Vol. 16 No. 2 Agustus 2020 ISSN : 1693-9549
197 | P a g e
PENGARUH LAYOUT DAN VARIASI PRODUK TERHADAP MINAT BELI
DI BRIGHT CILEGON PT. PERTAMINA RETAIL
Indar Riyanto1
Email : indaropay@gmail.com
Fuadi2
Email : fuadiali71@gmail.com
Dosen Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten Mutoharoh3
Email : mutoharoh1905@gmail.com
Mahasiswa Prodi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten
ABSTACT
This study aims to determine the effect of layout and product variation on buying interest at Bright PT. Pertamina Retail. In this study using primary data by distributing questionnaires to consumers of Bright Cilegon PT. Pertamina Retail. A population of 4384 visitors to the SPBU 34-42401 Cilegon. The research sample was taken using Accidental Sampling technique, amounting to 100 respondents of Bright Cilegon consumers. Methods of data analysis using quantitative methods, namely by using multiple linear regression analysis.
The results prove that the layout variable has a significant influence on the buying interest variable at Bright Cilegon PT. Pertamina Retail, product variations affect buying interest at Bright Cilegon PT. Pertamina Retail. The biggest significant influence on buying interest in Bright Cilegon PT. Pertamina Retail is the layout variable with a parameter coefficient of 0.483 (positive), while the significance test results show the tcount value of 4,924 is greater than ttable 1.984 and the sig value is 0.00 <0.05 at 5% alpha, followed by variable variations. a product with a parameter coefficient of 0.353 (positive), while the results of the significance test showed that the tcount of 5.287 was greater than the ttable of 1.984 and the sig value was 0.00 <0.05 at 5% alpha. From the results of this analysis, it can be concluded that the layout is the dominant factor that has the greatest influence on the tendency of consumer buying interest at Bright Cilegon PT. Pertamina Retail.
Keyword: Layout, Product Variation, and Purchase Interest
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layout dan variasi produk terhadap minat beli di Bright PT. Pertamina Retail. Dalam penelitian ini menggunakan data primer dengan menyebar angket atau kuesioner kepada konsumen Bright Cilegon PT. Pertamina Retail. Populasi sejumlah 4384 pengunjung SPBU 34-42401 Cilegon. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik Accidental Sampling yang berjumlah 100 responden konsumen Bright Cilegon. Metode analisis data menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan menggunakan analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel layout memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel minat beli di Bright Cilegon PT. Pertamina Retail, variasi produk berpengaruh terhadap minat beli di Bright Cilegon PT. Pertamina Retail. Pengaruh signifikan terbesar terhadap minat beli di Bright Cilegon PT. Pertamina Retail adalah pada variabel layout dengan koefisien parameter sebesar 0.483 (positif), sedangkan hasil uji signifikansi menunjukan nilai thitung sebesar 4.924 lebih besar dari ttabel 1.984 dan nilai sig sebesar 0,00 < 0,05 pada alpha 5%, kemudian diikuti oleh variabel variasi produk dengan koefisien parameter sebesar 0.353 (positif), sedangkan hasil uji signifikansi menunjukan nilai
thitung sebesar 5.287 lebih besar dari ttabel 1.984 dan nilai sig sebesar 0,00 < 0,05 pada alpha 5%. Dari hasil analisis tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa layout merupakan faktor dominan yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap kecenderungan minat beli konsumen di Bright Cilegon PT. Pertamina Retail.
Vol. 16 No. 2 Agustus 2020 ISSN : 1693-9549
198 | P a g e
PENDAHULUAN Latar Belakang
Perkembangan retail yang semakin
menjamur membuat pemilik bisnis retail harus mampu mengantisipasi persaingan yang ada. Persaingan semakin terasa dengan banyaknya perubahan yang terjadi. Ditunjukkan dengan semakin beragamnya permintaan konsumen, banyaknya jenis-jenis produk pelengkap, serta ragam jenis bahan baku yang tersedia. Dalam mengikuti perkembangan pada sektor retail maka
retailer harus selalu mengikuti perkembangan
yang terjadi untuk memenuhi permintaan
konsumen.
