baik untuk vitamin terutama vitamin B1, B2 dan provitamin D2 dan sumber mineral terutama Kalium dan Fospor. Budidaya Jamur Tiram merupakan komoditas potensial untuk dikembangkan mengingat prospek pemasarannya cukup cerah.

Usaha budidaya jamur tiram tidak membutuhkan lahan yang luas, tetapi memerlukan rumah jamur (kumbung) yang dapat memanfaatkan pekarangan rumah atau bagian dari rumah tingla sehingga dapat dilakukan sebagai usa sampingan disekitar rumah. Model usa seperti ini Sangay cocok dikembangkan bagi petani miskin yang tidak memiliki lahan pertanian yang cukup.

(19)

Materi ke 9, yaitu pengolahan nanas sebagai dodol nanas yang disampaikan

Ulyatu Fitrotin, SP, MP. Pada desempatan itu dijelaskan bahwa saat panen raya nanas tiba adalah yang paling menggembirakan bagi petani nanas, setidaknya pengorbanan yang telah dikeluarkan untuk membudidayakan tanaman tersebut terbayar. Namur permainan harga yang ditawarkan oleh para tengkulak membuat petani tidak dapat mewujudkan harapannya. Disamping itu petani masih harus menghadapi kendala daya simpan nanas rendah. Hal ini menyebabkan petani harus segera merubah nanasnya menjadi uang agar tidak terjadi kerugian yang semakin besar. Melihat harga jual yang rendah mendorong petani mengolah nanasnya menjadi dodol nanas sebagai upaya peningkatan nilai tambah

Peningkatan volume dodol nanas yang dihasilkan berdampak pada peningkatan keuntungan yang diperoleh sekotar 364,63%. Hal tersebut menunjukkan indikasi perkembangan yang positif.

(20)

Materi ke 10. Teknologi produksi jagung dengan pendekatan PTT yang

disampaikan oleh Ir. M. Zairin. Diinformasikan bahwa peranan jagung pada`saat ini merupakan peranan strategis sebagai agribisnis dan sumbangan ketahanan pangan nasional. Jagung mempunyai multiguna yaitu; hampir semua bagian tanaman memiliki nilai ekonomis, sebagai pangan, pakan, industri olahan dan juga ratusan produk pangan dari derivatif jagung berupa, pati, sirup, dektrose, minyak jagung high fructose corn syrup.

Dalam paket teknologi dengan pendekatan PTT adalah penggunaan benih berkualitas dari varietas unggul bersari bebas maupun hibrida.

Sumber benih dapat berasal dari; asalnya, dari benih yang bersertifikat, kemurnian fisik dan genetiknya tinggi, bebas dari campuran varietas lain dan kotoran, bebas hama penyakit, daya tumbuh tinggi kemudian penyiapan laha denga cara olah tanah sempurna atau dengan TOT herbisida.

Materi ke 11. Sukses bersama ayam arab dan pembuatan alat penetas telur

dari kardus disampaikan oleh Tapaul Razy, SPt. Dijelaskan bahwa ayam arab memiliki sifat yang merupakan gabungan sifat dari ayam kampung dan ayam ras. Secara umum ayam arab dibedakan menjadi dua yaitu ayam arab perak dan ayam arab emas. Keunggulan ayam arab adalah; produksi telur tinggi, yaitu 60 – 80% perhari selama 2 tahun, tahan terhadap serangan penyakit serta tidak gampang stress, mampu mengkonsumsi pakan dengan kualitas rendah pakan dari sisa dapur, jumlah konsumsi pakan rendah (80- 100 grm/ekor/hari), cara pemeliharaan murah dan mudah serta kualitas dan harga telur sama bahkan lebih tinggi dari ayam kampung.

