HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN B L O G S T A F DENGAN HASIL BELAJAR DALAM MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MAHASISWA
IAIN SALATIGA TAHUN AKADEMIK 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
S A L A T IG A
Oleh: NURUL FADLILAH
NIM 11111186
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN B L O G S T A F DENGAN HASIL BELAJAR DALAM MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MAHASISW A
IAIN SALATIGA TAHUN AKADEM IK 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
SALATIGA
Oleh: NURUL FADLILAH
NIM 111 11 186
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Sa l a t i g a Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Salatiga 50721
Website: www.iainsalatiga.ac.id Email: administrasi@iainsalatiga.ac.id
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Nurul Fadlilah Nim : 111 11 186
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : Hubungan Intensitas Penggunaan Blogstaf dengan Hasil Belajar dalam Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun Akademik 2014/2015
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nurul Fadlilah
NIM : 111 11 186
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau
karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 24 Agustus 2015 Penulis
MOTTO
E * i _ <* >
(JjJUj u 4jj|j jUxJI I j j j l (J ijJ lj aAJ!
Artinya:
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha
k a t a p e n g a n t a r
Asslamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesaijanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
4. Bapak Dr. Winamo, M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Urifatun Anis selaku pembimbing akademik.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2012 yang telah mau bekerjasama dalam penelitian skripsi ini.
9. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.
Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, Agustus 2015 Penulis
BAB PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi merupakan istilah yang populer dan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Globalisasi telah melekat pada kehidupan manusia sehari-hari, hal ini dapat dilihat pada instan dan mudahnya seseorang dalam berkomunikasi meskipun terpisah jarak yang jauh. “Pada dasarnya globalisasi adalah hasil perubahan (evolusi) dari hubungan masyarakat yang membawa kesadaran baru tentang hubungan/interaksi antar umat manusia” (Soyomukti, 2010: 42). Era globalisasi ini ditandai dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat. Kemajuan ini dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti dalam bidang industri, perdagangan, pemerintahan dan pendidikan.
kesempatan luas kepada peserta didik dalam mengembangkan setiap potensi yang dimiliki dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tidak terbatas; mempermudah keija sama antara pakar dan mahasiswa, menghilangkan batasan ruang, jarak dan waktu; sebagai media untuk sharing information
sehingga hasil penelitian dapat digunakan secara bersama-sama dan mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan serta sebagai media virtual university yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak (Darmawan, 2013: 4).
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. “Pendidikan pada dasarnya adalah proses yang memungkinkan seseorang mampu mengembangkan seluruh kemampuan (potensi) yang dimilikinya, sikap-sikap dan bentuk-bentuk perilaku yang bernilai positif di masyarakat tempat individu yang bersangkutan berada” (Sukardjo dan Komarudin, 2009: 9). Agar potensi tersebut dapat tercapai secara optimal maka dibutuhkan proses pendidikan yang terarah pada peningkatan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan keterampilan (psikomotor) peserta didik yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Globalisasi dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasinya yang pesat juga memicu kecenderungan pergeseran dalam pendidikan. Pergeseran ini dapat dilihat pada proses pembelajaran yang semula fa c e to fa c e (tatap muka) di dalam ruang kelas antara pendidik dengan peserta didik
era globalisasi ini memanfaatkan internet dan berbagai aplikasi web lainnya
sebagai sumber belajar di samping pembelajaran di kelas yang dapat diakses kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja. Internet dapat diibaratkan sebagaimana perpustakaan yang mudah dikunjungi setiap saat, dengan
kelengkapan referensi, sumber informasi, dan penelusuran informasi yang
tidak terbatas (Nairn, 2011: 156).
Internet tidak hanya memiliki sisi positif tetapi juga memiliki sisi negatif, di antaranya: kebebasan dalam mengakses situs, gambar maupun
video misalnya situs pornografi; dalam internet juga terdapat banyak fasilitas yang membuat mahasiswa tertarik untuk berlama-lama mengaksesnya dan
sampai tidak kenal waktu yang justru akan merugikan, karena waktu tersebut seharusnya dapat dipergunakan untuk hal-hal yang positif seperti mengakses materi perkuliahan ataupun informasi lain yang bermanfaat. Allah SWT
berfirman:
Artinya: Katakanlah, "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (Q.S Al-Maidah: 100).
Berdasarkan ayat di atas, telah jelas bahwa di dunia ini terdapat hal yang baik dan buruk. Tetapi, hal yang buruk lah yang seringkah menarik hati
situs yang ditawarkan di dalam internet, mahasiswa harus bisa benar-benar
memilahnya secara bijak. Mahasiswa dapat menggunakan fasilitas di dalam internet untuk menunjang proses pembelajarannya dengan menambah
wawasan di samping perkuliahan di kampus. Salah satu bentuk aplikasi web yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan ialah web log (blog)
yang banyak digunakan oleh guru maupun dosen sebagai media pembelajaran dan sering disebut dengan blogstaf. Penggunaan media pembelajaran yang
kreatif akan membuat peserta didik lebih tertarik dalam proses pembelajarannya. Blog pada dasarnya merupakan aplikasi web untuk menampilkan tulisan berupa jumal, opini ataupun diari kepada khalayak umum, berupa posting yang diatur menurut kronologi waktu, biasanya posting
paling baru akan terpampang paling atas (Heriyanto, 2007: 9).
Pembelajaran mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI di IAIN Salatiga tahun akademik 2014/2015 menggunakan blogstaf dalam proses belajar mengajar selain juga proses pembelajaran di kelas. Dosen mengunggah materi perkuliahan ke dalam blognya, sehingga mahasiswa dapat membaca
materi itu sebelum pembelajaran di kelas. Saat pembelajaran di kelas
berlangsung, dosen menjelaskan tentang materi tersebut dan di akhir pembelajaran hari itu dosen memberi tugas kepada mahasiswa untuk memberi tanggapan ataupun komentar pada blogaya tentang materi perkuliahan waktu
1. Kekuatan blog memberikan kesempatan kepada jutaan orang di internet untuk mempublikasikan ide mereka.
2. B log bagaikan cairan, media yang dinamis, seperti sebuah percakapan.
3. Pengguna internet akan menjadi partisipan aktif informasi. 4. Blog memungkinkan semua orang mempunyai suara (Prakoso,
2006: 4-5).
Melihat begitu banyak manfaat blog dalam pembelajaran, seharusnya
dengan adanya blogstaf tersebut mahasiswa akan lebih siap saat pembelajaran
di kelas karena materi perkuliahan dapat dibaca terlebih dahulu. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN B LO G STA F
DENGAN HASIL BELAJAR DALAM MATA KULIAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MAHASISWA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN AKADEMIK 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan para pembaca dalam memahami masalah yang
berkaitan dengan hubungan intensitas penggunaan blogstaf dengan hasil
belajar dalam pembelajaran Pengembangan Kurikulum PAI mahasiswa IAIN
Salatiga tahun akademik 2014/2015, maka penulis merumuskan masalah yang
akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimanakah intensitas penggunaan b logstaf dalam mata kuliah
2. Bagaimanakah hasil belajar mahasiswa PAI IAIN Salatiga dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI tahun akademik 2014/2015? 3. Apakah terdapat hubungan intensitas penggunaan blogstaf dengan hasil
belajar dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI mahasiswa IAIN Salatiga tahun akademik 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini diarahkan pada usaha-usaha untuk mengetahui:
1. Intensitas penggunaan blogstaf dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI tahun akademik 2014/2015.
2. Hasil belajar mahasiswa PAI IAIN Salatiga dalam mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI tahun akademik 2014/2015.
3. Adanya hubungan yang positif antara intensitas penggunaan blogstaf dengan hasil belajar dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
mahasiswa IAIN Salatiga tahun akademik 2014/2015.
D. Hipotesis Penelitian
Sebagai arahan dalam penelitian ini, perlu adanya hipotesis agar data yang dikumpulkan relevan.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara
intensitas penggunaan blogstaf dengan hasil belajar dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI mahasiswa IAIN Salatiga tahun akademik
2014/2015. Artinya, “Semakin tinggi intensitas penggunaan blogstaf dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI, maka semakin tinggi pula hasil
belajar yang dicapai mahasiswa dalam mata kuliah tersebut”.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritik dan praktik. 1. Secara Teoritik
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pengembangan konsep pendidikan mengenai media pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Secara Praktik
a. Bagi peneliti, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan penguasaan
teknologi informasi yaitu blogstaf sehingga dapat meningkatkan kemampuan.
b. Bagi mahasiswa, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan
teknologi pembelajaran dalam hal ini yaitu blogstaf sebagai salah satu sumber informasi belajar.
c. Bagi dosen dan institut, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
F. Definisi Operasional
Berangkat dari urgensi penegasan judul sebuah penelitian maka penulis mempunyai kepentingan untuk mempertegas judul dengan harapan tidak ada kesalahpahaman dalam proses penelitian tersebut. Istilah-istilah yang digunakan dalam judul tersebut antara lain:
1. Intensitas Penggunaan B logstaf
Intensitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keadaan, tingkatan, kuatnya, hebatnya, bergeloranya dan sebagainya (Depdiknas, 1990: 335).
Penggunaan ialah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu
(Depdiknas, 2007: 375). Menurut penulis, penggunaan adalah perbuatan menggunakan sesuatu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
B log merupakan salah satu situs website yang terdapat di dalam internet. Blog adalah aplikasi web yang menampilkan tulisan berupa jurnal, publikasi, opini, ataupun diari kepada khalayak umum, berupa posting yang diatur menurut kronologi waktu (Heriyanto, 2007: 9). Staf merupakan sekolompok orang yang bekerja sama membantu seorang ketua
dalam mengelola sesuatu (Depdiknas, 2007: 1089). Staf dalam hal ini ialah
dosen. Jadi, intensitas penggunaan blogstaf ialah tingkatan mahasiswa dalam menggunakan blog sebagai media pembelajaran yang digunakan oleh dosen di samping perkuliahan di kelas.
a. Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan
d. Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa.
e. Media pengajaran tersebut merupakan perantara {medium) dalam proses pembelajaran siswa (Asnawir & Usman, 2002: 20).
Adapun indikator intensitas penggunaan blogstaf 'xaXah: a. Seringnya mahasiswa dalam mengakses blogstaf
b. Lamanya mahasiswa dalam mengakses blogstaf c. Tujuan mahasiswa mengakses blogstaf
d. Jumlah pokok materi yang dibaca dalam blogstaf
e. Mahasiswa memaksimalkan waktu dalam menggunakan blogstaf
sebagai media pembelajaran
f. Mahasiswa menjadi lebih tertarik untuk mempelajari lebih dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
2. Hail Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI a. Hasil Belajar
Hasil dapat diartikan sebagai sesuatu yang dihasilkan, dibuat,
dijadikan, dan sebagainya oleh suatu usaha (Depdiknas, 2007: 391). Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan dalam diri
33). Belajar dan hasil belajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain, belajar merupakan proses dan prestasi merupakan hasil.
Adapun hasil belajar yang dimaksud dalam hal ini ialah hasil belajar mahasiswa yang bersifat kognitif yang diperoleh dari nilai mata kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) yang
terdapat dalam Kartu Hasil Studi (KHS).
Tabel 1.1
Konversi Penilaian Mahasiswa IAIN Salatiga
Konversi Skala 10 Skala 100
Huruf Angka Angka Angka
A 4,0 8,5-10 85-100
A- 3,75 8,1-8,4 81-84
AB 3,5 7,7-8,0 77-80
B+ 3,25 7,3-7,6 73-76
B 3,0 7,0-7,2 70-72
B- 2,75 6,7-6,9 67-69
BC 2,5 6,4-6,6 64-66
C+ 2,25 6,2-6,3 62-63
C 2,0 6,0-6,1 60-61
c- 1,75 5,7-5,9 57-59
CD 1,5 5,3-5,6 53-56
D+ 1,25 4,9-5,2 49-52
D 1,0 4,5-4,8 45-48
E 0 0,0-4,4 0-44
b. Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai:
1) Kegiatan menghasilkan kurikulum PAI;
2) Proses yang mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebih baik;
3) Kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum PAI (Muhaimin, 2010: 10).
Pengembangan kurikulum PAI merupakan proses yang dilakukan untuk mengembangkan kurikulum PAI yang meliputi kegiatan
penyusunan, pelaksanaan, penilaian serta penyempurnaan.
Jadi mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI adalah salah satu mata kuliah dalam jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang membahas dan menerangkan tentang hal-hal yang berkaitan mengenai pengembangan kurikulum dalam pendidikan agama Islam.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI adalah sesuatu
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk memperoleh data yang akurat. Maka dari itu, perlu adanya suatu metode penelitian. Untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada penelitian deskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan status dan kondisi objek yang diteliti pada saat dilakukan penelitian.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat atau lokasi yang akan penulis teliti ialah di IAIN Salatiga. Hal ini dikarenakan bahwa di tempat ini ditemukan adanya permasalahan yaitu berupa intensitas penggunaan blogs ta f dengan hasil belajar dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI mahasiswa tahun akademik 2014/2015. Penelitian ini diagendakan akan membutuhkan waktu 2 (dua) bulan yang terbagi menjadi beberapa teknis, dari proses pengumpulan data hingga proses pengumpulan laporan.
3. Populasi dan Sampel
4. Metode Pengumpulan Data a. Angket
Angket atau kuisioner adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011: 142).
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang intensitas penggunaan blogstaf dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,
2010: 274). Metode ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar
mahasiswa (prestasi belajar) selama mengikuti perkuliahan Pengembangan Kurikulum PAI yang diambil dari Kartu Hasil Studi
(KHS).
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah lembar
Penelitian dengan judul “Hubungan Intensitas Penggunaan B logstaf dengan Hasil Belajar dalam Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam (PAI) Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Tahun Akademik 2014/2015”, variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu:
a. Variabel independent yaitu variabel bebas yang mempengaruhi.
Variabel independent dalam penelitian ini ialah “Intensitas Penggunaan b lo g sta f.
1. Seringnya mahasiswa dalam mengakses blogstaf
1, 2, 3 3
2. Lamanya mahasiswa dalam mengakses
blogstaf
4 1
3. Tujuan mahasiswa dalam mengakses
blogstaf
5, 6 ,7 3
4. Jumlah materi pokok yang dibaca dalam blogstaf
8 1
5. Mahasiswa memaksimalkan waktu dalam menggunakan blogstaf sebagai media pembelajaran
14 1
6. Mahasiswa menjadi lebih tertarik mempelajari lebih dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
15 1
b. Variabel dependent yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel
dependent dalam penelitian ini ialah “Hasil Belajar dalam Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI”, dengan indikator hasil perolehan nilai mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI dalam Kartu Hasil Studi (KHS).
6. Analisis Data
Untuk memperoleh hasil yang bisa digeneralisasikan, setiap data yang masuk hams dianalisis. Untuk menganalisis data tersebut penulis menggunakan tes statistik, yaitu:
a. Analisis Awal
Untuk mengetahui analisis pendahuluan digunakan teknik analisis data presentase frekuensi dengan rumus:
F P = — x 100 %
N
Keterangan:
P : Presentase perolehan
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel intensitas penggunaan blogstaf hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI.
BABV: Merupakan bagian penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
BABU KAJIAN PUSTAKA
A. Intensitas Penggunaan B logstaf
Intensitas merupakan keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Sedangkan intens ialah hebat atau sangat kuat, tinggi, bergelora, berapi-api, berkobar-kobar, sangat emosional (Depdiknas, 2007: 438). Tingkatan di sini menggambarkan seberapa sering seseorang terhadap sesuatu dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan penggunaan ialah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu (Depdiknas, 2007: 375). Menurut penulis, penggunaan adalah perbuatan menggunakan sesuatu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Blogstaf merupakan media pembelajaran yang bersifat e-learning yang digunakan oleh dosen di samping perkuliahan di kelas. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa intensitas penggunaan blogstaf adalah keadaan mahasiswa dalam menggunakan blogstaf sebagai media pembelajaran dalam kurun waktu tertentu seperti membaca materi perkuliahan, mengerjakan tugas maupun untuk mendapat informasi perkuliahan lainnya yang dalam penelitian ini ialah pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI.
1. Pengertian B log
John Barger pada tahun 1997 untuk menyebut kelompok website pribadi
yang selalu diperbarui secara terus-menerus dan berisi link-link ke website lain yang dianggap menarik disertai dengan komentar-komentar (Suryono
dkk, 2013:2).
Blog pada awalnya digunakan untuk menuliskan catatan harian (diary) seseorang yang dipublikasikan secara online melalui internet sehingga bisa diakses secara luas oleh siapa pun yang mengunjunginya. Sekarang blog tidak sekadar untuk menulis diary atau curhatan saja, tetapi
banyak orang yang memanfaatkannya untuk berbagai macam keperluan, misalnya untuk menuliskan jurnal, promosi, membuat toko online, berkampanye, sarana komunikasi antara dosen dengan mahasiswa, hingga
berbisnis internet yang bisa mendatangkan income bagi pemiliknya
(Pumomo, 2010: 3).
“5/og atau weblog sebagai teks dokumen, gambar, objek media
dan data yang tersusun secara hierarkis dan menurut kronologi tertentu, yang dapat dilihat melalui browser internet” (Kindarto dalam Sukiman,
2012: 240). Blog adalah sebuah website yang memuat tulisan (posting) secara periodik (Prasetijo dan Putra, 2009: 11). Sedangkan web atau
bisa sharing ilmu dengan sesama teman yang mempunyai website penyimpanan kontennya. Sedangkan website dinamis merupakan sebuah web yang isinya dapat diubah sewaktu-waktu tanpa melalui perubahan kode pada file web, akan tetapi melalui halaman administrator (Masruri, 2013: 3).
Blog merupakan bentuk website dinamis yang isinya dapat diubah- ubah kapan saja oleh pemiliknya. Pemilik atau penulis blog disebut
dengan blogger. Saat ini, blogger dapat berasal dari semua lapisan masyarakat. Mulai dari pembantu rumah tangga, ibu rumah tangga,
peserta didik dari berbagai tingkat sekolah, mahasiswa sampai dosen dan
profesor. Namun kebanyakan blogger ialah para penulis muda yang berani mengungkapkan pendapat dan ide mereka. Syarat utamanya adalah
mereka tahu tentang internet dan mau mencoba menggunakan blog. 2. Bagian-bagian Blog
Bagian-bagian yang pasti ada dalam sebuah blog adalah:
a. Judul Postingan {Entry Title). Kebanyakan blog diawali dengan tanggal dan waktu postingannya. Entry title selalu diikuti oleh sebuah atau dua paragraf tentang isi dari postingan tersebut. Kadang-kadang di akhir postingan dicantumkan juga link-link yang membahasnya lebih lanjut.
b. Tanggal Postingan {Date o f Entry). Tanggal postingan ini dihubungkan atau mempunyai link informasi yang berisi tentang semua hasil postingan pada tanggal yang dimaksud. c. Permalink. Permalink merupakan singkatan dari permanent
d. Syndicate This Site. Jika sebuah blog mempunyai RSS Aggregator atau sebuah piranti yang bisa membaca RSS, blog
ini bisa menghubungkan dengan pilihan ini. Ini artinya pemilik
blog bisa menempatkan informasi pada blot atau membacanya dengan pembaca berita RSS khusus.
e. Ikon XML. Ikon XML adalah sebuah gambar grafis dari link syndicate this site. Ini mengacu pada file RDF atau XML sesungguhnya yang bisa digunakan untuk sindikasi ini. f. Arsip {Read Archives). Keuntungan mempunyai blog adalah
blog bisa menyimpan segala sesuatu yang pernah dimuatnya dalam arsip. Arsip ini bisa menunjukkan seberapa sering sebuah blog di-update oleh pemilik blog.
g. Kalender. Sebuah blog bisa dipastikan memasang kalender di halamannya. Fungsi kalender sudah pasti agar para pengunjungnya tidak lupa dengan hari dan tanggal ia mengakses blog tersebut.
h. Blog Roli merupakan daftar blog yang diakses oleh pemilik
blog (Sukiman, 2012: 243).
Berdasarkan uraian di atas, blog memiliki beberapa bagian yang terdapat dalam tampilannya, di antaranya ialah judul dari postingan yang diunggah oleh pemilik blog dan tanggal postingan sehingga memudahkan pembaca dalam mencari sebuah postingan.
3. Tipe Blog
Blog memiliki berbagai macam tipe, paling tidak ada lima tipe
blog yang ada di dunia, yaitu:
a. General blog merupakan blog yang berisikan berbagai macam jenis media antara lain adalah teks, gambar, audio (suara) ataupun video (film).
c. M obile blog (moblog) merupakan tipe blog yang kontennya dapat
diakses dan dimodifikasi dengan menggunakan perangkat portabel seperti mobile phone.
d. Audio blog, tipe blog ini sebagian besar berisikan file berformat mp3.
Selain format tersebut, masih terdapat beberapa format yang merupakan format audio file misalkan acc, ogg, maupun wav.
e. Video blog (vlogs) merupakan blog yang memiliki konten video
(Suryono dkk, 2013: 2-3).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa blog memiliki beberapa tipe. Misalnya, blog yang berisikan teks, gambar, foto, mp3 maupun video.
4. Jenis-jenis Blog
Jenis-jenis blog ada beberapa macam, di antaranya:
a. Blog politik yang membahas tentang dunia politik, misalnya berita- berita politik, aktivitas-aktivitas para politikus, maupun sekadar
bahasan atau analisis tentang politik termasuk juga kegiatan kampanye yang dilakukan oleh para legislatif ataupun para pemimpin negara.
b. Personal Blog atau blog pribadi biasa disebut buku harian online yang
berisi tentang pengalaman keseharian seseorang, gagasan-gagasannya, karya-karyanya, atau hal-hal yang berkenaan dengan pribadi
seseorang.
c. Blog bertopik yaitu blog yang isinya membahas tentang sesuatu dan
berfokus pada bahasan tertentu, misalnya blog tentang hardware,
d. Blog kesehatan yaitu blog yang isinya lebih spesifik tentang kesehatan. B log kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru dan keterangan-ketarangan tentang kesehatan. e. B log Bisnis: blog ini digunakan oleh para pegawai atau pengusaha
untuk mempromosikan bisnis mereka.
f. Blog pengganggu {spam) atau biasa disebut sploghs. Blog ini digunakan untuk promosi bisnis affiliate. (Sukiman, 2012: 243).
Blog memiliki beberapa jenis seperti yang telah diuraikan di atas, jenis blog tersebut berdasarkan isinya, bisa berupa postingan yang membahas tentang politik, bisnis, kesehatan, maupun hanya berisi catatan harian dari pemiliknya.
5. Isi Blog
Isi sebuah blog yaitu:
a. Biasanya terdiri atas teks (termasuk link eksternal), tetapi seringkali disertai gambar, terkadang pula suara dan video b. Dapat dikomentari oleh pengunjung
c. Diarsipkan oleh blog dan dapat diakses secara acak (Prakoso, 2006:4).
6. Syarat Membuat Blog
Syarat atau bekal untuk membuat sebuah blog adalah sebagai berikut:
a. Harus memiliki email
Email ini nantinya akan digunakan untuk verifikasi setelah selesai registrasi, dan selanjutnya akan digunakan untuk memberitahukan pesan yang masuk jika ada orang yang berkomentar pada postingan di
blog.
b. Harus terhubung dengan internet
c. Bisa menggunakan program pengolah teks untuk menulis, misalnya
M icrosoft Word. Syarat ini hanya bersifat optional atau tidak wajib karena sebenarnya bisa menulis langsung ke dalam blog saat sedang
online (Pumomo, 2010: 3).
Blog merupakan salah satu web yang dapat digunakan dengan mudah, asalkan terhubung dengan jaringan internet. Bagi yang belum memiliki blog dapat membuatnya terlebih dahulu melalui situs blog
seperti blogger, wordpress dan multiply. 7. Pemanfaatan Blog dalam Kegiatan Pembelajaran
Blog merupakan media pembelajaran berbasis internet. Blog
saat pelajaran tersebut berlangsung. Ada tiga metode yang bisa
diupayakan untuk menggunakan blog sebagai media pembelajaran yaitu: a. Blog dosen sebagai pusat pembelajaran. Dosen dapat menuliskan
materi pembelajaran, tugas maupun bahan diskusi di dalam blognya,
kemudian para mahasiswanya bisa berdiskusi dan belajar bersama- sama di blog dosennya tersebut.
b. Blog dosen dan mahasiswa yang saling berinteraksi. Dosen yang harus
memiliki blog dan mengharuskan setiap mahasiswa memiliki blog masing-masing sebagai sarana untuk mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh dosennya. Metode ini bisa memacu iklim kompetisi antar mahasiswa, karena tentu saja para mahasiswa ingin blognya menjadi yang terbaik.
c. Komunitas blogger pembelajar. Ada sebuah blog sebagai pusat
pembelajaran, dengan guru atau dosen dan siswa maupun mahasiswa yang berasal dari berbagai sekolah dan universitas bisa tergabung dalam komunitas blogger pembelajar tersebut (Sukiman, 2012: 249).
Blog merupakan media pembelajaran yang bersifat e-leam ing, karena pembelajaran tidak harus dilakukan secara fa ce to face
B. Hasil Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
1. Hasil Belaj ar Mahasiswa a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil dapat diartikan sebagai sesuatu yang dihasilkan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh suatu usaha (Depdiknas, 2007: 391). Sedangkan belajar ialah “Serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor” (Djamarah, 2011: 13). Belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang teijadi melalui pengalaman (Sukmadinata, 2013: 52).
Belajar merupakan suatu proses, dan bukan hasil yang hendak dicapai semata. Proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian pengalaman, sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang telah dimiliki sebelumnya (Hamalik, 2011: 106).
belajar pada dasarnya bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman (Rusmono, 2012: 8).
b. Ciri-ciri Belajar
Ciri-ciri belajar meliputi:
1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku. 2) Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen. 3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.
4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan (Sriyanti, 2011: 18).
Perubahan sebagai hasil belajar itu memiliki tiga ciri, yaitu: 1) Perubahan intensional
Perubahan intensional adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu merupakan pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari.
2) Perubahan itu positif dan aktif
Bersifat positif maksudnya perubahan itu baik, bermanfaat dan sesuai yang diharapkan individu. Perubahan bersifat aktif maksudnya perubahan yang terjadi dalam diri individu merupakan hasil usahanya sendiri.
3) Perubahan itu efektif dan fungsional
Sedangkan perubahan bersifat fungsional artinya perubahan itu relatif permanen dan siap dibutuhkan setiap saat (Syah, 2010: 118- 119).
Berdasarkan uraian di atas, belajar merupakan perubahan perilaku yang sifatnya relatif permanen. Perubahan tersebut
merupakan hasil latihan dan pengalaman. Meskipun perubahan dari proses belajar tidak bisa diamati secara langsung saat teijadinya proses belajar, namun perubahan tersebut bersifat potensial.
Perubahan tersebut bersifat aktif dan positif atau ke arah yang lebih
baik serta bermanfaat bagi diri individu yang sedang belajar,
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam
diri mahasiswa sendiri yang meliputi: a) Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khusunya yang disajikan di kelas, b) Aspek Psikologis
Aspek psikologis yang mempengaruhi pembelajaran siswa ialah:
(1) Inteligensi/tingkat kecerdasan
Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap dan proses pembelajaran siswa serta sangat menentukan tingkat keberhasilan belajarnya.
(2) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang dan sebagainya. Sikap siswa dalam proses pembelajaran sangat menentukan hasil belajarnya. Sikap siswa yang positif terutama pada guru dan mata pelajaran
tersebut sehingga juga akan berdampak pada prestasi yang akan dicapai siswa kurang memuaskan
(3) Bakat
Bakat diartikan sebagai kemampuan individu
untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung
pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar pada bidang-bidang studi tertentu. Bakat siswa dalam suatu
mata pelajaran akan mendorongnya mendapat kemudahan
mencapai tujuan belajar. (4) Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat
dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Siswa yang menaruh minat yang besar pada suatu mata pelajaran akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa yang lainnya sehingga memungkinkannya untuk belajar
lebih giat dan akhirnya dapat mencapai prestasi yang diinginkan.
(5) Motivasi
mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
(a) Motivasi intrinsik adalah keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya
melakukan tindakan belajar seperti perasaan
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
(b) Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar diri siswa yang juga mendorongnya
untuk melakukan kegiatan belajar seperti pemberian pujian dan hadiah, peraturan dan tata tertib sekolah,
suri teladan orang, guru dan sebagainya yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih
signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik, karena lebih mumi dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang berupa orang di lingkungannya. Lingkungan sosial siswa bisa berasal dari keluarga (orang tua dan keluarga siswa itu sendiri), lingkungan sekolah (seperti para guru, para staf administrasi, dan teman- teman sekelas) dan lingkungan masyarakat (tetangga dan teman pergaulan siswa) yang dapat mempengaruhi semangat belajar dan kegiatan belajarnya.
b) Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
3) Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
d. Gaya Belajar
1) Somatis, somatis artinya tubuh atau raga. Anak dengan gaya
belajar somatis akan belajar dengan cepat bila dilakukan dengan memanfaatkan tubuh/raga, baik melalui aktifitas yang melibatkan
tubuh, ataupun dengan melihat dan memperhatikan bagian-bagian tubuhnya.
2) Auditif, artinya suara. Gaya belajar ini ditempuh dengan mendengarkan suara, seperti suara guru, suara diri sendiri atau teman lain yang sedang belajar.
3) Visual, merupakan gaya belajar melalui penglihatan. Anak dengan gaya belajar ini akan lebih mudah memahami materi bila dengan
melihat atau membaca.
4) Intelektual, gaya belajar yang dilakukan dengan perenungan atau
insight (Sriyanti, 2011: 25).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap anak memilki gaya belajar masing-masing untuk memahami materi
dalam pembelajaran. Ada anak yang dapat dengan mudah
memahami materi dengan melihat atau membaca materi, ada yang melalui suara atau penjelasan dari guru ataupun orang lain, ada
1) Kebiasaan
Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri individu. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.
2) Ketrampilan
Ketrampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat dilihat dari tingkat ketrampilan yang ada dalam diri
individu. 3) Pengamatan
Pengamatan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan
pengamatan yang objektif dan benar. 4) Berpikir asosiatif dan daya ingat
Berpikir asosiatif maksudnya berpikir untuk mmghubungkan sesuatu dengan lainnya. Orang yang belajar akan mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik.
5) Berpikir rasional dan kritis
Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk
menentukan sebab-akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan
meramalkan sesuatu.
6) Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul
kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa dan sebagainya.
7) Inhibisi
Inhibisi dapat diartikan sebagai kesanggupan individu
untuk mengurangi dan melakukan tindakan lain yang lebih baik.
Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam
melakukan sesuatu secara baik.
8) Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat dari apresiasi dalam diri individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk
menilai dan menghargai terhadap suatu objek tertentu. 9) Tingkah laku efektif
Orang belajar akan memiliki tingkah laku efektif. Sesorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah
2. Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
a. Pengembangan Kurikulum
1) Pengertian Pengembangan Kurikulum
Sebelum membahas mengenai pengembangan kurikulum, maka peneliti akan membahas mengenai kurikulum terlebih
dahulu. “Kurikulum adalah suatu program yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan
tertentu” (Idi, 2010: 184-185).
Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh penghargaan. Secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah (Arifin, 2012: 2).
Kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang berisi
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan dan dirancang secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses
pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan (Dakir, 2004: 3).
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum ialah pedoman yang digunakan dalam proses pembelajaran yang memuat tentang bahan ajar serta
secara sistematik yang harus ditempuh oleh peserta didik agar tujuan pendidikan tercapai.
Pengembangan berarti proses, cara, perbuatan mengembangkan (Depdiknas, 2007: 538). Jadi pengembangan ialah proses, cara atau perbuatan yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan agar menjadi lebih sempurna.
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan pengembangan komponen-komponen kurikulum yang membentuk sistem kurikulum itu sendiri, yaitu komponen: tujuan, bahan, metode, peserta didik, pendidik, media, lingkungan, sumber belajar (Idi, 2010: 186).
Berdasarkan uraian di atas, pengembangan kurikulum merupakan pengembangan dari program yang telah direncanakan dan disusun secara sistematis baik dari isi dan bahan pelajaran, media maupun metode yang digunakan
2) Jenis-jenis Pengembangan Kurikulum
Jenis-jenis pengembangan kurikulum ialah: a) Separated Subject Curriculum
b) Correlated Curriculum
Kurikulum jenis ini mengandung makna bahwa
sejumlah mata pelajaran dihubungkan antara yang satu dengan
yang lain, sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas. Ada beberapa tipe korelasi untuk menghubungkan mata pelajaran dalam kegiatan kurikulum,
yakni:
(1) Korelasi okkasional/insidental, maksudnya korelasi
dilaksanakan secara tiba-tiba atau insidental. Misalnya, mata pelajaran sejarah dapat dibicarakan tentang geografi dan tumbuh-tumbuhan.
(2) Korelasi etis, yang bertujuan mendidik budi pekerti sehingga konsentrasi pelajarannya dipilih pendidikan
Agama. Misalnya, pada Pendidikan Agama itu dibicarakan
cara-cara menghormati tamu, orangtua, tetangga, kawan dan lain sebagainya.
(3) Korelasi sistematis, yang mana korelasi ini biasanya direncanakan oleh guru. Misalnya, bercocok tanam padi
dibahas dalam geografi dan ilmu tumbuh-tumbuhan. c) Broad Fields Curriculum
The broads fields curriculum adalah usaha
meningkatkan kurikulum dengan mengkombinasikan beberapa
ekonomi dan ilmu politik disatukan menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Fuaduddin dan Karya (1992: 20) dalam Idi (2010: 145) mengemukakan tentang kurikulum broad fie ld s dalam kaitannya dengan kurikulum di Indonesia. Dia menjelaskan lima macam bidang studi yang menganut broad field s, yaitu: (1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan peleburan dari
mata pelajaran Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Kimia, dan Ilmu Kesehatan.
(2) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), merupakan peleburan dari mata pelajaran Ilmu Bumi, Sejarah, Civic, Hukum, dan Ekonomi.
(3) Bahasa, merupakan peleburan dari mata pelajaran Membaca, Menulis, Mengarang, Menyimak dan Pengetahuan Bahasa.
(4) Matematika, merupakan peleburan dari Berhitung, Aljabar, Ilmu Ukur Sudut, Bidang, Ruang dan Statistik.
(5) Kesenian, merupakan peleburan dari Seni Tari, Seni Suara, Seni Klasik, Seni Pahat dan Drama.
d) Integrated Curriculum
memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin atau mata pelajaran.
Kurikulum jenis ini membuka kesempatan yang lebih banyak untuk melakukan kerja kelompok, masyarakat dan lingkungan sebagai sumber belajar, mementingkan perbedaan individual anak didik, dan dalam perencanaan pelajaran siswa diikutsertakan (Idi, 2010: 142-146).
3) Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum Faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum yaitu: a) Perguruan Tinggi
Ada dua pengaruh dari perguruan tinggi terhadap pengembangan kurikulum di sekolah, yakni: Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) seperti IKIP, FKIP, STKIP melalui berbagai program, yaitu program D2, D3, dan SI.
b) Masyarakat
Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya, c) Sistem Nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai. Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai yaitu: guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat; berpegang pada prinsip demokrasi, etis dan moral; berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru; menghargai nilai-nilai kelompok lain serta memahami dan menerima keagamaan dan kebudayaan sendiri (Sukmadinata, 2013: 158-159).
b. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) 1) Pengertian Pengembangan Kurikulum PAI
Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai:
a) Kegiatan menghasilkan kurikulum PAI;
c) Kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan
penyempurnaan kurikulum PAI (Muhaimin, 2010: 10). Berdasarkan uraian tersebut, pengembangan kurikulum PAI
merupakan proses yang dilakukan untuk mengembangkan kurikulum PAI yang meliputi kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian serta penyempurnaan.
2) Dasar Pengembangan Kurikulum PAI
Dasar pokok dalam mengembangkan kurikulum pendidikan ada empat, yaitu:
a) Dasar religius, penyusunan kurikulum pendidikan harus
didasarkan pada nilai-nilai agama (Ilahiah) yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an maupun Al-Sunnah, karena kedua hal tersebut merupakan nilai kebenaran yang universal, abadi,
dan bersifat futuristik. Di samping kedua sumber itu, masih ada juga sumber yang lain, yaitu dasar yang bersumber dari
dalil ijtihadi, suatu hasil pemikiran manusia yang tidak berlawanan dengan jiwa dan semangat Al-Qur’an dan Al- Sunnah.
b) Dasar filsafat, dasar ini memberikan arah dan tujuan
c) Dasar psikologis, dasar ini mempertimbangkan tahapan psikis, anak didik, yang berkaitan dengan perkembangan jasmaniah, kematangan, bakat-bakat jasmaniah, intelektual, bahasa, em osi, sosial, kebutuhan, dan keinginan individu, minat dan kecakapan.
d) Dasar sosiologis, dasar sosiologis memberikan implikasi bahwa kurikulum pendidikan m emegang peranan penting terhadap penyampaian dan pengembangan kebudayaan, proses sosialisasi individu, rekonstruksi masyarakat (As-Syaibani dalam Majid, 2012: 51-54).
3) Fungsi Pengembangan Kurikulum PAI
Fungsi pengembangan kurikulum PAI sebagai berikut: a) Bagi sekolah/madrasah yang bersangkutan:
(1) Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam yang diinginkan atau dalam istilah KBK disebut standar kompetensi PAI, meliputi fungsi dan tujuan pendidikan nasional, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi tamatan/lulusan, kompetensi bahan kajian PAI, kompetensi mata pelajaran PAI (TK, SD/MI, SMP/MTs, SM A/M A), kompetensi mata pelajaran kelas (kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X , XI, XII); (2) Pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan
b) Bagi masyarakat:
(1) Masyarakat sebagai pengguna lulusan (users), sehingga
sekolah/madrasah harus mengetahui hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam konteks pengembangan PAI; (2) Adanya keija sama yang harmonis dalam hal pembenahan
dan pengembangan kurikulum PAI (Muhaimin, 2010: 11).
C. Hubungan Intensitas Penggunaan B logstaf dengan Hasil Belajar
Proses pembelajaran mempunyai peranan yang penting terhadap keberhasilan peserta didik, baik dalam penggunaan media maupun metodenya.
Penggunaan media yang tepat, kreatif serta menarik akan menjadikan peserta didik memiliki motivasi untuk belajar sehingga akan dicapai hasil yang
memuaskan.
B log merupakan media berbasis internet atau bisa disebut sebagai media pembelajaran yang bersifat e-leaming karena pembelajaran tidak harus
dilakukan secara face to face (berhadapan langsung), sumber materi pun dapat diakses kapan saja dan di mana saja dengan mudah serta proses pembelajaran
tidak terkendala oleh jarak dan waktu. Peserta didik termasuk mahasiswa dapat mengakses materi dari dosennya di luar jam perkuliahan, bahkan mereka
bisa mempelajari materi tersebut sebelum dibahas dalam perkuliahan di kelas. Mudahnya akses materi bagi mahasiswa dalam blog dosennya dapat menjadikan mereka lebih siap saat proses perkuliahan. Kesiapan yang dimiliki
membaca materi perkuliahan terlebih dahulu akan lebih siap mental
dibandingkan mahasiswa yang belum membacanya sama sekali. Mereka akan cepat menangkap penjelasan dari dosen dan dapat lebih aktif untuk bertanya karena sebelumnya telah memahami terlebih dahulu materi tersebut.
Hal ini menggambarkan bahwa penggunaan blogstaf sebagai media
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Identitas IAIN Salatiga
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11
tahun 1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga telah beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Seiring dengan
keputusan tersebut, STAIN Salatiga tetap berkedudukan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga resmi alih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Alih status ini telah dikukuhkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 143
Tahun 2014 pada tanggal 17 Oktober 2014.
b. Sejarah IAIN Salatiga
Sejak berdirinya sampai saat ini, IAIN Salatiga telah melewati sejarah yang cukup panjang dan mengalami beberapa kali perubahan
didirikanlah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (IKIP) "Nahdlatul Ulama" di Salatiga. Lembaga ini menempati gedung milik Yayasan "Pesantren Luhur", yang berlokasi
di Jalan Diponegoro Nomor 64 Salatiga. Berbagai pihak turut berpartisipasi untuk mewujudkan lembaga ini, khususnya para ulama
dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Kurun waktu kurang setahun, lembaga ini diubah dari FIP IKIP menjadi Fakultas Tarbiyah. Hal ini dimaksudkan agar lembaga ini dapat dinegerikan bersamaan
dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang. Guna memenuhi persyaratan formal, maka dibentuklah panitia pendiri yang diketuai oleh K.H. Zubair dan sekaligus diangkat
sebagai Dekan.
Bersamaan dengan proses pendirian IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga diusulkan untuk dinegerikan sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah
dilakukan peninjauan oleh Tim Peninjau yang dibentuk IAIN Sunan
Kalijaga, akhirnya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan padanya. Keputusan ini didasarkan pada Surat
Menteri Agama c.q. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 13 November 1969.
cabang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo berdasarkan SK Menteri
Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal 16 April 1970.
Meskipun telah berstatus negeri dan menjadi cabang IAIN
Walisongo sebagai Fakultas Tarbiyah, namun kondisinya tidak berubah dalam waktu singkat untuk bisa sejajar dengan Perguruan
Tinggi Negeri yang lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1) Sarana dan prasarana yang belum memadai, terutama belum tersedianya gedung milik sendiri
2) Jumlah tenaga profesional edukatif maupun administrasi yang masih kurang
3) Animo mahasiswa yang masih sedikit
4) Masyarakat Jawa Tengah banyak yang belum tahu bahwa di
Salatiga ada sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri. Keadaan tersebut berlangsung dalam kurun waktu yang lama,
sehingga kondisi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga dapat dikatakan kurang layak untuk disebut sebagai Perguruan Tinggi
Negeri. Maka untuk mengatasi kendala tersebut, jalan satu-satunya ialah membeli areal tanah kampus. Dalam perkembangan selanjutnya,
H. Asrofi Arif menawarkan tanah pekarangannya seluas 0,75 ha yang berlokasi di Jl. Caranggito (sekarang Jl. Tentara Pelajar) lengkap
Berkat perhatian Menteri Agama (H. Alamsyah Ratu Prawiranegara) terhadap perkembangan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongso Salatiga, maka beliau mengabulkan usulan Dekan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga (Drs. Acmadi) Nomor 031/A-a/FT- WS/I/1979, tanggal 24 Januari 1979, tentang maksud pembelian tanah
tersebut. Seiring dengan penawaran untuk pembelian tanah tersebut, Bapak Muhammad Natsir (Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) ikut merespon dengan melakukan lobi kepada Menteri
Agama RI. Kemudian berdasarkan Surat Dirjen Bimbaga Islam Nomor E/Dag/B1/2828 tanggal 10 Agustus 1982 maka dibelilah tanah tersebut.
Sedikit demi sedikit sarana dan prasarana pendidikan
bertambah, antara lain gedung kuliah, perpustakaan dan kantor sekretariat. Pemerintah Daerah memberikan bantuan tambahan tanah
seluas 3000 m2 dengan cara tukar guling yang waktunya bersamaan dengan pembangunan masjid kampus bantuan Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila. Seiring dengan bertambahnya fasilitas akademik,
bertambah pula tenaga edukatif dan mahasiswanya. Eksistensi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga juga semakin mantap, sebab mulai
tahun akademik 1983/1984 sudah diberi kewenangan menyelenggarakan Program Pendidikan Strata Satu (SI) dengan sistem
diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985 tentang
Struktur Organisasi IAIN yang mana Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga termasuk di dalamnya.
Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1987 tentang status
IAIN/Fakultas merupakan justifikasi yuridis yang amat mengokohkan eksistensi lembaga pendidikan tinggi Islam ini. Pada Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Salatiga sendiri sebenarnya sedang terjadi pula proses penguatan institusional, baik berupa sarana fisik maupun sumber daya tenaga kependidikannya.
Di atas tanah hasil tukar guling dengan PEMDA didirikan
gedung kuliah, laboratorium bahasa, ruang micro teaching dan ruang komputer. Pada tahun 1991 dibangun pula gedung auditorium. Perkembangan selanjutnya dibangun sarana kegiatan mahasiswa
seperti Posko MENWA, sekretariat RACANA, sekretariat Teater dan
Kantor Koperasi Mahasiswa (KOPMA) yang menyatu dengan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang diresmikan pada tahun 1995.
Di tengah perkembangan sarana fisik, ada kenyataan historis
yang perlu diberi catatan khusus, yaitu peran Badan Koordinasi Orang Tuan dan Alumni (BAKOAMI) yang dibentuk tahun 1992
diaktanotariskan dengan nama Yayasan Keijasama Alumni, Orang tua dan Mahasiswa (YAKAOMI) yang diketuai oleh Bapak Jumadi, BA. Yayasan ini sejak tahun 2010 berubah menjadi Persatuan Orang tua
Pada awal tahun 1997 Fakultas Tarbiyah telah memiliki 44
orang dosen tetap. Dari jumlah itu 1 orang telah bergelar Doktor, 22 orang bergelar Magister, dan 10 orang sedang menyelesaikan program
S2 dalam berbagai bidang keilmuan baik di dalam maupun di luar negeri. Di antara tenaga administrasi ada 2 orang yang sedang
menyelesaikan studi program SI. Dengan menyimak pada proses
perkembangan tersebut, maka Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sebenarnya tampak semakin mapan secara akademik untuk
memberdayakan mahasiswa yang berjumlah 1337 orang.
Adapun para pejabat yang pernah memimpin Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sejak berdirinya pada tahun 1970 hingga
beralih status menjadi STAIN adalah sebagai berikut: 1) Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga
(a) Drs. H. Machbub Masduqi (1971-1973, danl973-1976)
(b) Drs. Cholid Narbuko (1976-1979)
(c) Drs. Achmadi
(1979-1982,1985-1998, dan 1988-1992)
(d) Drs. Imam Buwaity (1982-1983)
(e) Drs. H. M. Banany (1983-1985)
2) Pembantu Dekan
(a) Drs. Khomsun Taruno (1971-1973, dan
1973-1976) (b) Drs. Imam Buwaity (1071-1973, dan
1973-1976)
(c) Drs. Achmadi (1976-1979)
(d) Drs. H. A. Noerhadi Djamal (1985-1988, dan 1988-1992)
(e) Drs. Chudhori, MA (1985-1988) (f) Drs. H. M. Banany (1988-1992)
(g) Drs. H. Anwar Kusnan Riyanto (1985-1988) (h) Drs. M. Zulfa Machasin (1996-1997) (i) Dr. Muh. Zuhri, MA (1995-1997)
O’) Drs. Komari Alwan (1995-1997)
Pada tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo telah beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAIN) Salatiga, hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997. Sesuai dengan keputusan itu,
STAIN tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan
Alih status Fakultas Tarbiyah menjadi STAIN Salatiga telah membawa berbagai peningkatan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Peningkatan fisik meliputi penambahan tanah dan gedung sekretariat. Pada tahun 1997 STAIN Salatiga telah menambah tanah seluas 15.500 m2 yang terletak tidak jauh dari kampus sekarang. Tahun 2001, STAIN telah membangun gedung sekretariat berlantai tiga dengan luas bangunan seluruhnya 900 m2 yang dibangun di atas tanah bekas KUA seluas 871 m2. Pada tahun-tahun berikutnya dilanjutkan dengan pembangunan gedung C berlantai tiga yang digunakan untuk perkuliahan, gedung D berlantai dua yang digunakan untuk UPT Komputer, Biro Konsultasi “Tazkia” dan BMT. Gedung E berlantai tiga yang digunakan untuk kantor unit-unit, jurusan dan program studi. Gedung perpustakaan pusat berlantai tiga. Demikian juga pembangunan di kampus dua Kembangarum berupa dua gedung kuliah berlantai tiga, gedung sekretariat berlantai tiga dan gedung pusat laboratorium berlantai tiga. Sedangkan peningkatan non fisik meliputi peningkatan jumlah dan pendidikan bagi dosen dan pegawai tetap STAIN Salatiga.
Adapun dosen yang pernah menjabat pimpinan STAIN Salatiga adalah sebagai berikut:
1) Periode 1997-1998 (peralihan)
Pembantu Ketua II
: Drs. Muh. Zulfa Machasin
: Prof. Dr. Muh. Zuhri, MA
: Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd : Drs. H. Mifathuddin, M.Ag
Pada tanggal 17 Oktober 2014 Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga resmi alih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 143 Tahun 2014.
c. Asas, Fungsi dan Tujuan
1) Asas IAIN Salatiga
IAIN Salatiga dalam menyusun dan mengembangkan program berasaskan Pancasila. Sedangkan dasar operasionalnya adalah:
a) Undang-undang Dasar 1945
b) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
c) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi
d) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
e) Peraturan Presiden Nomor 143 Tahun 2014 tentang Perubahan
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga menjadi Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2) Fungsi IAIN Salatiga
b) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam.
c) Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam.
d) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. e) Pelaksana pembinaan kemahasiswaan.
f) Pelaksana kegiatan sivitas akademika dan hubungan dengan lingkungannya.
g) Pelaksana keija dengan Perguruan Tinggi dan/atau lembaga- lembaga lain.
h) Menyelenggarakan administrasi dan manajemen. i) Pelaksana pengendalian dan pengawasan kegiatan.
j) Melaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan.
3) Tujuan IAIN Salatiga