• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama pria dan wanita sebagai pasangan sehingga metode kontrasepsi yang dipilih mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami dan isteri. Suami dan isteri harus saling mendukung dalam penggunaan metode kontrasepsi karena KIB dan kesehatan reproduksi bukan hanya urusan pria atau wanita saja.

Peningkatan partisipasi pria dalam ber-KB merupakan wujud dari peningkatan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi, menghargai dan melindungi hak-hak reproduksi secara adil dan merata. Guna mempercepat terwujudnya keluarga berkualitas maka partisipasi pria dalam KB dan Kesehatan Reproduksi perlu ditingkatkan, untuk mewujudkan kesehatan pria itu sendiri, pasangan serta Kesehatan Reproduksi keluarganya.

Salah satu kegiatan melalui peningkatan penyebaran informasi tentang cara-cara KB pria dan alat kontrasepsi yang digunakan untuk pria, serta kesehatan reproduksi yang berwawasan jender melalui berbagai media, yang dilaksanakan dengan prinsip sesuai dengan etika, nilai-nilai agama, sosial budaya, secara profesional

dan terintegrasi dengan penajaman segmentasi sasaran, dengan harapan mudah dipahami oleh kelompok sasaran.

Berangkat dari latar belakang tersebut perlu adanya suatu wadah atau forum sebagai jaringan sampai keluarga dalam rangka meningkatkan partisipasi pria, sehingga akan dikembangkan sebuah “Kelompok KB Pria “ .

2. Tujuan

a. Umum

Menumbuhkan, membina dan mengembangkan Kelompok KB Pria dalam mengembangkan Forum Komunikasi KB Pria sebagai tempat memberikan motivator dan fasilitator untuk meningkatkan pengetahuan Pasangan Suami-Isteri (Pasutri) dalam mempraktekan KB terutama KB Pria dan peningkatan Kesehatan Reproduksi.

b. Khusus

1. Terbentuknya jaringan provider di Kabupaten/Kota sampai Kecamatan dan menyentuh langsung ke Keluarga dalam penggarapan peningkatan KB Pria

2. Terlaksananya kegiatan peningkatan Partisipasi Pria melalui Kelompok KB Pria.

3. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan perilaku pria/suami terhadap KB dan Kesehatan Reproduksi.

4. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi promosi KB dan Kesehatan Reproduksi untuk pria/suami terutama KB Pria.

(2)

3. Pengertian

a. Seseorang atau beberapa orang Kader dalam wadah organisasi yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan, mengelola kegiatan Kesehatan Reproduksi dan KB Pria .

b. Kelompok Kerja Teknis ( Pokjanis ) adalah sekumpulan tokoh-tokoh masyarakat (Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, PPKBD), Bidan Desa yang secara sukarela berperan aktif membina kelompok KB Pria secara teknis menurut bidang keahlianya bersama dengan unsur-unsur terkait dari seksi di BPD.

4. Sasaran Pembinaan

a. Aspek Kelembagaan Kelompok KB Pria

b. Aspek Pemeran Kelompok KB Pria dan para pembinaan teknis

c. Aspek kegiatan dan mekanisme operasional peningkatan partisipasi pria ber-KB

d. Aspek dukungan operasional bagi Kelompok KB Pria dan para pembina tehnis

BAB II

PROSES PEMBENTUKAN DAN PENYIAPAN KELOMPOK KB PRIA

A. PROSES PEMBENTUKAN DAN PENYIAPAN KELOMPOK KB PRIA BER-KB

Pasca penyerahaan kewenangan Program KB ke Kabupaten/Kota dan kondisi otonomi daerah serta dalam rangka pelaksanaan Program KB berwawasan gender melalui peningkatan partisipasi pria ber-KB, dimana salah satu dampak berkurangnya petugas penyuluh KB maka tidak mungkin dilaksanakan oleh 1 (satu) PLKB/PKB dalam penggarapan pelaksanaan peningkatan partisipasi pria ber-KB. Untuk PLKB/PKB memerlukan peran serta masyarakat melalui kelompok KB Pria untuk membantu pelaksanaan Program KB Nasional berwawasan gender melalui peningkatan partisipasi pria ber-KB, oleh karena itu ditingkat Desa/Kelurahan perlu ditumbuhkan, dibina dan dikembangkan kelompok KB Pria.

1. Persyaratan Kelompok KB Pria

Dalam pengangkatan pengurus kelompok KB Pria, PLKB/PKB atau Korlap perlu memperhatikan persyaratan sebagai berikut :

a. Warga masyarakat desa/kelurahan setempat yang telah menjadi peserta KB Pria

b. Tokoh masyarakat yang berpengaruh di Desa/Kelurahan yang peduli terhadap Program KB peningkatan partisipasi pria ber-KB

c. Bersedia menjadi pengurus kelompok KB Pria secara aktif.

