PPM - ITGbM
LAPORAN KEMAJUAN 70%
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)
APLIKASI BETON NON PASIR
PADA INDUSTRI PEMBUATAN KUSEN BETON
TIM PENGUSUL Ketua:
Yusep Ramdani, ST., MT. (NIDN. 04-1209-1975) Anggota:
Ir. Agus Widodo, MM. (NIDN. 00-1508-5701)
UNIVERSITAS SILIWANGI
2017
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul ITGbM : Aplikasi Beton Non Pasir Pada Industri Pembuatan Kusen Beton 2. Nama Mitra Program ITGbM (1) : PD. Berdikari
Nama Mitra Program ITGbM (2) : PD. Asia Profil 3. Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Yusep Ramdani, MT
b. NIDN : 04-1209-7501
c. Jabatan/Golongan : III/D
d. Program Studi : Teknik Sipil
e. Perguruan Tinggi : Universitas Siliwangi
f. Bidang Keahlian : Rekayasa Struktur dan Bahan g. Alamat Kantor/Telp/Faks : Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya /
(0265) 323537 4. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota : 1 (satu) Orang
b. Nama Anggota (1)/ : Ir. Agus Widodo, MM/ Bidang Keahlian Rekayasa Struktur 5. Lokasi Kegiatan Mitra (1)
a. Wilayah Mitra (Kecamatan) : Cibeureum
b. Kota : Tasikmalaya
c. Propinsi : Jawa Barat
d. Jarak dari PT ke lokasi mitra : 5 Km 6. Lokasi Kegiatan Mitra (2)
a. Wilayah Mitra (Kecamatan) : Cibeureum
b. Kota : Tasikmalaya
c. Propinsi : Jawa Barat
d. Jarak dari PT ke lokasi mitra : 6,5 Km
7. Luaran yang dihasilkan : Model Kusen Beton Non Pasir 8. Jangka waktu pelaksanaan : 4 Bulan
9. Biaya Penelitian 70% : Rp. 4.200.000,- 10. Biaya Total : Rp. 6.000.000,-
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Kusen merupakan bagian dari konstruksi pada dinding bangunan yang mempunyai fungsi perletakan dan duduknya daun pintu dan daun jendela.
Kusen juga memiliki beberapa fungsi antara lain:
• Sebagai tempat perletakan daun pintu maupun jendela. • Sebagai bagian konstruksi bangunan.
• Sebagai penyekat dinding bangunan.
Kusen dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut kategorinya :
1. Berdasarkan fungsinya dapat dibedakan antara: kusen pintu dan kusen jendela 2. Berdasarkan lokasinya dapat dibedakan antara: kusen dalam dan kusen luar,
yang terutama disebabkan oleh pengaruh iklim setempat.
3. Berdasarkan bahan yang dipergunakan dibedakan antara: kusen kayu, kusen logam, kusen PVC dan kusen beton
Para akademisi khususnya yang berkecimpung di bidang teknologi material terus dipacu peran aktifnya dalam berinovasi, khususnya dalam inovasi penerapan bahan beton sebagai bahan kusen sehingga para pengusaha memperoleh teknologi terkini tentang kusen beton. Tentunya para pengusaha akan selalu menjaga kepercayaan pelanggan dalam menghasilkan kualitas produknya dengan meminimalkan kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan sehingga kelangsungan hidup perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk yang sama.
Mengingat kusen beton menggunakan bahan pasir, split, semen dan air dan beton itu sendiriUntuk menanggulangi masalah kualitas maka perlu dilakukan perbaikan kualitas dengan memperhatikan faktor-faktor kritis kualitas sebagai pedoman pencarian akar penyebab munculnya produk yang tidak sesuai dengan kepuasan konsumen. Selanjutnya akan ditindaklanjuti berdasarkan usulan perbaikan terhadap sistem pengendalian kualitas produk melalui identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses produksi produk dengan tujuan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
1.2 Permasalahan Mitra
Produksi kusen beton dilakukan dengan melakukan pencampuran antara semen, pasir, kerikil dan air kemudian dicetak melalui proses pemadatan sehingga menjadi bentuk persegi empat dengan ketebalan tertentu dan dimana proses pengerasannya tanpa melalui pembakaran serta dalam pemeliharaannya ditempatkan pada tempat yang lembab atau tidak terkena sinar matahari langsung atau hujan.
Pemakaian kusen beton sebagai elemen bangunan non struktural pada umumnya didasarkan atas beberapa pertimbangan diantaranya, dapat dicetak per bagian elemen kusen, memiliki ketahanan yang lama karena terhindar dari rayap dan memiliki harga yang lebih ekonomis.
Selama ini kusen beton dibuat dari bahan beton normal yang relatif cukup berat, dengan berat jenis berkisar 2,4 atau berat 2400 kg/m3 . Sedangkan beton dengan berat kurang dari 1800 kg/m3 biasa disebut dengan beton ringan. Pada dasarnya beton ringan diperoleh dengan cara penambahan pori-pori udara ke dalam campuran betonnya. Salah satu pembuatan beton ringan adalah dengan pembuatan beton tidak menggunakan aggregat halus. Beton yang dihasilkan merupakan beton non pasir. Beton jenis ini hanya dibuat dengan menggunakan semen dan aggregat kasar saja. Dengan penggunaaan ukuran maksimal butir aggregat kasar sebesar 10 atau 20 mm. Beton non pasir mempunyai pori-pori yang hanya berisi udara (yang semula terisi oleh butir-butir aggregat halus)
No fines concrete atau beton non pasir merupakan bentuk sederhana dari jenis
beton ringan, yang dalam pembuatannya tidak menggunakan aggregat halus (pasir). Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan beton yang berpori sehingga beratnya berkurang ( Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, 2009). Beton non pasir juga dapat disebut permeconcrete atau pervious concrete yaitu beton yang dibentuk dari campuran semen, aggregate kasar, air dengan bahan tambah atau admixture. Pervious concrete dibuat dengan menggunakan sedikit anggregat halus atau bahkan menghilangkan penggunaan aggregat (Van Midde & Son Concrete, 2009).
Berdasarkan keberadaan kusen beton yang beredar di masyarakat sekarang ini kualitas dari kusen beton tersebut rata-rata memenuhi pada standar SNI, namun masih memiliki berat elemen kusen beton yang lebih berat.
Pada kegiatan ini akan dilakukan pembuatan model beton ringan tanpa menggunakan pasir sehingga :
- Para pengusaha kusen beton akan mengembangkan teknologi kusen beton non pasir pada produksinya
- Berat elemen kusen beton non pasir lebih ringan sehingga akan mempermudah dalam proses pembuatan dan pemasaran elemen kusen beton
- Biaya produksi kusen beton non pasir lebih murah dibandingkan beton normal dikarenakan tanpa menambahkan elemen pasir dengan kekuatan yang cukup mengingat kusen dikategorikan elemen non struktural
- Diperolehnya komposisi bahan campuran kusen beton non pasir yang optimal
Sehingga permasalahan pengusahan industri kusen beton akan terselesaikan dengan dibuatnya kusen beton non pasir ini.
1.3 Solusi yang Ditawarkan Pada Mitra
Dalam program Iptek Tepat Guna bagi masyarakat (ITGbM) ini akan diteliti kusen beton tanpa pasir. Pemilihan kusen beton non pasir sebagai bahan kusen merupakan bagian dari usaha untuk memecahkan permasalahan menurunkan berat kusen beton tanpa mengurangi kuat tekannya.
Kusen beton saat ini merupakan alternatif penerapan kusen dengan pemeliharaan yang cukup murah karena terhindar dari rayap. Pengusaha dan konsumen dapat mengambil keuntungan secara bersamaan dengan penerapan kusen beton non pasir ini. Pengusaha dapat menekan biaya produksi sementara para konsumen tidak mengalami pengurangan kualitas kusen betonnya dengan berat kusen yang optimal.
Kusen beton non pasir ini diharapkan menjadi solusi dalam menekan biaya produksi serta meningkatkan mutu kusen beton tersebut sehingga memenuhi SNI yang disyaratkan dengan harga yang masih terjangkau oleh masyarakat.
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
2.1 Target
Target dari Program Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat dengan judul Aplikasi Beton Non Pasir Pada Industri Pembuatan Kusen Beton adalah :
-
- Terciptanya solusi dalam penanganan kusen beton non pasir dengan berat lebih ringan dibandingkan kusen beton normal
- Terciptanya kusen beton kualitas baik dengan harga produksi rendah dan harga jual yang terjangkau oleh masyarakat
- Terbentuknya campuran kusen beton non pasir yang optimal
- Hasil dari program ini diharapkan menjadi model acuan rancangan kusen beton non pasir untuk pengusaha-pengusaha industri kusen beton khususnya di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya umumnya di Indonesia.
2.2 Luaran
Luaran dari Program Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat dengan judul Aplikasi Beton Non Pasir Pada Industri Pembuatan Kusen Beton adalah:
- Diperolehnya komposisi campuran optimal antara kerikil, semen dan air - Diperolehnya kuat tekan kusen beton non pasir sesuai SNI
- Diperolehnya optimasi dimensi kusen beton non pasir dalam proses pembuatan, kualitas produk dan harga jual produk kusen beton.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Dalam kegiatan Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat (ITGbM) dengan judul Aplikasi Beton Non Pasir Pada Industri Pembuatan Kusen Beton terdiri dari beberapa tahapan kerja sebagai berikut :
1. Studi literatur mengenai SNI tentang kusen beton
2. Survey lokasi penyediaan material/bahan penyusun kusen beton
3. Analisis harga jual produk kusen beton non pasir dan kusen beton normal
Kegiatan analisis ini dilakukan setelah produk kusen beton jadi. Harga jual dilihat dari analisis waktu dan biaya selama kegiatan produksi
4. Survey lokasi pemasaran hasil produksi kusen beton.
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
LP2M-PMP Universitas Siliwangi Melakukan Pengabdian kepada Masyarakat sudah menyelenggarakan program pengabdian pada masyarakat yang tersebar di semua skim pengabdian di semua Fakultas di Universitas Siliwangi. Tujuan kegiatan pengabdian adalah untuk mengembangkan dan mengaplikasikan perkembangan penelitian dan aplikasi teknologi sesuai dengan kepakarannya.
Program pengabdian di bidang teknologi bahan sudah dilakukan di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Pengabdian melalui kegiatan penelitian terlebih dahulu untuk selanjutnya diterapkan dalam kegiatan pengabdian tersebut.
Beberapa Pengabdian pada masyarakat yang dikerjakan oleh Fakultas Teknik dari tahun ke tahun antara lain :
- Tahun 2008 :
Perencana Pembangunan Mesjid Al Barokah, Lengkong Kaler, Kelurahan Lengkong, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.
- Tahun 2009 :
a. Pendataan Irigasi sekota Tasikmalaya b. Pembangunan Gedung Serbaguna DPRD - Tahun 2010
a. Perencana Pembangunan Mesjid Di Perumahan Graha Siliwangi, Kelurahan Mangkubumi, KotaTasikmalaya.
b. Pengukuran Luas Wilayah (Pemetaan) Wilayah RT 04/RW 03, Lengkong Kaler, Kota Tasikmalaya
- Tahun 2013
a. Perencanaan gedung program pasca sarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya b. Perencanaan pintu gerbang utama Universitas Siliwangi Tasikmalaya
- Tahun 2016
Pengusul sudah melaksanakan Program Pengabdian pada Masyarakat melalui program pengabdian internal dengan judul: Aplikasi Bataton Sebagai Pasangan Dinding Pada Industri Pembuatan Batako
BAB 5
HASIL YANG DICAPAI 5.1. Umum
Beton merupakan campuran air, semen, pasir dan kerikil. Sedangkan mortar adalah campuran air, semen dan pasir.
Beton memiliki sifat panas hidrasi yang besar dikarenakan adanya reaksi antara air dan semen. Kerikil dan pasir berfungsi sebagai pengisi pada campuran beton. Kualitas beton sangat dipengaruhi kedua komponen ini.
Pemakaian beton sangat luas di masyarakat mengingat beton dipergunakan sebagai elemen struktur. Pada perkembangannya beton sering digunakan untuk elemen-elemen non struktural diantaranya sebagai elemen-elemen kusen pintu dan jendela. Bentuk kusen beton cukup terbatas mengingat karakteristik beton yang terdiri atas ukuran butir yang relatif sulit dibentuk. Selain itu, berat beton menambah kesulitan dalam mobilisasi dan pemasangan. Pada kegiatan ini dibuat kusen beton non pasir sehingga diharapkan berat beton menjadi lebih ringan dibandingkan dengan beton normal.
Gambar 5.1. Diskusi kegiatan pengabdian
5.2. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian
5.2.1. Bahan Dan Peralatan Campuran Kusen Beton
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kusen beton adalah: • Semen
• Pasir halus (ukuran sampai 5 mm) • Kerikil
• Air • Bambu • Oli
Sedangkan peralatan yang dipergunakan adalah: • Cetakan kusen beton
• Ayakan pasir • Ayakan kerikil • Kotak adukan • Sendok semen
• Sekop • Cangkul
• Ember dan ember penyiram
• Plastik (untuk menjaga kelembaban)
Beberapa bahan dan peralatan dalam pembuatan kusen beton dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 5.2. Kerikil sebagai bahan campuran kusen beton
Gambar 5.4. Persiapan cetakan kusen beton
5.2.2. Proses PembuatanKusen Beton a. Memilih Lokasi Kerja
Lokasi kerja untuk pembuatan kusen beton yang memenuhi persyaratan adalah: • Rata, luas dan beratap
• Dekat dengan bahan baku • Tersedia sumber air
• Terhindar dari tempat bermain anak-anak • Tersedia bak perendaman
b. Proses Pencampuran
Bahan baku pembuatan kusen beton terdiri dari: kerikil, semen, air. Dengan komposisi campuran yang dipilih yaitu perbandingan semen: kerikil yaitu 1:3. Sehingga kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat memberikan alternatif bagi produsen kusen beton sebelum memproduksi secara masal sebagai produksi kusen beton tanpa pasir. Memberikan solusi bagi produsen agar melakukan percobaan terlebih dahulu agar diperoleh produk yang optimal dan dapat diterima di masyarakat.
c. Proses Pengadukan
Adukan untuk pembuatan kusen beton sama seprti membuat adukan untuk beton, semen dan air dicampur secara merata diikuti dengan pencampuran kerikil pada campuran pasta tersebut.
d. Proses Pencetakan
Pada proses pencetakan disiapkan alat cetakan plat beton dan lempeng plat baja sebagai tatakan, alat cetakan dirakit diatas lempeng plat baja dengan posisi baut pengikat dikencangkan, setelah betul betul presisi mulai diisi dengan adonan yang telah disiapkan secara bertahap dan sambil dipadatkan menggunakan lempeng besi sebagai alat pemadat/penekan, setelah padat ditambah lagi sambil dipadatkan sampai cetakan betul betul penuh.
e. Proses Pelepasan Cetakan
Setelah cetakan sudah penuh dan betul-betul padat, cetakan yang sudah terisi bahan kusen beton, cetakan dilepas dengan cara disetiap sudut dan bagian atas cetakan dilakukan pelepasan plat-plat beton, agar adonan dengan cetakan tidak lengket, langkah berikutnya dikendorkan kedua baut pengikat baru dilepaskan bagian dari cetakan secara pelan-pelan.
f. Perawatan Kusen Beton Setelah Pencetakan
Setelah lokasi yang tersedia telah penuh dengan kusen beton kemudian kusen beton ditutupi dengan kantong semen atau bahan lainnya untuk menghindari panas langsung sinar matahari.
Perawatan kusen beton yang baik dan ideal melalui perendaman, bila tidak tersedia kolam perendaman, kusen beton yang telah dibiarkan selama satu malam tadi, langsung disusun minimal ditempat yang sejuk dan setiap pagi disiram air sampai kusen beton tersebut betul-betul keras dan proses persenyawaan antara semen dengan pasir betul-betul sempurna.
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Untuk pengembangan dan keberlanjutan kegiatan pengabdian Ipteks Tepat Guna Bagi Masyarakat (ITGbM ) “Aplikasi Beton Non Pasir Pada Industri Pembuatan Kusen Beton”, maka pelaksana kegiatan pengabdian sudah merancang tahapan kegiatan pengabdian selanjutnya, yaitu:
1. Mengaplikasikan penambahan bahan ringan seperti styrofoam sebagai pengisi bahan kusen beton.
2. Mengaplikasikan penggunaan produk pewarnaan pada elemen kusen beton.
3. Mensosialisasikan dan menyebarluaskan perhitungan ekonomis dari biaya produksi dan biaya penjualan kusen beton.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian pada industri pembuatan kusen beton diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Digunakan campuran rasio semen:kerikil adalah 30:70 dengan produk kusen beton lebih ringan dibandingkan dengan produk kusen beton ditambah pasir.
2. Penggunaan kusen beton tanpa pasir dapat memasayarakat pada industri pembuatan kusen beton sehingga masyarakat dapat menggunakan kusen beton sebagai elemen pengisi dinding rumah.
4. Penggunaan kusen beton dapat meningkatkan pendapatan pemilik industri kusen beton mengingat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan kusen beton semakin meningkat.
7.2. Saran
Beberapa saran yang perlu disampaikan agar kegiatan pengabdian sejenis dapat dilakukan di masa yang akan datang adalah:
1. Kegiatan pengabdian perlu dilakukan untuk penggunaan bahan styrofoam pada industri pembuatan kusen beton.
2. Penggunaan kusen beton perlu diperkenalkan dan dikembangkan pada industri pembuatan kusen beton dengan bahan ramah lingkungan.