Permintaan setiap konsumen pasti memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Untuk dapat memuaskan konsumen dan pelanggannya maka pengecer harus jeli melihat apa yang diinginkan oleh konsumen dan pelanggannya tersebut..
Untuk dapat memenuhi hal tersebut dibutuhkan suatu teknologi dan strategi yang dapat memudahkan pelayanan, proses, serta pengantaran layanan. Keberadaan ritel modern berdampak bagi produsen, perusahaan dan pemerintah. Sudut produsen dan perusahaan adalah meningkatkan kapasitas pemasaran para distributornya dan pelaku terkait, tetapi pada sisi persaingan usaha memberikan dampak negatif bagi pengecer kecil. Di sisi lain timbulnya ritel memberikan dampak positif bagi pemerintah terutama dalam pendapatan perkapitanya. Ritel modern semakin lama semakin berkembang. Hal ini mendorong persaingan dunia bisnis yang sangat ketat. Kondisi ini terjadi karena adanya kecenderungan ritel modern dijadikan sarana untuk bersantai yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kota, karena mudah dijangkau tanpa banyak mengorbankan waktu. Selain itu Ritel Modern merupakan tempat yang nyaman dalam melakukan kegiatan jual beli atau bertransaksi. (Edwin Japarianto : 2010).
Oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut, maka para pengusaha dalam bisnis ritel berusaha mengembangkan strateginya khususnya di bidang operasi untuk dapat menjaring konsumen berbelanja.
Salah satunya strategi yang digunakan adalah strategi tata letak. Strategi ini dilakukan untuk menjaring konsumen atau pelanggan. Para pengusaha mencoba membuat tata letak yang dinamis dan dapat memberikan kenyamanan bagi pelanggan.
Hal ini dilakukan untuk mempertahankan
keberadaan ritel sendiri maupun memberikan kemudahan bagi konsumen dalam mencari barang yang diinginkan.(Ria Arifianti, 2014)
Para pengelola ritel menata produknya berdasarkan kesepakatan para supplier. Dalam hal ini mereka memperkenalkan produk baru yang akan meningkatkan keingintahuan konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru. Tetapi dalam kenyataannya banyak yang dikeluhkan konsumen tentang tata letak ini,
yaitu mereka kadangkala kesulitan untuk mencari barang yang diinginkan karena tidak ada petunjuk jelas tentang letak barang yang diinginkan. Kalaupun ada mereka tidak pernah melihat ke arah nama letak barang yang diinginkan karena letaknya yang sangat tinggi.(Ria arifianti:2016)
Hal ini dapat mendorong keuntungan bagi perusahaan dalam segi finansial. Oleh karena itu penulis mencoba mengangkat tema berkaitan dengan Strategi tata letak yang dilakukan oleh Ritel Modern
Store layout dimaksudkan agar toko
tersebut tetap memiliki daya saing dengan menciptakan perbedaan dengan toko retail lainnya yang menjual produk dengan jenis yang sama.
Hal-hal yang dapat dilakukan dengan
menambahkan ide- ide menarik dengan desain yang unik, menarik, serta berbeda, namun tetap fungsional dan menciptakan suasana belanja yang nyaman bagi konsumen. Karena dengan store
layout yang dibentuk sesuai dengan suasana toko
yang nyaman dan hangat, dapat menciptakan emosi untuk meningkatkan ketertarikan konsumen atas barang yang dijual.
Dengan adanya persaingan dunia usaha yang semakin tajam menuntut pula pengusaha untuk peka dan cermat didalam memilih dan menetapkan produk yang strategis dan tepat dalam penjualannya.
