• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATERI MENGENAL TOKOH PERJUANGAN MELAWAN BELANDA DAN JEPANG MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAP PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS TOTOGAN TAHUN PELAJARAN 20122013 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATERI MENGENAL TOKOH PERJUANGAN MELAWAN BELANDA DAN JEPANG MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAP PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS TOTOGAN TAHUN PELAJARAN 20122013 SKRIPSI"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATERI MENGENAL TOKOH PERJUANGAN MELAWAN

BELANDA DAN JEPANG MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAP

PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS TOTOGAN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Liasna

Tarigan

NIM : 081134084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

i

(2)
(3)

iii

(4)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang

selalu mendampingi setiap langkahku.

Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih dari

Maria Bunda yang Berbelaskasih

(SCMM)

Kedua orang tua dan saudara-saudariku yang

selalu setia memberikan dukungan

dalam panggilan dan studiku

Teman-teman seperjuangan yang selalu

mendukungku

Almameter Universitas Sanata Dharma

(5)

MOTTO

Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan,

jadilah padaku menurut kehendak-Mu.

(Luk 1: 38)

Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih.

(1 Kor 16:14)

v

(6)
(7)

vii

(8)

ABSTRAK

Tarigan Liasna, (2013) Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Materi Mengenal Tokoh Perjuangan Melawan Belanda Dan Jepang Menggunakan Teknik Mind Map Pada Siswa Kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana penggunaan teknik mind map dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2012/2013. (2) Apakah penggunaan teknik mind map dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus menggunakan teknik mind map. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 22 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan tes tertulis, observasi, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian: (1) Penggunaan mind map pada siklus I dan II berbeda baik jumlah anggota kelompok maupun media yang digunakan. Pada silkus I kelompok terdiri dari dua siswa satu kelompok dan membuat mind map dengan kertas kuarto dan tidak diberi warna mind map sedangkan pada siklus II empat siswa satu kelompok mind map yang dibuat diberi warna serta dibuat sekreatif mungkin. (2) Penggunaan mind map dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada siklus I setelah diberi tindakan teknik mind map, rata-rata keaktifan siswa menjadi 51.49%, rata-rata prestasi belajar 67 persentase yang mencapai KKM yaitu 63.63%. Pada siklus II, rata-rata keaktifan siswa meningkat menjadi 70.16%, rata-rata prestasi belajar 75 dan persentase KKM 86.36%. Jadi penggunaan teknik mind map terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Totogan kecamatan Prambanan tahun pelajaran 2012/1013.

Kata Kunci: Keaktifan, Prestasi Belajar, Mind Map.

(9)

ABSTRACT

Tarigan Liasna, (2013) Improving Activity And Learning Achievement On The Material Knowing The Fighting Heroes Against The Dutch And Japan Using Mind Map Technique On Grade Five Canisius Totogan Primary School Academic Year 2012/2013. A Thesis Yogyakarta : Elementary School Teacher Education Study Program, University of Sanata Dharma Yogyakarta

This study aimed to determine (1) How to use mind mapping techniques in an effort to improve the activity and achievement in the matter of knowing the fighting heroes against the Dutch and Japan on grade five Canisius Totogan Primary School Academic Year 2012/2013. (2) Is the use of mind mapping technique can improve the activity and achievement on the material knowing the fighting heroes against the Dutch and Japan on grade five Canisius Totogan Primary School Academic Year 2012/2013.

Type of research used is Classroom Action Research (CAR) conducted in two cycles using mind mapping techniques. Subjects being studied were fifth grade primary school students of Canisius Totogan school year 2012/2013, consist of 22 students. Object of the study is the increase in activity and student achievement in social studies. Data collection techniques in this study were obtained with written tests, observation, and interviews. Data were analyzed descriptively.

The results: (1) use of mind mapping on the first and second cycles differs either the number group members as well as the media used. At the first cycle the group consists of two students of the group and create a mind map using quarto paper and uncolor-coded mind map while in the second group of four students created a color mind map and made it as creative as possible. (2) The use of mind mapping can increase the activity and student achievement in the first cycle after a given action of mind mapping technique, the average activity of students to be 51.49%, the average achievement percentage reaches 67 KKM (minimum completness criteria) is 63.63%. In the second cycle, the average of the student’s activity increased to 70.16%, the average achievement percentage of 75 and 86.36% KKM(minimum completness criteria). Therefore it is proven that the use of mind mapping technique can improve the activity and student achievement of grade five students at Canisius Totogan Primary School Prambanan sub-district school year 2012/1013.

Keywords: Activity, Learning Achievement, Mind Map.

ix

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasih-Nya yang selalu menyertai penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Materi Mengenal Tokoh Perjuangan Melawan Belanda dan Jepang

Menggunakan Teknik Mind Map Pada Siswa Kelas V SD Kanisius Totogan

Tahun Pelajaran 2012/ 2013”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari arahan, bantuan dan dukungan dari banyak pihak yang telah memberi perhatian, dorongan, motivasi, dan inspirasi. Maka pada kesempataan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi PGSD 3. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., Ed.D., selaku Wakaprodi PGSD

4. Bapak Drs. Puji Purnomo M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan sumbangan pemikiran dan waktunya untuk membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan sumbangan pemikiran dan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak-Ibu dosen dan staf Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi dengan setia serta menjadi rekan selama penulis melaksanakan studi di PGSD-FKIP-USD Yogyakarta.

7. Ibu C.Tri Utami, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Totogan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SD Kanisius Totogan.

(11)

8. Ibu Katarina Sri M, S.Pd. selaku guru kelas V SD Kanisius Totogan, yang telah memberikan waktu dan bantuan selama penulis mengumpulkan data yang digunakan untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Siswa kelas V SD Kanisius Totogan yang telah bersedia menjadi subjek dalam penulisan skripsi ini.

10. Sr. Rosa Sihotang, SCMM Provinsial Suster SCMM beresta Dewannya yang telah memberi kesempatan, dukungan dan motivasi kepada penulis untuk menimba dan mengambangkan pengetahuan selama studi di PGSD-FKIP-USD Yogyakarta

11. Sr. Martha Chandra, SCMM sebagai Pimpinan komunitas dan para suster komunitas St. Sesilia Yogyakarta yang memberikan perhatian, doa dan dukungan bagi penulis dalam menelesaikan penulisan skripsi ini.

