• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERAKSI SOSIAL ANTARA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK TOPIK IRISAN DAN GABUNGAN HIMPUNAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "INTERAKSI SOSIAL ANTARA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK TOPIK IRISAN DAN GABUNGAN HIMPUNAN"

Copied!
252
0
0

Teks penuh

(1)

INTERAKSI SOSIAL ANTARA GURU DAN SISWA

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK TOPIK IRISAN DAN GABUNGAN HIMPUNAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: RN. Elvisari Hia NIM : 041414057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

INTERAKSI SOSIAL ANTARA GURU DAN SISWA

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK TOPIK IRISAN DAN GABUNGAN HIMPUNAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: RN. Elvisari Hia NIM : 041414057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

”Bersukacitalah dalam Pengharapan, Sabarlah dalam Kesesakan dan Bertekunlah dalam Doa”

Roma 12:12

“Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal terkecil, dan mulai dari saat ini. Hidup bukanlah ruang hampa dan kosong yang tak berarti, tetapi hidup adalah untuk

berprestasi dan mempunyai makna” Kh Abdullah Gymnastiar

Dengan penuh rasa syukur skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Tuhan Yesus sebagai kekuatanku

Kedua orangtua ku Y. Hia dan K. Sihombing

Kakakku R. F Yanti Hia dan kakak ipar Herry Wibowo

Abang-abangku P. H. Arman Hia dan F. M. Putra Hia

Adik-adikku P. T. Sonni Hia, R. Sasnita Hia dan R. Hartati Hia

Keponakanku Juan Andre Wicaksono Wibowo dan Tina Felisha Kusuma Ningrum

Rekan peneliti Antonius Widia Harso, Carolus Maryantino dan Hubertus Aditya Budianto

(6)
(7)
(8)

vii

ABSTRAK

RN. Elvisari Hia, 2011. Interaksi Sosial antara Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Matematika SMP berbantuan Komputer untuk Topik Irisan dan Gabungan Himpunan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan interaksi sosial antara guru dengan siswa dalam pembelajaran matematika SMP berbantuan komputer untuk topik irisan dan gabungan himpunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengungkap fenomena dalam keadaan yang sebenarnya. Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, yang berkaitan dengan interaksi sosial antara guru dengan siswa dalam pembelajaran matematika SMP berbantuan media komputer untuk topik irisan dan gabungan himpunan. Subyek penelitian adalah guru yang merupakan personalia penelitian dan 3 orang siswi kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII B selama 2 kali pertemuan yaitu tanggal 24 Maret 2009 sampai dengan 7 April 2009, setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran atau 90 menit. Pengumpulan data diperoleh dengan cara merekam kegiatan pembelajaran menggunakan handycam, voice recorder dan pengamatan secara langsung. Data-data yang dihasilkan dianalisis melalui proses analisis Data-data yaitu (i) transkripsi, (ii) penentuan topik-topik data, (iii) penentuan kategori data, dan (iv) penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian berupa deskripsi interaksi sosial antara guru dan siswa dalam pembelajaran matematika SMP berbantuan komputer untuk topik irisan dan gabungan himpunan tersebut meliputi : (i) Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai irisan atau gabungan himpunan. (ii) Guru menjelaskan tentang irisan atau gabungan himpunan pada siswa, dan siswa mendengarkan penjelasan tersebut. (iii) Guru menugaskan siswa menyelesaikan soal irisan atau gabungan himpunan dan siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. (iv) Siswa mengerjakan soal irisan atau gabungan himpunan dengan difasilitasi oleh guru. (v) Guru memperlihatkan/ menampilkan tentang irisan atau gabungan lewat media komputer, dan siswa memperhatikan tampilan tersebut. (vi) Guru membagikan lembar soal irisan atau gabungan himpunan dan lembar jawab pada tiap siswa dan siswa menerima lembar soal dan lembar jawab tersebut. (vii) Siswa memperlihatkan hasil pekerjaannya kepada guru dan mengungkapkan pendapatnya.

(9)

viii

ABSTRACT

RN. Elvisari Hia, 2011. Social Interaction between Teachers and Students in Mathematics Computer-Assisted Learning for theTtopic Intersection and Union. Thesis. Mathematics Education Studies, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The objectives study is aiming to describe social interactions between teachers and students in mathematics computer-assisted learning for junior high school with the topic of intersection and union. The method used in this study is exploratory research with descriptive qualitative approach that aims to uncover the phenomena in real situation. The data collected is qualitative, relating to social interaction between teachers and students in junior high school mathematics computer-assisted as media in learning for intersection and union topics. The subjects of the study were teachers who are researcher and three students of grade VII B Canisius Junior High School, Gayam Yogyakarta school year of 2008/2009. The research was carried out in VII B class for two meetings, first at March 24, 2009 and second at April 7, 2009. Each meeting consists of two hour lesson or 90 minutes. The data collection was obtained by recording the activity of learning with the use of camcorders, voice recorders and direct observation. The data was analyzed through the process of data analysis: (i) transcription of data, (ii) determining the topics of data, (iii) determining the categories of data, and (iv) drawing conclusions.

The result of the study was in the form of descriptions of social interaction between teachers and for junior high school students in mathematics computer-assisted learning in topics of intersection and union. Those are included: (i) Teachers and students discussed the questions and answers regarding intersection and union. (ii) The teacher explained intersection and union to the students, and students were paying attention to the explanation. (iii) The teacher assigned the students to solve problems of intersection and union topics and the students work on tasks assigned by the teacher. (iv) Students solved the intersection or union questions facilitated by the teacher. (v) The teacher showed/displayed picture of intersection and union using computer, and students were paying attention (vi) Teachers distributed intersection or union question sheet and answer sheet to students. (vii) Student presents the results of their work to the teacher and explained their opinion.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Interaksi Sosial Guru dengan Siswa dalam

Pembelajaran Matematika SMP berbantuan Komputer untuk topik Irisan dan

Gabungan Himpunan”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Susento, M.S. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing, memotivasi, memberikan kritik dan

saran hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika dan Dosen Pembimbing Akademik yang dengan sabar telah

membimbing, memotivasi, dan memberikan saran maupun kritik kepada

penulis.

3. Bapak Drs. A. Mardjono dan bapak Dominikus Arif B. P., S. Si, M. Si.

Selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran pada penulisan

(11)
(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... HALAMAN PERSEMBAHAN...………...….….... iii

iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………....……... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA vi ABSTRAK ... ABSTRACT ... KATA PENGANTAR………....………... vii viii ix DAFTAR ISI………..………... xi

DAFTAR TABEL………..……... xiv

DAFTAR GAMBAR...………...……... xv

DAFTAR LAMPIRAN...………..…... xviii

BAB I PENDAHULUAN.………... 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Perumusan Masalah………...…………... 4

C. Tujuan Penelitian………...………...…. 4

D. Pembatasan Istilah.………...………... 4

E. Manfaat Penelitian ………..…………... 8

F. Sistematika Penulisan………... 9

BAB II LANDASAN TEORI .………..……... 10

(13)

xii

B. Media Pembelajaran ..……...…………... 12

C. Media Komputer ………... 14

D. Interaksi Sosial ………...……… E. Materi Irisan dan Gabungan Himpunan ………. 16 21 F. Kerangka Pikir ………...……… 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian …..………..…... 29

B. Subjek Penelitian .………... 29

C. Personalia Penelitian ………...………... D. Waktu dan Tempat Penelitian ………...………... 31 32 E. Metode Pengumpulan Data ………... 32

