• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN MELALUI MODEL LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN MELALUI MODEL LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidik"

Copied!
246
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA

DAN HEWAN MELALUI MODEL

LEARNING CYCLE

PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

UMI KAIRUROH

NIM 11511001

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN

MELALUI MODEL

LEARNING CYCLE

PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

UMI KAIRUROH

NIM 11511001

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323422 Salatiga 50721

Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Umi Kairuroh

NIM : 11511001

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : PGMI

Judul Skripsi : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN MELALUI MODEL LEARNING CYCLE

PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

(5)

v

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN

MELALUI MODEL

LEARNING CYCLE

PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

DISUSUN OLEH UMI KAIRUROH NIM : 11511001

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Rasimin, M.Pd. __________________

Sekretaris Penguji : Peni Susapti, M.Si. __________________ Penguji I : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. __________________ Penguji II : Wahidin, S.Pd.I, M.Pd. _______________

Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

NIP: 19670121 199903 1 002

(6)

vi Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Umi Kairuroh

NIM : 11511001

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 20 Agustus 2015 Yang menyatakan,

Umi Kairuroh NIM. 11511001

(7)

vii MOTTO

Hidup bukan hanya untuk menyesali apa yang terjadi, namun hidup akan lebih indah jika kita bisa mengambil dan mempelajari hikmah dari apa yang telah terjadi serta tetap menghargai masa lalu. Adanya masa depan karena kita telah melalui masa lalu. Percayalah Allah selalu bersama kita.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga penelilitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa terlantunkan kepada Nabi Muhammad SAW Sholawat yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti.

Penelitian yang diberi judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia dan Hewan Melalui Model Learning Cycle pada Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016” ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik sarjana pendidikan dalam bidang Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

(9)

ix

bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu membimbing dan memberikan nasehat.

5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, arahan, dan bimbinganya.

6. Ibu Azizah, S.Pd selaku kepala madrasah MI Miftahul Huda yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

7. Ibu Sugiana, S.Pd selaku wali kelas V MI Miftahul Huda yang turut membantu dalam penelitian.

8. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun material.

9. Sahabat–sahabat yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi.

10.Teman–teman PGMI A dan B angkatan 2011 yang senantiasa berjuang bersama-sama dan saling memberikan dukungan.

11.Teman-teman tercinta Konsentrasi IPA, PPL, KKN, HMJ Tarbiyah, Kopma, HMPS PGMI, dan semuanya yang peneliti tidak bisa sebutkan satu persatu. Terimaksih atas ilmu dan kebersamaannya yang akan selalu peneliti rindukan.

12.Tidak lupa seluruh siswa kelas V MI Miftahul Huda yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

Selanjutnya peneliti hanya dapat berdo’a “jazakumullahu khairal jaza’

(10)

x

sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, peneliti hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khususnya.

Salatiga, 7 Agustus 2015 Peneliti

(11)

xi ABSTRAK

Kairuroh, Umi. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia dan Hewan Melalui Model Learning Cycle pada Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 Jurusan PGMI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Pembimbing Peni Susapti, M.Si.

Kata kunci: Hasil Belajar IPA, Model Learning Cycle

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MI memiliki hasil belajar yang rendah, dimana hal ini tidak terlepas dari sistem pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Hal ini berkaitan dengan masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah model learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Tahun Pelajaran 2015/2016?

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I, siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan kelas V Tahun Pelajaran 2015/2016. Melalui model learning cycle adanya peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat dilihat kondisi awal dari hasil pembahasan yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra-siklus sebesar 47,5 atau 20% siswa yang tuntas belajar, pada siklus I meningkat menjadi 76,5% atau 80% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 83,5 atau 100% siswa tuntas. Pada aspek afektif, sebagian besar siswa (70%) kelas V telah mempunyai nilai afektif dengan predikat baik sekali. Pada aspek psikomotorik, sebagian besar siswa atau 60% kelas V telah mempunyai nilai psikomotorik dengan predikat baik. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui model

learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan

(12)

xii DAFTAR ISI

SAMPUL... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Hipotesis ... 8

E. Indikator Keberhasilan... ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

(13)

xiii

H. Metode Penelitian 13

1. Rancangan Penelitian ... 13

2. Subyek Penelitian ... 14

3. Langkah-langkah Penelitian ... 15

4. Instrumen Penelitian ... 16

5. Teknik Pengumpulan Data ... 17

6. Analisis Data ... 18

I. Sistematika Penulisan ... 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 23

A. Hasil Belajar ... 23

1. Belajar ... 23

a. Definisi Belajar... 23

b. Hakikat Belajar... 24

c. Ciri-ciri Belajar... 25

d. Prinsip-prinsip Belajar... 27

e. Proses Belajar di Sekolah ... 28

2. Hasil Belajar ... 31

a. Pengertian Hasil Belajar... . 31

b. Perwujudan Hasil Belajar... . 35

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 36

d. Ragam Evaluasi Hasil Belajar... . 39

(14)

