• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPOSISI KIMIA DAGING DAN KULIT PAHA ITIK LOKAL JANTAN YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG TEPUNG DAUN BELUNTAS(Plucea indica. L) PADA TARAF BERBEDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPOSISI KIMIA DAGING DAN KULIT PAHA ITIK LOKAL JANTAN YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG TEPUNG DAUN BELUNTAS(Plucea indica. L) PADA TARAF BERBEDA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPOSISI KIMIA DAGING DAN KULIT PAHA ITIK LOKAL

JANTAN YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG TEPUNG

DAUN BELUNTAS(Plucea indica. L)

PADA TARAF BERBEDA

SKRIPSI ELVA RISKAWATI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

(2)

RINGKASAN

ELVA RISKAWATI. D14202040. 2006. Komposisi Kimia Daging dan Kulit Paha

Itik Lokal Jantan yang diberi Pakan Mengandung Tepung Daun Beluntas (Plucea indica. L) pada Taraf Berbeda. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil

Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Rukmiasih, MS.

Pembimbing Anggota : Prof. Emer. Peni. S. Hardjosworo, MSc.

Itik merupakan salah satu hewan unggas air (waterfowls) yang memiliki potensi berkembang lebih baik sebagai ternak penghasil daging daripada ayam. Itik memiliki ketahanan terhadap penyakit lebih tinggi daripada ayam. Namun sampai saat ini budidaya itik lokal masih sebagai penghasil telur, padahal itik juga memiliki potensi yang besar sebagai penghasil daging, terutama dari itik jantan dan betina afkir.

Sebagai penghasil daging, itik mempunyai nilai gizi yang tinggi dan seharusnya dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Kenyataannya daging itik memiliki bau amis yang menyengat sehingga penerimaan daging itik oleh masyarakat masih terbatas. Upaya yang sering dilakukan untuk mengurangi bau amis tersebut adalah dengan melakukan pengolahan dan pemberian bumbu-bumbu. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memanipulasi pakan dengan penambahan tepung daun beluntas (Plucea indica. L).

Beluntas merupakan sejenis tanaman perdu yang banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman pagar dan sebagai obat tradisional. Sejak lama tanaman beluntas dipercaya dapat mengurangi bau badan, menambah nafsu makan, mengatasi gangguan pencernaan, menurunkan panas serta manfaat lainnya. Namun, penambahan daun beluntas kedalam pakan itik diduga akan memberikan pengaruh lain selain mengurangi bau amis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan tepung daun beluntas dalam pakan itik lokal jantan terhadap komposisi kimia daging dan kulit paha. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapangan Ilmu Produksi Ternak Unggas Komplek Kandang B Fakultas Peternakan, sedangkan pengambilan data dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Institut Petanian Bogor. Waktu penelitian yaitu pada akhir Juli hingga November 2005. Itik yang digunakan adalah itik lokal jantan umur satu hari (DOD) sebanyak 45 ekor, yang dipelihara selama 10 minggu kemudian dipotong. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan tiga perlakuan penambahan tepung daun beluntas (0%, 1% dan 2%) dalam pakan. Masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari lima ekor itik. Peubah yang diukur berupa analisis proksimat kadar air, kadar protein, kadar lemak dan kadar abu dari daging paha itik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung daun beluntas dalam pakan sebesar 1 dan 2% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air, kadar protein, kadar lemak dan kadar abu daging dan kulit paha itik. Kata-kata kunci : itik lokal jantan, tepung daun beluntas, komposisi kimia, daging,

(3)

ABSTRACT

Chemical Composition in Meat and Skin Thigh of Domestic Male Duck Which Given The Feed Contains of Beluntas Leaf Meal

(Pluchea indica L.) on Different Level

Riskawati, E., Rukmiasih, and Peni S. Hardjosworo

Duck meat has undesire odor. One of the effort that is used to reduce it, is by adding beluntas leaf meal in feed diet. However, the chemical composition of meat and skin need to be learned. Therefore, The purpose of this research is to figure the effect of adding beluntas leaf meal in feed diet to meat and skin chemical composition of domestic male ducks. This reaserch was conducted in Faculty of Animal Science, Bogor Agricultrural University from Juli until November 2005. Fourty five Day Old Ducks (DOD) were raised and given additional beluntas leaf meal to their feed in their 5-10 weeks of age, before being killed. Completely randomize designs was used with three beluntas leaf meal concentration adding treatment (0%; 1% and 2 %). Each treatment consist of three replication and each of it contains five ducks. The result shows that chemical composition of meat and skin thigh is not effected from this adding treatment.

Keywords : domestic male duck, beluntas leaf meal, chemical composition, mea and skin thigh.

(4)

KOMPOSISI KIMIA DAGING DAN KULIT PAHA ITIK LOKAL

JANTAN YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG TEPUNG

DAUN BELUNTAS (Plucea indica. L)

PADA TARAF BERBEDA

ELVA RISKAWATI D14202040

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

(5)

KOMPOSISI KIMIA DAGING DAN KULIT PAHA ITIK LOKAL

JANTAN YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG TEPUNG

DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.)

PADA TARAF BERBEDA

Oleh

ELVA RISKAWATI D14202040

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 22 Desember 2006

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Ir. Rukmiasih, MS Prof. Emer. Peni S. Hardjosworo, MSc. NIP. 131 284 605

Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Bogor, Jawa Barat pada tanggal 7 Agustus 1984. Penulis merupakan anak ke lima dari tujuh bersaudara dari pasangan H. Sulaeman Damanhuri dan Hj. Yeyen Nuryeni.

