• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI DAN PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN BLITAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI DAN PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN BLITAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI DAN PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN BLITAR Gambaran umum

Kabupaten Blitar merupakan salah satu Kabupaten dari 38 kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Jawa Timur. Dengan luas wilayah 1.588,79 km2 dan jumlah penduduk kurang lebih 1.260.000 jiwa.

Terletak di Pulau Jawa bagian Timur Selatan berada di pesisir Samudra Indonesia dengan batas wilayah sebagai berikut :

• Utara : Kabupaten Kediri, • Timur : Kabupaten Malang. • Selatan : Samudera Indonesia. • Barat : Kabupaten Tulungagung.

dan ditengah wilayah Kabupaten Blitar berbatasan dengan Kota Blitar.

Secara astronomis Kabupaten Blitar berada di sebelah Selatan Khatulistiwa, terletak pada 111°40¹-112°10¹ garis Bujur Timur dan 7°58¹-8°9¹51¹¹ garis Lintang Selatan.

Keadaan Geografi dan Topografi

Keberadaan Sungai Brantas membagi wilayah Kabupaten Blitar menjadi dua wilayah yaitu wilayah Kabupaten Blitar yaitu Bagian Utara dan Wilayah Bagian Selatan.

Gambar sungai Brantas dan PLTA Wlingi Raya 1. Bagian Utara

Merupakan dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian antara 105 – 349 Meter dari permukaan air laut, dan keberadaanya dekat dengan Gunung Kelud yang merupakan gunung berapi yang masih aktif membuat struktur tanahnya lebih subur dan banyak dilalui sungai. Kecamatan yang wilayahnya di bagian utara meliputi : Kanigoro, Talun, Selopuro, Kesamben,Doko, Wlingi, Gandusari, Garum,Nglegok, Sanankulon, Ponggok, Srengat, Wonodadi dan Udanawu.

(2)

2. Bagian Selatan

Merupakan dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian antara 150 –420 meter dari permukaan air laut. Sebagian wilayahnya merupakan daerah pesisir, dan pegunungan berbatu membuat struktur tanah yang kurang subur bila dibandingkan dengan Blitar bagian utara. Kecamatan yang wilayahnya di bagian selatan meliputi : Bakung, Wonotirto, Panggungrejo,Wates, Binangun, Sutojayan dan Kademangan.

Hamparan wilayah Kabupaten Blitar merupakan daerah dengan ketinggian rata-rata + 100 meter di atas permukaan air laut, dengan distribusi wilayah menurut ketinggian yaitu :

36,4 persen kecamatan berada pada ketinggian antara 100 – < 200 meter di atas permukaan air laut;

36,4 persen kecamatan berada pada ketinggian antara 200 – < 300 meter diataspermukaan air laut; dan

27,2 persen kecamatan berada pada ketinggian antara > 300 meter diatas permukaan air laut;

Gambar : Samudra Indonesia di pesisir selatan Blitar dan Perkebunan Sirah Kencong di wilayah utara Kab. Blitar

Ada enam kecamatan yang wilayahnya berada pada ketinggian >300 meter di atas permukaan air laut, yaitu Kecamatan. Wates, Wonotirto, Doko, Gandusari, Nglegok dan Panggungrejo.

Wilayah Kecamatan Wates berada pada ketinggian tertinggi diantara 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar, yaitu + 420 meter diatas permukaan air laut.

Iklim dan Cuaca

Kabupaten Blitar berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, maka sama dengan wilayah lain di Indonesia yang mempunyai perubahan musim sebanyak 2 jenis musim pada setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Bulan Januari sampai dengan bulan Juni adalah musim penghujan dan musim kemarau biasanya pada bulan Juli sampai dengan bulan September. Curah hujan di suatu tempat antaralain dipengaruhi oleh keadaan geografidan perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat.