12. Fr. Agustinus Abi, CMM yang selalu memberi dukungan, perhatian dan waktu bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

13. Bapak, Ibu, Kakak, Adik dan segenap keluarga yang selalu mendoakan, serta mendukung penulis untuk tetap setia menjalani tugas perutusan studi.

14. Kepada semua teman-teman PGSD angkatan 2008/2009 dan sahabat serta kenalan yang selalu memberi dukungan bagi penulis.

15. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Karena itu, dengan senang hati dan terbuka penulis menerima segala kritikan dan saran demi penyempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

(12)
(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian... 53

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas ... 53

2. Hasil Keaktifan Belajar Siswa... 65

3. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 65

B. Pembahasan ... 65

1. Penggunaan mind map ... 65

2. Keaktifan Belajar siswa ... 68

3. Prestasi Belajar siswa... 72

BAB V PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

xiii

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel 1. Jadwal Penelitian ... ... 31

2. Tabel 2. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... ... 41

3. Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... ... 42

4. Tabel 4. Kisi-kisi Pengamatan Keaktifan ... ... 42

5. Tabel 5. Indikator Keaktifan ... ... 43

6. Tabel 6. Rubrik Penilaian Aspek Afektif ... ... 43

7. Tabel 7. Rubrik Penilaian Aspek Psikomotorik ... ... 44

8. Tabel 8. Kriteria Keberhasilan Keaktifan dan Prestasi belajar . ... 45

9. Tabel 9. Kriteria Kualifikasi Koefisien Korelasi ... ... 46

10. Tabel 10. Hasil Perhitungan validasi perangkat pembelajaran ... 49

11. Tabel 11. Kriteria Validasi Peangkat pembelajaran ... ... 49

12. Tabel 12. Kriteria Keaktifan Siswa ... ... 51

13. Tabel 13. Keberhasilan Keaktifan Siswa ... ... 70

14. Tabel 14. Kriteria Keaktifan siswa ... ... 70

15. Tabel 15. Hasil Keseluruhan Keaktifan Siswa ... ... 71

16. Tabel 16. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Siswa ... ... 76

17. Tabel 17. Hasil Peningkatan Belajar Siswa ... ... 76

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ... 83

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 85

3. Materi Bahan Ajar ... 96

4. Lembar Kerja Siswa ... 106

5. Soal Evaluasi ... 110

6. Soal Evaluasi ... 112

7. Kunci Jawaban Soal Evaluasi dan Lembar Pengamatan Siswa……... 114

8. Rubrik Penilaian Aspek Afektif ... 115

9. Rubrik Aspek Psikomotorik ... 117

10. Desain Mind Map ... 119

11. Hasil Kerja Siswa ... 120

12. Hasil Perhitungan Validitas Soal Siklus I... 131

13. Hasil Perhitungan Validitas Soal Siklus II ... 132

14. Surat Ijin Penelitian... 135

15. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ... 136

16. Foto Penelitian... 137

17. Biodata Peneliti ... 139

xv

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. PTK Model Kemmis dan Mc Tagart ... 28

Gambar 2. Contoh Mind Map ………. 66

Gambar 3. Contoh Mind Map ………. 66

Gambar 4. Presentasi Hasil Kerja Siswa ……… 67

Gambar 5. Kerja Kelompok Siswa ……….. 67

Gambar 6. Grafik Keaktifan siswa ... 72

Gambar 7. Grafik Prestasi Belajar Siswa ... 73

Gambar 8. Ketuntasan KKM Sisw... 75

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu cara untuk memajukan kehidupan Bangsa. Semua warga negara mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan. Di Negara Indonesia pelayanan pendidikan sampai sekarang belum merata dan yang menjadi tujuan utama dari pendidikan adalah perkembangan kognitif saja. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan usaha untuk mengembangkan pikiran dan karakter anak demi kehidupan masa depan yang lebih baik.

Pendidikan seharusnya tidak hanya mengutamakan kognitif saja tapi perkembangan yang utuh pada diri peserta didik. Proses pendidikan akan mempengaruhi perkembangan keaktifan dan prestasi peserta belajar. Pada hakekatnya pendidikan adalah proses terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses pendidikan berlangsung, siswa tidak menerima pengetahuan dari guru secara pasif, tetapi siswalah yang aktif membangun pengetahuanya sehingga potensi diri yang mereka miliki menjadi berkembang dan pengetahuan yang mereka peroleh menjadi bermakna. Proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa.

Guru dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan temannya dalam tugas-tugas terstruktur sehingga siswa aktif membangun pengetahuanya. Di sini peran guru sebagai fasilitator dengan menciptakan suasana, merancang kegiatan, menyediakan sumber belajar.

1

(18)

Untuk membuat siswa aktif guru perlu melakukan variasi dalam pembelajaran. Metode dan strategi dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh pada keaktifan dan prestasi belajar siswa. Pada pelajaran IPS Sekolah Dasar Kanisius Totogan metode yang sering dipakai dalam pembelajaran adalah ceramah dan tanya jawab. Pembelajaran menggunakan metode ceramah sering membuat siswa bosan dan kurang tertarik, karena siswa tidak terlibat langsung.

Mata pelajaran IPS adalah pelajaran yang menyangkut tentang masalah manusia dan dunianya. Pelajaran IPS menjadi pelajaran yang sulit bagi siswa karena cakupannya sangat luas dan berupa hafalan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pembelajaran IPS harus memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Adapun KKM pada setiap

sekolah berbeda, hal ini dikarenakan sekolah harus menyesuaikan dengan

kemampuan siswa serta sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan

pembelajaran.

Berdasarkan nilai ulangan dari data dua tahun yang lalu diperoleh

penulis, dari 28 siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Ajaran 2010/2011

masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah (KKM). Mata pelajaran IPS

(19)

3

keaktifan siswa berdasarkan indikator yang sudah dibuat hanya mencapai 33,99%. Sedangkan wawancara kepada guru kelas, diperoleh keterangan bahwa keaktifan belajar siswa mata pelajaran IPS materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang masih kurang. Hal tersebut terjadi karena siswa kesulitan dalam menghafal, mengingat tanggal dari suatu peristiwa.

