• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis hubungan tingkat kepuasan kualitas pelayanan dan loyalitas pelanggan : studi pada pelanggan Flaurent Salon Jalan Kepuh Sari 17b Krodan Paingan Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis hubungan tingkat kepuasan kualitas pelayanan dan loyalitas pelanggan : studi pada pelanggan Flaurent Salon Jalan Kepuh Sari 17b Krodan Paingan Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh: Kameliya NIM: 03 2214 113

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)

iii 

(4)

iv

holistic yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan

bahwa tak ada hal sekecil apapun terjadi karena kebetulan. Ini fakta

penciptaan yang tak berantakan.

(Harun Yahya)

Tidak akan pernah ada kegagalan

kecuali bila kita berhenti dan putus asa…

PERSEMBAHAN

ALLAH SWT dan Muhammad SAW

Segala puji dan syukur hanya untuk NYA

Kedua Orang tuaku

Bapak Musa dan Ibu Sri Apmini

apapun yang telah kalian goreskan dalam kertas putihku

aku sungguh sangat bersyukur dan bangga pada kalian berdua

Adik-adikku

Tini (alm), Nawir, Nini dan Fendi

Kalian adalah bagian terhebat dan terindah yang aku miliki

Kekasihku Nur Salim

Mencintaimu kurasakan begitu indah….

(5)

(6)

vi Kameliya

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) seberapa tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang meliputi aspek reliability, assurance,

tangible, empathy, dan responsivenes , 2) seberapa tinggi tingkat loyalitas pelanggan, 3) adakah hubungan antara tingkat kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan. Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada Flaurent Salon Yogyakarta.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah: 1) untuk menganalisis seberapa tinggi tingkat kepuasan pelanggan digunakan rumus Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP), 2) untuk menganalisis seberapa besar tingkat loyalitas pelanggan digunakan skala interval, 3) untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara antara tingkat kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan digunakan korelasi berganda. Untuk mengetahui hubungannya secara simultan digunakan uji F, dan untuk mengetahui hubungannya secara parsial digunakan uji t.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa: 1) dari kelima atribut kualitas pelayanan yang meliputi reliability, assurance, tangible, empathy, dan

responsivenes diperoleh bahwa sebagian besar pelanggan Flaurent Salon Yogyakarta merasa puas terhadap kualitas pelayan Flaurent Salon 2) diketahui bahwa sebagian besar pelanggan sangat loyal terhadap Flaurent Salon, 3) secara simultan maupun parsial kepuasan konsumen tentang kualitas pelayanan jasa salon yang meliputi reliability, assurance, tangible, empathy, dan responsiveness

(7)

vii

SERVICE QUALITY SATISFACTION AND CUSTOMER’S LOYALTY A Case Study on the Customers of Flaurent Salon inYogyakarta

Kameliya

Sanata Dharma University Yogyakarta 2009

This research aimed to know: 1) the customers’ satisfaction towards the service quality which covers reliability, assurance, tangible, empathy, and responsivenes aspect, 2) the customers’ loyalty, 3) if there is relationship between customers’ satisfaction and customers’ loyalty. This is a case study in Flaurent Salon Yogyakarta.

The data gathering technique used was conducting interview, documentation, and questionnaire. The analysis techniques used were: 1) Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) to analyze the rate of customers’ satisfaction, 2) Interval scale to analyze the rate of customers’ loyalty, 3) double correlation to know if there is a relationship between customers’ satisfaction and customers’ loyalty. In order to know its relationship simultaneously, F test was used, while to know its relationship partially, t test was used.

(8)
(9)

viii

Hubungan Tingkat Kepuasan Kualitas Pelayanan dan Loyalitas Pelanggan

Di Yogyakarta” Studi Kasus pada Flaurent Salon Jalan Kepuh Sari 17b Krodan Paingan Yogyakarta, dapat terlaksana hingga selesai dengan baik dan benar. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini tidak akan terselesikan dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. YP Supardiyono, M.Si. Ak., QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE. MBA, selaku Ketua Program Studi Manajemen yang telah membantu dalam proses penentuan pembimbing II.