Berikut adalah laporan penjualan di Bright Cilegon periode Januari-Maret 2020,
NO NAMA BARANG QTY TERJUAL
1 Le Minerale 600 ml 388
2 Pucuk The Melati 350 ml 314
3 Sampoerna Mild 16’s 176
4 Nestle Air mineral 600 ml 140
5 Ades 600 ml 124
6 Club Air mineral 600 ml 109
7 Aqua 600ml 98
8 Aqua 330 ml 81
9 GG Surya 16’s 70
10 Tolak angina 15 ml 66
11 Larisst Air mineral 1500ml 62
12 Aqua 1500 ml 58
13 Larisst Air mineral 600 ml 54
Vol. 16 No. 2 Agustus 2020 ISSN : 1693-9549
199 | P a g e
15 Bear Brand susu steril 185 ml 51
16 Pocari sweat 500 ml 47
17 Happytos Merah 160 gr 45
18 Esse chang Alpmint 20’s 45
19 Larisst lighter 42
20 Ultra sari kacang ijo 250 ml 38
21 Chitato SP PGG 68 gr 36
22 Prime Bread krim mocca 36
23 Sampoerna mild 12’s 35
24 Good day F. Mocacino 250 ml 34
25 Indomie goring 80 gr 34
26 Fruitea Blackcurrant 350 ml 34
27 Marlboro HPACK 20’S 33
28 Pop mie pedes dower 80 gr 33
29 Minute maid Pulpy orange 33
30 Pocari sweat 350 ml 33
Data diatas merupakan penjualan Bright Cilegon atau yang disebut laporan pareto periode Januari sampai Maret 2020 data ditarik dari 30 item penjualan terbanyak selama tiga bulan, data menunjukan bahwa Pengaruh layout kategori
minuman (Beverages) terdapat penjualan
terbanyak yaitu Le mineral Qty sebanyak 388 pcs dan Teh Pucuk 314 pcs yang artinya ada pengaruh untuk Variasi produk dan Layout terhadap minat beli konsumen Bright Cilegon.
Gambar diatas menunjukan letak layout Bright Cilegon, dimana rak-rak yang ada di dalam toko masih harus di perbaiki untuk menarik minat
konsumen, dengan cara memberi petunjuk sesuai kategori barang yang telah ditetapkan oleh pihak Bright cilegon, berikut adalah model display Bright cilegon menurut kategori barang
Tabel 1.1 Model Disply Bright Cilegon
KODE NAMA DISPLY RAK
BBM01O01487 BREAKFAST AND MILK 1 RAK SINGLE 1 BEV02O01499 BEVERAGE 2 RAK SINGLE 2 BIF01DO01505 BASIC FOOD & INSTANT FOOD 1 RAK DOUBLE 3 CLB04O01500 COOLAR BEVERAGE 4 PINTU 4 CON02DO01 CONVECTIONARY 2 RAK DOUBLE 5 HBS01O01514
HOUSE HOLD MECANICAL TOOLS AND BABY &
KIDS 6
MPD01O01525 MEDICINE PAPER PRODUCT & DETERGENT 7
MSANDAL01 RAK SANDAL 8
PCE01O01481 PERSONAL CARE 1 RAK SINGLE 9 R06500016 FREEZER ICE CREAM 10
R07000018 RAK ROTI 11
R076000002 RAK ROKO 12
R08000004 MATERAI 13
R080A00500 ITEM VIRTUAL 14 R085A00006 FLOOR DISPLY FLAG TOKO 15 R093A00008 DERBY COCA COLA VIGORE 16
R09800012 PROMOSI 17
R101BO01704 MEJA KASIR 5 SELFING 18 RBAATT01705 COC BATTERY 19 SNB03DO01 SNACK & BISCUIT PERISHABLE 6 RAK DOUBLE 20
Tata letak produk yang strategis dan tepat akan menguntungkan karena sebagian konsumen akan lebih menyukai tata letak yang bagus dan dapat dijangkau dengan mudah. Ningsih (2008) mengatakan bahwa tata letak produk yang tepat harga yang seimbang serta kelengkapan produk yang bervariasi dan lengkap secara tidak langsung akan mempengaruhi minat konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.