Melihat fakta tersebut peneliti akan mencoba untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan teknik mind map melalui penelitian tindakan kelas. Mind map adalah peta konsep yang dibuat untuk mempermudah mempelajari suatu materi, yang berupa bagan dengan bagian inti di tengah dan garis lengkung sebagai cabang-cabangnya yang diberi warna- warni untuk mengaktifkan siswa. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa teknik mind map dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang.

B. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini, difokuskan pada penggunaan teknik mind map untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

C. Rumusan Masalah

(20)

melawan Belanda dan Jepang pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2012/ 2013?

2. Apakah penggunaan teknik mind map dapat meningkatkan keaktifan belajar pada materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2012/ 2013?

3. Apakah penggunaan teknik mind map dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2012/ 2013?

D. Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar pada materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang siswa kelas V SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2012/ 2013 akan diatasi dengan menggunakan teknik mind map.

E. Batasan pengertian

Suatu istilah dapat ditafsirkan dengan makna yang berbeda-beda. Agar terhindar dari kesalahpahaman dan penafsiran-penafsiran yang keliru, maka peneliti memberikan batasan-batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai berikut:

(21)

5

2. Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. 3. Teknik mind map adalah peta konsep yang dibuat untuk mempermudah

mempelajari suatu materi, yang berupa bagan dengan bagian inti di tengah dan garis lengkung sebagai cabang-cabangnya.

F. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan teknik mind map dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan teknik mind map dapat meningkatkan keaktifan belajar pada materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui apakah penggunaan teknik mind map dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2012/2013.

(22)

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Peneliti: dapat memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian tindak kelas khususnya materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang dengan menggunakan teknik mind map.

2. Siswa: dapat memperoleh pengalaman belajar tentang materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang dengan menggunakan teknik mind map.

3. Guru: dapat memberikan inspirasi dalam melakukan penelitian tindak kelas khususnya materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang dengan menggunakan teknik mind map.

(23)

7

BAB II LANDASAN

TEORI

Bab ini menjelaskan berbagai pengertian yang dikaji oleh peneliti dalam kajian pustaka. Menyajikan penelitian relevan dengan penelitian ini yang terdahulu, dan menjelaskan kerangka berpikir dalam penelitian ini. Selanjutnya dijelaskan hipotesis tindakan yang dicapai oleh peneliti.

A. Kajian Pustaka

1. Keaktifan

a. Pengertian Keaktifan adalah:

Menurut Fajri dan Senja (2004:36) keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha mampu bereaksi dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan. Menurut Poerwodarminto (1986:26), aktif adalah giat bekerja, berusaha, keaktifan adalah kegiatan, kesibukan, jadi keaktifan siswa adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar baik disekolah maupun di luar sekolah. Dalam kegiatan belajar tidak lepas dari keaktifan siswa. Hanya saja tingkat keaktifan siswa berbeda-beda.

Belajar aktif adalah keikutsertaan, partisipasi siswa secara langsung baik fisik, mental, emosional, maupun intelektual dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sardiman (2011:98) aktifitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Menurut

7

(24)

Budiono (1998:13) kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris yaitu Activity yang berarti kegiatan. Jadi belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa.

Tentang ukuran dari kualitas pembelajaran tidak terletak pada baiknya guru menerangkan, tetapi pada kualitas dan kuantitas belajar siswa, dalam arti seberapa banyak dan seberapa sering siswa terlibat secara aktif. Proses belajar siswa ini mengarah seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru, dan dapat pembelajaran, Budi (2001:46) mengatakan bahwa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan.

b. Ciri-ciri siswa aktif

Dirawan (1993:14) mengatakan bahwa ciri-ciri pengajaran yang berorientasi pada CBSA yaitu:

1) Tahap permulaan

Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi dalam belajar a) Ceramah tidak lagi menjadi metode dominan

b) Belajar secara klasikal mulai diselingi belajar kelompok berpasangan dan individual

c) Proses belajar tidak selalu di dalam kelas

d) Murid-murid mendatangi atau mengundang narasumber dari lokasi daerah sekitar mereka

(25)

9

f) Alat peraga mulai beragam dan diperoleh dari lingkungan setempat 2) Tahap lanjutan

a) Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar b) Kegiatan belajar mengajar semakin bervariasi

c) Pertanyaan yang diajukan pada murid atau guru mulai bermutu, terbuka, dan menimbulkan motivasi untuk aktif.

d) Penilaian hasil belajar menyeluruh

e) Siswa dilibatkan dalam proses penilaian hasil belajar mengajar 3) Tahap mantap

a) Kualitas penerapan prinsip-prinsip CBSA makin mantap b) Kemandirian siswa dalam belajar makin berkembang

c) Siswa berfikir aktif, kreatif, mengidentifikasi, dan memecahkan masalah

d) Siswa lebih peka dan berfikir kritis terhadap gejala kehidupan di sekitar

e) Aktivitas belajar ditandai dengan : (1) Kesadaran akan adanya masalah

(2) Merumuskan dan mengidentifikasi masalah

(3) Mencari fakta, data, alternatif untuk pemecahan masalah

(4) Menyimpulkan dan merumuskan hasil pemecahan masalah sebagai hasil belajar

f) Siswa lebih terbiasa dalam : (1) Mengajukan pertanyaan

(26)

(2) Menjawab aneka ragam pertanyaan problematis (3) Mempertanyakan pertanyaan

(4) Bertanggungjawab terhadap kegiatan dan hasil belajar kelompok maupun perorangan

Menurut Wijaya (1988:188-189) ciri-ciri kegiatan belajar mengajar untuk membangkitkan semangat keaktifan siswa adalah:

1. Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat perencanaan proses belajar mengajar.

2. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.

3. Adanya keterlibatan intlektual emosional siswa baik melalui kegiatan, mengalami, menganalisis, berbuat, maupun pembentukan sikap. 4. Guru bertindak sebagai fasilitator dan kordinator belajar siswa.

Menurut Sriyono, yang dimaksud dengan keaktifan pada waktu mengajar adalah guru harus mengusahakan murid-muridnya aktif, baik aktif secara jasmani, maupun rohani. Keaktifan secara rohani maupun jasmani meliputi:

1. Keaktifan indra: pendengaran, pengelihatan, peraba dan lain-lain. Siswa harus dirangsang agar dapat menggunakan alat indranya dengan sebaik mungkin.