F. Instrumen Penelitian ...………... 33

G. Teknik Analisis Data ………... 33

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN ... 35

A. Pelaksanaan Penelitian ………... 1. Pertemuan pertama ... 2. Pertemuan kedua ... 35 36 37 B. Transkripsi Data ………... 39

C. Topik-Topik Data ...………... 40

D. Kategori Data ... 58

1. Tabel Kategori Data ...………... 58

2. Diagram Pohon Kategori Data ………... 61

BAB V HASIL PENELITIAN ... 62

(14)

xiii

B. Guru menjelaskan pada siswa materi irisan dan gabungan himpunan 78

C. Guru menugaskan siswa menyelesaikan latihan soal irisan atau

gabungan himpunan ... 84

D. Siswa mengerjakan soal irisan atau gabungan himpunan ... E. Guru menampilkan tentang irisan atau gabungan himpunan melalui media komputer ... F. Guru membagikan lembar soal dan lembar jawab irisan dan gabungan himpunan pada setiap siswa ... G. Siswa memperlihatkan hasil pekerjaannya kepada guru ... 90 94 112 114 BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 116

A. Tujuan Pembelajaran …...………...……... 116

B. Manfaat Media Pembelajaran ... C. Manfaat Media Komputer ... D. Syarat terbentuknya Interaksi Sosial ... E. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ... F. Ciri-ciri Interaksi Sosial ... G. Materi Irisan dan Gabungan Himpunan ... 117 117 118 119 120 122 BAB VII PENUTUP ... 123

A. Kesimpulan………... 123

B. Saran……….... 124

DAFTAR PUSTAKA ………....………... 127

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4. 1 Topik data interaksi sosial guru dan siswa pada

pertemuan I ... 40

Tabel 4. 2 Topik data interaksi sosial guru dan siswa pada

pertemuan II ... 50

Tabel 4. 3 Kategori dan Subkategori data interaksi sosial guru dan siswa .. 58

Tabel 4. 4 Diagram kategori data interaksi guru dan siswa pada

pertemuan I dan II ...

(16)

xv

Media yang digunakan untuk menjelaskan gabungan himpunan ………..………...……….

Slide yang menampilkan tentang pengertian irisan dua

himpunan .…..………...

38

94 5.2 Slide yang menampilkan latihan kedua irisan himpunan

yang satu nerupakan himpunan bagian yang lain ………. 94

5.3 Slide yang menampilkan hubungan dua irisan himpunan

yang saling berpotongan ………...… 95

5.4 Slide yang berisi pertanyaan tentang kesimpulan yang

dapat diambil dari soal-soal gabungan himpunan ……… 95

5.5 Slide yang menampilkan soal pengantar irisan himpunan 95

5.6 Slide yang menampilkan hubungan dua irisan yang

merupakan himpunan bagian ………...… 95

5.7 Slide yang menampilkan beberapa kondisi hubungan

irisan dua himpunan ………. 96

5.8 Slide yang menampilkan hubungan dua himpunan yang

saling lepas ………... 96

5.9 Slide yang menampilkan latihan soal ketiga irisan

himpunan ……….. 97

5.10 Slide pertama gabungan himpunan ……….. 97

5.11 Slide yang menampilkan tujuan pembelajaran gabungan

himpunan ………. 98

5.12 Slide yang menampilkan soal pengantar gabungan

himpunan ……….. 98

5.13 Slide yang menampilkan tentang pengertian gabungan

dua himpunan ………... 99

5.14 Slide yang menampilkan latihan kedua tentang

gabungan himpunan yang satu merupakan himpunan

bagian ………...…… 99

(17)

xvi

gabungan dua himpunan yang sama ………. 100

5.16 Slide yang menampilkan hubungan gabungan dua

himpunan yang saling lepas ………. 100

5.17 – 5.18 Slide yang menampilkan beberapa kondisi gabungan

himpunan ……….. 101

5.19 – 5.20 Proses jawaban latihan soal pengantar irisan himpunan

dalam bentuk animasi ………... 102

5.21 Animasi yang memperlihatkan irisan dua himpunan

yang saling berpotongan atau tidak saling lepas ……..… 102

5.22 – 5.23 Animasi yang memperlihatkan irisan dua himpunan

yang sama ……...………..… 102 - 103

5.24 – 5.25 Animasi yang memperlihatkan irisan dua himpunan

yang saling lepas ………..… 103 - 104

5.26 Jawaban latihan ketiga nomor 1a irisan himpunan ... 104

5.27 Animasi jawaban latihan ketiga nomor 1b irisan

himpunan ………..… 105

5.28 – 5.29 Animasi jawaban latihan ketiga nomor 2a irisan

himpunan ………..… 105

5.30 – 5.31 Animasi jawaban latihan ketiga nomor 2b irisan

himpunan ………..…………..…………..… 105 - 106

5.32 – 5.33 Animasi jawaban latihan soal ketiga nomor 2c irisan

himpunan ………..………..………..… 106 - 107

5.34 – 5.35 Animasi jawaban latihan soal ketiga nomor 2d irisan

himpunan ………..………..………..… 107

5.36 – 5.40 Animasi jawaban latihan pengantar gabungan himpunan 107 - 108 5.41 – 5.42 Animasi jawaban latihan soal kedua nomor satu

gabungan himpunan ………….……… 108

5.43 – 5.44 Animasi jawabanan latihan soal kedua nomor dua

gabungan himpunan ……….……… 108

5.45 – 5.46 Animasi jawaban latihan soal kedua nomor tiga

gabungan himpunan ……….……… 109

5.47 – 5.48 Animasi jawaban latihan soal kedua nomor empat

(18)

xvii

5.49 – 5.50 Pembahasan jawaban latihan soal evaluasi nomor satu

gabungan himpunan dalam bentuk animasi ………. 110

5.51 – 5.52 Pembahasan jawaban latihan soal evaluasi nomor dua

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Rencana Pembelajaran Pertemuan I ………...………... 130

Lampiran B Rencana Pembelajaran Pertemuan II ..………...……… 133

Lampiran C Latihan Soal Irisan dua Himpunan ….………...……… 136

Lampiran D Latihan Soal Gabungan dua Himpunan ..………..……... 139

Lampiran E Lembar Jawab Siswa tentang Irisan Himpunan ..……….……... 142

Lampiran F Lembar Jawab Siswa tentang Gabungan Himpunan ……...…... 152

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki abab XXI, di Indonesia berkembang paradigma baru dalam

bidang pendidikan, yaitu bergesernya fokus proses mengajar menjadi proses

belajar, kurikulum yang fleksibel, otonomi pendidikan. Pendidikan yang lebih

memfokuskan pada proses belajar daripada proses mengajar tentu dimaksudkan

untuk meningkatkan kualitas peserta didik (Murtiyasa, 2001). Proses belajar

adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan antara

sesama siswa dalam proses pembelajaran. Pengertian interaksi mengandung unsur

saling memberi dan menerima. Dalam interaksi belajar mengajar ditandai

sejumlah unsur tujuan yang hendak dicapai, siswa, guru dan sumber belajar

lainnya, bahan pelajaran, metode yang digunakan untuk menciptakan situasi

belajar mengajar (Zaini, 2008). Lebih lanjut dituliskan, hakekat belajar adalah

suatu proses perubahan sikap, tingkah laku, dan nilai setelah terjadinya interaksi

dengan sumber belajar. Sumber belajar ini selain guru, dapat berupa buku,

lingkungan, atau sesama pembelajar (sesama siswa).

Setiap proses belajar mengajar-mengajar mempunyai tujuan, yang dapat

berupa tujuan umum dan tujuan khusus. Mengajar tidak dilakukan untuk

mendapatkan kesenangan saja, tetapi merupakan usaha untuk membekali pelajar

(21)

Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru,

siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Proses belajar-mengajar akan senantiasa

merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa

sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa

sebagai subyek pokoknya. Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena

di satu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan

kepercayaan dan menciptakan suasana aman, di lain pihak guru harus memberikan

tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, mengadakan koreksi,

menegur dan menilai. Sebelum proses belajar-mengajar di mulai, guru harus

sudah memiliki kemampuan dan kerelaan untuk memaklumi alam pikiran dan

perasaan siswa (Winkel, 2004).

Menurut Krismanto (dalam Sirojuddin, 2007) guru, siswa, dan media

merupakan tiga komponen terkait yang dapat menciptakan kondisi efektif

tidaknya kegiatan pembelajaran. Dengan demikian ketiganya sangat menentukan

keberhasilan belajar siswa. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka guru

dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong

siswa dapat belajar secara optimal baik di dalam belajar mandiri maupun di dalam

pembelajaran di kelas. Agar pembelajaran lebih optimal maka media

pembelajaran harus efektif dan selektif sesuai dengan pokok bahasan yang

diajarkan di dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam hal peningkatan

mutu pendidikan, guru juga ikut memegang peranan penting dalam peningkatan

kualitas siswa dalam belajar matematika dan guru harus benar-benar

(22)

yang menarik bagi siswa, agar siswa berminat dan semangat belajar dan mau

terlibat dalam proses belajar-mengajar, sehingga pengajaran tersebut menjadi

efektif (Slameto, dalam Mujiyanto 2007). Lebih lanjut Mujiyanto menulis bahwa

media sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk untuk

peningkatan pendidikan matematika. Media pendidikan dapat dipergunakan untuk

membangun pemahaman dan penguasaan obyek pendidikan.

Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam

rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa

dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dengan adanya media

pendidikan diharapkan pembelajaran pada siswa dapat berjalan dengan lancar dan

memberikan kepuasaan pada siswa. Daya tarik media berguna untuk menarik

perhatian siswa. Kemampuan guru memanfaatkan berbagai media dan

mengarahkan mata pikiran siswa untuk melihat apa yang tidak terlihat oleh mata

merupakan kunci keberhasilan penggunaan media dalam pengajaran matematika

(Hamalik, 2007).

Salah satu media pendidikan yang dipakai dalam pembelajaran adalah

dengan menggunakan bantuan komputer. Sampai saat ini masih banyak

ditemukan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa di dalam mempelajari

matematika. Pembelajaran matematika dengan menggunakan bantuan komputer

maupun berbasis komputer dewasa ini belum begitu banyak diterapkan di sekolah.

Dari uraian tersebut di atas, peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk

(23)

dan siswa dalam pembelajaran matematika SMP berbantuan komputer khususnya

untuk topik irisan dan gabungan dua himpunan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti

mengajukan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah interaksi sosial antara

guru dan siswa dalam pembelajaran berbantuan media komputer untuk topik

irisan dan gabungan himpunan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan interaksi sosial antara

guru dan siswa dalam pembelajaran berbantuan media komputer untuk topik

irisan dan gabungan himpunan.

D. Pembatasan Istilah

Istilah-istilah dalam pertanyaan dan tujuan didefinisikan sebagai berikut:

1. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu,

individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok, di mana

kelakuan individu yang satu mempengaruhi yang lain atau sebaliknya. Dalam

penelitian ini interaksi sosial yang diamati dan diteliti adalah interaksi sosial

antara guru dan siswa di kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada

waktu pembelajaran topik irisan dan gabungan himpunan dengan berbantuan

(24)

2. Pembelajaran dipakai untuk menunjuk pada konteks yang menekankan pada

pola interaksi guru dengan siswa. Dalam penelitian ini proses pembelajaran

terjadi ketika guru mengajarkan materi irisan dan gabungan himpunan kepada

siswa dengan bantuan media komputer. Dan dalam proses pembelajaran ini

terjadi interaksi antara guru dengan siswa.

3. Guru dalam penelitian ini adalah seorang mahasiswa senior Program Studi

Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang merupakan

personalia penelitian yang mengajarkan materi irisan dan gabungan dengan

bantuan media komputer pada sekelompok siswa kelas VII B SMP Kanisius

Gayam Yogyakarta.

4. Siswa adalah subyek penelitian ini yang terdiri dari 3 orang subyek siswi kelas

VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada semester dua tahun ajaran

2008/2009. Subyek dipilih berdasarkan hasil observasi kelas yang

dikombinasikan dengan rekomendasi dari guru mata pelajaran matematika

kelas VII dengan pertimbangan subyek memiliki tingkat kemampuan yang

berbeda, tempat tinggal tidak terlalu jauh dari sekolah, dan memperoleh ijin

dari orang tua.

5. Media komputer adalah media yang digunakan dalam pembelajaran irisan dan

gabungan himpunan. Media pembelajaran ini dibuat oleh peneliti bersama

dengan personalia penelitian. Perangkat lunak (software) yang digunakan

dalam media pembelajaran ini adalah Microsoft Power Point serta

(25)

6. Irisan dan Gabungan Himpunan

Standar Kompetensi:

Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan

masalah.

Kompetensi Dasar:

Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang (difference), dan komplemen

pada himpunan.

Himpunan adalah kumpulan benda-benda yang didefenisikan (diberi

batasan) dengan jelas. Contoh-contoh himpunan:

a. Himpunan huruf vokal :

V = {𝑎𝑎,𝑖𝑖,𝑢𝑢,𝑒𝑒,𝑜𝑜}

b. Himpunan bilangan cacah

C = {0, 1, 2, 3, …}

Operasi-operasi himpunan antara lain: gabungan dua himpunan, irisan dua

himpunan, selisih dua himpunan, komplemen suatu himpunan. Dalam penelitian

ini operasi himpunan yang akan dibahas hanyalah irisan dua himpunan dan

gabungan dua himpunan. Irisan dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan

yang anggota-anggotanya merupakan anggota himpunan A dan sekaligus

merupakan anggota himpunan B juga. Dengan notasi pembentuk himpunan, irisan

A dan B didefenisikan sebagai A ∩ B = {x| x ∈ A dan x B}.

Contoh 1 : Perhatikan himpunan A dan B berikut ini

A = {Devi, Ari, Andre, Indah}

(26)

Devi dan Ari menjadi anggota himpunan A dan sekaligus menjadi anggota

himpunan B. {Devi, Ari} yang anggotanya merupakan anggota persekutuan A dan

B disebut irisan himpunan A dan B, ditulis A∩B = {Devi, Ari}

Contoh 2 : K = {bilangan prima kurang dari 12}; L = {bilangan ganjil antara 2

dan 8}. Tentukan K ∩ L dengan mendaftar anggota-anggotanya!

Jawab :

K = {2, 3, 5, 7, 11}

L = {3, 5, 7}

K ∩ L = {3, 5, 7}

Gabungan dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang

anggota-anggotanya merupakan anggota A saja, anggota B saja, dan anggota persekutuan

A dan B. dengan notasi pembentuk himpunan, gabungan A dan B didefenisikan

sebagai: A U B = {x| x ∈ A atau x ∈B}.

Contoh : Perhatikan himpunan A dan B berikut ini

A = {Ani, Budi, Tuti}

B = {Tuti, Ari}

Dari himpunan A dan B, dapat dibentuk himpunan {Ani, Budi, Tuti, Ari}.

Himpunan tersebut merupakan himpunan yang anggota-anggotanya terdiri atas

anggota A saja, anggota B saja, dan anggota persekutuan A dan B. Gabungan

(27)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi peneliti

Melalui penelitian ini peneliti mampu mendeskripsikan sejauh mana interaksi

antara seorang guru dengan siswa dalam pembelajaran berbantuan media

komputer untuk topik irisan dan gabungan himpunan. Sehingga, dalam

pelaksanaan pembelajaran selanjutnya peneliti dapat melaksanakan

pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa.

2. Bagi guru

Dengan adanya penelitian ini, guru mampu memanfaatkan media komputer

dalam pembelajaran matematika dan mampu menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan secara aktif dan interaktif.

3. Bagi sekolah

Sekolah dapat mengetahui dan juga dapat menambah media untuk

pembelajaran bagi siswa seperti pengadaan komputer di sekolah agar guru

dapat mengembangkan ide kreatif mereka dalam melaksanakan pembelajaran

di kelas dengan menggunakan media komputer secara aktif dan interaktif.

4. Bagi universitas

Universitas dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk mengadakan

(28)

F. Sistematika Penulisan

Bagian awal skripsi terdiri atas halaman judul, halaman persetujuan,

halaman pengesahan, halaman persembahan, pernyataan keaslian karya, abstrak,

kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.

Pada bagian isi skripsi dibagi menjadi 7 bab yang terdiri dari pendahuluan,

landasan teori, metode penelitian, analisis data penelitian, hasil penelitian,

pembahasan hasil penelitian, serta penutup.

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan istilah, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan. Bab II berisi tentang landasan teori yang digunakan sebagai

dasar penulisan yang meliputi pembelajaran matematika, media pembelajaran,

media komputer, interaksi sosial, serta materi irisan dan gabungan himpunan.

Sedangkan bab III berisi tentang uraian metode penelitian yang meliputi

jenis penelitian, subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode

pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan metode analisis data.

Bab IV berupa analisis data penelitian yang didalamnya berisi tentang

pelaksanaan penelitian pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, transkrip

data, topik data dan kategori data. Bab V merupakan hasil penelitian, berisi

tentang uraian hasil penelitian. Bab VI merupakan pembahasan penelitian dan bab

(29)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini mengkaji teori-teori yang bermanfaat untuk membantu

peneliti dalam menganalisis dan menarik kesimpulan tentang data yang diperoleh

dari penelitian. Teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini diantaranya

adalah: (i) pembelajaran matematika SMP, (ii) media pembelajaran, (iii) media

komputer, (iv) interaksi sosial, dan (v) materi irisan dan gabungan himpunan.

A. Pembelajaran matematika SMP

1. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam

upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan

memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua

pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Dalam kegiatan

pembelajaran yang terpenting adalah terjadinya proses belajar (learning process).

Istilah pembelajaran dipakai untuk menunjuk pada konteks yang

menekankan pada pola interaksi guru dengan siswa. Menurut Moh. Uzer Usman

(2009), pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan.

(30)

Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya kemampuan

bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis,

sistematis, dan memiliki sifat obyektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu

permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam

kehidupan sehari-hari (Widdiharto, 2004).

Sri Wardhani (2008) menuliskan tujuan mata pelajaran matematika di

sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan :

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat

dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi

yang diperoleh

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa

ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap

ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

(31)

1. Pengertian media pembelajaran

Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses

komunikasi. Dalam proses komunikasi, kehadiran media sangat penting agar

pesan yang disampaikan dapat diterima secara efektif. Menurut Sukayati (2003),

media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam

terjadinya pembelajaran. Sedangkan menurut Adi wijaya (2004), media

pembelajaran merupakan suatu sarana/ alat bantu guru untuk menyampaikan

pesan ataupun informasi agar dapat diterima dengan baik dan menarik oleh siswa.

Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan berpengaruh dalam mewujudkan

tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.

Arsyad (2003) menuliskan bahwa dalam suatu proses belajar mengajar,

ada dua unsur yang sangat penting, yaitu metode mengajar, dan media

pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Media sangat berperan dalam

meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk untuk peningkatan kualitas

pendidikan matematika. Media pendidikan dapat dipergunakan untuk membangun

pemahaman dan penguasaan objek pendidikan. Sementara media pembelajaran

berperan sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar sehingga

mengkondisikan seseorang untuk belajar. Media pembelajaran selalu terdiri atas

dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan

unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan demikian media

(32)

terpenting bukan peralatannya, tetapi pesan atau informasi belajar yang

dibawakan oleh media.

2. Nilai praktis media pembelajaran

Sirojuddin (2007) menuliskan media pembelajaran memiliki beberapa nilai

praktis diantaranya:

a. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman siswa

b. Media pembelajaran dapat membangkitkan semangat belajar yang baru dan

membangkitkan motivasi serta merangsang kegiatan siswa dalam belajar

c. Media pembelajaran dapat mempengaruhi abstraksi

d. Media pembelajaran dapat memperkenalkan, memperbaiki, meningkatkan,

dan memperjelas pengertian konsep dan fakta

e. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia

f. Media dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu

g. Media dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka

dan berbahaya ke dalam kelas. (Rahadi, 2003).

Di dalam setiap pembelajaran umumnya digunakan media pembelajaran

atau sarana teknologi pembelajaran. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan

pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa

untuk belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar serta

menjadikan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.

(33)

1. Pengertian komputer

Pada awalnya komputer dititik beratkan pada proses pengolahan data,

tetapi karena teknologi yang sangat pesat, saat ini teknologi komputer sudah

menjadi sarana informasi dan pendidikan khususnya teknologi internet. Dalam hal

pendidikan, komputer dapat dipergunakan sebagai alat bantu (media) dalam

proses belajar mengajar baik untuk guru maupun siswa yang mempunyai fungsi

sebagai media tutorial, alat peraga dan juga alat uji di mana tiap fungsi tersebut

masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan (Saiful Adi, 2007).

Sirojuddin (2007) menuliskan, komputer adalah salah satu media yang

dapat mentransformasi berbagai simbol dalam informasi dari bentuk yang satu ke

bentuk lainnya. Siswa dapat mengetik teks, dan komputer yang canggih dapat

mentransformasikannya ke dalam bentuk lain, misalnya gambar bahkan suara.

Sedangkan Saiful Adi (2007) menuliskan, komputer sebagai media tutorial

memiliki keunggulan dalam hal interaksi, menumbuhkan minat belajar mandiri

serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa/anak. Komputer sebagai alat uji

memiliki keunggulan dalam keobyektifan, ketepatan dan kecepatan dalam

penghitungan tetapi masih belum dapat menilai soal-soal esai, pendapat dan hal

yang terkait dengan moral dan etika. Yang terakhir, sebagai media alat peraga,

komputer mempunyai kelebihan dapat memperagakan percobaan tanpa adanya

resiko, tetapi membutuhkan waktu dalam pengembangannya.

(34)

Sirojuddin (2007) menuliskan beberapa keuntungan pembelajaran

menggunakan media komputer antara lain :

a. Pembelajaran berbantuan komputer bila dirancang dengan baik, merupakan

media pembelajaran yang efektif, dapat memudahkan dan meningkatkan

kualitas pembelajaran

b. Meningkatkan motivasi belajar siswa

c. Mendukung pembelajaran individual sesuai kemampuan siswa

d. Dapat digunakan sebagai penyampai balikan langsung

e. Materi dapat diulang-ulang sesuai keperluan, tanpa menimbulkan rasa jenuh.

3. Keterbatasan pembelajaran menggunakan media komputer adalah :

a. Keterbatasan bentuk dialog atau komunikasi

b. Keterseringan menggunakan komputer dapat menyebabkan ketergantungan

yang berakibat kurang baik

c. Mengurangi sikap interaksi sosial yang seharusnya merupakan bagian penting

dalam pendidikan. (Krismanto, 2003)

(35)

1. Pengertian interaksi sosial

Manusia sebagai makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Manusia pasti akan membutuhkan orang lain untuk bisa

berkembang dan saling berkebutuhan dan saling mempengaruhi. Interaksi sosial

adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan

kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan

proses komunikasi diantara orang-orang untuk saling mempengaruhi perasaan,

pikiran dan tindakan. Interaksi sosial akan berlangsung apabila seorang individu

melakukan tindakan dan dari tindakan tersebut menimbulkan reaksi individu yang

lain.

Interaksi sosial terjadi jika dua orang atau lebih saling berhadapan, bekerja

sama, berbicara, berjabat tangan atau bahkan terjadi persaingan dan pertikaian.

Interaksi sosial merupakan hubungan tersusun dalam bentuk tindakan berdasarkan

norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Apabila sesuai dengan

norma dan nilai dalam masyarakat, interaksi tersebut akan berlangsung secara

baik, begitu pula sebaliknya, manakala interaksi sosial yang dilakukan tidak

sesuai dengan norma dan nilai dalam masyarakat, interaksi yang terjadi kurang

berlangsung dengan baik (Sitorus, dalam Khairulmaddy 2008).

Menurut Rumusan H. Bonner dalam bukunya Social Psychology

sebagaimana yang dikutip oleh Gerungan (1988) menuliskan interaksi sosial

adalah sebagai suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, di mana

kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki

(36)

2. Proses interaksi sosial

Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang

berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi. Menurut Soerjono

Soekanto 2003 sebagaimana yang dikutip oleh Setiawan (2008) kata “kontak”

berasal dari bahasa Latin, yaitu berasal dari kata con dan tangere. Kata con berarti

bersama-sama sedangkan tangere mengandung pengertian menyentuh. Jadi dapat

disimpulkan bahwa kontak berarti bersama-sama saling menyentuh secara fisik.

Dalam pengertian gejala sosial, kontak sosial ini dapat berarti hubungan

masing-masing pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara fisik, tetapi bisa

juga tanpa hubungan secara fisik. Misalnya, kontak dapat dilakukan melalui

surat-menyurat, telepon, sms, dan lain-lain. Dengan demikian hubungan fisik bukan

syarat utama terjadinya interaksi sosial. Kontak sosial dapat bersifat positif dan

negatif. Kontak yang bersifat positif akan mengarah pada kerjasama, sedangkan

kontak yang bersifat negatif akan mengarah pada suatu pertentangan.

Menurut Karl Mannheim (dalam Setiawan, 2008), kontak dapat dibedakan

ke dalam dua bagian, yaitu:

a. Kontak primer adalah kontak yang dikembangkan dalam media tatap muka.

b. Kontak sekunder terjadi tidak dalam media tatap muka dan ditandai dengan

adanya jarak.

3. Faktor – faktor interaksi sosial

Khairulmaddy (2008) menuliskan faktor-faktor yang mendasari proses

(37)

a. Imitasi yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain,

baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya.

Imitasi pertama kali muncul di lingkungan keluarga, kemudian lingkungan

tetangga dan lingkungan masyarakat.

b. Identifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi

sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak

hanya terjadi melalui serangkaian proses peniruan pola perilaku saja, tetapi

juga melalui proses kejiwaan yang sangat mendalam.

c. Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan sesorang

individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti

atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.

d. Motivasi yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan seorang

individu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti

dan mau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan

penuh rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang

memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang ayah

kepada anak, seorang guru kepada siswa.

e. Simpati adalah proses kejiwaan, seorang individu dapat merasa tertarik kepada

seseorang atau kelompok orang, karena sikapnya, penampilannya, wibawanya

atau perbuatannya yang sedemikian rupa. Simpati timbul bukan karena

(38)

f. Empati yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan

kejiwaan saja. Empati disertai dengan perasaan organisme tubuh yang sangat

intens/dalam.

4. Bentuk – bentuk interaksi sosial

Beberapa bentuk interaksi sosial yang terjadi (Setiawan, 2008) adalah:

a. Kerjasama

Kerjasama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara seseorang

atau kelompok dalam mencapai satu tujuan yang sama.

b. Akomodasi

Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk

meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.

Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi sama artinya dengan pengertian

adaptasi. Dari pengertian ini dimaksudkan bahwa orang mula-mula saling

bertentangan saling menyesuaikan diri untuk mengatasi ketegangan.

c. Asimilasi

Asimilasi merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya usaha-usaha

mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau

kelompok-kelompok manusia. Proses asimilasi dapat dengan mudah terjadi

melalui beberapa cara, antara lain dengan sikap toleransi, sikap saling

menghargai orang lain dan kebudayaannya, sikap terbuka dari penguasa, dan

(39)

Ketiga proses ini merupakan proses assosiatif yang terjadi apabila

seseorang atau sekelompok orang melakukan suatu interaksi sosial yang memiliki

kesamaan pandangan dan tindakan sehingga mengarah kepada kesatuan

pandangan.

5. Ciri-ciri interaksi belajar-mengajar

Edi Suardi dalam bukunya Pedagogik (1980) sebagaimana yang dikutip

oleh Sardiman (2008) merinci ciri-ciri interaksi belajar-mengajar sebagai berikut:

a. Interaksi belajar-mengajar memiliki tujuan, yakni untuk mambantu anak

dalam suatu perkembangan tertentu

b. Ada suatu prosedur yang direncana, didesain untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

c. Interaksi belajar-mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang

khusus.

d. Ditandai dengan adanya aktivitas siswa.

e. Dalam interaksi belajar-mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.

f. Di dalam interaksi belajar-mengajar dibutuhkan disiplin.

Ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem

berkelas, batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan.

Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus sudah tercapai.

(40)

1. Pengertian himpunan

Pengertian himpunan pertama kali diperkenalkan oleh G. Cantor

(1843-1918), seorang ahli matematika berkebangsaan Jerman kelahiran Denmark. Ia

mendeskripsikan himpunan secara intuitif sebagai berikut:

“Unter einer ‘Menge verstehen wir jede Zusammenfassung M von

bestimmten wohlunterschiedenen Objekten unserer Anschaung oder

urserer Denkens (welche die ‘Elemente’ von M genannt warden) in

einem Ganzen”

artinya “Yang kita maksud dengan suatu himpunan adalah suatu kumpulan

M dari objek-objek tertentu yang dapat dibedakan dengan jelas, yang merupakan

hasil pengamatan atau pemikiran kita, dalam suatu keseluruhan (objek-objek itu

disebut anggota dari M)”.

Yang dimaksud kumpulan M dari objek-objek dalam suatu keseluruhan

adalah bahwa elemen-elemen yang menjadi anggota himpunan itu berbeda satu

sama lain. Dalam semesta pembicaraan himpunan diperkenalkan beberapa

operasi. Operasi-operasi itu antara lain: gabungan dua himpunan, irisan dua

himpunan, selisih dua himpunan, komplemen suatu himpunan (Marpaung, diktat

2004).

Cholik (2002) menuliskan bahwa himpunan adalah kumpulan

benda-benda yang didefenisikan (diberi batasan) dengan jelas. Yang dimaksud

didefenisikan dengan jelas adalah dapat ditentukan dengan tegas benda apa saja

(41)

Benda-benda yang termasuk dalam suatu himpunan disebut anggota, elemen, atau

unsur dari suatu himpunan. Berdasarkan defenisi himpunan di atas, maka suatu

kumpulan atau kelompok benda belum tentu merupakan suatu himpunan.

2. Ciri-ciri himpunan :

a. Suatu himpunan dinyatakan dengan huruf kapital A, B, C.

b. Anggota suatu himpunan tidak boleh sama.

c. Jika objek/anggota himpunan berupa huruf, maka objek dinyatakan dengan

huruf kecil.

d. Diletakkan dalam kurung kurawal.

e. Anggota satu dengan yang lain dipisahkan dengan tanda koma

3. Irisan dan Gabungan Himpunan

Irisan dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang

anggota-anggotanya merupakan anggota himpunan A dan sekaligus merupakan anggota

himpunan B juga. Dengan notasi pembentuk himpunan, irisan A dan B

didefenisikan sebagai A ∩ B = {x| x ∈ A dan x ∈ B}.

Gabungan dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang

anggota-anggotanya merupakan anggota A saja, anggota B saja, dan anggota persekutuan

A dan B. Dengan notasi pembentuk himpunan, gabungan A dan B didefenisikan

(42)

4. Beberapa hubungan antar dua himpunan beserta irisan dan gabungannya

a. Himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan B

Jika terdapat dua buah himpunan A dan B, himpunan A merupakan himpunan

bagian dari himpunan B, maka irisan yang terjadi adalah suatu himpunan

dengan anggota himpunan sama dengan anggota himpunan A. Sedangkan

gabungan dari dua buah himpunan tersebut, adalah suatu himpunan dengan

anggota yang sama dengan anggota himpunan B.

b. Himpunan A sama dengan himpunan B

Jika terdapat dua buah himpunan A dan B, dengan anggota himpunan A sama

dengan anggota himpunan B, maka irisan dan gabungan dari dua buah

himpunan tersebut, adalah himpunan dengan anggota yang sama dengan

kedua himpunan A dan himpunan B semula.

c. Kedua himpunan saling lepas

Jika terdapat dua buah himpunan A dan B, di mana himpunan A saling lepas

dengan himpunan B, maka irisan yang terjadi adalah suatu himpunan kosong,

dan gabungan dari dua buah himpunan tersebut adalah suatu himpunan dengan

anggota himpunan A ditambah dengan anggota himpunan B.

d. Kedua himpunan berpotongan

Jika terdapat dua buah himpunan A dan B, himpunan A dan B saling

berpotongan, maka irisan yang terjadi adalah suatu himpunan dengan anggota

(43)

tersebut. Sedangkan gabungan dari dua buah himpunan tersebut adalah suatu

himpunan yang berasal dari himpunan A ditambah himpunan B, dengan

anggota yang sama cukup ditulis satu kali.