Salah satu faktor yang dapat menumbuhkan minat konsumen adalah variasi produk yang diberikan oleh perusahaan. Variasi produk tidak hanya menyangkut jenis produk (product item) dan lini produk (product line) tetapi juga menyangkut kualitas, desain, bentuk, merk, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan dan pengembalian yang harus diperhatikan oleh
perusahaan secara seksama terhadap
keanekaragaman (variasi) produk yang dihasilkan secara keseluruhan (Purwanto:2019)
Pentingnya variasi produk dalam suatu toko membuat peneliti tertarik melakukan penelitian dimana dengan variasi kita dapat memilh dan membandingkan beberapa barang dan memilih sesuai kebutuhan yang kita inginkan, dengan demikian konsumen akan memilih untuk datang berbelanja secara terus-menerus dan memilih tempat yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan. Mengingat variasi produk merupakan salah satu daya tarik terpenting dalam penjualan. Variasi dapat dilihat dari pandangan dimana kita melihat banyaknya jenis produk maupun ukuran produk yang disediakan, sehingga kita tidak
Vol. 16 No. 2 Agustus 2020 ISSN : 1693-9549
200 | P a g e
mengambil keputusan secara terpaksa, dalam arti keputusan secara terpaksa yaitu membeli suatu produk karena tidak memiliki pilihan untuk membeli jenis produk lainnya, karena barang yang disediakan hanya satu jenis saja. (Astri Ayu Purwati:2019)
Minat beli merupakan perilaku konsumen yang menunjukan keinginan untuk membeli suatu barang yang dilihat dengan ketertarikan pada barang yang dilihat dan memutuskan untuk membeli barang tersebut. Minat beli juga dapat meningkat apabila produk yang dilihat sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen, bahkan konsumen juga akan membeli produk yang tidak direncanakan sebelumnya karena ketertarikannya melihat produk lain dan berusaha untuk membelinya. Dengan begitu dapat meningkatkan penjualan karena minat beli konsumen yang meningkat setelah melihat berbagai macam produk.
Selain melakukan bisnis penjualan BBM, PT Pertamina Retail juga memiliki lini bisnis general retail, yaitu Bright Mart salah satu yang dibahas disini adalah Bright Cilegon yang beralamatkan di Jl Raya Cilegon KM. 3 RT.03/RW.03 Sukmajaya, Jombang Wetan, Kec. Cilegon, Kota Cilegon, Banten merupakan minimarket milik PT Pertamina Retail yang
menjual produk-produk yang dibutuhkan
konsumen seperti oli,gas LPG, peralatan mandi, alat-alat tulis, alat-alat listrik, makanan dan minuman. Mengenai tata letak produk, pembeli tentu akan melihat tata letak produk yang memudahkan mereka dalam mencari barang-barang yang dibutuhkan. Bright Cilegon salah satu penyedia barang kebutuhan masyarakat, karena tata letak produk sangat berpengaruh pada keputusan pembelian. Produk-produk yang tertata rapih dan dikelompokkan sesuai dengan jenis dan merek.
Dengan adanya tata letak produk yang tepat dan menarik, maka konsumen dengan sendirinya akan memutuskan minat berbelanja di Bright Cilegon, penatapan letak produk yang teratur dan juga konsumen tidak mesara sulit saat membeli. Penempatan rak-rak produk ini mempunyai jarak antara satu dengan rak yang lain, agar pembeli leluasa untuk mencari barang yang dibutuhkan saat berbelanja. Setiap pengusaha ritel memiliki kebijakan masing-masing termasuk masalah presentase harga yang diambil pada setiap produk atau barang yang dijual.. Faktor kelengkapan produk juga nampaknya sangat berpengaruh pada konsumen ketika akan melakukan keputusan
pembelian. Hal ini berkaitan dengan kepuasan konsumen dalam berbelanja.Sering kali produk yang tidak lengkap membuat konsumen merasa enggan untuk kembali berbelanja.karena bright berfokus pada konfeniens store sehingga barang yang dijual tidak terlalu banyak
Berdasarakan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Layout dan Variasi Produk terhadap minat beli konsumen di Bright Cilegon PT. Pertamina Retail”
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Layout
Layout toko adalah tata letak produk, kasir dan arus lalu lalang konsumen di dalam toko. Pengelola harus merancang tata letak produk yang menarik dan mudah dijangkau oleh konsumen. Tata letak produk juga harus memudahkan konsumen berjalan dan berlalu lalang, sehingga ia bisa mencari dan memperoleh barang yang
dibutuhkannya dengan mudah dan cepat.
Prinsipnya, tata letak semua elemen di dalam toko harus menciptakan suasana yang menyenangkan bagi semua pihak:konsumen, petugas, dan produsen. .
