1
GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) YANG DIBERI DEKSAMETASON DAN VITAMIN E
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Hewan
Oleh
Erwanti Siti Rabiah NIM.1009005013
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2014
i
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Denpasar, Bali pada tanggal 26 Maret 1992. Penulis merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan Bapak Abdul Djafar dan Ibu Anik Suyani.
Penulis mulai menempuh pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Kartika IX-6 Gianyar pada tahun 1996. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Gianyar dan menyelesaikannya pada tahun 2004. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama diselesaikan di SMPN 3 Gianyar pada tahun 2007. Pada tahun 2010 penulis telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Saraswati 1 Denpasar.
Penulis diterima di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana pada tahun 2010 melalui jalur PMDK. Untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan, penulis melakukan penelitian di Laboratorium Farmakologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dan Balai Besar Veteriner Denpasar. Hasil Penelitian tersebut diberi judul “Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus novergicus) yang Diberi Deksametason dan Vitamin E”.
ii ABSTRAK
Deksametason adalah glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imunosupresan dan anti-inflamasi. Deksametason memiliki efek toksik terhadap ginjal. Sebagai upaya untuk mencegah efek toksik dari deksametason, diperlukan pemberian antioksidan yang dapat melindungi sel-sel tubuh terhadap kerusakan oleh senyawa kimia reaktif. Antioksidan yang tinggi dapat ditemukan pada vitamin E. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih yang terdiri dari: kelompok kontrol (K) yang diberi pakan dan minum standar, kelompok perlakuan 1 (P0) yang diberi pakan dan minum standar serta deksametason secara subkutan dosis 0,13 mg/kg BB, kelompok perlakuan 2 (P1) yang diberi pakan dan minum standar serta deksametason secara subkutan dosis 0,13 mg/kg BB dan vitamin E secara peroral 100 mg/kg BB, kelompok perlakuan 3 (P2) yag diberi pakan dan minum standar serta deksametason secara subkutan dosis 0,13 mg/kg BB dan vitamin E secara peroral dosis 150 mg/kg BB, kelompok perlakuan 4 (P3) yang diberi pakan dan minum standar serta deksametason secara subkutan dosis 0,13 mg/kg BB dan vitamin E secara peroral dosis 200 mg/kg BB. Tikus yang telah diterminasi, diambil ginjal kanannya untuk dibuat preparat histopatologi. Kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan metode Harris Hematoxylin Eosin (HE) dan diperiksa gambaran tubulus proksimalnya dengan mikroskop pembesaran 400x. Dari pemeriksaan preparat histopatologi ginjal terdapat kerusakan ginjal berupa penutupan lumen tubulus proksimal dan nekrosis epitel. Uji Kruskall Wallis menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p=0,01) pada rerata degenerasi tubulus ginjal dari lima kelompok yang diuji.
iii ABSTRACT
Dexamethasone is a synthetic glucokortikoid with immunosupresan and anti inflammation actions. Dexamethasone has toxic side effect to kidney. Kidney is the most important excretion organ which prone to exposed to drug side effect. To minimize dexamethasone toxic effect, an antioxidant intake is needed to protect the cells from reactive chemical substance. A high level antioxidant can be found in vitamin E. This study used 25 male rats divided in 5 groups as follows: Control groups (K) given standard food and drink, Acting group 1 (P0) given standard food and drink plus 0,13 mg/kg of dexamethasone subcutaneous injection, Acting group 2 (P1) given standard food and drink plus 0,13 mg/kg of dexamethasone subcutaneous injection and 100 mg/kg vitamin E orally, Acting group 3 (P2) given standard food and drink plus 0,13 mg/kg of dexamethasone subcutaneous injection and 150 mg/kg vitamin E orally, and Acting group 3 (P3) given standard food and drink plus 0,13 mg/kg of dexamethasone subcutaneous injection and 200 mg/kg vitamin E orally. Took the right kidney from terminated rats for hispatology preparation then moving on to coloring stage using Harris Hematoxylin Eosin (HE) method and examined the proximal tubule of right kidney using microscope with 400 magnificents. From examined hispatology preparation of the kidney, it shows there is a damage resulted to narrowing of tubule lumen proksimal and epitel necrosis. Kruskall Wallis test shows there are differences (p=0,01) at the average of kidney tubule degeneration from five tested groups.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Histologi Ginjal Tikus Putih (Rattus novergicus) yang Diberi Deksametason dan Vitamin E”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Denpasar.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
2. Bapak Prof. Dr. drh I Ketut Berata, M.Si, dan Bapak drh. Samsuri, M.Kes, selaku pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu, perhatian dan pemikiran untuk membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Bapak drh I Made Kardena, M.VS, Bapak drh Made Suma Antara, M.Kes dan Bapak drh Luh Made Sudimartini, M.Sc selaku pembahas yang memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.
4. Staf Laboratorium Patologi Balai Besar Veteriner Denpasar atas bantuannya dalam penelitian ini.
5. Ibu drh Luh Gde Sri Surya Heryani, M.Biomed, selaku Pembimbing Akademik.
6. Kedua orang tua Bapak Abdul Djafar, Ibu Anik Suyani serta Nenek Kasih yang telah memberikan doa, dukungan dan perhatiannya dalam penyelesaian skripsi ini. Pun seluruh keluarga besar atas motivasi yang diberikan selama proses penyelesaian skripsi ini. 7. Rekan satu penelitian Aulia Insani dan Sathya Dharma atas motivasi serta
v
8. Teman-teman seperjuangan Sari Sartini, Karina Ramansa, Pratiwi Putri, Ananta, Hanest Djantiko, Farhan Abdul, Tiara Rona, Christy Agusti, Yunita Marpaung, Leonita, Sasadara, Istri Pradnyantari serta kawan-kawan angkatan 2010 lainnya atas kebersamaannya dari awal semester.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut serta membantu dan memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu Kedokteran Hewan.
Denpasar, Juli 2014
vi DAFTAR ISI
RIWAYAT HIDUP ………i
ABSTRAK ………...ii
DAFTAR TABEL ………..iii
DAFTAR GAMBAR ………..iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………...1 1.2 Rumusan Masalah ………...2 1.3 Tujuan Penelitian ………...3 1.4 Mafaat Penelitian ………...3 1.5 Kerangka Konsep ………...3 1.6 Hipotesis Penelitian ……….……….5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deksametason ……….……..6
2.2 Vitamin E ………...7
2.3 Tikus Putih ………..…...10
2.4 Ginjal ……….11
BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi Penelitian ……….16 3.1.1 Alat Penelitian ……….16 3.1.2 Bahan Penelitian ……….16 3.1.3 Sampel Penelitian ……….16 3.2 Metode Penelitian ……….17 3.2.1 Perlakuan Sampel ……….17
vii
3.2.3 Pemeriksaan Preparat Histologi ……….18
3.3 Variabel Penelitian ……….18
3.4 Variabel yang Diperiksa ……….19
3.5 Analisis Data ……….19
3.6 Waktu dan Lokasi Penelitian ……….19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ……….20
4.2 Pembahasan ……….24
4.3 Pengujian Hipotesis ……….…27
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ……….28
5.2 Saran ……….28
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Fisiologis Tikus Putih (Rattus novergicus) ……….11
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka konsep penelitian ………...4
Gambar 2.1 Struktur histologis ginjal tikus putih jantan normal ……….…15
Gambar 2.2 Mikrotografi tubulus ginjal tikus putih normal ………...15
Gambar 4.1 Gambar histopatologi ginjal tikus putih perlakuan P0 ……….21
Gambar 4.2 Gambar histopatologi ginjal tikus putih perlakuan P1 ……….22
Gambar 4.3 Gambar histopatologi ginjal tikus puih perlakuan P2 ……….22
Gambar 4.4 Gambar histopatologi ginjal tikus putih perlakuan P3 ……….23