xiv

B. IPA Materi Alat Pernapasan manusia dan Hewan ... 44

1. IPA ... 44

a. Pengertian IPA... 44

b. Hakikat Pembelajaran IPA... 44

c. Karakteristik IPA... 46

d. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 47

e. Ruang Lingkup IPA ... 49

f. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA ... 49

2. Materi Alat Pernapasan Manusi dan hewan ... 51

a. Alat Pernapasan Manusia... 51

b. Alat Pernapasan Hewan... 54

C. Model Learning Cycle... ... 57

1. Pengertian Model Learning Cycle ... 57

2. Tahap Pembelajaran Model Learning Cycle ... 58

3. Penerapan Model Learning Cycle di Kelas ... 61

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Learning Cycle... 64

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 65

A. Gambaran Umum MI Miftahul Huda ... 65

1. Profil MI Miftahul Huda ... 65

2. Sarana dan Prasarana ... 66

3. Visi dan Misi Madrasah ... 67

(15)

xv

B. Subjek Penelitian ... 68

C. Waktu Penelitian ... 69

D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... . 69

1. Deskripsi Pra Siklus ... 70

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 71

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 93

A. Analisis Tiap Siklus ... 93

1. Pra Siklus ... 93

2. Siklus I ... 96

3. Siklus II ... 111

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 122

1. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif ... 122

2. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif ... 125

3. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik ... 127

4. Penilaian Aktivitas Guru ... 129

BAB V PENUTUP ... 130

A. Kesimpulan ... 130

B. Saran-Saran ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 132

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek

Kognitif... 20

Tabel 1.2 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek

Afektif... 20

Tabel 1.3 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek

Psikomotorik... 20

Tabel 2.1 Standar Kompetendi Dan Kompetensi Dasar Mata

Pelajaran IPA Kelas V Semester 1... 49

Tabel 2.2 Penerapan Model Siklus Belajar di Kelas... 61

Tabel 3.1 Daftar Nama Guru MI Miftahul Huda... 68

Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Tahun

2015... 68

Tabel 3.3 Aspek Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru

Siklus I... 76

Tabel 3.4 Aspek Pengamatan Terhadap Aspek Afektif Siswa Siklus

I... 79

(17)

xvii

79

Tabel 3.6 Aspek Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru

Siklus II... 87

Tabel 3.7 Aspek Pengamatan Terhadap Aspek Afektif Siswa Siklus

II... 89

Tabel 3.8 Aspek Pengamatan Terhadap Aspek Psikomotorik Siswa

Siklus II... 90

Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus... 94

Tabel 4.2 Klasifikasi Hasil Siswa Pra Siklus... 95

Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek

Kognitif Siklus I... 97

Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif

Siklus I... 98

Tabel 4.5 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus I... 99

Tabel 4.6 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif

Siklus I... 100

Tabel 4.7 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik

(18)

xviii

Tabel 4.8 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik

Siklus I... 102

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I... 103

Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek

Kognitif Siklus II ... 112

Tabel 4.11 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif

Siklus II... 113

Tabel 4.12 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus II... 114

Tabel 4.13 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif

Siklus II... 115

Tabel 4.14 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik

Siklus II... 116

Tabel 4.15 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus

II... 117

Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II... 118

Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra

Siklus, Siklus I, dan Siklus II... 123

Tabel 4.18 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra

(19)

xix

Tabel 4.19 Rekapitlasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus

I dan Siklus II... 126

Tabel 4.20 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus

I dan Siklus II... 126

Tabel 4.21 Rekapitlasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik

Siklus I dan Siklus II... 127

Tabel 4.22 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik

Siklus I dan Siklus II... 128

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas... 16

Gambar 2.1 Model Learning Cycle... 60

Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus...

94

(20)

xx

Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I...

97

Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif

Siklus I... 98

Gambar 4.5 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif

Siklus I... 100

Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I...

102

Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II...

112

Gambar 4.8 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif

Siklus II... 113

Gambar 4.9 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif

Siklus II... 115

(21)

xxi

Siklus II... 117

Gambar 4.11 Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II...

124

Gambar 4.12 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II...

125

Gambar 4.13 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I dan Siklus II...

127

Gambar 4.14 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek

Psikomotorik Siklus I dan Siklus II...

(22)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 3. Instrumen Observasi Siswa Siklus I

Lampiran 4. Instrumen Observasi Siswa Siklus II Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Siklus I

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Siklus II

Lampiran 9. Lembar Otentik (asli) Hasil Tes Tertulis Siswa Siklus I dan II Lampiran 10. Lembar Otentik (asli) Hasil Tugas Siswa Pada LKS Siklus I Dan II Lampiran 11. Daftar Nilai Siswa

Lampiran 12. Lembar Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 13. Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 14. Dokumentasi

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan bangsa (Silaban, 2003: 3). Pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkapkan gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.

(24)

2

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Sebagaimana bahwa IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga memperolehkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Seperti halnya dalam firman Allah QS. Al-A’raaf ayat 54 :

ًَلَع ٰي َىَتأسا َّنُث ٍماَََّأ ِةَّتِس ٍِف َض أرَ ألْا َو ِتا َواَوَّسلا َقَلَخ ٌِذَّلا ُ َّللَّا ُنُكَّب َر َّىِإ

َّللا ٍِشأغَُ ِش أزَعألا

ٍتا َزَّخَسُه َمىُجُّنلاَو َزَوَقألاَو َسأوَّشلا َو اًثُِثَح ُوُبُلأطََ َراَهَّنلا َلأُ

ٍِوَلاَعألا ُّبَر ُ َّللَّا َكَراَبَت ۗ ُزأهَ ألْا َو ُقألَخألا ُوَل َلََأ ۗ ِه ِزأهَأِب

Artinya : “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan

langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ´Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-A’raaf :

54).