(27)

11

3. Keaktifan ingatan: saat proses belajar mengajar siswa harus aktif menerima bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpan dalam otak. Kemudian pada suatu saat siswa siap dan mampu mengutarakan kembali.

4. Keaktifan emosi: dalam hal ini siswa hendaklah senantiasa berusaha mencintai pelajarannya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah kegiatan dan kesibukan serta keterlibatan siswa secara jasmani dan rohani selama proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.

c. Pengaruh Keaktifan terhadap proses belajar siswa

(28)

siswa, baik yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan sekolah atau pembelajaran.

Untuk merangsang keaktifan siswa diperlukan aktivitas dalam pembelajaran karena pada dasarnya tidak ada proses belajar jika tidak ada aktivitas siswa. Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

(29)

13

tes/evaluasi, menyelesaikan tugas dengan baik, dapat memberi saran, bertanya kepada guru, bertanya kepada teman, dapat memecahkan masalah dalam kelompok dan mencatat hal-hal penting.

1). Keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan serta keterlibatan siswa secara jasmani dan rohani selama proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di luar sekolah

2). Cara mengukur keaktifan

Untuk mengukur keaktifan akan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan observasi dan wawancara. Observasi keaktifan berupa rubrik pengamatan yang sudah disusun peneliti dan wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Sujana (2004) belajar adalah suatu proses yang

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,

sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda

bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku

dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik

perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan

(psikomotor), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui

interaksi dengan lingkungan.

(30)

Menurut Winkel (1897:36) belajar adalah suatu aktifitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu relatif konstan,

berbekas dan berbekas.

Prestasi belajar merupakan salah satu umpan balik dari proses

belajar yang telah dilakukan siswa. Prestasi belajar dapat ditunjukan

dengan hasil belajar siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa

keterampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau

menyelesaikan tugas (Gagne dalam Baruddin, 2002:18)

Slameto (1988:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik dalam pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum, sehingga terjadi perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam diri siswa.

b. Pengertian Prestasi Belajar

(31)

15

dimiliki oleh seseorang dari hasil akhir yang dilakukan. Selanjutnya Purnomo (2008:369) menyatakan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar. Arifin (1990:3) menyatakan prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan masalah (dalam bidang pendidikan). Kemampuan atau keberhasilan yang diraih berkenaan dengan aspek pengetahuan siswa secara umum.

Menurut Soeryabrata (1984:25) prestasi adalah hasil yang dicapai menurut kemampuan siswa dalam mengerjakan sesuatu, jadi prestasi belajar adalah hasil akhir yang dicapai sebaik-baiknya dalam jangka waktu tertentu di sekolah. Perwujudan dari prestasi belajar adalah penilaian yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan dan dibuat oleh guru.

Nurkencana (1986:62) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh siswa berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

(32)

pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (1988:54-71) berpendapat bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal, a) Faktor Jasmaniah.

Sehat berarti dalam kondisi yang baik dan terbebas dari berbagai penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu apabila kesehatannya tidak baik. Konsentrasi selama belajar juga akan menjadi buyar atau tidak fokus. Hal seperti ini akan berdampak nantinya pada hasil belajar. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatannya agar tetap terjaga dengan tidur yang cukup, makan makanan yang bergizi dan olah raga setiap hari.

(33)

17

hendaknya diusahakan alat bantu agar dapat mengurangi pengaruh kecacatan.

(34)

menambah kegiatan belajar. (4) Bakat, menurut hilgard adalah kemampuan untuk belajar. Jadi bakat dapat mempengaruhi belajar. Apabila materi yang dipelajari oleh siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajar siswa akan lebih baik karena ia senang untuk mempelajarinya. Namun kebanyakan siswa SD belum mengetahui bakat yang dimilikinya oleh karena itu bantuan dari guru sangatlah penting untuk bisa membantu mengembangkan bakat yang dimiliki oleh siswa. (5) Motif, Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa untuk dapat belajar dengan baik. Oleh karena itu motif sangat diperlukan oleh siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik. Motif dapat diberikan dengan cara memberikan latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi latihan/kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan disekitar siswa yang meliputi :

a) Lingkungan sosial

(35)

19

rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Semua itu akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Misalnya apabila orang tua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing tanpa peduli terhadap belajar anaknya, hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang rendah.

b) Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang dibutuhkan oleh siswa. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, misalnya saja apabila gedung sekolah yang sudah tidak layak masih digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar, maka hal tersebut menimbulkan dampak yang buruk terhadap kegiatan belajar siswa.

c). Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi/teknik dan metode yang digunakan oleh siswa untuk melakukan proses pembelajaran. Faktor pendekatan pembelajaran ini juga dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Apabila siswa semakin mendalami materi yang diberikan maka semakin baik hasilnya.

(36)

3. Mind map

a. Pengertian Mind map

Menurut Buzan (2005:1) Mind map adalah salah satu cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam dan mengambil informasi tersebut keluar dari otak. Mind map merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah akan memetakan pikiran-pikiran kita, catatan yang dibuat tersebut membentuk gagasan yang saling berkaitan dengan topik utama di tengah dan subtopik serta perincian menjadi cabang-cabangnya. Teknik mind map dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri siswa, karena pengalaman yang diperoleh siswa dapat semakin berkesan apabila proses pembelajaran hasil pemahaman dan penemuanya sendiri. Membuat catatan dengan mind map sangat menyenangkan dan mengurangi tingkat kebosanan dalam belajar. Peran guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing sehingga diharapkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan atas bimbingan guru.

b. Langkah-langkah Mind map

Menurut Buzan (2005) ada beberapa langkah membuat mind map yaitu: 1. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang diletakkan mendatar 2. Menggunakan gambar sebagai gagasan sentral

3. Pada setiap bagian tambahkan warna

(37)

21

5. Membuat garis melengkung bukan lurus

6. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis 7. Memberi gambar untuk setiap mind map

c. Manfaat Mind Map

Menurut Buzan (2005:6) mind map dapat membantu siswa untuk: 1. Merancang

2. Berkomunikasi 3. Menjadi lebih kreatif 4. Menghemat waktu 5. Menyelesaikan masalah 6. Memusatkan perhatian

7. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran 8. Mengingat dengan lebih baik

9. Belajar lebih capat dan efisien.

(38)

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMU. IPS mengkaji bagaimana manusia hidup bersama dengan sesamanya dalam proses interaksi sosial

baik dalam keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Menurut

Sumaatmadja (1978:7) bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia

dimasyarakat, manusia sebagai anggota masyarakat. Dalam BSNP

(2006:575) mengatakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social. Selanjutnya

menurut Suradisastra (1991) Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis,

komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan

dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.