Penulis memulai pendidikan formal tahun 1989 di TK Amaliah, Ciawi. Tahun 1990 melanjutkan ke sekolah dasar SDN Cibogo, Megamendung dan pada tahun 1996 melanjutkan ke SLTP Megamendung I. Tiga tahun berselang tepat tahun 1999 penulis tercatat sebagai siswa di SMU Negeri Ciawi I. Penulis lulus dari SMU pada tahun 2002 dan pada tahun yang sama penulis terpilih menjadi salah satu mahasiswa IPB di Fakultas Peternakan pada Program Studi Teknologi Hasil Ternak melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama di kampus penulis mengikuti dan menjadi pengurus di beberapa Organisasi Mahasiswa. Penulis tercatat sebagai Staf Departemen Olah Raga dan Seni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) TPB IPB tahun 2002-2004 dan tahun 2003-2004 menjadi anggota Club THT Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi Ternak (Himaproter). Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Dasar-dasar Teknologi Hasil Ternak pada tahun 2004-2005.

Beberapa pelatihan dan seminar pernah diikuti oleh penulis, diantaranya Pelatihan Inseminasi Buatan pada Domba yang diadakan Himaproter Fakultas Peternakan IPB tahun 2003 dan Pelatihan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) tahun 2005.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam yang menguasai seluruh ilmu pengetahuan atas bumi, langit beserta semua isinya. Salawat serta salam penulis haturkan kepada nabi Muhammad SAW, yang menjadi tauladan dan membawa kebenaran di dunia bagi seluruh umat manusia.

Penelitian ini berawal dari ketertarikan penulis terhadap dunia unggas. Penulis dengan bangga mendapat bimbingan dan kesempatan bekerjasama dengan dosen di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor khususnya Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas. Penulis bersama rekan-rekan melakukan serangkaian penelitian mengenai ternak itik. Beberapa hal yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini adalah bahwa budidaya itik lokal sampai saat ini masih sebagai penghasil telur, padahal itik juga memiliki potensi yang besar sebagai penghasil daging, terutama dari itik jantan dan itik betina afkir.

Sebagai penghasil daging, itik mempunyai nilai gizi yang tinggi dan seharusnya dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Namun, pada kenyataannya daging itik memiliki bau amis yang menyengat sehingga penerimaan daging itik oleh masyarakat masih terbatas.

Upaya yang paling sering dilakukan untuk mengurangi bau amis tersebut adalah dengan melakukan pengolahan dan pemberian bumbu-bumbu. Pada penelitian ini penulis melakukan upaya mengurangi bau amis pada daging itik melalui pemberian pakan yang telah dimodifikasi dengan tambahan tepung daun beluntas.

Beluntas merupakan tanaman yang sejak lama dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional yang berkhasiat diantaranya untuk mengurangi bau badan. Oleh karena itu peneliti bersama tim mencoba mengaplikasikannya kepada ternak itik dengan harapan antioksidan yang terkandung dalam tanaman beluntas tersebut mampu mengurangi bau amis itik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian tepung daun beluntas dalam pakan terhadap komposisi kimia daging dan kulit paha itik lokal jantan.

Penelitian mengalami beberapa kendala diawal pemeliharaan, namun secara umum kendala tersebut mampu penulis dan tim hadapi sehingga penelitian yang

(8)

dilakukan dapat diselesaikan dengan baik. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langaung maupun tidak langsung. Penulis sadar bahwa tiada kesempurnaan abadi yang pernah dicapai manusia.

Bogor, Desember 2006 Penulis

(9)

DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ... i ABSTRACT ... iii RIWAYAT HIDUP ... iv KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 1 TINJAUAN PUSTAKA ... 2 Itik Lokal ... 2

Komposisi Kimia Daging Itik ... 3

Kadar air ... 4

Kadar protein ... 4

Kadar lemak ... 5

Kadar Abu ... 5

Struktur Kimia Kulit Unggas ... 6

Beluntas (Plucea indica. Less) ... 7

METODE ... 9

Lokasi dan Waktu ... 9

Materi ... 9

Kandang dan Peralatan ... 9

Rancangan ... 10

Perlakuan ... 10

Peubah yang Diamati dan Analisa Data ... 10

Model ... 10

Prosedur ... 11

Pembuatan Tepung Daun Beluntas ... 11

Persiapan Kandang dan Peralatan ... 11

Pengacakan Ternak ... 12

Pemeliharaan dan Pengambilan Data ... 12

Pengukuran Peubah ... 13

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15

(10)

KESIMPULAN ... 19

UCAPAN TERIMA KASIH ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21

Referensi

Dokumen terkait

menunjukan bahwa guru merupakan sebuah profesi yang menuntut adanya keahlian khusus di bidangnya (sebagai guru). Mengacu pada teori di atas, hakikatnya guru adalah dia yang memiliki

Banjir yang terjadi pada Kali Ngotok disebabkan oleh tidak mampunya penampang sungai menampung air, hal ini di sebabkan karena adanya pendangkalan akibat dari endapan

Laser Jaya Sakti Pasuruan”.Tujuannya untuk mengetahui pengaruh variabel pendidikan dan pelatihan tenaga kerja secara simultan dan parsial terhadap kinerja karyawan

Maka secara ontologis, dengan sintak-sintak pendekatan Saintifik diharapkan Subjek Belajar akan mampu menemukan, memperkokoh dan mengembangkan Kategori Berpikir sebagai unsur

Tutto ciò potrebbe fa ritenere che anche il testo originale dei retraits fosse in latino, come la Regola primitiva, anche se di esso, allo stato della ri- cerca, non è superstite

Diketahui deret aritmatika dengan suku pertama adalah 5.. dan suku

Model DSI-PK, yaitu gambaran proses rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran baik mengenai proses maupun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan

Sehingga pada penelitian ini penurunan kadar MDA yang terjadi pada kelompok II, III, dan IV belum dapat dikatakan sebagai akibat pemberian ekstrak herba thymi karena penurunan