(25)

3

pendidikan IPA yang mengarahkan siswa untuk melakukan penemuan dan berbuat agar membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Sehingga siswa akan mempunyai pengetahuan akan alam semesta ini melalui belajar.

Proses pembelajaran IPA tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru akan menemukan berbagai permasalahan, baik permasalahan siswa, permasalahan metodologis, permasalahan akademis maupun permasalahan nonakademis lainnya. Semua permasalahan tersebut tentu berimplikasi langsung atau tidak langsung terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Semua permasalahan tersebut harus dianggap sebagai tantangan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

(26)

4

pembelajaran IPA untuk menghadapi permasalahan yang ada. Begitu beragamnya permasalahan siswa dalam belajar sehingga para ahli pembelajaran mengembangkan berbagai strategi pembelajaran. Adanya berbagai permasalahan belajar dan tersedianya beragam model pembelajaran, menuntut adanya kemampuan seorang guru untuk memadukan antara model pembelajaran yang digunakan dengan kerakteristik model belajar siswa (Wena, 2011 : 170).

IPA akan mudah dipahami dan menyenangkan apabila menggunakan pendekatan, model, metode maupun strategi pembelajaran yang tepat. Menurut Soekamto (dalam Trianto, 2013: 22) model pembelajaran adalah karangan konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

(27)

5

makanan. Pada proses ini dihasilkan sejumlah energi yang nantinya digunakan untuk melakukan aktivitas kehidupan. Alat pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, pangkal tenggorokan, tenggorokan (trakea), dan paru-paru. Seperti halnya pada manusia, hewan juga memiliki alat pernapasan, ada beberapa jenis alat pernapasan pada hewan yang tentunya berbeda satu dan lainnya. Kucing, sapi, dan kerbau bernapas dengan paru-paru sedangkan sebagian besar jenis ikan bernapas dengan insang. Lain halnya dengan serangga yang bernapas dengan trakea (Sulistyanto, 2008: 3).

(28)

6

kemampuan kognitif (penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Dengan demikian siswa hanya cenderung menghafalkan konsep-konsep IPA yang dipelajarinya tanpa memahami dengan benar. Akibatnya penguasaan terhadap konsep-konsep IPA siswa menjadi sangat kurang. Selain itu, dengan adanya perubahan kurikulum baru, pembelajaran yang sebelumnya lebih banyak didominasi oleh seorang guru (teacher

centered), tetapi sekarang kurikulum menuntut dengan sistem pembelajaran

yang berpusat pada siswa (student centered). Di mana siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran. Seorang guru juga harus mampu menghadapkan siswa dengan dunia nyata sesuai dengan yang dialaminya sehari-hari. Pembelajaran IPA kurang mengena pada diri siswa. Mengingat siswa di usia SD/MI (7 sampai 12 tahun) memiliki sifat-sifat yang khas yaitu berfikir atas dasar pengalaman yang konkret, mereka belum dapat membayangkan pada hal-hal yang abstrak.

Salah satu solusi untuk mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model learning

cycle sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata

(29)

7

2. Pengenalan konsep (concept intrduction); dan 3. Penerapan konsep

(concept application).

Pada proses selanjutnya, tiga tahap tersebut mengalami pengembangan. Menurut Wena (2011: 170), tiga siklus tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap, yang terdiri dari : 1. Pembangkitan Minat

(Engagement); 2. Eksplorasi (Exploration); 3. Penjelasan (Explanation); 4.

Elaborasi (Elaboration); dan 5. Evaluasi (Evaluation).

Pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa khususnya pada penerapan model ini diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganilisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari sehingga hasil belajar siswa pun dapat meningkat. Untuk memahami persoalan di atas, maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil

Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia dan Hewan Melalui Model

Learning Cycle pada Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: apakah melalui model learning

cycle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia

(30)

8 C. Rumusan Tujuan

Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui model learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajan 2015/2016.

D. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah model learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun indikator pembelajaran alat pernapasan manusia dan hewan melalui model leaening cycle yang dapat dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut :

(31)

9

mencapai nilai minimal 70 secara individu dan mencapai ketuntasan minimal 80% secara klasikal.

2. Terjadi peningkatan aktivitas afektif dan psikomotorik siswa dari siklus I ke siklus selanjutnya (rata-rata klasikal minimal dalam predikat baik).

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran IPA, terutama dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Guru

Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. b. Manfaat bagi Siswa

(32)

10

b) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri, kelompok, yang terstruktur dan yang tidak terstruktur. c) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide,

pertanyaan, dan saran. c. Manfaat bagi Sekolah

1) Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan lembaga lain sehingga suasana intensif tersebut menjadi lebih harmonis.