Dari pengertian IPS di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah Ilmu

yang mempelajari manusia dimasyarakat dengan menggunakan beberapa

kajian pokok dengan tujuan agar manusia dapat memecahkan berbagai

masalah sehingga semakin memahami dan mengerti lingkungan social

masyarakatnya.

Tujuan Pembelajaran IPS :

Menurut Mulyasa (2006) mengemukakan bahwa pembelajaran IPS memiliki

tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1). Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

(39)

23

2). Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial.

3). Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4). Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetensi

dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional, maupun

global.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan tujuan IPS adalah untuk memberi bekal kepada para siswa dalam mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, menyiapkan diri siswa untuk menjadi seorang warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat luas.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini dijelaskan beberapa penelitian yang relevan dengan:

1. Penelitian yang dilakukan: Gede Wija Kusuma Program Studi Guru Pendidikan Akuntansi (2011, skripsi tidak diterbitkan) dengan judul

”Penggunaan media mind map dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi

(40)

II keaktifan siswa berada pada katagori tinggi dengan nilai rata-rata (55,7) dan (27,78 ) siswa berani maju ke depan menjelaskan kembali dengan menggunakan media teknik mind map. Peningkatan prestasi terjadi dari situasi awal nilai rata-rata ulangan harian (40,21) menjadi (57,64) pada siklus I dan (74,31) pada siklus II.

(41)

25

C. Kerangka Berpikir

Penggunaan teknik mind map diyakini dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Totogan. Mata pelajaran IPS bagi siswa kelas V pada umumnya merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang disukai oleh siswa karena materinya berupa hafalan. Dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru terlalu mengutamakan ringkasan yang ada dalam Lembar Kerja Siswa.

Metode yang digunakan adalah ceramah membuat siswa cepat merasa bosan dalam mengikuti pelajaran dan berakibat pada rendahnya keaktifan dan prestasi belajar. Rendahnya keaktifan siswa dapat dilihat ketika proses belajar tidak ada yang bertanya, menjawab pertanyaan guru. Oleh karena itu guru dituntut untuk memperhatikan cara mengajar untuk menemukan cara pemecahan masalah tersebut. Apabila dalam kegiatan belajar mengajar guru menggunakan teknik yang bervariasi maka tidak membosankan sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesulitan siswa dalam menerima materi yang berbentuk hafalan tersebut adalah dengan menggunakan teknik mind map. Dengan menggunakan teknik mind map materi dapat ditulis dengan singkat sehingga dapat diingat dengan cepat. Selain itu teknik mind map dapat memacu semangat belajar siswa karena siswa dapat membuat mind map dengan berbagai simbol dan warna-warni yang membuat siswa merasa senang dalam belajar sehingga pada akhirnya prestasi siswa dalam mata pelajaran IPS akan meningkat.

(42)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan variabel penelitian, penelitian sebelumnya, kajian pustaka, dan kerangka berpikir di atas, peneliti mengemukakan hipotesis bahwa:

1. Upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan teknik mind map untuk mempermudah mempelajari suatu materi. Pembuatan mind

map pada siklus I terdiri dari dua orang satu kelompok dan mind map tidak

menggunakan spidol warna sedangkan pada siklus II terdiri dari empat orang satu kelompok dan menggunakan spidol warna dan dibuat dengan singkat sehingga dapat diingat dengan cepat.

2. Penggunaan teknik mind map dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam materi mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2012/ 2013

(43)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan tahun ajaran 2012/2013 tentang keaktifan dan prestasi belajar.

Menurut Ebbut (1985) dalam Kasbolah (2001:9). Penelitian Tindakan Kelas merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi. Selain itu, pelitian tindakan kelas juga bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan sasaran akhirnya untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan.

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang ditandai dengan adanya kerja sama antara guru bidang studi dengan pihak peneliti. Guru berperan orang yang melakukan pembelajaran dan peneliti berperan sebagai pengamat yakni melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan mencatat hasil temuan. Dalam PTK tindakanya harus melalui beberapa siklus (Kemmis dalam Kasbolah, 2001:10) yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini.

27

(44)

Perencanaan

Refleksi Siklus

I

Pelaksanaa

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus

II

Pelaksana

Pengamatan

Gambar 1.

PTK Model Kemmis dan Mc Tagart

Keempat langkah penting dalam PTK dapat diuraikan secara singkat seperti berikut ini (Sukardi 2003:213):

1. Perencanaan

Perencanaan adalah kegiatan yang merencanakan suatu tindakan untuk dilakukan pada setiap pelaksanaan siklus. Ada beberapa hal yang terdapat dalam perencanaan yaitu: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan pemecahan masalah.

2. Pelaksanaan

(45)

29

paling tepat yaitu mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Setelah ditetapkan bentuk pelaksanaan tindakan, maka langkah berikutnya adalah mengimplementasikan tindakan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dibuat.

3. Pengamatan

Pengamatan atau observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran. Merupakan suatu pengaruh dari pelaksanaan tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data dengan atau tanpa alat bantu. Data yang dihimpun melalui pengamatan meliputi data kuantitatif dan data kualitatif sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan.

4. Refleksi

(46)

dengan siklus kedua dengan melakukan perbaikan terhadap rencana penelitian.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Totogan KecamatanPrambanan, Kabupaten Klaten.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Siswa SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2012/2013 kelas V yang berjumlah 22 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan teknik mind map mengenal tokoh perjuangan melawan Belanda dan Jepang siswa kelas V SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

4. Waktu Penelitian

(47)

31

Januari Februari MaretApril MeiJuni Juli Agustus September 1 Observasi

Supaya penelitian ini dapat terlaksana dengan baik, maka dibuatlah suatu rancangan yang akan digunakan untuk bahan acuan dalam penelitian nantinya. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus.

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Totogan.

b. Melakukan wawancara dengan guru kelas V untuk mengetahui kesulitan atau kendala yang dialami oleh siswa dalam mata pelajaran IPS.