Dalam mendesain store layout yang baik,
store designer harus menyeimbangkan berbagai
objektif. Pertama, store layout harus menarik konsumen untuk berkeliling toko untuk membeli lebih banyak produk dari yang sebelumnya direncanakan. Metode pertama adalah untuk mengekspos konsumen untuk menata pola berjalan yang spesifik. Konsumen harus dibuat untuk mengikuti apa yang telah direncanakan. Contohnya seperti Toys R Us menggunakan
layout yang hampir menggiring konsumen untuk
bergerak ke bagian inexpesive impulse ke
expensive goods. Metode lainnya untuk membantu konsumen mengitari toko untuk melihat perbedaan. Hal yang sama juga dikatakanZimm (2001) di mana store layout menjadi efek penting dalam perilaku pembelian konsumen. Store layout berakibat pada sejauh mana konsumen mendalami isi toko, perputaran konsumen diantara isi toko dan seberapa banyak waktu yang dihabiskan dalam toko. Oleh karena itu seorang pengusaha retail harus dapat melakukan store layout dengan baik dan benar supaya tujuan konsumen tercapai. Manson (1992) menyatakan perencanaan toko memiliki beberapa kegunaan seperti meningkatkan kesempatan
Vol. 16 No. 2 Agustus 2020 ISSN : 1693-9549
201 | P a g e
menyeluruh, mendukung produk-produk yang
berhubungan, mengelompokkan produk,
menggurutkan produk sesuai kebutuhan,
mempermudah kontrol persediaan dan
mempercantik penampilan toko. Indikator layout
Store layout dapat mempengaruhi keadaan emosi pelanggan. Keadaan emosi pelanggan terdiri perasaan senang dan perasaan yang dapat membangkitkan keinginan, baik yang muncul secara psikologis ataupun keinginan yang bersifat mendadak (impulsif) untuk melakukan pembelian. Turley dan Milliman (2000) menyatakan bahwa untuk mengukur store layout digunakan indikator sebagai berikut:
1. Alokasi luas ruangan yang sesuai 2. Penempatan meja/kursi yang sesuai 3. Lokasi penempatan ruangan yang baik Variasi Produk
Produk menurut Stanton yang dikutip oleh Buchari Alma (2007:139), merupakan seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. Pengembangan produk yang bervariatif dengan jaminan mutu kualitasnya, akan membuat harapan terhadap minat konsumen untuk mengkonsumsinya dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup dari para konsumen. Ketertarikan konsumen terhadap produk yang bervariatif akan sangat mempengaruhi volume penjualan.
Varisi produk atau keberagaman produk bukan hal baru dalam dunia pemasaran, dimana strategi ini banyak digunakan oleh praktisi-praktisi
pemasaran didalam aktivitas peluncuran
produknya.
Menurut Philip Kotler (2009:72), variasi produk sebagai ahli tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran,harga, penampilan atau cirri-ciri. Atau variasi produk merupakan jenis atau macam produk yang tersedia (Spark dan Legault, 2005:18).Sedangkan menurut Tjiptono (2008:97), Item yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan
ukuran, harga, penampilan atau atribut
lainnya.Yang biasanya juga disebut stock keeping atau variasi produk.
Berdasarkan pengertian menurut berbagai para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa variasi
produk adalah strategi perusahaan dengan menganekaragamkan produknya dengan tujuan agar konsumen mendapatkan produk yang diinginkan dan dibutuhkannya.
Indikator Variasi Produk
Menurut Kotler & Keller (2008:82) disebutkan secara detail bahwa variasi produk dapat berupa variasi ukuran, harga, penampilan, dan komposisi (untuk produk perawatan),
1. Ukuran, didefinisikan sebagai bentuk, model, atau struktur fisik dari suatu produk yang dilihat dengan nyata dan dapat diukur. Perusahaan dapat membuat variasi ukuran dari produk tertentu baik dari ukuran yang kecil maupun yang besar,
2. Harga, Menurut Fandi Tjiptono (2008:465) mengatakan bahwa istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk. Penetapan harga merupakan tugas kritis yang menunjang keberhasilan operasi organisasi,
3. Tampilan, merupakan daya tarik produk yang dapat dilihat secara langsung. Tampilan dalam sebuah kemasan produk dapat diartikan sebagai sesuatu yang terlihat dengan mata dan bersifat menarik sehingga konsumen memiliki keinginan untuk membeli produk tersebut. Tampilan dalam kemasan produk meliputi desain, kesesuaian warna yang dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli,
4. Ketersediaan Produk adalah banyaknya macam barang yang tersedia di dalam toko membuat para konsumen semakin tertarik untuk masuk dan melakukan pembelanjaan dalam toko telah habis di rak maka dapat diisi lagi.
