• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

No.12/2/13/Th.XVII, 5 Februari 2014

INDEKS

TENDENSI

KONSUMEN

TRIWULAN

IV

-

2013

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks komposit persepsi rumah tangga mengenai kondisi ekonomi konsumen dan perilaku konsumsi terhadap situasi perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. Pengumpulan data STK diintegrasikan dengan pelaksanaan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan secara triwulan. Pelaksanaan STK 2013 di Sumatera Barat meliputi Kabupaten Agam, Kota Padang, Kota Solokdan Kota Bukittinggi dengan jumlah sampel 28 Blok Sensus.

B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan IV-2013

 Secara umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di Sumatera Barat pada Triwulan IV-2013 sebesar 109,56 artinya kondisi ekonomi konsumen di Sumatera Barat lebih baik daripada triwulan sebelumnya.

 Meningkatnyaindeks tendensi konsumen didorongoleh meningkatnya variabel pembentuk ITK, yaitu variabel pendapatan rumah tangga kini (indeks = 110,79), variabel pengaruh inflasi terhadap konsumsi (indeks = 108,39) dan variable konsumsi makanan dan non makanan(indeks = 108,15). C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan I - 2014

 Nilai ITK di Sumatera Barat pada Triwulan I-2014 diperkirakan sebesar 104,88 artinya kondisi ekonomi mengalami peningkatan namun tingkat optimisme konsumen diperkirakan akan menurun dibandingkan Triwulan IV-2013.

 Peningkatan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan I-2014 diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan pendapatan rumah tangga mendatang (indeks = 105,80) dan rencana pembelian barang tahan lama (indeks = 103,23).

D. Perbandingan ITK Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Lain di Pulau Sumatera

 ITK Triwulan IV-2013 Provinsi Sumatera Barat mencapai 109,56 berada di bawah indeks nasional (ITK = 109,64) dan berada di urutan ketiga setelah Provinsi kepulauan Riau (ITK= 112,03) dan Provinsi Sumatera Selatan (ITK= 110,21) diantara 10 provinsi-provinsi lainnya di wilayah Pulau Sumatera.

 Perkiraan pada Triwulan I - 2014 nilai ITK Provinsi Sumatera Barat diprediksikan mencapai 104,88 atau mengalami penurunandan beradapada urutankedelapandi antara provinsi-provinsi lainnya di Pulau Sumatera, angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan indeks nasional (ITK = 106,84).

(2)

1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2013

Tabel 1 memperlihatkan perkembangan indeks tendensi konsumen di Sumatera Barat selama tahun 2013. Data menunjukkan bahwa pada triwulan Is/d triwulan III tahun 2013 nilai ITK Sumatera Barat selalu mengalami peningkatan, namun pada triwulan IV sedikit melambat. Pada triwulan I-2013 nilai ITK Sumatera Barat 106,12, triwulan II-2013 107,48, triwulan III 113,40, dan triwulan IV-2013 109,56. Nilai ITK di Sumatera Barat pada triwulan I-2013 s/d triwulan III-2013 selain mengalami peningkatan juga dibarengi dengan meningkatnya optimism konsumen di triwulan tersebut disbanding triwulan sebelumnya. Sedangkan untuk triwulan IV-2013 optimisme konsumen menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Tabel 1.

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I s/d Triwulan IV tahun 2013 Sumatera Barat Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk 2013

Trw I Trw II Trw III Trw IV

(1) (2) (3) (4)

1. Pendapatan rumah tangga kini 104,52 108,56 112,85 110,79

2. Pengaruh inflasi terhadap

konsumsi makanan 112,68 107,53 111,09 108,39

3. Tingkat konsumsi makanan

dan non makanan 101,63 104,86 117,69 108,15

Indeks Tendensi Konsumen 106,12 107,48 113,40 109,56

Berdasarkan variabel pembentuknya, kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan IV-2013 di Sumatera Barat yang meningkat tersebut didorong oleh semua variabel pembentuknya yaitu peningkatan variabel pendapatan rumah tangga kini (indeks = 110,79), variabel pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan (indeks = 108,39) dan variabel tingkat konsumsi makanan dan non makanan (indeks = 108,15).

Selama triwulan IV-2013konsumsi rumah tangga untuk komoditi makanan dan bukan makanan mengalami peningkatan dengan nilai indeks total 108,15. Sedangkan masing-masing komoditi makanan dan non makanan mengalami peningkatan dengan nilai indeks 108,73 dan 106,90. Peningkatan tersebut terjadi disebabkan adanya kenaikan konsumsi pada semua komoditi kecuali baju. Indeksnya secara berturut-turut adalah komoditi bahan makanan (indeks = 109,19), makanan jadi (indeks = 107,53), perumahan (indeks = 107,23), baju (indeks = 98,87), kesehatan (indeks = 109,81), pendidikan(indeks = 102,20), rekreasi (indeks = 101,93), transportasi (indeks = 110,92) dan komunikasi (indeks = 107,88).

(3)

Gambar 1.

Indeks Konsumsi Beberapa Komoditi Triwulan IV–2013

2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I - 2014

Nilai ITK di Sumatera Barat pada Triwulan I - 2014 diperkirakan mencapai104,88artinya kondisi ekonomi konsumen diprediksi akan membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut tidak dibarengi dengan meningkatnya tingkat kepercayaan atau optimisme konsumen, yang ditunjukkan dengan rendahnya nilai perkiraan indeks pada Triwulan I-2014 dibandingkan Triwulan IV-2013 yang tercatat sebesar 109,56.

Tabel 2.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I–2014 Sumatera Barat

Variabel Pembentuk Triwulan I -2014

(1) (2)

1. Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 105,80

2. Rencana pembelian barang tahan lama (barang elektronik,

perhiasan, perangkat komunikasi, perabot meubelair, sepeda motor, mobil), KegiatanPesta/Hajatan dan Rekreasi.

103,23

(4)

Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan I-2014 diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan pendapatan rumah tanggadan rencana pembelian barang-barang tahan lama. Perkiraan pendapatan rumah tangga pada Triwulan I-2014 diprediksikan sebesar 105,23. Seiring dengan prediksi meningkatnya pendapatan rumah tangga di Triwulan I-2014sehingga mendorong konsumen berencana untuk membeli barang-barang tahan lama dengan nilai indeks sebesar 103,23.

3. Perbandingan ITK Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Lain di Pulau Sumatera

Pada triwulan IV-2013 indeks tendensi konsumen provinsi-provinsi di wilayah Pulau Sumatera mengalami peningkatan (nilai indeks di atas 100) yang artinya kondisi ekonomi konsumen pada bulan Oktober-Desember 2013 lebih baik dibandingkan triwulan III-2013. Dari hasil perhitungan ITK Triwulan IV-2013 terdapat ada dua provinsi di wilayah Pulau Sumatera yang mempunyai nilai indeks di atas ITK nasional (ITK = 109,64) yaitu Provinsi Provinsi Kepulauan Riau (ITK = 112,03), Provinsi Sumatera Selatan (ITK = 110,21). Provinsi Sumatera Barat (ITK = 109,56) berada pada urutan ketiga, berada dibawah angka nasional bersama 7 Provinsi lainnya di Sumatera , yaitu Provinsi Lampung (ITK = 109,54), Provinsi Sumatera Utara (ITK = 109,27), Provinsi Aceh ( ITK = 107,14), Provinsi Jambi (ITK = 107,07), Provinsi Bangka Belitung (ITK = 106,76), Provinsi Bengkulu (ITK = 106,00),dan Provinsi Riau berada di posisi terbawah dengan ITK sebesar 105,06.

Gambar 2.

Perbandingan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV -2013 Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Lain di Pulau Sumatera

105.06 106.00 106.76 107.07 107.14 109.27 109.54 109.56 110.21 112.03 100.00 102.00 104.00 106.00 108.00 110.00 112.00 114.00

Riau Bengkulu Babel Jambi Aceh Sumut Lampung Sumbar Sumsel Kepri ITK Triwulan IV-2013 Provinsi ITK Triwulan IV-2013 Nasional

(5)

Pada Triwulan I-2014, ITK hampir di semua provinsi di Pulau Sumatera diprediksi meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada Triwulan I-2014, diperkirakan tujuh Provinsi di Sumatera berada di bawah angka nasional (ITK = 106,84). Tiga Provinsi lainnya dimana ITK berada di atas ITK nasional adalah Provinsi Kepulauan Riau ( ITK = 108,22), Propinsi Lampung (ITK= 108,22) dan Provinsi Sumatera Selatan (ITK= 107,84).

Gambar 3.

Perbandingan Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I -2014 Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Lain di Pulau Sumatera

103.80 104.52 104.88 104.90 105.04 106.50 106.56 107.84 108.22 108.28 101.00 102.00 103.00 104.00 105.00 106.00 107.00 108.00 109.00

Aceh Sumut Sumbar Riau Bengkulu Jambi Babel Sumsel Lampung Kepri Perkiraan ITK Triwulan I-2014 Provinsi Perkiraan ITK Triwulan I-2014 Nasional

Sementara itu, pada triwulan I-2014 nilai ITK Provinsi Sumatera Barat diprediksikan mencapai 104,88 atau berada pada urutan kedelapan di antara provinsi-provinsi lainnya di Pulau Sumatera. Dibanding triwulan IV-2013 urutan ITK Provinsi Sumatera Barat turun dari urutan tiga dan nilai ITK tetap lebih rendah dibandingkan ITK nasional yang mencapai 106,84.

Gambar

Tabel  1  memperlihatkan  perkembangan  indeks  tendensi  konsumen  di  Sumatera  Barat  selama tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

Sebelum dan sesudah dilakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan pretest dan posttest pada kelas tersebut, dengan menggunakan soal yang telah diujicoba

Pembangunan merupakan keinginan untuk memperbaiki nasib suatu bangsa dengan berpedoman pada indikator yang ditetapkan  modernisasi (proses yang sebelumnya sebagai nasib,

Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Total Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan Tahun 2011 Harvest Area, Average Production, and Total Production of Wetland Paddy per Districts

Hasil penelitian (Alifian & Rahardjo, 2016) yang berjudul Analisis Pengaruh Job Insecurity, Kepuasan Kerja, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Keinginan Berpindah

Hasil analisa dengan Amos 6.0 menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah memiliki nilai estimasi yang positif tidak signifikan terhadap kesejahteraan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 70 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

Pelaksanaan perjanjian safe deposit box antara bank dengan nasabah, dapat dikatakan bahwa nasabah melakukan dua kegiatan yaitu di satu sisi nasabah melakukan perjanjian