(48)

c. Melakukan observasi pada siswa kelas V untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi kelas dan menetapkan kondisi awal keaktifan dan prestasi belajar siswa.

d. Merumuskan masalah e. Menyusun proposal

f. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya g. Menyusun silabus, RPP, LKS, soal evaluasi, instrumen penilaian,

rubrik pengamatan keaktifan.

h. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung kegiatan pembelajaran di kelas seperti media pembelajaran.

2. Rencana tindakan setiap siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut:

Siklus I pertemuan I

a. Perencanaan.

Rencana tindakan pada siklus pertama menggunakan teknik pembelajaran mind map dilakukan selama dua kali pertemuan, dimana setiap pertemuan beralokasikan 2 JP. Adapun rencana tindakan pada siklus pertama pertemuan I adalah:

1). Mempersiapkan silabus

2). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3). Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

(49)

33 33

5). Membuat instrumen penilaian. b. Tindakan

Pertemuan Pertama (2 x 35 menit)

1) Membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa, salam dan presepsi.

2) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan yang akan dicapai dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

3) Menjelaskan kepada siswa materi yang akan di sampaikan yaitu tentang kedatangan bangsa Eropa di Indonesia.

4) Menjelaskan kepada siswa pemerintahan Belanda yang ada di Indonesia.

5) Menjelaskan maksud kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, siswa mendengarkan dengan disiplin

6) Siswa dibagi dalam kelompok, dalam siklus I setiap kelompok terdiri dari 2 orang, sedangkan siklus II setiap kelompok terdiri dari empat orang.

7) Siswa menggali kembali secara singkat konsep penjajahan Jepang di Indonesia.

8) Guru bertanya kepada siswa tentang tokoh perjuangan melawan Jepang.

9) Guru memberikan contoh tentang pembuatan mind map.

10) Guru bersama siswa membahas mind map yang telah dibuat siswa secara berkelompok.

(50)

c. Pengamatan

Mengobservasi keaktifan belajar siswa dengan lembar pengamatan yang telah tersedia pada siklus I

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti dengan cara berdiskusi terhadap guru memecahkan masalah yang muncul dalam kelas pada perlakuan tindakan pada siklus pertama. Hasil refleksi perlakuan siklus pertama maka peneliti memutuskan apakah tindakan yang dilakukan sudah mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah peneliti memutuskan untuk menentukan siklus dilanjutkan atau diberhentikan. Apabila pada siklus pertama penelitian kurang baik, maka penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan melakukan perbaikan terhadap rencana penelitian.

Siklus I pertemuan II

a. Perencanaan.

Rencana tindakan pada siklus pertama pertemuan II adalah: 1) Mempersiapkan silabus

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

(51)

35 35

b. Tindakan

1) Membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa, salam dan apresepsi.

2) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan yang akan dicapai dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. 3) Siswa masuk dalam kelompok sesuai dengan pertemuan pertama. 4) Guru menjelaskan tentang teknik pembelajaran yang akan

digunakan yaitu tentang pembuatan mind map.

5) Guru menjelaskan materi secara garis besar dan memberi contoh mind map.

6) Menjelaskan kepada siswa tentang sistem tanam paksa yang di terapkan oleh Belanda di Indonesia

7) Menugaskan siswa secara berkelompok untuk mendiskusikan kekuasaan pemerintahan k Belanda dengan teknik mind map. 8) Guru membimbing siswa dalam pembuatan mind map.

9) Evaluasi c. Pengamatan

Mengobservasi keaktifan belajar siswa dengan lembar pengamatan yang telah tersedia pada siklus I.

d. Refleksi

(52)

yang dilakukan sudah mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah peneliti memutuskan untuk menentukan siklus dilanjutkan atau berhenti. Untuk melihat lebih jelas hasil siklus pertama maka peneliti: 1) Mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan siklus I

tentang apa yang berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi siswa.

2) Membandingkan hasil ulangan atau tes dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. 3) Merencanakan perbaikan berdasarkan hasil ulangan atau tes dan

observasi untuk dilakukan pada siklus ke II. Siklus II pertemuan I

a. Perencanaan.

1) Mempersiapkan silabus

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

4) Menyiapkan alat dan bahan pelajaran 5) Membuat instrumen penilaian. b. Tindakan

1) Membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa, salam dan apresepsi

(53)

37 37

3) Menjelaskan kepada siswa materi yang akan di sampaikan yaitu tentang kedatangan Jepang di Indonesia

4) Bersama siswa membahas penjajahan Jepang di Indonesia dengan kreatif dan inovatif.

5) Guru bertanya kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang masa penjajahan Jepang di Indonesia.

6) Menugaskan siswa secara berkelompok untuk mendiskusikan kekuasaan Jepang di Indonesia dengan kritis

7) Mempresentasikan hasil diskusi siswa di depan kelas setiap kelompok dengan logis dan kritis.

c. Pengamatan

Mengobservasi keaktifan belajar siswa dengan lembar pengamatan yang telah tersedia pada siklus I

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti dengan cara berdiskusi dengan guru memecahkan masalah yang muncul dalam kelas pada perlakuan tindakan pada siklus II pertemuan pertama. Hasil refleksi perlakuan siklus II pertemuan pertamapeneliti kemudian menentukan apakah tindakan yang dilakukan sudah mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah peneliti memutuskan untuk menentukan siklus dilanjutkan atau diberhentikan.

(54)

Siklus II pertemuan II

a. Perencanaan.

1) Mempersiapkan silabus

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

4) Menyiapkan alat dan bahan pelajaran 5) Membuat instrumen penilaian

b. Tindakan

1) Guru memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.

2) Guru memulai pelajaran dengan melakukan absensi yaitu menanyakan siapa yang pernah menonton film penjajahan.

3) Menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

4) Menggali kembali secara singkat konsep penjajahan Belanda dan Jepang serta dampak yang dirasakan oleh rakyat Indonesia.

5) Siswa membuat sebuah mind map sesuai dengan perintah yang ada pada LKS secara kelompok. Mind map dibuat sesuai dengan materi, yakni tentang sejarah penjajahan Belanda dan Jepang, dampak yang ditimbulkan, dan perjuangan yang dilakukan oleh para tokoh di berbagai tempat di Indonesia. Pembuatan mind map menggunakan spidol warna sesuai dengan materi.