2) Dapat mengangkat nama baik sekolah tersebut karena dapat mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan.

3) Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan adanya guru-guru yang profesional dan mempunyai kompetensi yang memadai.

d. Manfaat bagi Pendidikan

1) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kekurangan tersebut dan pada akhirnya hasil belajar siswa akan meningkat.

(33)

11 G. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil adalah suatu pendapatan atau perolehan dari sesuatu yang telah dikerjakan. Belajar adalah proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi dengan lingkungannya (Hartiny, 2010: 31). Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Hartiny, 2010: 33). Jadi hasil belajar ialah suatu perolehan yang telah dicapai dari suatu pekerjaan sesuai dengan usaha yang dilakukan dalam proses kegiatan belajar.

Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar IPA materi Alat pernapasan manusia dan hewan adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan baik pada aspek kognitif dengan tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, afektif, dan psikomotorik.

2. IPA

(34)

12

dengan cara yang khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyusunan teori, penyimpulan, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan yang disebut metode ilmiah.

3. Model Learning cycle

Model learning cycle merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda (Wena, 2011: 5). Learning

cycle merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan

kontruktivisme yang terdiri dari 5 tahap yaitu tahap pembangkitan minat

(engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (explanation),

elaborasi (elaboration), dan evaluasi (evaluation) (Wena, 2011: 170-171).

H. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

Action Research (CAR) dan di Indonesia dikenal dengan sebutan PTK.

(35)

13

2009: 10-11) ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan, yaitu sebagai berikut : a. Penelitian, adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan

aturan metodologi tertentu untu memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan, adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan denga tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok siswa yang sedang belajar.

Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 18).

(36)

14

tindakan kelas dilaksanakan secara berkesinambungan dimana setiap siklus mencerminkan peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya merupakan patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model pembelajaran yang paling baik.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa MI Miftahul Huda Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang berjumlah 10 siswa, laki-laki 6 siswa dan perempuan 4 siswa. Peneliti menggunakan pola kolaboratif partisipan yaitu peneliti yang mengajar dan guru sebagai pengamat. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016.

3. Langkah-langkah Penelitian a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus disiapkan untuk melaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan masalah penelitian yang ditetapkan (Somadayo, 2013 : 44).

b. Pelaksanaan Tindakan

Merupakan tahapan pengaplikasian semuan perencanaan tindakan yang telah disusun (Somadayo, 2013 : 44).

c. Observasi

(37)

15

(peneliti bertindak sebagai pengajar) selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi yang telah disiapkan.

d. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk memaknai hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan masalah penelitian (Somadayo, 2013: 44).

Adapun skema berdasarkan penjelasan di atas adalah sebagai berikut :

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

(38)

16

Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006 : 74)

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah :

a. Lembar observasi, alat yang digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

b. Soal tes tertulis, digunakan untuk memperolehkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam mata pelajaran IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan.

c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang akan peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah RPP, nilai siswa sebelum penerapan model learning cycle, dan foto atau gambar selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam pelaksanaan penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

(39)

17

b. Tes tertulis, tes ini dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPA dan untuk memperolehkan data kuantitatif dari siswa dalam materi Alat pernapasan manusia dan hewan.

c. Dokumentasi, dilakukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar hidup (Hartiny, 2010 : 93). Instrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah RPP, nilai siswa sebelum penerapan model learning cycle, dan foto atau gambar selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam pelaksanaan penelitian.

6. Analisis Data

Analisis data adalah menganalisa seluruh data yang sudah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui hasil tes, observasi, dan wawancara, jenis data atau informasi yang direkam selama observasi dan monitoring dapat berupa data kuantitatif dan kualitatif tergantung dari dampak atau hasil keluaran yang dapat di harapkan.

(40)

18

persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

a. Hasil Belajar pada Aspek Kognitif

Hasil belajar pada aspek kognitif dengan analisis nilai rata-rata tes tertulis, kemudian dikategorikan dalam bentuk klasifikasi. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥ 70. Sebaliknya siswa dikatakan

belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa <70. Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolok ukur kriteria ketuntasan klasikal. Adapun KKL yang dipilih sebesar 80%. Untuk Persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus (Djamarah, 2000 : 226) :

P = x 100 % Keterangan: P : Persentase

: Jumlah siswa yang tuntas belajar : Jumlah semua siswa

Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib, 2010 : 204) :

X= ∑

(41)

19 Dengan

∑ = Jumlah nilai keseluruhan siswa ∑ = Jumlah siswa

= Nilai rata-rata

Setelah hasil belajar siswa IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan dengan melalui model learning cycle dianalisis secara kuantitatif yakni dengan memberikan nilai yang kemudian diklasifikasikan sesuai dengan acuan penilaian. Adapun klasifikasi hasil belajar pada aspek kognitif sebagai berikut ini:

Tabel 1. 1 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif

No Nilai Predikat

1 86-100 Sangat baik

2 71-85 Baik

3 56-70 Cukup

4 41-55 Kurang

5 < 40 Sangat kurang

b. Hasil Belajar pada Aspek Afektif dan Psikomotorik

(42)

