• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN BLOGSTAF DENGAN HASIL BELAJAR DALAM MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MAHASISWA IAIN SALATIGA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN BLOGSTAF DENGAN HASIL BELAJAR DALAM MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MAHASISWA IAIN SALATIGA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 - Test Repository"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN B L O G S T A F DENGAN HASIL BELAJAR DALAM MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MAHASISWA

IAIN SALATIGA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

S A L A T IG A

Oleh: NURUL FADLILAH

NIM 11111186

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN B L O G S T A F DENGAN HASIL BELAJAR DALAM MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MAHASISW A

IAIN SALATIGA TAHUN AKADEM IK 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

SALATIGA

Oleh: NURUL FADLILAH

NIM 111 11 186

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(3)

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Sa l a t i g a Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Salatiga 50721

Website: www.iainsalatiga.ac.id Email: administrasi@iainsalatiga.ac.id

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Nurul Fadlilah Nim : 111 11 186

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : Hubungan Intensitas Penggunaan Blogstaf dengan Hasil Belajar dalam Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun Akademik 2014/2015

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb.

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nurul Fadlilah

NIM : 111 11 186

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau

karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 24 Agustus 2015 Penulis

(5)

MOTTO

E * i _ <* >

(JjJUj u 4jj|j jUxJI I j j j l (J ijJ lj aAJ!

Artinya:

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha

(6)

k a t a p e n g a n t a r

Asslamu’alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesaijanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

4. Bapak Dr. Winamo, M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Urifatun Anis selaku pembimbing akademik.

(7)

7. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2012 yang telah mau bekerjasama dalam penelitian skripsi ini.

9. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, Agustus 2015 Penulis

(8)

BAB PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi merupakan istilah yang populer dan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Globalisasi telah melekat pada kehidupan manusia sehari-hari, hal ini dapat dilihat pada instan dan mudahnya seseorang dalam berkomunikasi meskipun terpisah jarak yang jauh. “Pada dasarnya globalisasi adalah hasil perubahan (evolusi) dari hubungan masyarakat yang membawa kesadaran baru tentang hubungan/interaksi antar umat manusia” (Soyomukti, 2010: 42). Era globalisasi ini ditandai dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat. Kemajuan ini dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti dalam bidang industri, perdagangan, pemerintahan dan pendidikan.

(9)

kesempatan luas kepada peserta didik dalam mengembangkan setiap potensi yang dimiliki dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tidak terbatas; mempermudah keija sama antara pakar dan mahasiswa, menghilangkan batasan ruang, jarak dan waktu; sebagai media untuk sharing information

sehingga hasil penelitian dapat digunakan secara bersama-sama dan mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan serta sebagai media virtual university yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak (Darmawan, 2013: 4).

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. “Pendidikan pada dasarnya adalah proses yang memungkinkan seseorang mampu mengembangkan seluruh kemampuan (potensi) yang dimilikinya, sikap-sikap dan bentuk-bentuk perilaku yang bernilai positif di masyarakat tempat individu yang bersangkutan berada” (Sukardjo dan Komarudin, 2009: 9). Agar potensi tersebut dapat tercapai secara optimal maka dibutuhkan proses pendidikan yang terarah pada peningkatan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan keterampilan (psikomotor) peserta didik yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

Globalisasi dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasinya yang pesat juga memicu kecenderungan pergeseran dalam pendidikan. Pergeseran ini dapat dilihat pada proses pembelajaran yang semula fa c e to fa c e (tatap muka) di dalam ruang kelas antara pendidik dengan peserta didik

(10)

era globalisasi ini memanfaatkan internet dan berbagai aplikasi web lainnya

sebagai sumber belajar di samping pembelajaran di kelas yang dapat diakses kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja. Internet dapat diibaratkan sebagaimana perpustakaan yang mudah dikunjungi setiap saat, dengan

kelengkapan referensi, sumber informasi, dan penelusuran informasi yang

tidak terbatas (Nairn, 2011: 156).

Internet tidak hanya memiliki sisi positif tetapi juga memiliki sisi negatif, di antaranya: kebebasan dalam mengakses situs, gambar maupun

video misalnya situs pornografi; dalam internet juga terdapat banyak fasilitas yang membuat mahasiswa tertarik untuk berlama-lama mengaksesnya dan

sampai tidak kenal waktu yang justru akan merugikan, karena waktu tersebut seharusnya dapat dipergunakan untuk hal-hal yang positif seperti mengakses materi perkuliahan ataupun informasi lain yang bermanfaat. Allah SWT

berfirman:

Artinya: Katakanlah, "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (Q.S Al-Maidah: 100).

Berdasarkan ayat di atas, telah jelas bahwa di dunia ini terdapat hal yang baik dan buruk. Tetapi, hal yang buruk lah yang seringkah menarik hati

(11)

situs yang ditawarkan di dalam internet, mahasiswa harus bisa benar-benar

memilahnya secara bijak. Mahasiswa dapat menggunakan fasilitas di dalam internet untuk menunjang proses pembelajarannya dengan menambah

wawasan di samping perkuliahan di kampus. Salah satu bentuk aplikasi web yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan ialah web log (blog)

yang banyak digunakan oleh guru maupun dosen sebagai media pembelajaran dan sering disebut dengan blogstaf. Penggunaan media pembelajaran yang

kreatif akan membuat peserta didik lebih tertarik dalam proses pembelajarannya. Blog pada dasarnya merupakan aplikasi web untuk menampilkan tulisan berupa jumal, opini ataupun diari kepada khalayak umum, berupa posting yang diatur menurut kronologi waktu, biasanya posting

paling baru akan terpampang paling atas (Heriyanto, 2007: 9).

Pembelajaran mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI di IAIN Salatiga tahun akademik 2014/2015 menggunakan blogstaf dalam proses belajar mengajar selain juga proses pembelajaran di kelas. Dosen mengunggah materi perkuliahan ke dalam blognya, sehingga mahasiswa dapat membaca

materi itu sebelum pembelajaran di kelas. Saat pembelajaran di kelas

berlangsung, dosen menjelaskan tentang materi tersebut dan di akhir pembelajaran hari itu dosen memberi tugas kepada mahasiswa untuk memberi tanggapan ataupun komentar pada blogaya tentang materi perkuliahan waktu

(12)

1. Kekuatan blog memberikan kesempatan kepada jutaan orang di internet untuk mempublikasikan ide mereka.

2. B log bagaikan cairan, media yang dinamis, seperti sebuah percakapan.

3. Pengguna internet akan menjadi partisipan aktif informasi. 4. Blog memungkinkan semua orang mempunyai suara (Prakoso,

2006: 4-5).

Melihat begitu banyak manfaat blog dalam pembelajaran, seharusnya

dengan adanya blogstaf tersebut mahasiswa akan lebih siap saat pembelajaran

di kelas karena materi perkuliahan dapat dibaca terlebih dahulu. Berkaitan

dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN B LO G STA F

DENGAN HASIL BELAJAR DALAM MATA KULIAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MAHASISWA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN AKADEMIK 2014/2015”.

B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan para pembaca dalam memahami masalah yang

berkaitan dengan hubungan intensitas penggunaan blogstaf dengan hasil

belajar dalam pembelajaran Pengembangan Kurikulum PAI mahasiswa IAIN

Salatiga tahun akademik 2014/2015, maka penulis merumuskan masalah yang

akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimanakah intensitas penggunaan b logstaf dalam mata kuliah

(13)

2. Bagaimanakah hasil belajar mahasiswa PAI IAIN Salatiga dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI tahun akademik 2014/2015? 3. Apakah terdapat hubungan intensitas penggunaan blogstaf dengan hasil

belajar dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI mahasiswa IAIN Salatiga tahun akademik 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini diarahkan pada usaha-usaha untuk mengetahui:

1. Intensitas penggunaan blogstaf dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI tahun akademik 2014/2015.

2. Hasil belajar mahasiswa PAI IAIN Salatiga dalam mata kuliah

Pengembangan Kurikulum PAI tahun akademik 2014/2015.

3. Adanya hubungan yang positif antara intensitas penggunaan blogstaf dengan hasil belajar dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI

mahasiswa IAIN Salatiga tahun akademik 2014/2015.

D. Hipotesis Penelitian

Sebagai arahan dalam penelitian ini, perlu adanya hipotesis agar data yang dikumpulkan relevan.

(14)

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara

intensitas penggunaan blogstaf dengan hasil belajar dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI mahasiswa IAIN Salatiga tahun akademik

2014/2015. Artinya, “Semakin tinggi intensitas penggunaan blogstaf dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI, maka semakin tinggi pula hasil

belajar yang dicapai mahasiswa dalam mata kuliah tersebut”.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritik dan praktik. 1. Secara Teoritik

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pengembangan konsep pendidikan mengenai media pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Secara Praktik

a. Bagi peneliti, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan penguasaan

teknologi informasi yaitu blogstaf sehingga dapat meningkatkan kemampuan.

b. Bagi mahasiswa, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan

teknologi pembelajaran dalam hal ini yaitu blogstaf sebagai salah satu sumber informasi belajar.

c. Bagi dosen dan institut, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

(15)

F. Definisi Operasional

Berangkat dari urgensi penegasan judul sebuah penelitian maka penulis mempunyai kepentingan untuk mempertegas judul dengan harapan tidak ada kesalahpahaman dalam proses penelitian tersebut. Istilah-istilah yang digunakan dalam judul tersebut antara lain:

1. Intensitas Penggunaan B logstaf

Intensitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keadaan, tingkatan, kuatnya, hebatnya, bergeloranya dan sebagainya (Depdiknas, 1990: 335).

Penggunaan ialah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu

(Depdiknas, 2007: 375). Menurut penulis, penggunaan adalah perbuatan menggunakan sesuatu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

B log merupakan salah satu situs website yang terdapat di dalam internet. Blog adalah aplikasi web yang menampilkan tulisan berupa jurnal, publikasi, opini, ataupun diari kepada khalayak umum, berupa posting yang diatur menurut kronologi waktu (Heriyanto, 2007: 9). Staf merupakan sekolompok orang yang bekerja sama membantu seorang ketua

dalam mengelola sesuatu (Depdiknas, 2007: 1089). Staf dalam hal ini ialah

dosen. Jadi, intensitas penggunaan blogstaf ialah tingkatan mahasiswa dalam menggunakan blog sebagai media pembelajaran yang digunakan oleh dosen di samping perkuliahan di kelas.

(16)

a. Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan

d. Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa.

e. Media pengajaran tersebut merupakan perantara {medium) dalam proses pembelajaran siswa (Asnawir & Usman, 2002: 20).

Adapun indikator intensitas penggunaan blogstaf 'xaXah: a. Seringnya mahasiswa dalam mengakses blogstaf

b. Lamanya mahasiswa dalam mengakses blogstaf c. Tujuan mahasiswa mengakses blogstaf

d. Jumlah pokok materi yang dibaca dalam blogstaf

e. Mahasiswa memaksimalkan waktu dalam menggunakan blogstaf

sebagai media pembelajaran

f. Mahasiswa menjadi lebih tertarik untuk mempelajari lebih dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI

2. Hail Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI a. Hasil Belajar

Hasil dapat diartikan sebagai sesuatu yang dihasilkan, dibuat,

dijadikan, dan sebagainya oleh suatu usaha (Depdiknas, 2007: 391). Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan dalam diri

(17)

33). Belajar dan hasil belajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain, belajar merupakan proses dan prestasi merupakan hasil.

Adapun hasil belajar yang dimaksud dalam hal ini ialah hasil belajar mahasiswa yang bersifat kognitif yang diperoleh dari nilai mata kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) yang

terdapat dalam Kartu Hasil Studi (KHS).

Tabel 1.1

Konversi Penilaian Mahasiswa IAIN Salatiga

Konversi Skala 10 Skala 100

Huruf Angka Angka Angka

A 4,0 8,5-10 85-100

A- 3,75 8,1-8,4 81-84

AB 3,5 7,7-8,0 77-80

B+ 3,25 7,3-7,6 73-76

B 3,0 7,0-7,2 70-72

B- 2,75 6,7-6,9 67-69

BC 2,5 6,4-6,6 64-66

C+ 2,25 6,2-6,3 62-63

C 2,0 6,0-6,1 60-61

c- 1,75 5,7-5,9 57-59

CD 1,5 5,3-5,6 53-56

D+ 1,25 4,9-5,2 49-52

D 1,0 4,5-4,8 45-48

E 0 0,0-4,4 0-44

(18)

b. Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI

Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai:

1) Kegiatan menghasilkan kurikulum PAI;

2) Proses yang mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebih baik;

3) Kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum PAI (Muhaimin, 2010: 10).

Pengembangan kurikulum PAI merupakan proses yang dilakukan untuk mengembangkan kurikulum PAI yang meliputi kegiatan

penyusunan, pelaksanaan, penilaian serta penyempurnaan.

Jadi mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI adalah salah satu mata kuliah dalam jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang membahas dan menerangkan tentang hal-hal yang berkaitan mengenai pengembangan kurikulum dalam pendidikan agama Islam.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI adalah sesuatu

(19)

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk memperoleh data yang akurat. Maka dari itu, perlu adanya suatu metode penelitian. Untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada penelitian deskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan status dan kondisi objek yang diteliti pada saat dilakukan penelitian.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat atau lokasi yang akan penulis teliti ialah di IAIN Salatiga. Hal ini dikarenakan bahwa di tempat ini ditemukan adanya permasalahan yaitu berupa intensitas penggunaan blogs ta f dengan hasil belajar dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI mahasiswa tahun akademik 2014/2015. Penelitian ini diagendakan akan membutuhkan waktu 2 (dua) bulan yang terbagi menjadi beberapa teknis, dari proses pengumpulan data hingga proses pengumpulan laporan.

3. Populasi dan Sampel

(20)
(21)

4. Metode Pengumpulan Data a. Angket

Angket atau kuisioner adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011: 142).

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang intensitas penggunaan blogstaf dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,

2010: 274). Metode ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar

mahasiswa (prestasi belajar) selama mengikuti perkuliahan Pengembangan Kurikulum PAI yang diambil dari Kartu Hasil Studi

(KHS).

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah lembar

(22)

Penelitian dengan judul “Hubungan Intensitas Penggunaan B logstaf dengan Hasil Belajar dalam Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

Pendidikan Agama Islam (PAI) Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Tahun Akademik 2014/2015”, variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu:

a. Variabel independent yaitu variabel bebas yang mempengaruhi.

Variabel independent dalam penelitian ini ialah “Intensitas Penggunaan b lo g sta f.

1. Seringnya mahasiswa dalam mengakses blogstaf

1, 2, 3 3

2. Lamanya mahasiswa dalam mengakses

blogstaf

4 1

3. Tujuan mahasiswa dalam mengakses

blogstaf

5, 6 ,7 3

4. Jumlah materi pokok yang dibaca dalam blogstaf

8 1

5. Mahasiswa memaksimalkan waktu dalam menggunakan blogstaf sebagai media pembelajaran

14 1

6. Mahasiswa menjadi lebih tertarik mempelajari lebih dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI

15 1

(23)

b. Variabel dependent yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

dependent dalam penelitian ini ialah “Hasil Belajar dalam Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI”, dengan indikator hasil perolehan nilai mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI dalam Kartu Hasil Studi (KHS).

6. Analisis Data

Untuk memperoleh hasil yang bisa digeneralisasikan, setiap data yang masuk hams dianalisis. Untuk menganalisis data tersebut penulis menggunakan tes statistik, yaitu:

a. Analisis Awal

Untuk mengetahui analisis pendahuluan digunakan teknik analisis data presentase frekuensi dengan rumus:

F P = — x 100 %

N

Keterangan:

P : Presentase perolehan

F : Frekuensi

N : Jumlah responden

Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel intensitas penggunaan blogstaf hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI.

(24)

BABV: Merupakan bagian penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

3. Bagian Akhir

(25)

BABU KAJIAN PUSTAKA

A. Intensitas Penggunaan B logstaf

Intensitas merupakan keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Sedangkan intens ialah hebat atau sangat kuat, tinggi, bergelora, berapi-api, berkobar-kobar, sangat emosional (Depdiknas, 2007: 438). Tingkatan di sini menggambarkan seberapa sering seseorang terhadap sesuatu dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan penggunaan ialah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu (Depdiknas, 2007: 375). Menurut penulis, penggunaan adalah perbuatan menggunakan sesuatu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Blogstaf merupakan media pembelajaran yang bersifat e-learning yang digunakan oleh dosen di samping perkuliahan di kelas. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa intensitas penggunaan blogstaf adalah keadaan mahasiswa dalam menggunakan blogstaf sebagai media pembelajaran dalam kurun waktu tertentu seperti membaca materi perkuliahan, mengerjakan tugas maupun untuk mendapat informasi perkuliahan lainnya yang dalam penelitian ini ialah pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI.

1. Pengertian B log

(26)

John Barger pada tahun 1997 untuk menyebut kelompok website pribadi

yang selalu diperbarui secara terus-menerus dan berisi link-link ke website lain yang dianggap menarik disertai dengan komentar-komentar (Suryono

dkk, 2013:2).

Blog pada awalnya digunakan untuk menuliskan catatan harian (diary) seseorang yang dipublikasikan secara online melalui internet sehingga bisa diakses secara luas oleh siapa pun yang mengunjunginya. Sekarang blog tidak sekadar untuk menulis diary atau curhatan saja, tetapi

banyak orang yang memanfaatkannya untuk berbagai macam keperluan, misalnya untuk menuliskan jurnal, promosi, membuat toko online, berkampanye, sarana komunikasi antara dosen dengan mahasiswa, hingga

berbisnis internet yang bisa mendatangkan income bagi pemiliknya

(Pumomo, 2010: 3).

“5/og atau weblog sebagai teks dokumen, gambar, objek media

dan data yang tersusun secara hierarkis dan menurut kronologi tertentu, yang dapat dilihat melalui browser internet” (Kindarto dalam Sukiman,

2012: 240). Blog adalah sebuah website yang memuat tulisan (posting) secara periodik (Prasetijo dan Putra, 2009: 11). Sedangkan web atau

(27)

bisa sharing ilmu dengan sesama teman yang mempunyai website penyimpanan kontennya. Sedangkan website dinamis merupakan sebuah web yang isinya dapat diubah sewaktu-waktu tanpa melalui perubahan kode pada file web, akan tetapi melalui halaman administrator (Masruri, 2013: 3).

Blog merupakan bentuk website dinamis yang isinya dapat diubah- ubah kapan saja oleh pemiliknya. Pemilik atau penulis blog disebut

dengan blogger. Saat ini, blogger dapat berasal dari semua lapisan masyarakat. Mulai dari pembantu rumah tangga, ibu rumah tangga,

peserta didik dari berbagai tingkat sekolah, mahasiswa sampai dosen dan

profesor. Namun kebanyakan blogger ialah para penulis muda yang berani mengungkapkan pendapat dan ide mereka. Syarat utamanya adalah

mereka tahu tentang internet dan mau mencoba menggunakan blog. 2. Bagian-bagian Blog

Bagian-bagian yang pasti ada dalam sebuah blog adalah:

a. Judul Postingan {Entry Title). Kebanyakan blog diawali dengan tanggal dan waktu postingannya. Entry title selalu diikuti oleh sebuah atau dua paragraf tentang isi dari postingan tersebut. Kadang-kadang di akhir postingan dicantumkan juga link-link yang membahasnya lebih lanjut.

b. Tanggal Postingan {Date o f Entry). Tanggal postingan ini dihubungkan atau mempunyai link informasi yang berisi tentang semua hasil postingan pada tanggal yang dimaksud. c. Permalink. Permalink merupakan singkatan dari permanent

(28)

d. Syndicate This Site. Jika sebuah blog mempunyai RSS Aggregator atau sebuah piranti yang bisa membaca RSS, blog

ini bisa menghubungkan dengan pilihan ini. Ini artinya pemilik

blog bisa menempatkan informasi pada blot atau membacanya dengan pembaca berita RSS khusus.

e. Ikon XML. Ikon XML adalah sebuah gambar grafis dari link syndicate this site. Ini mengacu pada file RDF atau XML sesungguhnya yang bisa digunakan untuk sindikasi ini. f. Arsip {Read Archives). Keuntungan mempunyai blog adalah

blog bisa menyimpan segala sesuatu yang pernah dimuatnya dalam arsip. Arsip ini bisa menunjukkan seberapa sering sebuah blog di-update oleh pemilik blog.

g. Kalender. Sebuah blog bisa dipastikan memasang kalender di halamannya. Fungsi kalender sudah pasti agar para pengunjungnya tidak lupa dengan hari dan tanggal ia mengakses blog tersebut.

h. Blog Roli merupakan daftar blog yang diakses oleh pemilik

blog (Sukiman, 2012: 243).

Berdasarkan uraian di atas, blog memiliki beberapa bagian yang terdapat dalam tampilannya, di antaranya ialah judul dari postingan yang diunggah oleh pemilik blog dan tanggal postingan sehingga memudahkan pembaca dalam mencari sebuah postingan.

3. Tipe Blog

Blog memiliki berbagai macam tipe, paling tidak ada lima tipe

blog yang ada di dunia, yaitu:

a. General blog merupakan blog yang berisikan berbagai macam jenis media antara lain adalah teks, gambar, audio (suara) ataupun video (film).

(29)

c. M obile blog (moblog) merupakan tipe blog yang kontennya dapat

diakses dan dimodifikasi dengan menggunakan perangkat portabel seperti mobile phone.

d. Audio blog, tipe blog ini sebagian besar berisikan file berformat mp3.

Selain format tersebut, masih terdapat beberapa format yang merupakan format audio file misalkan acc, ogg, maupun wav.

e. Video blog (vlogs) merupakan blog yang memiliki konten video

(Suryono dkk, 2013: 2-3).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa blog memiliki beberapa tipe. Misalnya, blog yang berisikan teks, gambar, foto, mp3 maupun video.

4. Jenis-jenis Blog

Jenis-jenis blog ada beberapa macam, di antaranya:

a. Blog politik yang membahas tentang dunia politik, misalnya berita- berita politik, aktivitas-aktivitas para politikus, maupun sekadar

bahasan atau analisis tentang politik termasuk juga kegiatan kampanye yang dilakukan oleh para legislatif ataupun para pemimpin negara.

b. Personal Blog atau blog pribadi biasa disebut buku harian online yang

berisi tentang pengalaman keseharian seseorang, gagasan-gagasannya, karya-karyanya, atau hal-hal yang berkenaan dengan pribadi

seseorang.

c. Blog bertopik yaitu blog yang isinya membahas tentang sesuatu dan

berfokus pada bahasan tertentu, misalnya blog tentang hardware,

(30)

d. Blog kesehatan yaitu blog yang isinya lebih spesifik tentang kesehatan. B log kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru dan keterangan-ketarangan tentang kesehatan. e. B log Bisnis: blog ini digunakan oleh para pegawai atau pengusaha

untuk mempromosikan bisnis mereka.

f. Blog pengganggu {spam) atau biasa disebut sploghs. Blog ini digunakan untuk promosi bisnis affiliate. (Sukiman, 2012: 243).

Blog memiliki beberapa jenis seperti yang telah diuraikan di atas, jenis blog tersebut berdasarkan isinya, bisa berupa postingan yang membahas tentang politik, bisnis, kesehatan, maupun hanya berisi catatan harian dari pemiliknya.

5. Isi Blog

Isi sebuah blog yaitu:

a. Biasanya terdiri atas teks (termasuk link eksternal), tetapi seringkali disertai gambar, terkadang pula suara dan video b. Dapat dikomentari oleh pengunjung

c. Diarsipkan oleh blog dan dapat diakses secara acak (Prakoso, 2006:4).

(31)

6. Syarat Membuat Blog

Syarat atau bekal untuk membuat sebuah blog adalah sebagai berikut:

a. Harus memiliki email

Email ini nantinya akan digunakan untuk verifikasi setelah selesai registrasi, dan selanjutnya akan digunakan untuk memberitahukan pesan yang masuk jika ada orang yang berkomentar pada postingan di

blog.

b. Harus terhubung dengan internet

c. Bisa menggunakan program pengolah teks untuk menulis, misalnya

M icrosoft Word. Syarat ini hanya bersifat optional atau tidak wajib karena sebenarnya bisa menulis langsung ke dalam blog saat sedang

online (Pumomo, 2010: 3).

Blog merupakan salah satu web yang dapat digunakan dengan mudah, asalkan terhubung dengan jaringan internet. Bagi yang belum memiliki blog dapat membuatnya terlebih dahulu melalui situs blog

seperti blogger, wordpress dan multiply. 7. Pemanfaatan Blog dalam Kegiatan Pembelajaran

Blog merupakan media pembelajaran berbasis internet. Blog

(32)

saat pelajaran tersebut berlangsung. Ada tiga metode yang bisa

diupayakan untuk menggunakan blog sebagai media pembelajaran yaitu: a. Blog dosen sebagai pusat pembelajaran. Dosen dapat menuliskan

materi pembelajaran, tugas maupun bahan diskusi di dalam blognya,

kemudian para mahasiswanya bisa berdiskusi dan belajar bersama- sama di blog dosennya tersebut.

b. Blog dosen dan mahasiswa yang saling berinteraksi. Dosen yang harus

memiliki blog dan mengharuskan setiap mahasiswa memiliki blog masing-masing sebagai sarana untuk mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan oleh dosennya. Metode ini bisa memacu iklim kompetisi antar mahasiswa, karena tentu saja para mahasiswa ingin blognya menjadi yang terbaik.

c. Komunitas blogger pembelajar. Ada sebuah blog sebagai pusat

pembelajaran, dengan guru atau dosen dan siswa maupun mahasiswa yang berasal dari berbagai sekolah dan universitas bisa tergabung dalam komunitas blogger pembelajar tersebut (Sukiman, 2012: 249).

Blog merupakan media pembelajaran yang bersifat e-leam ing, karena pembelajaran tidak harus dilakukan secara fa ce to face

(33)

B. Hasil Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI

1. Hasil Belaj ar Mahasiswa a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil dapat diartikan sebagai sesuatu yang dihasilkan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh suatu usaha (Depdiknas, 2007: 391). Sedangkan belajar ialah “Serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor” (Djamarah, 2011: 13). Belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang teijadi melalui pengalaman (Sukmadinata, 2013: 52).

Belajar merupakan suatu proses, dan bukan hasil yang hendak dicapai semata. Proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian pengalaman, sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang telah dimiliki sebelumnya (Hamalik, 2011: 106).

(34)

belajar pada dasarnya bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman (Rusmono, 2012: 8).

b. Ciri-ciri Belajar

Ciri-ciri belajar meliputi:

1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku. 2) Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen. 3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.

4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan (Sriyanti, 2011: 18).

Perubahan sebagai hasil belajar itu memiliki tiga ciri, yaitu: 1) Perubahan intensional

Perubahan intensional adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu merupakan pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari.

2) Perubahan itu positif dan aktif

Bersifat positif maksudnya perubahan itu baik, bermanfaat dan sesuai yang diharapkan individu. Perubahan bersifat aktif maksudnya perubahan yang terjadi dalam diri individu merupakan hasil usahanya sendiri.

3) Perubahan itu efektif dan fungsional

(35)

Sedangkan perubahan bersifat fungsional artinya perubahan itu relatif permanen dan siap dibutuhkan setiap saat (Syah, 2010: 118- 119).

Berdasarkan uraian di atas, belajar merupakan perubahan perilaku yang sifatnya relatif permanen. Perubahan tersebut

merupakan hasil latihan dan pengalaman. Meskipun perubahan dari proses belajar tidak bisa diamati secara langsung saat teijadinya proses belajar, namun perubahan tersebut bersifat potensial.

Perubahan tersebut bersifat aktif dan positif atau ke arah yang lebih

baik serta bermanfaat bagi diri individu yang sedang belajar,

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam

diri mahasiswa sendiri yang meliputi: a) Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

(36)

sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khusunya yang disajikan di kelas, b) Aspek Psikologis

Aspek psikologis yang mempengaruhi pembelajaran siswa ialah:

(1) Inteligensi/tingkat kecerdasan

Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap dan proses pembelajaran siswa serta sangat menentukan tingkat keberhasilan belajarnya.

(2) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang dan sebagainya. Sikap siswa dalam proses pembelajaran sangat menentukan hasil belajarnya. Sikap siswa yang positif terutama pada guru dan mata pelajaran

(37)

tersebut sehingga juga akan berdampak pada prestasi yang akan dicapai siswa kurang memuaskan

(3) Bakat

Bakat diartikan sebagai kemampuan individu

untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung

pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar pada bidang-bidang studi tertentu. Bakat siswa dalam suatu

mata pelajaran akan mendorongnya mendapat kemudahan

mencapai tujuan belajar. (4) Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat

dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Siswa yang menaruh minat yang besar pada suatu mata pelajaran akan

memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa yang lainnya sehingga memungkinkannya untuk belajar

lebih giat dan akhirnya dapat mencapai prestasi yang diinginkan.

(5) Motivasi

(38)

mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:

(a) Motivasi intrinsik adalah keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya

melakukan tindakan belajar seperti perasaan

menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.

(b) Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar diri siswa yang juga mendorongnya

untuk melakukan kegiatan belajar seperti pemberian pujian dan hadiah, peraturan dan tata tertib sekolah,

suri teladan orang, guru dan sebagainya yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih

signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik, karena lebih mumi dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.

2) Faktor Eksternal

(39)

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang berupa orang di lingkungannya. Lingkungan sosial siswa bisa berasal dari keluarga (orang tua dan keluarga siswa itu sendiri), lingkungan sekolah (seperti para guru, para staf administrasi, dan teman- teman sekelas) dan lingkungan masyarakat (tetangga dan teman pergaulan siswa) yang dapat mempengaruhi semangat belajar dan kegiatan belajarnya.

b) Lingkungan nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

(40)

d. Gaya Belajar

1) Somatis, somatis artinya tubuh atau raga. Anak dengan gaya

belajar somatis akan belajar dengan cepat bila dilakukan dengan memanfaatkan tubuh/raga, baik melalui aktifitas yang melibatkan

tubuh, ataupun dengan melihat dan memperhatikan bagian-bagian tubuhnya.

2) Auditif, artinya suara. Gaya belajar ini ditempuh dengan mendengarkan suara, seperti suara guru, suara diri sendiri atau teman lain yang sedang belajar.

3) Visual, merupakan gaya belajar melalui penglihatan. Anak dengan gaya belajar ini akan lebih mudah memahami materi bila dengan

melihat atau membaca.

4) Intelektual, gaya belajar yang dilakukan dengan perenungan atau

insight (Sriyanti, 2011: 25).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap anak memilki gaya belajar masing-masing untuk memahami materi

dalam pembelajaran. Ada anak yang dapat dengan mudah

memahami materi dengan melihat atau membaca materi, ada yang melalui suara atau penjelasan dari guru ataupun orang lain, ada

(41)

1) Kebiasaan

Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri individu. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.

2) Ketrampilan

Ketrampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat dilihat dari tingkat ketrampilan yang ada dalam diri

individu. 3) Pengamatan

Pengamatan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan

pengamatan yang objektif dan benar. 4) Berpikir asosiatif dan daya ingat

Berpikir asosiatif maksudnya berpikir untuk mmghubungkan sesuatu dengan lainnya. Orang yang belajar akan mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik.

(42)

5) Berpikir rasional dan kritis

Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk

menentukan sebab-akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan

meramalkan sesuatu.

6) Sikap

Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul

kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa dan sebagainya.

7) Inhibisi

Inhibisi dapat diartikan sebagai kesanggupan individu

untuk mengurangi dan melakukan tindakan lain yang lebih baik.

Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam

melakukan sesuatu secara baik.

8) Apresiasi

Hasil belajar dapat dilihat dari apresiasi dalam diri individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk

menilai dan menghargai terhadap suatu objek tertentu. 9) Tingkah laku efektif

Orang belajar akan memiliki tingkah laku efektif. Sesorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah

(43)

2. Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI

a. Pengembangan Kurikulum

1) Pengertian Pengembangan Kurikulum

Sebelum membahas mengenai pengembangan kurikulum, maka peneliti akan membahas mengenai kurikulum terlebih

dahulu. “Kurikulum adalah suatu program yang direncanakan dan

dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan

tertentu” (Idi, 2010: 184-185).

Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh penghargaan. Secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah (Arifin, 2012: 2).

Kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang berisi

berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,

direncanakan dan dirancang secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses

pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk

mencapai tujuan pendidikan (Dakir, 2004: 3).

Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum ialah pedoman yang digunakan dalam proses pembelajaran yang memuat tentang bahan ajar serta

(44)

secara sistematik yang harus ditempuh oleh peserta didik agar tujuan pendidikan tercapai.

Pengembangan berarti proses, cara, perbuatan mengembangkan (Depdiknas, 2007: 538). Jadi pengembangan ialah proses, cara atau perbuatan yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan agar menjadi lebih sempurna.

Pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan pengembangan komponen-komponen kurikulum yang membentuk sistem kurikulum itu sendiri, yaitu komponen: tujuan, bahan, metode, peserta didik, pendidik, media, lingkungan, sumber belajar (Idi, 2010: 186).

Berdasarkan uraian di atas, pengembangan kurikulum merupakan pengembangan dari program yang telah direncanakan dan disusun secara sistematis baik dari isi dan bahan pelajaran, media maupun metode yang digunakan

2) Jenis-jenis Pengembangan Kurikulum

Jenis-jenis pengembangan kurikulum ialah: a) Separated Subject Curriculum

(45)

b) Correlated Curriculum

Kurikulum jenis ini mengandung makna bahwa

sejumlah mata pelajaran dihubungkan antara yang satu dengan

yang lain, sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas. Ada beberapa tipe korelasi untuk menghubungkan mata pelajaran dalam kegiatan kurikulum,

yakni:

(1) Korelasi okkasional/insidental, maksudnya korelasi

dilaksanakan secara tiba-tiba atau insidental. Misalnya, mata pelajaran sejarah dapat dibicarakan tentang geografi dan tumbuh-tumbuhan.

(2) Korelasi etis, yang bertujuan mendidik budi pekerti sehingga konsentrasi pelajarannya dipilih pendidikan

Agama. Misalnya, pada Pendidikan Agama itu dibicarakan

cara-cara menghormati tamu, orangtua, tetangga, kawan dan lain sebagainya.

(3) Korelasi sistematis, yang mana korelasi ini biasanya direncanakan oleh guru. Misalnya, bercocok tanam padi

dibahas dalam geografi dan ilmu tumbuh-tumbuhan. c) Broad Fields Curriculum

The broads fields curriculum adalah usaha

meningkatkan kurikulum dengan mengkombinasikan beberapa

(46)

ekonomi dan ilmu politik disatukan menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Fuaduddin dan Karya (1992: 20) dalam Idi (2010: 145) mengemukakan tentang kurikulum broad fie ld s dalam kaitannya dengan kurikulum di Indonesia. Dia menjelaskan lima macam bidang studi yang menganut broad field s, yaitu: (1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan peleburan dari

mata pelajaran Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Kimia, dan Ilmu Kesehatan.

(2) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), merupakan peleburan dari mata pelajaran Ilmu Bumi, Sejarah, Civic, Hukum, dan Ekonomi.

(3) Bahasa, merupakan peleburan dari mata pelajaran Membaca, Menulis, Mengarang, Menyimak dan Pengetahuan Bahasa.

(4) Matematika, merupakan peleburan dari Berhitung, Aljabar, Ilmu Ukur Sudut, Bidang, Ruang dan Statistik.

(5) Kesenian, merupakan peleburan dari Seni Tari, Seni Suara, Seni Klasik, Seni Pahat dan Drama.

d) Integrated Curriculum

(47)

memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin atau mata pelajaran.

Kurikulum jenis ini membuka kesempatan yang lebih banyak untuk melakukan kerja kelompok, masyarakat dan lingkungan sebagai sumber belajar, mementingkan perbedaan individual anak didik, dan dalam perencanaan pelajaran siswa diikutsertakan (Idi, 2010: 142-146).

3) Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum Faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum yaitu: a) Perguruan Tinggi

Ada dua pengaruh dari perguruan tinggi terhadap pengembangan kurikulum di sekolah, yakni: Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) seperti IKIP, FKIP, STKIP melalui berbagai program, yaitu program D2, D3, dan SI.

b) Masyarakat

(48)

Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya, c) Sistem Nilai

Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai. Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai yaitu: guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat; berpegang pada prinsip demokrasi, etis dan moral; berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru; menghargai nilai-nilai kelompok lain serta memahami dan menerima keagamaan dan kebudayaan sendiri (Sukmadinata, 2013: 158-159).

b. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) 1) Pengertian Pengembangan Kurikulum PAI

Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai:

a) Kegiatan menghasilkan kurikulum PAI;

(49)

c) Kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan

penyempurnaan kurikulum PAI (Muhaimin, 2010: 10). Berdasarkan uraian tersebut, pengembangan kurikulum PAI

merupakan proses yang dilakukan untuk mengembangkan kurikulum PAI yang meliputi kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian serta penyempurnaan.

2) Dasar Pengembangan Kurikulum PAI

Dasar pokok dalam mengembangkan kurikulum pendidikan ada empat, yaitu:

a) Dasar religius, penyusunan kurikulum pendidikan harus

didasarkan pada nilai-nilai agama (Ilahiah) yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an maupun Al-Sunnah, karena kedua hal tersebut merupakan nilai kebenaran yang universal, abadi,

dan bersifat futuristik. Di samping kedua sumber itu, masih ada juga sumber yang lain, yaitu dasar yang bersumber dari

dalil ijtihadi, suatu hasil pemikiran manusia yang tidak berlawanan dengan jiwa dan semangat Al-Qur’an dan Al- Sunnah.

b) Dasar filsafat, dasar ini memberikan arah dan tujuan

(50)

c) Dasar psikologis, dasar ini mempertimbangkan tahapan psikis, anak didik, yang berkaitan dengan perkembangan jasmaniah, kematangan, bakat-bakat jasmaniah, intelektual, bahasa, em osi, sosial, kebutuhan, dan keinginan individu, minat dan kecakapan.

d) Dasar sosiologis, dasar sosiologis memberikan implikasi bahwa kurikulum pendidikan m emegang peranan penting terhadap penyampaian dan pengembangan kebudayaan, proses sosialisasi individu, rekonstruksi masyarakat (As-Syaibani dalam Majid, 2012: 51-54).

3) Fungsi Pengembangan Kurikulum PAI

Fungsi pengembangan kurikulum PAI sebagai berikut: a) Bagi sekolah/madrasah yang bersangkutan:

(1) Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam yang diinginkan atau dalam istilah KBK disebut standar kompetensi PAI, meliputi fungsi dan tujuan pendidikan nasional, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi tamatan/lulusan, kompetensi bahan kajian PAI, kompetensi mata pelajaran PAI (TK, SD/MI, SMP/MTs, SM A/M A), kompetensi mata pelajaran kelas (kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X , XI, XII); (2) Pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan

(51)

b) Bagi masyarakat:

(1) Masyarakat sebagai pengguna lulusan (users), sehingga

sekolah/madrasah harus mengetahui hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam konteks pengembangan PAI; (2) Adanya keija sama yang harmonis dalam hal pembenahan

dan pengembangan kurikulum PAI (Muhaimin, 2010: 11).

C. Hubungan Intensitas Penggunaan B logstaf dengan Hasil Belajar

Proses pembelajaran mempunyai peranan yang penting terhadap keberhasilan peserta didik, baik dalam penggunaan media maupun metodenya.

Penggunaan media yang tepat, kreatif serta menarik akan menjadikan peserta didik memiliki motivasi untuk belajar sehingga akan dicapai hasil yang

memuaskan.

B log merupakan media berbasis internet atau bisa disebut sebagai media pembelajaran yang bersifat e-leaming karena pembelajaran tidak harus

dilakukan secara face to face (berhadapan langsung), sumber materi pun dapat diakses kapan saja dan di mana saja dengan mudah serta proses pembelajaran

tidak terkendala oleh jarak dan waktu. Peserta didik termasuk mahasiswa dapat mengakses materi dari dosennya di luar jam perkuliahan, bahkan mereka

bisa mempelajari materi tersebut sebelum dibahas dalam perkuliahan di kelas. Mudahnya akses materi bagi mahasiswa dalam blog dosennya dapat menjadikan mereka lebih siap saat proses perkuliahan. Kesiapan yang dimiliki

(52)

membaca materi perkuliahan terlebih dahulu akan lebih siap mental

dibandingkan mahasiswa yang belum membacanya sama sekali. Mereka akan cepat menangkap penjelasan dari dosen dan dapat lebih aktif untuk bertanya karena sebelumnya telah memahami terlebih dahulu materi tersebut.

Hal ini menggambarkan bahwa penggunaan blogstaf sebagai media

(53)

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Identitas IAIN Salatiga

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11

tahun 1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga telah beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Seiring dengan

keputusan tersebut, STAIN Salatiga tetap berkedudukan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau

profesional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga resmi alih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Alih status ini telah dikukuhkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 143

Tahun 2014 pada tanggal 17 Oktober 2014.

b. Sejarah IAIN Salatiga

Sejak berdirinya sampai saat ini, IAIN Salatiga telah melewati sejarah yang cukup panjang dan mengalami beberapa kali perubahan

(54)

didirikanlah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (IKIP) "Nahdlatul Ulama" di Salatiga. Lembaga ini menempati gedung milik Yayasan "Pesantren Luhur", yang berlokasi

di Jalan Diponegoro Nomor 64 Salatiga. Berbagai pihak turut berpartisipasi untuk mewujudkan lembaga ini, khususnya para ulama

dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Kurun waktu kurang setahun, lembaga ini diubah dari FIP IKIP menjadi Fakultas Tarbiyah. Hal ini dimaksudkan agar lembaga ini dapat dinegerikan bersamaan

dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang. Guna memenuhi persyaratan formal, maka dibentuklah panitia pendiri yang diketuai oleh K.H. Zubair dan sekaligus diangkat

sebagai Dekan.

Bersamaan dengan proses pendirian IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga diusulkan untuk dinegerikan sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah

dilakukan peninjauan oleh Tim Peninjau yang dibentuk IAIN Sunan

Kalijaga, akhirnya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan padanya. Keputusan ini didasarkan pada Surat

Menteri Agama c.q. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 13 November 1969.

(55)

cabang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo berdasarkan SK Menteri

Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal 16 April 1970.

Meskipun telah berstatus negeri dan menjadi cabang IAIN

Walisongo sebagai Fakultas Tarbiyah, namun kondisinya tidak berubah dalam waktu singkat untuk bisa sejajar dengan Perguruan

Tinggi Negeri yang lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1) Sarana dan prasarana yang belum memadai, terutama belum tersedianya gedung milik sendiri

2) Jumlah tenaga profesional edukatif maupun administrasi yang masih kurang

3) Animo mahasiswa yang masih sedikit

4) Masyarakat Jawa Tengah banyak yang belum tahu bahwa di

Salatiga ada sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri. Keadaan tersebut berlangsung dalam kurun waktu yang lama,

sehingga kondisi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga dapat dikatakan kurang layak untuk disebut sebagai Perguruan Tinggi

Negeri. Maka untuk mengatasi kendala tersebut, jalan satu-satunya ialah membeli areal tanah kampus. Dalam perkembangan selanjutnya,

H. Asrofi Arif menawarkan tanah pekarangannya seluas 0,75 ha yang berlokasi di Jl. Caranggito (sekarang Jl. Tentara Pelajar) lengkap

(56)

Berkat perhatian Menteri Agama (H. Alamsyah Ratu Prawiranegara) terhadap perkembangan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongso Salatiga, maka beliau mengabulkan usulan Dekan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga (Drs. Acmadi) Nomor 031/A-a/FT- WS/I/1979, tanggal 24 Januari 1979, tentang maksud pembelian tanah

tersebut. Seiring dengan penawaran untuk pembelian tanah tersebut, Bapak Muhammad Natsir (Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) ikut merespon dengan melakukan lobi kepada Menteri

Agama RI. Kemudian berdasarkan Surat Dirjen Bimbaga Islam Nomor E/Dag/B1/2828 tanggal 10 Agustus 1982 maka dibelilah tanah tersebut.

Sedikit demi sedikit sarana dan prasarana pendidikan

bertambah, antara lain gedung kuliah, perpustakaan dan kantor sekretariat. Pemerintah Daerah memberikan bantuan tambahan tanah

seluas 3000 m2 dengan cara tukar guling yang waktunya bersamaan dengan pembangunan masjid kampus bantuan Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila. Seiring dengan bertambahnya fasilitas akademik,

bertambah pula tenaga edukatif dan mahasiswanya. Eksistensi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga juga semakin mantap, sebab mulai

tahun akademik 1983/1984 sudah diberi kewenangan menyelenggarakan Program Pendidikan Strata Satu (SI) dengan sistem

(57)

diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985 tentang

Struktur Organisasi IAIN yang mana Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga termasuk di dalamnya.

Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1987 tentang status

IAIN/Fakultas merupakan justifikasi yuridis yang amat mengokohkan eksistensi lembaga pendidikan tinggi Islam ini. Pada Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Salatiga sendiri sebenarnya sedang terjadi pula proses penguatan institusional, baik berupa sarana fisik maupun sumber daya tenaga kependidikannya.

Di atas tanah hasil tukar guling dengan PEMDA didirikan

gedung kuliah, laboratorium bahasa, ruang micro teaching dan ruang komputer. Pada tahun 1991 dibangun pula gedung auditorium. Perkembangan selanjutnya dibangun sarana kegiatan mahasiswa

seperti Posko MENWA, sekretariat RACANA, sekretariat Teater dan

Kantor Koperasi Mahasiswa (KOPMA) yang menyatu dengan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang diresmikan pada tahun 1995.

Di tengah perkembangan sarana fisik, ada kenyataan historis

yang perlu diberi catatan khusus, yaitu peran Badan Koordinasi Orang Tuan dan Alumni (BAKOAMI) yang dibentuk tahun 1992

diaktanotariskan dengan nama Yayasan Keijasama Alumni, Orang tua dan Mahasiswa (YAKAOMI) yang diketuai oleh Bapak Jumadi, BA. Yayasan ini sejak tahun 2010 berubah menjadi Persatuan Orang tua

(58)

Pada awal tahun 1997 Fakultas Tarbiyah telah memiliki 44

orang dosen tetap. Dari jumlah itu 1 orang telah bergelar Doktor, 22 orang bergelar Magister, dan 10 orang sedang menyelesaikan program

S2 dalam berbagai bidang keilmuan baik di dalam maupun di luar negeri. Di antara tenaga administrasi ada 2 orang yang sedang

menyelesaikan studi program SI. Dengan menyimak pada proses

perkembangan tersebut, maka Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sebenarnya tampak semakin mapan secara akademik untuk

memberdayakan mahasiswa yang berjumlah 1337 orang.

Adapun para pejabat yang pernah memimpin Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sejak berdirinya pada tahun 1970 hingga

beralih status menjadi STAIN adalah sebagai berikut: 1) Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga

(a) Drs. H. Machbub Masduqi (1971-1973, danl973-1976)

(b) Drs. Cholid Narbuko (1976-1979)

(c) Drs. Achmadi

(1979-1982,1985-1998, dan 1988-1992)

(d) Drs. Imam Buwaity (1982-1983)

(e) Drs. H. M. Banany (1983-1985)

(59)

2) Pembantu Dekan

(a) Drs. Khomsun Taruno (1971-1973, dan

1973-1976) (b) Drs. Imam Buwaity (1071-1973, dan

1973-1976)

(c) Drs. Achmadi (1976-1979)

(d) Drs. H. A. Noerhadi Djamal (1985-1988, dan 1988-1992)

(e) Drs. Chudhori, MA (1985-1988) (f) Drs. H. M. Banany (1988-1992)

(g) Drs. H. Anwar Kusnan Riyanto (1985-1988) (h) Drs. M. Zulfa Machasin (1996-1997) (i) Dr. Muh. Zuhri, MA (1995-1997)

O’) Drs. Komari Alwan (1995-1997)

Pada tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo telah beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAIN) Salatiga, hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997. Sesuai dengan keputusan itu,

STAIN tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan

(60)

Alih status Fakultas Tarbiyah menjadi STAIN Salatiga telah membawa berbagai peningkatan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Peningkatan fisik meliputi penambahan tanah dan gedung sekretariat. Pada tahun 1997 STAIN Salatiga telah menambah tanah seluas 15.500 m2 yang terletak tidak jauh dari kampus sekarang. Tahun 2001, STAIN telah membangun gedung sekretariat berlantai tiga dengan luas bangunan seluruhnya 900 m2 yang dibangun di atas tanah bekas KUA seluas 871 m2. Pada tahun-tahun berikutnya dilanjutkan dengan pembangunan gedung C berlantai tiga yang digunakan untuk perkuliahan, gedung D berlantai dua yang digunakan untuk UPT Komputer, Biro Konsultasi “Tazkia” dan BMT. Gedung E berlantai tiga yang digunakan untuk kantor unit-unit, jurusan dan program studi. Gedung perpustakaan pusat berlantai tiga. Demikian juga pembangunan di kampus dua Kembangarum berupa dua gedung kuliah berlantai tiga, gedung sekretariat berlantai tiga dan gedung pusat laboratorium berlantai tiga. Sedangkan peningkatan non fisik meliputi peningkatan jumlah dan pendidikan bagi dosen dan pegawai tetap STAIN Salatiga.

Adapun dosen yang pernah menjabat pimpinan STAIN Salatiga adalah sebagai berikut:

1) Periode 1997-1998 (peralihan)

(61)

Pembantu Ketua II

: Drs. Muh. Zulfa Machasin

: Prof. Dr. Muh. Zuhri, MA

: Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd : Drs. H. Mifathuddin, M.Ag

(62)

Pada tanggal 17 Oktober 2014 Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri (STAIN) Salatiga resmi alih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 143 Tahun 2014.

c. Asas, Fungsi dan Tujuan

1) Asas IAIN Salatiga

IAIN Salatiga dalam menyusun dan mengembangkan program berasaskan Pancasila. Sedangkan dasar operasionalnya adalah:

a) Undang-undang Dasar 1945

b) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

c) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi

d) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pendidikan

Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

e) Peraturan Presiden Nomor 143 Tahun 2014 tentang Perubahan

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga menjadi Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2) Fungsi IAIN Salatiga

(63)

b) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam.

c) Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam.

d) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. e) Pelaksana pembinaan kemahasiswaan.

f) Pelaksana kegiatan sivitas akademika dan hubungan dengan lingkungannya.

g) Pelaksana keija dengan Perguruan Tinggi dan/atau lembaga- lembaga lain.

h) Menyelenggarakan administrasi dan manajemen. i) Pelaksana pengendalian dan pengawasan kegiatan.

j) Melaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan.

3) Tujuan IAIN Salatiga

Gambar

Tabel 1.1Konversi Penilaian Mahasiswa IAIN Salatiga
Indikator Intensitas Penggunaan Tabel 1.2Blogstaf
Tabel 3.1Daftar Nama Responden
Data Jawaban Angket Intensitas Penggunaan Tabel 3.2B logstaf
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi karena baris dan kolom dalam blok untuk analisis Interblok pada data yang digunakan dalam penelitian ini tidak berpengaruh nyata terhadap respon pada taraf 5%,

Central Asia memperoleh jumlah skor NPL tertinggi dengan jumlah skor yang sama yaitu 15. Hal ini berarti Bank Rakyat Indonesia dan Bank Central Asia sama-sama

Sulit Untuk Menentukan Tegangan Geser Dan Distribusi Kecepatan Dalam Aliran Turbulen, Maka Digunakan Pendekatan Empiris Untuk Dalam Aliran Turbulen, Maka Digunakan Pendekatan

KOTA MALANG (BWP MALANG TIMUR LAUT) 37 rencana tata ruang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, serta yang memberikan disinsentif bagi kegiatan pemanfaatan

Proses sedimentasi dan pelepasan merkuri pada sedimen dasar ditentukan oleh kondisi spesifik perairan dan sebagai hasilnya adalah senyawaan merkuri dalam bentuk kompleks,

Berdasarkan Pengumuman Nomor : 810 / 06 / 2015 tentang Hasil Seleksi Administrasi Calon Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Demak Tahun 2015, dan hasil

Dan setelah mendengar pembelaan dari terdakwa yang disampaikan secara lisan yang pada pokonya mohon keringanan hukuman atau dihukum seringan-ringannya, maka hakim memutus

Salah satu kebiasaan nelayan saat berada di daerah penangkapan adalah sering beristirahat sambil bermain kartu agar tidak merasa bosan sehingga mereka tidak memperhatikan gelombang