• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Rencana Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Tahun Kabupaten Banjar BAB 1 PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Review Rencana Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Tahun Kabupaten Banjar BAB 1 PENDAHULUAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB

1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, bersama seluruh wilayah tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan manfaat yang sebesar– besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendayagunaan sumber daya yang lebih optimal diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan di daerah, penciptaan lapangan pekerjaan dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan sosial, ekonomi dan lingkungan secara terpadu melalui perencanaan program yaitu Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan infrastruktur yang lebih luas dan diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan.

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya merupakan suatu pendekatan dan cara yang dapat digunakan untuk keseluruhan sektor pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU/Cipta Karya. Prinsip keterpaduan yang digunakan dalam penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya diharapkan akan memudahkan mobilisasi sumber pembiayaan melalui kesepakatan bersama untuk pengalokasian sumberdaya dalam jangka menengah, memudahkan kerjasama antara instansi pusat dan daerah dan antara program dan pelaksanaan. Disamping itu RPIJM Bidang PU/Cipta Karya ini disusun melalui proses partisipatif yang mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Kota dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah serta memperhatikan karakteristik dan potensi daerah. Disamping itu, RPIJM

(2)

Bidang PU/Cipta Karya disusun dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan/pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan dan memperhatikan aspek kelayakan program masing – masing sektor, kelayakan spasial dan lingkungan.

Dengan adanya RPIJM Bidang PU/Cipta Karya diharapkan dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kualitas pelayanan serta mendukung pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU yang mempunyai ciri – ciri :

a. Memerlukan mobilisasi sumber pembiayaan yang besar b. Memerlukan persiapan dan perencanaan teknis yang matang c. Memerlukan pemantapan program dan penganggaran

d. Memerlukan manajemen pelaksanaan yang menjamin tercapainya tujuan, sasaran dan manfaat secara efisien serta pemanfaatan sumberdaya

Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Banjarcukup pesat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan Kabupaten Banjar. Pembangunan yang terpadu dan merata diharapkan dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Kabupaten Banjar.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan terpadu. Salah satu kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Banjar dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur secara merata adalah pendanaan. Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Pekerjaan Umum berupaya bersama dengan pemerintah Pusat melalui pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat melaksanakan pembangunan khususnya bidang PU/Cipta Karya.

Pembangunan di bidang cipta karya pada khususnya yang berupaya didanai dari anggaran pendapatan belanja Negara (APBN) harus termuat atau terdapat dalam Dokumen Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) dan memorandum program (MP) Bidang Cipta Karya. Memorandum Program Bidang Cipta Karya adalah dokumen kesepakatan pendanaan program pembangunan bidang Cipta Karya antara pemerintah kabupaten/kota, swasta/masyarakat, pemerintah propinsi, dan Pusat (Ditjen Cipta Karya) dalam kerangka jangka menengah.

Penyusunan Memorandum program sangat penting karena merupakan proses kelanjutan dan simpul hasil sinkronisasi antara penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota (usulan daerah/ proses bottom up) dengan sasaran output Renstra Ditjen Cipta Karya (Peraturan Menteri PU/top down), melalui proses penyaringan program prioritas program dan readiness criteria.

(3)

1.2 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RPIJM

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya adalah dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu lima tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional , provinsi, dan kabupaten/kota untuk mewujudkan keterpaduan pembanunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan

RPIJM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.

Gambar 1.1.

Skema Kedudukan RPIJM Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Sesuai dengan skema di atas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sektor sangat penting, termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM),Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

(4)

Dokumen sektoral ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala kota/kabupaten. Selanjutnya, SPPIP ini akan diturunkan ke dalam Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dengan skala kawasan. RPIJM perlu mempertimbangkan dokumen - dokumen teknis ini sehingga perencanaan pembangunan infrastruktur permukiman menjadi lebih terarah dan terpadu.

RPIJM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke dalam rencana program tahunan berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota terkait rencana kegiatan di suatu Kabupaten/Kota dalam jangka waktu 5 tahun.

Gambar 1.2.

