• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI III.1. Analisis III.1.1. Hasil Observasi - MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR MELALUI BUKU CERITA INTERAKTIF “AKU INGIN BERPRESTASI!” UNTUK ANAK PANTI ASUHAN - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III STRATEGI KOMUNIKASI III.1. Analisis III.1.1. Hasil Observasi - MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR MELALUI BUKU CERITA INTERAKTIF “AKU INGIN BERPRESTASI!” UNTUK ANAK PANTI ASUHAN - Unika Repository"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

22 BAB III

STRATEGI KOMUNIKASI

III.1. Analisis

III.1.1. Hasil Observasi

Dalam menganalisis, perancang mengadakan observasi dengan datang ke lokasi Panti Asuhan di Semarang tepatnya di tiga Panti Asuhan di Semarang yaitu Panti Asuhan Kristen Tanah Putih yang berlokasi di Dr.Wahidin, Panti Asuhan Christopherus yang berlokasi di Karangrejo Timur III, dan Panti Asuhan Muawannah yang berlokasi di Jomblang Timur. Penulis melihat secara langsung kondisi Panti Asuhan dan bertemu dengan pengasuh Panti Asuhan dan anak-anak yang berada di Panti Asuhan tersebut.

Dari observasi yang dilakukan, perancang mendapatkan data mengenai masing-masing Panti Asuhan dan kondisi Panti Asuhan.

- Panti Asuhan Muawanah :

(2)

23 Gambar 3.1. Panti Asuhan Muawanah

(Sumber : Dokumen Pribadi)

- Panti Asuhan Kristen Tanah Putih :

(3)

24 Gambar 3.2 Panti Asuhan Kristen Tanah Putih

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 3.3 Panti Asuhan Kristen Tanah Putih (Sumber : Dokumen Pribadi)

- Panti Asuhan Christopherus :

(4)

25 homestay sendiri untuk menunjang ekonomi mereka. Panti Asuhan ini memiliki 21 anak asuh dan semuanya adalah perempuan. Panti Asuhan ini termaksud Panti Asuhan yang tertata sangat rapi dan tempatnya juga luas, mereka juga memiliki penunjang ekonomi mereka sendiri.

Gambar 3.4 Panti Asuhan Christopherus (Sumber : Dokumen Pribadi)

III.1.2. Hasil Wawancara

(5)

26 - Panti Asuhan Muawanah :

Wawancara di Panti Asuhan Muawanah dilakukan pada hari Senin, 24 Juli 2017 dengan narasumber Ibu Rita yang merupakan salah satu pengurus Panti Asuhan di sana. Kondisi anak disana cenderung baik karena mereka benar-benar dididik untuk memiliki pribadi dan sikap yang baik dan ta’at akan agama. Tingkat motivasi belajar anak di Panti Asuhan ini juga bagus, sehingga rata-rata dari mereka banyak yang berprestasi. Kendala yang mereka hadapi adalah masalah biaya, mereka hanya bisa membiayai anak hingga ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, dan rata-rata anak disana masuk ke SMK agar bisa langsung kerja dan hidup mandiri terlepas dari Panti Asuhan.

Gambar 3.5 Wawancara dengan Ibu Rita (Pengurus Panti Asuhan Muawanah)

(Sumber : Dokumen Pribadi)

- Panti Asuhan Kristen Tanah Putih :

(6)

27 tanpa memandang masa depan mereka akan bagaimana. Kendala di Panti Asuhan ini cenderung lebih pada pribadi anak-anak, karena malas belajar dan tidak memiliki semangat belajar, nilai mereka juga menjadi kurang baik dan akan sulit untuk bisa mendapatkan beasiswa untuk bisa kuliah. Anak-anak juga tidak memiliki motivasi untuk bisa berprestasi agar bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah nantinya dan hanya beberapa anak saja yang memiliki pikiran untuk bisa terus berprestasi agar bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah.

- Panti Asuhan Christopherus :

Wawancara di Panti Asuhan Christopherus dilakukan pada hari Selasa, 25 Juli 2017 dengan narasumber Ibu Ana yang merupakan salah satu pengurus Panti Asuhan di sana. Kondisi anak-anak di Panti Asuhan ini juga baik, namun yang memiliki motivasi untuk belajar giat agar bisa terus berprestasi untuk bisa mencapai pendidikan S1 masih sedikit. Rata-rata anak di Panti Asuhan ini hanya mencapai tingkat pendidikan SMA, dan yang bisa mencapai pendidikan kuliah hanya sedikit. Panti Asuhan ini hanya membantu anak yang berprestasi saja untuk dapat kuliah melalui beasiswa. Motivasi anak untuk belajar giat juga masih kurang, masih banyak anak yang merasa malas belajar. Kendala lainnya adalah kurangnya informasi mengenai beasiswa yang bisa didapat dan melalui apa saja beasiswa itu bisa didapat.

Gambar 3.6 Wawancara dengan Ibu Ana (Pengurus Panti Asuhan Christopherus)

(7)

28 Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pengurus Panti Asuhan di Panti Asuhan Muawanah, Panti Asuhan Kristen Tanah Putih dan Panti Asuhan Christopherus, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil wawancara, yakni :

1. Dari 3 Panti Asuhan yang telah di wawancarai, 2 Panti Asuhan memiliki anak – anak asuh yang cenderung masih sedikit motivasinya dalam belajar. 2. Alasan mereka belum memiliki motivasi belajar dikarenakan belum bisa menerima keadaan mereka yang harus berada di Panti Asuhan, rasa malas, dan belum memiliki semangat dan tujuan hidup yang jelas.

3. Hanya anak yang berprestasi terus menerus saja yang bisa dibiayai hingga pendidikan yang tinggi.

III.1.3. Hasil Kuisioner

Berdasarkan kuisioner yang dibagikan kepada anak-anak Panti Asuhan Kristen Tanah Putih dan Panti Asuhan Christopherus, ada beberapa hasil pendukung untuk pembuatan buku interaktif “Aku Ingin Berprestasi”, yakni :

III.1.3.1 Tingkat Persentase Motivasi Belajar Anak Panti Asuhan Kristen Tanah Putih dan Anak Panti Asuhan Christopherus :

(8)

29 Dari hasil kuisioner yang dibagikan ke 21 anak di 2 Panti Asuhan, 1 anak dengan persentase 4,7% menjawab tingkat motivasi belajarnya hanya 27%, 11 anak dengan persentase 52,4% menjawab tingkat motivasi belajarnya hanya 50%, 6 anak dengan persentase 28,5% menjawab tingkat motivasi belajarnya hanya 60%, dan 3 anak dengan persentase 14,2% menjawab tingkat motivasi belajarnya adalah 70%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata anak di 2 Panti Asuhan belum memiliki motivasi belajar yang tinggi.

III.1.3.2 Tingkat Persentase Pilihan Media Membaca Anak Panti Asuhan Kristen Tanah Putih dan Anak Panti Asuhan Christopherus :

Dari hasil kuisioner yang dibagikan ke 21 anak di 2 Panti Asuhan, 2 anak dengan persentase 9,5% memilih gadget sebagai media yang mereka sukai untuk membaca dan 19 anak dengan persentase 90,5% memilih lebih menyukai media buku untuk membaca cerita dengan beberapa alasan yaitu :

- Lebih mudah dipahami. - Lebih cepat mengerti.

- Ceritanya panjang dari pada gadget. - Karena suka membaca buku.

- Banyak pengetahuannya.

- Lebih jelas dan lebih enak untuk dibaca.

Buku 90,5% Gadget

9,5%

(9)

30 - Bisa lebih konsentrasi.

- Karena lebih asyik.

- Karena tidak boleh bawa handphone. - Isi buku lebih banyak dari pada gadget.

- Kalau menggunakan handphone batrainya habis tidak bisa melanjutkan membaca jadi tidak menyenangkan.

- Buku bisa membuat kita semangat bermotivasi dan banyak pengetahuan. - Lebih lengkap dan banyak.

- Buku bisa membuat kita lebih pintar. - Bisa dibuka dan cepat membukanya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata anak di 2 Panti Asuhan lebih memilih menyukai buku untuk media mereka membaca cerita dari pada gadget.

III.1.3.3 Tingkat Persentase Anak Panti Asuhan Kristen Tanah Putih dan Anak Panti Asuhan Christopherus yang Mengetahui Buku Interaktif :

Dari hasil kuisioner yang dibagikan ke 21 anak di 2 Panti Asuhan, 15 anak dengan persentase 71,5% menjawab mereka mengetahui apa itu buku interaktif, dan 6 anak dengan persentase 28,5% menjawab tidak mengetahui apa itu buku interaktif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata anak di 2 Panti Asuhan mengetahui buku jenis interaktif.

Ya 71,5% Tidak

28,5%

(10)

31 III.1.3.4 Tingkat Persentase Jenis Buku Cerita yang Menarik Menurut Anak Panti

Asuhan Kristen Tanah Putih dan Anak Panti Asuhan Christopherus :

Dari hasil kuisioner yang dibagikan ke 21 anak di 2 Panti Asuhan, 15 anak dengan persentase 71,5% menjawab mereka lebih menarik buku interaktif, dan 6 anak dengan persentase 28,5% menjawab lebih menarik buku cerita 2 dimensi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata anak di 2 Panti Asuhan memilih lebih menarik buku interaktif dari pada buku 2 dimensi.

III.1.3.5 Tingkat Persentase Ketertarikan Anak Panti Asuhan Kristen Tanah Putih dan Anak Panti Asuhan Christopherus Dalam Membaca Buku Interaktif :

Buku Interaktif

71,5% Buku 2Dimensi

28,5%

Buku cerita manakah yang lebih

menarik?

Ya 85,7% Tidak

14,3%

(11)

32 Dari hasil kuisioner yang dibagikan ke 21 anak di 2 Panti Asuhan, 18 anak dengan persentase 85,7% menjawab tertarik dengan buku interaktif, dan 3 anak dengan persentase 14,3% menjawab tidak tertarik dengan buku interaktif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata anak di 2 Panti Asuhan tertarik dengan buku jenis interaktif.

III.1.3.6 Tingkat Persentase Membaca Buku Cerita Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Panti Asuhan Kristen Tanah Putih dan Anak Panti Asuhan Christopherus :

Dari hasil kuisioner yang dibagikan ke 21 anak di 2 Panti Asuhan, 16 anak dengan persentase 76,1% menjawab membaca buku dapat meningkatkan motivasi belajar mereka, dan 5 anak dengan persentase 23,9% menjawab membaca buku tidak dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata anak di 2 Panti Asuhan dapat termotivasi belajarnya ketika membaca suatu cerita yang inspiratif melalui buku.

Ya 76,1% Tidak

23,9%

Menurut kalian, apakah membaca buku

cerita dapat meningkatkan motivasi

(12)

33 III.1.3.7 Tingkat Persentase Pilihan Karakter yang Disukai Anak Panti Asuhan

Kristen Tanah Putih dan Anak Panti Asuhan Christopherus :

A B C

Dari hasil kuisioner yang dibagikan ke 21 anak di 2 Panti Asuhan, 3 anak dengan persentase 14,3% memilih lebih menyukai jenis karakter A, 8 anak dengan persentase 38% memilih lebih menyukai jenis karakter B dan 10 anak dengan persentase 47,7% memilih menyukai jenis karakter C. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata anak di 2 Panti Asuhan lebih menyukai jenis karakter C dalam buku.

14,3%

38%

47,7%

A B C

0 10 20 30 40 50 60

(13)

34 III.1.3.8 Tingkat Persentase Pilihan Huruf / Font yang Disukai Anak Panti Asuhan

Kristen Tanah Putih dan Anak Panti Asuhan Christopherus :

Hellow

Hellow

Hellow

A

B

C

Dari hasil kuisioner yang dibagikan ke 21 anak di 2 Panti Asuhan, 7 anak dengan persentase 33,3% memilih lebih menyukai jenis huruf / font A, 12 anak dengan persentase 57,2% memilih lebih menyukai jenis huruf / font B dan 2 anak dengan persentase 9,5% memilih menyukai jenis huruf / font C. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata anak di 2 Panti Asuhan lebih menyukai jenis huruf / font seperti huruf B untuk digunakan / dibaca dalam buku cerita.

33,3%

57,2%

9,5%

A B C

0 10 20 30 40 50 60 70

Jenis huruf manakah yang kalian sukai?dan

jenis huruf manakah yang lebih mudah kalian

(14)

35 III.1.3.9 Tingkat Persentase Jenis Buku Cerita yang Disukai Anak Panti Asuhan

Kristen Tanah Putih dan Anak Panti Asuhan Christopherus :

Dari hasil kuisioner yang dibagikan ke 21 anak di 2 Panti Asuhan, 9 anak dengan persentase 42,9% memilih lebih menyukai buku cerita dengan gambar dan tulisan yang seimbang, 7 anak dengan persentase 33,3% memilih lebih menyukai buku cerita dengan gambar lebih banyak dan 5 anak dengan persentase 23,8% memilih menyukai buku cerita dengan tulisan yang lebih banyak untuk dibaca. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata anak di 2 Panti Asuhan lebih menyukai jenis buku cerita yang gambar dan tulisan seimbang atau sama rata.

42,9%

33,3%

23,8%

Gambar dan tulisan seimbang

Gambar lebih banyak Tulisan lebih banyak 0

10 20 30 40 50

(15)

36 III.1.3.10 Tingkat Persentase Pilihan Ukuran Buku yang Nyaman Dibaca Menurut

Anak Panti Asuhan Kristen Tanah Putih dan Anak Panti Asuhan Christopherus :

Dari hasil kuisioner yang dibagikan ke 21 anak di 2 Panti Asuhan, 5 anak dengan persentase 23,8% memilih lebih nyaman membaca buku dengan ukuran yang besar, 12 anak dengan persentase 57,2% memilih lebih nyaman membaca buku dengan ukuran yang sedang dan 4 anak dengan persentase 19% memilih lebih nyaman membaca buku dengan ukuran yang kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata anak di 2 Panti Asuhan lebih menyukai buku yang berukuran sedang atau tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

23,8%

57,2%

19%

Besar Sedang Kecil 0

20 40 60 80

(16)

37 III.1.3.11 Pilihan Kalimat / Kata yang Dapat Memotivasi Belajar Anak Panti Asuhan

Kristen Tanah Putih dan Anak Panti Asuhan Christopherus :

Dari hasil kuisioner yang dibagikan ke 21 anak di 2 Panti Asuhan, 6 anak dengan persentase 28,5% memilih kata “Aku Ingin dan Aku Bisa!” sebagai kalimat yang dapat memotivasi mereka dalam belajar, 8 anak dengan persentase 38% memilih kata “Aku Ingin Berprestasi!” sebagai kalimat yang dapat memotivasi mereka dalam belajar dan 7 anak dengan persentase 33,3% memilih kata kata / kalimat mereka sendiri sebagai kalimat yang dapat memotivasi mereka dalam belajar, kalimat yang mereka pilih yakni :

- Dapat Nilai Bagus

- Aku Ingin Berjuang Bagi Masa Depan

- Masa Mudaku adalah Kesempatan Emas yang Berharga

- Aku Ingin Menjadi Contoh Bagi Orang Lain

- Jangan Menyerah, Aku Pasti Bisa!

- Kalau Kita Berusaha Pasti Akan Ada Hasilnya

- Selama Aku Bisa, Aku Memperjuangkannya

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata anak di 2 Panti Asuhan lebih memilih kata “Aku Ingin Berprestasi” sebagai kalimat yang membangun motivasi belajar mereka. Sehingga Kata “ Aku Ingin Berprestasi terpilih menjadi judul buku yang akan dirancang.

28,5%

Kata yang manakah yang dapat

memotivasi kalian dalam

(17)

38 III.1.4. Analisa S.W.OT Pembelajaran Melalui Media Buku Cerita Untuk Anak Panti

Asuhan Usia 9 - 14 Tahun

Sesuai dengan analisa Tripomo dan Udan (2005:118) SWOT adalah penilaian terhadap identifikasi situasi untuk menemukan apakah suatu kondisi dikatakan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang, atau ancaman. Berikut ini adalah hasil analisis dari perancangan ini :

o Strenght (Kekuatan)

Kekuatan dari perancangan ini adalah target perancangan dapat membaca dan mengetahui suatu cerita kehidupan anak Panti Asuhan yang memotivasi mereka agar giat belajar untuk bisa terus berprestasi. Selain itu, perancangan buku ini menggunakan jenis buku interaksi dimana anak bisa berinteraksi langsung dengan buku yang mengajak mereka untuk menggerakan objek agar mereka lebih mudah memahami maksud yang disampaikan dalam buku.

o Weakness (Kelemahan)

Kelemahan dari perancangan ini adalah karena media yang digunakan adalah buku terkadang anak - anak memiliki sifat yang berbeda - beda satu sama lain, ada yang mudah bosan dan suka melihat gambar saja tanpa membaca tulisan yang ada pada buku.

o Opportunities (Peluang)

Peluang dari perancangan ini adalah sumbangan buku untuk anak Panti Asuhan di Semarang masihlah minim buku yang berjenis interaktif, sehingga anak akan mudah tertarik untuk melihat dan membaca buku yang bisa berinteraksi secara langsung dengan mereka.

o Threats (Ancaman)

(18)

39 III.1.5. Kesimpulan

Dari hasil analisis di atas dapat penulis simpulkan bahwa rata-rata anak di Panti Asuhan masih tidak memiliki motivasi untuk belajar lebih giat agar terus bisa selalu mendapatan prestasi di sekolah mereka dan bisa mencapai pendidikan yang tinggi sehingga mereka bisa mencapai kesuksesan dan mereka bisa meningkatkan kualitas hidup mereka kelak. Rata-rata keseluruhan anak suka dan tertarik untuk membaca buku cerita interaktif yang menggunakan desain karakter kartun anak- anak dan buku cerita interaktif dapat memotivasi mereka untuk giat belajar agar terus dapat berprestasi di sekolah.

III.2. Khalayak Sasaran Geografis :

Anak-anak Panti Asuhan usia 9 – 14 tahun yang sedang menempuh pendidikan sekolah di Semarang (Indonesia).

Demografis :

Anak Panti Asuhan usia 9 – 14 tahun yang sedang menempuh pendidikan sekolah dasar kelas 4 - 6 dan pendidikan sekolah menengah pertama yang tidak memiliki motivasi untuk belajar, menempuh pendidikan yang tinggi dan meningkatkan kualitas hidup mereka, dimana mereka masih tidak mengetahui bahwa belajar giat dan rajin dapat menghantarkan mereka menuju sukses.

Jenis Kelamin :

Universal, tidak ada batasan gender.  Psikografis :

(19)

40 III.3. Strategi Komunikasi

III.3.1. Strategi Komunikasi Judul dan Isi Buku Interaktif :

Buku Interaktif yang dirancang oleh penulis ini berjudul “Aku Ingin Berprestasi!”. Judul yang terpilih ini berdasarkan pilihan anak – anak dari kuisioner yang dibagikan kepada Anak Panti Asuhan Christopherus dan Anak Panti Asuhan Kristen Tanah Putih. Judul yang digunakan menggunakan bahasa Indonesia dengan tujuan agar mudah dimengerti dan dipahami anak Panti Asuhan dimana tidak semua anak mengerti bahasa Inggris.

Arti dari kata “Aku” ini untuk menunjuk pada diri sendiri yang dimaksudkan adalah anak Panti Asuhan sedangakan kata “Ingin” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata hendak, mau, atau berhasrat, dan kata “Berprestasi” yang dimaksudkan adalah meraih juara kelas di sekolah. Sehingga dari judul tersebut mencerminkan keinginan atau kemauan anak Panti Asuhan untuk meraih juara kelas yang dapat diraih melalui belajar giat. Dari judul yang digunakan perancang untuk membuat buku bertujuan untuk menarik minat dan motivasi anak Panti Asuhan umur 9 – 14 tahun untuk terus dapat berprestasi melalui rajin dan giat belajar. Judul buku ini menggunakan bahasa kalimat persuasif yang diharapkan dapat menarik minat target untuk membaca buku interaktif ini.

Dalam buku interaktif ini perancang akan menceritakan mengenai kisah seorang anak yang kurang beruntung karena orang tuanya meninggal sejak ia lahir yang membuat ia harus berada di Panti Asuhan sejak kecil, namun dengan semangatnya dan tidak mudah menyerah dalam menggapai prestasi menghantarkannya pada kesuksesan dan pada akhirnya ia bisa membangun Panti Asuhan sendiri untuk menanmpung anak – anak yang nasibnya kurang beruntung sepertinya. Tujuan dari cerita ini untuk memberi motivasi pada anak Panti Asuhan untuk terus giat belajar agar dapat terus berprestasi dan membangun kehidupan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri yang nantinya akan berguna bagi orang lain.

(20)

41 selera anak – anak akan menarik minat dan perhatian dari anak itu sendiri. Ilustrasi gambar dan karakter akan dibuat melalui cara digital atau menggunakan computer yang biasa disebut Computerized.

Gambar 3.7 Karakter Anak - Anak (Sumber : Internet)

Perancang menggunakan 2 jenis font dalam perancangan buku interaktif ini, jenis font yang pertama merupakan untuk judul buku interaktif yaitu Font DFPOP1-W9, karena target berumur 9 – 14 tahun perancang menggunakan font yang mudah dibaca. Font DFPOP1-W9 memiliki kesan tebal dan tegas namun tidak membosankan. Untuk isi buku perancang menggunakan font Arial Narrow sesuai dengan hasil kuisioner dimana anak – anak memilih font yang mudah mereka baca dan jelas jarak antar hurufnya agar mereka dapat membaca isi cerita dengan baik.

AKU INGIN BERPRESTASI

Gambar 3.8 Font DFPOP1-W9 (Sumber : www.dafont.com)

KleinSlabserif-Medium

(21)

42 Buku interaktif ini akan menggunakan kertas ukuran A4 dimana kertas ukuran ini merupakan standart ukuran kertas, dan sesuai dengan pilihan anak – anak dalam kuisioner yang memilih buku dengan ukuran sedang yang nyaman untuk mereka baca. Dalam penggunakan kertas, perancang akan menggunakan kertas ivory dengan ketebalan 310 untuk mencegah mudah robeknya kertas pada buku, dan menggunakan hard cover.

Jenis buku interaktif yang akan diterapkan adalah Lift The Flap, dan Pull The Tab. Dimana isi buku ini bisa dibuka lagi dan ditutup sesuai keinginan dan bisa ditarik.

Perancangan akan menambahkan halaman untuk sticker dimana anak bisa mengubah baju atau aksesori karakter pada buku agar anak tidak bosan saat membaca. Pembuatan karakter, background, dan efek-efek lainnya dibuat menggunakan teknik Computerized dimana semuanya dibuat secara digital.

III.3.2. Strategi Pendekatan Perancangan Buku Interaktif :

Buku Interaktif “ Aku Ingin Berprestasi! “ yang dirancang ini, bertujuan untuk dipergunakan sebagai buku yang memotivasi anak Panti Asuhan agar terus giat belajar, karena di dalam buku diajarkan jika tidak menyerah dan terus berprestasi akan menuju ke kesuksesan dan kemandirian. Buku cerita interaktif yang memotivasi anak untuk belajar giat karena sesuai dengan teori Dr. Kartini Kartono bahwa anak usia 9- 14 tahun , minat mereka tercurah pada sesuatu yang bergerak atau terdapat interaksi di dalamnya, dan sehingga buku interaktif sangatlah tepat untuk menjadi media yang digunakan untuk menarik minat anak dan sangat berguna untuk proses perkembangan pribadi anak dimana mereka dapat membangun motivasi mereka untuk terus berprestasi. Buku ini menggunakan gambar kartun melalui media digital karena sesuai dengan selera target perancangan.

(22)

43 dengan baik, maka buku akan dipublikasikan di Panti Asuhan di seluruh kota Semarang.

Semua biaya yang dikeluarkan selama produksi buku interaktif “Aku Ingin Berprestasi!” akan ditanggung oleh Kompas Gramedia dan para sponsor yang ingin membantu anak – anak Panti Asuhan, dengan biaya sebesar kurang lebihnya adalah Rp. 24.150.000,- untuk pengadaan event seminar dan pembagian 24 buku dan merchandise kepada Panti Asuhan Kristen Tanah Putih dan Panti Asuhan Christopherus di kota Semarang.

III.3.3. Strategi Penyampaian Pesan dan Media Promosi :

Untuk mempromosikan buku “Aku Ingin Berprestasi!”, maka digunakanlah strategi penyampaian pesan dan media promosi sebagai berikut ini :

III.3.3.1 Strategi Penyampaian Pesan

Strategi penyampaian pesan yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari buku interaktif yang dirancang terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu :

1. TahapanKognisi: :

Dalam tahapan ini promosi buku “Aku Ingin Berprestasi!” dilakukan dengan cara penempatan poster di madding Panti Asuhan di Semarang. Tahapan ini bertujuan untuk memberitahukan keberadaan event seminar untuk menarik perhatian anak – anak Panti Asuhan akan buku ini.

2. Tahapan Afeksi :

(23)

44 .

3. Tahapan Changing Behaviour :

Dalam tahapan ini anak- anak Panti Asuhan sudah mendapatkan buku “Aku Ingin Berprestasi!” beserta merchandise secara gratis. Diharapkan setelah anak – anak membaca buku interaktif “Aku Ingin Berprestasi!” ini anak- anak termotivasi untuk terus belajar giat agar terus berprestasi dan mendapat pendidikan yang tinggi dan terlepas dari Panti Asuhan mereka bisa mandiri dan mencapai kesuksesan mereka sendiri.

III.3.3.2 Media Promosi :

Promosi dilakukan dengan tujuan untuk memberitahukan buku interaktif “Aku Ingin Berprestasi!” kepada Panti Asuhan yang ada di Semarang dan memiliki minat untuk memiliki buku tersebut. Media yang akan digunakan perancang untuk mempromosikan buku ini adalah Poster. Poster – poster promosi buku ini nantinya akan dipasangkan di mading – mading Panti Asuhan yang ada di kota Semarang. Poster dipilih untuk media promosi buku dengan tujuan untuk menarik minat anak – anak untuk memiliki dan membaca buku ini.

III.3.4. Creative Brieft  Insight

Dengan bermain secara visual anak-anak akan lebih mudah menyerap dan memahami maksud dari isi cerita dan dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

 Challenge

(24)

45 III.3.5. Anggaran Biaya

- Biaya Riset Rp. 650.000,-

* Transportasi : Rp. 300.000,- * Cetak Kuisioner : Rp 50.000,- * Snack : Rp. 300.000,-

* Merchandise : Rp. 2.000.000,-

- Biaya Pembagian Buku untuk Panti Asuhan Rp. 24.150.000,- * Cetak 120 Buku (10 Panti Asuhan):

- Biaya Merchandise Rp. 19.720.000,-

(25)

46 * Mug :

Rp. 25.000,- x 200 : Rp. .5.000.000,- * Kaos :

Rp. 50.000,- x 200 : Rp. .10.000.000,- * Notes :

Rp. 5000,- x 200 : Rp. 1.000.000,-

- Biaya Dekorasi Tempat Rp. 30.000.000,-

* Dekorasi: Rp.20.000.000,-

Gambar

Gambar 3.1. Panti Asuhan Muawanah
Gambar 3.2 Panti Asuhan Kristen Tanah Putih
Gambar 3.4 Panti Asuhan Christopherus
Gambar 3.5 Wawancara dengan Ibu Rita
+4

Referensi

Dokumen terkait

Jika dilihat dari aktivitas Koperasi Semoga Sejahtera sepanjang periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, keseluruhan rata – rata Rasio Perputaran Total

Penelitian tentang Persepsi Mahasiswa FISIP UNDIP Terhadap Kebijakan.. Rcmunerasi ini terwujud berawal dari keprihatinan penulis akan situasi dan kondisi

Nilai konstanta α sebesar 0,348 menunjukkan bahwa jika harga minyak dunia, inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan kurs Rupiah/US$ dalam keadaan tetap atau sama dengan 0,

intra/ekstrakuriuler yang ada di SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta antara lain: Sepak Bola, Volly, Tonti, Musik daerah, Basket, Futsal, Tenis Lapangan, Pramuka. Kendala

Pada penelitian ini digunakan bahan baku berupa tanah lanau dan lempung dengan campuran bahan tambahan kapur yang memiliki variasi kadar sebesar 5%, 10%, dan 15%

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model Learning Cycle dapat meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa pada Kapita

Temuan Unsur Visual Motif Batik Payung Priangan di Berbagai Perajin Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya .... Pembahasan Unsur Visual Batik Payung Priangan

Adapun kesimpulan dari lima indikator dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Kelurahan Bukit Pinang Kota Samarinda, diantaranya : Strategi