Data yang diperoleh dari Dinas PU. Binamarga dan Pengairan Kabupaten Blitar menyatakan jumlah stasiun pengamat curah hujan sejumlah 43 stasiun pengamat yang tersebar diseluruh wilayah Blitar, yaitu 37 stasiun pengamat berada di wilayah Kabupaten Blitar dan 6 stasiun pengamat berada diwilayah Kota Blitar.

Dari 22 kecamatanyang ada terdapat 3 kecamatan yang tidak mempunyai stasiun pengamat curah hujan di wilayahnya, yaitu Kecamatan Wonotirto, Kecamatan Wates dan Kecamatan Selopuro

Kabupaten Blitar merupakan daerah agraris, dengan kekuatan ekonomi dan potensi produksi yang bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan. Potensi dan peluang investasi Kabupaten Blitar ditentukan oleh potensi sumberdaya alam, potensi sumberdaya manusia dan daya dukung lingkungan.

(3)

Potensi investasi pertama dibidang Agribisnis

Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukung, baik di sektor hulu maupun di sektor hilir. Agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain).

Agribisnis sudah menjadi salah satu investasi/ usaha yang sangat diminati dan berkembang, hal itu karena agribisnis memiliki keuntungan yang sangat menjanjikan terutama di bidang pertanian.untuk bisa memulai bisnis agribisnis ini tentunya kita harus bisa mengenali dulu bisnis yang akan dilakukan.

Secara akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pasca panen, proses pengolahan hingga tahap pemasaran.

Obyek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan ataupun organisme lainnya. Kegiatan budidaya merupakan inti dari agribisnis, meskipun suatu perusahaan agribisnis tidak harus melakukan sendiri kegiatan ini

Terdapat lima mata rantai atau sub sistem agribisnis yang menjadi peluang investasi di Kabupaten Blitar, antara lain:

1. Sub sistem penyediaan sarana produksi yang menyangkut kegiatan pengadaan dan penyaluran

2. Sub sistem usaha tani atau proses produksi, yakni sub system ini mencakup keiatan pembinaan dan pengembangan usaha tani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian

3. Sub sistem agroindustry/ pengolahan hasil, yakni aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added dari produksi primer tersebut

4. Sub sistem pemasaran, dimana mencakup pemasaran hasil-hasil usaha tani dan agroindustri baik untuk pasar domestic maupun ekspor

5. Sub sistem penunjang, merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi :

• Sarana tata niaga • Perbankan/ perkreditan • Penyuluhan agribisnis • Kelompok tani • Koperasi agribisnis • BUMN • Swasta

• Penelitian dan Pengembangan • Pendidikan dan Pelatihan • Infrastruktur agribisnis • Transportasi

• Kebijakan Pemerintah

Potensi investasi di bidang agribisnis ini meliputi : • Potensi bidang pertanian dan perkebunan • Potensi bidang peternakan

(4)

Potensi bidang pertanian dan perkebunan

Kabupaten Blitar dengan luas lahan tanam 158.885 Ha, sejumlah 19,95 persen merupakan luas sawah dan 80,05 persen merupakan bukan lahan sawah. Dari lahan sawah seluas itu terdapat 89,89 persen merupakan sawah berpengairan tehnis, sisanya 10,10 persen merupakan sawah berpengairan tadah hujan.

Padi luas tanam 36.355 ha Jagung luas tanam 34.443 ha

Kedelai luas tanam 8.647 ha cabe luas tanam 3000 ha

Untuk lahan bukan sawah yaitu sebesar 39,45 persen merupakan tegal 35 yaitu, sedangkan sisanya untuk (tambak, kolam, empang, hutan negara, dan lain-lain), Lahan perkebunan 10,79 persen, ditanami pohon hutan rakyat 3,76 persen, Ladang/huma 1,41 persen, sementara tidak diusahakan 0,10 persen, dan penggembalaan/Padang rumput 0,01 persen, (Sumber: Blitar Dalam Angka BPS Kab. Blitar 2016)

Biji kakao kering produksi 850 ton /thn tebu 490.000 ton /thn

(5)

Potensi bidang peternakan

Komoditas hasil peternakan terutama telur ayam ras masih merupakan andalan di kabupaten blitar karena mampu menyuplai lebih dari sepertiga dari total kebutuhan telur nasional. Selain itu sektor peternakan juga menghasilkan produk daging dan susu yang terbukti mampu menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Blitar.