Keterkaitan Substansi Antara Dokumen Teknis

1.3 KETERKAITAN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA DENGAN RPIJM BIDANG PU

Infrastruktur Pekerjaan Umum secara umum meliputi 4 sektor, yaitu sektor cipta karya, sektor bina marga, sektor sumberdaya air dan sektor tata ruang, dari keempat sektor tersebut hanya sektor tata ruang yang tidak terkait secara langsung dengan infrastruktur fisik, sementara sektor lainnya langsung bersentuhan dengan penyediaan infrastruktur fisik. Dalam pelaksanaannya, sektor bina marga dan sektor sumberdaya air lebih bersifat makro atau regional dan umumnya memiliki volume kegiatan skala besar, sementara itu sektor cipta karya merupakan penyediaan infrastruktur yang langsung bersentuhan dengan kehidupan masyarakat, bersifat

(5)

masif, tersebar, sangat variatif jenis kegiatannya serta memiliki volume fisik mulai dari yang kecil hingga besar.

Penyediaan infrastruktur sektor cipta karya yang meliputi sektor air minum, sektor penyehatan lingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan lingkungan dan sektor pengembangan permukiman memiliki lingkup pelayanan mulai dari perkotaan hingga perdesaan. Sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan sektor ke-PU-an lainnya untuk implementasi dan optimalisasi pelaksanaan sektor cipta karya, atau pengembangan infrastruktur sektor ke-PU-an lainnya akan lebih optimal dan operasional jika ditindaklanjuti dengan pengembangan sektor cipta karya. Sehingga dalam perencanaan dan pemrogramannya terdapat keterkaitan yang kuat antara Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Sektor Cipta Karya dengan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Pekerjaan Umum, karena RPIJM merupakan bagian dari pengembangan RPIJM secara keseluruhan, dengan hubungan keterkaitan sebagai berikut :

• Pengembangan dan penyediaan sektor air minum berupa pembangunan Instalasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) harus didukung dengan penyediaan air baku yang menjadi kewenangan dari Ditjend Sumber Daya Air.

• Pengembangan Permukiman Perdesaan berupa kawasan agropolitan, minapolitan, perbatasan, pesisir dan lain lain memerlukan dukungan besar dari akses jaringan jalan yang pelaksanaannya oleh Ditjen Bina Marga serta pengembangan sistem irigasi oleh Ditjen Sumber Daya Air.

• Pengembangan sistem drainase perkotaan harus diintegrasikan dengan sistem pengendalian banjir regional yang dibangun oleh Ditjend Sumberdaya Air.

1.4 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan kemandirian Kabupaten Banjar dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah Melakukan Review Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banjar tahun 2018-2022 dan Menyusun Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banjar Tahun 2018-2022 sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders.

Sasaran yang ingin dicapai dengan Penyusunan RPIJM Kabupaten BanjarTahun 2018-2022 adalah :

(6)

1. Tersusunnya kesiapan program pembangunan yang menunjang kemandirian kawasan, layak untuk dihuni dan mampu mendanai pembangunan wilayahnya sendiri.

2. Tersusunnya program-program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai.

3. Terjabarkannya operasionalisasi dari dokumen legal seperti RPJPD, RPJMD, Renstrada, dan Renstra SKPD dalam kerangka tata ruang yang berlaku.

4. Tersusunnya program investasi infrastruktur yang akan didanai dengan skema pendanaan melalui pinjaman, hibah/ grant dan dana pendamping (equity).

5. Tersusunnya program reformasi dasar perkotaan yaitu partisipasi dan transparansi, pengelolaan keuangan daerah dan reformasi pengadaan barang dan jasa yang mendukun program utama

6. Tersusunnya program reformasi yang mendorong peningkatan pelayanan publik yang lebih baik melalui peningkatan kapasitas pengelolaan pemerintahan.

1.5 PRINSIP PENYUSUNAN RPIJM

Dalam penyusunan dan pembuatan dokumen RPIJM harus memiliki prinsip dasar sebagai berikut :

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa. 4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku

pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM maupun pada saat pelaksanaan program. 5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan

(7)

Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan yang efektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusun program yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraanmasyarakat Indonesia. RPIJM ini juga bersifat dinamis, dimana setiap tahunnyadiperlukan review terhadap program-program pembangunan yang tercantum di dalamdokumen RPIJM, sehingga dihasilkan rencana pembangunan infrastruktur yangmutakhir sesuai perkembangan kebutuhan daerah.

