• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK DI SD N 2 BANDUNGGEDE KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK DI SD N 2 BANDUNGGEDE KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 /ebside : http://www.stainsalatiga.ac,id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Dra. Siti Zumrotun, M. Ag

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara:

Nama : Tri Apriyanto

NIM : 114 08 273

Jurusan/Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM

KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK DI SDN 2 BANDUNGGEDE KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosyah.

(4)

http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudara TRI APRIYANTO dengan Nomor Induk Maha si s v a 11408273 yang

berjudul PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA

TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK DI SD NEGERI 2

BANDUNGGEDE KECAMAT/vN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.).

Salatiga, 18 Syawal 1431 25 September 2010 NIP. 19680812 199403 2003

(5)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tri Apriyanto

NIM : 11408273

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Ekstensi

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah,

Salatiga, 31 Juli 2010

Penulis

TRI APRIYANTO N IM : 11408273

(6)

^ dU-- ,) a dill- y

(7)

Dengan rasa syukur kehadirat Ulahi Rabby, dan dengan kerendahan hati ku persembahkan karya kecil ini untuk

♦> Bapak dan ibu yang selalu memberiku dorongan dan do’a restu ♦> Istriku tercinta yang selalu setia mendampingi

❖ Kakak dan adik-adikku yang selalu memberi dukungan

(8)

SD NEGERI 2 BANDUNGGEDE

Alamat: Bandung, Bandunggede Kec. Kedu Kab. Temanggung Kode Pos 56252

SURAT KETERANGAN No. : 800/ /VI/2010

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Dasar Negeri 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung, menerangkan bahwa:

Nama : Tri Apriyanto

Nim : 11408273

Mahasiswa : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Jurusan : Tarbiyah

Program : SI Ekstensi

Untuk keperluan pembuatan skripsi yang beijudul “PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK“, mahasiswa tersebut di atas benar-benar telah melaksanakan /mengadakan penelitian guna mencari data yang diperlukan pada SD kami selama 1 bulan lebih 15 hari mulai tanggal 1 April sampai 15 Juni 2010 dengan baik.

Demikian surat keterangan kami buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana semestinya.

nggede, 15 Juni 2010 2 Bandunggede

NIP .19581225 198304 1 004

(9)

TRI APRIYANTO. 2010. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Ketaatan Beribadah Anak di SD Negeri 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga.

Kata Kunci: Pendidikan Agama ualam Keluarga dan Ketaatan Beribadah Anak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Adakah pengaruh antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini mengggunakan metode observasi, interview, pengumpulan data, menggunakan instrument Kuesioner atau angket untuk menjaring data j 2

-Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada pengaruh positif antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak,. Hal ini dapat dilihat dengan angket pendidikan agama dalam keluarga yang memperoleh kategori tinggi sebanyak 21,6%, kategori sedang sebanyak 54%, kategori rendah sebanyak 24,4%, hasil angket ketaatan beribadah siswa yang memperoleh kategori tingggi sebanyak 24,4%, kategori sedang sebanyak 59,4%, kategori rendah sebanyak 16,2%.

(10)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufiq dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

dalam menyusun skripsi. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada nabi agung

Muhammad SAW yang telah mewariskan ilmu pengetahuan kepada manusia.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menghadapi kendala namun

berkat bantuan dan dorongan dari beberapa pihak akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga

2. Drs. Djoko Sutopo selaku ketua Program Ekstensi Program Studi Agama

Islam

3. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M. Ag selaku pembimbing penulisan dalam skripsi ini

4. Seluruh dosen dan karyawan STAIN Salatiga

5. Bapak Dwi Poerwanto, S.Pd. selaku kepala sekolah SDN 2 Bandungede Kedu

beserta stafnya

6. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu

(11)

skripsi ini masih banyak kekurangan, maka penulis mohon kepada pembaca untuk

memberikan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat baik bagi

penulis maupun pembaca.

Salatiga, 31 Juli 2010

Penulis

Tri Apriyanto

(12)

HALAMAN JU D U L ... i

D. Hipotesis Penelitian... 5

E. Kegunaan Penelitian... 5

F. Definisi Operasional... 6

(13)

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Anak merupakan salah satu nikmat Allah yang dianugerahkan kepada

orang yang dikehendaki dan tidak diberikan kepada orang yang dikehendaki

pula. Ia adalah anugerah terindah yang diperoleh orang tua sebagai karunia dan

amanat Allah SWT yang dibebankan kepada orang tuanya. Sebagai sebuah

karunia, kehadiran seorang anak sebagai buah hati yang harus disyukuri dan

orang tua yang mendapat amanat seorang anak memiliki keharusan untuk

menjaga amanat itu dengan penuh tanggungjawab karena setiap amanat akan

dimintai pertanggungjawabannya. Selain itu orang tua juga memiliki kewajiban

untuk menjaga, mendidik dan mengantarkannya menjadi insan yang sholeh,

berilmu, beriman, berakhlak, dan bertaqwa.

Imam Al-Ghazali berkata,’’Anak adalah amanat yang dibebankan

kepada orang tuanya. Hatinya yang suci merupakan mutiara yang amat berharga.

Jika ia dibiasakan melakukan kebaikan, lalu diajarkan sesuatu tentang ilmu,

maka ia akan tumbuh sesuai dengan ajaran itu. Ia akan memperoleh kebahagiaan,

baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya jika ia dibiasakan berbuat jahat,

dibiarkan layaknya binatang yang hidup serba bebas, niscaya ia celaka dan

binasa. (Jamal Abdur Rahman, tt: 1)

Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat yang

(14)

diciptakan untuk menjadi Kholifah di bumi. Anak terlahir dalam keadaan fitrah

tetapi telah dibekali dengan fu’ad yang senantiasa harus dididik dan

dikembangkan. Ditegaskan dalam firman.Allah surat An-Nahl ayat 78:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran, pengelihatan dan

hati, agar kamu bersyukur”

Dari ayat di atas, jelas bahwa potensi atau sumber daya insani, yang

memungkinkan manusia tumbuh berkembang termasuk pengembang fitrahnya

menuju kesempurnaan hidup dalam arti sesuai dengan tujuan hidupnya sangat

membutuhkan lingkungan keluarga yang dapat membimbing dan

mengarahkannya.

Pendidikan agama yang ditanamkan kepada anak sejak kecil maka anak

akan memiliki mental yang kuat dalam menghadapi setiap masalah dalam

hidupnya. Orang tua harus mengajarkan sesuatu yang baik kepada anaknya

karena ditangan orang tualah arah hidup dari seorang anak. Dalam hal ini

Rosulullah bersabda:

(15)

tidaklah dilahirkan melainkan dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang

tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi atau nasrani atau majusi, ...”

(M.Nashiruddin Al-Albani, 2005: 938)

Tidak semua anak yang dengan diberikan bekal pengetahuan agama

menjadi pandai, berakhlak mulia ataupun secara konsisten mampu

mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari karena setiap anak memiliki

keinginan dan kemampuan yang berbeda-beda, maka cara-cara yang digunakan

untuk menyampaikan dan menanamkannya pun juga harus berbeda-beda.

Dengan latar belakang uraian di atas, penulis mengadakan penelitian

(16)

C. Tujuan Penelitian

Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pendidikan agama dalam keluarga para siswa SDN 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.

2. Untuk mengetahui ketaatan beribadah anak.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan. (Sutrisno Hadi, 198: 63)

(17)

1. Secara praktis

Apabila ternyata ada pengaruh berarti penelitian ini dapat memberikan pemahaman bagi pelaksana pendidikan khususnya orang tua tentang pentingnya pedidikan agama dalam keluarga yang dilakukan dengan baik.

2. Secara teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.

F. Definisi Operasional

(18)

2. Pendidikan agama

Dalam kamus bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses,

cara. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 849)

Dalam kamus bahasa Indonesia, agama adalah ajaran, sistem yang

mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta

lingkungannya. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 12) Agama adalah

segenap kepercayaan serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang

bertalian dengan kepercayaan itu. Menurut Achmadi agama adalah segala

usaha berupa bimbingan yang lebih khusus ditekankan untuk

(19)

t-orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota marasakan adanya pertalian.

Jadi pendidikan agama dalam keluarga adalah bimbingan orang tua terhadap perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani maupun rohani seutuhnya sesuai dengan syariat Islam.

Indikator pendidikan agama dalam keluarga adalah:

a. Mendidik anak tentang aqidah dengan mengenalkan rukun iman b. Mendidik anak tentang fiqh dengan mengajarkan rukun islam c. Mendidik anak untuk berakhlak terpuji

d. Membiasakan anak untuk berdoa dan membaca Al Qur’an 4. Ketaatan

(20)

a. Melaksanakan sholat fardu tepat pada waktunya

b. Selalu berzikir setelah melaksanakaan sholat

c. Melaksanakan puasa baik fardu maupun sunah

d. Mengeluarkan infaq, zakat maupun shodaqoh

e. Terbiasa membaca Al Quran

2. Indikator Ketaatan beribadah yang bersifat ghoiru mahdloh:

a. Berperilaku yang baik

b. Taat dan berbakti kepada orang tua dan guru

c. Berlaku jujur, rendah hati, ramah

(21)

b. Sampel dan teknik pengambilan sampel

Sebagian individu yang diselidiki disebut sampel atau master.

Besar kecilnya sampel yang diambil tidak ditentukan, tapi semakin

besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diperoleh semakin

baik. Suharsimi Arikunto mengatakan, untuk sekedar ancer-ancer bila

subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

subjeknya besar dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 - 25 % atau

lebih sesuai kemampuan. (Suharsini Arikunto, 1996: 120)

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 siswa, penulis

mengambil 37 reponden atau 28% dari siswa SDN 2 Bandunggede.

(22)

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai keadaan sekolah dengan cara mengambil dari dokumentasi

yang tersedia di sekolah.

3. Metode Analisis Data

Data-data yang diperoleh dianalisis secara bertahap agar mudah

untuk menginterpretasi. Dari data yang masih bersifat kualitatif, maka

penelitian menggunakan analisis data statistik dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Analisis pendahuluan

Analisis ini digunakan tabel-tabel distribusi frekuensi untuk setiap

variable. Dengan menggunakan rumus:

P = £ * 1 0 0 %

N

Keterangan P = persentase

f = frekuensi

(23)

b. Analisis uji hipotesis

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan cara mengadakan penghitungan lebih lanjut melalui tabel-tabel distribusi dari analisis statistik chi-kwadrat yaitu:

X2 = Ei f °fhf h)2

Keterangan: %2 = lambang chi kwadrat fo = frekuensi yang diperoleh fh = frekeuensi yang diharapkan

H. Sistematika penulisan BAB I : PENDAHULUAN

(24)

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama dalam Keluarga

B. Ketaatan Beribadah Anak

C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Ketaatan

Beribadah Anak

BAB III : HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

B. Penyajian Data

BAB IV : ANALISIS DATA

A. Analisis Deskriptif

B. Pengujian Hipotesis

C. Pembahasan

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Dalam Keluarga

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam

mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan memberikan

peluang kepada seseorang untuk memiliki ilmu pengetahuan, karena dengan

ilmu pengetahuan manusia bisa mencapai kemajuan bagi kehidupannya,

a. Pengertian Pendidikan menurut bahasa

(26)

penyempurnaan akhlak budi pekerti. Istilah pendidikan dinisbatkan

dengan at-tarbiyah karena kata itu mencakup empat unsur yaitu :

memelihara pertumbuhan fitrah manusia, mengembangkan potensi

dan kelengkapan manusia yang beraneka macam (terutama akal

budinya), mengarahkan fitrah dan potensi manusia menuju

kesempurnaannya, dan melaksanakan secara bertahap sesuai dengan

perkembangan anak. (Achmadi, 1992:14)

b. Pengertian Pendidikan menurut pendapat para ahli atau secara istilah

adalah sebagai berikut:

• Pendidikan menurut UU RI No. 20 tahun 2003

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara. (UU RI, 2003:4)

(27)

• Menurut Ahmad Tafsir

Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya.

Definisi ini mencakup kegiatan pendidikan yang melibatkan guru

maupun yang tidak melibatka guru (pendidik) mencakup

pendidikan formal, maupun non formal serta informal. (1992: 6)

Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa

pendidikan merupakan usaha atau tindakan yang dilakukan baik oleh

pendidik maupun bukan pendidik secara bertahap untuk mengembangkan

potensi yang dimiliki oleh manusia agar lebih optimal sehingga kelak akan

berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Melalui

pendidikan seseorang akan belajar untuk berpikir dan belajar

mengembangkan seluruh potensi dirinya sehingga ia dapat mandiri,

(28)

Menurut Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama islam

bahwa Pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim.

(1982:27)

Menurut Armai Arief bahwa pendidikan Islam adalah sebuah proses

yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya,

beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensnya

sebagai khalifah Allahdi muka bumi, yang berdasarkan kepada ajaran Al-

Qur’an dan sunnah. (2002: 16)

Menurut M. Arifin bahwa pendidikan Islam adalah sistem

pendidikan yang memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin

kehidupannya sesuai dengan cita - cita islam, karena nilai - nilai Islam telah

menjwai dan mewarnai corak kepribadiannya. (1994: 10)

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli,

dapat dirumuskan bahwa pendidikan Islam adalah proses penyampaian

pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui pengajaran,

pembiasaan, bimbingan, pengasuhan dan pengembangan potensinya untuk

(29)

al-Qur’an dan kajian secara sosiologi maupun antropologi, fungsi pendidikan Islam ialah:

a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenai jati diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran Ilahi, sehingga tumbuh kreativitas yang benar.

b. Menyucikan diri manusia dari syirik dan berbagai sikap hidup dan perilaku yang dapat mencemari fitrah kemanusiaannya.

c. Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan baik individual maupun sosial. (Achmadi, 1992: 20)

(30)

a. Sifat yang bercorak agama dan akhlak

b. Sifat kemenyeluruhnya yang mencakup segala aspek pribadi pelajar dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat.

c. Sifat keseimbangan, kejelasan tidak adanya pertentangan antara unsur- unsur dan cara pelaksanaan.

(31)

Jadi pendidikan agama dalam keluarga adalah bimbingan orang tua

melalui pengajaran, pembiasaan, pengasuhan dan pengembangan potensinya

untuk mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.

5. Peran orang tua dalam mendidik anak

a. Orang tua sebagai pendidik

Anak adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada kita

untuk diterima dan dididik semaksimal. Ia memerlukan pemeliharaan

dengan sebaik-baiknya, pemeliharaan sekarang akan dapat kita petik di

kemudian hari. Dengan demikian pula pemeliharaan dengan anak-anak

kita tergantung bagaimana cara mendidiknya. Sebagaimana firman

Allah yang terdapat dalam surat Al-Hasyr ayat 18:

L a i l ! o ! a u!

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada

Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah

diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(32)

Sebagai pendidik, orang tua tidak hanya memberikan bekal

pendidikan ilmu pengetahuan tetapi juga harus membekali anak dengan

pendidikan dan bimbingan keagamaan sebagai dasar kepribadian

mereka.

Anak adalah bunga hidup, anak adalah pewangi rumah tangga

kepadanya tergantung harapan keluarga dikemudian hari dan dialah

ujung cita-cita di dalam setiap kepayahan dalam pergaulan suami istri.

Diantara cara-cara praktis yang patut digunakan oleh keluarga

untuk menanamkan semangat keagamaan pada diri anak-anak adalah

dengan cara berikut:

1) Memberi tauladan yang baik kepada mereka tentang kekuatan iman

kepada Allah dan berpegang dengan ajaran-ajaran agama dalam

bentuknya yang sempurna dalam waktu tertentu.

2) Membiasakan mereka menunaikan syiar-syiar agama semenjak

(33)

5) Menggalakkan mereka turut serta dalam aktivitas-aktivitas agama,

dan lain-lain lagi cara-cara lain. (Hasan Langgulung, 1989: 372)

b. Orang tua sebagai pelindung dan pemelihara

Orang tua selain memiliki kekuasaan pendidikan mereka juga

memiliki tugas kekeluargaan yaitu memelihara keselamatan kehidupan

keluarganya baik moril maupun materiil. Orang tua memiliki kewajiban

untuk memberi nafkah kepada anggota keluarganya dengan rejeki yang

halal. Menjaga kesehatan anggota keluarganya dan menjaga serta

memelihara keselamatan keluarganya baik di dunia maupun di akherat.

Sebagaimana firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

(34)

menjadi manusia dewasa yang mandiri dan memiliki rasa tanggung

jawab. Sebagai seorang pemimpin orang tua hendaknya dapat

membimbing dan membiasakan anak untuk senantiasa taat dan patuh

kepada Sang pencipta, Allah SWT. Membimbing ke jalan yang benar

dan di ridhoi Allah SWT.

6. Tugas dan tanggungjawab orang tua

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan. Anak

tempat ia belajar menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Pendidikan yang

ada dalam keluarga mencerminkan latar belakang keluarga itu sendiri. Dari

latar belakang itulah, orang tua harus memikirkan dan memperhatikan tugas

dan tanggungjawabnya sebagai kepala rumah tangga dan juga sebagai

seorang pendidik yang utama dan pertama.

Tugas dan tanggungjawab orang tua selain mendidik anak-anaknya

juga berkewajiban menafkahi (memenuhi kebuutuhan) keluarganya berupa

kebutuhan ekonomi sehari-hari. Oleh karena itu, dari terpenuhinya

kebutuhan yang diperlukan setiap hari, maka pendidikan anak-anak akan

(35)

anak-anak tumbuh seiring dengan baik pertumbuhan fisiknya, badan

sehat dan bersemangat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-

Baqarah ayat 233:

C r P jj ^

Artinya : Dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian

kepada Para ibu dengan cara ma'ruf.

Berikut ini adalah beberapa tanggungjawab orang tua dalam

mendidik anak dalam menafkahi keluarganya dan anak-anaknya

sebagaimana yang diungkapkan Abdullah Nashih Ulwan:

1) Kewajiban menafkahi keluarga dan anak

2) Mengikuti aturan yang sehat ketika makan, minum dan tidur agar

semua itu menjadi kebiasaan bagi akhlak anak-anak.

3) Menghindari penyakit menular

4) Kewajiban mengobati penyakit.

5) Menerapkan prinsip “tidak boleh membahayakan (diri sendiri) dan

(36)

b. Tanggungjawab intelektual

Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan tanggungjawab intlektual

adalah membentuk pemikiran anak dengan sesuatu yang bermanfaat

seperti ilmu-ilmu syariat, kebudayaan ilmiah dan modem, kesadaran

intelektual dan peradaban sehingga anak matang dalam pemikiran dan

sikap ilmiahnya.

Tanggungjawab ini tidak kalah pentingnya dari tanggungjawab

iman, fisik dan moral. Sebagai persiapan pendidikan moral untuk

membentuk akhlak dan kebiasaan. Sedangkan pendidikan intelektual

untuk penyadaran dan pembudayaan. (1990: 54)

c. Tanggungjawab psikis

Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan bahwasanya pendidikan

(37)

untuk itu kewajiban orang tua adalah menjadi suri teladan yang baik

dalam kehidupan anaknya, karena pendidikan pertama kali sangat

penting dan besar pengaruhnya terhadap jalan kehidupan seseorang.

7. Pentingnya pendidikan agama dalam keluarga

Pendidikan agama merupakan masalah yang sangat penting dalam

mendidik anak. Semakin banyak pengalaman beragama semakin banyak

pola unsur agama dalam pribadi anak. Pada umumnya pendidikan dalam

keluarga bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir

dari pengetahuan mendidik melainkan karena secara kodrati suasana dan

stuktumya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan.

Situasi pendidikan itu tewujud berkat adanya pergaulan dan hubungan

pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.

(Zakiah Daradjat, 1995: 35)

Mendidik anak tidak bisa hanya dilaksanakan oleh satu orang aspek

saja. Mendidik harus menyeluruh meliputi jasmaniah, rohaniah, akal, kasih

sayang dan ilmu pengetahuan. Sebagaimana Zakiah Daradjat

mengemukakan bahwa “ apabila pendidikan agama itu tidak diberikan pada

anak sejak kecil maka sukarlah baginya untuk menerimanya nanti kalau ia

dewasa karena dalam kepribadiannya yang terbentuk sejak kecil itu tidak

terdapat unsur-unsur agama. (1991 : 128)

(38)

rohani anak didik agar menjadi manusia yang berkepribadian utama dan

sempurna serta mengamalkan ajaran agama sebagai pandangan hidup,

adapun yang dimaksud dengan kepribadian utama adalah kepribadian yang

tumbuh dalam diri yang membentuk anak didik menjadi insan kamil dengan

pola takwa sehingga diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berguna

bagi diri, masyarakat, bangsa dan Negara, mengamalkan ajaran agama Islam

dalam kehidupan sehari-harinya.

Dalam Islam penyemaian rasa agama dimulai sejak anak dalam

kandungan, ketika anak lahir dibisikkan kalimah adzan dan iqomah, orang

tua memenuhi kebutuhan makan dan minum dengan rezeki yang halal,

ketika anak mulai tumbuh besar ia akan menyerap apa yang dilihatnya, apa

yang didengarnya, segala tingkah laku keluarganya akan keliru. Pengalaman

agama anak ketika kecil merupakan pendidikan agama yang paling mendasar

pada jiw a anak.

Nabi Muhammad mengajarkan bahwa penanaman keagamaan yang

berinti pada keimanan pada dasarnya dilakukan orang tua dengan

pembiasaan dan peneladanan. Orang tua menjadi panutan bagi anak-

anaknya. Anak yang sejak kecil sudah dibiasakan dilatih dengan pendidikan

agama akan tumbuh keimanan dalam dirinya, sebaliknya jika anak tidak

mendapatkan pendidikan, latihan dan pembiasaan keagamaan waktu kecil ia

akan besar dengan sikap tidak acuh atau anti agama. Kualitas hubungan

(39)

yang dianut orang tuanya tetapi sebaliknya jika anak hidup tanpa kasih

sayang, maka ia akan jauh dari apa yang diharapkan orang tua. Rasa

keagamaan yang ditanamkan dan dibiasakan sejak kecil pada diri anak akan

menjadi fondasi untuk pendidikan selanjutnya, selain itu keimanan sangat

diperlukan oleh anak untuk menjadi landasan dalam pembentukan akhlak

mulia. Keimanan diperlukan agar akhlak anak terutama anak remaja tidak

merosot, keberimanan diperlukan agar anak-anak mampu hidup mandiri,

tenteram dan konstruktif pada zaman global nanti. Jadi pendidikan agama

didalam keluarga sangat perlu, karena keluarga merupakan satu-satunya

institusi pendidikan yang mampu melakukan pendidikan keberimanan bagi

anak-anaknya. Melakukan pendidikan agama dalam keluarga berarti ikut

menyelamatkan masa depan generasi muda yang akan menjadi tulang

punggung bangsa dan Negara.

B. Ketaatan anak dalam beribadah

1. Pengertian ketaatan anak dalam beribadah

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ketaatan berasal dari kata

taat yang artinya senantiasa tunduk (kepada Tuhan, pemerintah).

(Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 1042) Taat berarti juga patuh

kepada ajaran Islam, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-

Nya.

Ibadah adalah perubahan untuk menyatakan bakti kepada Allah

(40)

Sedangkan menurut ahli fiqh, ibadah adalah apa yang dikerjakan

untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT dan mengharapkan pahala di

akhirat. (Zakiah Daradjat, 1995:3)

Pembinaan ketaatan beribadah pada anak dimulai dari dalam

keluarga, anak dilatih, dididik untuk menjalankan ibadah dengan pola

pembiasaan dan peneladanan.

2. Faktor - faktor yang mempengaruhi ketaatan beribadah anak.

Anak adalah karunia dan amanat yang diberikan Allah SWT kepada

hambaNya. Sebagai sebuah karunia, kedatangan anak sebagai buah hati

harus disyukuri. Orang tua yang mendapat amanat memiliki keharusan untuk

menjaga amanat itu dengan penuh tanggung jawab dengan cara

mengantarkan buah hatinya untuk mengenal Allah, karena semua amanat

yang diberikan itu akan dimintai pertanggungjawaban. Selain itu orang tua

juga memiliki kewajiban untuk mendidik dan mengantarkan anaknya

menjadi insan yang saleh, berilmu, beriman, berakhlak dan bertaqwa.

Faktor yang mempengaruhi ketaatan anak dalam beribadah ada dua

yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada

pada diri anak dan sudah melekat pada sanubari anak. Faktor intern yang ada

dalam diri anak misalnya selektivitas diri, daya pilih diri, minat dan

perhatian anak.

Menurut Jalaludin rahmat faktor intern ada dua yaitu :

(41)

Adanya warisan biologis sampai muncul aliran baru memandang segala

kegiatan termasuk agama, budaya, moral dari struktur biologis,

b. Faktor sosio psikologis

Komponen-komponen yang ada dalam sosio psikologis antara lain :

1) Bakat, merupakan suatu kemampuan pembawaan yang potensial

mengacu pada perkembangan kemampuan akademis, ilmiah dan

keahlian dalam berbagai bidang kehidupan.

2) Insting, adalah suatu kemampuan berbuat atau bertingkah laku

dengan tanpa melalui proses belajar. Kemampuan insting ini

termasuk kapabilitas yaitu kemampuan berbuat sesuatu tanpa

belajar.

3) Nafsu dan dorongan (drives)

Dalam tasawuf dikenal adanya nafsu lawwamah yang mendorong

kea rah perbuatan tercela dan merendahkan orang lain (egosentris),

nafsu amarah (polemis) yang mendorong kearah perbuatan

merusak, nafsu birahi yang mendorong kea rah perbuatan seksual

dan nafsu mutmainnah (religius) yang mendorong kearah ketaatan

kepada Allah.

4) Karakter /watak manusia

Karakter merupakan kemampuan psikologis yang terbawa dan

terbentuk sejak lahir.

5) Hereditas merupakan faktor dasar yang mengandung ciri psikologis

(42)

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi

ketaatan seseorang yang berasal dari luar dirinya. Yang termasuk faktor

ekstern adalah keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat,

a. Faktor keluarga

Keluarga merupakan kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh

manusia sebagai makhluk sosial yang punya tempat tinggal dan ditandai

oleh keija sama ekonomi, berkembang, mendidik, merawat, melindungi

dan sebagainya. Keluarga adalah institusi terkecil dan peletak dasar

pendidikan bagi anak. Dimulai dari keluargalah seorang anak mengenal

Allah dan agamaNya. Orang tua dalam hal ini berperan sebagai

pendidik, harus mengajarkan kebenaran yang tidak menyimpang dari

ajaran agama. Keluarga terutama orang tua adalah pendidik yang utama

dan pertama dalam hal penanaman keimanan. Disebut sebagai pendidik

pertama karena merekalah yang pertama mendidik anaknya.

Orang tua merupakan bagi anak-anaknya dalam segala aspek

kehidupan. Dalam hal keagamaan pun peran orang tua dan keteladanan

orang tua dapat mempengaruhi perilaku dan keagamaan anak. Perilaku

seseorang akan menjadi tolok ukur sebagai diri seseorang bila

perilakunya baik sehingga akan mencerminkan pribadi yang baik begitu

juga sebaliknya. Dalam hal ini peran serta keluarga sangat penting,

(43)

salat, menjalankan puasa, membayar zakat, menghormati orang lain dan

berperilaku yang baik, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi muslim

yang diharapkan, mau melaksanakan ibadah dengan kesadaran dirinya

bukan karena perasaan takut kepada orang tua.

b. Faktor sekolah dan lingkungan

Sekolah adalah lembaga yang secara khusus mengenai kegiatan

pendidikan. Pada dasarnya tanggung jawab yang dipikulnya merupakan

limpahan dari orang tua dan masyarakat. Sekolah merupakan lemgaba

pendidikan yang melaksanakan pembianaan pendidikan dan pengajaran

dengan sengaja, teratur dan terencana. (Zakiah Daradjat, 1995: 77)

Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan wahana yang

benar-benar memenuhi elemen-elemen institusi secara sempurna yang

tidak terjadi pada lembaga-lembaga pendidikan yang lain. Ketaatan anak

dalam beribadah yang telah terbina dalam keluarga, dilanjutkan lagi

dalam pendidikan agam yang diberikan di sekolah. Guru yang

merupakan pengganti orang tua memikul tanggungjawab untuk

memberikan pendidikan keagamaan. Guru masuk ke dalam kelas

membawa seluruh unsur kepribadiannya, agamanya, akhlak, pemikiran,

sikap dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Guru yang professional

(44)

c. Faktor masyarakat

Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan.

Masyarakat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan

anak terutama para pemimpin masyarakat yang ada di dalamnya.

Seorang pemimpin tentu menghendaki setiap anak dididik menjadi

anggota yang taat dan patuh menjalankan agamanya, menjadi warga

yang baik dan berakhlak mulia. Anak yang dibesarkan dalam

lingkungan masyarakat agamis secara tidak langsung akan tumbuh

menjadi anak yang patuh dan taat menjalankan agama, mematuhi

peraturan dan berbudi pekerti yang baik. Sebaliknya lingkungan yang

tidak kondusif dapat merusak kepribadian anak.

3. Aspek - aspek dalam ketaatan beribadah.

Penulis membagi dua aspek yang berkaitan dengan ketaatan dalam

menjalankan ibadah yaitu aspek ibadah dan aspek akhlak,

a. Aspek ibadah

Aspek ibadah adalah semua yang dilakukan untuk mencapai keridloan

Allah SWT dan mengharapkan imbalan pahala di akhirat kelak. Dalam

pembahasan ini ibadah dibagi menjadi dua yaitu:

(45)

a) Salat

Salat menurut bahasa berarti doa, sedangkan menurut istilah

suatu ibadah yang mengandung perkataan dan perbuatan

tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam.

(Rahmat R dan Zainuddin, 1997 : 87) Menjalankan ibadah salat

berarti mengadakan hubungan langsung dengan sang pencipta

sehingga dengan menjalankan salat dapat mencegah perbuatan

keji dan mungkar. Hal ini bisa diperoleh bila salatnya diresapi

benar - benar dan melekat dalam perbuatan sebagaimana firman

Allah dalam surat Al ankabut ayat 45:

Artinya : dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu

mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar,

b) Puasa

Menurut bahasa arab berarti menahan (imsak). Sedangkan

menurut istilah suatu ibadah yang dierintankan Allah yang

dilaksanakan dengan cara menahan makan dan minum dan

hubungan seksual dari pagi (terbit fajar) sampai sore (terbenam

matahari). (Rahmat R dan Zainuddin, 1997: 151) menjalankan

puasa merupakan kewajiban atas muslim yang sudah baligh dan

(46)

LlS* A . ^oU « .^ssa.Jp \j Xj»\c ^)djjl Llibj

{@5 by & p ^ =»I 3 ^ ^ y,ajl J i -Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu

berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum

kamu agar kamu bertakwa,

c) Zakat

Menurut bahasa zakat berarti pengembangan. Sedangkan

mmenurut istilah bagian tertentu dari harta kekayaan yang

diwajibkan Allah SWT untuk sejumlah orang yang berhak

menerimanya. (Rahmat R dan Zainuddin, 1997: 171)

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 110.

C*J Ij jUj 3j i yO 11 ij-Ck-Jlj

■*' ' ^ ' * * 5 » r ’ "

L*j 4iJl £)i 4)31 d j Jj s

-Artinya : dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan

kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu

akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah

Maha melihat apa-apa yang kamu keijakan.

2) Ibadah ghairu mahdloh

Adalah ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut hubungan

(47)

a) Tadarus Al Qur’an

Al quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada nabi

sebagai petunjuk dan rahmat bagi manusia dalam hidupnya. Al

quran merupakan pedoman hidup bagi umat Islam sehingga

sangat dianjurkan untuk membaca agar mereka mengetahui apa

yang terkandung didalamnya. Hikmah membaca al-qur’an

adalah menghibur perasaan sedih dan sebagai penawar

kegelisahan.

b) Berdoa

Kata-kata doa mempunyai makna tertentu. Berdoa kepada

Allah ialah menyatakan bahwa ia sangat berhajat kepadaya dan

berharap memperoleh sesuatu yang kita kehendaki.

b. Aspek akhlak

Al-Ghazali memberikan pengertian tentang akhlak “Al Khuluq” ( jamak

dari akhlak) ibarat (sifat/keadaan) dari perilaku yang konstan (tetap) dan

meresap dalam jiwa, dari padanya tumbuh perbuatan-perbuatan dengan

wajar dan mudah, tanpa memerllukan pikiran dan pertimbangan.

(Zainuddin, 1991: 102) Membahas tentang akhalk tidak lepas dari

perilaku manusia. Sebab akhlak akan berhubungan dengan tingkah laku

manusia yang tidak lepas dari kecenderungan dari jiwa agama.

(48)

Dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya

dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk kepada Allah sebagai

khaliknya.

2) Akhlak terhadap orang tua

Seorang anak wajib untuk taat dan patuh kepada kedua orang tua,

melaksanakan perintah orang tua yang tidak bertentangan dengan

agama. Berperilaku yang baik kepada orang tua.

3) Akhlak terhadap orang lain

Manusia secara kodrati tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

Dalam hidup bermasyarakat tidak terlepas dari hubungan dengan

orang lain, oleh sebab itu kita harus menghargai, menghormati,

menyayangi orang lain sebagaimana memperlakukan dirinya

sendiri.

C. Pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak

Anak adalah amanat dan karunia Allah yang harus dijaga, dibimbing

dan dibina untuk menjadi generasi penerus yang pandai dan berakhlak mulia.

Anak adalah ibarat intan yang memiliki jiwa suci dan cemerlang. Bila sejak kecil

dididik dan dilatih dengan agama dan budi pekerti yang baik, maka anak akan

tumbuh menjadi generasi yang baik pula. Sebaliknya, bila anak dibiarkan begitu

saja tanpa sentuhan pendidikan baik umum maupun agama maka kelak ia akan

(49)

Pendidikan keagamaan yang paling mendasar merupakan tanggung

jawab orang tua, karena dari orang tualah anak-anak mendapat pendidikan yang

pertama dan utama, orang tua wajib memberikan pendidikan, pengawasan,

pembinaan agama dan akhlak. Pendidikan agama dalam keluarga merupakan

fundamen bagi keagamaan anak yang merupakan landasan terbentuknya akhlak

yang mulia. Orang tua yang senantiasa memberi contoh anak-anaknya tentang

tata cara beribadah, menghormati orang lain dan membiasakan anak untuk

melakukan kegiatan keagamaan seperti melaksanakan salat, puasa, membayar

zakat, infaq dan sadaqah, berperilaku yang baik, secara tidak langsung akan

meningkatkan ketaatan anak dalam menjalankan ibadah. Ketaatan itu tidak

berdasarkan atas rasa takut tetapi berdasarkan keikhlasan dalam hatinya.

Keimanan dan ketaqwaan akan menjadi bekal anak untuk menempuh masa

(50)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SDN 2 Bandunggede

1. Sejarah singkat berdirinya SDN 2 bandunggede

Bahwa usaha mencerdaskan kehidupan bangsa diwujudkan dalam

pendidikan nasional yang pada hakikatnya merupakan tanggung jawab

bersama antara pemerintah dengan seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan

nasional berakar pada kebuudayaan nasional Indonesia, pancasila dan UUD

1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat

bangsa Indonesia mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berkualitas, mandiri sehingga mampu

membangun dirinya dan masyarakat sekeliling serta dapat memenuhi

kebutuhan pembangunan nasional.

Sekolah Dasar Negeri 2 Bandunggede adalah Sekolah Dasar Negeri

yang dibangun pada tahun 1977 di Dusun Bandung Desa Bandunggede,

adapun para peminat sekolah dari berbagai dusun dari desa Bandunggede,

diantaranya masyarakat Jetakan, Wunut, Getas, Bandung dan Beran. Pada

tahun pelajaran 2009/2010 siswa dari SDN 2 Bandunggede mencapai 131

siswa dari 6 kelas yakni dari kelas I - VI . Sedangkan kelas yang penulis

teliti yaitu kelas IV dan V dengan jumlah siswa 37 siswa. SDN 2

Bandunggede telah menunjukkan jati dirinya sebagai Sekolah yang dapat

menghasilkan lulusan yang cukup menggembirakan, hal ini dapat dibuktikan

(51)

Hubungan timbal balik dengan masyarakat sangat baik, hal ini

dibuktikan dengan peminat peserta didik dari tahun ke tahun terus

meningkat.

Akhirnya dari tahun ke tahun sekolah ini menjadi berkembang maju

berkat adanya dorongan dan dukungan masyarakat serta pihak-pihak terkait.

Semakin tahun peminat SD ini semakin bertambah maka sekolah ini

berusaha membangun fasilitas baru untuk mendukung kegiatan pendidikan.

Kepemimpinan sekolah atau kepala sekolah telah mengalami beberapa

pergantian periodisasi kepemimpinan. Berikut ini penulis memaparkan

(52)

Sambungan. . . .

9. 2 0 0 7 -2 0 1 0 Ruaedi

10. 2010 - sekarang Dwi Poerwanto

Berdirinya SD Negeri 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten

Temanggung telah mendapat pengakuan dari Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan yang sekarang berubah menjadi Dinas Pendidikan dengan

status negeri berdasarkan SK 421.2/262/11 Maret 1982.

2. Lokasi dan fasilitas

a. Lokasi/letak Geografi

SD Negeri 2 Bandunggede terletak di desa Bandunggede

Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. SD ini merupakan SD

Negeri 2 Bandunggede terletak di desa Bandunggede Kecamatan Kedu

Kabupaten Temanggung. SD ini memiliki letak yang cukup strategis

karena terletak di tengah dusun Bandung desa Bandunggede, yang

menuju ke dusun jetakan, Wunut, Beran dan Getas.

b. Fasilitas

Fasilitas merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan

dalam belajar, sehingga keberadaannya sangat diperlukan sekali. Sesuai

yang diketahui penulis melalui pengamatan secara langsung terhadap

fasilitas belajar yang tersedia di SD Negeri 2 Bandunggede Kedu dapat

dijelaskan sebagai berikut:

(53)

Halaman : 294 m2

Ruang kelas : 6 ruang

Perpustakaan : 1 ruang

Ruang UKS : 1 ruang

Ruang kepala sekolah : 1 ruang

(54)

3. Keadaan guru

Guru merupakan sosok yang berperan dalam pendidikan dan

pengajaran di sekolah, keberadaan guru sangat penting dalam memajukan

pendidikan. Jumlah guru pada SD Negeri 2 Bandunggede pada tahun

pelajaran 2009-2010 adalah 11 orang, yang terdiri dari 10 orang sebagai

guru dan 1 orang sebagai kepala sekolah. Untuk lebih jelasnya penulis akan

memaparkan secara rinci yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

TABEL II

DAFTAR NAMA GURU DAN PEMBAGIAN TUGAS MENGAJAR

SD NEGERI 2 BANDUNGGEDE

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

No Nama NIP Bidang

pengajaran 1. Dwi Poerwanto, S.Pd 19581225 198304 1 004 Guna Bhs Jawa

2. Tulusmi, S.Pd SD 19611121 198304 2 006 Guru Kelas I

3. Sufyan 19560715 198405 1 003 Guru PAI

4. Umini 19620201 198608 2 002 Guru Kelas III

5. Sri Wahyuningsih, S.Pd 19720815 199303 2 004 Guru Kelas V

6. Prihatiningsih 19671228 200501 2 005 Guru Kelas VI

7. Nurul Faozan 19700426 200701 1 011 Guru IV

8. Tri Setyaningsih 19760725 201001 2 010 Guru II

9. Tri Apriyanto - Guru

10. Wahyu Trisepti - Guru Bhs Inggris

(55)

Keterangan tabel:

-PNS : 8 orang

-GTT : 3 orang

Agar lebih jelas tentang jabatan fungsional guru, dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

TABEL III

DATA NAMA GURU DAN JABATAN FUNGSIONAL GURU

TAHUN 2009

No Nama Jabatan Fungsional

1. Dwi Poerwanto, S.Pd Kepala Sekolah

2. Tulusmi, S.Pd SD Wakil Kepala sekolah

3. Umini Bendahara

4. Sri Wahyuningsih, S.Pd Sekertaris

5. Sufyan Guru

6. Prihatiningsih Guru

7. Nurul Faozan Guru

8. Tri Setyaningsih Guru

9. Tri Apriyanto Guru

10. Wahyu Trisepti Guru

(56)

4. Keadaan siswa

Mengenai keadaan siswa SD Negeri 2 Bandunggede dapat dilihat

pada tabel berikut:

TABEL IV

KEADAAN SISWA SD N 2 BANDUNGGEDE

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Kegiatan siswa SDN 2 Bandunggede dapat diklasifikasikan menjadi

dua yaitu kegiatan kokurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler. Adapun

kegiatan siswa yang bersifat kokurikuler diantaranya adalah:

Kegiatan belajar mengajar siswa pada jam pelajaran

Amal j ariyah setiap hari j um ’ at

(57)

Selanjutnya adalah kegiatan siswa yang bersifat ekstra kulikuler, yaitu

kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar jam pelajaran sekolah yaitu:

Kegiatan pramuka setiap hari sabtu

Kegiatan kesenian menari dilaksanakan setiap hari selasa

Kegiatan keagamaan (murotal) dilaksanakan setiap hari kamis

6. Struktur organisasi sekolah

Sekolah merupakan lembaga tempat berlangsungnya kegiatan

pendidikan. Pihak-pihak yang berperan dalam kegiatan belajar mengajar

antara lain guru, kepala sekolah, komite sekolah, siswa, pemerintah dalam

hal ini Dinas Pendidikan, karyawan sekolah dan sarana prasarana yang

memadai dan menunjang kegiatan pendidikan. Sekolah tentunya memiliki

struktur organisasi, untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan struktur

(58)

a. Struktur Organisasi SD Negeri 2 Bandunggede

TABEL V

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

(59)

b. Struktur Organisasi Komite Sekolah

TABEL VI

(60)

B. Penyajian Data

1. Data tentang Pendidikan Agama dalam Keluarga

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara pendidikan agama

dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak, penulis menggunakan

angket. Adapun angket mengenai pendidikan agama dalam keluarga terdiri

dari 10 item dan 10 item untuk ketaatan beribadah anak, yang masing-

masing item adalah alternative jawaban a, b, c dan d adapun daftar angket

dapat dilihat pada lampiran.

Berikut ini disajikan daftar nama sebagai responden sebagai peserta

didik di SDN 2 Bandunggede Kecamatan Kedu kabupaten Temanggung.

Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama siswa yang

dijadikan obyek penelitian. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam

(61)

Sambungan. . .

24. Wiwid Taning R V Bandunggede

25. Zidna k V Bandunggede

26. Zanida Nurul R V Bandunggede

27. Nova Zuniatno V Bandunggede

28. Muhamad Fadli V Bandunggede

29. Pv.oziq Farhan v Bandunggede

(62)

30. Alisya F V Bandunggede

32. AsrulM V Bandunggede

32. Evi Anggraeni V Bandunggede

33. Fitiyah V Bandunggede

34. HeruP V Bandunggede

35. Kardita V Bandunggede

36. Mely Wahyuningsih V Bandunggede

37. Astuti V Bandunggede

Selanjutnya akan disajikan hasil jawaban dari angket yang dibagikan kepada 37 peserta didik yang berisi 10 item soal dan masing- masing soal diberi 4 alternatif jawaban. Yang masing-masing alternatif jawaban diberi bobot nilai, yang dapat dilihat pada tabel VIII berikut ini.

(63)
(64)
(65)

Jawaban C dengan nilai 2 Jawaban D dengan nilai 1

b. Menentukan jumlah nilai dengan menjumlah keseluruhan nilai yang diperoleh

c. Mencari lebar interval dengan cara: 1) Mencari Ba (nilai batas atas) yaitu 33 2) Mencari Bb (nilai batas bawah) yaitu 19 3) Menentukan intervalnya dengan rumus

(Ba — Bb) + 1 ( 3 3 - 1 9 ) + ! 15 r jml. interval 3 3 Jadi lebar intervalnya adalah 5

d. Mengklasifikasikan pendidikan agama dalam keluarga dengan pedoman lebar interval, sehingga dapat diketahui:

1) 2 9 -3 3 adalah nilai dalam kategori tinggi ( A ) 2) 24 - 28 adalah nilai dalam kategori sedang ( B ) 3) 19-23 adalah nilai dalam kategori rendah ( C ) Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel IX

(66)
(67)
(68)
(69)
(70)

a. Menentukan nilai dengan mengalikan frekuensi jawaban dengan bobot

n ila i:

Jawaban A dengan nilai 4 Jawaban B dengan nilai 3

Jawaban C dengan nilai 2

Jawaban D dengan nilai 1

b. Menentukan jumlah nilai dengan menjumlah keseluruhan nilai yang diperoleh

c. Mencari lebar interval dengan cara:

1) Mencari Ba (nilai batas atas) yaitu 34

2) Mencari Bb (nilai batas bawah) yaitu 21

3) Menentukan intervalnya dengan rumus

(Ba - Bb) + 1 (3 4 - 21) + 1 14

_ _ — --- — = --- ---= — = 4,6 « 5

jml. interval 3 3

Jadi lebar intervalnya adalah 5

d. Mengklasifikasikan ketaatan beribadah anak dengan pedoman lebar

interval sehingga dapat diketahui;

1) 3 1 - 3 5 adalah nilai dalam kategori tinggi ( A )

2) 26 - 30 adalah nilai dalam kategori sedang ( B )

3) 2 1 - 2 5 adalah nilai dalam kategori rendah ( C )

(71)
(72)
(73)

Berdasarkan tabel di atas kategori yang diperoleh dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

(74)

ANALISIS DATA

Pada bab ini penulis akan mengadakan analisis tentang data yang terkumpul

sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu:

1. Untuk mengetahui pendidikan agama dalam keluarga para siswa SDN 2

Bandunggede Kecamatan Kedu.

2. Untuk mengetahui ketaatan beribadah siswa SDN 2 Bandunggede Kecamatan

Kedu.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan agama dalam keluarga

terhadap ketaatan beribadah anak.

Berdasarkan tiga tujuan penelitian ini penulis akan mengklasifikasikan

analisis data dengan tiga analisis yaitu:

1. Analisis pertama yaitu: untuk mencari jawaban tentang pendidikan agama dalam

keluarga

2. Analisis kedua yaitu: untuk mencari jawaban tentang ketaatan beribadah anak.

3. Analisis ketiga yaitu: penulis bermaksud mencari jawaban tentang pengaruh

pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak.

Dalam analisis data ini, analisa pertama dan kedua menggunakan rumus

prosentase yaitu:

P = ■■■7X100% N

(75)

Keterangan P = persentase f = frekuensi N = jumlah responden

Sedangkan untuk menganalisis tujuan yang ketiga, penulis menggunakan statistik Chi-kuadrat yaitu menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

y 2 _ T v ° - m 2 x L f h

X 2 - lambang chi kwadrat f0 = frekuensi yang diperoleh fh = frekeuensi yang diharapkan

A. Analisis tentang Pendidikan Agama dalam Keluarga

(76)

FREKUENSI PROSENTASE PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TABEL XII

No Kategori Interval Frekuensi Prosentase

1. Tinggi 3 0 - 3 4 8 21,6 %

2. Sedang 2 5 - 2 9 20 5 4 %

3. Rendah 2 0 - 2 4 9 24,4 %

Jumlah 37 100%

Keterangan:

Bertolak dari tabel frekuensi di atas, penulis dapat mengetahui bahwa tingkat

pendidikan agama dalam keluarga mempunyai tiga kategori dan prosentase yang

berbeda, diantaranya ialah kategori tinggi mempunyai prosentase 21,6 % kategori

sedang mempunyai prosentase 54 %, kategori rendah mempunyai prosentase

24,4 %.

B. Analisis tentang Ketaatan Beribadah anak

Pada bagian analisis yang pertama ini, penulis sajikan beberapa tabel

yang diperlukan untuk mengetahui prosentase dari tujuan kedua yaitu untuk

mengetahui tingkat ketaatan beribadah para siswa SDN 2 Bandunggede dengan

(77)

FREKUENSI PROSENTASE KETAATAN BERIBADAH

• 24.4 % dalam kategori tinggi

• 59.4 % dalam kategori sedang

• 16,2 % dalam kategori rendah

C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Ketaatan Beribadah Anak

Analisis mengenai pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap

ketaatan beribadah siswa SDN 2 Bandunggede. Adapun teknik analisa yang

penulis gunakan adalah analisa Chi-kuadrat:

X2 = Z

( fo - f h')2

(78)

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Menyusun tabel persiapan

TABEL XIV

DATA TENTANG PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DAN KETAATAN BERIBADAH ANAK

No Subyek

Pendidikan agama dalam keluarga Ketaatan beribadah Jml. Nilai Kategori Jml. Nilai Kategori

(79)
(80)

2. Membuat tabel frekuensi yang diperoleh ( f0)

TABEL XV

TABEL FREKUENSI YANG DIPEROLEH ( f0)

No Pendidikan agama

3. Membuat tabel frekuensi yang diharapkan ( fh)

Frekuensi harapan diperoleh dengan rumus:

jum lah baris . , , , ,

f h = :— —--- x jum lah kolom jumlah sem ua

TABEL XVI

TABEL FREKUENSI YANG DIHARAPKAN ( fh )

(81)

Menentukan derajat kebebasan dengan ketentuan:

derajat kebebasan (db) = (Baris-l)(kolom-l)

= (3-l)(3-l)

= 2 x 2

= 4

Menentukan taraf signifikansi (a ) = 0,05

4. Membuat tabel kerja untuk mencari Chi-kuadrat dari frekuensi yang

diperoleh (f0) dan frekuensi yang diharapkan (4) dari jumlah subyek yang

terdiri dari 37 responden.

TABEL XVII

TABEL KERJA UNTUK MENCARI CHI-KUADRAT BAHAN f0 DAN fh

Tinggi 6 1,95 4,05 16,4 8,41

Tinggi Sedang 2 4,75 -2,75 7,56 1,59

Rendah 0 1,3 -1,3 1,69 1,3

Jumlah 8 8 11,3

Tinggi 3 4,86 -1,86 3,45 0,71

Sedang Sedang 14 11,89 2,11 4,45 0,37

Rendah 3 3,25 -0,25 0,06 0,01

Jumlah 20 20 1,09

Tinggi 0 2,19 -2,19 4,79 2,19

Rendah Sedang 6 5,36 0,64 0,4 0,07

Rendah 3 1,45 1,55 2,4 1,65

Jumlah 9 9 3,91

(82)

Dari analisa yang dihasilkan menunjukkan bahwa nilai Chi-kuadrat empiris

dari total keseluruhan adalah 16,3- Nilai Chi-kuadrat empiris yang dihasilkan

dikonsultasikan dengan tabel Chi-kuadrat dengan db = 4 dengan taraf signifikansi

0,05. Diperoleh nilai Chi-Kuadrat batas penolakan sebesar 9,49 dan pada taraf

signifikansi 0,01 sebesar 13,3.

Ternyata nilai Chi-kuadrat empiris (x2 hitung ) = 16,3 lebih besar dari nilai

batas penolakan 0,05 atau 0,01. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan

semakin tinggi pendidikan agama dalam keluarga semakin tinggi pula ketaatan

beribadah anak dapat diterima dengan baik dalam taraf signifikansi 0,01 maupun taraf

(83)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dari hasil perhitungan analisis pertama didapatkan bahwa pendidikan agama

dalam keluarga siswa SDN 2 Bandunggede berada pada kategori sedang, hal

ini dapat dilihat dari hasil penelitian 21,6% responden menjawab kategori

tinggi, 54% kategori sedang, 24,4 % kategori rendah.

2. Ketaatan beribadah siswa SDN 2 Bandunggede berada pada tingkat sedang

sebagaimana hasil penelitian berikut, yaitu : 24,4 % responden menjawab

kategori tinggi, 59,4 % kategori sedang dan 16,2 % kategori rendah.

3. Berdasarkan perhitungan analisis ketiga, didapatkan harga %2 hitung 16,3 dan

X2 tabei 9,49 untuk db = 4 dengan taraf signifikansi 0,05 karena y2 hitung > X2

tabel maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak pada

siswa SDN 2 Bandunggede tahun 2009/2010. Oleh karena itu hipotesis yang

penulis ajukan yaitu ada pengaruh positif antara pendidikan agama dalam

keluarga dengan ketaatan beribadah anak dapat diterima. Artinya semakin

tinggi pendidikan agama dalam keluarga semakin tinggi ketaatan beribadah

(84)

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan tentang

hasil penelitian tersebut maka penulis menyampaikan beberapa saran antara lain :

1. Hendaknya orang tua memberikan perhatian yang lebih terhadap pendidikan

agama bagi anak-anaknya agar anaknya memiliki ketaatan beribadah yang

tinggi.

2. Kepala sekolah dan guru di samping memberikan pendidikan agama yang

sudah menjadi tugasnya, juga mendorong orang tua siswa untuk

(85)

DAFTAR PUSTAKA

U!wan, Abdullah Nashih. 1996. Pendidikan anak m enurut Islam M engembangkan Kepribadian Anak. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Achmadi. 1992. Islam sebagai Paradigma Ilm u Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media bekeijasama dengan IAIN Walisongo press.

Al-Albani, M. Nashiruddin. 2005. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Gema Insani.

Tafsir, Ahmad. 1992. M etodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

MA, Armai Arief. 2002. Pengantar Ilm u dan M etodologi Pendidikan Islam . Jakarta: Ciputat Pers.

Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Agama RI. 1992. A l Quran dan terjemahnya. Semarang: CV Asy-Syiva. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan agama Islam. 1982. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta.

Langgulung, Hasan. 1989. M anusia dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al Husna. Arifin, H. M. 1994. Ilm u Pendidikan Islam . Jakarta: Bumi Aksara.

Rahmat, Jalaludin. tt. P sikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rahman, Jamal Abdur. tt. K iat M endidik Anak menurut Rasululla. Semarang:

Pustaka Adnan.

Miharso, Mantep. 2004. Pendidikan keluarga Qur ’ani. Jakarta: Safiria Insania Press. Zainuddin, & Rahmat R. 1997. Fiah Ibadah. Jakarta: Gaya Media Pratama.

(86)

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research I. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan fak. Psikologi UGM.

____________ 1981. M etodologi Research jilid II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan fak. Psikologi UGM.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Ekajaya.

Zainuddun dkk. 1991. Seluk B eluk Pendidikan dari A l Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara. Daradjat, Zakiah dkk. 1995. Ilm u Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

_________________ 1991. Kesehatan M ental. Jakarta: CV. Haji mas Agung. _________________ 1995. Ilm u Fiqh J ilid I. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf. __________________ 1995. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta:

(87)

Nama

Tempat/Tgl. Lahir

Agama

Nama Ayah

Alamat

Pendidikan

: TriApriyanto

: Temanggung, 24 April 1984

: Islam

: Warjito

: Jetakan RT 01 RW 05 Bandunggede Kedu Temanggung

:1. SD Negeri 2 Bandunggede Tahun 1996

2. SMP Negeri Jumo tahun 1999

3. SMK Doktor Sutomo Temanggung Tahun 2002

4. D II STAINU Temanggung Tahun 2007

5. SI STAIN Salatiga Tahun 2010

(88)

: . m . Q .

8 ^ 7 3

...

: .

PrA

,

..%\XL

.

. z u m v r m ,

.Al-A?

:

.

Pe?^CK

L .

H M i A

l

Aa

U

rq lyr

c

t

Ter.kad#p keja a'h/'s j?enka<Jc,l>

./k

, .S0.

M & jr r /. H # * J .

<plr...

SETIAP KONSULTASI LEMBAR INI HARUS DIBAWA

(89)

Petunjuk pengisian

1. Tulislah nama Anda pada tempat yang tersedia

2. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, d (sesuai pilihan)

3. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai Anda.

Karena itu demi keberhasilan penelitian ini kejujuran Anda kami harapkan.

Identitas R esponden:

1. Nama : ... 2. Kelas : ... 3. Alamat : ...

I. Variabel Pendidikan Agama dalam Keluarga

1. Dari manakah Anda mengetahui tentang adanya Allah ? a. Orang tua

b. Guru mengaji c. Pelajaran di sekolah d. Membaca buku

2. Dari siapakah Anda mengetahui tata cara mengerjakan salat ? a. Orang tua

b. Guru mengaji c. Pelajaran di sekolah d. Membaca buku

3. Bagaimana sikap orang tua Anda jika mengetahui Anda tidak mengerjakan salat wajib ?

a. Marah sekali b. Marah

(90)

b. Hanya mengajak c. Jarang mengajak d. Acuh tak acuh

5. Bagaimana sikap orang tua anda jika mengetahui saudara berbohong ? a. Menegur dan menasehati

7. Bagaimana sikap orang tua anda jika ada pengemis datang ke rumah ? a. Memberinya uang/makanan

b. Menyuruhnya minta pada orang lain c. Menyuruhnya pergi

d. Membiarkan saja

8. Apakah orang tua anda mengajarkan bahwa zakat fitrah adalah kewajiban

bagi seorang muslim?

a. Orang tua saya mengajari dan memberi contoh membayar zakat fitrah b. Saya mengetahui dari ustadz di tempat mengaji

c. Tidak, saya mengetahui dari guru di sekolah d. Saya mengetahui dari membaca buku

(91)

10. Jika di lingkungan anda ada kerja bakti apa yang dilakukan oleh orang anda?

a. Datang dan ikut keija bakti b. Datang bila diundang c. T idak berminat datang d. Pura - pura tidak tahu

II. Variabel Ketaatan Beribadah

1. Jamaah salat apa yang paling berat dilakukan Anda ? a. Salat subuh

b. Salat magrib c. Salat isya’

d. Saya jarang salat berjamaah

2. Pukul berapa Anda mengerjakan salat subuh ? a. Sebelum pukul 5 pagi

b. Antara pukul 05.00 - 05.30 c. Antara pukul 05.30 - 06.00 d. Setelah pukul 06.00

3. Apakah Anda melaksanakan salat fardu sehari semalam lima waktu ? a. Ya, saya melaksanakan salat lima waktu

b. Kadang-kadang ada yang tidak sayakeijakan c. Saya jarang melaksanakan salat fardu d. Saya tidak pemah melaksanakan salat fardu 4. Apakah Anda berdoa setelah melaksanakan salat ?

(92)

c. Biasa saja d. Susah

6. Apa yang Anda lakukan ketika memiliki rezeki berlebih ?

a. Mengeluarkan untuk sadaqah dan infak b. Disimpan saja

c. Buat jajan

d. Dibagi - bagi kepada teman

7. Mengapa Anda mengeluarkan zakat dan infaq ? a. Untuk membantu sesama

b. Anjuran guru c. Anjuran guru mengaji d. Untuk mendapat pujian

8. Bagaimana sikap Anda jika bertemu bapak/ibu guru di jalan?

a. Mengucapkan salam b. Tersenyum c. Diam saja

d. Pura - pura tidak melihat

9. Bagaimana sikap Anda jika disuruh orang tua maupun bapak/ibu guru ? a. Segera melaksanakan

b. Menyuruh orang lain c. Tidak melaksanakan d. Pura-pura tidak tahu

10. Apabila ada teman yang sedang kesulitan, apa yang Anda lakukan ? a. Membantuanya

b. Menolong sesuai kemampuan kita c. Diam saja

Gambar

TABEL IDATA PERIODISASI KEPEMIMPINAN
TABEL IIDAFTAR NAMA GURU DAN PEMBAGIAN TUGAS MENGAJAR
TABEL IIIDATA NAMA GURU DAN JABATAN FUNGSIONAL GURU
TABEL IVKEADAAN SISWA SD N 2 BANDUNGGEDE
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat/Pembanding diajukan oleh ahli waris yang mengaku mempunyai hak terhadap obyek yang berupa tanah seluas 150 m2 atas nama pemegang hak

Meningkatnya kesadaran hukum dan hak dari masyarakat, perlu direspon dengan meningkatkan perhatian para dokter terhadap etika kedokteran dalam menjalankan profesinya, agar terhindar

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul: “Perencanaan

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi intelektual dari penelitian saya dengan judul “ANALISIS KINERJA DIFFUSORBER DEKORATIF BERLAPIS SERBUK SABUT KELAPA DENGAN PENAMBAHAN

Dengan pertimbangan bahwa al-Quran, yang terdiri dari rangkaian huruf- huruf arab serta tersusun dalam untaian kata-kata dan kalimat, merupakan media tempat carut- marutnya

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

Sejauh pengamatan peneliti, penelitian mengenai perbedaan adversity quotient pada mahasiswa yang mengikuti Objective Structured Clinical Skills (OSCE) berdasarkan motivasi

Berdasarkan model genangan banjir rob yang ditunjukkan pada Gambar 14, hampir seluruh kelurahan di Kecamatan Semarang Utara terkena dampak dari banjir rob, yang