• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI

2.1. Pengertian Joshi

Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji. Yang pertama jo dapat juga dibaca tasukeru yang artinya bantu, membantu atau menolong. Sedangkan yang kedua shi memiliki makna sejenis dengan istilah kotoba artinya kata, perkataan, atau bahasa. Dari kedua huruf kanji ini dapat diterjemahkan kata bantu.

Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo (kata tambahan). Fuzokugo adalah kelompok kelas kata yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain untuk membentuk kalimat, dipakai setelah suatu kata yang menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut agar menjadi lebih jelas lagi. Kelas kata Joshi tidak mengalami perubahan bentuknya ( Hirai, 1982:161). Joshi sama dengan jodooshi kedua-duanya termasuk fuzokugo, namun kelas kata jodooshi dapat mengalami perubahan sedangkan joshi tidak dapat mengalami perubahan.

Karena joshi termasuk fuzokugo, maka kelas kata ini tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, satu bensetsu, ataupun satu kalimat. Joshi akan menunjukkan maknanya apabila sudah dipakai setelah kelas kata lain yang dapat berdiri sendiri (jiritsugo) sehingga membentuk sebuah bunsetsu atau sebuah bun.

(2)

Kelas kata yang dapat disisipi joshi antara lain meishi, dooshi, i-keyooshi. Na-keyooshi. Joshi dan sebagainya.

2.2 Jenis-Jenis Joshi

Didalam bahasa Jepang ada begitu banyak partikel. Untuk memudahkan mempelajari dan mengenalinya maka ada pengklasifikasikan. Bentuk klasifikasi joshi berdasarkan penggunaanya dalam kalimat, yaitu kakujoshi, sestsuzokujoshi, fukujoshi dan shuujoshi.

a. Kakujoshi

Kakujoshi ialah Joshi biasa, yang pada umumnya melekat pada kata benda untuk menunjukkan hubungan antara kata benda tersebut dengan kata lainnya. Joshi yang termasuk ke dalam kelompok ini misalnya: de, e, ga, kara, ni, no, o, to, ya dan yori.

Contoh :

1. これは私のかばんです。

Kore wa watashi no kaban desu. ( ini adalah tas saya )

b. Setsuzokujoshi

Setsuzokujoshi ialah Joshi menyambung kalimat yang biasanya melekat pada dooshi, i-keyoshi, na-keyoshi, atau jodoshi. Joshi yang termasuk kedalam kelompok ini misalnya: ba, ga, kara, karedomo, nagara, shi, tari, te, temo, to, noni, dan node.

(3)

Contoh :

1. 明日試験があるの、一所懸命勉強します。

Ashita shiken ga aru node, isshoken benkyoushimasu. ( karena besok ada ujian, belajar sungguh-sungguh )

c. Fukujoshi

Fukujoshi ialah Joshi sebagai keterangan, dipakai setelah kata benda, kata kerja, kata sifat-i, kata sifat-na, kata keterangan, bahkan ada juga yang dipakai setelah partikel lainnya. Joshi yang termasuk kedalam kelompok ini misalnya: bakari, dake, demo, hodo, ka, kiri, koso, karai(gurai), made, mo, nado, sae, shika, wa, yara, dan zutsu.

Contoh :

1. この大学に外国人は五人だけいます。

Kono daigaku ni gaikokujin wa gonin dake imasu. ( dikampus ini orang asing hanya ada 5 orang )

d. Shuujoshi

Shuujoshi ialah partikel yang digunakan pada akhir kalimat atau akhir bagian kalimat. Fungsinya untuk menyatakan perasaan si pembicara, seperti heran, keragu-raguan, harapan, haru dan lainnya. Joshi yang termasuk ke dalam kelompok ini misalnya : ka, kashira, ne, na, no, sa, tomo, wa, yo, ze dan zo.

Contoh :

(4)

Mainichi supotsu wa karada ni iidesuyo. ( olah raga setiap hari bagus untuk tubuh ya)

2.3 Jenis-Jenis Shuujoshi

a. Partikel Ka

Partikel ka menyatakan ketidakmengertian atau rasa heran pada diri pembicara, dipakai untuk menunjukkan adanya kejadian yang membuat pembicara terkejut, dan dapat juga ditambah partikel na sehingga menjadi kana. Contoh :

1. 一緒にきませんか。

Issho ni ikimasen ka

( apakah kamu mau pergi bersama-sama)

b. Partikel Kashira

Partikel kashira dipakai pada ragam bahasa lisan untuk menyatakan kalimat tanya dan dipakai dalam ragam bahasa wanita, namun kadang-kadang dipakai juga oleh pria. Partikel kashira memiliki fungsi yang hampir sama dengan partikel ka.