(55)

39 39

mind map yang sudah dikerjakan dalam kelompok.

7) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi.

8) Mengerjakan evaluasi. c. Pengamatan

Mengobservasi keaktifan belajar siswa dengan lembar pengamatan yang telah tersedia pada siklus I.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti dengan cara berdiskusi dengan guru memecahkan masalah yang muncul dalam kelas pada perlakuan tindakan pada siklus II. Hasil refleksi perlakuan siklus II maka, peneliti menentukan apakah tindakan yang dilakukan sudah mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah peneliti memutuskan untuk menentukan siklus dilanjutkan atau dihentikan. Untuk melihat hasil yang lebih jelas maka peneliti:

1) Mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan siklus II, tentang apa yang berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi siswa.

2) Membandingkan hasil ulangan atau tes dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Kemudian peneliti memutuskan apakah penelitian ini dilanjutkan atau dihentikan.

(56)

D. Pengumpulan Data

Sesuai dengan judul penelitian diatas, penelitian ini menggunakan dua peubah, yakni keaktifan dan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis instrumen, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Instrumen pembelajaran tersebut meliputi RPP, silabus, bahan ajar, LKS, kisi-kisi, dan soal. Sedangkan untuk instrumen pengumpulan data adalah lembar pengamatan keaktifan yang diisi oleh peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan keaktifan dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan keaktifan pada setiap siklus. Adapun instrumen yang dikembangkan sesuai dengan peubah keaktifan.

Instrumen Penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua instrumen, yaitu tes dan non tes. Instrumen tes berbentuk tes tertulis yang berupa lembar ulangan/tes, yang digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Sedangkan untuk instrumen non tes berupa lembar pengamatan keaktifan yang digunakan untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam aspek afektif dan psikomotorik.

1. Tes tertulis

(57)

41 41

meteri kepada siswa. Soal tes objektif pilihan ganda yang berjumlah 20 nomor disetiap siklus, yang masing-masing memiliki bobot satu (1).

Dengan ketentuan : Skor 1 = jika jawaban benar Skor 0 = Jika jawaban salah

Prestasi belajar diukur pada akhir setiap siklus. Prestasi belajar diukur menggunakan non tes dan tes/evaluasi. Soal tes tertulis siklus I dan siklus II disusun berdasarkan kisi-kisi soal sebagai berikut:

Tabel 2: Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Setelah Diuji Coba

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

(58)

Tabel 3: Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Setelah Diuji Coba

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Isian singkat Jumlah

soal

Penilaian non tes dalam penelitian ini, digunakan untuk menilai keaktifan prestasi belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotorik. Penyusunan lembar pengamatan keaktifan dibuat oleh peneliti bersama dengan teman sejawat kelompok keaktifan yang diambil dari ciri-ciri keaktifan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tujuh indiator.

Tabel 4:Kisi-kisi Pengamatan Keaktifan

NO Indikator keaktifan Nomor butir

1 Berani menyampaikan pendapat 1,2,12

2 Perhatian siswa di kelas 3

3 Kerjasama baik dalam kelompok 4,15

4 Mampu mengerjakan tugas-tugas 6,10,11

5 Mampu menjawab pertanyaan 7,8

6 Mampu bertanya di kelas 13,14

7 Melakukan kegiatan belajar atas dasar kemauan

(59)

43 43

Indikator ini dikembangkan lagi menjadi beberapa bagian untuk mempermudah pengamatan. Peneliti mengembangkan indikator ini menjadi 16 nomor lagi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel lima. Pengamatan keaktifan diisi peneliti pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung baik pada siklus I maupun siklus II

Tabel 5: Indikator Keaktifan

No. Aspek yang diamati Jumlah siswa

terlibat (Turus)

1 Keberanian menyampaikan pendapat dalam kelas

2 Keberanian menyampaikan pendapat dalam kelompok

3 Memperhatikan penjelasan guru

15 Dapat memecahkan masalah dalam kelompok

16 Mencatat hal-hal penting

Pengamatan keaktifan dilakukan pada seluruh siswa, dengan cara memberi turus ( / )

Tabel 6: Rubrik Penilaian Aspek Afektif

(60)

Tabel 7: Rubrik Penilaian Aspek Psikomotorik jawab pihak antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee), yang dilaksanakan sambil bertatap muka, baik secara

langsung maupun tidak langsung, dengan maksud memperoleh jawaban dari interviewee. Proses tanya jawab dilakukan dengan menggunan pedoman wawancara (Masidjo, 1995:73).

Pedoman wawancara merupakan daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat mengarahkan dan sesuai dengan masalah yang diperiksa atau dibutuhkan interviewer. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa setelah proses belajar mengajar pada setiap pertemuan dalam siklus I dan siklus II untuk mengetahui pendapat mereka ketika pelaksanaan teknik mind map.

E. Analisis Data

(61)

45 45

tujuannya untuk melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. Analisis data ini dapat menggambarkan dengan tepat mengenai rata-rata, perbedaan, hubungan- hubungan, dan sebagainya. Analisis data deskriptif dapat ditempuh dengan cara membandingkan data sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan.

1. Kriteria Keberhasilan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dikuasai siswa kelas V semester genap SD Kanisius Totogan tahun pelajaran 2012/2013 adalah 65. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini dikatakan berhasil, jika hasil yang dicapai siswa melebihi kriteria yang sudah peneliti tentukan di setiap akhir siklus. Kriteria keberhasilan yang peneliti buat adalah sebagai berikut.

Tabel 8:Kriteria Keberhasilan Keaktifan dan prestasi belajar Siswa

No Peubah Indikator Kondisi

1. Keaktifan Persentase

(62)

a. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1) Pengujian validitas ( Masidjo 1995: 242)

Validitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid selain dililhat langsung dari keadaan dirinya juga dapat dilihat setelah memperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Apabila setelah diperbandingkan menunjukkan kesesuaian mengenai hal atau apa yang mau diukur, dikatakan tes tersebut memiliki taraf validitas tertentu.