Minat Beli Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2012:181) proses membeli adalah all their experience in learning, choosing, using, even disposing of a
product yaitu pengalaman mereka dalam
memahami, memilih, menggunakan, atau bahkan membuang produk. Minat beli adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembeli untuk membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia dalam periode waktu tertentu (Schiffman dan Kanuk, 2000:206).
Vol. 16 No. 2 Agustus 2020 ISSN : 1693-9549
202 | P a g e
merupakan keinginan konsumen yang secara mental dan psikologi mempertimbangkan dalam pembelian produk. Sebelum membuat keputusan pembelian konsumen dihadapkan terhadap minat pembelian dimana konsumen memikirkan apakah produk tersebut akan dibeli ataupun tidak.
Sebelum mengambil keputusan konsumen
cenderung memiliki pertimbangan dalam
pembelian suatu produk sebelum pada akhirnya membeli produk tersebut.Produsen cenderung
memprediksi variabel minat beli untuk
menerawang bagaimana penjualan produk
kedepannya.
Minat beli merupakan bagian dari
komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar- benar dilaksanakan (12
Indikator Minat Beli konsumen (Ferdinan, 2016:231)
1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti
jika terjadi sesuatu dengan produk
prefrensinya.
4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian sebagai mekanisme atau tatacara untuk melaksanakan suatu riset mutlak dibutuhkan untuk mengatur jalannya suatu penelitian. Metode penelitian terdiri dari berbagai macam metode diantaranya adalah komparatif, asosiatif, studi kasus, deskriptif, historikal dan lain sebagainya. Menurut Sugiyono (2014: 2), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, Penulis memilih metode penelitian asosiatif sebagai metode yang digunakan untuk menyusun riset
yang dilakukan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian asosiatif kausal dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. “Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih” (Husein Umar, 2015: 30). Penelitian ini menjelaskan hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari
variabel-variabel yang akan diteliti.
“Menggunakan pendekatan kuantitatif karena data
yang akan digunakan untuk menganalisis
hubungan antar variabel dinyatakan dengan angka atau skala numerik” (Kuncoro, 2003: 41). Penelitian ini menganalisis pengaruh layout dan variasi produk terhadap minat beli konsumen Bright cilegon PT. Pertamina Retail.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis berkenaan dengan jawaban pertanyaan penelitian dapat menggunakan tabel, grafik atau bagan yang disertai pembahasan secara deskriptif, kausan/komparatif dari temuan-temuan dan interpretasi atas hasil temuan.
Deskripsi Data Responden:
Tabel: Jenis Kelamin
Frequ ency Perce nt Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-Laki 33 33.0 33.0 33.0 Perempuan 67 67.0 67.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Tabel: Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulat ive Percent Valid 17-26 Tahun 57 57.0 57.0 57.0 27-36 Tahun 40 40.0 40.0 97.0 37-46 Tahun 3 3.0 3.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Tabel : Pekerjaan Responden Freque ncy Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Pegawai Negeri 4 4.0 4.0 4.0
Wiraswasta 9 9.0 9.0 13.0 Karyawan 37 37.0 37.0 50.0 Pelajar/Mahasiswa 11 11.0 11.0 61.0 Ibu Rumah Tangga 14 14.0 14.0 75.0 Lain nya 25 25.0 25.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Hasil Tanggapan Responden
Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Layout(X1)
Vol. 16 No. 2 Agustus 2020 ISSN : 1693-9549
203 | P a g e
Hasil tanggapan responden pada Variabel
Layout dengan 6 Indikator pertanyaanan
menunjukan hasil means atau rata-rata diatas angka 4,12. Hasil tersebut ini menunjukan bahwa rata-rata responden berpendapat bahwa Layout Bright Cilegon PT. Pertamina Retail sudah “baik”. Hasil tersebut sesuai dengan interpretasi ketentuan mean dan pedoman yang diberlakukan oleh Sudjanan (2006) bahwa apabila hasil mean 3,40 - 4,19 maka dikatakan Interprestasinya “Baik”.
Hasil tanggapan responden pada Variabel Variasi Produk dengan 8 Indikator pertanyaanan menunjukan hasil means atau rata-rata diatas angka 3,74. Hasil tersebut ini menunjukan bahwa rata-rata responden berpendapat bahwa Variasi Produk Bright Cilegon PT. Pertamina Retail sudah “baik”. Hasil tersebut sesuai dengan interpretasi ketentuan mean dan pedoman yang diberlakukan oleh Sudjanan (2006) bahwa apabila hasil mean 3,40 - 4,19 maka dikatakan Interprestasinya “Baik”.
Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.647 1.631 1.010 .315 Layout .483 .098 .422 4.924 .000 Variasi-_Produk .353 .067 .454 5.287 .000 a. Dependent Variable: Minat_Beli
Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk
persamaan regresi sebagai berikut : Y= 1,647 + 0,483 X1+ 0,353 X2
Dalam persamaan regresi tersebut
menunjukkan bahwa b1= 0,483 dan b2= 0,353
bertanda positif dengan demikian terdapat pengaruh yang positif antara Layout (X1), dan
Variasi Produk (X2) terhadap Minat Beli (Y).
Dengan kata lain, makna dari persamaan diatas yaitu :
a. Konstanta sebesar 1,647 menyatakan bahwa
besarnya Minat Beli Konsumen yang
meningkat 1,647 dengan asumsi bahwaLayout (X1), dan Variasi Produk (X2) bernilai konstan
(tidak dilakukan).
b. Koefisien regresi X1 sebesar 0, 483 menyatakan
bahwa setiap penambahan satu satuan Layout (X1) akan meningkatkan Minat Beli Konsumen
sebesar 0, 483.
c. Koefisien regresi X2 sebesar 0,353 menyatakan
bahwa setiap penambahan satu satuan Variabel
Variasi Produk (X2) akan meningkatkan Minat
Beli (Y) sebesar 0,353.
Pengujian Korelasi Parsial Dan Koefisien Determinasi Model Unstandardi zed Coefficients Standardiz ed Coefficien ts T Sig . Correlations B Std. Error Beta Zero -order Parti al Par t 1 (Constant) 1.64 7 1.631 1.01 0 .31 5 Layout .483 .098 .422 4.92 4 .00 0 .75 2 .447 .29 0 Variasi_Pro duk .353 .067 .454 5.28 7 .00 0 .76 1 .473 .31 2
Berdasarkan table diatas, nilai korelasi pada variabel layout terkait hubungan dengan minat beli dilihat dari nilai Zero-order sebesar 0.752 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan moderat kuat antara layout dengan minat beli karena berada interval koefisien 0.60 - 0.799. Adapun kontribusi variabel layout terhadap minat beli sebesar 0.451 (0.60 x 0.752) atau 45.1%.
Hubungan variasi produk dengan minat beli diperoleh nilai Zero-order 0.761 yang menunjukan hubungan moderat baik antara variasi produk dengan minat beli karena berada pada rentang 0,60-0,799. Adapun tingkat kontribusi variable variasi produk terhadap minat beli sebesar 0.456 (0.60 x 0.761) atau 45.6%.
Analisis Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .814a .663 .656 2.450 a. Predictors: (Constant), Variasi_Produk, Layout
Berdasarkan rhitung pada variabel antara
layout dan variasi produk dengan minat beli diperoleh nilai korelasi sebesar 0.814. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan kuat, dalam artian interpolasi koefisien korelasi kuat sesuai dengan ketentuan dan pedoman yang diberlakukan oleh Sugiyono (2013:250) bahwa apabila interval koefisien yang didapatkan 0,60 - 0,799, maka dikatakan hubungan koefisisen korelasinya kuat. Nilai koefisien determinasi sebesar 0.663 yang menunjukan tingkat kontribusi dari variabel layout dan variasi produk terhadap minat beli sebesar 0.663 atau 66.3%, sedangkan sisanya sebesar 0.337 atau 33.7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar persamaan model.
Vol. 16 No. 2 Agustus 2020 ISSN : 1693-9549
204 | P a g e
Hasil Uji Hipotesis
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.647 1.631 1.010 .315 Layout .483 .098 .422 4.924 .000 Variasi-_Produk .353 .067 .454 5.287 .000 a. Dependent Variable: Minat_Beli
Berdasarkan hasil output diatas, maka dapat diketahui apakah sebenarnya Layout mempunyai pengaruh terhadap Minat Beli Konsumen, dan hasil perhitungan yang di dapat adalah(dk = n – 2) 100 – 2 = 98, maka diperoleh t tabel sebesar 1,984.
Secara parsial pengaruh Layout (X1)
terhadap Minat Beli (Y) dalam uji t, didapat hasil thitung 4,924 > ttabel 1,984 karena thitung > ttabel maka
Ho = ditolak dan H1 = diterima, dengan demikian
secara parsial Layout berpengaruh terhadap Minat Beli Konsumen pada Bright Cilegon PT. Pertamina Retail.
Secara parsial pengaruh Variasi Produk (X2)
terhadap Minat Beli Konsumen (Y) dalam uji t, didapat hasil thitung 5,287 > ttabel 1,984 karena thitung
> ttabel maka Ho = ditolak dan H2 = diterima, dengan
demikian secara parsial Variasi Produk
berpengaruh terhadap Minat Beli Konsumen pada Bright Cilegon PT. Pertamina Retail.
ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1144.710 2 572.355 95.352 .000b Residual 582.250 97 6.003 Total 1726.960 99
a. Dependent Variable: Minat_Beli
b. Predictors: (Constant), Variasi-_Produk, Layout
Dari pengujian dilakukan, diperoleh nilai Fhitung sebesar 95.352 sedangkan nilai Ftabel (df =
n-k) = 100 - 2 = 98 adalah sebesar 3,09 dengan taraf nyata sebesar 0,05. Fhitung > Ftabel (95.352 > 3,09)
nilai Fhitung di daerah penolakan Ho. Dalam artian
Ho = ditolak dan H3 = diterima. Dengan demikian
maka maka hipotesis yang menyatakan bahwa Layout (X1), dan Variasi Produk (X2) secara
simultan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Konsumen (Y) pada Bright Cilegon PT. Pertamina Retail dengan tingkat signifikasi sebesar 95% atau tingkat kekeliruan/kesalahan sebesar 5% terbukti
kebenarannya/dapat diterima. PENUTUP
Penutup berisi kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan dan relevan dengan hasil temuan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. Peneliti/Penulis juga harus mencantumkan dengan jelas kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian yang terkait dengan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M, F. 2015. Memahami Evaluasi Kinerja
Karyawan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
BPS. 2018. Keadaan Angkatan Kerja di
Indonesia, (Online),
(httpS://www.bps.go.id. Diakses 29
Desember 2019).
Qadoos, Ayesha, Tayyab, Toqeer,dan Haviz. 2015. The Influence of job stres on
employees performance in the industrial sector of Pakistan. Journal Of Business and
management.
Rachmawan, Andy Ervan. 2017. Pengaruh
konflik peran ganda dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan wanita PT. Infineon Technologies Batam.
Jurnal sumber daya manusia, Vol 1, No.2, 45-80.
Widyaningrum, Ida Ayu dkk. 2016. Pengaruh
Konflik Peran Ganda dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Wanita Pada Swalayan Era Mart 5000 di Samarinda.
Jurnal Manajemen, Vol.2. No.6, 97-116. Yavas, U & Babakus. 2013. “Attitudinal And
Behavioral Consequences of Work- Family Conflict And Family-Work Conflict: Does Gender Matter?”. International Journal Of
Service Industry Management, Vol 19, No.1. 123- 144.
Zou, Chen dan Shein. 2011. Sources Of
Work-Family Conflict : A Sino-US Comparison of The Effect Of Work and Family Demands.
Academy Management Journal, Vol 43, No.1, 24-150.