Populasi ayam ras petelur 14.973.000 ekor produksi telur 370 ton/hari

Populasi sapi perah 14.230 ekor produksi susu segar 110 ton/hari

Potensi kelautan dan perikanan

Ikan laut produksi 150 ton/ thn ikan hias koi 160.700.000 ekor/thn

(6)

Potensi investasi kedua dibidang Pariwisata.

Kabupaten Blitar sangat kaya akan potensi keindahan alam yang dapat dijadikan obyek wisata. Hal ini terlihat, hampir setiap kecamatan mempunyai tempat wisata/obyek wisata baik itu berupa tempat peninggalan bersejarah, wisata alam, pantai maupun wisata buatan semisal bendungan. Namun belum semua obyek wisata di sekitar wilayah Kabupaten Blitar dikelola dengan baik.

Seiring dengan perkembangan sektor kepariwisataan secara global serta peningkatan arus kunjungan wisatawan internasional, maka secara tidak langsung telah berdampak kepada kebutuhan penyediaan segala komponen atau produk-produk pariwisata. Penyediaan produk-produk pariwisata tersebut (supply side) dianggap penting untuk memenuhi kebutuhan wisatawan namun belum semuanya tersedia dalam standard yang memadai. Diharapkan penyediaan produk-produk wisata tersebut tidak hanya akan berdampak positif dalam rangka menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata (DTW), namun juga untuk memotivasi para pelaku industri pariwisata untuk lebih innovatif, kreatif dan menciptakan nilai tambah (value added) terhadap berbagai produk atau pelayanan (services) yang akan diberikan kepada para wisatawan yang akan berkunjung. Sangat disadari bahwa pengembangan pariwisata sebagai suatu industri strategis memerlukan investasi yang sangat besar, seperti perbaikan aksesibilitas (jembatan, dan jalan) dari dan kedaerah tujuan wisata, pembangunan hotel dengan segala fasilitas yang dibutuhkan oleh para wisatawan, jaringan angkutan wisata (darat, laut dan udara) yang perlu diperluas, pembangkit tenaga listrik dan pelayanan energi perlu ditingkatkan, penyediaan air bersih yang harus diciptakan, sarana dan jaringan komunikasi yang perlu diperluas, SDM para pelaku bisnis pariwisata yang perlu ditingkatkan, promosi, pemasaran produk-produk pariwisata unggulan ke dalam dan luar negeri yang perlu ditingkatkan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan suatu daerah wisata karena semua kegiatan pembangunan tersebut memerlukan dana investasi yang tidak kecil.

Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri, perlu mempertimbangkan segala aspek tanpa terkecuali karena diakui bahwa pariwisata sebagai suatu industri yang berkembang pesat tidak dapat berdiri sendiri, namun berkaitan erat dengan beberapa aspek penting lainnya, seperti aspek ekonomi, sosial budaya yang hidup dalam masyarakat dan lingkungan setempat. Untuk itu pengembangan tersebut harus terarah, sehingga semua pihak akan merasa diuntungkan.

Adapun kebijakan dasar pengembangan kepariwisataan dan ekonomi kreatif Kabupaten Blitar meliputi:

1. Pro Growth, yaitu peningkatan laju pertumbuhan ekonomi melalui sektor-sektor industri pariwisata dan ekonomi kreatif.

2. Pro Jobs, yaitu menciptakan dan memperluas lapangan kerja, dengan fokus utama untuk menggerakkan sektor riil yang dapat menciptakan lapangan kerja, sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran nasional.

3. Pro Poor, yaitu mengurangi tingkat kemiskinan nasional melalui peningkatan pendapatan masyarakat di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, baik sektor formal maupun nonformal.

4. Pro Environment, yaitu mengupayakan pembangun- an dengan menggunakan sumber daya terbarukan dan mengembangkan karya yang ramah lingkungan.

5. Mendukung penguatan nilai sosial dan budaya, yaitu mengupayakan terciptanya tradisi yang hidup didalam masyarakat melalui pelestarian (perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan) nilai sosial budaya.

6. Menciptakan kualitas hidup, yaitu memperkuat perbaikan ekonomi masyarakat dengan penciptaan lingkungan sosial budaya yang berkualitas, perbaikan kesehatan mental, kreativitas masyarakat, rekreasi dan pemanfaatan waktu senggang, serta toleransi dan kepedulian sosial secara berkelanjutan, melalui peran sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

7. Menciptakan nilai tambah, yaitu tidak hanya meningkatkan nilai melalui peningkatan volume produk dan layanan tetapi mengutamakan penciptaan nilai yang tinggi pada produk dan layanan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui pemanfaatan kreativitas yang tidak terbatas.

(7)

Berikut tabel nama 40 obyek wisata di Kabupaten Blitar beserta data jumlah pengunjung di tahun 2016

Sumber Blitar Dalam Angka 2016 BPS Kab Blitar

NO NAMA OBYEK WISATA LOKASI JUMLAH PENGUNJUNG TH 2016 1 Gua Alam Embul Tuk Ds. Tumpak Kepuh Kec Bakung 742

2 Monumen Trisula Ds. Bakung Kec. Bakung Bakung 4456 3 Pantai Tambak Rejo Desa Tambakrejo Kec. Wonotirto 79344 4 Pantai Serang Desa Serang Kec. Panggungrejo 19660 5 Pantai Jolo Sutro Desa Ringinrejo Kec. Wates 9323 6 Gong Kyai Pradah Kel. Kalipang Kec. Sutojayan 16166 7 Petilasan Rambut Monte Desa Krisik Kec. Gandusari Krisik 73167 8 Candi Penataran Desa Penataran Kec. Nglegok 206942 9 Pemandian Penataran Desa Penataran Kec. Nglegok 60962 10 Bendungan Lahor Desa Olak Alen / Ngreco, Kec. 564700 11 Candi Sawentar 1 Desa Sawentar, Kec. Kanigoro 5098 12 Candi Sawentar 2 Desa Sawentar, Kec. Kanigoro 868

13 Prasasti Jaring Kec. Sutojayan 499

14 Situs Sukosewu Desa Sukosewu, Kec. Gandusari 957 15 Museum Penataran Desa Penataran, kec. Nglegok 5741 16 Candi Plumbangan Desa Plumbangan,Kec. Doko 779 17 Candi Kotes Desa Kotes, Kec. Gandusari 788 18

Candi Simping/

Sumberjati desa sumberjati kec. Kademangan 3353

19 Candi Gambar Wetan Kec. Nglegok 3707

20 Candi Kalicilik Kec. Ponggok 3269

21 Prasasti Jajar Desa Jajar, Kec. Talun 697 22 Arca Warak Desa Modangan, Kec. Nglegok 728 23 Petilasan Mleri Desa Bagelenan, Kec. Srengat 833 24 Desa Wisata Puspajagad Desa Semen, Kec. Gandusari 3940 25 Desa Wisata Tulungrejo Desa Tulungrejo Kec. Gandusari 4696 26 Arca Gaprang Desa Gaprang, Kec. Kanigoro 494