Tabel 9: Kriteria Kualifikasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,20 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat rendah

(63)

47 47

2) Pengujian Reliablitas

Menurut Masidjo (1995:209) reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketetapan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Oleh karena itu, taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien korelasi antara ± 0 sampai dengan ±1,00. Untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh dipakai besar koefisien korelasi dalam tabel statistik atas dasar taraf signifikan 1% dan 5%. Sedangkan Widoyoko (2009:128) mengartikan reliabilitas berhubungan ketetapan atau keajekan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa reliabilitas adalah kesesuaian hasil pengukuran yang tampak pada ketetapan hasil. Pengujian reliabilitas diujikan di kelas V SD Kanisius Kadirojo. Untuk dapat menghitung taraf reliabilitas suatu tes peneliti menggunakan Metode Belah Dua. Metode belah dua merupakan metode yang lebih efisien, karena dalam penentuan taraf reliabilitas suatu tes hanya mempergunakan satu tes untuk satu kali pengukuran. Reliabilitas dengan menggunakan metode gasal-genap rumus angka kasar:

Rumus koefisien gasal-genap

(64)

Keterangan :

rgg = koefisien gasal-genap N = jumlah siswa

∑X= jumlah total skor gasal

∑Y= jumlah total skor genap

∑X² = jumlah total dari hasil kuadrat gasal

∑Y² = jumlah total dari hasil kuadrat genap

∑XY = jumlah total hasil perkalian skor gasal-genap Rumus koefisien reliabilitas

Keterangan Rumus: rtt = Koefisien reliabilitas rgg = Koefisien gasal-genap

Dalam penelitian ini peneliti dalam mengukur taraf kesukaran, taraf pembeda, validitas, dan reliabilitas menggunakan sistem manual agar hasil yang diperoleh lebih jelas dan dapat dipahami satu persatu masing-masing item soal.

b. Validasi Perangkat Pembelajaran

(65)

49 49

jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran dihitung dengan menggunakan PAP dijelaskan berikut ini:

Tabel 10:Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran

No Perangkat

Pembelajaran

Expert Judgement (ahli) Hasil

Penilaian Rat-rata

1 Silabus Dosen IPS PGSD USD 4,1

Guru Matapelajaran IPS Kelas V Kanisius Totogan

4,3

Rata-rata 4,2

2 RPP Dosen IPS PGSD USD 3,9

Guru Matapelajaran IPS Kelas V Kanisius Totogan

4.0

Rata-rata 3,95

3 LKS Dosen IPS PGSD USD 3,7

Guru Matapelajaran IPS Kelas V Kanisius Totogan

4,1

Rata-rata 3,9

4 Bahan Ajar Dosen IPS PGSD USD 3,7

Guru Matapelajaran IPS Kelas V Kanisius Totogan

4,3

Rata-rata 4

Total rata-rata 4.01

Tabel 11: Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran

Rentang Skor Kriteria

(66)

baik maka perangkat pembelajaran ini layak digunakan untuk penelitian

2. Perhitungan keaktifan dan prestasi belajar siswa

Kriteria keberhasilan pada setiap variabel pada penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan cara dan ketentuan yang akan dijabarkan berikut ini.

a. Peningkatan Keaktifan

Analisis data dalam menghitung keaktifan menggunakan rubrik pengamatan keaktifan. Keaktifan siswa dinyatakan dengan persentase. Analisis keaktifan ini dapat dilihat dengan cara membandingkan antara kondisi awal, akhir siklus I dengan akhir siklus II sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ada. Peningkatan keaktifan siswa dapat dihitung dengan cara :

Peningkatan keaktifan siswa dapat dihitung dengan cara berikut: 1) Menghitung keaktifan setiap siswa sesuai dengan rubrik

pengamatan pada setiap pertemuan.

2) Menghitung rata-rata keaktifan setiap siswa pada akhir siklus Rata-rata keaktifan setiap siswa =

3) Presentase keaktifan siswa

x 100%

(67)

51 51

Rata-rata keaktifan seluruh siswa =

Membandingkan tingkat keaktifan awal dengan tingkat keaktifan siklus I dengan tingkat keaktifan siklus II. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan keaktifan atau tidak.

Kriteria Keaktifan menurut Masidjo 1995:157 adalah sebagai berikut:

Tabel 12: Kriterea Keaktifan Siswa

No Skor rata-rata Keaktifan siswa

1 81% - 100% Sangat aktif

2 66% - 80% Aktif

3 56% - 65% Cukup aktif

4 45% - 55% Kurang aktif

5 Dibawah 46% Tidak aktif

3. Prestasi Belajar

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa tentang materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia, peneliti menyediakan soal- soal evaluasi yang harus dikerjakan siswa pada setiap akhir siklus. Soal- soal tersebut adalah soal pilihan ganda. Selain soal evaluasi terdapat penilaian proses belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Analisis skor hasil prestasi belajar ditempuh dengan membandingkan kondisi awal, akhir siklus I dan akhir siklus II.

Langkah-langkah penyekorannya sebagai berikut: 1) Penyekoran nilai kognitif

Jawaban benar = skor 1 Jawaban salah = skor 0

(68)

2) Penghitungan skor yang diperoleh setiap siswa 3) Menghitung nilai siswa dengan rumus:

a) Nilai kognitif = (jumlah skor setiap siswa+ 4) x 5 = 100 b) Nilai afektif = (jumlah skor setiap siswa + 4) x 5 = 100 c) Nilai psikomotorik = (jumlah skor setiap siswa +4) x 5 =100 4) Menghitung nilai akhir

Nilai Final = N kognitif x 70+N afektif x 15 + N psikomotorik x 15

10

Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:

5) Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa: Persentase =

(69)

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas

Siklus 1

Pada penelitian ini, kegiatan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu tanggal 19 dan 21 Februari 2013. Materi pembelajaran yang diajarkan adalah tentang latarbelakang kedatangan Belanda di Indonesia dan perlawanan-perlawanan bangsa Indonesia terhadap Belanda.

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan peneliti pada pertemuan ini adalah mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam penelitian. Persiapan tersebut meliputi materi pelajaran tentang latarbelakang kedatangan Belanda di Indonesia, menyiapkan silabus, RPP, dan LKS, menyiapkan kertas kuarto berwarna yang akan digunakan sebagai media membuat mind map, menyiapkan lembar pengamatan (observasi) siswa, lembar wawancara guru, dan lembar wawancara siswa serta instrumen dalam bentuk tes tertulis yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

53

Gambar

Tabel                                                                                                         Halaman
Gambar 1.  PTK Model Kemmis dan Mc Tagart ......................................       28
Gambar 1.
Tabel 1: Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait