• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKAYASA PERLINTASAN SUNGAI BRINGIN DAN JALAN TOL SEMARANG-BATANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REKAYASA PERLINTASAN SUNGAI BRINGIN DAN JALAN TOL SEMARANG-BATANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

REKAYASA PERLINTASAN SUNGAI BRINGIN

DAN JALAN TOL SEMARANG-BATANG

Suseno Darsono*, Ratih Pujiastuti, Lilis Suryani, dan Susilowati Pusat Studi Bencana LPPM Universitas Diponegoro

*E-mail: [email protected]

Intisari

Trase jalan tol Semarang-Batang pada Sta 444+881 melintasi Sungai Bringin yang beralur meander sepanjang 667,45 m. Untuk melintasi Sungai Beringin, ada 3(tiga) alternatif perlintasan jalan tol yang diusulkan dalam studi ini. Alternatif perlintasan ke I adalah menggunakan jalan layang, ke II pemindahan alur sungai, dan yang ke III adalah kombinasi antara jembatan layang dan pembangunan embung. Sungai Bringin adalah sungai yang dapat dikategorikan sebagai sungai yang garang, karena itu masing-masing alternatif tersebut perlu dikaji pengaruhnya pada morfologi sungai, dan lingkungan daerah hilirnya. Analisis yang dilakukan dalam studi ini antara lain analisis hidrologi untuk memprediksi debit banjir, analisis hidrolika untuk melihat pengaruh aliran banjir dan analisis multi kriteria untuk memilih alternatif yang terbaik berdasarkan beberapa kriteria. Analisis hidrologi menggunakan HEC-HMS untuk menganalisis volume kolam embung, lebar bangunan pelimpah, tinggi muka air banjir dan elevasi puncak bendungan. Analisis hidrolika dilakukan dengan HEC-RAS untuk mengkaji tinggi muka air dan kecepatan aliran. Pemilihan alternatif dalam pengambilan keputusan dilakukan

dengan kajian analisis multikriteria “Weighted Average” yang paling sederhana

agar analisisnya mudah diikuti oleh pihak-pihak yang berwenang mengambil keputusan. Penelitian ini bermanfaat untuk menentukan alternatif yang terbaik berdasarkan aspek hidrologi, hidrolika, morfologi sungai, waktu dan biaya pelaksanaan.

Kata Kunci: Embung, Perlintasan sungai, Pengendalian Daya Rusak Air.

LATAR BELAKANG

Trase jalan tol Semarang-Batang pada Sta 444+881 melintasi sungai Bringin di bagian tengah yang beralur meander sepanjang 667,45m. Penelitian ini merupakan pemilihan rekayasa perlintasan jalan tol Semarang-Batang dengan sungai Bringin yang semula beralur meander. Salah satu kriteria pemilihan yang paling utama adalah waktu pelaksanaan agar dapat mencapai target pembangunan sebelum hari raya Iedul Fitri tahun 2017 jalan tol Semarang-Batang harus sudah fungsional. Sungai Bringin dapat dikategorikan sungai yang garang dan penyebab banjir di wilayahnya. Saat ini sedang dilakukan kajian pengendalian banjir dengan perbaikan sungai bagian hilir dan pembangunan embung-embung di bagian hulu untuk mengurangi puncak banjir. Hal ini dilakukan karena keterbatasan lahan dibagian hilir untuk dapat memperbesar palung sungai.

(2)

Alternatif rekayasa perlintasan sungai perlu dipilih dengan metode multikriteria yang paling sederhana. Kajian terhadap pemilihan usulan rekayasa sungai Bringin berdasarkan aspek hidrologi, hidraulika, ekonomi dan pengaruh terhadap lingkungan.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka tujuan dari studi atau kajian ini adalah seperti berikut;

1. Menentukan alternatif perlintasan jalan tol dengan Sungai Beringin.

2. Menganalisis debit banjir pada lokasi perlintasan jalan tol dengan Sungai

Bringin.

3. Menganalisis muka air aliran banjir dengan model hidrolika.

4. Menentukan kriteria-kriteria guna menentukan alternatif yang paling unggul.

5. Melakukan pemilihan alternatif yang paling unggul dengan teknik analisis

multikriteria.

METODOLOGI STUDI

Kajian pemilihan alternatif perlintasan Sungai Bringin dengan jalan tol Semarang-Batang ini dilakukan dengan metodologi seperti berikut:

1. Pengumpulan data sekunder

Data yang diperlukan dalam kajian ini antara lain :

a) Data curah hujan.

b) Peta tata guna lahan dan jenis tanah

c) Data historis pasang surut

d) Data penampang memanjang dan melintang Sungai Bringin

2. Analisis hidrologi

Model yang digunakan dalam analisis debit banjir adalah HEC-HMS. Model

HEC-HMS (Hydrologic Engineering Center’s Hydrologic Modeling System)

adalah software yang dikembangkan oleh U.S Army Corps of Engineering,

yang digunakan untuk analisis hidrologi dengan mensimulasikan proses

curah hujan dan limpasan langsung (run off) dari sebuah wilayah sungai (Sun,

2015). Konsep dasar perhitungan dari model HEC–HMS adalah data hujan

sebagai input air untuk satu atau beberapa sub daerah tangkapan air (sub

basin) yang sedang dianalisis. Jenis datanya berupa intensitas, volume, atau

komulatif volume hujan. Aliran permukaan adalah komponen yang keluar dari sub basin (Corps of Engineers, 2000). Dalam studi ini digunakan teori

hidrograf satuan sintetik dari SCS (soil conservation service) (Corps of

Engineers, 2000).

3. Analisis hidrolika

Sungai Bringin pada studi ini dimodelkan dengan menggunakan HEC-RAS.

HEC-RAS (Hydrologic Engineering Center’s River Analysis System) adalah

software yang dikembangkan oleh U.S Army Corps of Engineering. HEC-RAS didesain untuk melakukan perhitungan hidrolika satu dimensi untuk jaringan saluran secara keseluruhan baik yang alami maupun buatan (Corps of Engineers, 2010); (Brunner, 2016). HEC-RAS menghitung profil muka air

(3)

di sepanjang alur urut dari satu tampang lintang ke tampang lintang berikutnya. Muka air dihitung dengan memakai persamaan energi yang

diselesaikan dengan standar step method. Kehilangan (tinggi) energi, he, di

antara dua tampang lintang terdiri dari dua komponen, yaitu kehilangan

energi karena gesekan (friction losses) dan kehilangan energi karena

perubahan tampang (contraction or expansion losses) (Bonner & Brunner,

1996).

4. Analisis multikriteria

Pemilihan alternatif dalam pengambilan keputusan dilakukan dengan kajian analisis multi kriteria. Tenik pembobotan dipilih sebagai model multi kriteria yang paling sederhana agar analisanya mudah diikuti oleh pihak-pihak yang berwenang mengambil keputusan (Clemen, 1996); (Feng & Keller, 2006); (Feng et al., 2008)

HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN

Lokasi rencana Jalan Tol Semarang-Batang Sta 444 + 831 secara administrasi terletak di Dusun Beringin, Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang seperti pada Gambar 1. Lokasi tersebut pada sisi utara berbatasan dengan kawasan industri Tambakaji, sisi selatan dan barat berbatasan dengan pemukiman dan sisi timur berbatasan dengan ladang. Sungai Bringin tempat relokasi ini beralur meander terdiri atas lengkungan sungai yang membentuk huruf S. Arah aliran dari timur ke barat dengan kedalaman sungai 3 - 4 m dan lebar sungai 6 – 8 m.

Gambar 1. Lokasi Perlintasan Jalan Tol Semarang Batang dengan Sungai Bringin

Kajian alternatif perlintasan jalan tol dengan Sungai Bringin dilakukan terhadap 3 (tiga) alternatif rekayasa perlintasan sungai, yaitu :

1) Pemindahan alur sungai disertai dengan pembangunan bangunan terjun (drop

structure) untuk mempertahankan kemiringan alur sungai.

Pemindahan alur Sungai Bringin dilakukan melalui penampang tunggal berbentuk trapesium sepanjang 477m di sisi kanan sungai eksisting, dilengkapi

dengan dua buah bangunan drop structure dengan tinggi masing-masing 0,8m

seperti pada Gambar 2.

!!!!!!! ! ! !!! ! !! ! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! !!!! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !!! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! ! !!! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! ! !! !! ! ! !! ! ! !! ! ! !! ! !!! ! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! !! ! ! !!! ! ! !!!! !! ! ! !!! !! !!! ! ! ! !! !! !! ! ! ! ! !!! ! !! !!!! ! ! !!!!! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! !! ! ! ! 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kec. Mijen Kec. Ngaliyan Kec. Tugu Kec. Gunungpati Kec. Semarang Barat 420000.000000 420000.000000 425000.000000 425000.000000 430000.000000 430000.000000 435000.000000 435000.000000 9220 000 .0000 00 9220 000 .0000 00 922 5000 .00000 0 922 5000 .00000 0 92 3000 0 .000 000 92 3000 0 .000 000 DAS BRINGIN Laut Jawa Lokasi Perlintasan

(4)

Gambar 2. Alternatif Pertama :Pemindahan Alur

2) Mempertahankan alur dengan membuat jalan layang diatas sungai

Alternatif ini diharapkan dapat mengurangi pengaruh pembangunan jalan tol terhadap Sungai Bringin. Terdapat 10 (sepuluh) buah pilar jembatan yang melintas pada trase tersebut, akan tetapi tidak semuanya jembatan tersebut melintas di atas Sungai Bringin. Jembatan yang pilarnya berada pada palung sungai ada 3 (tiga) buah.

Gambar 3. Alternatif Kedua: Jalan Layang

3) Gabungan jalan layang, jalan timbunan dan embung sebagai pengatur banjir.

Embung ini direncanakan terlintasi oleh jalan tol pada dua bagian antara lain hulu dan hilir embung. Pada bagian tengah, jalan tol direncakan dengan konstruksi urugan tanah. Sedangkan pada daerah perlintasan embung direncanakan dengan jembatan sepanjang 77.2 m di bagian hilir dan 31.80 m di bagian hulunya seperti pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Data utama yang digunakan dalam kajian ini adalah data hujan harian antara lain dari Stasiun Mangkang Waduk (41c), Stasiun Simongan (42) dan Stasiun Sigotek/Gunungpati (65 c). Data hujan harian ini kemudian diolah menjadi curah

hujan maksimum harian rata-rata daerah dengan metode polygon thiessen.

Selanjutnya, curah hujan maksimum harian rata-rata daerah dianalisis menjadi curah hujan rencana dengan menggunakan program Aprob (Istiarto, 2014).

RO W RO W ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW ROW STA: 444+822

UB. KALI BERINGIN 2

Alur Sungai Existing

Rencana Pemindahan Alur

(5)

Gambar 4. Alternatif Ketiga: Gabungan Jalan Layang, Jalan Timbunan dan

Embung

A-A

B-B

C-C Gambar 5. Detail Potongan

Tabel 1. Curah Hujan Rencana (mm) DAS Bringin

Kala Ulang

2 th 5 th 10 th 20 th 25th 50 th 100 th

64 90 107 124 128 145 161

Curah hujan rencana (Tabel 1.) tersebut digunakan sebagai input dalam analisis debit banjir dengan HEC-HMS. Model banjir dianalisis untuk keseluruhan DAS

Bringin. Basin model pada HEC-HMS dan hydrograph debit banjir output model

-1 DENAH JEMBATAN

SKALA 1 : 500

LEMBAR 1-2 ALTERNATIF 2 FLYOVER S.BERINGIN(STA.444+900 ~ 445+300)

KE SEM AR ANG KE BAT AN G KE S EMAR AN G KE BAT ANG 74000 136000 74000 57320 414 944 57320 300 439 200 18 0 117 100 45 75 A A 260 328 4 9 6 5 19 596 3 9 4 C C C JEMBATAN L C JEMBATAN L AS DAM

JALAN TOL JEMBATAN

JEMBATAN AS DA M C C B B A A A

(6)

HEC-HMS ditampilkan pada Gambar 6. Basin Model HEC-HMS (Kanan),

Hydrograph Debit Banjir di Lokasi Perlintasan (Kiri)

Gambar 6. Basin Model HEC-HMS (Kanan), Hydrograph Debit Banjir di

Lokasi Perlintasan (Kiri)

Tabel 2. Debit Banjir Rencana (m3/dt) DAS Bringin

Kala

Ulang Perlintasan Lokasi Sungai Muara

2th 60.50 0 5th 77.10 163.40 10th 94.00 199.00 25th 114.30 242.20 50th 134.00 284.20 100th 153.10 325.00

Selain analisis model HEC-HMS untuk kondisi existing, dilakukan pula analisis hidrologi untuk kondisi setelah dilakukan pembangunan embung rencana di lokasi rencana trase jalan tol Semarang-Batang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui debit banjir di hilir setelah pembangunan embung. Dari hasil analisis diketahui bahwa embung rencana tersebut dapat mereduksi banjir sebesar 19.9 m3/dt (debit kala ulang 100th). Debit banjir sebelum dan sesudah dibangun embung pada berbagai

kala ulang ditampilkan pada Gambar 7 dan Tabel 3.

Gambar 7. Hydrograph Debit Banjir di Lokasi Perlintasan Sebelum dan Sesudah

dibangun Embung 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 8:0 0 10: 00 12: 00 14: 00 16: 00 18: 00 20: 00 22: 00 0:0 0 2:0 0 4:0 0 6:0 0 8:0 0 10: 00 12: 00 14: 00 16: 00 18: 00 20: 00 22: 00 debi t   m3/dt jam

Hydrograph Debit Banjir INFLOW 100TH OUTFLOW 100TH INFLOW 50TH OUTFLOW 50TH 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 8: 00 10 :00 12 :00 14 :00 16 :00 18 :00 20 :00 22 :00 0:00 2: 00 4: 00 6: 00 8: 00 10 :00 12 :00 14 :00 16 :00 18 :00 20 :00 22 :00 debit   m3/dt jam HydrographDebit Banjir 2th 5th 10th 25th 50th 100th

(7)

Tabel 3. Debit Banjir Rencana di Lokasi Perlintasan Sebelum dan Sesudah dibangun Embung

Kala Ulang Debit Banjir

Sebelum dibangun Setelah dibangun

2th 60.50 57.10 5th 77.10 67.70 10th 94.00 82.30 25th 114.30 99.80 50th 134.00 116.80 100th 153.10 133.20

Debit banjir dari hasil model HEC-HMS merupakan salah satu input data boundary

condition (kondisi batas) dalam model HEC-RAS. Kondisi batas hilir sungai

digunakan data pasang tertinggi pada bulan Mei 2016 yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Maritim Semarang. Data geometri sungai sangat penting untuk input model HEC-RAS. Data ini diperoleh dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh BBWS Pemali Juana mulai dari muara Sungai Bringin sampai dengan lokasi perlintasan jalan tol. Running model HEC-RAS dilakukan untuk kondisi eksisting dan ketiga alternatif diatas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui profil muka air serta kecepatan aliran pada masing-masing alternatif. Sebagai pembanding, untuk mengetahui pengaruh banjir di hilir, dilakukan kroscek pada cross sungai di hulu jembatan Jalan Raya Siliwangi. Adapun ringkasan hasil analisis model HEC-RAS ditampilkan pada Gambar 8, Gambar 9 dan Tabel 4.

Gambar 8. Hasil Running Model HEC-RAS Alternatif I : Pemindahan Alur

Gambar 9. Hasil Running Model HEC-RAS Alternatif II : Jalan Layang

10800 10900 11000 11100 11200 11300 11400 50 55 60 semarangbarat1D Pl an: Pl an 21 9/8/2016 M ai n Channel Distance (m) E le va tion (m ) Legend WS 50th Ground LOB ROB 28 7 28 8. * 28 9. * 29 0 29 1 29 2* 29 3* 29 4* 29 5* 29 6* 29 7* 29 8* 29 9* 30 0* 30 1* 30 2* 30 3* 30 4* 30 5* 30 6 30 6. 5 30 8* 30 9* 31 0* 31 1* 31 2* 31 3* 31 4* 31 5* 31 6* 31 7* 31 8* 31 9* 32 0* 32 1* 32 3 32 3. 5 32 5 32 6 bringin 2 11000 11100 11200 11300 11400 11500 50 55 60 65 semarangbarat1D Pl an: Pl an 22 9/8/2016 M ai n Channel Distance (m) E le va tion (m ) Legend WS 50th Ground LOB ROB 29 6 29 7 29 8 29 9 29 9. 5 30 1 30 1. 5 30 3 30 4 30 5 30 6 30 7 30 8 30 9 30 9. 5 31 0. 5 31 2 31 3 31 3. 5 31 5 31 6 31 7 31 7. 5 31 9 31 9. 5 32 1 32 2 32 3 32 4 32 5 bring in 2

(8)

Tabel 4. Ringkasan Hasil Analisis Hidrologi dan Hidrolika

Existing

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Pemindahan

Alur Jalan Layang

Kombinasi Embung, Jalan

Layang

Debit (50th) 134 m3/dt 134 m3/dt 134 m3/dt 116.80 m3/dt Panjang sungai (hulu-hilir

rencana shortcut) 667.45 m 477 m 667.45 m - Kemiringan (hulu-hilir

rencana pemindahan alur) 0.0072 0.0072 0.0076 - Kecepatan di hilir rencana

pemindahan alur 3.99 m/dt 3.35 m/dt 3.99 m/dt - Elevasi muka air di cross

hulu jembatan jalan raya

Siliwangi 7.68 m 7.68m 7.68 m 7.64 m

Setelah dilakukan analisis hidrologi dan hidrolika, dilakukan pemilihan atau penyusunan rangking dari masing-masing alternatif dengan cara multikriteria analisis. Berikut ini adalah kriteria yang digunakan dalam analisis pemilihan alternatif.

Tabel 5. Kriteria Pemilihan Alternatif Beserta Nilainya

KRITERIA NILAI KETERANGAN KRITERIA NILAI KETERANGAN

Waktu pelaksanaan 1 Sangat lama Pengaruh banjir di hilir 1 Sangat kecil 2 Lama 2 Kecil 3 Sedang 3 Sedang 4 Cepat 4 Besar

5 Sangat cepat 5 Sangat besar

Biaya pelaksanaan 1 Sangat mahal Pengaruh pada morfologi sungai 1 Sangat berpengaruh 2 Mahal 2 Berpengaruh 3 Sedang 3 Sedang

4 Murah 4 Kurang berpengaruh

5 Sangat murah 5 Tidak berpengaruh

Selain dilakukan penilaian terhadap masing-masing kriteria, dianalisis pula bobot dari masing-masing kriteria tersebut. Hal ini diperlukan untuk menentukan kriteria mana saja yang lebih penting. Skor dari masing-masing alternatif merupakan jumlah dari nilai dikalikan dengan bobot untuk semua kriteri diatas. Adapun hasil matriks analisis pemilihan alternatif ditampilkan pada

(9)
(10)

Tabel 6. Matriks Analisis Pemilihan Kriteria No Kriteria Bobot Nilai Alternatif 1 (pemindahan alur) Alternatif 2 (jalan layang) Alternatif 3 (kombinasi embung, jalan layang)

Nilai Bobot * nilai Nilai Bobot * nilai Nilai Bobot * nilai

1 waktu pelaksanaan 3 4 12 2 6 4 12

2 biaya pelaksanaan 3 3 9 1 3 3 9

3 pengaruh banjir di hilir 3 3 9 3 9 5 15

4 pengaruh pada morfologi sungai 3 1 3 4 12 4 12

TOTAL BOBOT*NILAI 33 30 48

(11)

Tabel 6 diketahui bahwa alternatif 3 (tiga) mendapatkan skor paling tinggi dibandingkan dengan yang lain. Hal ini dapat disimpulkan bahwa alternatif terpilih pada studi ini adalah alternatif 3 (tiga : kombinasi embung, jalan layang).

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan

Kesimpulan dari kajian ini adalah :

1. Ada 3 (tiga) alternatif perlintasan jalan tol dengan Sungai Bringin, yaitu dengan

pemindahan alur sungai, perlintasan jalan layang diatas alur sungai dan kombinasi embung dan jalan layang.

2. Debit banjir yang mengalir ke hilir lokasi perlintasan jalan tol dengan Sungai

Bringin akan tetap sama besarnya dengan banjir pada kondisi saat ini, kecuali

perlintasan alternatif ke III dapat meredam debit banjir sebesar 19,9 m3/det.

3. Hasil analisis hidrolika menunjukan aliran banjir pada alternatif ke III adalah

yang paling rendah.

4. Waktu pelaksaan yang paling singkat, biaya pelaksanaan yang paling kecil,

redaman banjir ke hilir dan pengaruh terhadap morfologi sungai adalah kriteria-kriteria guna menentukan alternatif yang paling unggul.

5. Model pembobotan dan nilai adalah teknik multikriteria yang digunakan untuk

pemilihan alternatif yang paling unggul. Alternatif ke III (kombinasi embung, jalan layang) terpilih sebagai alternatif perlintasan yang paling unggul.

Alternatif 1 dengan pemindahan alur sungai dan kombinasi 2 (dua) bangunan terjun, waktu pembangunan cepat akan tetapi pengaruh negatifnya merubah morfologi sungai yang dapat berpengaruh pada kondisi lingkungan, karena itu butuh pemodelan fisik yang memakan waktu lama.

Alternatif 2 dengan membangun jalan layang dibagian jalan yang melintasi dan diatas sungai tidak berpengaruh pada lingkungan, tetapi pembangunan jalan butuh waktu yang lama dengan biaya yang mahal.

Alternatif 3 dengan membangun embung sebagai bagian dari jalan tol Semarang-Batang dikombinasi dengan dua jembatan dan jalan timbunan dapat mereduksi debit banjir S. Bringin.

Rekomendasi

Pembangunan embung perlu kajian mendalam terhadap aliran di dalam genangan embung sehingga tidak menyebabkan gerusan terhadap timbunan jalan. Oleh karena itu perkuatan dengan geotekstil dan riprap perlu dilakukan. Model hidrolika 2 (dua) dimensi akan dapat melihat distribusi spasial kecepatan yang dapat digunakan untuk menganalisis erosi dari tubuh jalan yang terendam di dalam embung.

UCAPAN TERIMA KASIH

Diucapkan terimakasih pada BBWS Pemali Juana, PT. Waskita Karya dan BPJT atas dukungan dan bantuan data sekunder guna menunjang terlaksananya kajian ini.

(12)

REFERENSI

Bonner, V., and Brunner, G., 1996. Bridge Hydraulic Analysis with HEC-RAS.

Washington DC: U.S. Army Corps of Engineers Institute for Water Resources Hydrologic Engineering Center.

Brunner, G. W., 2016. HEC-RAS River Analysis System User’s Manual Version

5.0. Washington DC.: U.S. Army Corps of Engineers Institute for Water

Resources Hydrologic Engineering Center.

Clemen, R., 1996. Making Hard Decisions - An Introduction to Decision Analysis,

2nd ed. Pacific Grove: Duxbury Press.

Corps of Engineers, 2000. Hydrologic Modelling System HEC-HMS Technical

Reference Manual. Washington DC: U.S. Army.

Corps of Engineers, 2010. Hydrologic Engineering Center's River Analys System

User's Manual. Washington, DC: U.S. Army.

Feng, T., and Keller, L., 2006. A Multiple-Objective Decision Analysis for Terrorism Protection: Potassium Iodide Distribution in Nuclear Incidents.

Decision Analysis 3 (2): 76-93.

Feng, T., Keller, L.R., Zheng, X., 2008. Modelling Objective

Multi-Stakeholder Decisions: A Case-Exercise Approach. INFORMS Transactions

on Education 8 (3): 103-114.

Istiarto, 2014. Analisis Frekuensi Data Hidrologi (Aprob_4.1). Retrieved from http://istiarto.staff.ugm.ac.id/index.php/2014/12/analisis-frekuensi-data-hidrologi-aprob_4-1 [diakses 25 Agustus 2016]

Sun, J., 2015. Hydrologic and hydraulic model development for flood mitigation

and routing method comparison in Soap Creek Watershed, a Thesis for The Master of Science Degree in Civil and Environmental Engineering. Iowa:

Gambar

Gambar  1.  Lokasi Perlintasan Jalan Tol Semarang Batang dengan Sungai  Bringin
Gambar  2. Alternatif Pertama : Pemindahan Alur  2)  Mempertahankan alur dengan membuat jalan layang diatas sungai
Tabel 1. Curah Hujan Rencana (mm) DAS Bringin
Gambar  7.  Hydrograph Debit Banjir di Lokasi Perlintasan Sebelum dan Sesudah  dibangun Embung 0204060801001201401601808:0010:0012:0014:0016:0018:0020:0022:000:002:004:006:008:0010:00 12:00 14:00 16:00 18:00 20:00 22:00debit m3/dtjam
+4

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat hubungan signifikan antara frekuensi konsumsi nasi (p=0,000), kacang-kacangan (p=0,000), dan lauk hewani (p=0,028) dengan tingkat kecukupan zat besi ibu hamil..

Karenanya perlu diusahakan suatu dukungan bagi mereka untuk dapat ikut serta dalam memanfaatkan peluang yang baik ini dengan salah satu cara adalah

Dengan demikian, pekerjaan pada sentra indutstri sepatu bukanlah pekerjaan yang berat masih dalam kategori pekerjaan medium, dan tidak menyebabkan kelelahan

Hal ini dapat membuktikan bahwa watermark pada audio voice tidak tahan terhadap serangan Pitch Shifting tetapi hasil optimasi telah meningkatkan hasil

Optimasi dilakukan dengan menginput data klimatologi dan data hujan pada tahun 2003 pada model, dan keluarannya berupa debit simulasi dievaluasi dengan menggunakan data

Prinsip dasar dari reaksi Jaffe adalah reaksi antara kreatinin dengan pikrat dalam suasana alkali tanpa deproteinasi, membentuk kompleks kreatinin pikrat berwarna jingga

Berdasarkan hasil analisis data tes uraian menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematika siswa dalam menyelesaikan butir soal 1 hanya mencapai 73, 96%,

Suplementasi Zn pada sapi FH jantan secara nyata dapat meningkatkan motilitas dan konsentrasi sperma, dan tidak berpengaruh pada volume semen, warna, konsistensi,