Pemeliharaan ayam arab dapat dilakukan dengan cara ekstensif, semi intensif dan intensif. Pemeliharaan yang bertujuan untuk pemenuhan gizi keluarga dapat

(21)

dilakukan dengan skala pemeliharaan 10-15 ekor induk, sedangkan yang berorientasi pada usaha atau bisnis pemeliharaan dianjurkan minimal 100 ekor induk betina.

Sementara untuk teknologi penetasan dapat dibuat dari kardus yang disebut dengan kardus isolator ganda ini merupakan suatu bentuk penyerdahanaan dari mesin tetas telur, baik yang bersifat full otomatis yang digunakan diperusahaan-perusahaan pembibitan unggas maupun mesin tetas semi otomatis yang banyak dijual di foultry shop. Mesin tetas ini memberikan kemudahan bagi petani untuk mengadopsi dan menerapkan teknologi, yang dapat mengubah image para petani bahwa teknologi tidak selamanya membutuhkan pengetahuan yangb tinggi dan biaya mahal. Dengan penggunaan mesin tetas ini diharapkan dapat memacu kretivitas para petani untuk mau berinovasi dalam melakukan pekerjaan usahatani mereka. Mesin tetas kardus ini sudah bersifat terapan untuk menetaskan telur-telur unggas. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan mesin tetas telur ini adalah mencapai daya tetas 90% dari telur yang ditetaskan.

Kegiatan pelatihan ini ditutup oleh Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB yaitu Bapak Dr. Ir.Dwi Praptomo S, MS, pada kesempatan tersebut beliau menjelaskan peran BPTP dalam transfer teknologi dan akan berakhirnya kegiatan Poor Farmer ini maka kegiatan yang sudah dibangun dan apa yang sudah dipelajari beberapa hari ini dapat dimanfaatkan untuk membangun masyarakat di desa masing-masing. Pada kesempatan itu juga Kela Balai menyerahkan bingkisan kepada peserta yang aktif bertanya dan berdiskusi

(22)

selama pelatihan berlangsung serta beberapa bahan informasi pertanian kepada penyuluh yang ikut dalam pelatihan tersebut serta sertifikat hasil pelatihan kepada semua peserta.

Kegiatan penutupan pelatihan, pembagian sertifikat, bingkisan bagi 3 peserta aktif dan materi informasi pertanian bagi penyuluh.

(23)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil kegiatan pelatihan bagi petugas KID dan FD serta Penyuluh Pertanian yang dilaksanakan pada tanggal 20 -22 Juni 2008 dan bertempat di Gedung Juang Selong serta praktek lapang di 4 desa tempat usaha tani sesuai materi dapat disimpulkan bahwa;

- Sekretaris Bappeda Lombok Timur mengharapkan agar peserta dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari para narasumber yang ada.

- Peserta banyak mendapatkan ilmu dilihat dari animo pesrta dalam bertanya pada setiap sesion.

- Peserta dalam praktek lapang diminta untuk melakukan sendiri kegiatan dan di bantu oleh pendamping serta petani sehinga peserta langsung dapat merasakan dan melakukan kegiatan tersebut.

- Pesrta mampu mengungkapkan kesulitan yang dihadapi dan tertarik akan materi kewiraausahaan sehingga terjadi kontrak/komunikasi prihal usaha hasil pertanian yang dilakukan petani lokasi peserta untuk bekerjasama dengan pihak pengusaha.

- Teknologi yang diajarkan relatif semuanya dapat diserap peserta dan akan diterapkan dalam kegiatan sehari-hari mereka.

Saran-saran yang perlu dilaksanakan untuk pelaksanaan mendatang adalah - Waktu untuk praktek lapang dialokasikan lebih banyak bahkan bila perlu

pelaksanaan pelatihan dilaksanakan dimana praktek tersebut ditempatkan. - Pembiayaan agar lebih relefan terutama dalam hal transport peserta dan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Cushway B. And Lodge D., 2002. Perilaku dan Desain Organisasi. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Madura Jeff, 2001. Pengantar Bisnis Buku 1. Salemba Empat. Yakarta.

Soekartawi, 2003. Agribisnis Teori & Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Tjiptono Fandy, 1997.Strategi Pemasaran. ANDI. Yogyakarta.

Anonim, 2007. Pandum Pelaksanaan P4MI. Jakarta

(25)

Lampiran: Daftar nama dan asal peserta.

No N a m a Jabatan Desa/Kelurahan Kecamatan

1. Sutaimy Noor Ketua KID Kelayu Utara Selong 2. Djumaiyah Anggota KID Kelayu Utara Selong 3. Zulkifli FD Kelayu Utara Selong 4. Diana Mariya A, S.Pd FD Kelayu Utara Selong 5. Saifuddin Eshari, SP Penyuluh Kelayu Utara Selong 6. H. Nasrudin Yusuf Ketua KID Rakam Selong 7. Rabiatul Adawiyah Angota KID Rakam Selong 8. Hamidah FD Rakam Selong 9. Marzoan Umar, A.Md FD Rakam Selong 10. Hasan Harkoni Penyuluh Rakam Selong 11. LL. Jaelani Ketua KID Sugian Sambelie 12. Aq. Rozi Anggota KID Sugian Sambelie 13. Rifaki FD Sugian Sambelie 14. Hafni Syakban FD Sugian Sambelie 15. Muhamad Ihwani Penyuluh Sugian Sambelie 16. H. Zainal Abidin Ketua KID Bagik Payung Sel Pringgabaya 17. Zahratul Jannah Bend KID Bagik Payung Sel Pringgabaya 18. Muzawir FD Bagik Payung Sel Pringgabaya 19. Nur Hidayati FD Bagik Payung Sel Pringgabaya 20. Zainal Arifin, SP Penyuluh Bagik Payung Sel Pringgabaya 21. Jamhur Ketua KID Pemongkong Jerowaru 22. Arfan Hadi Anggota KID Pemongkong Jerowaru 23. Bq. Rusmin FD Pemongkong Jerowaru 24. Imam Safii FD Pemongkong Jerowaru 25. Gufran Penyuluh Pemongkong Jerowaru 26. Ahmad Yani Ketua KID Bilok Petung Sembalun 27. Syarifah Nurhasanah Anggota KID Bilok Petung Sembalun 28. Paruhun FD Bilok Petung Sembalun 29. Sukur FD Bilok Petung Sembalun 30. Masruhin, SP Penyuluh Bilok Petung Sembalun

Gambar

Tabel 1. Materi pelatihan yang akan di informasikan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Korporasi dapat dikenakan sebagai pelaku turut serta atau penyertaan terhadap perbuatan organ-organ yang ada didalamnya,

antara 129 - 149 0 C, tekanan 70 sampai dengan 90 psi dan waktu 7 sampai dengan 12 jam, Dalam proses pemasakan bahan dasar yang berwarna ini akan menghasilkan selulosa yang

Pada tanda indeks kedua tangan yang sedang meremukan botol menandakan suatu tindakan bagi pengurangan ruang gerak botol yang setelah diremukan akan menjadi lebih

kondisi yang membutuhkan energi listrik secara instan, oleh karena itu perlu dilakukan analisa kelayakan, antara lain : Potensi sinar matahari dengan

Kemudian dihitung energi harian (dalam Wh) yang dikeluarkan tiap lampu dan untuk tiap unit SPTS serta mencari jumlah energi harian yang dihasilkan oleh modul

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan

Penalaahan usulan program pada sub bab ini menguraikan kajian usulan program dan kegiatan dari masyarakat yang merupakan kegiatan jaring aspirasi masyarakat terkait kebutuhan

- Guru mengarahkan peserta didik untuk mengambil potongan kertas yang telah terdapat 1 kata kunci untuk dilengkapi dan ditempelkan pada karton besar yang tersedia (lihat lampiran)