1.6 MUATAN DOKUMEN RPIJM

1.6.1. Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan

Lingkup wilayah perencanaan dalam penyusunan RPI2-JM PU/Cipta Karya Kabupaten Banjar meliputi 2 wilayah kajian, yaitu wilayah kajian kawasan prioritas yang akan ditetapkan dan disepakati dalam studi ini serta wilayah kajian seluruh wilayah Kabupaten Banjar. Kabupaten Banjar memiliki luas wilayah sebesar 4668,50 Ha terdiri dari atas 19 Kecamatan dan 290 Kelurahan/ Desa, yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota kabupatennya berada di Kota Martapura. Secara Regional kedudukan Kota Martapura sebagai salah satu Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) di Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki keterkaitan kuat dengan Kota Banjarmasin. Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangannya tidak dapat lepas dari pertumbuhan dan perkembangan wilayah eksternalnya ini.

Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Banjar adalah sebagai berikut: • Sebelah Utara : Kabupaten Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan

• Sebelah Timur : Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu • Sebelah Selatan : Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru

• Sebelah Barat : Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala 1.6.2. Ruang Lingkup Materi Perencanaan

Lingkup kegiatan ini adalah melakukan Penyusunan Review Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banjar Tahun 2018-2022 yang meliputi : 1. Perumusan Kebijakan nasional terkait program bidang cipta karya :

a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

c. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) d. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan

(8)

e. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

f. Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan

g. Peraturan perundangan yang terkait dengan bidang cipta karya : 1) UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman 2) UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

3) UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air 4) UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 5) UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun

2. Perumusan kebijakan global tetrkait komitmen bangsa Indonesia terhadap lingkungan, permukiman dan lainnya yang berhubugan dengan keciptakaryaan :

a. Agenda Habitat b. Konferensi Rio+20

c. Millenium Development Goals d. Agenda Pembangunan Pasca 2015 3. Perumusan kebijakan tata ruang :

a. RTRW Nasional

b. RTRW Pulau Kalimantan

c. RTRW Provinsi Kalimantan Selatan

d. RTRW Kawasan Strategis Nasional (Metropolitan Banjar Bakula, Kapet Batulicin) e. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) f. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

4. Karakteristik wilayah perencanaan :

a. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah b. Demografi

c. Topografi d. Geohidrologi e. Geologi f. Klimatologi

g. Kondisi Sosial dan Ekonomi

5. Kajian pengembangan sektor penataan bangunan dan lingkungan : a. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

b. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan c. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan d. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL

(9)

e. Usulan Program dan Kegiatan

6. Kajian pengembangan sektor pengembangan permukiman Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari :

1) pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.

Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari: 1) pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan

potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil.

7. Kajian pengembangan sektor penyehatan lingkungan permukiman a. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

b. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan

c. Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah, persampahan dan drainase

d. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah, persampahan dan drainase e. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi

f. Usulan Pembiayaan Pengembangan Sanitasi 8. Kajian pengembangan sektor air minum

a. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

b. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan c. Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum

d. Program dan Kriteria Kesiapan serta Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM e. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM

9. Kajian lingkungan dan sosial

a. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH a. Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya b. Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya a. Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya 10. Kajian keuangan dan pembiayaan pembangunan

a. Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya b. Profil APBD Kabupaten/Kota

c. Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya d. Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya

e. Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 11. Kajian kelembagaan

(10)

a. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya b. Kondisi Kelembagaan Saat Ini

c. Analisis Kelembagaan

d. Rencana Pengembangan Kelembagaan

1.6.3. Data Pekerjaan

• Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Banjar.

• Nama Pekerjaan : Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan Review RPIJM

• Lokasi : Kabupaten Banjar.

• Sumber Pembiayaan : APBDKabupaten Banjar Tahun Anggaran 2017. • Konsultan : CV. Waigama Konsultan

• Alamat : Jl. Ir. PM. Noor No.18 Simpang Empat Banjarbaru • Surat Perjanjian (Kontrak)

Nomor : 650/135.SPK/CKTR/DPU/2017

Tanggal : 21 Maret 2017

• Biaya perencanaan : Rp. 29.750.000,00.

(terbilang : DUa Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Lima Puluh

Ribu Rupiah)

1.7 MEKANISME PENYUSUNAN RPIJM 1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI-JM

Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPIJM.

