• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang Tahun"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana merupakan tanggung jawab pemerintah daerah terdampak, pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana akan melibatkan peran berbagai pihak yang menyediakan sumber daya. Di tingkat pusat, pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana akan dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan di tingkat daerah akan dikoordinasikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Untuk efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana dilaksanakan oleh berbagai pihak, maka perlu disusun dan ditetapkan suatu dokumen rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Dokumen rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana diharapkan dapat menjadi acuan dan satu kesatuan pemahaman dalam penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana bagi seluruh pihak yang terkait.

Oleh karenanya, penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana tsunami di Kabupaten Pandeglang Tahun 2019-2020 dilaksanakan melalui proses koordinasi dengan berbagai sektor terkait pada lingkup pemerintah Kabupaten Pandeglang. Selain itu juga penyusunan dokumen ini dilaksanakan melalui proses konsultasi kepada Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah.

Koordinasi telah dilaksanakan sejak pelaksanaan penilaian akibat bencana, analisis dampak dan perkiraan kebutuhan pascabencana. Walaupun demikian, rancangan dokumen rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana masih dapat dilakukan penyesuaian berdasarkan hasil pembahasan pada tingkat Kementerian dan atau Lembaga yang difasilitasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Identifikasi pendanaan yang bersumber dari APBD Kabupaten Pandeglang, APBD Provinsi Banten, APBN K/L, masyarakat dan

(2)

Melalui kesempatan ini kami haturkan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyusun dokumen rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana tsunami Pandeglang ini terutama kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Semoga dokumen ini berguna sebagai pedoman pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana tsunami di Kabupaten Pandeglang.

Pandeglang, Maret 2019 BUPATI PANDEGLANG,

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

RENCANA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA TSUNAMI SELAT SUNDA DI KABUPATEN PANDEGLANG

TAHUN 2019 – 2020

Bencana alam tsunami terjadi di Selat Sunda dengan wilayah terdampak bencana 2 (dua) Provinsi yakni Provinsi Banten (Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang) dan Provinsi Lampung (Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Tanggamus). Bencana tsunami dipicu adanya erupsi Gunung Anak Krakatau dengan material longsoran lereng seluas 64 ha sepanjang 312,78 km masuk ke Selat Sunda dengan kedalaman 0,08 km intensitas 255 mm3 saat air laut pasang pada hari Sabtu tanggal 22 Desember 2018 pukul 20.56 WIB.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh BNPB per tanggal 8 Januari 2019 pada wilayah Kabupaten Pandeglang, bencana tsunami ini menyebabkan 296 orang meninggal dunia, 3 orang belum ditemukan, 675 orang luka-luka, 3.553 orang mengungsi, serta mengakibatkan kerusakan pada rumah, prasarana dan sarana fasilitas umum dan sosial dengan tingkat kerusakan berat, sedang maupun ringan. Akibat dan dampak tsunami tersebut didapatkan total nilai kerusakan dan kerugian sebesar Rp. 260.068.971.673,- dengan rincian sektor permukiman sebesar Rp. 56.730.703.000,- (21,8%), sektor infrastruktur sebesar Rp. 34.914.632.303,- (13,4%), sektor sosial sebesar Rp. 14.357.217.200,- (5,5%), sektor ekonomi sebesar Rp. 152.960.102.130,- (58,8%) dan lintas sektor sebesar Rp. 1.106.317.040,- (0,4%). Dari nilai total kerusakan dan kerugian tersebut, diperkirakan total kebutuhan pendanaan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang adalah sebesar Rp. 349.410.771.825,- dengan rincian sektor permukiman sebesar Rp. 102.677.072.000,- (29,4%), sektor infrastruktur sebesar Rp. 108.655.779.017,- (31,1%), sektor sosial Rp. 1.410.304.000,- (0,4%), sektor ekonomi Rp. 133.504.121.808,- (32,5%) dan lintas sektor Rp. 23.163.495.000,- (6,6%).

Sebagai acuan pelaksanaan pemulihan dilakukan penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang didasarkan pada

(4)

pencegahan dan mitigasi bencana dalam rangka pengurangan risiko bencana dimasa yang akan datang.

Perencanaan pembangunan di wilayah terdampak bencana merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi berupa kebijakan yang di-integrasikan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah, telah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004. Dalam kaitannya dengan mekanisme perencanaan dan penganggaran pembangunan tahunan, Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah untuk penyusunan RAPBD, sesuai dengan mekanisme perundang-undangan yang berlaku.

Jangka waktu pemulihan yang ditetapkan dalam rencana rehabilitasi dan rekonstruksi ini adalah selama periode tahun 2019 sampai dengan tahun 2020. Prioritas pemulihan adalah sektor permukiman karena berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat. Untuk relokasi, kebutuhan lahan akan disediakan atau dibiayai oleh Pemerintah Provinsi, sedangkan dana stimulan untuk pembangunan rumah dan prasarana lingkungan permukiman akan disediakan atau dibiayai oleh Pemerintah.

Seluruh rangkaian penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana harus dilaksanakan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, baik bersifat umum maupun khusus. Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di mulai dari pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Untuk mengoptimalkan efektifitas dan efisiensi kinerja pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi, maka pemantauan perlu dilakukan sebagai upaya pengendalian proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana, sedangkan evaluasi dilakukan dalam rangka menilai efisiensi dan efektifitas penggunaan anggaran serta manfaat kegiatan di wilayah pascabencana. Pelaporan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mekanisme pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Ringkasan Eksekutif ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ……….. viii

Daftar Gambar ……….. ix

Daftar Lampiran ……… x

BAB I PENDAHULUAN ... I-1

1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Maksud dan Tujuan ... I-3 1.3 Ruang Lingkup ... I-4 1.4 Sistematika Penulisan ... I-5

BAB II KONDISI UMUM WILAYAH ... II-1

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ... II-1 2.1.1. Geografis dan Administrasi ... II-1 2.1.2. Geologi dan Topografi ... II-2 2.1.3. Suhu dan Iklim ... II-3 2.1.4. Demografi ... II-3 2.1.5. Infrstruktur Jalan ... II-4 2.1.6. Penggunaan Lahan ... II-5 2.1.7. Ekonomi ... II-7 2.1.8. Pendapatan Regional ... II-8 2.1.9. Peternakan ... II-9 2.1.10. Perdagangan ... II-11 2.1.11. Pariwisata ... II-11 2.1.12. Pendidikan ... II-11 2.1.13. Agama ... II-12

(6)

3.1.1. Kronologi Kejadian Bencana ... III-4 3.1.2 Upaya Penanganan Darurat dan Pemulihan Awal ... III-8 3.2 Penilaian Akibat dan Dampak Bencana ... III-11 3.2.1 Sektor Permukiman ... III-11 3.2.2 Sektor Infrastruktur ... III-14 3.2.3 Sektor Sosial ... III-20 3.2.4 Sektor Ekonomi Produktif ... III-21 3.2.5 Lintas Sektor ... III-24 3.3 Kajian Kebutuhan Pascabencana ... III-26 3.3.1 Kebutuan Sektor Permukiman ... III-27 3.3.2 Kebutuhan Sektor Infrastruktur ... III-28 3.3.3 Kebutuhan Sektor Sosial ... III-30 3.3.4 Kebutuhan Sektor Ekonimi Produktif ... III-31 3.3.5 Kebutuhan Lintas Sektor ... III-35

BAB IV PRINSIP, KEBIJAKAN DAN STRATEGI REHABILITASI

DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA ... IV-1

4.1 Prinsip Dasar dan Kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ... IV-2 4.2 Ruang Lingkup Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi ... IV-4 4.3 Strategi Rehabilitasi dan Rekonstruksi ... IV-5 4.4 Skema Pendanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ... IV-7 4.5 Jadwal Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ……….. IV-8

BAB V PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

PASCABENCANA ... V-1

5.1 Kelembagaan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi... V-1 5.2 Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ... V-2 5.3 Pendanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ... V-3 5.3.1 Identifikasi Sumber Pendanaan Sektor Permukiman ... V-5 5.3.2 Identifikasi Sumber Pendanaan Sektor Infrastruktur ... V-6 5.3.3 Identifikasi Sumber Pendanaan Sektor Sosial ... V-6 5.3.4 Identifikasi Sumber Pendanaan Sektor Ekonomi... V-7 5.3.5 Identifikasi Sumber Pendanaan Lintas Sektor ... V-7 5.4 Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ... V-8 5.4.1 Mekanisme Pelaksanaan Anggaran ... V-8 5.4.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan ... V-19 5.4.3 Jadwal Pelaksanaan ... V-10 5.5 Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi & Rekonstruksi ... V-10

(7)

5.6 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi V-11 5.7 Kesinambungan Pemulihan Pascabencana Berbasis Pengurangan

Resiko Bencana ... V-13

BAB VI PENUTUP ... VI-1

6.1 Aspek Legal Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi... VI-1 6.2 Jangka Waktu Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi ... VI-3 6.3 Aspek Akuntabilitas Pelaksanaan Rencana Rehabilitasi dan ………

Rekonstruksi ... VI-3 6.4 Aspek Pengakhiran Masa Pelaksanaan Rehabilitasi dan …………..

Rekonstruksi... VI-3

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ………... II-1 Tabel 2.1.1. Geografis dan Administrasi ……….. II-1 Tabel 2.1.2. Geologi dan Topografi ………. II-2 Tabel 2.1.3. Suhu dan Iklim ………. II-3 Tabel 2.1.4. Demografi ………. II-3 Tabel 2.1.5. Infrastruktur Jalan ………. II-4 Tabel 2.1.6. Penggunaan Lahan ……… II-5 Tabel 2.1.7. Ekonomi ……… II-7 Tabel 2.1.8. Pendapatan Regional ………. II-8 Tabel 2.1.9. Peternakan ………. II-9 Tabel 2.1.10. Perdagangan ……….. II-11 Tabel 2.1.11. Parawisata ………. II-11 Tabel 2.1.12. Pendidikan ……… II-11 Tabel 2.1.13. Agama ………... II-12 Tabel 2.1.14. Potensi Bencana ……… II-13

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Tabel 3.1 Kajian Akibat Bencana …….…….………... III-4 Tabel 3.1.1. Kronlogi Kejadian Bencana ……….. III-4 Tabel 3.1.2. Upaya Penanganan Darurat dan Pemulihan Awal …… III-8 Tabel 3.2 Penilaian Akibat dan Dampak Bencana ……… III-11 Tabel 3.2.1. Sektor Pemukiman …………..………. III-11 Tabel 3.2.2. Sektor Infrastruktur ……….………. III-14 Tabel 3.2.3. Sektor Sosial …….……… III-20 Tabel 3.2.4. Sektor Ekonomi Produktif ……… III-21 Tabel 3.2.5. Lintas Sektor ………. III-24 Tabel 3.3 Kajian Kebutuhan Pascabencana ………….…………. III-26 Tabel 3.3.1. Kebutuhan Sektor Pemukiman …………..…………... III-27 Tabel 3.3.2. Kebutuhan Sektor Infrastruktur …………..………….. III-28 Tabel 3.3.3. Kebutuhan Sektor Sosial ………….………. III-30 Tabel 3.3.4. Kebutuhan Sektor Ekonomi Produktif ……….. III-31 Tabel 3.3.5. Kebutuhan Lintas Sektor ………..……… III-35

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1 Penilaian Kerusakan dan Kerugian Pascabencana Tsunami Selat Sunda Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2019-2020

BAB 2 Pascabencana Tsunami Penilain Kebutuhan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Selat Sunda Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2019-2020

BAB 3 Penilaian Kebutuhan dan Sumber Pendanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Tsunami Selat Sunda Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2019-2020

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan Rencana Kerja Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 dimaksud sebagai dokumen rencana kerja yang mengoperasionalkan Rencana Kerja

Kegiatan Pengolahan, Updating dan Analisis Data dan Statistik Daerah 149 Jumlah Sumber dana Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2019/2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi Tahun 2019 Tujuan umum disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi ini adalah diperolehnya gambaran tentang situasi kesehatan di Kabupaten

Penyusunan Rencana Renja OPD ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten yang di dalamnya memuat

Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Reviu Perjanjian Kinerja Camat Badegan Kabupaten Ponorogo tanggal 1 Oktober 2019 dengan sasaran Meningkatnya koordinasi dalam

Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul Tahun 2021 merupakan pemenuhan kebutuhan aspek perencanaan

Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Buleleng merupakan rencana dalam kurun waktu tahun 2017-2022 yang memuat Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan,

Penyusunan masterplan dan rencana teknis rehabilitasi serta pembangunan kantor pemerintah untuk 14 kantor Desa, 1 Kantor Polres, Rumah Jabatan dan Asrama TNI. Penyediaan sarana