27 Situs Tapan Desa Mronjo, Selopuro 921

28 Candi Selotumpuk Desa Pagerwojo, Kec. Kesamben 2198 29 Situs Balekambang Desa Modangan, Kec. Nglegok 1087 30 Situs Gadungan Desa Gadungan, Kec. Gandusari 807 31 Candi Sirah Kincong Desa Tegalrejo, Kec. Wlingi 2797 32 Candi Bacem Desa Bacem, Kec. Sutojayan 757 33 Candi Tepas Desa Tepas, Kec. Kesamben 1623 34 Candi Wringin Braanjang Desa Gadungan, Kec. Gandusari 3635 35 Arca Ganesha Boro Desa Tuliskriyo, Kec. Sanankulon 430 36 Candi Sumbernanas Desa Candirejo, Kec. Ponggok 973 37 Kekunoan Jimbe Desa Jimbe, Kec. Kademangan 760 38 Candi Pundensari Dsn. Purworejo, Ds. Resapombo 793 39 Prasasasti Munggut Desa. Babadan, Kec. Wlingi 1053 40 Kampung Coklat Ds. Plosorejo, Kec. Kademangan 532617

(8)

Potensi investasi ketiga dibidang Pertambangan

Kabupaten Blitar memilki potensi tambang Golongan B dan C sangat menjanjikan terutama terdapat di Wilayah Blitar Selatan apabila dapat di manfaatkan dan dikelola secara maksimal. Deposit bahan tambang tersebut meliputi : pasir besi, trass, bentonit, kaolin, feldspar, zeloit, ballclay, sirtu, batu kapur, andesit dan pirophiliyt. Sektor Pertambangan semestinya memperoleh perhatian yang lebih besar mengingat Kabupaten Blitar memiliki deposit bahan galian yang besar dan mempunyai potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menopang pendapatan Asli Daerah (PAD

Adapun bahan tambang dan potensinya adalah sebagai berikut : No Jenis Luas areal

(Ha)

Deposit (M3) Lokasi

1 Trass 40,50 12.800 Gandusari

2 Bentonit 136,19 970.000 Wates dan Binagun

3 Kaolin 74,00 1.495.000 Wonotirto dan Sutojayan

4 Feldspar 355,00 2.830.000 Wonotirto

5 Zeolit 59,45 630.000 Wonotirto dan

Panggungrejo

6 Ballclay 187,35 1.864.390 Wonotirto, Wates dan

Kademangan

7 Sirtu 280,00 3.100.000 Sungai Lekso, Semut

dan Badak

8 Batu kapur 93,25 1.068.176 Binangun dan

Kademangan

9 Pasir besi 48,30 298.000 Panggungrejo, Bakung

dan Wates

10 Pirophylit 37,00 740.000 Bakung dan

Kademangan

11 Emas – 0,7-1,79 Gunung Klitik Wates,

Wonotirto

12 Batu onyx – – Panggungrejo

Sejak tahun 2016, Perijinan pertambangan ditangani oleh Provinsi Jawa Timur, dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah namun demikian mengingat daya dukung lingkungan yang terbatas sumber daya manusia yang belum memadai belum ddi kuasainya teknologi pertambangan serta regulasinya perijinan yang ditangani oleh pemerintah provinsi jawa timur, sebaiknya investasi pertambangan tidak dilaksanakan secara besar-besaran untuk saat ini

(9)

Potensi investasi keempat dibidang industri dan kerajinan

Industri dan kerajinan di Kabupaten Blitar telah lama digarap oleh pengusaha mikro dan kecil, namun geliatnya belum menghasilkan perubahan yang signifikan kecuali pada beberapa komoditi misal tas dari batok kelapa, topeng indian dan kerajinan hiasan perahu yang menembus pasar internasional.

Kerajinan topeng indian Kerajinan hiasan miniatur perahu Kendala yang dihadapi cukup beragam antara lain :

• Sumberdaya manusia yang belum memadai • Manajemen usaha yang bersifat tradisional • Teknologi produksi masih manual

• Permodalan yang terbatas

• Kemasan produk nyang masih sederhana dan belum memenuhi standar

Gula kelapa jajanan geti

Sentra Kerajinan dari batok kelapa

(10)

Dengan melakukan pembenahan yang sering dan transfer teknologi dari para investor dan kerajinan akan berkembang dengan baik memberikan efek balik yang menguntungkan bagi masyarakat kabupaten blitar.

home industri pembuatan alat pertanian industri pembuatan minyak atsiri kenanga Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Penanaman modal dan PTSP sering mengajak para pelaku usaha di Kabupaten Blitar untuk mengikuti berbagai pameran. Dengan mengikuti pameran ini, diharapkan akan mempermudah akses pasar dan promosi produk-produk unggulan Kabupaten Blitar melalui berbagai pameran yang ada. Dengan mengikutsertakan para pelaku IKM diharapkan ada pengembangan dunia bisnis di Kabupaten Blitar seperti wilayah lain, yang pada akhirnya terjadi pertemuan para pengusaha antar daerah. Melalui kegiatan pameran juga bermanfaat untuk membuka akses usaha antar daerah sehingga ke depan diharapkan akan terbangun jaringan usaha antar daerah

Sementara perlu diketahui, beberapa produk unggulan di Kabupaten Blitar yang sudah cukup dikenal baik di tingkat daerah, regional, nasional maupun internasional diantaranya kerajinan tempurung kelapa, sambel pecel, bubut kayu, gula kelapa, gerabah seni, keripik buah, batik tulis, senapan angin, aneka mainan anak, roti kering, makanan khas, enteng-enteng kacang, garmen, mebelair dan berbagai produk unggulan lainnya. Berbagai produk unggulan ini berpotensi untuk terus berkembang. Mengingat dari segi kualitas, produk unggulan di Kabupaten Blitar tidak kalah dengan produk dari daerah lain. Bahkan beberapa jenis produk telah mampu menembus pasar luar negeri. Atas dasar inilah pemerintah daerah terus berupaya agar produk-produk tersebut semakin berkembang. Dengan upaya ini diharapkan juga akan merangsang persaingan yang sehat diantara para pelaku industri untuk senantiasa meningkatkan kualitas produknya. ‘Berbagai produk yang dihasilkan di Kabupaten Blitar ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, sehingga harus terus dikembangkan

KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

KABUPATEN BLITAR

Drs. MOLAN, MM Pembina Utama Muda NIP. 19580922 198503 1 011

Gambar

Gambar sungai Brantas dan PLTA Wlingi Raya  1. Bagian Utara
Gambar : Samudra Indonesia di pesisir selatan Blitar dan   Perkebunan Sirah Kencong di wilayah utara Kab

Referensi

Dokumen terkait

PEMERINTAH KOTA SEMARANG LAPORAN PEMERIKSAAN MENDETAIL JEMBATAN MANAJEMEN. DINAS PEKERJAAN

16 Thailand-Watnatham Islam School Pomong LN 17 Thailand-Wiang Suwan Witya Nikhorn School LN 18 Thain-Prathipsars IslamWitya Mulnithi School LN. 19 MA AL MA`ARIF

Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan pelaksanaan administrasi dalam bidang kesiswaan adalah pengaturan, pencatatan, dan pelayanan bagi siswa yang

Sumber: Direktorat Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia: Jakarta Direktorat Diplomasi Publik.. “Presiden RI: Soft Power

Tantangan dan permasalahan dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak semakin bertambah berat dan kompleks. Oleh karena itu, peran aktif masyarakat menjadi

Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk

Pariwisata • Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata (dari 10) • Pengembangan 5 KEK (dari 10) • Pengembangan 3 Kawasan Industri (KI) (dari 14) • Perbaikan Iklim Investasi dan

Pariwisata • Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata (dari 10) • Pengembangan 5 KEK (dari 10) • Pengembangan 3 Kawasan Industri (KI) (dari 14) • Perbaikan Iklim Investasi dan