Contoh :

1. 少しお金を貸していただけないかしら。

Sukoshi okane o kashite itadakenai kashira.

(5)

c. Partikel Ke/Kke

Partikel ke (sering ditulis kke) dipakai dalam ragam bahasa lisan setelah ungkapan-ungkapan bentuk lampau untuk menegaskan keragu-raguan sipembicara atau untuk menanyakan hal-hal yang sudah terlupakan oleh

sipembicara. Contoh :

1. あなたの家はどこだったっけ。

Anata no ie wa doko data kke. ( sekarang dimana rumahmu)

d. Partikel Na/Naa

Partikel na (atau partikel naa) dipakai pada ragam bahasa lisan dalam percakapan antara teman dekat dalam suasana akrab atau dipergunakan terhadap orang yang lebih muda umurnya atau lebih rendah kedudukannya daripada si pembicara. Pemakaian partikel na/naa terhadap orang yang lebih tua umurnya atau lebih tinggi kedudukannya daripada si pembicara akan terasa kurang hormat. Contoh :

1. このカメラの使い方を教えてくださいな。

Kono kamera no tsukaikata o oshiete kudasai na. ( ajarkan saya cara memakai kamera ini )

(6)

e. Partikel Ne

Partikel ne dapat dipakai pada akhir kalimat atau bagian kalimat untuk menyatakan ketegasan pikiran atau pendapat pembicara. Partikel ne dipakai pada kalimat seperti ini sebagai cara untuk menarik perhatian lawan bicara sehubungan dengan ungkapan yang di ucapkan. Fungsi partikel ne seperti ini dimiliki juga oleh partikel na dan sa. Partikel ne/nee dapat dipakai untuk menyatakan keadaan perasaan, rasa senang, rasa terkejut, dan sebagainya. Dalam bahasa ragam wanita, partikel ne/nee ini kadang-kadang dipakai setelah partikel wa sehingga menjadi wane atau wane. Pemakaian partikel ne/nee selain dapat menyatakan keadaan perasaan pembicara, dapat berfungsi juga sebagai cara untuk meminta persetujuan atau ketegasan dari lawan bicara sehubungan dengan hal-hal yang telah diucapkan.

Contoh :

1. おじとおばは明日遊びに来るそうですね。

Oji to oba wa ashita ni kuru sou desune

( katanya besok paman dan bibi akan dating maen bukan!)

f. Partikel No

Selain sebagai kakujoshi, partikel no dipakai juga sebagai shuujoshi. Partikel no yang termasuk shuujoshi dipakai pada akhir kalimat dan apabila ditambah partikel yo sehingga menjadi noyo dan juga dipakai untuk menyatakan kalimat tanya.

(7)

Contoh :

1. もう疲れたの。

Mou tsukareta no.

( apa kamu sudah capek?)

g. Partikel Sa

Partikel sa dapat dipakai setelah bagian-bagian kalimat itu sebagai cara untuk menarik perhatian lawan bicara. Fungsi partikel sa juga dimiliki partikel ne dan na. partikel sa dapat dipakai dalam kalimat tanya dan dapat dipakai pada akhir kalimat untuk menyatakan ketegasan atau keputusan si pembicara. Pada umumnya partikel sa ini banyak digunakan oleh kaum pria.

Contoh :

1. そんなことあたりまえさ。

Sonna koto atarimaesa.

(hal seperti itu sudah seharusnya)

h. Partikel Tomo

Partikel tomo tidak muncul pada program pengajaran bahasa Jepang tingkat dasar. Partikel ini dipakai pada akhir kalimat setelah verba bentuk kamus, adjektiva-I bentuk kamus, adjektiva-na bentuk kamus (ditambah da), atau verba bantu desu/ masu dan dipakai dalam ragam bahasa lisan untuk menyatakan

(8)

kepastian, keyakinan, atau ketegasan sehubungan dengan ungkapan pada bagian sebelumnya.

Contoh :

1. いいとも。

Ii tomo.

(tentu saja boleh)

i. Partikel Wa

Partikel wa dapat dipakai pada akhir kalimat ragam lisan. Partikel wa dipakai dalam ragam bahasa wanita untuk melemah-lembutkan bahasa yang diucapkan. Hal ini sebagai cara untuk menunjukkan feminitasi, kelemah-lembutan, atau keramah-tamahan pembicara. Partikel wa dapat juga dipakai menyatakan perasaan pembicara seperti rasa haru, rasa terkejut, rasa kagum, pikiran atau pendapat, kemauan atau keinginan pembicara. Partikel wa dapat ditambah partikel ne sehingga menjadi wane yang berfungsi untuk meminta persetujuan atau ketegasan dari lawan bicara tentang hal-hal yang diucapkan. Partikel wa pun dapat ditambah partikel yo sehingga menjadi wayo yang berfungsi untuk menyatakan ketegasan atau penekanan atau penekanan pada pendapat, pikiran, atau hal-hal yang diucapkan.

Contoh :

1. そのサングラスは私のですわ。

Sono sangurasu wa watasi no desu wa. ( kacamata hitam itu punya ku)

(9)

j. Partikel Yo

Partikel yo dapat dipakai untuk menyatakan ketegasan, pemberitahuan, atau peringatan kepada lawan bicara dan dapat dipakai setelah ungkapan-ungkapan yang berbentuk ajakan, larangan, atau perintah. Didalam ragam bahasa wanita dipakai setelah partikel no sehingga menjadi noyo, yang menyatakan penekanan pada pendapat, pikiran atau hal-hal yang diucapkan.

Contoh :

1. 明日キットくるよ。

Ashita kitto kuru yo. (besok saya pasti datang)

k. Partikel Ze

Partikel ze sama dengan partikel zo yang dipakai pada akhir kalimat dalam ragam bahasa pria. Pemakaian partikel ze (dan zo) dapat menunjukkan maskulinitas para pemakaiannya. Partikel ze tidak dipakai pada waktu berbicara dengan atasan (orang yang lebih tua umurnya atau atau lebih tinggi kedudukannya daripada pembicara). Pemakaian partikel ze diantara teman sebaya atau teman dekat dapat menunjukkan keakraban diantara para penuturnya.

Contoh :

1. さあ、今から出かけるぜ。

Saa , ima kara dekakeru ze. ( nah, saya pergi sekarang!)

(10)

l. Partikel Zo

Partikel zo sama dengan partikel ze dipakai pada bagian akhir kalimat dalam ragam bahasa pria. Partikel zo tidak diucapkan kepada orang yang lebih tua umurnya atau yang lebih tinggi kedudukannya dari pada pembicara. Pemakaian partikel zo diantara teman sebaya atau teman dekat dapat menunjukkan keakraban diantara para penuturnya.

Contoh :

1. 先に行くぞ。

Saki ni iku zo.

Referensi

Dokumen terkait

Proses ini merupakan proses terakhir dimana sendok/garpu yang telah jadi di bersihkan di dalam mesin mimis dengan menngunakan air dan zat kimia yang berfungsi untuk pengkilap.

Metro TV terdiri dari 70% berita, ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 30% program non berita (Metro TV, profil,

Prinsip dari pengepresan adalah suatu penekanan terhadap buah yang telah diaduk sehingga terperas dan mengeluarkan minyak yang selanjutnya melalui Oil Gutter dialirkan ke

Dari pemilihan kelompok konsumen tersebut, ANTV memilih untuk menjadi salah satu stasiun televisi swasta yang berkomitmen untuk berfokus pada tayangan hiburan, khususnya

Berfungsi untuk memanasi kertas bagian Medium agar moisture kertas dapat lebih stabil dan cepat kering pada saat membentuk fluting dan saat menyatu dengan liner.. Pada unit

Dilution water merupakan air condensate yang berasal dari proses perebusan yang ditambahkan ke dalam crude oil pada oil gutter yang berfungsi untuk membantu proses

Program pendiddikan dan pengajaran yang diterapkan adalah perpaduan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum secara seimbang dengan penekanan penggunaan bahasa arab dan bahasa

Bahan Penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yang berfungsi untuk meningkatkan mutu produksi dan bahan ini merupakan bagian dari produk akhir..