5. Sifat-sifat yang berlaku pada irisan dan gabungan himpunan

 Sifat Idempotent operasi Irisan dan Gabungan

A ∩ A = A; A ∪ A = A;

A ∪ U = U

U = himpunan univerum / himpunan semesta (sering juga dilambangkan

dengan huruf S)

Contoh irisan: A = {a, b, c} maka

A ∩ A = {a, b, c} ∩{a, b, c}

= {a, b, c}

Contoh gabungan: A = {a, b, c} maka

A ∪ A = {a, b, c} ∪{a, b, c}

= {a, b, c}

 Sifat Komutatif operasi Irisan dan Gabungan

A ∩ B = B ∩ A

Contoh : A = {a, b, c, d, e} dan B = {a, d, e}

A ∩ B = {a, b, c, d, e} ∩ {a, d, e}

= {a, d, e}

(44)

= {a, d, e}

A ∪ B = B ∪ A

Contoh : A = {a, b, c} dan B = {d, e}

A ∪ B = {a, b, c}∪{d, e}

= {a, b, c, d, e}

B ∪ A = {d, e}∪{a, b, c}

= {a, b, c, d, e}

 Sifat Asosiatif operasi Irisan dan Gabungan

(A∩B ) ∩C = A∩(B ∩C) ; (A∪B ) ∪C = A∪ (B ∪C)

(A ∪ B) ∪ C = A ∪ (B ∪ C)

Contoh : A = {a, b, c}, B = {d, e} dan C = {f}

(A ∪ B) ∪ C = ({a, b, c}∪{d, e}) ∪{f}

= {a, b, c, d, e}∪{f}

= {a, b, c, d, e, f}

A ∪ (B ∪ C) = {a, b, c}∪ ({d, e}∪{f})

= {a, b, c}∪{d, e, f}

= {a, b, c, d, e, f}

 Sifat distributif kiri dan distributif kanan operasi irisan terhadap gabungan

A∩(B ∪C) = (A∩B ) ∪(A∩C )

(A∪B ) ∩C = (A∩C ) ∪(B ∩C)

 Sifat distributif kiri dan distributif kanan operasi gabungan terhadap irisan

A∪ (B ∩C) = (A∪B ) ∩ (A∪C )

(45)

 Dalil de Morgan

(A∩B)’= A’∪B’ ; (A∪B)’= A’∩B’

 A ∩ Ø = Ø

 A ∩ B is a subset of A

 Sifat Komplemen Gabungan

A ∪ A’ = U

Contoh : himpunan semesta U = {1, 2, 3, 4, 5}

A = {2, 3} maka A’ = {1, 4, 5}

A’ disebut himpunan komplemen dari A

Jadi A ∪ A’ = U

{2, 3}∪{1, 4, 5} = {1, 2, 3, 4, 5}

F. Kerangka Pikir

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara

guru, siswa, dan media. Guru, siswa, dan media merupakan tiga komponen terkait

yang dapat menciptakan kondisi efektif tidaknya kegiatan pembelajaran. Proses

pembelajaran merupakan proses kegiatan interaksi antara siswa sebagai pihak

yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar.

Proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam penelitian ini dilakukan

sebanyak dua kali pertemuan. Materi yang diajarkan adalah tentang irisan dan

gabungan himpunan dengan bantuan media komputer. Dalam pembelajaran ini,

(46)

menarik, dan lebih interaktif. Selain itu, dapat meningkatkan sikap positif siswa

terhadap materi pelajaran dan proses pembelajaran. Media komputer dalam

pembelajaran ini digunakan guru untuk menampilkan tujuan dari materi pelajaran,

pengertian dari irisan maupun gabungan himpunan, menampilkan latihan soal

serta menampilkan jawaban latihan soal dengan menggunakan slide powerpoint

serta animasi macromedia flash.

Guru memberikan tiga kali latihan soal yaitu yang pertama soal pengantar

diberikan sebelum guru menjelaskan tentang materi irisan maupun gabungan

himpunan, soal yang kedua merupakan soal tentang kondisi dari irisan maupun

gabungan himpunan, dan soal ketiga merupakan soal evaluasi. Selain

menampilkan tentang irisan maupun gabungan himpunan melalui media

komputer, guru juga melakukan tanya-jawab dengan siswa tentang materi

tersebut, memberikan penjelasan, serta membimbing siswa dalam mengerjakan

latihan soal irisan maupun gabungan himpunan.

Dengan pembelajaran yang demikian diharapkan tidak mengurangi sikap

interaksi sosial antara guru dan siswa, dapat menciptakan proses interaksi sosial

antara guru dan siswa serta proses belajar yang berkesinambungan, memberikan

(47)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian, subjek yang diteliti, waktu dan tempat penelitian, metode

pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksploratif dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sebagai penelitian eksploratif,

penelitian ini bertujuan untuk menjajaki interaksi guru dan siswa dalam

pembelajaran matematika SMP pada kelas mini dengan jumlah siswa yang

terbatas. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang menekankan pada

keadaan yang seadanya dan berusaha mengungkapkan fenomena-fenomena yang

ada dalam keadaan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan

fenomena interaksi sosial yang terjadi antara guru dengan siswa dalam

pembelajaran berbantuan media komputer untuk topik irisan dan gabungan dua

himpunan dengan keadaan yang sebenarnya.

B. Subyek Penelitian

Subyek yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah guru dan

siswa. Subyek guru dalam penelitian ini yaitu salah satu personalia penelitian

(48)

Universitas Sanata Dharma. Sedangkan subyek siswa terdiri atas 3 orang siswi

kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada semester dua tahun ajaran

2008/2009. Subyek siswa dipilih dari hasil observasi yang dilakukan sebelum

penelitian serta berdasarkan rekomendasi dari guru mata pelajaran matematika

kelas VII dengan pertimbangan subyek memiliki tingkat kemampuan yang

berbeda. Selain itu, alasan pemilihan 3 orang subjek siswa tersebut adalah tempat

tinggal subjek tidak terlalu jauh dari sekolah, memperoleh ijin dari orang tua,

ketiga subjek yang diambil dapat memberikan data sebanyak-banyaknya bagi

peneliti, sebab subjek tidak pemalu bahkan akrab satu sama lain. Semakin sedikit

subjek siswa, maka peneliti akan menjadi lebih fokus dan lebih menyeluruh dalam

mengamati fenomena yang terjadi dalam proses pembelajaran matematika.

Berdasarkan alasan tersebut, ketiga subjek siswi yang dipilih adalah:

1. Agata (bukan nama sebenarnya)

Siswa perempuan berusia 12 tahun, anak dari pasangan bapak FX.

Sukarman dan ibu Sri Sugiarti. Agatha tinggal bersama kedua orang tuanya. Mata

pencaharian kedua orang tuanya adalah pedagang. Jarak rumah Agatha dengan

sekolah sekitar ± 2,5 km, Agatha ke sekolah diantar jemput oleh ibunya. Prestasi

yang pernah diraih adalah ranking 3 besar di kelas.

2. Bunga (bukan nama sebenarnya)

Siswa perempuan berusia 12 tahun,anak kedua, anak dari pasangan bapak

Erwin Suwanto dan ibu Sri Sugiarti. Bunga tinggal bersama kedua orang tuanya.

(49)

tangga. Jarak rumah Bunga dengan sekolah sekitar 5,6 km, Bunga ke sekolah

diantar jemput oleh orang tua.

3. Cindy (bukan nama sebenarnya)

Siswa perempuan berusia 12 tahun, anak tunggal dari pasangan bapak

Hanjaya Anggoro dan Ibu Nina Marini. Cindy tinggal bersama kedua orang

tuanya. Mata pencaharian kedua orang tuanya adalah wiraswasta. Jarak rumah

Cindy dengan sekolah sekitar 2,5 km, Cindy ke sekolah dengan diantar kadang

naik sepeda. Prestasi yang pernah diraih adalah masuk peringkat 3 besar di kelas.

C. Personalia Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti dibantu oleh 3 orang mahasiswa

senior Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yaitu

Carolus Maryantino, Antonius Widiarso Hadi, dan Hubertus Aditya Budianto.

Media pembelajaran dalam penelitian ini disusun oleh peneliti bersama ketiga

orang rekan tersebut. Pengumpulan data melalui perekaman suara disiapkan

sebelum proses pembelajaran berlangsung dan pengumpulan data dengan metode

observasi langsung dilakukan oleh peneliti. Pengumpulan data melalui perekaman

video dilakukan oleh Carolus Maryantino dan Antonius Widiarso Hadi,

sedangkan yang bertindak sebagai guru adalah Hubertus Aditya Budianto. Untuk

analisis data secara keseluruhan dilakukan oleh peneliti sendiri, kecuali transkrip

video dan suara disusun oleh keempat personalia penelitian secara bersama-sama.

(50)

Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas SMP Kanisius Gayam

Yogyakarta setelah jam pelajaran di sekolah tersebut selesai. Hal ini dimaksudkan

agar tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar yang telah ditetapkan

pihak sekolah. penelitian ini dilaksanakan tanggal 24 Maret 2009 sampai dengan

tanggal 7 April 2009.

E. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan dalam pelaksanaan pembelajaran selama

dua pertemuan, tiap pertemuan berlangsung maksimal selama 2 jam pelajaran.

Setiap pertemuan dilakukan perekaman dengan menggunakan alat perekam

handy-cam secara menyeluruh dan juga menggunakan perekam suara. Dari hasil

perekaman ini, peneliti dapat melakukan pengamatan secara tidak langsung pada

hasil rekaman video serta rekaman suara dan pengamatan dapat dilakukan secara

berulang. Peneliti menggunakan rekaman video dan rekaman suara, karena jika

dengan pengamatan secara langsung data yang akan diperoleh tidak terperinci dan

kurang lengkap. Selain menggunakan rekaman video, peneliti juga

mengumpulkan data-data pendukung berupa dokumen-dokumen pengajaran yang

digunakan oleh guru yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan hasil

evaluasi siswa.

(51)

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

instrumen yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran dan instrumen

pengumpulan data. Instumen penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan

data yaitu dengan menggunakan handy-cam sehingga menghasilkan rekaman

video dan juga dengan voice recorder (rekaman suara). Sedangkan instrumen

penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian meliputi lembar kerja

siswa (LKS) dan hasil evaluasi akhir siswa.

G. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Penyusunan transkipsi data rekaman video

2. Data yang didapat dari observasi, transkripsi rekaman suara dan rekaman

video serta transkripsi pengamatan langsung dianalisis untuk mendeskripsikan

interaksi sosial yang terjadi antara guru dan siswa dalam pembelajaran

matematika dengan berbantuan media komputer di kelas VII SMP Kanisius

GayamYogyakarta.

Kegiatan analisis data meliputi tiga langkah, yaitu reduksi data,

kategorisasi data, dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data adalah proses membandingkan bagian-bagian data untuk

menghasilkan topik-topik data. Reduksi data meliputi :

(52)

Dalam tahap ini, hasil perekaman video ditranskripsikan yaitu menyajikan

kembali segala sesuatu yang terjadi dalam proses pembelajaran yang tampak

dalam hasil rekaman video ke dalam bentuk narasi tertulis dilengkapi dari hasil

pengamatan.

b. Penentuan topik-topik data

Topik data adalah deskripsi secara ringkas mengenai bagian data yang

mengandung makna tertentu yang diteliti. Sebelum menentukan topik-topik data,

peneliti menentukan makna-makna apa saja yang terkandung dalam penelitian.

Berdasarkan makna-makna tersebut peneliti membandingkan bagian-bagian data

tertentu pada hasil transkripsi sesuai makna yang terkandung di dalamnya dan

membuat suatu rangkuman bagian data, yang selanjutnya disebut topik-topik data.

2. Penentuan kategori-kategori data

Penentuan kategori data merupakan proses membandingkan topik-topik

data satu sama lain untuk menghasilkan kategori-kategori data. Kategori data

adalah gagasan abstrak yang mewakili makna tertentu yang terkandung dalam

sekelompok topik data.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan fenomena yang

diteliti dengan cara menemukan dan mensintesakan hubungan-hubungan di antara

kategori-kategori data. Penarikan kesimpulan meliputi kesimpulan tentang

interaksi sosial antara guru dan siswa dalam pembelajaran berbantuan media

komputer untuk topik irisan dan gabungan himpunan di kelas VII SMP Kanisius

(53)

35

BAB IV

ANALISIS DATA PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan mengenai pelaksanaan penelitian pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua, transkripsi data, topik data, dan kategori

data. Hasil observasi berisi tentang pelaksanaan penelitian pada pertemuan

pertama dan pertemuan kedua yang akan dipaparkan dalam subbab A.

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 24

Maret 2009 dan 7 April 2009. Penelitian dilakukan di dalam kelas di luar jam

pelajaran sekolah agar tidak mengganggu waktu kegiatan belajar mengajar yang

sudah ditetapkan oleh pihak sekolah. Dalam penelitian ini, guru sebagai pengajar

(subyek) merupakan salah satu dari tim peneliti. Sedangkan siswa yang juga

sebagai subyek dalam penelitian ini terdiri dari 3 orang siswi yang dipilih dengan

pertimbangan berdasarkan hasil observasi sebelumnya dan juga dengan

rekomendasi dari guru sekolah. Dalam pembelajaran tersebut guru mengajarkan

tentang materi irisan dan gabungan himpunan. Materi ini disusun oleh tim peneliti

dalam bentuk soft file dengan menggunakan aplikasi Microsoft Power Point dan

animasi Macromedia Flash (dapat dilihat di transkrip data pada lampiran),

sehingga dalam proses pembelajaran guru menggunakan media komputer sebagai

media pembelajaran. Pada tiap-tiap pertemuan dilakukan proses perekaman

(54)

siswa dan melalui pengamatan secara langsung. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana interaksi antara guru dengan siswa dalam proses

pembelajaran irisan dan gabungan himpunan dengan menggunakan media

komputer. Gambar di bawah ini merupakan keadaan kelas yang diatur pada saat

pelaksanaan penelitian.

Gambar 4.1 denah dalam kelas

Proses pembelajaran selama 2 kali pertemuan dalam penelitian diuraikan

di bawah ini sebagai berikut:

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2009 pukul 13.30

WIB di ruang kelas VII B. Pada pertemuan ini guru mengajarkan materi tentang

irisan himpunan. Sebelum memulai pelajaran guru terlebih dahulu mengajak

siswa untuk berdoa sesuai dengan agama masing-masing. Guru kemudian

mengajukan pertanyaan pada siswa tentang yang dimaksud dengan irisan.

Pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh siswa tetapi tidak menurut defenisi

(55)

tentang irisan himpunan pada siswa agar siswa mudah memahaminya. Ilustrasi

tersebut tentang siswa yang suka makan bakso, dengan siswa yang suka makan

mie ayam dan juga tentang siswa yang suka kedua-duanya yaitu bakso dan mie

ayam. Setelah itu, guru menanyakan kembali pada siswa tentang apa itu irisan.

Pada pertemuan ini guru memberikan latihan soal sebanyak 3 tahap.

Latihan soal yang pertama merupakan soal pengantar irisan himpunan (lihat

lampiran hal. 127). Pada saat mengerjakan soal pengantar, siswa diijinkan untuk

melakukan diskusi maupun bertanya pada guru. Latihan soal yang kedua (lihat

hal. 128) berkaitan dengan kondisi hubungan irisan dua himpunan. Dalam latihan

ini, siswa diperbolehkan untuk bertanya apabila mengalami kesulitan dalam

penyelesaiannya. Sedangkan latihan soal yang ketiga (lihat hal. 129) merupakan

evaluasi untuk siswa. Siswa ditugaskan untuk mengerjakan latihan soal tersebut

secara individu.

Setiap latihan soal diberikan oleh guru dalam bentuk lembar kertas beserta

dengan lembar jawabnya. Tetapi ada juga soal yang ditampilkan melalui slide

power point. Latihan soal yang ditampilkan adalah soal pengantar dan soal ketiga.

Untuk pembahasan soal, guru menampilkan melalui animasi macro media flash

yang merupakan hyperlink dari slide power point.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 7 April 2009. Kegiatan awal

dalam proses pembelajaran dimulai dengan guru mengajak siswa untuk berdoa

(56)

materi pada pertemuan pertama yaitu tentang irisan dan menyampaikan pada

siswa bahwa pada pertemuan ini mempelajari tentang gabungan himpunan. Guru

lalu bertanya pada siswa tentang pengertian gabungan himpunan. Siswa

memberikan jawaban dengan ragu-ragu. Guru kemudian memberikan ilustrasi

melalui media sederhana yang terdiri dari 3 buah gelas transparan dalam keadaan

kosong, beberapa alat tulis seperti spidol, tip-ex, penggaris, pensil, penghapus, dan

isi pensil. Gelas pertama dan kedua diisi dengan alat-alat tulis tersebut. Sedangkan

gelas ketiga sementara dibiarkan kosong. Setelah itu isi dari gelas pertama dan

gelas kedua dipindahkan dalam gelas ketiga, sehingga gelas ketiga berisi penuh

sedangkan gelas pertama dan gelas kedua kosong. Ilustrasi ini menggambarkan

tentang penggabungan alat-alat tulis dalam satu wadah. Gambar di bawah ini

merupakan ilustrasi yang diberikan oleh guru pada saat menjelaskan tentang

gabungan himpunan.

(57)

Tahapan soal yang diberikan guru pada pertemuan ini, hampir sama

dengan tahapan soal pada pertemuan pertama. Guru memberikan latihan soal

sebanyak 3 tahap. Latihan soal yang pertama merupakan soal pengantar gabungan

himpunan (lihat lampiran hal. 130) pada siswa sebelum mendapatkan penjelasan

materi yang lengkap. Pada saat mengerjakan soal pengantar, siswa diijinkan untuk

melakukan diskusi maupun bertanya pada guru. Latihan soal yang kedua (lihat

hal. 131) berkaitan dengan kondisi hubungan gabungan dua himpunan. Dalam

latihan siswa diperbolehkan untuk bertanya apabila mengalami kesulitan dalam

penyelesaiannya. Sedangkan latihan soal yang ketiga (lihat hal. 132) merupakan

evaluasi untuk siswa setelah guru memberikan dan menjelaskan materi tentang

gabungan himpunan. Siswa ditugaskan untuk mengerjakan latihan soal secara

individu.

Dalam pertemuan pertama dan pertemuan kedua ini, guru melakukan

interaksi secara langsung seperti guru melakukan tanya jawab pada siswa,

memberikan penjelasan pada siswa, memberi tugas, memperhatikan siswa pada

saat mengerjakan latihan soal baik dengan cara menghampiri tiap siswa maupun

dengan cara berkeliling, menampilkan materi dan latihan soal melalui media

power point, membagikan lembar soal dan lembar jawab pada siswa, serta

mengkoreksi hasil pekerjaan siswa.

B. Transkripsi Data

Transkripsi data adalah proses pendeskripsian secara tertulis dari suatu

(58)

ditulis apa adanya, tanpa ada penambahan atau pengurangan. Untuk melihat hasil

transkripsi dari masing-masing pertemuan, dapat dilihat pada lampiran.

C. Topik-Topik Data

Topik data adalah deskripsi secara ringkas mengenai bagian data yang

mengandung makna tertentu yang diteliti. Dalam penelitian ini mengenai topik data

interaksi sosial guru dengan siswa dalam proses pembelajaran berbantuan media

komputer. Berikut ini disajikan topik-topik data tiap-tiap pertemuan dimulai dari

tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.2.

Tabel 4.1. Topik-topik data interaksi sosial antara guru dan siswa pada pertemuan I

No Topik Data Bagian Data

1

G bertanya pada SS tentang yang dimaksud dengan irisan. A mula-mula menjawab diiriskan dari himpunan, tetapi setelah ditanya kembali A memberikan jawaban yang berbeda yaitu bagian dari bilangan. B menjawab bagian dari himpunan. C mula-mula menjawab bahwa ia tidak tahu, tetapi ketika ditanya kembali ia memberikan jawaban yang sama dengan B yaitu bagian dari himpunan.

I : 7–10, 13-22

2

G memberikan contoh pada SS tentang siswa yang suka makan bakso, dengan siswa yang suka makan mie ayam, juga siswa yang suka makan bakso dan mie ayam agar SS mudah memahami tentang irisan. SS tersenyum mendengarkan G dan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh G.

I : 27-48

3

G menjelaskan bahwa contoh yang diberikan bisa disebut dengan suatu himpunan, sebab merupakan suatu kumpulan yang dapat didefenisikan dengan jelas. SS mendengarkan lalu menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan G.

I : 49-64

4

G menanyakan pada SS tentang anggota-anggota dari himpunan siswa yang suka makan bakso sekaligus yang suka makan mie ayam. B mengatakan bahwa anggota-anggotanya berasal dari kumpulan orang yang suka makan bakso dan juga kumpulan orang yang suka makan mie ayam. A dan C diam tidak memberikan jawaban.

I : 65-76

5

G menjelaskan pada SS bahwa anggota yang ada pada himpunan siswa yang suka makan bakso sekaligus suka makan mie ayam merupakan irisan dari himpunan siswa yang suka makan bakso dan himpunan siswa yang suka makan mie ayam. B mengangguk mengiyakan keterangan yang diberikan oleh G, C memperhatikan G dengan kondisi lesu, A memperhatikan G sambil menyangga dagunya dengan sebelah tangannya.

I:77-78

6

G bertanya apakah SS sudah bisa mengerti apa yang dimaksud dengan irisan dua himpunan. SS diam tidak menjawab sehingga G bertanya pada tiap siswa tentang yang dimaksud dengan irisan. B kemudian menjawab dengan

Gambar

Tabel 4. 1
Gambar 4.1 denah dalam kelas
Gambar 4.2 media yang digunakan untuk menjelaskan tentang gabungan himpunan
tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian di wilayah kerja puskesmas Deket Kabupaten Lamongan sebagian besar ibu primigravida berpendidikan SMP (42,9%) dan tidak dapat dipungkiri

Berdasarkan hasil pengujian mekanik dan struktur mikro hasil proses FSW aluminium 5083 – H112 dapat disimpulkan bahwa proses FSW aluminium 5083 - H112 telah berhasil

nominal uang lebih besar dari Provide Help yang dilakukan partisipan A) untuk “mengembalikan” uang yang telah disetor oleh partisipan A ditambah dengan komisi. 30%

[r]

Sosiolinguistik adalah ilmu yang membahas fenomena bahasa atau penggunaan bahasa yang berkaitan dengan kelompok atau manusia yang berada di dalam sebuah masyarakat.. Sanada

Sesungguhnya, salah satu alasan lain untuk mengawali matakuliah ini dengan kuliah-kuliah tentang kebebalan adalah bahwa saya rasa, itu merupakan salah satu cara terbaik

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa-ta'ala yang atas karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan proyek akhir yang berjudul “Rancang Bangun Mikro PLC

Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Layanan Imunisasi DPT Pada Bayi Di Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember