KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 /ebside : http://www.stainsalatiga.ac,id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
Dra. Siti Zumrotun, M. Ag
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara:
Nama : Tri Apriyanto
NIM : 114 08 273
Jurusan/Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM
KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK DI SDN 2 BANDUNGGEDE KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosyah.
http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara TRI APRIYANTO dengan Nomor Induk Maha si s v a 11408273 yang
berjudul PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK DI SD NEGERI 2
BANDUNGGEDE KECAMAT/vN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.).
Salatiga, 18 Syawal 1431 25 September 2010 NIP. 19680812 199403 2003
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Tri Apriyanto
NIM : 11408273
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Ekstensi
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah,
Salatiga, 31 Juli 2010
Penulis
TRI APRIYANTO N IM : 11408273
• ^ dU-- ,) a dill- y
Dengan rasa syukur kehadirat Ulahi Rabby, dan dengan kerendahan hati ku persembahkan karya kecil ini untuk
♦> Bapak dan ibu yang selalu memberiku dorongan dan do’a restu ♦> Istriku tercinta yang selalu setia mendampingi
❖ Kakak dan adik-adikku yang selalu memberi dukungan
SD NEGERI 2 BANDUNGGEDE
Alamat: Bandung, Bandunggede Kec. Kedu Kab. Temanggung Kode Pos 56252
SURAT KETERANGAN No. : 800/ /VI/2010
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Dasar Negeri 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung, menerangkan bahwa:
Nama : Tri Apriyanto
Nim : 11408273
Mahasiswa : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Jurusan : Tarbiyah
Program : SI Ekstensi
Untuk keperluan pembuatan skripsi yang beijudul “PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK“, mahasiswa tersebut di atas benar-benar telah melaksanakan /mengadakan penelitian guna mencari data yang diperlukan pada SD kami selama 1 bulan lebih 15 hari mulai tanggal 1 April sampai 15 Juni 2010 dengan baik.
Demikian surat keterangan kami buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana semestinya.
nggede, 15 Juni 2010 2 Bandunggede
NIP .19581225 198304 1 004
TRI APRIYANTO. 2010. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Ketaatan Beribadah Anak di SD Negeri 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga.
Kata Kunci: Pendidikan Agama ualam Keluarga dan Ketaatan Beribadah Anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Adakah pengaruh antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini mengggunakan metode observasi, interview, pengumpulan data, menggunakan instrument Kuesioner atau angket untuk menjaring data j 2
-Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada pengaruh positif antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak,. Hal ini dapat dilihat dengan angket pendidikan agama dalam keluarga yang memperoleh kategori tinggi sebanyak 21,6%, kategori sedang sebanyak 54%, kategori rendah sebanyak 24,4%, hasil angket ketaatan beribadah siswa yang memperoleh kategori tingggi sebanyak 24,4%, kategori sedang sebanyak 59,4%, kategori rendah sebanyak 16,2%.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufiq dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
dalam menyusun skripsi. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada nabi agung
Muhammad SAW yang telah mewariskan ilmu pengetahuan kepada manusia.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menghadapi kendala namun
berkat bantuan dan dorongan dari beberapa pihak akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga
2. Drs. Djoko Sutopo selaku ketua Program Ekstensi Program Studi Agama
Islam
3. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M. Ag selaku pembimbing penulisan dalam skripsi ini
4. Seluruh dosen dan karyawan STAIN Salatiga
5. Bapak Dwi Poerwanto, S.Pd. selaku kepala sekolah SDN 2 Bandungede Kedu
beserta stafnya
6. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu
skripsi ini masih banyak kekurangan, maka penulis mohon kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat baik bagi
penulis maupun pembaca.
Salatiga, 31 Juli 2010
Penulis
Tri Apriyanto
HALAMAN JU D U L ... i
D. Hipotesis Penelitian... 5
E. Kegunaan Penelitian... 5
F. Definisi Operasional... 6
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak merupakan salah satu nikmat Allah yang dianugerahkan kepada
orang yang dikehendaki dan tidak diberikan kepada orang yang dikehendaki
pula. Ia adalah anugerah terindah yang diperoleh orang tua sebagai karunia dan
amanat Allah SWT yang dibebankan kepada orang tuanya. Sebagai sebuah
karunia, kehadiran seorang anak sebagai buah hati yang harus disyukuri dan
orang tua yang mendapat amanat seorang anak memiliki keharusan untuk
menjaga amanat itu dengan penuh tanggungjawab karena setiap amanat akan
dimintai pertanggungjawabannya. Selain itu orang tua juga memiliki kewajiban
untuk menjaga, mendidik dan mengantarkannya menjadi insan yang sholeh,
berilmu, beriman, berakhlak, dan bertaqwa.
Imam Al-Ghazali berkata,’’Anak adalah amanat yang dibebankan
kepada orang tuanya. Hatinya yang suci merupakan mutiara yang amat berharga.
Jika ia dibiasakan melakukan kebaikan, lalu diajarkan sesuatu tentang ilmu,
maka ia akan tumbuh sesuai dengan ajaran itu. Ia akan memperoleh kebahagiaan,
baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya jika ia dibiasakan berbuat jahat,
dibiarkan layaknya binatang yang hidup serba bebas, niscaya ia celaka dan
binasa. (Jamal Abdur Rahman, tt: 1)
Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat yang
diciptakan untuk menjadi Kholifah di bumi. Anak terlahir dalam keadaan fitrah
tetapi telah dibekali dengan fu’ad yang senantiasa harus dididik dan
dikembangkan. Ditegaskan dalam firman.Allah surat An-Nahl ayat 78:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran, pengelihatan dan
hati, agar kamu bersyukur”
Dari ayat di atas, jelas bahwa potensi atau sumber daya insani, yang
memungkinkan manusia tumbuh berkembang termasuk pengembang fitrahnya
menuju kesempurnaan hidup dalam arti sesuai dengan tujuan hidupnya sangat
membutuhkan lingkungan keluarga yang dapat membimbing dan
mengarahkannya.
Pendidikan agama yang ditanamkan kepada anak sejak kecil maka anak
akan memiliki mental yang kuat dalam menghadapi setiap masalah dalam
hidupnya. Orang tua harus mengajarkan sesuatu yang baik kepada anaknya
karena ditangan orang tualah arah hidup dari seorang anak. Dalam hal ini
Rosulullah bersabda:
tidaklah dilahirkan melainkan dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang
tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi atau nasrani atau majusi, ...”
(M.Nashiruddin Al-Albani, 2005: 938)
Tidak semua anak yang dengan diberikan bekal pengetahuan agama
menjadi pandai, berakhlak mulia ataupun secara konsisten mampu
mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari karena setiap anak memiliki
keinginan dan kemampuan yang berbeda-beda, maka cara-cara yang digunakan
untuk menyampaikan dan menanamkannya pun juga harus berbeda-beda.
Dengan latar belakang uraian di atas, penulis mengadakan penelitian
C. Tujuan Penelitian
Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pendidikan agama dalam keluarga para siswa SDN 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.
2. Untuk mengetahui ketaatan beribadah anak.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan. (Sutrisno Hadi, 198: 63)
1. Secara praktis
Apabila ternyata ada pengaruh berarti penelitian ini dapat memberikan pemahaman bagi pelaksana pendidikan khususnya orang tua tentang pentingnya pedidikan agama dalam keluarga yang dilakukan dengan baik.
2. Secara teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.
F. Definisi Operasional
2. Pendidikan agama
Dalam kamus bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses,
cara. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 849)
Dalam kamus bahasa Indonesia, agama adalah ajaran, sistem yang
mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 12) Agama adalah
segenap kepercayaan serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang
bertalian dengan kepercayaan itu. Menurut Achmadi agama adalah segala
usaha berupa bimbingan yang lebih khusus ditekankan untuk
t-orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota marasakan adanya pertalian.
Jadi pendidikan agama dalam keluarga adalah bimbingan orang tua terhadap perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani maupun rohani seutuhnya sesuai dengan syariat Islam.
Indikator pendidikan agama dalam keluarga adalah:
a. Mendidik anak tentang aqidah dengan mengenalkan rukun iman b. Mendidik anak tentang fiqh dengan mengajarkan rukun islam c. Mendidik anak untuk berakhlak terpuji
d. Membiasakan anak untuk berdoa dan membaca Al Qur’an 4. Ketaatan
a. Melaksanakan sholat fardu tepat pada waktunya
b. Selalu berzikir setelah melaksanakaan sholat
c. Melaksanakan puasa baik fardu maupun sunah
d. Mengeluarkan infaq, zakat maupun shodaqoh
e. Terbiasa membaca Al Quran
2. Indikator Ketaatan beribadah yang bersifat ghoiru mahdloh:
a. Berperilaku yang baik
b. Taat dan berbakti kepada orang tua dan guru
c. Berlaku jujur, rendah hati, ramah
b. Sampel dan teknik pengambilan sampel
Sebagian individu yang diselidiki disebut sampel atau master.
Besar kecilnya sampel yang diambil tidak ditentukan, tapi semakin
besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diperoleh semakin
baik. Suharsimi Arikunto mengatakan, untuk sekedar ancer-ancer bila
subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
subjeknya besar dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 - 25 % atau
lebih sesuai kemampuan. (Suharsini Arikunto, 1996: 120)
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 siswa, penulis
mengambil 37 reponden atau 28% dari siswa SDN 2 Bandunggede.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai keadaan sekolah dengan cara mengambil dari dokumentasi
yang tersedia di sekolah.
3. Metode Analisis Data
Data-data yang diperoleh dianalisis secara bertahap agar mudah
untuk menginterpretasi. Dari data yang masih bersifat kualitatif, maka
penelitian menggunakan analisis data statistik dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Analisis pendahuluan
Analisis ini digunakan tabel-tabel distribusi frekuensi untuk setiap
variable. Dengan menggunakan rumus:
P = £ * 1 0 0 %
N
Keterangan P = persentase
f = frekuensi
b. Analisis uji hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan cara mengadakan penghitungan lebih lanjut melalui tabel-tabel distribusi dari analisis statistik chi-kwadrat yaitu:
X2 = Ei f ° — fhf h)2
Keterangan: %2 = lambang chi kwadrat fo = frekuensi yang diperoleh fh = frekeuensi yang diharapkan
H. Sistematika penulisan BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama dalam Keluarga
B. Ketaatan Beribadah Anak
C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Ketaatan
Beribadah Anak
BAB III : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
B. Penyajian Data
BAB IV : ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif
B. Pengujian Hipotesis
C. Pembahasan
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Dalam Keluarga
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam
mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan memberikan
peluang kepada seseorang untuk memiliki ilmu pengetahuan, karena dengan
ilmu pengetahuan manusia bisa mencapai kemajuan bagi kehidupannya,
a. Pengertian Pendidikan menurut bahasa
penyempurnaan akhlak budi pekerti. Istilah pendidikan dinisbatkan
dengan at-tarbiyah karena kata itu mencakup empat unsur yaitu :
memelihara pertumbuhan fitrah manusia, mengembangkan potensi
dan kelengkapan manusia yang beraneka macam (terutama akal
budinya), mengarahkan fitrah dan potensi manusia menuju
kesempurnaannya, dan melaksanakan secara bertahap sesuai dengan
perkembangan anak. (Achmadi, 1992:14)
b. Pengertian Pendidikan menurut pendapat para ahli atau secara istilah
adalah sebagai berikut:
• Pendidikan menurut UU RI No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. (UU RI, 2003:4)
• Menurut Ahmad Tafsir
Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya.
Definisi ini mencakup kegiatan pendidikan yang melibatkan guru
maupun yang tidak melibatka guru (pendidik) mencakup
pendidikan formal, maupun non formal serta informal. (1992: 6)
Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa
pendidikan merupakan usaha atau tindakan yang dilakukan baik oleh
pendidik maupun bukan pendidik secara bertahap untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki oleh manusia agar lebih optimal sehingga kelak akan
berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Melalui
pendidikan seseorang akan belajar untuk berpikir dan belajar
mengembangkan seluruh potensi dirinya sehingga ia dapat mandiri,
Menurut Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama islam
bahwa Pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim.
(1982:27)
Menurut Armai Arief bahwa pendidikan Islam adalah sebuah proses
yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya,
beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensnya
sebagai khalifah Allahdi muka bumi, yang berdasarkan kepada ajaran Al-
Qur’an dan sunnah. (2002: 16)
Menurut M. Arifin bahwa pendidikan Islam adalah sistem
pendidikan yang memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin
kehidupannya sesuai dengan cita - cita islam, karena nilai - nilai Islam telah
menjwai dan mewarnai corak kepribadiannya. (1994: 10)
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli,
dapat dirumuskan bahwa pendidikan Islam adalah proses penyampaian
pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui pengajaran,
pembiasaan, bimbingan, pengasuhan dan pengembangan potensinya untuk
al-Qur’an dan kajian secara sosiologi maupun antropologi, fungsi pendidikan Islam ialah:
a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenai jati diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran Ilahi, sehingga tumbuh kreativitas yang benar.
b. Menyucikan diri manusia dari syirik dan berbagai sikap hidup dan perilaku yang dapat mencemari fitrah kemanusiaannya.
c. Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan baik individual maupun sosial. (Achmadi, 1992: 20)
a. Sifat yang bercorak agama dan akhlak
b. Sifat kemenyeluruhnya yang mencakup segala aspek pribadi pelajar dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat.
c. Sifat keseimbangan, kejelasan tidak adanya pertentangan antara unsur- unsur dan cara pelaksanaan.
Jadi pendidikan agama dalam keluarga adalah bimbingan orang tua
melalui pengajaran, pembiasaan, pengasuhan dan pengembangan potensinya
untuk mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.
5. Peran orang tua dalam mendidik anak
a. Orang tua sebagai pendidik
Anak adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada kita
untuk diterima dan dididik semaksimal. Ia memerlukan pemeliharaan
dengan sebaik-baiknya, pemeliharaan sekarang akan dapat kita petik di
kemudian hari. Dengan demikian pula pemeliharaan dengan anak-anak
kita tergantung bagaimana cara mendidiknya. Sebagaimana firman
Allah yang terdapat dalam surat Al-Hasyr ayat 18:
L a i l ! o ! a u!
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Sebagai pendidik, orang tua tidak hanya memberikan bekal
pendidikan ilmu pengetahuan tetapi juga harus membekali anak dengan
pendidikan dan bimbingan keagamaan sebagai dasar kepribadian
mereka.
Anak adalah bunga hidup, anak adalah pewangi rumah tangga
kepadanya tergantung harapan keluarga dikemudian hari dan dialah
ujung cita-cita di dalam setiap kepayahan dalam pergaulan suami istri.
Diantara cara-cara praktis yang patut digunakan oleh keluarga
untuk menanamkan semangat keagamaan pada diri anak-anak adalah
dengan cara berikut:
1) Memberi tauladan yang baik kepada mereka tentang kekuatan iman
kepada Allah dan berpegang dengan ajaran-ajaran agama dalam
bentuknya yang sempurna dalam waktu tertentu.
2) Membiasakan mereka menunaikan syiar-syiar agama semenjak
5) Menggalakkan mereka turut serta dalam aktivitas-aktivitas agama,
dan lain-lain lagi cara-cara lain. (Hasan Langgulung, 1989: 372)
b. Orang tua sebagai pelindung dan pemelihara
Orang tua selain memiliki kekuasaan pendidikan mereka juga
memiliki tugas kekeluargaan yaitu memelihara keselamatan kehidupan
keluarganya baik moril maupun materiil. Orang tua memiliki kewajiban
untuk memberi nafkah kepada anggota keluarganya dengan rejeki yang
halal. Menjaga kesehatan anggota keluarganya dan menjaga serta
memelihara keselamatan keluarganya baik di dunia maupun di akherat.
Sebagaimana firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6:
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
menjadi manusia dewasa yang mandiri dan memiliki rasa tanggung
jawab. Sebagai seorang pemimpin orang tua hendaknya dapat
membimbing dan membiasakan anak untuk senantiasa taat dan patuh
kepada Sang pencipta, Allah SWT. Membimbing ke jalan yang benar
dan di ridhoi Allah SWT.
6. Tugas dan tanggungjawab orang tua
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan. Anak
tempat ia belajar menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Pendidikan yang
ada dalam keluarga mencerminkan latar belakang keluarga itu sendiri. Dari
latar belakang itulah, orang tua harus memikirkan dan memperhatikan tugas
dan tanggungjawabnya sebagai kepala rumah tangga dan juga sebagai
seorang pendidik yang utama dan pertama.
Tugas dan tanggungjawab orang tua selain mendidik anak-anaknya
juga berkewajiban menafkahi (memenuhi kebuutuhan) keluarganya berupa
kebutuhan ekonomi sehari-hari. Oleh karena itu, dari terpenuhinya
kebutuhan yang diperlukan setiap hari, maka pendidikan anak-anak akan
anak-anak tumbuh seiring dengan baik pertumbuhan fisiknya, badan
sehat dan bersemangat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-
Baqarah ayat 233:
C r P jj ^
Artinya : Dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian
kepada Para ibu dengan cara ma'ruf.
Berikut ini adalah beberapa tanggungjawab orang tua dalam
mendidik anak dalam menafkahi keluarganya dan anak-anaknya
sebagaimana yang diungkapkan Abdullah Nashih Ulwan:
1) Kewajiban menafkahi keluarga dan anak
2) Mengikuti aturan yang sehat ketika makan, minum dan tidur agar
semua itu menjadi kebiasaan bagi akhlak anak-anak.
3) Menghindari penyakit menular
4) Kewajiban mengobati penyakit.
5) Menerapkan prinsip “tidak boleh membahayakan (diri sendiri) dan
b. Tanggungjawab intelektual
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan tanggungjawab intlektual
adalah membentuk pemikiran anak dengan sesuatu yang bermanfaat
seperti ilmu-ilmu syariat, kebudayaan ilmiah dan modem, kesadaran
intelektual dan peradaban sehingga anak matang dalam pemikiran dan
sikap ilmiahnya.
Tanggungjawab ini tidak kalah pentingnya dari tanggungjawab
iman, fisik dan moral. Sebagai persiapan pendidikan moral untuk
membentuk akhlak dan kebiasaan. Sedangkan pendidikan intelektual
untuk penyadaran dan pembudayaan. (1990: 54)
c. Tanggungjawab psikis
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan bahwasanya pendidikan
untuk itu kewajiban orang tua adalah menjadi suri teladan yang baik
dalam kehidupan anaknya, karena pendidikan pertama kali sangat
penting dan besar pengaruhnya terhadap jalan kehidupan seseorang.
7. Pentingnya pendidikan agama dalam keluarga
Pendidikan agama merupakan masalah yang sangat penting dalam
mendidik anak. Semakin banyak pengalaman beragama semakin banyak
pola unsur agama dalam pribadi anak. Pada umumnya pendidikan dalam
keluarga bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir
dari pengetahuan mendidik melainkan karena secara kodrati suasana dan
stuktumya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan.
Situasi pendidikan itu tewujud berkat adanya pergaulan dan hubungan
pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
(Zakiah Daradjat, 1995: 35)
Mendidik anak tidak bisa hanya dilaksanakan oleh satu orang aspek
saja. Mendidik harus menyeluruh meliputi jasmaniah, rohaniah, akal, kasih
sayang dan ilmu pengetahuan. Sebagaimana Zakiah Daradjat
mengemukakan bahwa “ apabila pendidikan agama itu tidak diberikan pada
anak sejak kecil maka sukarlah baginya untuk menerimanya nanti kalau ia
dewasa karena dalam kepribadiannya yang terbentuk sejak kecil itu tidak
terdapat unsur-unsur agama. (1991 : 128)
rohani anak didik agar menjadi manusia yang berkepribadian utama dan
sempurna serta mengamalkan ajaran agama sebagai pandangan hidup,
adapun yang dimaksud dengan kepribadian utama adalah kepribadian yang
tumbuh dalam diri yang membentuk anak didik menjadi insan kamil dengan
pola takwa sehingga diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berguna
bagi diri, masyarakat, bangsa dan Negara, mengamalkan ajaran agama Islam
dalam kehidupan sehari-harinya.
Dalam Islam penyemaian rasa agama dimulai sejak anak dalam
kandungan, ketika anak lahir dibisikkan kalimah adzan dan iqomah, orang
tua memenuhi kebutuhan makan dan minum dengan rezeki yang halal,
ketika anak mulai tumbuh besar ia akan menyerap apa yang dilihatnya, apa
yang didengarnya, segala tingkah laku keluarganya akan keliru. Pengalaman
agama anak ketika kecil merupakan pendidikan agama yang paling mendasar
pada jiw a anak.
Nabi Muhammad mengajarkan bahwa penanaman keagamaan yang
berinti pada keimanan pada dasarnya dilakukan orang tua dengan
pembiasaan dan peneladanan. Orang tua menjadi panutan bagi anak-
anaknya. Anak yang sejak kecil sudah dibiasakan dilatih dengan pendidikan
agama akan tumbuh keimanan dalam dirinya, sebaliknya jika anak tidak
mendapatkan pendidikan, latihan dan pembiasaan keagamaan waktu kecil ia
akan besar dengan sikap tidak acuh atau anti agama. Kualitas hubungan
yang dianut orang tuanya tetapi sebaliknya jika anak hidup tanpa kasih
sayang, maka ia akan jauh dari apa yang diharapkan orang tua. Rasa
keagamaan yang ditanamkan dan dibiasakan sejak kecil pada diri anak akan
menjadi fondasi untuk pendidikan selanjutnya, selain itu keimanan sangat
diperlukan oleh anak untuk menjadi landasan dalam pembentukan akhlak
mulia. Keimanan diperlukan agar akhlak anak terutama anak remaja tidak
merosot, keberimanan diperlukan agar anak-anak mampu hidup mandiri,
tenteram dan konstruktif pada zaman global nanti. Jadi pendidikan agama
didalam keluarga sangat perlu, karena keluarga merupakan satu-satunya
institusi pendidikan yang mampu melakukan pendidikan keberimanan bagi
anak-anaknya. Melakukan pendidikan agama dalam keluarga berarti ikut
menyelamatkan masa depan generasi muda yang akan menjadi tulang
punggung bangsa dan Negara.
B. Ketaatan anak dalam beribadah
1. Pengertian ketaatan anak dalam beribadah
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ketaatan berasal dari kata
taat yang artinya senantiasa tunduk (kepada Tuhan, pemerintah).
(Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 1042) Taat berarti juga patuh
kepada ajaran Islam, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya.
Ibadah adalah perubahan untuk menyatakan bakti kepada Allah
Sedangkan menurut ahli fiqh, ibadah adalah apa yang dikerjakan
untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT dan mengharapkan pahala di
akhirat. (Zakiah Daradjat, 1995:3)
Pembinaan ketaatan beribadah pada anak dimulai dari dalam
keluarga, anak dilatih, dididik untuk menjalankan ibadah dengan pola
pembiasaan dan peneladanan.
2. Faktor - faktor yang mempengaruhi ketaatan beribadah anak.
Anak adalah karunia dan amanat yang diberikan Allah SWT kepada
hambaNya. Sebagai sebuah karunia, kedatangan anak sebagai buah hati
harus disyukuri. Orang tua yang mendapat amanat memiliki keharusan untuk
menjaga amanat itu dengan penuh tanggung jawab dengan cara
mengantarkan buah hatinya untuk mengenal Allah, karena semua amanat
yang diberikan itu akan dimintai pertanggungjawaban. Selain itu orang tua
juga memiliki kewajiban untuk mendidik dan mengantarkan anaknya
menjadi insan yang saleh, berilmu, beriman, berakhlak dan bertaqwa.
Faktor yang mempengaruhi ketaatan anak dalam beribadah ada dua
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada
pada diri anak dan sudah melekat pada sanubari anak. Faktor intern yang ada
dalam diri anak misalnya selektivitas diri, daya pilih diri, minat dan
perhatian anak.
Menurut Jalaludin rahmat faktor intern ada dua yaitu :
Adanya warisan biologis sampai muncul aliran baru memandang segala
kegiatan termasuk agama, budaya, moral dari struktur biologis,
b. Faktor sosio psikologis
Komponen-komponen yang ada dalam sosio psikologis antara lain :
1) Bakat, merupakan suatu kemampuan pembawaan yang potensial
mengacu pada perkembangan kemampuan akademis, ilmiah dan
keahlian dalam berbagai bidang kehidupan.
2) Insting, adalah suatu kemampuan berbuat atau bertingkah laku
dengan tanpa melalui proses belajar. Kemampuan insting ini
termasuk kapabilitas yaitu kemampuan berbuat sesuatu tanpa
belajar.
3) Nafsu dan dorongan (drives)
Dalam tasawuf dikenal adanya nafsu lawwamah yang mendorong
kea rah perbuatan tercela dan merendahkan orang lain (egosentris),
nafsu amarah (polemis) yang mendorong kearah perbuatan
merusak, nafsu birahi yang mendorong kea rah perbuatan seksual
dan nafsu mutmainnah (religius) yang mendorong kearah ketaatan
kepada Allah.
4) Karakter /watak manusia
Karakter merupakan kemampuan psikologis yang terbawa dan
terbentuk sejak lahir.
5) Hereditas merupakan faktor dasar yang mengandung ciri psikologis
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi
ketaatan seseorang yang berasal dari luar dirinya. Yang termasuk faktor
ekstern adalah keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat,
a. Faktor keluarga
Keluarga merupakan kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh
manusia sebagai makhluk sosial yang punya tempat tinggal dan ditandai
oleh keija sama ekonomi, berkembang, mendidik, merawat, melindungi
dan sebagainya. Keluarga adalah institusi terkecil dan peletak dasar
pendidikan bagi anak. Dimulai dari keluargalah seorang anak mengenal
Allah dan agamaNya. Orang tua dalam hal ini berperan sebagai
pendidik, harus mengajarkan kebenaran yang tidak menyimpang dari
ajaran agama. Keluarga terutama orang tua adalah pendidik yang utama
dan pertama dalam hal penanaman keimanan. Disebut sebagai pendidik
pertama karena merekalah yang pertama mendidik anaknya.
Orang tua merupakan bagi anak-anaknya dalam segala aspek
kehidupan. Dalam hal keagamaan pun peran orang tua dan keteladanan
orang tua dapat mempengaruhi perilaku dan keagamaan anak. Perilaku
seseorang akan menjadi tolok ukur sebagai diri seseorang bila
perilakunya baik sehingga akan mencerminkan pribadi yang baik begitu
juga sebaliknya. Dalam hal ini peran serta keluarga sangat penting,
salat, menjalankan puasa, membayar zakat, menghormati orang lain dan
berperilaku yang baik, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi muslim
yang diharapkan, mau melaksanakan ibadah dengan kesadaran dirinya
bukan karena perasaan takut kepada orang tua.
b. Faktor sekolah dan lingkungan
Sekolah adalah lembaga yang secara khusus mengenai kegiatan
pendidikan. Pada dasarnya tanggung jawab yang dipikulnya merupakan
limpahan dari orang tua dan masyarakat. Sekolah merupakan lemgaba
pendidikan yang melaksanakan pembianaan pendidikan dan pengajaran
dengan sengaja, teratur dan terencana. (Zakiah Daradjat, 1995: 77)
Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan wahana yang
benar-benar memenuhi elemen-elemen institusi secara sempurna yang
tidak terjadi pada lembaga-lembaga pendidikan yang lain. Ketaatan anak
dalam beribadah yang telah terbina dalam keluarga, dilanjutkan lagi
dalam pendidikan agam yang diberikan di sekolah. Guru yang
merupakan pengganti orang tua memikul tanggungjawab untuk
memberikan pendidikan keagamaan. Guru masuk ke dalam kelas
membawa seluruh unsur kepribadiannya, agamanya, akhlak, pemikiran,
sikap dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Guru yang professional
c. Faktor masyarakat
Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan.
Masyarakat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan
anak terutama para pemimpin masyarakat yang ada di dalamnya.
Seorang pemimpin tentu menghendaki setiap anak dididik menjadi
anggota yang taat dan patuh menjalankan agamanya, menjadi warga
yang baik dan berakhlak mulia. Anak yang dibesarkan dalam
lingkungan masyarakat agamis secara tidak langsung akan tumbuh
menjadi anak yang patuh dan taat menjalankan agama, mematuhi
peraturan dan berbudi pekerti yang baik. Sebaliknya lingkungan yang
tidak kondusif dapat merusak kepribadian anak.
3. Aspek - aspek dalam ketaatan beribadah.
Penulis membagi dua aspek yang berkaitan dengan ketaatan dalam
menjalankan ibadah yaitu aspek ibadah dan aspek akhlak,
a. Aspek ibadah
Aspek ibadah adalah semua yang dilakukan untuk mencapai keridloan
Allah SWT dan mengharapkan imbalan pahala di akhirat kelak. Dalam
pembahasan ini ibadah dibagi menjadi dua yaitu:
a) Salat
Salat menurut bahasa berarti doa, sedangkan menurut istilah
suatu ibadah yang mengandung perkataan dan perbuatan
tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam.
(Rahmat R dan Zainuddin, 1997 : 87) Menjalankan ibadah salat
berarti mengadakan hubungan langsung dengan sang pencipta
sehingga dengan menjalankan salat dapat mencegah perbuatan
keji dan mungkar. Hal ini bisa diperoleh bila salatnya diresapi
benar - benar dan melekat dalam perbuatan sebagaimana firman
Allah dalam surat Al ankabut ayat 45:
Artinya : dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar,
b) Puasa
Menurut bahasa arab berarti menahan (imsak). Sedangkan
menurut istilah suatu ibadah yang dierintankan Allah yang
dilaksanakan dengan cara menahan makan dan minum dan
hubungan seksual dari pagi (terbit fajar) sampai sore (terbenam
matahari). (Rahmat R dan Zainuddin, 1997: 151) menjalankan
puasa merupakan kewajiban atas muslim yang sudah baligh dan
LlS* A . ^oU « .^ssa.Jp \j Xj»\c ^)djjl Llibj
{@5 by & p ^ =»I 3 ^ ^ y,ajl J i -Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa,
c) Zakat
Menurut bahasa zakat berarti pengembangan. Sedangkan
mmenurut istilah bagian tertentu dari harta kekayaan yang
diwajibkan Allah SWT untuk sejumlah orang yang berhak
menerimanya. (Rahmat R dan Zainuddin, 1997: 171)
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 110.
C*J Ij jUj 3j i yO 11 ij-Ck-Jlj
■*' ' ^ ' * * 5 » r ’ "
L*j 4iJl £)i 4)31 d j Jj s
-Artinya : dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan
kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu
akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah
Maha melihat apa-apa yang kamu keijakan.
2) Ibadah ghairu mahdloh
Adalah ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut hubungan
a) Tadarus Al Qur’an
Al quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada nabi
sebagai petunjuk dan rahmat bagi manusia dalam hidupnya. Al
quran merupakan pedoman hidup bagi umat Islam sehingga
sangat dianjurkan untuk membaca agar mereka mengetahui apa
yang terkandung didalamnya. Hikmah membaca al-qur’an
adalah menghibur perasaan sedih dan sebagai penawar
kegelisahan.
b) Berdoa
Kata-kata doa mempunyai makna tertentu. Berdoa kepada
Allah ialah menyatakan bahwa ia sangat berhajat kepadaya dan
berharap memperoleh sesuatu yang kita kehendaki.
b. Aspek akhlak
Al-Ghazali memberikan pengertian tentang akhlak “Al Khuluq” ( jamak
dari akhlak) ibarat (sifat/keadaan) dari perilaku yang konstan (tetap) dan
meresap dalam jiwa, dari padanya tumbuh perbuatan-perbuatan dengan
wajar dan mudah, tanpa memerllukan pikiran dan pertimbangan.
(Zainuddin, 1991: 102) Membahas tentang akhalk tidak lepas dari
perilaku manusia. Sebab akhlak akan berhubungan dengan tingkah laku
manusia yang tidak lepas dari kecenderungan dari jiwa agama.
Dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya
dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk kepada Allah sebagai
khaliknya.
2) Akhlak terhadap orang tua
Seorang anak wajib untuk taat dan patuh kepada kedua orang tua,
melaksanakan perintah orang tua yang tidak bertentangan dengan
agama. Berperilaku yang baik kepada orang tua.
3) Akhlak terhadap orang lain
Manusia secara kodrati tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
Dalam hidup bermasyarakat tidak terlepas dari hubungan dengan
orang lain, oleh sebab itu kita harus menghargai, menghormati,
menyayangi orang lain sebagaimana memperlakukan dirinya
sendiri.
C. Pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak
Anak adalah amanat dan karunia Allah yang harus dijaga, dibimbing
dan dibina untuk menjadi generasi penerus yang pandai dan berakhlak mulia.
Anak adalah ibarat intan yang memiliki jiwa suci dan cemerlang. Bila sejak kecil
dididik dan dilatih dengan agama dan budi pekerti yang baik, maka anak akan
tumbuh menjadi generasi yang baik pula. Sebaliknya, bila anak dibiarkan begitu
saja tanpa sentuhan pendidikan baik umum maupun agama maka kelak ia akan
Pendidikan keagamaan yang paling mendasar merupakan tanggung
jawab orang tua, karena dari orang tualah anak-anak mendapat pendidikan yang
pertama dan utama, orang tua wajib memberikan pendidikan, pengawasan,
pembinaan agama dan akhlak. Pendidikan agama dalam keluarga merupakan
fundamen bagi keagamaan anak yang merupakan landasan terbentuknya akhlak
yang mulia. Orang tua yang senantiasa memberi contoh anak-anaknya tentang
tata cara beribadah, menghormati orang lain dan membiasakan anak untuk
melakukan kegiatan keagamaan seperti melaksanakan salat, puasa, membayar
zakat, infaq dan sadaqah, berperilaku yang baik, secara tidak langsung akan
meningkatkan ketaatan anak dalam menjalankan ibadah. Ketaatan itu tidak
berdasarkan atas rasa takut tetapi berdasarkan keikhlasan dalam hatinya.
Keimanan dan ketaqwaan akan menjadi bekal anak untuk menempuh masa
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SDN 2 Bandunggede
1. Sejarah singkat berdirinya SDN 2 bandunggede
Bahwa usaha mencerdaskan kehidupan bangsa diwujudkan dalam
pendidikan nasional yang pada hakikatnya merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah dengan seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan
nasional berakar pada kebuudayaan nasional Indonesia, pancasila dan UUD
1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat
bangsa Indonesia mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berkualitas, mandiri sehingga mampu
membangun dirinya dan masyarakat sekeliling serta dapat memenuhi
kebutuhan pembangunan nasional.
Sekolah Dasar Negeri 2 Bandunggede adalah Sekolah Dasar Negeri
yang dibangun pada tahun 1977 di Dusun Bandung Desa Bandunggede,
adapun para peminat sekolah dari berbagai dusun dari desa Bandunggede,
diantaranya masyarakat Jetakan, Wunut, Getas, Bandung dan Beran. Pada
tahun pelajaran 2009/2010 siswa dari SDN 2 Bandunggede mencapai 131
siswa dari 6 kelas yakni dari kelas I - VI . Sedangkan kelas yang penulis
teliti yaitu kelas IV dan V dengan jumlah siswa 37 siswa. SDN 2
Bandunggede telah menunjukkan jati dirinya sebagai Sekolah yang dapat
menghasilkan lulusan yang cukup menggembirakan, hal ini dapat dibuktikan
Hubungan timbal balik dengan masyarakat sangat baik, hal ini
dibuktikan dengan peminat peserta didik dari tahun ke tahun terus
meningkat.
Akhirnya dari tahun ke tahun sekolah ini menjadi berkembang maju
berkat adanya dorongan dan dukungan masyarakat serta pihak-pihak terkait.
Semakin tahun peminat SD ini semakin bertambah maka sekolah ini
berusaha membangun fasilitas baru untuk mendukung kegiatan pendidikan.
Kepemimpinan sekolah atau kepala sekolah telah mengalami beberapa
pergantian periodisasi kepemimpinan. Berikut ini penulis memaparkan
Sambungan. . . .
9. 2 0 0 7 -2 0 1 0 Ruaedi
10. 2010 - sekarang Dwi Poerwanto
Berdirinya SD Negeri 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten
Temanggung telah mendapat pengakuan dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan yang sekarang berubah menjadi Dinas Pendidikan dengan
status negeri berdasarkan SK 421.2/262/11 Maret 1982.
2. Lokasi dan fasilitas
a. Lokasi/letak Geografi
SD Negeri 2 Bandunggede terletak di desa Bandunggede
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. SD ini merupakan SD
Negeri 2 Bandunggede terletak di desa Bandunggede Kecamatan Kedu
Kabupaten Temanggung. SD ini memiliki letak yang cukup strategis
karena terletak di tengah dusun Bandung desa Bandunggede, yang
menuju ke dusun jetakan, Wunut, Beran dan Getas.
b. Fasilitas
Fasilitas merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan
dalam belajar, sehingga keberadaannya sangat diperlukan sekali. Sesuai
yang diketahui penulis melalui pengamatan secara langsung terhadap
fasilitas belajar yang tersedia di SD Negeri 2 Bandunggede Kedu dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Halaman : 294 m2
Ruang kelas : 6 ruang
Perpustakaan : 1 ruang
Ruang UKS : 1 ruang
Ruang kepala sekolah : 1 ruang
3. Keadaan guru
Guru merupakan sosok yang berperan dalam pendidikan dan
pengajaran di sekolah, keberadaan guru sangat penting dalam memajukan
pendidikan. Jumlah guru pada SD Negeri 2 Bandunggede pada tahun
pelajaran 2009-2010 adalah 11 orang, yang terdiri dari 10 orang sebagai
guru dan 1 orang sebagai kepala sekolah. Untuk lebih jelasnya penulis akan
memaparkan secara rinci yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL II
DAFTAR NAMA GURU DAN PEMBAGIAN TUGAS MENGAJAR
SD NEGERI 2 BANDUNGGEDE
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
No Nama NIP Bidang
pengajaran 1. Dwi Poerwanto, S.Pd 19581225 198304 1 004 Guna Bhs Jawa
2. Tulusmi, S.Pd SD 19611121 198304 2 006 Guru Kelas I
3. Sufyan 19560715 198405 1 003 Guru PAI
4. Umini 19620201 198608 2 002 Guru Kelas III
5. Sri Wahyuningsih, S.Pd 19720815 199303 2 004 Guru Kelas V
6. Prihatiningsih 19671228 200501 2 005 Guru Kelas VI
7. Nurul Faozan 19700426 200701 1 011 Guru IV
8. Tri Setyaningsih 19760725 201001 2 010 Guru II
9. Tri Apriyanto - Guru
10. Wahyu Trisepti - Guru Bhs Inggris
Keterangan tabel:
-PNS : 8 orang
-GTT : 3 orang
Agar lebih jelas tentang jabatan fungsional guru, dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
TABEL III
DATA NAMA GURU DAN JABATAN FUNGSIONAL GURU
TAHUN 2009
No Nama Jabatan Fungsional
1. Dwi Poerwanto, S.Pd Kepala Sekolah
2. Tulusmi, S.Pd SD Wakil Kepala sekolah
3. Umini Bendahara
4. Sri Wahyuningsih, S.Pd Sekertaris
5. Sufyan Guru
6. Prihatiningsih Guru
7. Nurul Faozan Guru
8. Tri Setyaningsih Guru
9. Tri Apriyanto Guru
10. Wahyu Trisepti Guru
4. Keadaan siswa
Mengenai keadaan siswa SD Negeri 2 Bandunggede dapat dilihat
pada tabel berikut:
TABEL IV
KEADAAN SISWA SD N 2 BANDUNGGEDE
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Kegiatan siswa SDN 2 Bandunggede dapat diklasifikasikan menjadi
dua yaitu kegiatan kokurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler. Adapun
kegiatan siswa yang bersifat kokurikuler diantaranya adalah:
Kegiatan belajar mengajar siswa pada jam pelajaran
Amal j ariyah setiap hari j um ’ at
Selanjutnya adalah kegiatan siswa yang bersifat ekstra kulikuler, yaitu
kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar jam pelajaran sekolah yaitu:
Kegiatan pramuka setiap hari sabtu
Kegiatan kesenian menari dilaksanakan setiap hari selasa
Kegiatan keagamaan (murotal) dilaksanakan setiap hari kamis
6. Struktur organisasi sekolah
Sekolah merupakan lembaga tempat berlangsungnya kegiatan
pendidikan. Pihak-pihak yang berperan dalam kegiatan belajar mengajar
antara lain guru, kepala sekolah, komite sekolah, siswa, pemerintah dalam
hal ini Dinas Pendidikan, karyawan sekolah dan sarana prasarana yang
memadai dan menunjang kegiatan pendidikan. Sekolah tentunya memiliki
struktur organisasi, untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan struktur
a. Struktur Organisasi SD Negeri 2 Bandunggede
TABEL V
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
b. Struktur Organisasi Komite Sekolah
TABEL VI
B. Penyajian Data
1. Data tentang Pendidikan Agama dalam Keluarga
Untuk mengetahui adanya pengaruh antara pendidikan agama
dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak, penulis menggunakan
angket. Adapun angket mengenai pendidikan agama dalam keluarga terdiri
dari 10 item dan 10 item untuk ketaatan beribadah anak, yang masing-
masing item adalah alternative jawaban a, b, c dan d adapun daftar angket
dapat dilihat pada lampiran.
Berikut ini disajikan daftar nama sebagai responden sebagai peserta
didik di SDN 2 Bandunggede Kecamatan Kedu kabupaten Temanggung.
Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama siswa yang
dijadikan obyek penelitian. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam
Sambungan. . .
24. Wiwid Taning R V Bandunggede
25. Zidna k V Bandunggede
26. Zanida Nurul R V Bandunggede
27. Nova Zuniatno V Bandunggede
28. Muhamad Fadli V Bandunggede
29. Pv.oziq Farhan v Bandunggede
30. Alisya F V Bandunggede
32. AsrulM V Bandunggede
32. Evi Anggraeni V Bandunggede
33. Fitiyah V Bandunggede
34. HeruP V Bandunggede
35. Kardita V Bandunggede
36. Mely Wahyuningsih V Bandunggede
37. Astuti V Bandunggede
Selanjutnya akan disajikan hasil jawaban dari angket yang dibagikan kepada 37 peserta didik yang berisi 10 item soal dan masing- masing soal diberi 4 alternatif jawaban. Yang masing-masing alternatif jawaban diberi bobot nilai, yang dapat dilihat pada tabel VIII berikut ini.
Jawaban C dengan nilai 2 Jawaban D dengan nilai 1
b. Menentukan jumlah nilai dengan menjumlah keseluruhan nilai yang diperoleh
c. Mencari lebar interval dengan cara: 1) Mencari Ba (nilai batas atas) yaitu 33 2) Mencari Bb (nilai batas bawah) yaitu 19 3) Menentukan intervalnya dengan rumus
(Ba — Bb) + 1 ( 3 3 - 1 9 ) + ! 15 r jml. interval 3 3 Jadi lebar intervalnya adalah 5
d. Mengklasifikasikan pendidikan agama dalam keluarga dengan pedoman lebar interval, sehingga dapat diketahui:
1) 2 9 -3 3 adalah nilai dalam kategori tinggi ( A ) 2) 24 - 28 adalah nilai dalam kategori sedang ( B ) 3) 19-23 adalah nilai dalam kategori rendah ( C ) Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel IX
a. Menentukan nilai dengan mengalikan frekuensi jawaban dengan bobot
n ila i:
Jawaban A dengan nilai 4 Jawaban B dengan nilai 3
Jawaban C dengan nilai 2
Jawaban D dengan nilai 1
b. Menentukan jumlah nilai dengan menjumlah keseluruhan nilai yang diperoleh
c. Mencari lebar interval dengan cara:
1) Mencari Ba (nilai batas atas) yaitu 34
2) Mencari Bb (nilai batas bawah) yaitu 21
3) Menentukan intervalnya dengan rumus
(Ba - Bb) + 1 (3 4 - 21) + 1 14
_ _ — --- — = --- ---= — = 4,6 « 5
jml. interval 3 3
Jadi lebar intervalnya adalah 5
d. Mengklasifikasikan ketaatan beribadah anak dengan pedoman lebar
interval sehingga dapat diketahui;
1) 3 1 - 3 5 adalah nilai dalam kategori tinggi ( A )
2) 26 - 30 adalah nilai dalam kategori sedang ( B )
3) 2 1 - 2 5 adalah nilai dalam kategori rendah ( C )
Berdasarkan tabel di atas kategori yang diperoleh dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan mengadakan analisis tentang data yang terkumpul
sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu:
1. Untuk mengetahui pendidikan agama dalam keluarga para siswa SDN 2
Bandunggede Kecamatan Kedu.
2. Untuk mengetahui ketaatan beribadah siswa SDN 2 Bandunggede Kecamatan
Kedu.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan agama dalam keluarga
terhadap ketaatan beribadah anak.
Berdasarkan tiga tujuan penelitian ini penulis akan mengklasifikasikan
analisis data dengan tiga analisis yaitu:
1. Analisis pertama yaitu: untuk mencari jawaban tentang pendidikan agama dalam
keluarga
2. Analisis kedua yaitu: untuk mencari jawaban tentang ketaatan beribadah anak.
3. Analisis ketiga yaitu: penulis bermaksud mencari jawaban tentang pengaruh
pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak.
Dalam analisis data ini, analisa pertama dan kedua menggunakan rumus
prosentase yaitu:
P = ■■■7X100% N
Keterangan P = persentase f = frekuensi N = jumlah responden
Sedangkan untuk menganalisis tujuan yang ketiga, penulis menggunakan statistik Chi-kuadrat yaitu menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
y 2 _ T v ° - m 2 x L f h
X 2 - lambang chi kwadrat f0 = frekuensi yang diperoleh fh = frekeuensi yang diharapkan
A. Analisis tentang Pendidikan Agama dalam Keluarga
FREKUENSI PROSENTASE PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TABEL XII
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1. Tinggi 3 0 - 3 4 8 21,6 %
2. Sedang 2 5 - 2 9 20 5 4 %
3. Rendah 2 0 - 2 4 9 24,4 %
Jumlah 37 100%
Keterangan:
Bertolak dari tabel frekuensi di atas, penulis dapat mengetahui bahwa tingkat
pendidikan agama dalam keluarga mempunyai tiga kategori dan prosentase yang
berbeda, diantaranya ialah kategori tinggi mempunyai prosentase 21,6 % kategori
sedang mempunyai prosentase 54 %, kategori rendah mempunyai prosentase
24,4 %.
B. Analisis tentang Ketaatan Beribadah anak
Pada bagian analisis yang pertama ini, penulis sajikan beberapa tabel
yang diperlukan untuk mengetahui prosentase dari tujuan kedua yaitu untuk
mengetahui tingkat ketaatan beribadah para siswa SDN 2 Bandunggede dengan
FREKUENSI PROSENTASE KETAATAN BERIBADAH
• 24.4 % dalam kategori tinggi
• 59.4 % dalam kategori sedang
• 16,2 % dalam kategori rendah
C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Ketaatan Beribadah Anak
Analisis mengenai pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap
ketaatan beribadah siswa SDN 2 Bandunggede. Adapun teknik analisa yang
penulis gunakan adalah analisa Chi-kuadrat:
X2 = Z
( fo - f h')2
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Menyusun tabel persiapan
TABEL XIV
DATA TENTANG PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DAN KETAATAN BERIBADAH ANAK
No Subyek
Pendidikan agama dalam keluarga Ketaatan beribadah Jml. Nilai Kategori Jml. Nilai Kategori
2. Membuat tabel frekuensi yang diperoleh ( f0)
TABEL XV
TABEL FREKUENSI YANG DIPEROLEH ( f0)
No Pendidikan agama
3. Membuat tabel frekuensi yang diharapkan ( fh)
Frekuensi harapan diperoleh dengan rumus:
jum lah baris . , , , ,
f h = :— —--- x jum lah kolom jumlah sem ua
TABEL XVI
TABEL FREKUENSI YANG DIHARAPKAN ( fh )
Menentukan derajat kebebasan dengan ketentuan:
derajat kebebasan (db) = (Baris-l)(kolom-l)
= (3-l)(3-l)
= 2 x 2
= 4
Menentukan taraf signifikansi (a ) = 0,05
4. Membuat tabel kerja untuk mencari Chi-kuadrat dari frekuensi yang
diperoleh (f0) dan frekuensi yang diharapkan (4) dari jumlah subyek yang
terdiri dari 37 responden.
TABEL XVII
TABEL KERJA UNTUK MENCARI CHI-KUADRAT BAHAN f0 DAN fh
Tinggi 6 1,95 4,05 16,4 8,41
Tinggi Sedang 2 4,75 -2,75 7,56 1,59
Rendah 0 1,3 -1,3 1,69 1,3
Jumlah 8 8 11,3
Tinggi 3 4,86 -1,86 3,45 0,71
Sedang Sedang 14 11,89 2,11 4,45 0,37
Rendah 3 3,25 -0,25 0,06 0,01
Jumlah 20 20 1,09
Tinggi 0 2,19 -2,19 4,79 2,19
Rendah Sedang 6 5,36 0,64 0,4 0,07
Rendah 3 1,45 1,55 2,4 1,65
Jumlah 9 9 3,91
Dari analisa yang dihasilkan menunjukkan bahwa nilai Chi-kuadrat empiris
dari total keseluruhan adalah 16,3- Nilai Chi-kuadrat empiris yang dihasilkan
dikonsultasikan dengan tabel Chi-kuadrat dengan db = 4 dengan taraf signifikansi
0,05. Diperoleh nilai Chi-Kuadrat batas penolakan sebesar 9,49 dan pada taraf
signifikansi 0,01 sebesar 13,3.
Ternyata nilai Chi-kuadrat empiris (x2 hitung ) = 16,3 lebih besar dari nilai
batas penolakan 0,05 atau 0,01. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan
semakin tinggi pendidikan agama dalam keluarga semakin tinggi pula ketaatan
beribadah anak dapat diterima dengan baik dalam taraf signifikansi 0,01 maupun taraf
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari hasil perhitungan analisis pertama didapatkan bahwa pendidikan agama
dalam keluarga siswa SDN 2 Bandunggede berada pada kategori sedang, hal
ini dapat dilihat dari hasil penelitian 21,6% responden menjawab kategori
tinggi, 54% kategori sedang, 24,4 % kategori rendah.
2. Ketaatan beribadah siswa SDN 2 Bandunggede berada pada tingkat sedang
sebagaimana hasil penelitian berikut, yaitu : 24,4 % responden menjawab
kategori tinggi, 59,4 % kategori sedang dan 16,2 % kategori rendah.
3. Berdasarkan perhitungan analisis ketiga, didapatkan harga %2 hitung 16,3 dan
X2 tabei 9,49 untuk db = 4 dengan taraf signifikansi 0,05 karena y2 hitung > X2
tabel maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak pada
siswa SDN 2 Bandunggede tahun 2009/2010. Oleh karena itu hipotesis yang
penulis ajukan yaitu ada pengaruh positif antara pendidikan agama dalam
keluarga dengan ketaatan beribadah anak dapat diterima. Artinya semakin
tinggi pendidikan agama dalam keluarga semakin tinggi ketaatan beribadah
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan tentang
hasil penelitian tersebut maka penulis menyampaikan beberapa saran antara lain :
1. Hendaknya orang tua memberikan perhatian yang lebih terhadap pendidikan
agama bagi anak-anaknya agar anaknya memiliki ketaatan beribadah yang
tinggi.
2. Kepala sekolah dan guru di samping memberikan pendidikan agama yang
sudah menjadi tugasnya, juga mendorong orang tua siswa untuk
DAFTAR PUSTAKA
U!wan, Abdullah Nashih. 1996. Pendidikan anak m enurut Islam M engembangkan Kepribadian Anak. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Achmadi. 1992. Islam sebagai Paradigma Ilm u Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media bekeijasama dengan IAIN Walisongo press.
Al-Albani, M. Nashiruddin. 2005. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Gema Insani.
Tafsir, Ahmad. 1992. M etodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
MA, Armai Arief. 2002. Pengantar Ilm u dan M etodologi Pendidikan Islam . Jakarta: Ciputat Pers.
Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Agama RI. 1992. A l Quran dan terjemahnya. Semarang: CV Asy-Syiva. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan agama Islam. 1982. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta.
Langgulung, Hasan. 1989. M anusia dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al Husna. Arifin, H. M. 1994. Ilm u Pendidikan Islam . Jakarta: Bumi Aksara.
Rahmat, Jalaludin. tt. P sikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rahman, Jamal Abdur. tt. K iat M endidik Anak menurut Rasululla. Semarang:
Pustaka Adnan.
Miharso, Mantep. 2004. Pendidikan keluarga Qur ’ani. Jakarta: Safiria Insania Press. Zainuddin, & Rahmat R. 1997. Fiah Ibadah. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research I. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan fak. Psikologi UGM.
____________ 1981. M etodologi Research jilid II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan fak. Psikologi UGM.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Ekajaya.
Zainuddun dkk. 1991. Seluk B eluk Pendidikan dari A l Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara. Daradjat, Zakiah dkk. 1995. Ilm u Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
_________________ 1991. Kesehatan M ental. Jakarta: CV. Haji mas Agung. _________________ 1995. Ilm u Fiqh J ilid I. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf. __________________ 1995. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta:
Nama
Tempat/Tgl. Lahir
Agama
Nama Ayah
Alamat
Pendidikan
: TriApriyanto
: Temanggung, 24 April 1984
: Islam
: Warjito
: Jetakan RT 01 RW 05 Bandunggede Kedu Temanggung
:1. SD Negeri 2 Bandunggede Tahun 1996
2. SMP Negeri Jumo tahun 1999
3. SMK Doktor Sutomo Temanggung Tahun 2002
4. D II STAINU Temanggung Tahun 2007
5. SI STAIN Salatiga Tahun 2010
: . m . Q .
8 ^ 7 3
...: .
PrA
,
..%\XL
.
. z u m v r m ,
.Al-A?
:
.
Pe?^CK
L .
H M i A
l
Aa
U
rq lyr
c
t
Ter.kad#p keja a'h/'s j?enka<Jc,l>
./k
, .S0.
M & jr r /. H # * J .<plr...
SETIAP KONSULTASI LEMBAR INI HARUS DIBAWA
Petunjuk pengisian
1. Tulislah nama Anda pada tempat yang tersedia
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, d (sesuai pilihan)
3. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai Anda.
Karena itu demi keberhasilan penelitian ini kejujuran Anda kami harapkan.
Identitas R esponden:
1. Nama : ... 2. Kelas : ... 3. Alamat : ...
I. Variabel Pendidikan Agama dalam Keluarga
1. Dari manakah Anda mengetahui tentang adanya Allah ? a. Orang tua
b. Guru mengaji c. Pelajaran di sekolah d. Membaca buku
2. Dari siapakah Anda mengetahui tata cara mengerjakan salat ? a. Orang tua
b. Guru mengaji c. Pelajaran di sekolah d. Membaca buku
3. Bagaimana sikap orang tua Anda jika mengetahui Anda tidak mengerjakan salat wajib ?
a. Marah sekali b. Marah
b. Hanya mengajak c. Jarang mengajak d. Acuh tak acuh
5. Bagaimana sikap orang tua anda jika mengetahui saudara berbohong ? a. Menegur dan menasehati
7. Bagaimana sikap orang tua anda jika ada pengemis datang ke rumah ? a. Memberinya uang/makanan
b. Menyuruhnya minta pada orang lain c. Menyuruhnya pergi
d. Membiarkan saja
8. Apakah orang tua anda mengajarkan bahwa zakat fitrah adalah kewajiban
bagi seorang muslim?
a. Orang tua saya mengajari dan memberi contoh membayar zakat fitrah b. Saya mengetahui dari ustadz di tempat mengaji
c. Tidak, saya mengetahui dari guru di sekolah d. Saya mengetahui dari membaca buku
10. Jika di lingkungan anda ada kerja bakti apa yang dilakukan oleh orang anda?
a. Datang dan ikut keija bakti b. Datang bila diundang c. T idak berminat datang d. Pura - pura tidak tahu
II. Variabel Ketaatan Beribadah
1. Jamaah salat apa yang paling berat dilakukan Anda ? a. Salat subuh
b. Salat magrib c. Salat isya’
d. Saya jarang salat berjamaah
2. Pukul berapa Anda mengerjakan salat subuh ? a. Sebelum pukul 5 pagi
b. Antara pukul 05.00 - 05.30 c. Antara pukul 05.30 - 06.00 d. Setelah pukul 06.00
3. Apakah Anda melaksanakan salat fardu sehari semalam lima waktu ? a. Ya, saya melaksanakan salat lima waktu
b. Kadang-kadang ada yang tidak sayakeijakan c. Saya jarang melaksanakan salat fardu d. Saya tidak pemah melaksanakan salat fardu 4. Apakah Anda berdoa setelah melaksanakan salat ?
c. Biasa saja d. Susah
6. Apa yang Anda lakukan ketika memiliki rezeki berlebih ?
a. Mengeluarkan untuk sadaqah dan infak b. Disimpan saja
c. Buat jajan
d. Dibagi - bagi kepada teman
7. Mengapa Anda mengeluarkan zakat dan infaq ? a. Untuk membantu sesama
b. Anjuran guru c. Anjuran guru mengaji d. Untuk mendapat pujian
8. Bagaimana sikap Anda jika bertemu bapak/ibu guru di jalan?
a. Mengucapkan salam b. Tersenyum c. Diam saja
d. Pura - pura tidak melihat
9. Bagaimana sikap Anda jika disuruh orang tua maupun bapak/ibu guru ? a. Segera melaksanakan
b. Menyuruh orang lain c. Tidak melaksanakan d. Pura-pura tidak tahu
10. Apabila ada teman yang sedang kesulitan, apa yang Anda lakukan ? a. Membantuanya
b. Menolong sesuai kemampuan kita c. Diam saja