(10)

ix

6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi ini.

7. Segenap Staf dan Karyawan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi yang telah banyak memberikan bantuan dalam pengurusan segala sesuatu tentang perkuliahan.

8. Segenap Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta yang selama ini memberikan pelayanan yang baik kepada penulis.

9. Ibu Murti dan Karyawan Flaurent Salon yang telah memberikan izin dalam penelitian, beserta pelanggan yang telah meluangkan waktu dalam pengisian kuesioner.

10.Keluarga besarku terkhusus buat Keluarga Mbah Kusmoro Bangun (Mbah Wur, Mas Iwan dan Mbak Puri) terima kasih untuk segala bimbingan dan doanya. Mas Tris sekeluarga dan adik-adikku Wandi, Wanda, Windy, Fory, Rama, Rafly, Rasya, Risky dan Riska aku sayang kalian semua.

(11)

x

persahabatannya. Perjalan ini tak lagi terasa panjang karena kalian bersamaku.

12.Pihak-pihak yang telah berproses bersama dalam kegiatan kemahasiswaan pihak WR3, Campus Ministri, seluruh teman-teman UKM terkhusus UKM Kerohanian (kepengurusan 2004 dan 2005), BEMU (kepengurusan 2005 dan 2006), BEMF, UKF, HMJ, HMPS, dan Komonitas bersama kalian adalah proses terhebatku selama aku menjadi mahasiswa dan aku sungguh bangga dan bersyukur.

13.Teman-teman kostku Vitri, Mbak Sella, Mbak Imme, Melia, Arum, Maria, Inem, Nina, Lilin, Desi, Rosa, Derma, Dewi, Hana, Imun dll terima kasih untuk segala keceriaan, persahabatan dan suka dukanya. 14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri terhadap saran dan kritik yang dapat menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Yogyakarta, 30 Maret 2009

Penulis

(12)

xi

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

ABSTRAK………….. ... v

ABSTRACT…………... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ... 9

A. Salon Kecantikan ... 9

B. Jasa ... 10

(13)

xii

G. Kerangka Konseptual ... 27

H. Hipotesis ... 28

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 29

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 29

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

E. Metode Pengujian Instrumen ... 31

F. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 33

G. Sumber Data ... 39

H. Teknik Pengumpulan Data ... 40

I. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 48

A. Sejarah Berdirinya Flaurent Salon ... 48

B. Visi, Misi dan Tujuan Flaurent Salon ... 49

C. Struktur Organisasi ... 49

D. Produk dan Harga ... 50

E. Pemasaran ... 55

(14)

xiii

C. Analisis Indeks Kepuasan Pelanggan………... 65

D. Tingkat Loyalitas Pelanggan………..…… 73

E. Uji Hipotesis………..……… 75

F. Pembahasan……… 87

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……….. 91

A. Kesimpulan ……….. 91

B. Saran ……….. 93

C. Keterbatasan Penelitian ……….… 94 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xiv

Pelanggan...…... 57 Tabel V.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kinerja

Perusahaan...……… 59 Tabel V.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Loyalitas

Pelanggan...………….… 61 Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut

Karakter... ...…………... 63 Tabel V.5 Hasil Indeks Kepuasan Pelanggan

Atribut Reliability ... 66 Tabel V.6 Hasil Indeks Kepuasan Pelanggan

Atribut Responsiveness ... 68 Tabel V.7 Hasil Indeks Kepuasan Pelanggan

atribut Assurance... 69 Tabel V.8 Hasil Indeks Kepuasan Pelanggan

Atribut Empathy... 70 Tabel V.9 Hasil Indeks Kepuasan Pelanggan

Atribut Tangible... 71 Tabel V.10 Atribut kualitas pelayanan yang dapat memuaskan

(16)

xv

Lampiran 1 Tabulasi Data Penelitian ... 97

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 109

Lampiran 3 Karakteristik Responden ... 117

Lampiran 4 Indeks Kepuasan ... 120

Lampiran 5 Korelasi Berganda………... 130

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tampil anggun dan menawan adalah harapan setiap wanita. Merawat

tubuh dengan begitu teliti menjadi prioritas utama dalam rangka

mempercantik diri. Lantas untuk apa tampil mempesona? Jawabannya pasti

untuk dapat menarik perhatian dari orang-orang disekitar, atau paling tidak

agar fisik ini terlihat lebih baik. Bicara tentang perawatan tubuh, rambut, dan

wajah, tentu akan erat kaitannya dengan salon kecantikan.