(3)

2. Proses Pembentukan

Proses pembentukan Kelompok KB Pria tidak dilakukan melalui penunjukkan oleh Kepala Desa/Lurah atau pihak diatasnya, tetapi dilakukan secara bertahap melalui :

a. Pendekatan Tokoh Formal (Kepala

Desa/Lurah).

PLKB/PKB atau Korlap sebelum membentuk Kelompok KB Pria menjelaskan rencananya terlebih dahulu kepada Kepala Desa/Lurah sekaligus menjelaskan :

 Apa yang dimaksud dengan Kelompok KB Pria

 Mengapa perlu dibentuk

 Persyaratan yang harus dimiliki pengurus Kelompok KB Pria, tata cara pembentukan dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh PLKB/PKB atau Korlap

 Pendekatan ini akan menghasilkan Keputusan Kepala Desa/Lurah untuk membentuk Kelompok KB Pria dan memberikan petunjuk kepada PLKB/PKB atau Korlap tentang calon-calon yang perlu dijajagi

b. Pendataan

Setelah mendapatkan persetjuan Kepala Desa/Lurah, PLKB/PKB atau Korlap melaksanakan pendataan peserta KB Pria dan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama yang memenuhi pesyaratan untuk menjadi pengurus Kelompok KB Pria.

Data ini dapat diperoleh dari hasil Pendataan Keluarga, data di Institusi Masyarakat Perdesaan ( PPKBD dan Sub PPKBD), serta dari Kepala Desa/Lurah.

c. Pendekatan Tokoh Informal

Berdasarkan data yang terkumpul, PLKB/PKB atau Korlap melakukan kunjungan kepada Tokoh Informal untuk :

 Menjelaskan tentang Kelompok KB Pria

 Menjelaskan perlunya ada Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama yang menjadi pengurus Kelompok KB Pria

 Memohon kesediaan yang bersangkutan untuk kemungkinan menjadi Pengurus Kelompok KB Pria.

d. Pengukuhan Kelompok KB Pria

1) Laporan Kepada Kepala Desa/Lurah

Hasil Pendataan dan pendekatan dari Tokoh Informal dilaporkan kepada Kepala Desa/Lurah dengan menyampaikan daftar nama peserta KB Pria dan Tokoh Informal yang bersedia menjadi pengurus Kelompok KB Pria, Kepala Desa/Lurah dapat menentukan pilihannya diantara para tokoh yang bersedia.

2) Penyiapan Surat Keputusan Kepala

Desa/Lurah tentang penunjukkan Pengurus Kelompok KB Pria

PLKB/PKB atau Korlap selanjutnya menyiapkan Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah tentang penunjukkan Kelompok KB Pria yang ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah

3) Pengukuhan Kelompok KB Pria dilakukan dalam kegiatan Desa/Kelurahaan.

(4)

Pada acara ini Kepala Desa/Lurah mengumumkan Kelompok KB Pria tersebut agar seluruh masyarakat desa mengetahuinya, serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kelompok KB Pria untuk mendapat bantuan dari masyarakat. Pada kegiatan di Desa/Kelurahan ini Kepala Desa/Lurah menyampaikan Surat Keputusan penunjukan kepada Kelompok KB Pria.

BAB III

MATERI DAN BENTUK PEMBINAAN

A. Materi Pembinaan

Materi pembinaan pada Kelompok KB Pria diarahkan pada upaya peningkatan kuantitas dan kualitas yaitu pengembangan 6 peran Kelompok KB Pria melalui peningkatan aspek pengetahuan dan keterampilan, aspek motivasi dan aspek kemampuan dalam mengelola Program KB berwawasan gender peningkatan partisipasi pria ber-KB ditingkat Desa/Kelurahan.

1. Aspek Pengetahuan dan Keterampilan a. Aspek Pengetahuan

Pengetahuan yang harus diketahui oleh Pengurus Kelompok KB Pria tentang Program KB Nasional terutama mengenai peningkatan Partisipasi Pria ber-KB :

1) Pengetahuan tentang Program KB :

 Kesehatan Reproduksi : o Alat Reproduksi Pria o Alat Reproduksi Wanita o Mentruasi

o Kehamilan

o 3 Terlambat dan 4 Terlalu dan 7 T dalam Kehamilan

 Pemahaman tentang Alat Kontrasepsi Rasional Efektif dan efisien

o Penundaan Kehamilan Anak Pertama o Penjarangan anak kedua

(5)

o Pemahaman tentang alat kontrasepsi 2. Pengetahuan tentang Peningkatan Partisipasi Pria

 Tanggung jawab suami dalam keluarga menyangkut sosial, moral dan ekonomi

 Kewajiban dak hak suami dalam keluarga

 Peran suami pada isteri sedang hamil, dan melahirkan

 Suami Siaga

 Peran suami terhadap pola asuh pada anak

 Peran suami pada Hak Reproduksi 3. Pengetahuan tentang Ekonomi Produktif

b. Aspek Keterampilan

1) Pencatatan dan Pelaporan :

a) Keterampilan dalam melakukan pendataan peserta KB pria

b) Keterampilan melakukan pencatatan peserta KB Pria secara rutin

c) Keterampilan melakukan pelaporan peserta KB pria secara rutin

2) Kegiatan Penyuluhan, Motivasi dan Konseling a) Keterampilan melaksanakan KIE individu,

khususnya dalam kegiatan kunjungan rumah

b) Keterampilan melaksanakan KIE kelompok 3) Aspek Pelayanan Ulang dan Rujukan

a) Keterampilan menyalurkan Kondom bar dan ulangan kepada peserta KB Kondom

b) Keterampilan untuk meningkatkan peserta KB MOP dan Kondom yang harus mendapatkan ulangan

c) Keterampilan untuk mengantarkan calon peserta KB Baru MOP dan Kondom yang perlu diantara ke tempat pelayanan Bidan Desa, Puskesmas atau Rumah Sakit. 4) Keterampilan dalam Ekonomi Produktif

a) Keterampilan untuk membentuk kelompok ekonomi produktif

b) Keterampilan mengusahakan bentuk stimultan mandiri

2. Aspek Semangat Kerja (Motivasi)

Upaya yang dapat dilakukan oleh PLKB/PKB, Korlap, Kabupaten dan Provinsi dalam pembinaan :

a) Melakukan kunjungan pada pengurus Kelompok KB pria baik individu maupun kelompok

b) Mengukuhkan Kelompok KB Pria melalui SK Camat, Bupati/Walikota

c) Mengaktifkan pertemuan-pertemuan rutin, dengan memanfaatkan kegiatan yang ada di Desa/Kelurahan

d) Lomba Kelompok KB Pria dalam rangka meningkatkan prestasi kerja kelompok

e) Wisata karya merupakan salah satu cara pembinaan dalam meningkatkan kegairahaan

kelompok, menumbuhkembangkan

kebersamaan.

3. Aspek Peningkatan Kemandirian Kelompok

Seluruh kegiatan dari Kelompok KB Pria merupakan kegiatan yang sukarela yang mencerminkan

(6)

pengabdian masyarakat, namun demikian menunjukkan sebagian besar Kelompok KB pria mengalami kesulitan untuk membiayai biaya perjalanan kunjungan rumah, seragam, maupun keperluan untuk alat tulis.

Untuk itu PLKB/PKB, Korlap, Kabupaten, dan Provinsi melakukan pembinaan yang mengarah dalam kegiatan ekonomi produktif, dalam penggerakan kegiatan operasional kelompok, sehingga menjadi kelompok yang mandiri dalam memenuhi kegiatan operasional.

Bentuk pelaksanaan pembinaan pada kelompok KB Pria merupakan petunjuk bagi para petugas dan pengelola Program KB Nasional khususnya bagi PLKB/PKB, Koorlap untuk dapat menumbuhkan, membina dan mengembangkan Kelompok KB Pria, sehingga KB Pria dapat meningkat.

(7)

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

KELOMPOK KB PRIA PROVINSI

DISAIN KELANJUTAN OR

KB PRIA

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU

DISAIN KELANJUTAN OR

KB PRIA

(8)

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU

DISAIN KELANJUTAN OR

KB PRIA

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU

DISAIN KELANJUTAN OR

KB PRIA

(9)

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU

DISAIN KELANJUTAN OR

KB PRIA

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU

DISAIN KELANJUTAN OR

KB PRIA

(10)

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU

DISAIN KELANJUTAN OR

KB PRIA

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU

DISAIN KELANJUTAN OR

KB PRIA

(11)

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU

DISAIN KELANJUTAN OR

KB PRIA

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

KELOMPOK KB PRIA PROVINSI BENGKULU

DISAIN KELANJUTAN OR

KB PRIA

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil yang didapat jumlah udang yang paling banyak matang gonad berasal dari udang yang diberi perlakuan ablasi sebanyak 14 ekor (keberhasilan 93%),

Acara ini bertujuan untuk melatih kreatifitas anak-anak dengan mewarnai yang peserta nya adalah anak TK (Taman Kanak-Kanak) dan SD (Sekolah Dasar) dengan hanya

konstruksi Undang-undang Desa terhadap tidak membedakan antara desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum

pricei yang merupakan populasi yang paling luas sebaran di Borneo pula, peratusan kewujudan bunga betina adalah paling kurang berbanding dengan dua jenis spesies yang lain di

Orang yang memiliki pekerjaan yang lebih layak guna pemenuhan semua kebutuhan hidupnya juga memiliki kecenderungan untuk memiliki tingkat kesehatan dan perilaku kesehatan

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis Sistem dan Desain

gangguan pernapasan, ditemukan gejala lain misalnya bradikardia (sering ditemukan pada penderita penyakit membran hialin berat), hipotensi, kardiomegali, pitting oedema

Kista ini sering terdapat pada gigi molar 3 yang tidak erupsi dan ditemukan lebih. banyak pada