• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN KENYAMANAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI WINDUSARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN KENYAMANAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI WINDUSARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 - Test Repository"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia tidak akan lepas dari pembelajaran dan pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yakni perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi hidupnya. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dan interaksi lingkungannya. (Izza Ahmad dkk, 2012: 61).

Sementara yang dimaksud pendidikan adalah segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilannya kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya (Ali, 1987:8). Senada dengan pendapat tersebut, Indar menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan (Indar, 1994: 16).

(2)

2

untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh seseorang dalam hidupnya. Tanpa pendidikan semua yang diimpikannya akan menjadi sulit untuk terwujud.

Peranan pendidikan sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa. Adanya kemajuan dalam pendidikan menimbulkan dorongan melakukan berbagai inovasi pendidikan agar tercapai tujuan seperti apa yang diharapkan.

Membicarakan pendidikan pada hakekatnya adalah mengungkapkan bagaimana membentuk karakter manusia sebagaimana yang diinginkan. Karakter akan terbentuk dari berbagai faktor, diantaranya adalah lingkungan. Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada disekitar peserta didik, baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada peserta didik.

(3)

3 B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana lingkungan fisik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015?

2. Bagaimana kenyamanan belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015?

3. Bagaimana prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015?

4. Apakah terdapat pengaruh lingkungan fisik terhadap prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015?

5. Apakah terdapat pengaruh kenyamanan belajar terhadap prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015?

(4)

4 C. Tujuan Penelitian

Melihat dari rumusan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi fisik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun 2014/2015.

2. Untuk mengetahui tingkat kenyamanan belajar siswa di Madrasah Tsanwiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun 2014/2015.

3. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun2014/2015.

4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik dan prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun 2014/2015.

5. Untuk mengetahui pengaruh kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun 2014/2015.

(5)

5 D. Hipotesis Penelitian

Secara etimologi, hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti sesuatu yang masih kurang, dan tesis yang berarti sebuah kesimpulan pendapat. Hipotesis dengan demikian adalah sebuah kesimpulan yang belum final karena masih harus diuji kebenarannya. Dari uraian ini, dijelaskan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti (Suprayogi dan Tobroni, 2003:146)

Berdasarkan telaah kepustakaan awal, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh lingkungan fisik terhadap prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun 2013/2014.

2. Ada pengaruh kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi belajar fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang tahun 2014/2015.

(6)

6 E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada atau tidaknya pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi belajar fiqh. Dari informasi tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis yaitu:

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan lingkungan fisik pendidikan.

b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang berkepentingan, guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Manfaat praktis

a. Memberikan informasi bagi sekolah agar dapat meningkatkan kenyamanan belajar dan prestasi belajar fiqh kepada siswa.

(7)

7 F. Definisi Operasional

1. Pengaruh

Yang dimaksud dengan kata pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatu (orang, benda, dsb) yang ikut membentuk kepercayaan, watak atau perbuatan seseorang (Em.Zul Fajri, 19:638). Yang dimaksud dengan kata “pengaruh” disini

adalah daya akibat dari lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari tahun 2014/2015.

2. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik yaitu segala sesuatu yang berada di sekitar peserta didik, baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada peserta didik (Rahmad Hariyadi dkk, 2009:7).

Dari pengertian di atas, maka penulis dapat merumuskan indikator lingkungan fisik sebagai berikut:

a. Letak Geografis sekolah

b. Keadaan Lingkungan di Dalam Sekolah c. Fasilitas sekolah

3. Kenyamanan Belajar

Kenyamanan berasal dari kata “aman” yang berarti tidak bahaya. Sedangkan

(8)

8

wawasan. Sehingga apabila kenyamanan belajar sudah dapat diciptakan maka kegiatan mentransfer ilmu tersebut akan bisa berjalan dengan maksimal, ilmu yang diterima oleh siswa juga akan mudah terserap dan akan bisa dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari. Indikator kenyamanan belajar adalah sebagai berikut:

a. Rasa Tenang dan Nyaman b. Keadaan yang Kondusif c. Interaksi

4. Prestasi Belajar Fiqh

Prestasi merupakan suatu hasil yang telah dikerjakan ataupun diciptakan baik itu oleh individu bisa juga secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dikerjakan atau yang sudah diusahakan (Badudu dkk, 1994:1088).

(9)

9

Adapun indikator prestasi adalah sebagai berikut:

a) Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

b) Perilaku yang digunakan dalam tujuan pengajaran / instruksional khusus (TIK) telah dicapai siswa, baik secara individual maupun kelompok (Djamarah, Zain, 2006:105).

Fiqih atau fiqh adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan pribadi, masyarakat ataupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Fiqih membahas tentang berbagai cara beribadah, prinsip rukun Islam dan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Pada pengertian yang lain fiqh dapat diartikan al-Ilm, artinya

ilmu, dan al-fahm yang artinya pemahaman. Jadi fiqh dapat diartikan ilmu yang mendalam. Ilmu fiqh dibagi menjadi dua yaitu: Fiqh Ibadah dan Fiqh Muamalah.

Fiqh ibadah yaitu ilmu yang menerangkan tentang dasar-dasar hukum syar’I khususnya dalam ibadah (thaharah, shalat, zakat, puasa, haji, kurban, aqiqah) yang kesemuanya itu ditujukan sebagai rasa bentuk ketundukan dan harapan untuk mencapai ridho Allah. Sedangkan fiqh muamalah yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan tindakan manusia dalam persoalan keduniaan.

(10)

10

menjalankan puasa ramadhan, dan menciptakan hubungan yang religious terhadap anggota keluarga dan sesama teman.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena menekankan analisinya pada data-data numerical (angka), yang kemudian diolah dengan metode statistik. Dipilihnya penelitian dengan jenis kuantitatif ini dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Penelitian ini mengkaji tiga variabel yaitu lingkungan fisik dan kenyaman belajar siswa sebagai variabel bebas serta prestasi fiqh sebagai variabel terikat.

b. Penelitian ini dilakukan untuk mencari adakah pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi fiqh.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian

Penelti memilih lokasi di MTs N Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang. b. Waktu Penelitian

(11)

11 3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2003:3). Dalam penelitian inin penulis mengambil populasi siswa di MTs N Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang yang berjumlah 644 siswa yang masing-masing kelas sebagai berikut:

1) Kelas VII ada 6 kelas, dan jumlah siswa keseluruhan adalah 207 siswa. 2) Kelas VIII ada 6 kelas, dan jumlah siswa keeluruhan adalah 222 siswa. 3) Kelas IX ada 6 kelas, dan jumlah siswa keseluruhan adalah 215 siswa. b. Sampel

(12)

12

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Stratified Random Sample yaitu pengambilan sampel secara acak pada siswa MTsN Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang, peneliti menganggap bahwa teknik ini sangat tepat karena penelitian ini tidak akan membedakan siswa/i. Semua siswa disini akan memiliki hak yang sama. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa agar dapat menilai keadaan lingkungan fisik sekolah dan tingkat kenyamanan belajar siswa tanpa ada batas-batas tertentu, sehingga dalam hal ini penilaian yang berkaitan dengan judul penelitian baik dari segi keadaan sekolah maupun siswa sebagai objek penelitian dapat dijawad siswa dengan leluasa, siswa dapat menilai objek dengan baik dan jujur sesuai dengan keadaan yang siswa alami dan rasakan, guna memperoleh keterangan yang sesuai dan benar.

4. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode antara lain:

a. Angket atau Kuesioner

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang akan ia ketahui.

(13)

13 b. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:236) dokumentasi yaitu laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu, dan tertulis dengan sengaja untuk menyimpan keterangan atau merumuskan keterangan mengenai peristiwa untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan.

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengambil data yang telah ada di sekolah serta gambaran keadaan, lokasi dan sarana pra-sarana yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015.

5. Instrument Penelitian

Instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Instrument yang diperlukan dalam penelitian ini adalah lembar angket yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015. Angket dirancang dalam 30 pertanyaan ditujukan untuk para siswa madrasah.

Setiap item ditentukan dengan skor 1-3 dengan pengkategorian bobot yang peneliti tetapkan adalah:

(14)

14 6. Analisis Data

Dalam skripsi ini penulis menggunakan analisis data, yaitu data yang terkumpul selama penelitian berjalan, dianalisis guna menjawab permasalahan-permasalahan yang telah diajukan sebelumnya. Adapun cara menganalisis data penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Analisis Pendahuluan

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah berikut yang dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua data yang telah terkumpul. Cara yang ditempuh peneliti adalah memberikan skor untuk setiap jawaban per item soal dari angket yang disebarkan kepada para responden. Kemudian seluruh skor dijumlahkan secara keseluruhan, dan dianalisis secara statistik. Dari hasil penelitian kemudian dibuat tiga kategori, yaitu tinggi (baik), sedang (cukup baik), dan rendah (kurang baik.

2) Analisis Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunaka teknis analisis korelasi berganti (multiple regression analisis) dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Dalam penelitian ini analisis korelasi untuk mengetahui pengaruh antara Lingkungan Fisik (X1) dan Kenyaman Belajar Siswa (X2) terhadap Prestasi Fiqh (Y).

(15)

15

Langkah-langkah menganalisis menggunakan SPSS 16.0 for windows adalah sebagai berikut:

a) Buka lembar SPSS

b) Buat semua keterangan variabel dari variabel view c) Klik data view dan masukkan data

d) Lakukan analisis dengan cara: Klik Analize-Regression-Linear. Kemudian akan muncul dialog. Selanjutnya isilah kotak menu Dependent dengan variabel terikat, yaitu variabel Y dan kotak menu Independent dengan variabel bebas, yaitu X1 dan X2.

e) Selanjutnya ketik kotak menu Statistics pilih Estimates Descriptives, dan Model fit lalu kli continue.

f) Kotak menu plots, berfungsi untuk untuk menampilkan grafik pada analisis regresi. Klik kotak menu plots, kemudian klik Normal probanility plot yang terletak pada kotak menu Standardized Residual plots. Selanjutnya klik continue. g) Setelah klik continue klik OK, beberapa saat kemudian akan

(16)

16 H. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat sistematika penulisan. Adapun wujud dari sistematika yang dimaksud adalah: BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, metode penelitian, analisis data dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II: Kajian Pustaka

Dalam bab II landasan teori ini diuraikan sebagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, kemungkinan adanya pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi fiqh. BAB III: Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variable penelitian, laporan gambaran umum mengenai lembaga pendidikan dan laporan angket data mengenai lingkungan fisik, kenyamanan belajar dan prestasi fiqh siswa di MTs N Windusari Kec. Windusari Kab. Magelang.

BAB IV: Analisis Data

(17)

17 BAB V: Penutup

Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkaitan dari penelitian.

(18)

18 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik

Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada disekitar peserta didik, baik berupa benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada peserta didik ( Rahmad Hariyadi dkk, 2009:7).

Dari hal tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa lingkungan fisik pendidikan yaitu keadaan disekitar peserta didik yang dapat mempengaruhi kesiapan peserta didik dalam menerima semua ilmu yang diajarkan oleh pendidik. Keadaan disekitar peserta didik tersebut diantaranya mencakup: letak geografis sekolah, keadaan lingkungan di dalam sekolah (fasilitas).

Adapun indikator dari lingkungan fisik: a. Letak Geografis

Menurut penulis letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dilihat dari kenyataannya di permukaan bumi.

b. Keadaan Lingkungan di Dalam Sekolah

(19)

19

proses pendidikan hakekatnya mengandung factor dan alat pendidikan (Surtikanti dkk, 2008: 46).

Fasilitas yang lengkap sangat diperlukan pada pendidikan sekarang ini, hal ini disebabkan karena tuntutan zaman sekarang yang serba modern. Sebagai contoh keberadaan alat teknologi yang dari zaman ke zaman terus berkembang dan semakin canggih itu akan secara otomatis akan membuat pembelajaran harus terus dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman tersebut.

Fasilitas yang lain yang sangat berperan penting di dalam pembelajaran di sekolah adalah gedung dan sarana prasarana. Perencanaan dalam pembangunan gedung sekolah harus disesuaikan dengan kurikulum, tetapi karena kurikulum dapat berubah, maka diperlukan kreativitas dalam pendayagunaan ruang. Jumlah kelas sangat dipengaruhi oleh rencana penerimaan siswa baru. Dengan perencanaan yang tepat, maka ruang kelas dapat dibangun sesuai dengan ratio jumlah siswa. Sekolah yang sudah memiliki gedung yang memadai akan membantu peserta didiknya mudah untuk melakukan eksperimen atau percobaan. Dengan demikian peserta didiknya akan mudah memecahkan teka-teki yang diberikan dari pendidiknya. Gedung yang memadai pasti tidak akan lepas dari adanya sarana prasarana yang lengkap.

B. Kenyamanan Belajar

(20)

20

merupakan unit kerja yang mempunyai peran dalam pengembangan sekolah, sehingga perlu pengelolaan yang baik, dan guru sangat berperan di dalam usaha memajukan kelas.

Program kelas akan berkembang dengan menggunakan potensi kelas yang terdiri dari tiga unsur yaitu: guru, siswa dan proses atau dinamika kelas.

1. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas adalah: kurikulum, bangunan dan sarana, guru, dinamika kelas dan lingkungan sekitar (Hadari Nawawi, 1985:116).

a. Kurikulum

Aktivitas kelas sangat dipengaruhi kurikulum yang digunakan di sekolah. Kurikulum modern akan membuat aktivitas kelas bersifat dinamis. Kurikulum modern diartikan sebagai semua kegiatan yang berpengaruh pada pembentukan kepribadian siswa, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas / sekolah, termasuk lingkungan sekitar yang bersifat nonedukatif seperti: kantin, kondisi bangunan dan sarana.

b. Gedung dan sarana kelas / sekolah

(21)

21 c. Fasilitas sekolah

Pengertian tentang alat pendidikan (fasilitas sekolah) sering dikacaukan dengan factor pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam pergaulan, tetapi pergaulan bukanlah alat pendidikan, akan tetapi setiap saat pergaulan merupakan lapangan yang tersedia untuk pendidikan. Pergaulan sebagai lapangan yang tersedia untuk melaksanakan proses pendidikan hakekatnya mengandung factor dan alat pendidikan (Surtikanti dkk, 2008: 46).

d. Guru

Dalam arti sempit guru adalah orang yang mengajar di dalam kelas, yang kedudukannya sebagai pemimpin dalam kelas. Sedangkan dalam arti luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan yang membantu siswa untuk menjadi dewasa. Seorang guru harus memahami kompetensi yang harus dimilikinya, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal. Guru yang demokratis selalu menghargai kemampuan siswa yang dipimpinnya. Anak akan merasa nyaman dan tidak tertekan dalam melaksanakan kegiatan di kelas, sehingga akan menumbuhkan kesadaran untuk mematuhi tata tertib yang ada.

e. Siswa

(22)

22 f. Dinamika Kelas

Kelas adalah kelompok sosial yang bersifat dinamis. Dinamika kelas berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas dan inisiatif siswa sebagai suatu kelompok. Dinamika kelas dipengaruhi cara guru menerapkan administrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan, serta pendekatan (Approach) pengelolaan kelas. Semua faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan kelas juga dapat diterapkan dalam pembelajaran fiqih.

Kenyamanan berasal dari kata “aman” yang berarti tidak bahaya. Sedangkan

kenyamanan yaitu dimana diri seseorang memiliki perasaan yang enak, santai, rileks dan tenang (Kamus Umum Bahasa Indonesia,1982:33). Sehingga penulis menyimpulkan bahwa kenyamanan belajar bisa diartikan sebagai rasa tenang dalam menyampaikan atau menerima sebuah ilmu pengetahuan, pengalaman dan wawasan.

Dengan demikian dapat penulis dapat menyimpulkan indikator dari kenyamana belajar:

a. Rasa aman, nyaman, tenang (kondusif) dari peserta didik dalam menerima ilmu yang diberikan pendidik dari awal sampai akhir pembelajaran.

b. Hubungan interaksi antara guru dan siswa yang berjalan dengan harmonis dan seimbang,

(23)

23 C. Prestasi Belajar Fiqh

I. Prestasi

1. Pengertian Prestasi

Dalam pembahasan ini pengertian prestasi tidak lepas dari pengertian belajar. Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang yang terdiri dari dua kata yakni prestasi dan belajar. Antara prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda, namun keduanya saling berhubungan.

Prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu usaha yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:190). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya (Poerwadarminta, 2006:910). Menurut Arifin (1990:2-3) bahwa kata prestasi berasal dari Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia prestasi yang berarti hasil usaha.

Dari pengertian di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam kegiatan tertentu.

(24)

24

tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan atau obat-obatan (Sriyanti dkk, 2009:18).

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya (Utsman, 2007:5). Dalam buku lain dijelaskan bahwa pengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya.Thorndike, salah seorang pendiri aliran teori belajar tingkah laku, mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya menurut Thorndike, perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati) atau non konkret (tidak bisa diamati).

Masih banyak ahli-ahli lain yang menyusun definisi mengenai belajar hanya saja susunan kalimatnya yang berbeda-beda. Namun, intinya sama yaitu belajar adalah proses perubahan kearah yang lebih baik. Lebih lanjut perubahan tersebut relative permanen, dalam arti tidak mungkin hilang, dan terjadi bukan semata-mata karena kesemata-matangan atau pertumbuhan (Mulyati, 2005:5).

(25)

25 2. Tipe-tipe Prestasi Belajar

Menurut Thorndike dalam bukunya yang berjudul psikologi belajar tipe-tipe belajar dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

a. Tipe Prestasi Belajar Bidang Kognitif Tipe-tipe prestasi belajar bidang kognitif mencakup:

1) Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

Pengetahuan hafalan merupakan terjemahan dari kata knowledge meminjam istilah Bloom. Pengetahuan ini mencakup aspek-aspek factual dan ingatan (sesuatu hal yang harus diingat kembali) seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus dan lain-lain. Bahan-bahan pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), seperti masalah tauhid, Al-Qur’an, Hadits, prinsip-prinsip dalam fiqih (hukum Islam) termasuk materi pembelajaran ibadah seperti shalat dan lain-lain, lebih menuntut hafalan.

Tipe prestasi belajar pengetahuan merupakan tingkatan tipe prestasi belajar yang paling rendah.Namun demikian, penting sebagai persyaratan untuk menguasai dan mempelajari tipe-tipe prestasi belajar yang lebih tinggi. Bagaiman mungkin siswa bisa melakukan shalat dengan baik tanpa ia hafal bacaan-bacaan dan urutan-urutan kegiatan yang terkait dengan shalat. Demikian juga untuk ibadah-ibadah seperti wudhu, tayamum, haji, dan ibadah-ibadah lainnya.

2) Tipe Prestasi Belajar Pemahaman (Comprehention)

Tipe prestasi belajar “pemahaman” lebih tinggi satu tingkat dari tipe prestasi

belajar “pengetahuan hafalan”. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap

(26)

26

pemahaman terjemahan yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya, misalnya memahami kalimat bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia (terjemahan Al-Qur’an), pemahaman penafsiran misalnya membedakan dua konsep yang berbeda, pemahaman ekstrapolasi yakni kesanggupan melihat yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu, dan memperluas wawasan.

3) Tipe Prestasi Belajar Penerapan (Aplikasi)

Tipe prestasi belajar penerapan (aplikasi) merupakan kesanggupan menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep, ide,rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya memecahkan persoalan fara’id (pembagian harta pusaka

dengan menggunakan rumus-rumus tertentu, menerapkan suatu dalil Al-Qur’an dan Hadits), atau hukum Islam dan kaidah-kaidah ushul fiqih dalam persoalan suatu umat.

4) Tipe Prestasi Belajar Analisis

(27)

27 5) Tipe Prestasi Belajar Sintesis

Sintesis merupakan lawan analisis. Analisis tekanannya adalah pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna, sedangkanpada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian-bagian menjadi suatu integritas. Sintesis juga memerlukan hafalan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Melalui sintesis dan analisis maka berpikirkreatif untuk menemukan sesuatu yang baru (inovatif) akan lebih mudah dikembangkan.

6) Tipe Prestasi Belajar Evaluasi

(28)

28 b. Tipe Prestasi Belajar Afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada kecenderungan bahwa prestasi belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru cenderung lebih memerhatikan atau tekanan pada bidang kognitif semata. Tipe prestasi belajar bidang afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti atensi atau perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar dan lain-lain. Meskipun bahan pelajaran berisiskan bidang kognitif, tetapi bidang afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan prestasi belajar yang dicapai.

c. Tipe Prestasi Belajar Psikomotorik

Tipe prestasi belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkat keterampilan itu meliputi: gerakan rileks / keterampilan pada gerakan yang sering tidak didasari karena sudah merupakan kebiasaan, ketarampilan pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan perspektual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motoric dan lain-laian, kemampuan di bidang fisik seperti kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan, gerakan-gerakan yang berkaitan dengan skill, mulai dari keterampilan sederahana sampai pada keterampilan yang kompleks dan, kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

(29)

29

sekolah-sekolah termasuk madrasah dewasa ini tipe-tipe prestasi kognitif cenderung lebih dominan dari tipe-tipe afektif dan psikomotorik. Misalnya, seorang siswa secara kognitif (evaluasi kognitifnya) dalam mata pelajaran shalat baik, tetapi dari segi afektif dan psikomotor kurang bahkan jelek, karena banyak di antara mereka yang tidak bisa mempraktikkan gerakan-gerakan shalat secara baik.

3. Fungsi Prestasi Belajar

Dalam bukunya Djamarah, Zain (2006:105) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. c) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan.

4. Indikator Prestasi Belajar

Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah sebagai berikut:

c) Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

(30)

30 5. Penilaian Prestasi Belajar

Mengukur dan mengevaluasi tingkat prestasi dapat dilakukan melalui test prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut:

a) Tes Formatif: penilaian ini untuk mengukur setiap satuan bahasan tertentu dan bertujuan hanya untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap satuan bahasan tersebut.

b) Tes Sub Sumatif: penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran atau satuan bahasan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu.

c) Tes Sumatif: penilaian ini untuk mengukur daya serap siswa terhadap pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester (Djamarah dan Zain, 2006:106).

II. Fiqh

1. Pengertian Fiqh

Fiqih secara bahasa memiliki arti “tahu atau paham”. Pengertian ini

disandarkan pada salah satu firman Allah dalam Q.S At-Taubah ayat 87 yang artinya:

“Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang, dan hati mereka telah dikunci mati, maka mereka tidak mengetahui”.

Sedangkan dalam konteks istilah, terdapat perbedaan penjabaran redaksional mengenai pengertian “fiqih”, di kalangan tokoh yang berkompeten

(31)

31

a. Abdul Wahhab Khalaf mendefinisikan fiqih sebagai hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis yang bersumber dari dalil-dalil yang rinci.

b. Syafi’i Karim memperjelas pengertian fiqih sebagai ilmu yang

mempelajari syari’at Islam yang bersifat praktis yang bersumber pada

dalil-dalil yang terinci dalam ilmu tersebut.

c. Muhammad Khalid Mas’ud menjelaskan pengertian “fiqih” sebagai

Indiscussion of the nature of the law and practice what is imphed by Islamic law (pembahasan mengenai hukum asal dan praktik yang terkandung dalam hukum Islam).

Meskipun terdapat perbedaan dalam konteks redaksi, namun secara substansi ketiga pendapat di atas bermuara pada satu pengertian tentang fiqih yakni sebagai ilmu yang mempelajari syari’at Islam baik dalam konteks asal

hukum maupun praktik dari syari’at Islam itu sendiri.

2. Fungsi Fiqih

Pada dasarnya fiqih memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT. sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

(32)

32

c. Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. serta menanamkan akhlak peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan upaya yang terkebih dahulu dilakukan dalam lingkungan keluarga. d. Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta

didik dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah dalam kehidupan sehari-hari.

e. Membekali peserta didik akan bidang fiqih atau hukum Islam untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Tujuan Fiqih

Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang terpenting dapat memberi penilaian atau evalusi pada usaha-usaha pendidikan.

Tujuan fiqih dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai:

a) Pribadi muslim yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia. b) Peserta didik yang berkepribadian, percaya diri dan sehat jasmani

dan rohaninya.

(33)

33

c. Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan lanjutan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

4. Ruang Lingkup Fiqih

Ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi: a. Fiqih Ibadah: menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang

cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti tata cara thaharah, shalat, puasa, zakat, dan haji.

(34)

34

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi dan Objek Penelitian 1. Perkembangan MTsN Windusari

MTsN Windusari terletak di Desa Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis MTsN Windusari ada pada tempat yang strategis yaitu berada di sisi Jalan Raya Windusari-Bandongan.MTsN Windusari berdidri berdasarkan SK Kepala Kanwil Departemen Agama Prov. Jawa Tengah dengan SK Terakhir Status Sekolah Nomor 205 tahun 1970, tanggal 09/10/1970, Nomor Statistik Madrasah (NSM) 121133080003, NPSN 60725162, luas kepemilikan tanah 9.855 m, yang sudah dipagar permanen 2.169 m, status kepemilikan tanah milik negara, luas bangunan 2.422 m status bangunan milik sendiri. Email MTsN Windusari adalah mtsn417244@gmail.com

2. Profil Madrasah

a. Identitas Madrasah

1) Nama Madrasah : MTs Negeri Windusari 2) Tahun Berdiri / Beroperasi : 1970

3) Nomor Statistik Madrasah : 121133080003

4) NPSN : 60725162

(35)

35

7) Status Sekolah : Negeri 8) Jenjang Akreditasi : A 9) Luas Kepemilikan Tanah : 9.855 m 10) Status Kepemilikan Tanah : Negara

11) Luas Bangunan : 2.422 m

12) Status Bangunan : Milik Sendiri b. Identitas Lembaga Penyelenggara

1) Nama Lembaga : Kementrian Agama 2) No. SK Pendirian : No. 205 tahun 1970

3) Alamat : Jalan Kyai A’rof No. 25 Windusari

4) Desa : Windusari

5) Kecamatan : Windusari 6) Kabupaten : Magelang

7) Provinsi : Jawa Tengah

8) Kode Pos : 56152

9) No. Telp : 0293-5507929 c. Alamat Madrasah

1. Jalan / Dusun : Jalan Kyai A’rof No. 25 Windusari

2. Desa : Windusari

3. Kecamatan : Windusari 4. Kabupaten : Magelang

5. Provinsi : Jawa Tengah

(36)

36

7. Telepon / Faks : 0293-5507929

8. Email : mtsn417244@gmail.com

3. Visi dan Misi Visi

Adapun visi dari MTsN Windusari adalah:

Terwujudnya MTs Negeri Windusari yang Islami, Berbudi Luhur, Berprestasi dan Penuh Keteladanan, Efektif dan Efisien.

Misi

1. Menanamkan aqidah yang benar sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah

2. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitasdalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik

3. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari Al-Qur’an dan menjalankan agama Islam

4. Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat

(37)

37

6. Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

4. Keadaan Pendidik dan Kependidikan

Tenaga pendidik dan kependidikan MTsN Windusari terdiri dari 32 orang yang terbagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut: Guru PNS terdiri dari 28 orang, Guru Belum PNS terdiri dari 4 orang. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk table sebagai berikut:

Tabel 3.1. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Latar Belakang Program Studi L P L + P

Pendidikan Agama 2 3 5

PKN - 1 1

Bahasa Indonesia 1 3 4

Bahasa Inggris 2 2 4

Matematika 1 2 3

IPA 3 1 4

IPS 2 1 3

Seni Budaya - 1 1

Penjas Orkes 1 - 1

Keterampilan TIK - - -

Muatan Lokal 2 - 2

BP 1 1 2

Lainnya - 2 2

(38)

38

Lebih lengkapnya penulis menyajikan daftar karyawan dan guru pengampu di MTsN Windusari sebagai berikut:

Tabel 3.2 Daftar Guru dan Karyawan MTsN Windusari

No Nama Jabatan / Pengampu

1. Drs. SLAMET WIDODO IPA

2. BISYRON MUHTAR, S.Ag Matematika

3. Drs. MUHAIMIN Bahasa Inggris

4. MOH NAZARUDIN Ch, S.Ag IPA

5. ABDUL CHOLID, S.Pd BK

6. NUR SOLIKHAH, S.Pd IPS

7. TRI HARJOKO, S.Pd Bahasa Inggris

8. TUTI HANDAYANI, S.Pd Matematika

9. YUNIAR WIDATI, S.Pd Bahasa Inggris

10. SANTI RENANINGTYAS, S.Pd Bahasa Indonesia

11. SITI UMAROH, S.Pd.Si Matematika

12. PUJI ASTUTIK, S.Pd BK

13. DB. FAQIH USMAN, S.Ag Bahasa Indonesia

14. SITI MUNASIFAH, S.Pd Kesenian

15. FAEZATUL. M S.Ag. SKI

16. TENTREM AMINAH, S.Pd Bahasa Indonesia

17. BINTU ZAAEDAH MS, S.H.I PKN

23. ST.CHAMIDATUS. S,S.Ag Aqidah Akhlak

24. EKO JULIYANTO Penjas Orkes

25. ARIF NURHUDAYANA, SH Kepala TU

26. MASRUROH TU

(39)

39

28. MUQTABASUN Mulok Agama

29. NASIKHIN Mulok Agama

30. LUKMAN TIK

31. MURSIDIN, SE. IPS

32. SITI ANITA SHOLIKHAH,S.Pd.I Aqidah Akhlak

33. KHODI AL KODI Penjaga

34. JAMIL Penjaga

35. JAMALUDIN Penjaga

36. UMI HANIK, S.Ag Qur’an Hadits

37. SURYA ADIPURNA Bahasa Asing

38. KHUSNIATI MAZUQOH, S.Pd.I Bahasa Arab

39. ZAENAL ARIFIN Penjaga

40. ZUNING AZIZAH, S.Pd Bahasa Inggris

5. Data Sarana Prasarana

Data sarana dan prasarana berisi ruangan atau gedung-gedung yang digunakan sebagai penunjang terlaksananya proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk table sebagai berikut:

Tabel 3.3. Keadaan Sarana dan Prasarana

No Nama Barang Banyaknya

1. Ruang Teori / Kelas 15

2. Laboratorium IPA 1

3. Laboratorium Komputer 1

(40)

40

19. Rumah Dinas Kepala Madrasah 1

(41)

41

Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data observasi, dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu disajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian.

Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di MTsN Windusari:

1. Daftar Responden

Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama orang yang dijadikan objek penelitian. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk table sebagai berikut:

Tabel 3.4. Data Responden MTsN Windusari

(42)
(43)
(44)

44

2. Deskripsi tentang Lingkungan Fisik, Kenyamanan Belajar dan Prestasi Fiqh

a. Lingkungan Fisik

Berdasarkan jawaban angket yang diberikan kepada 65 responden dapat memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan fisik yang ada di MTsN Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Dari jawaban angket tersebut, kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:

ἱ = (xt – xr) + 1

ki Keterangan: ἱ = interval

xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah

ki = kelas interval ( tinggi, sedang, rendah)

Berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat diketahui pada variable lingkungan fisik nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 22. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

ἱ = (xt – xr) + 1 ki

ἱ = (30-10) + 1 3

(45)

45

Berdasarkan perhitungan interval di atas, maka variable lingkungan fisik dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 24-30 b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 17-23 c. Untuk kategori sedang dengan jawaban C mendapat nilai 10-16 Kemudian dicari presentasi frekwensi lingkungan fisik dengan rumus P = F x 100%

N

a. Untuk lingkungan fisik yang tinggi, antara skor 24-30 sebanyak 42 siswa: P = F x 100%

N

P = 42 x 100% = 65% 65

b. Untuk lingkungan fisik sedang, antara skor 17-23 sebanyak 23 siswa: P = F x 100%

N

P = 23 x 100% = 35% 65

c. Untuk lingkungan fisik yang rendah, antara skor 10-17 sebanyak 0 siswa: P = F x 100%

N

P = 0 x 100% = 0% 65

(46)

46 Tabel 3.5

Tabel distribusi frekwensi lingkungan fisik MTsN Windusari Tahun 2014 / 2015

No Prestasi Fiqh Interval Frekwensi Presentase

1. Tinggi 24-30 42 65%

2. Sedang 17-23 23 35%

3. Rendah 10-16 0 0%

Jumlah 65 100%

Sumber hasil pengolahan jawaban angket

Distribusi frekwensi di atas menunjukkan bahwa frekwensi data lingkungan fisik pada kategori tinggi yaitu sebanyak 42 jawaban responden dari 65 siswa sebagai responden. Karena nilai rata-rata jawaban responden berada pada interval 24-30, hal ini menunjukkan bahwa lingkungan fisik di MTsN Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang berada pada kategori tinggi, yakni sebanyak 65%.

b. Kenyamanan Belajar

Berdasarkan jawaban angket yang diberikan kepada 65 responden dapat memberikan gambaran tentang kondisi kenyamanan belajar yang ada di MTsN Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Dari jawaban angket tersebut, kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:

(47)

47 xt = nilai tertinggi

xr = nilai terendah

ki = kelas interval ( tinggi, sedang, rendah)

Berdasarkan jawaban angket dari responden dapat diketahui pada variable kenyamanan belajar nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 23. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

ἱ = (xt – xr) + 1 ki

ἱ = (30-10) + 1 3 ἱ = 21 = 7 3

Berdasarkan perhitungan di atas, maka variable kenyamanan belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut:

d. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 24-30 e. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 17-23 f. Untuk kategori sedang dengan jawaban C mendapat nilai 10-16 Kemudian dicari presentasi frekwensi kenyamanan belajar dengan rumus P = F x 100%

N

a. Untuk kenyamanan belajar yang tinggi, antara skor 24-30 sebanyak 64 siswa:

(48)

48 P = 64 x 100% = 99%

65

b. Untuk kenyamanan belajar sedang, antara skor 27-23 sebanyak 1 siswa: P = F x 100%

N

P = 1 x 100% = 1 % 65

c. Untuk kenyamanan belajar yang rendah, antara skor 10-16 sebanyak 0 siswa:

P = F x 100% N

P = 0 x 100% = 0 % 65

Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk table distribusi frekwensi kenyamanan belajar:

Tabel 3.6

Tabel distribusi frekwensi kenyamanan belajar MTsN Windusari Tahun 2014 / 2015

No Prestasi Fiqh Interval Frekwensi Presentase

1. Tinggi 24-30 64 99%

2. Sedang 17-23 1 1%

3. Rendah 10-16 0 0%

Jumlah 65 100%

Sumber hasil pengolahan jawaban angket

(49)

49

dari 65 siswa sebagai responden. Karena nilai rata-rata jawaban responden berada pada interval 26-28, hal ini menunjukkan bahwa kenyamanan belajar di MTsN Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang berada pada kategori sedang, yakni sebanyak 51%.

c. Prestasi Belajar Fiqh

Prestasi belajar fiqh dalam penelitian ini diperoleh lewat keadaan siswa-siswi MTsN Windusari. Berdasarkan jawaban angket yang diberikan kepada 65 responden dapat memberikan gambaran tentang prestasi belajar fiqh siswa-siswi MTsN Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Dari jawaban angket tersebut, kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:

ἱ = (xt – xr) + 1 ki Keterangan: ἱ = interval

xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah

ki = kelas interval ( tinggi, sedang, rendah)

Berdasarkan jawaban angket dari responden dapat diketahui pada variable prestasi fiqh, nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 24. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(50)

50 ἱ = (30-10) + 1

3 ἱ = 21 = 7 3

Berdasarkan perhitungan interval di atas, maka dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 24-30 b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 17-23 c. Untuk kategori sedang dengan jawaban C mendapat nilai 10-16 Kemudian dicari presentasi frekwensi prestasi fiqh dengan rumus P = F x 100%

N

a. Untuk prestasi belajar fiqh yang tinggi antara skor 24-30 sebanyak 65 siswa: P = F x 100%

N

P = 65x 100% = 65% 65

b. Untuk prestasi belajar fiqh sedang, antara skor 17-23 sebanyak 0 siswa: P = F x 100%

N

P = 0 x 100% = 0% 65

c. Untuk prestasi belajar fiqh yang rendah, antara skor 10-16 sebanyak 0 siswa: P = F x 100%

(51)

51 P = 0 x 100% = 0%

65

Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk table distribusi frekwensi prestasi belajar fiqh:

Tabel 3.7

Tabel distribusi frekwensi prestasi belajar fiqh MTsN Windusari Tahun 2014 / 2015

No Prestasi Fiqh Interval Frekwensi Presentase

1. Tinggi 24-30 65 100%

2. Sedang 17-23 0 0%

3. Rendah 10-16 0 0%

Jumlah 65 100%

Sumber hasil pengolahan jawaban angket

(52)

52

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS

Pengolahan data tentang pengaruh lingkungan fisik (X1) dan kenyamanan belajar siswa (X2) terhadap prestasi fiqh (Y) di MTsN Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015 dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputasi program SPSS 16.0 for windows.

Hal ini ditampilkan dalam bentuk skor, rata-rata/mean, median, modus, standard deviasi/simpanan baku, nilai terendah, nilai maksimum. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Analisis Pengaruh Lingkungan Fisik terhadap Prestasi Belajar Fiqh a. Persiapan Analisis Statistik X1 terhadap Y

Tabel 4.1

Persiapan Analisis Statistik X1 terhadap Y

No. Res Nama Res

X1 Y X1Y X12 Y2

1. AU 23 28 644 529 784

2. ASK 25 29 725 625 841

3. AR 22 26 572 484 676

4. ANR 27 30 810 729 900

(53)

53

6. DPA 25 27 675 625 729

7. EK 25 29 725 625 841

8. FN 24 28 672 576 784

9. FWP 26 29 754 676 841

10. CK 24 26 624 576 676

11. LM 27 30 810 729 900

12. LDH 26 29 754 676 841

13. MR 26 30 780 676 900

14. MFH 25 28 700 625 784

15. MM 23 28 644 529 784

16. MFF 22 26 572 484 676

17. MNR 22 27 594 484 729

18. NNK 27 30 810 729 900

19. NNF 24 26 624 576 676

20. NL 27 30 810 729 900

21. NK 25 30 750 625 900

22. RU 24 26 624 576 676

23. RS 22 26 572 484 676

24. SUN 26 29 754 676 841

25. SLA 23 27 621 529 729

26. SF 24 28 672 576 784

27. SN 27 29 783 729 841

28. SNA (A) 23 29 667 529 841

(54)

54

30. SNK 22 25 550 484 625

31. TS 22 27 594 484 729

32. UNA 24 27 648 576 729

33. VAS 22 24 528 484 576

34. WLA 22 25 550 484 625

35. YIU 23 27 621 529 729

36. AN 23 26 598 529 676

37. AS 23 27 621 529 729

38. ASL 24 27 648 576 729

39. AFH 25 26 650 625 676

40. DM 23 26 598 529 676

41. DU 25 28 700 625 784

42. DQA 22 24 528 484 576

43. DA 29 30 870 841 900

44. ERP 25 27 675 625 729

45. EKH 23 25 575 529 625

46. FN 25 27 675 625 729

47. FLNR 24 26 624 576 676

48. FFS 26 28 728 676 784

49. HS 24 26 624 576 676

50. IF 26 29 754 676 841

51. IS 26 28 728 676 784

52. IN 26 28 728 676 784

(55)

55

54. KHM 25 28 700 625 784

55. LU 22 25 550 484 625

56. LMH 23 25 575 529 625

57. MANU 27 30 810 729 900

58. MZK 24 25 600 576 625

59. MAP 27 29 783 729 841

60. MKI 25 29 725 625 841

61. NKH 25 30 750 625 900

62. NCHA 22 25 550 484 625

63. PSR 26 28 728 676 784

64. RW 24 26 624 576 676

65. RFO 23 26 598 529 676

b. Analisis Uji Hipotesis

Hasil analisis lingkungan fisik dengan menggunakan analisis regresi disajikan dalam table berikut:

Tabel 4.2

Hasil Analisis Data Lingkungan Fisik

Uraian X1 Kesimpulan

b (koefisien regresi) 0,697

Berpengaruh signifikan

thitung 6,192*

(56)

56 Keterangan:

*= taraf signifikan 5%

P= probabilitas / signifikansi

Pada uji t diperoleh thitung sebesar 6,192 dan probabilitas sebesar 0,000 < 0,05maka Ho ditolak yang berarti ada signifikan variabel lingkungan fisik terhadap prestasi fiqh siswa di MTsN Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.

c. Analisis Lanjutan

Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa terdapat kontribusi signifikan lingkungan fisik terhadap prestasi fiqh siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil uji t dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 > 0,05. Artinya, lingkungan fisik mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap prestasi fiqh siswa.

(57)

57

2. Analisis Pengaruh Kenyamanan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Fiqh Siswa

a. Persiapan Analisis Statistik X2 terhadap Y Tabel 4.3

Persiapan Analisis Statistik X2 terhadap Y

(58)

58

18. NNK 30 30 900 900 900

19. NNF 25 26 650 625 676

20. NL 27 30 810 729 900

21. NK 29 30 870 841 900

22. RU 25 26 650 625 676

23. RS 25 26 650 625 676

24. SUN 28 29 812 784 841

25. SLA 25 27 675 625 729

26. SF 26 28 728 676 784

27. SN 28 29 812 784 841

28. SNA (A) 28 29 812 784 841

29. SNA (B) 27 25 675 729 625

30. SNK 26 25 650 676 625

31. TS 25 27 675 625 729

32. UNA 26 27 702 676 729

33. VAS 23 24 552 529 576

34. WLA 24 25 600 576 625

35. YIU 25 27 675 625 729

36. AN 24 26 624 576 676

37. AS 25 27 675 625 729

38. ASL 26 27 702 676 729

39. AFH 28 26 728 784 676

40. DM 28 26 728 784 676

(59)

59

42. DQA 26 24 624 676 576

43. DA 30 30 900 900 900

44. ERP 27 27 729 729 729

45. EKH 27 25 675 729 625

46. FN 30 27 810 900 729

47. FLNR 28 26 728 784 676

48. FFS 29 28 812 841 784

49. HS 26 26 676 676 676

50. IF 30 29 870 900 841

51. IS 29 28 812 841 784

52. IN 30 28 840 900 784

53. IFI 28 25 700 784 625

54. KHM 30 28 840 900 784

55. LU 26 25 650 676 625

56. LMH 27 25 675 729 625

57. MANU 30 30 900 900 900

58. MZK 26 25 650 676 625

59. MAP 30 29 870 900 841

60. MKI 30 29 870 900 841

61. NKH 30 30 900 900 900

62. NCHA 26 25 650 676 625

63. PSR 30 28 840 900 784

64. RW 27 26 702 729 676

(60)

60 b. Analisis Uji Hipotesis

Berikut ini adalah analisis uji hipotesis kenyamanan belajar siswa dengan menggunakan analisis regresi:

Tabel 4.4

Hasil Analisis Uji Hipotesis Kenyamanan Belajar Siswa

Uraian X2 Kesimpulan

b (koefisien regresi) 0,106

Berpengaruh signifikan

thitung 1,067*

Signifikansi (P) 0,290

Keterangan:

*= taraf signifikan 5%

P= probabilitas / signifikansi

(61)

61 c. Analisis Lanjutan

Pengalaman kenyamanan belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar fiqh siswa. Hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil uji t dengan nilai probabilitas sebesar 0,290<0,05

Artinya semakin tinggi kenyamanan belajar siswa yang dimiliki oleh siswa maka akan semakin tinggi prestasi belajar fiqh siswa. Kenyamanan belajar siswa tersebut akan mewujudkan rasa aman dan nyaman siswa dalam menerima dan menyerap semua materi fiqh yang disampaikan gurunya. Oleh sebab itu kenyamanan belajar siswa harus terus ditambah dan diperbaiki oleh pihak sekolah terkait agar prestasi belajar fiqh siswanya juga akan semakin membaik dan meningkatkan.

3. Analisis Pengaruh Lingkungan Fisik dan Kenyamanan Belajar Siswa terhadap Prestasi Fiqh di MTsN Windusari

(62)

62 Tabel 4.5

Hasil Analisis Data Pengaruh Lingkungan Fisik dan Kenyamanan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Fiqh

Uraian Y Kesimpulan

b (Koefisien regresi) 7,481

Berpengaruh signifikan

Signifikansi (P) 0,001

F 47,898*

R2 0,607

Keterangan:

*= taraf signifikan 5%

P= probabilitas / signifikansi

Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar fiqh menggunakan program SPSS 16.0 for windows, yaitu dengan hasil pada table uji F, hasil uji Anova atau F test. Pada penelitian ini didapat nilai Fhitung adalah 47,898 dengan tingkat signifikansi 0,001. Nilai probabilitas 0,001<0,05 maka hipotesis Ho ditolak yang berarti lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa secara simultan memiliki kontribusi signifikan terhadap prestasi belajar fiqh siswa.

(63)

63

variabel (Y). Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda diperoleh nilai R2 (R Square) sebesar 0,607 yang berarti besarnya kontribusi variable X (independent) terhadap Y (dependent) sebesar 60,7% sedangkan sisanya sebesar 39,3% disumbangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan hasil uji F dengan nilai probabilitas sebesar 0,001<0,05. Apabila lingkungan fisik positif maka prestasi belajar fiqh siswa akan semakin meningkat. Demikian pula dengan kenyamanan belajar, apabila siswa dalam menerima materi yang disampaikan guru merasa aman dan nyaman maka prestasi belajar fiqh siswa akan meningkat pula.

Berdasarkan hasil analisis hasil uji hipotesis di atas membuktikan bahwa terdapat kontribusi signifikan lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi belajar fiqh.

B. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Lingkungan Fisik terhadap Prestasi Belajar Fiqh

(64)

64

2. Pengaruh Kenyamanan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Fiqh

Pengaruh kenyamanan belajar siswa terhadap prestasi belajar fiqh dalam analisis uji hipotesis hasilnya sangat tinggi. Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa hal itu dapat terjadi karena sebuah prestasi belajar dapat dikatakan bagus apabila rassa aman dan nyaman itu selalu dirasakan siswa dalam setiap KBM berlangsung.

Siswa yang tidak ada paksaan dalam setiap KBM maka akan dengan mudah menerima dan memahami semua materi yang disampaikan guru. Dengan begitu materi yang diserap akan lebih banyak dan akan dengan mudah menjawab setiap soal yang diberikan guru pada saat ujian berlangsung. Rasa aman dan nyaman itu sendiri tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri, untuk mewujudkan kenyamanan belajar siswa tidak ada salahnya sebelum KBM dimulai guru mengenali keadaan peserta didiknya terlebih dahulu.

3. Pengaruh Lingkungan Fisik dan Kenyamanan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Fiqh

(65)

65

a. Ketika pengaruh lingkungan sekitar sekolah sudah memadai tetapi rasa aman juga nyaman dari diri peserta didik tidak ada atau mungkin ada paksaan.

(66)

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Lingkungan fisik di MTsN Windusari, Desa Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015 sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar fiqh, hal ini dapat dilihat dalam dari prosentase angket yang rata-rata jawaban responden berada pada kategori tinggi.

2. Kenyamanan belajar MTsN Windusari, Desa Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015 sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar fiqh, hal ini dapat dilihat dalam dari prosentase angket yang rata-rata jawaban responden berada pada kategori tinggi.

3. Prestasi belajar fiqh pada MTsN Windusari, Desa Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015 sangat tinggi, hal ini disa dilihat dari rata-rata jawaban responden yang berada di kategori tinggi/

4. Ada pengaruh yang signifikan lingkungan fisik terhadap prestasi belajar fiqh di MTsN Windusari, Desa Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015, ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,000<0,05.

(67)

67

Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015, ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,290<0,05.

6. Ada pengaruh yang signifikan lingkungan fisik dan kenyamanan belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar fiqh di MTsN Windusari, Desa Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014 / 2015, ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,0001<0,05.

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini masih banyak kekurangan dan perlu diadakan penyempurnaan untuk penelitian selanjutnya.

a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini menjadi acuan dan dapat melengkapi bahan penelitian selanjutnya. Dimana sebaiknya sampel yang dipakai hendaklah diperluas lagi tidak sebatas hanya di MTsN Windusari saja.

b. Menambah variabel baru selain dari kedua variabel bebas diatas, sehingga hasil yang dicapai dapat lebih akurat serta maksimal dari penelitian ini.

2. Bagi pembaca

Gambar

Tabel 3.1. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 3.2 Daftar Guru dan Karyawan MTsN Windusari
Tabel 3.3. Keadaan Sarana dan Prasarana
Tabel 3.4. Data Responden MTsN Windusari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Desain input merupakan produk dari aplikasi yang dapat dilihat dan digunakan untuk memasukkan data-data yang akan diolah dan nantinya akan menghasilkan

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

Penelitian pengembangan instrumen asesmen otentik ini meliputi kegiatan mengembangkan instrumen asesmen otentik, menerapkan instrumen dalam pembelajaran, menganalisis

Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai bagaiman bekerjanya pikiran. Dengan cara bekerja ini maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai

Isi liputan berita mencakup informasi terkait pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi, apa tujuan kolaborasi, apa dampaknya, tindak lanjut yang akan dilakukan dan

dari negara maju yang masuk ke Indonesia tidak terkontrol sehingga dampak negatifnya juga tidak diketahui. b) Ada beberapa produk tanaman transgenik pangan yang

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan juga tidak merinci siapa yang dapat melakukan pelanggaran wilayah kedaulatan Indonesia, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009

Model fluida mosaik mengusulkan bahwa protein integral membran memiliki gugus R asam amino yang bersifat hidrofobik pada permukaan protein yang akan