Perkembangan budaya yang ada menyebabkan orang mulai menganggap

bahwa salah satu pembentuk citra dari seseorang adalah keindahan dan

kesehatan kulit dan rambut baik itu kaum hawa maupun kaum Adam, kelas

atas maupun kelas bawah, tua maupun muda. Trend merawat tubuh demi

kecantikan inilah yang membawa banyak keuntungan bagi para pengusaha

perawatan kulit dan rambut, apalagi jika dipadukan dengan perkembangan

teknologi yang ada, misalnya alat-alat perawatan kulit dan rambut yang

dilengkapi dengan berbagai teknologi elektronik canggih, obat-obatan modern

dan fasilitas pendukung lainnya. Peluang yang menguntungkan tersebut yang

menyebabkan para pengusaha melirik bisnis ini.

Yogyakarta merupakan salah satu propinsi dimana tingkat permintaan

konsumen akan perawatan kulit dan rambut cukup tinggi. Hal ini dikarenakan

sebagian besar penduduk Yogyakarta merupakan pelajar yang selalu ingin

(18)

tampil cantik setiap saat. Kenaikan permintaan akan perawatan kulit dan

rambut akan merangsang ataupun mendorong para pengusaha salon

kecantikan untuk saling bersaing dalam menyediakan berbagai jenis pelayanan

yang disesuaikan dengan pertumbuhan pasar maupun permintaan konsumen.

Seperti yang terlihat sekarang, di Yogyakarta sudah semakin banyak

bermunculan para pengusaha salon kecantikan baru yang berlomba-lomba

untuk merebut pangsa pasar perawatan kulit dan rambut.

Meski bisnis ini menjanjikan, namun bila tidak memiliki produk unggulan,

bisa dipastikan akan kalah saing dengan yang lain. Bisnis kecantikan sekarang

menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan oleh wanita. Semakin tinggi

tingkat kesibukan mereka, semakin membutuhkan orang untuk merawat diri

mereka. Semakin banyak salon kecantikan maka akan memicu para pengusaha

salon untuk meningkatkan mutu pelayanan. Peningkatan bisnis kecantikan

membawa pengaruh pada persaingan, berbagai salon kecantikan akan

bermunculan sehingga membuat para pelaku bisnis mulai bersiap-siap untuk

bersaing secara ketat dengan salon lainnya. Persaingan penyedia jasa salon

kecantikan tidak hanya menyediakan fasilitas, tapi juga meningkatkan kualitas

pelayananya sehingga dapat mencapai penjualan yang maksimal. Hal ini

penting dilakukan, sebab bisnis salon kecantikan sangat cepat mengalami

perubahan. Jika pelaku bisnis tidak mengikuti trend itu, tentu akan kehilangan

konsumen.

Dengan tercapainya harapan konsumen maka diharapkan konsumen akan

(19)

Jerry C. Olson dalam bukunya Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran

mendefinisikan loyalitas merk sebagai keinginan melakukan dan perilaku

pembelian ulang (Peter dan Olson, 1999: 162). Dari pengertian tersebut maka

dapat diperoleh pengertian bahwa loyalitas konsumen adalah perilaku atau

keinginan melakukan pembelian ulang produk di tempat tertentu. Sehingga

diharapkan para konsumen mempunyai pemikiran, keinginan dan keputusan

pembelian produk yang ada walaupun mereka dihadapkan pada pilihan yang

ditawarkan pengusaha salon kecantikan lainnya dan juga pembelian tak

terduga. Perilaku atau keinginan pembelian juga akan meningkatkan volume

penjualan sehingga pengusaha salon kecantikan dapat menjual lebih banyak

produk atau jasa yang ia tawarkan. Keuntungan lain yang diperoleh adalah

akan memperoleh keuntungan lebih karena konsumen yang loyal tidak terlalu

memperhatikan harga yang ditawarkan dan juga memberikan promosi secara

tidak langsung kepada konsumen lain.