20

sesuai dengan acuan penilaian yang telah ditentukan. Adapun klasifikasi penilaian pada aspek afektif adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif

No. Nilai Predikat

1 21-24 Sangat baik

2 17-20 Baik

3 13-16 Cukup

4 8-12 Kurang

Berikut klasifikasi penilaian pada aspek psikomotorik : Tabel 1.3 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik

No. Nilai Predikat

1 6 Sangat baik

2 5 Baik

3 4 Cukup

4 2-3 Kurang

c. Aktivitas Guru

Penilaian pada aktivitas guru diperoleh dari hasil observasi selama guru mengajar. Data hasil observasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka (4, 3, 2, 1). Untuk aktivitas guru yang berarti angka 1= kurang, 2= Cukup, 3= baik, 4= sangat baik dengan cara memberikan tanda (˅) pada kolom skala nilai. Setelah itu diperolehlah nilai total.

(43)

21

1. Bagian awal terdiri dari : sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian inti terdiri dari :

BAB I, Pendahuluan, terdiri dari : latar belakang, rumusan masalah, rumusan tujuan, hipotesis, indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II, Landasan Teori, terdiri dari uraian yang mengenai : hasil belajar, IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan, dan model learning cycle.

BAB III, Pelaksanaan Penelitian, terdiri dari uraian yang mengenai : : gambaran umum MI Miftahul Huda, subjek penelitian, waktu penelitian, dan deskripsi pelaksanaan siklus.

Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari uraian yang mengenai analisis per siklus dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V, Penutup. Pada bagian penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. 3. Bagian Akhir, pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka,

(44)

22 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar 1. Belajar

a. Definisi Belajar

1) Definisi Belajar Menurut Bahasa

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya memperolehkan ilmu atau kepandaian yang belum dicapai sebelumnya (Baharuddin & Wahyuni, 2008: 13).

2) Definisi Belajar Menurut Para Ahli

(45)

23

a) Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2008: 11), belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap.

b) Menurut Kastolani (2014: 56), belajar adalah tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya dan latihan yang diperkuatnya.

c) Menurut Trianto (2013: 16), belajar adalah perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.

d) Menurut Winkel (1996: 53), belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku melalui pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(46)

24

Hakikat belajar ini sangat penting diketahui untuk dijadikan pegangan dalam memahami secara mendalam masalah belajar. Berdasarkan sejumlah definisi belajar yang telah diuraikan, ada kata yang sangat penting untuk diketahui, yakni kata “perubahan”.

Ketika kata “perubahan” dibicarakan dan dipermasalahkan,

maka pembicaraan sudah menyangkut permasalahan mendasar dari masalah belajar. Apa pun formasi kata dan kalimat yang dirangkai oleh para ahli untuk memberikan pengertian belajar, maka intinya tidak lain adalah masalah “perubahan” yang terjadi dalam diri

individu yang belajar.

Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dangan pemilikan pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar. Perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku. Perubahan tingkah laku akibat mabuk karena meminum minuman keras, akibat gila, akibat tabrakan, dan sebagainya, bukanlah kategori belajar yang dimaksud. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar adalah perubahan dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar (Djamarah, 2011: 14-15).

(47)

25

Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar. Adapun ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :

1) Perubahan yang terjadi secara sadar, individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau individu merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, individu mengalami perubahan yang berlangsung terus menerus dan tidak statis.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, individu mengalami perubahan-perubahan yang selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.

4) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

5) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Djamarah, 2011: 15-17).

6) Perubahan perilaku relative permanent, perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah (Baharuddin & Wahyuni, 2008: 15).

(48)

26

bahwa pengetahuannya tentang materi Alat pernapasan manusia dan hewan bertambah; 2) siswa mengalami perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung seperti aktif bertanya, mengungkapkan pendapat, maju ke depan kelas untuk mengerjakan tugas dari guru, dan sebagainya; 3) siswa mengalami perubahan tingkah laku yang terarah, yaitu sesuai dengan kompetensi atau tujuan pendidikan yang telah ditentukan; 4) siswa mengalami perubahan baik dari segi afektif, kognitif, dan psikomotorik; 5) siswa mengalami perubahan yang bersifat fungsional dan permanen, siswa mengalami proses pembelajaran tentang materi alat pernapasan manusia dan hewan yang dapat mengena pada diri siswa, sehingga kecakapan yang dimilikinya tidak akan hilang setelah belajar.

d. Prinsip-prinsip Belajar

(49)

27

Menurut Soekamto (dalam Baharuddin &Wahyuni, 2008: 16), di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar sebagai berikut : 1) Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan

orang lain. Untuk itulah, siswalah yang harus bertindak aktiff. 2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. 3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila memperoleh

penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selam proses belajar.

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Menurut Kastolani (2014: 72), bahwa dengan mengetahui prinsip-prinsip belajar, seorang guru akan dapat melaksankan fungsi atau perannya semakin baik. Hal ini dikarenakan bahwa prinsip-prinsip belajar memberikan pedoman berharga bagi guru untuk dapat ditindaklanjuti dengan benar, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat diarahkan secara efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar, maka pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia dan hewan melalui model learning

(50)

28

pada diri siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik pula.

e. Proses Belajar di Sekolah

Proses belajar di sekolah merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau individu pada saat belajar di sekolah. Selama di sekolah, proses belajar terjadi tidak hanya pada aspek kognitif, namun juga meliputi afektif, maupun psikomotoriknya (Baharuddin & Wahyuni, 2008: 16).

Menurut Syah (dalam Sriyanti, dkk, 2009: 22), pengembangan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik dalam proses belajar di sekolahan memerlukan dua strategi. Strategi pertama, guru perlu mengupayakan agar siswa dapat memahami isi materi pelajaran. Strategi kedua, guru harus mengupayakan agar siswa dapat meyakini arti pentingnya isi materi pelajaran dan mengaplikasikannya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.

Menurut Gagne (dalam Baharuddin & Wahyuni, 2008: 17), proses belajar yang terjadi di sekolah itu melalui tahap-tahap : motivasi, konsentrasi, mengolah, menggali 1, menggali 2, prestasi, dan umpan balik.

(51)

29

membangkitkan motivasi yang ada dalam diri siswa (Sriyanti, dkk, 2009: 22).

Tahap konsentrasi, yaitu siswa memperhatikan unsur-unsur yang relevan sehingga terbentuk pola perseptual tertentu. Kemudian tahap mengolah informasi, yaitu siswa menahan informasi dalam STM (Short Term Memory/ingatan jangka pendek) dan mengolah informasi untuk diambil maknanya (dibuat berarti) (Kastolani, 2014: 61).

Tahap menyimpan, yaitu siswa menyimpan simbol-simbol hasil olahan yang telah diberi makna ke dalam Long Term Memory (LTM) atau gudang ingatan jangka panjang. Pada tahap ini perubahan-perubahan pun sudah terjadi, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan (Baharuddin & Wahyuni, 2008: 17-18).

(52)

30

Tahap prestasi, yaitu siswa menggunakan informasi yang telah tergali sebelumnya untuk menunjukkan prestasi yang merupakan hasil belajar. Tahap yang terakhir adalah tahap umpan balik, yaitu siswa memperoleh penguatan (konfirmasi) saat perasaan puas atas prestasi yang ditunjukkan (Baharuddin & Wahyuni, 2008: 18).

Berdasarkan uraian di atas, proses belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa dengan bantuan dan bimbingan guru melakukan serangkaian aktivitas baik secara individu maupun kelompok yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

(53)

31

meliputi keterampilan melakukan gerak badan dalam urutan tertentu, dan kemampuan dinamik-afektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan (Hartiny, 2010: 33-34).

Menurut Sudjana (2008: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, dimana siswa memperoleh hasil dari suatu interaksi tindakan belajar. Diawali dengan siswa mengalami proses belajar, mancapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar, yang semua itu mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Dalam kaitannya dengan hasil belajar tersebut, Bloom membagi ke dalam tiga kawasan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif berkaitan dengan tujuan pembelajaran dalam kaitannya dengan kemampuan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Aspek afektif berkenaan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Aspek psikomotor berkenaan dengan keterampilan motorik dan manipulasi bahan atau objek.

(54)

32

menekankan pada perasaan, emosi, apresiasi, pertimbangan, dan tingkat penerimaan atau penolakan terhadap suatu nilai. Hasil belajar aspek afektif ini ditandai adanya penerimaan, pemberian respon, penilaian, mengkonseptualisasikan sesuatu dan mengkonversi nilai-nilai. Perolehan hasil belajar pada kawasan psikomotor menekankan pada keterampilan motorik dan manipulasi bahan, maka siswa akan memperoleh pengetahuan antara lain dalam hal imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan adaptasi (Hartiny, 2010: 35-36).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis yang diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar. Adapun hasil belajar tersebut meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(55)

33

Dalam penelitian ini, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika memperoleh nilai ≥ 70, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut ≥ 80 % siswa yang telah tuntas belajarnya. Berdasarkan

ketentuan KTSP penentuan keberhasilan belajar di tentukan oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal (KKM), dengan berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu: kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya dukung setiap sekolah juga berbeda. Dengan demikian, setiap sekolah dan setiap mata pelajaran memiliki KKM yang dapat berbeda dengan sekolah lain (Trianto, 2013: 241).

Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan guru dalam melakukan penilaian hasil belajar, yaitu:

1) Penilaian Acuan Norma (Norm-Referenced Assesment), adalah penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil belajar siswa lain di kelompoknya. Hal ini berarti bahwa tolak ukur atau standar bersifat relatif, dalam artian akan tergantung pada kemampuan kelompok yang bersangkutan. 2) Penilaian Acuan Patokan (Criterion-Referenced Assesment),

(56)

34

ini berarti bahwa tolak ukur atau standar bersifat mutlak, dalam artian tidak dipengaruhi oleh kemampuan kelompok (Mudjijo, 1995: 95).

Penilaian hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian pada aspek kognitif, afektif, dan psikomtorik. Penilaian pada aspek kognitif melalui tes tertulis yang berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dimana siswa harus mencapai standar ketuntasan minimal. Standar ketuntasan minimal tersebut telah ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan prestasi siswa yang dianggap berhasil. Siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajar siswa telah mencapai skor tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya dan siswa tersebut dapat dikatakan telah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, dengan nilai KKM yaitu 70. Sedangkan penilaian pada aspek afektif dan psikomotorik dilaksanakan melalui observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Perwujudan Hasil Belajar

(57)

35

(58)

36

memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang bermanfaat.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Suryabrata (dalam Sriyanti, dkk, 2009: 23), keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri siswa. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal tersebut terdiri dari dua yaitu :

a) Faktor Nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar siswa yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik berupa cuaca, alat , gedung, dan sejenisnya.

b) Faktor Sosial

(59)

37

pergaulan). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar personil sekolah dan sebagainya (Sriyanti, dkk, 2009 : 24)

2) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri siswa yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

a) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri siswa. Faktor fisiologis terdiri dari :

(1) Keadaan tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri siswa sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan

tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat

kesehatan dan kebugaran fisik siswa. Apabila badan siswa dalam keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan siswa dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

(60)

38

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri siswa. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri siswa.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri siswa. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya (Sriyanti, dkk, 2009: 24-25).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal dan internal dapat mempengaruhi keberhasilan belajar. Pengaruhnya bisa bersifat positif yaitu dapat mendukung dalam pencapaian hasil belajar sehingga didapat hasil yang maksimal dan memuaskan, namun bisa juga bersifat negatif, yaitu menghambat sehingga pencapaian hasil belajarnya kurang maksimal. Oleh karena itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

d. Ragam Evaluasi Hasil Belajar

(61)

39

dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Adapun ragam evaluasi hasil belajar sebagai berikut :

1) Pre-test dan Post-test

Kegiatan pre-test dilakukan oleh guru sebelum akan memulai penyajian materi baru. Post-test adalah kegiatan evalausi yang dilakukan oleh guru pada setiap akhir penyajian materi.

2) Evaluasi Prasyarat

Tujuannya untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. 3) Evalausi Diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.

4) Evaluasi Formatif

Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan”

yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul.

5) Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan

(62)

40

prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.

6) Ujian Akhir Nasional (UAN)

Ujian Akhir Nasional (UAN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa (Syah, 2013: 197).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan ragam evaluasi yang berupa tes tertulis, yang dlaksanakan pada kegiatan akhir (tahap evaluasi) dengan tujuan untuk mengetahui taraf penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Sedangkan yang melatarbelakangi pelaksanaan penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa dari pelaksanaan tes formatif atau ulangan harian sebelum menggunakan model learning cycle. Nilai tes formatif atau ulangan harian yang diperoleh siswa menjadi tolak ukur dalam penelitian ini.

e. Pentingnya Penilaian Hasil Belajar

Menurut Arikunto (dalam Widoyoko, 2009 : 36) guru maupun pendidik lainnya perlu mengadakan penilaian terhadap hasil belajar siswa karena dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan penilaian hasil belajar mempunyai makna penting baik bagi siswa, guru maupun sekolah. Adapun makna bagi ketiga pihak tersebut adalah sebagai berikut :

(63)

41

Dengan diadakannya penilaian hasil belajar, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang disajikan oleh guru.

2) Makna bagi Guru

Makna diadakannya penilaian hasil belajar bagi guru antara lain, yaitu :

a) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) kompetensi yang diharapkan, maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil mencapai KKM kompetensi yang diharapkan. b) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat

mengetahui apakah pengalaman belajar (materi pelajaran) yang disajikan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk kegiatan pembelajaran di waktu yang akan datang tidak perlu diadakan perubahan.

c) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat mengetahui apakah strategi pembelajaran yang digunakan sudah tepat atau belum (Widoyoko, 2009: 37-38).

3) Makna bagi Sekolah

(64)

42

a) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, maka akan dapat diketahui pula apakah kondisi belajar maupun kultur akademik yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar siswa merupakan cermin kualitas suatu sekolah.

b) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah untuk mengetahui apakah yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar pendidikan sebagaimana dituntut Standar Nasional Pendidikan (SNP) atau belum.

c) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun berbagai program pendidikan di sekolah untuk masa-masa yang akan datang (Widoyoko, 2009: 39).

(65)

43

dan hewan, selain itu untuk mengetahui apakah dengan penerapan model learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan bagi sekolah, penilaian hasil belajar dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar khususnya pada mata pelajaran IPA serta untuk mengetahui keberhasilan guru dalam penggunaan model

learning cycle. Jadi penilaian hasil belajar dapat dijadikan

sebagai bahan evaluasi untuk pengambilan keputusan kedepannya.

B. IPA Materi Alat pernapasan manusia dan hewan 1. IPA

a. Pengertian IPA

IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga memperolehkan suatu kesimpulan. Dalam hal ini para guru, khususnya yang mengajar IPA di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran. Siswa yang melakukan pembelajaran juga tidak memperoleh kesulitan dalam memahami konsep IPA (Susanto, 2013: 167).

(66)

44

melalui pengamatan dan langkah-langkah pembelajaran model

learning cycle sehingga memperoleh sebuah kesimpulan.

b. Hakikat Pembelajaran IPA

Hakikat pembelajaran IPA yaitu ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap. Ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain : fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA (Susanto, 2013: 168).

(67)

45

sikap ingin tahu, ingin memperoleh sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas,dan kedisiplinan diri (Susanto, 2013: 169).

Dalam penelitian ini, IPA sebagai produk adalah fakta-fakta yang berkenaan dengan alat pernapasan manusia dan hewan serta teori-teori yang berkenaan dengan materi yang dipelajari. IPA sebagai proses, siswa mengamati gambar-gambar alat pernapasan manusia dan hewan, mengklasifikasikan, memperagakan media pembelajaran, dan menyimpulkan terhadap materi yang telah dipelajari. IPA sebagai sikap, dengan mempelajari IPA materi Alat pernapasan manusia dan hewan melalui model learning cycle, siswa diharapkan memiliki sikap ilmiah yang dapat dikembangkan yaitu seperti sikap ingin tahu yang tinggi terhadap materi yang sedang dipelajarinya, berani untuk melakukan sesuatu yang baru, melalui kerja kelompok dapat memupuk kerja sama, tidak mudah putus asa, misal dalam memperagakan media pembelajaran (model alat pernapasan manusia) belum bisa berhasil maka siswa akan tetap mencoba dan berusaha untuk dapat berhasil dalam memperagakan media pembelajaran tersebut, siswa selalu berpikir positif. Selain itu, siswa diharapkan dapat bertanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan tugas, berani mengemukakan pendapat serta mawas diri.

(68)

46

IPA memliliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya. Karakteristik tersebut menurut Jacobson & Bergman (dalam Susanto, 2013: 170) antara lain sebagai berikut :

1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori. 2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati

fenomena alam, termasuk juga penerapannya.

3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyikap rahasia alam.

4) IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau beberapa saja.

5) Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objektif.

d. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika.

Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar (Susanto, 2013: 171-172), dimaksudkan untuk :

(69)

47

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bemanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Tujuan pembelajaran IPA dalam penelitian ini lebih dikhususkan pada materi alat pernapasan manusia dan hewan. Adapun tujuan pembelajarannya adalah sebagai berikut :

1) Siswa akan mengetahui kebesaran Tuhan yang akan dapat meningkatkan keimanan dan rasa syukur atas apa yang telah diciptakan-Nya, seperti Tuhan menciptakan beragam alat pernapasan pada makhluk hidup.

(70)

48

dapat menyebutkan alat (organ) pernapasan pada manusia dan hewan, dapat menjelaskan fungsi organ pernapasan manusi dan hewan, serta dapat menjelaskan proses pernapasan pada manusia.

3) Siswa dapat mengembangkan kesadaran dan sikap positif yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Siswa dapat mengembangkan keterampilan bertanya, mengamati, mengklasifikasikan, meramalkan, serta mengkomunikasikan (konfirmasi) terhadap mater alat pernapasan manusia dan hewan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk menjaga kesehatan alat pernapasan manusia.

e. Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI (Mulyasa, 2006: 112 ) meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan. 2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair,

padat, dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

(71)

49

f. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas V semester 1 (Mulyasa, 2006: 120) adalah sebagai berikut :

Tabel. 2.1 Standar Kompetendi Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Kelas V Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Makhluk Hidup dan

Proses Kehidupan

1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan

1.1Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia

1.2Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan hewan misalnya ikan, cacing, burung, dan serangga

1.3Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan

1.4Mengidentifikasi organ peredaran darah manusia

1.5Mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia 2. Memahami cara

tumbuhan hijau membuat makanan

2.1Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan

2.2Mendeskripsikan

ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau

3.1Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup

Gambar

Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
Tabel 4.2 Klasifikasi Hasil Siswa Pra Siklus
Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I
Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang telah diketahui bahwa penduduk asli merupakan mereka yang sejak zaman prasejarah telah tinggal di kawasan Republik Indonesia, ciri-ciri biologis

Penulisan skripsi ini digunakan untuk menganalisa Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja bank yang diukur dengan return on asset

Poli asam laktat atau Poli laktida (PLA) dengan rumus kimia (CH 3 CHOHCOOH)n adalah sejenis polimer atau plastik yang bersifat biodegradable, thermoplastic dan

Dengan adanya keterbatasan yang dimiliki manusia, maka dalam mengelola waktu yang terdiri dari 24 jam, harus dapat dimanfaatkan dengan baik. Secara umum waktu sehari

Mengingat mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki pengetahuan serta tingkat kreasi dan inovasi yang tinggi, maka dengan pengaruh keluarga khususnya peran orang tua,

Rambat, dan satu instrumen Tingklik tujuh nada dalam dua oktaf yang terdiri dari lima belas bilah, mempergunakan alat pemukul Tingklik .Karya ini disajikan dalam

Pengaruh Rasio Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

a) Daerah terpencil, yaitu daerah yang jauh dari lokasi Kantor/Gedung Pengadilan di dalam wilayah Kabupaten /Kota di mana gedung Pengadilan tersebut berkedudukan.