Di dalam mekanisme penyusunanan RPIJM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan dipusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPIJM/Randal yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program Cipta Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korwil) yang terdiri dari Kasubdit Program dan Anggaran (Korwil Sumatera), Kasubdit Evaluasi Kinerja (Korwil Jawa), Kasubdit Kerjasama Luar Negeri (Korwil

(11)

Kalimantan, Bali danNusa Tenggara), Kasubdit Data dan Informasi (Korwil Sulawesi), serta Kasubdit Kebijakan dan Strategi (Korwil Maluku dan Papua), sesuai dengan SK Dirjen CiptaKarya No. 25/KPTS/DC/2012.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPIJM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPIJM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPIJM Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda,SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM.

Gambar 1.3.

Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM

SATGAS RPIJM KABUPATEN

BAPPEDA DINAS PERUMAHAN & PERMUKIMAN BLHD DINAS PU DAN SUMBERDAYA AIR DINAS KESEHATAN PDAM BAGIAN KEUANGAN SETDA BAGIAN TATA PEMERINTAHAN

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DINAS PERIKANAN

& KELAUTAN DINAS PERIKANAN

& KELAUTAN

SATGAS RPIJM PROVINSI

BAPPEDA DINAS PU BLHD DISPENDA SKPD Terkait Pemb. CK PDAM SATKER RANDAL SATKER AIR MINUM SATKER PLP SATKER BAN GKIM SATKER PBL ASOSIASI/DUNIA USAHA/MASYARAKAT

SATGAS RPIJM PUSAT

Kasubdit Program & Anggaran Kasubdit Evaluasi & Kinerja Kasubdit Kerjasama Luar Negeri Kasubdit Data dan Informasi Kasubdit Kebijakan dan Strategi Korwil I (Sumatera) Korwil II (Jawa) Korwil III (Kalimantan & Nusa Tenggara) Korwil IV (Sulawesi) Korwil V (Maluku dan Papua)

Direktorat Bina Program Direktorat Pengembangan Air Minum (PAM) Direktorat Pengembangan Permukiman Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

(12)

1.7.2. Tugas Dan Tanggung Jawab Unit Pelaksana

Setiap tingkatan Satgas RPIJM/Randal mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing yang diatur dalam SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012. Berdasarkan SK tersebut, Satgas Randal Pusat bersama Korwil berperan sebagai Pembina dengan melakukan fungsi pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota. Satgas Randal Pusat memiliki tugas dan tanggung jawabnya yaitu :

1. Tim Pengarah

a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam perencanaan program pengendalian pelaksanaan program di Bidang Cipta Karya; dan

b. Memberikan dukungan dalam perencanaan program Bidang Cipta Karya antara Kabupaten/Kota, Provinsi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar Kementerian PU.

2. Kepala Satuan Tugas

a. Melaksanakan rencana program pendampingan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya;

b. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait perencanaan program Bidang Cipta Karya; c. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait pengendalian dan pelaksanaan program

Bidang Cipta Karya;dan

d. Melakukan peningkatan kelembagaan dan kemampuan sumber daya manusia Randal Provinsi untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan pengendalian program di Bidang Cipta Karya.

3. Koordinator Wilayah

a. Melaksanakan rencana aksi fasilitasi dan pendampingan bagi Kabupaten/Kota melalui Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan kualitas perencanaan Program Bidang Cipta Karya;

b. Memantau pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya di daerah, khususnya sampai dengan tataran Provinsi, dan tidak tertutup kemungkinan bagi Kabupaten/Kota;

c. Memantau kualitas/kelayakan dan sinkronisasi muatan substansi dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yaitu RPIJM, Memorandum Program, SPPIP, SSK, RISPAM, dan RTBL;

d. Mendampingi penyusunan pemuktahiran Pedoman Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten/Kota;

(13)

e. Bersama Pemerintah Provinsi menjaring dan mensinkronisasikan usulan program Bidang Cipta Karya tahun 2018 yang terpadu dengan berbagai sumber pendanaan dan berbasiskan pada RPIJM Kabupaten/Kota;

f. Penajaman dan sosialisasi kualitas muatan substansi RPIJM Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Kabupaten/Kota;

g. Bersama dengan Pemerintah Provinsi mendampingi Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program Cipta Karya yang potensial dibiayai melalui alternatif sumber pembiayaan Cipta Karya seperti CSR, PHLN, dll;

h. Memonitoring dan mengevaluasi terhadap penyempurnaan/pemuktahiran dokumen-dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota;

i. Membina dan mendampingi Provinsi dalam mengevaluasi tahunan dari pelaksanaan program dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya; dan

j. Membina dan mendampingi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman di tingkat pusat.

4. Sekretariat

a. Melaksanakan tugas harian dan operasional dari Satuan Tugas Perencanaan dan Pengendalian;

b. Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya;

c. Menyusun dan mengelola sistem knowledge management yang mampu memberi wadah pembelajaran bagi seluruh stakeholder Randal;

d. Memfasilitasi koordinasi antara Randal Pusat dengan Randal Provinsi serta Pemerintah Kabupaten/Kota;

e. Memfasilitasi dan membina Satuan Tugas Randal Provinsi untuk penyelesaian permasalahan terkait proses pelaksanaan penyiapan perencanaan program dan pengendalian pelaksanaan program Cipta Karya;

f. Memfasilitasi pelaksanaan pendampingan perencanaan dan pengendalian Bidang Cipta Karya kepada Randal Provinsi dan termasuk kepada Pemerintah Kabupaten/Kota;

g. Memberi dukungan teknis, administrasi dan logistik pada Kepala Satuan Tugas dan Koordinator Wilayah;

h. Menyiapkan sumber data (kearsipan) dari pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pengendalian pelaksanaan program dari tahun yang sedang berjalan atau yang sudah terlaksana; dan

(14)

i. Memberi masukan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program bidang Cipta Karya kepada Kepala Satuan Kerja Randal Pusat dan Koordinator Wilayah.

Satgas RPIJM/Randal pada tingkat Provinsi memiliki peran dalam melakukan pendampingan penyusunan RPIJM yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya. Satgas ini terdiri dari 3 tim yaitu tim pengarah, tim pelaksana, dan tim sekretariat. Adapun tugas dari masing-masing tim tersebut yaitu:

1. Tim Pengarah

a. Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan Pendampingan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya Daerah Kota/Kabupaten/Propinsi;

b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi mitra kerjasama di dalam dan di Propinsi;

c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada daerah Kota/Kabupaten,dan Propinsi; dan

d. Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBN yang layak mendukung RPIJM Daerah Kota/Kabupaten dan Propinsi.

2. Tim Pelaksana

a. Melaksanakan tugas pendampingan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten;

b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di tingkat Kota dan Kabupaten, dengan pemberdayaan Satgas RPIJM di tingkat Kota dan Kabupaten; c. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten yang akan

dihasilkan dari proses pendampingan ini;

d. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan terus menerus pendampingan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten.

3. Tim Sekretariat

a. Melaksanakan tugas untuk memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistik pada Tim Pengarah dan Tim Pelaksana;

b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPIJM Kota/Kabupaten; dan

c. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Pelaksana.

Peran Satgas RPIJM Kabupaten Banjar pada dasarnya adalah sebagai perumus dokumen RPIJM. Pembentukan Satgas Penyusunan RPIJM Kabupaten Banjar ditetapkan oleh Keputusan

(15)

Walikota. Sebagaimana halnya Satgas provinsi, Satgas tingkat Kabupaten Banjar terdiri dari 3 tim yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu:

1. Pengarah

a. Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kabupaten Banjar;

b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi terkait mitra kerjasama; dan

c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada Daerah Kabupaten Banjar. 2. Pelaksana

a. Melaksanakan tugas pendampingan RPIJM Daerah Kabupaten Banjar;

b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia tingkat Kabupaten Banjar;

c. Menyusun RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kabupaten Banjar.;

d. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPIJM Daerah Kabupaten Banjar yang akan dihasilkan dari proses pendampingan;

e. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus Pendampingan RPIJM Kabupaten Banjar.

3. Sekretariat

a. Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah dan Pelaksana; b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan RPIJM Daerah Kabupaten Banjar; dan

c. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh pengarah dan pelaksana.

1.7.3. Langkah Penyusunan RPIJM

Dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota harus mengacu pada dokumen perencanaan spasial yang dituangkan dalam RTRW serta perencanaan pembangunan yang dijabarkan dalam RPJMD. Di samping itu, RPIJM juga mengacu pada dokumenperencanaan teknis bidang Cipta Karya seperti dokumen RPKPP, RI-SPAM, SSK, RTBL, dan dokumen Strategi yang lain yang terkait dengan pengembangan wilayah.

Keseluruhan rencana teknis ini, terintegrasi dan tersinkronisasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). SPPIP inimemberikan arahan strategi makro pembangunan infrastruktur permukiman, sedangkan RPIJM merupakan penjabaran program dari strategi tersebut.

(16)

Setelah memahami arahan yang ada dalam dokumen kebijakan dan rencana, dilakukan analisis teknis untuk menghasilkan rencana program dan investasi di setiap sektor. Proses analisis teknis ini diawali identifikasi isu strategis yang dapat berpengaruh terhadap penyediaan infrastruktur permukiman, kondisi eksisting infrastruktur permukiman, permasalahan yang menghambat, serta tantangan kedepan. Setelah itu, dilakukan analisis kebutuhan infrastruktur permukiman disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Dari analisis tersebut akan muncul program program pembangunan sektoral yang perlu dilakukan di kabupaten/kota tersebut.

Apabila readiness criteria sudah terpenuhi, maka program-program sektoral yang telah teridentifikasi tersebut dapat dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatan dalam bentuk rencana program dan investasi sektoral.

Selain melihat rencana investasi dari masing-masing sektor dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota diperlukan suatu analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaan serta perlindungan terhadap lingkungan dan sosial. Analisis keuangan daerah dimaksudkan untuk melihat kapasitas keuangan daerah dan sumber-sumber pendanaan keuangan daerah dalam investasi pembangunan jangka menengah.Sedangkan aspek kelembagaan menganalisis keorganisasian, tata laksana, dansumber daya manusia dalam implementasi RPIJM, dan analisis perlindungan lingkungan dan sosial dimaksudkan untuk melindungi lingkungan dan sosial seperti diperlukannya KLHS, AMDAL, atau konsultasi masyarakat.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya RPIJM dirumuskan oleh Satgas tingkat Kabupaten/Kota, untuk kemudian direview oleh Satgas tingkat provinsi dan pusat. Adapun, skema koordinasi dalam RPIJM dapat terlihat padagambar dibawah ini.

Adapun alur kegiatan penyusunan RPIJM yang dilakukan pada setiap tingkatan Satgas adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Draft I RPIJM (tingkat Satgas Kabupaten/Kota)

Penyusunan RPIJM di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi lokal, termasuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, dalam perumusan Draft I RPIJM ini perlu mengundang tokoh masyarakat setempat, dunia usaha dan organisasi berbasis komunitas.

2. Penyusunan Draft II RPIJM (tingkat Satgas Provinsi)

Di tingkat provinsi, satgas provinsi akan melakukan penilaian kelengkapan dokumen RPIJM dan memberikan masukan terutama terkait dengan keterpaduan infrastruktur permukiman berskala regional. Pembahasan Draft II ini perlu mengikutsertakan unsur akademisi, asosiasi profesi, dan pemerintah kabupaten/kota yang berbatasan.

(17)

Satgas pusat melakukan penilaian kelayakan terhadap draft yang disusun pemerintah kabupaten/kota. Setelah melakukan review, maka akan dilakukan pembahasan yang melibatkan direktorat sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya

Tabel 1.1.

Proses Penyusunan RPIJM

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

1.8 DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPIJM

Perangkat peraturan perundangan yang dijadikan acuan dalam penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, adalah sebagai berikut :

Undang – Undang (UU)

(18)

2. UUNomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; 4. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

5. UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air;

6. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 7. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

8. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

9. UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;

10. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; 11. UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;

12. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;

13. UUNomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; 14. UUNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UUNomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah;

15. UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;

16. UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 17. UU No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

18. UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun;

19. UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

Peraturan Pemerintah (PP)

1. PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan;

2. PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi;

3. PP No. 36 tahun 2005 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;

4. PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

5. PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan SistemPenyediaan Air Minum.

6. PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atauPenerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri;

(19)

7. PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah;

8. PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

9. PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;

10. PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

11. PPNomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

12. PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 13. PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

14. PPNomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah;

15. PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan; 16. PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

17. PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah;

18. PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan SampahSejenis Sampah Rumah Tangga

Peraturan Presiden (Perpres)

1. Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;

2. Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014;

3. Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;

4. Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

5. Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; 6. Perpres No. 65 Tahun 2011 Tentang Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan

Provinsi Papua Barat;

7. Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia;

8. Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.

(20)

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

1. Permen PU No. 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota).

2. Permen PU No. 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM);

3. Permen PU No. 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);

4. Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

5. Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum; 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman

Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan.

7. Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;

8. Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);

9. Permen PU No. 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan;

10. Permen PU No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014;

11. Permen PU No. 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM;

12. Permen PU No. 14/PRT/M/2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

13. Permen PU No. 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur;

14. Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung;

15. Permen PU No. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan KegiatanKementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan DilaksanakanSendiri;

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)

1. Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL;

(21)

3. Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL – UPL dan SPPLH;

4. Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)

1. Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;

2. Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

3. Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

4. Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.

Peraturan Kementerian Lainnya

1. Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan Infrastruktur;

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;

3. Keputusan Menteri PAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 Tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan daerah

1. Perda RTRWKabupaten BanjarNo. 5 Tahun 2013 2. Perda Bangunan Gedung No.8 Tahun 2009

3. Perda No.1 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Sistem Air Minum 4. Perda No.5 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik

1.9 SISTEMATIKA PENYUSUNAN

Sistematika penyusunan RPIJM Kabupaten Banjar2018-2022 mengacu pada pedoman penyusunan RPIJM Tahun 2016 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, yang terdiri dari 11 bab sebagai berikut :

(22)

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi mengenai latar belakang, pengertian RPIJM, keterkaitan RPIJM bidang PU, maksud tujuan dan sasaran penyusunan, prinsip penyusunan RPIJM, muatan dokumen RPIJM, mekanisme penyusunan, dan sistematika pembahasan.

Bab 2 Profil Kabupaten Banjar

Bab ini menggambarkan Wilayah Administrasi, Potensi Wilayah Kabupaten/kota, Demografi dan Urbanisasi, Isu strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW Kab/Kota.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrasturktur Bidang Cipta Karya

Bab ini berisi tentang Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya, Arahan Penataan Ruang, Arahan Wilayah Pengembangan Strategis, Arahan Rencana Pembangunan Daerah, Rencana Kawasan Permukiman (PKP), Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Matriks Rencana Strategis Infrasturktur Bidang Cipta Karya.

Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi Dan Lingkungan

Bab ini berisi uraian mengenai Analisis Sosial, Analisis Ekonomi serta Analisis Lingkungan.

Bab 5 Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bab ini berisi tentang Potensi Pendanaan baik yang bersumber dari APBD, APBN, Alternatif Sumber Pendanaan lainnya serta Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya.

Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kab/Kota

Bab ini berisi tentang Kerangka Kelembagaan serta Kerangka Regulasi dari kelembagaan yang ada di Kabupaten Banjar.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bab ini berisi uraian mengenai Kondisi Eksisting, Sasaran Program, Usulan Kebutuhan ProgramSektor Pengembangan Kawasan Permukiman, Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sektor Pengembangan SPAM, dan Sektor Pengembangan PLP.

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Ciptakarya

Bab ini berisi tentang Matriks memorandum Program Investasi RPIJM Kabupaten Banjarserta Matriks Keterpaduan memorandum Program Investasi RPIJM Kabupaten Banjar.

Referensi

Dokumen terkait

e) pelarangan kepada pengurus tersebut untuk mendirikan korporasi dalam bidang usaha yang sama. Sanksi pidana ini juga diancamkan terhadap tindak pidana perdagangan

1) Untuk mengetahui variabel tingkat kecerdasan intelektual yang dimiki karyawan berpengaruh pada kinerja karyawan dalam perusahaan. 2) Untuk mengetahui variabel tingkat

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) berbantuan alat peraga diterapkan secara optimal

Dengan demikian dapat diketahui bahwa, teori yang telah di uji dalam penelitian ini tidak membuktikan adanya pengaruh perilaku pemimpin (camat) terhadap semangat kerja

Persamaan di atas menunjukkan bahwa perubahan positif untuk variabel independen dalam hal ini metode pemberian tugas terstruktur akan memberikan perubahan yang positif

Hasil penelitian menunjukkan indeks kualitas visual dan fungsional pada vertisols (T0), varietas Seashore paspalum yang paling baik terdapat pada P4T0 (Siak)

juga apakah aspirasi Ioper koran usia remaja realistis atau tidak, hal tersebut. membutuhkan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari orangtua maupun

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Buah Apel Manalagi Di Transmart