Bertitik tolak dari hal tersebut maka penulis ingin menganalisis penelitian

(20)

B. Rumusan Masalah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam latar belakang masalah, Flauren Salon

sebagai salah satu perusahaan yang juga bergerak dibidang industri jasa perlu

memusatkan semua kegiatan perusahaan untuk memuaskan kebutuhan

pelanggan dengan memadukan kegiatan-kegiatan pemasaran yang nantinya

akan dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan serta dapat mencapai tujuan

jangka penjang bagi perusahaan sendiri (Kotler, 1995: 583-584). Dalam

industri jasa, seperti salon kecantikan, unsur manusia sangatlah penting.

Penting karena layanan jasa sifatnya abstrak, sehingga konsumen akan

mengukur kualitas jasa dengan gambaran kongkret tentang produsennya.

Demi kepuasan pelanggan perusahaan harus memberikan service excellence

atau pelayanan yang terbaik bagi mereka. Maka rumusan masalah yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Seberapa tingkat kepuasan kualitas pelayanan jasa Flaurent Salon?

2. Seberapa tingkat loyalitas pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa?

3. Adakah hubungan tingkat kepuasan kualitas pelayanan dan loyalitas

(21)

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti jelas dan tidak terlalu luas, maka perlu untuk

memberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Model pengukuran kualitas pelayanan yang digunakan adalah model yang

dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithami dan Berry yang didasarkan

pada 5 dimensi kualitas pelayanan yaitu: (Tjiptono: 1997: 70).

a. Keandalan (Reliability) meliputi: kemampuan untuk melaksanakan

pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.

d. Daya tangkap (Responssiveness) yaitu: kemampuan untuk membantu

konsumen dengan memberikan pelayanan dengan tangkap.

e. Jaminan (Assurance) meliputi: kesopanan, pengetahuan dan

kemampuan segenap karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan

kepercayaan kepada konsumen.

f. Empati (Empathy) yaitu: kepedulian dan perhatian kepada konsumen

secara individual.

g. Bukti langsung (Tangibles) meliputi: fasilitas fisik, peralatan dan

penampilan personalia.

2. Responden yang diteliti adalah pelanggan dari Flaurent Salon yang

(22)

D. Tujuan Penelitian

Pelaksanaan suatu penelitian memiliki tujuan-tujuan tertentu yang ingin

dicapai atau diketahui. Dalam penelitian ini tujuan-tujuan yang ingin dicapai

atau diketahui adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan kualitas pelayanan Flaurent Salon.

2. Untuk mengetahui tingkat loyalitas pelanggan Flaurent Salon.

3. Untuk mengetahui hubungan tingkat kepuasan kualitas pelayanan dan

loyalitas pelanggan.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bersifat

praktis maupun teoritis kepada beberapa pihak, antara lain:

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi dan masukan-masukan dalam memecahkan masalah perusahaan

yang berhubungan dengan kualitas pelayanan bagi manajemen Flaurent

Salon dalam mengambil keputusan, dan mengevaluasi kebijakan

perusahaan mengenai strategi pelayanan sehingga dapat meningkatkan

kepuasan dan loyalitas pelanggan. Agar perusahaan mampu bersaing dan

meningkatkan profesionalisme dan menjaga kualitas layanan serta

(23)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai tambahan referensi dan sebagai acuan untuk penelitian

dalam hal sarana bagi penulis selanjutnya.

3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi salah satu wahana untuk

memperdalam dan menerapkan pengetahuan penulis dalam ilmu

manajemen dan ilmu lainnya yang terkait yang telah diperoleh selama ini,

untuk memecahkan persoalan-persoalan nyata di lapangan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II: Landasan Teori

Bab ini berisikan tentang berbagai kajian pustaka sebagai landasan

teori yang berkaitan dengan penelitian.

BAB III: Metodelogi Penelitian

Bab ini menjelaskan dan membahas tentang jenis penelitian, subjek

dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan

sampel penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, variabel

penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV: Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini memberikan gambaran secara ringkas mengenai gambaran

(24)

operasional perusahaan, produk dan harga, dan kinerja bisnis

perusahaan.

BAB V: Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang proses pengolahan dengan

menggunakan teknik analisis data yang telah dirumuskan oleh

penulis.

BAB VI: Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian.

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang diambil dari

penelitian dan saran-saran bagi pihak perusahaan disertai

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Salon Kecantikan

Saat ini, salon tidak sekadar untuk menangani masalah rambut saja.

Perkembangan bisnis salon pun menjadikan berbagai program yang terkait

dengan kecantikan dan gaya hidup, ditawarkan dalam bentuk paket kepada

masyarakat. Gaya hidup metropolitan yang penuh dengan kesibukan

menyebabkan timbulnya kebutuhan untuk tetap dapat tampil cantik dan

menarik setiap waktu. Dalam hal ini, kecantikan tidak hanya sekadar penataan

dan perawatan rambut, namun perawatan wajah dan tubuh secara teratur pun

semakin penting. Berbagai jasa layanan telah disediakan secara komplit dalam

pelayanan di salon. Diantaranya perawatan orang dewasa seperti cuci blow,

catok, cutting, rebonding, creambath, hair spa, masker rambut, facial, semir

rambut, massage wajah, refleksi, lulur wanita, pedicure, manicure, make up,

serta sanggul Jawa hingga modern.

Menggeluti bisnis salon kecantikan dalam era sekarang, ternyata tidaklah

mudah. Disamping dituntut menguasai keterampilan, juga mutu pelayanan

kepada kunsumen harus bagus. Dalam bisnis salon, pelayanan yang

berkualitas menjadi kunci sukses, dan yang disebut dengan pelayanan tidak

lagi hanya sekedar memberi layanan berupa potong rambut atau layanan facial

tapi lebih mengarah kepada bagaimana melayani konsumen, entah itu sekedar

berbicang atau mempersilahkannya untuk masuk.

(26)

Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya setiap salon kecantikan memiliki

layanan jasa yang hampir sama. Perbedaan mungkin hanya berada di sektor

harga, dan itupun tidak terlalu signifikan. Dalam kelanjutannya, jika pelaku

bisnis salon tidak mampu memberikan pelayanan dengan maksimal,

dipastikan usaha tak akan tumbuh dengan baik. Dan guna meningkatkan

keahlian, seorang pelaku bisnis salon kecantikan haruslah rajin menambah

wawasan. Misalnya, rajin mengikuti seminar-seminar kecantikan serta

bertukar informasi dengan pelaku bisnis yang lain tentang kecantikan yang

sedang trend saat ini. Hal ini penting dilakukan, sebab bisnis salon kecantikan

sangat cepat mengalami perubahan. Jika pelaku bisnis tidak mengikuti

perkembangan tentu akan kehilangan konsumen.

B. Jasa

1. Pengertian

Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh

suatu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik

dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, produk jasa bisa

berhubungan dengan produk fisik maupun tidak (Tjiptono, 2005 : 11).

2. Karakteristik Jasa

Terdapat empat karakteristik pokok pada jasa (Kotler, 2001 : 122)

a. Tidak berwujud (Intangibility)

Jasa berbeda dengan barang, jika barang merupakan suatu obyek, alat

(27)

bersifat intangible, berarti sesuatu yang tidak dapat disentuh atau tidak

dapat dirasakan oleh indra perasa dan sesuatu yang tidak mudah

didefinisikan.

b. Tidak dapat terpisahkan (Inseparability)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedang

jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan

dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan

konsumen merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa.

c. Bervariasi (Variability)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized, yang

artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada

siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

d. Tidak tahan lama (Perishability)

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan,

dengan demikian apabila suatu jasa tidak digunakan maka jasa tersebut

akan berlalu begitu saja.

C. Kualitas Jasa

1. Pengertian

Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau yang

(28)

Kualitas jasa sendiri adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

konsumen (Tjiptono, 2004 : 61).

2. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Jasa

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu

pelayanan yang diharapkan (expected service) dan pelayanan yang

diterima (perceived service). Apabila jasa yang diterima atau dirasakan

sesuai yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan

memuaskan. Jika jasa yang diterima melebihi harapan, maka kualitas jasa

dipersepsikan ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah

daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk.

Indikator kualitas yang baik adalah apa yang diterima konsumen sesuai

bahkan melebihi apa yang diharapkan.

D. Kualitas Pelayanan

1. Pengertian

Kualitas pelayanan adalah suatu standar khusus tentang kemampuan

kinerja, keandalan terhadap hasil yang tidak nyata dari suatu aktifitas yang

memberikan manfaat dan ditawarkan oleh pihak satu ke pihak lain tanpa

terjadi pemindahan kepemilikan (Kotler, 1996 : 2).

Menurut Zeithaml dan Bitner (1994 : 189) kepuasan pelanggan

terhadap kualitas pelayanan (service quality) dapat didefinisikan sebagai

(29)

harapan pelayanan yang disukai”. Lebih lanjut Zeithaml dan Bitner (1996 :

117) mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai “penyerahan atau

penyampaian pelayanan secara relatif lebih unggul (excellent) atau

superior terhadap harapan pelanggan (costumer expectation)”. Dari dua

definisi tentang kualitas pelayanan tersebut, Zeithaml dan Bitner

menekankan selain aspek hasil, maka yang tidak kalah pentingnya adalah

proses penyampaian pelayanan tersebut kepada pelanggan.

2. Komponen Kualitas Pelayanan

Kualitas total suatu pelayanan terdiri atas tiga komponen utama (Fandy

Tjiptono, 2005 : 60) yaitu:

a. Technical quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas

output (keluaran) pelayanan yang diterima pelanggan, seperti

kecepatan, ketepatan, kerapian dan sebagainya.

b. Functional quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan cara

penyampaian pelayanan.

c. Corporate image, yaitu profit, reputasi, citra umum, dan daya tarik

khusus suatu perusahaan.

Berdasarkan komponen-komponen di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa output pelayanan serta cara penyampaiannya (pelayanannya)

merupakan faktor yang dipergunakan dalam menilai kualitas pelayanan.

3. Dimensi Kualitas Pelayanan

Sifat pelayanan yang paling pokok adalah intangible sehingga relatif

(30)

dimensi-dimensi untuk menilai atau mengukur kualitas pelayanan.

Parasuraman, Zeithaml, dan Berry yang dikutip Fandi Tjiptono, (2005:

131) yang melakukan penelitian khusus terhadap beberapa jenis

pelayanan, mengidentifikasi sepuluh faktor utama yang menentukan

kualitas pelayanan, yakni :

a. Reliability, yang mencakup konsistensi kerja (performance) dan

kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal ini berarti

perusahaan memberikan pelayanan secara tepat sejak awal (right the

first time) dan telah memenuhi janji (iklan) nya.

b. Responsiveness, yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk

memberikan pelayanan yang dibutuhkan pelanggan.

c. Competence, artinya setiap karyawan perusahaan memiliki

pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk dapat

memberikan pelayanan tertentu.

d. Access, yaitu kemudahan untuk dihubungi atau ditemui, yang berarti

lokasi fasilitas pelayanan mudah dijangkau, waktu menunggu tidak

terlalu lama, saluran komunikasi mudah dihubungi.

e. Courtesy, yaitu sikap sopan santun, respek, perhatian, dan keramahan

dari para kontak personal perusahaan.

f. Communication, yaitu memberikan informasi yang dapat dipahami

pelanggan serta selalu mendengarkan saran dan keluhan

(31)

g. Credibility, yaitu jujur dan dapat dipercaya. Di sini menyangkut nama

dan reputasi perusahaan, karakteristik pribadi, kontak personal, dan

interaksi dengan pelanggan.

h. Security, yaitu aman (secara fisik, finansial, dan kerahasiaan) dari

bahaya, risiko, atau keragu-raguan.

i. Understanding/knowing the customer, yaitu upaya untuk memahami

kebutuhan pelanggan.

j. Tangible, yaitu segala bukti fisik dari pelayanan seperti karyawan,

fasilitas, peralatan, tampilan fisik dari pelayanan misalnya kartu kredit

plastik.

Namun dalam perkembangan selanjutnya Parasuraman, et. al.,

merangkum 10 dimensi tersebut (Tjiptono, 2000: 55) yakni : competence,

courtesy, credibility, dan security disatukan menjadi assurance, sedangkan

access, communication, dan understanding the customer dikategorikan

menjadi empathy. Dengan demikian, ada 5 dimensi kualitas pelayanan

jasa. Penjelasan kelima dimensi untuk menilai kualitas pelayanan tersebut

adalah :

a. Reliability (keandalan) merupakan kemampuan yang dapat diandalkan

dalam memberikan pelayanan secara cepat, tepat/akurat dan konsisten

sehingga dapat memuaskan pelanggan.

b. Responsiveness (daya tanggap) adalah keinginan pribadi para staf dan

(32)

dan memberikan pelayanan sesegera mungkin sehingga dapat

memuaskan pelanggan.

c. Assurance (keterjaminan) mencakup pengetahuan, kemampuan, dan

ketrampilan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para

staf dan karyawan sehingga menjamin pelanggan terhindar dari

bahaya, risiko, atau keragu-raguan, dan kekecewaan.

d. Empathy (empati) yang mencakup perhatian individu/ pribadi dalam

memahami kebutuhan pelanggan, kemudahan melakukan hubungan,

komunikasi yang baik dan mudah dipahami.

e. Tangible (keberwujudan fisik) meliputi sarana fisik seperti bangunan

dan perlengkapan, penampilan karyawan, sarana komunikasi, dan

keberwujudan fisik lainnya yang dapat menjadi perhatian pelanggan.

4. Pengelolaan Kualitas Pelayanan Jasa

Kotler (1994 : 110) mengemukakan bahwa pada dasarnya konsumen

menggunakan kriteria yang sama dalam menentukan mutu suatu pelayanan

apapun jenis jasanya, kriteria tersebut sebagai berikut:

a. Akses jasa: Jasa tersebut mudah didapatkan pada tempat-tempat dan

waktu yang tepat tanpa banyak menunggu.

b. Komunikasi: Jasa tersebut dijelaskan dengan tepat dengan bahasa

komunikasi.

c. Kompetensi: Para pegawai memiliki keahlian dan pengetahuan yang

(33)

d. Kesopanan : Para pegawai harus ramah, cepat tanggap, dan tenang.

e. Kehandalan: Jasa yang diberikan konsisten dan tepat

f. Responsiveness: Pelayanan atau respon pegawai yang cepat dan kreatif

terhadap permintaan dan permasalahan yang dihadapi konsumen.

g. Keamanan : Jasa yang diberikan bebas dari bahaya resiko dan

keraguan.

h. Memahami konsumen: Pegawai benar-benar membuat usaha untuk

memahami kebutuhan konsumen dan benar memberikan perhatian

secara individual.

Kebutuhan dan kepuasan konsumen merupakan kunci dalam

pengelolaan dari mutu pelayanan sehingga tercipta suatu pelayanan yang

tinggi dan konsisten.

5. Mengelola Kualitas Jasa

Sebuah perusahaan jasa dapat memenangkan persaingan dengan

menyampaikan secara konsisten layanan yang berkualitas lebih tinggi

dibandingkan para pesaing dan yang lebih tinggi dari pada harapan

pelanggan. Harapan-harapan itu dibentuk oleh pengalaman masa lalu,

pembicaraan dari mulut ke mulut (word of mouth), dan iklan perusahaan

jasa. Setelah menerima jasa itu, pelanggan membandingkan jasa yang

dialami dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa yang dialami berada di

(34)

penyedia itu. Jika jasa yang dialami memenuhi atau melebihi harapan,

mereka akan menggunakan penyedia jasa itu lagi.

Lima kesenjangan yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa

(Kotler, 2001: 122) adalah:

a. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen

Manajemen tidak selalu memahami secara tepat apa yang diinginkan

pelanggan. Sebagai contoh karyawan salon mungkin berfikir bahwa

pelanggan menginginkan kenyamanan ruangan, tetapi pelanggan

mungkin lebih mementingkan daya tanggap karyawan.

b. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi mutu jasa

Barangkali pihak manajemen dapat menafsirkan apa yang diharapkan

pelanggan, akan tetapi ia kurang mengoperasionalkannya ke dalam

bentuk spesifikasi mutu jasa tertentu.

c. Kesenjangan antara spesifikasi jasa dan penyampaian jasa

Para karyawan mungkin kurang terlatih, tidak mampu atau tidak

memenuhi standar. Atau mereka dihadapkan pada standar yang

berlawanan, seperti menyediakan waktu untuk mendengarkan para

pelanggan dan melayani mereka dengan cepat.

d. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal

Harapan konsumen dipengaruhi oleh pertanyaan yang dibuat para

karyawan. Sebagai contoh jika brosur salon kecantikan

(35)

pelanggan tiba dan menemukan ruangan yang nampak tidak terawat,

maka komunikasi eksternal telah mendistorsi harapan pelanggan.

e. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa harapan pelanggan

Kesenjangan ini terjadi bila pelanggan memiliki persepsi yang keliru

tentang mutu jasa tersebut. Sebagai contoh karyawan mungkin banyak

bertanya tentang pelanggan untuk menunjukkan keramahan dan

menciptakan suasana akrab, tetapi pelanggan menganggap hal tersebut

tidak sopan dan mengganggu.

6. Tujuan Pelayanan

Pelayanan sangat menentukan sekali dalam perkembangan perusahaan

pada masa yang akan datang. Oleh karena itu perusahaan perlu memberikan

pelayanan secara profesional kepada konsumen, yaitu suatu bentuk

pelayanan yang sebaik-baiknya guna memenuhi kebutuhan dan selera

konsumen.

Kunci dari kebutuhan dalam mempertahankan konsumen agar konsumen

puas bila (Tjiptono, 1997: 56):

a. Konsumen mengatakan hal-hal baik tentang perusahaan kepada orang lain

(word of mouth).

b. Konsumen membeli produk lain di perusahaan yang sama.

Jadi dengan demikian kepuasan konsumen bukan saja dapat mempertahankan

(36)

E. Kepuasan Konsumen

1. Pengertian

Kepuasan konsumen menurut Kotler (Tjiptono, 2005: 143) adalah

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil yang ia

rasakan dibanding dengan harapannya). Setelah merasa puas, pelanggan

diharapkan:

a. Tetap setia lebih lama

b. Membeli lebih banyak produk-produk yang ditawarkan oleh

perusahaan

c. Membicarakan hal-hal yang baik tentang perusahaan dan

produk-produknya (word of mouth).

d. Menawarkan gagasan/jasa produk kepada perusahaan.

2. Mengukur Tingkat Kepuasan Konsumen

Ada beberapa metode untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen.

Kotler dan Tjiptono (2005: 210) mengemukakan 4 metode untuk

mengukur tingkat kepuasaan konsumen yaitu:

a. Sistem keluhan dan saran

Sistem keluhan dan saran dapat dilakukan dengan cara setiap

perusahaan yang berorientasi pada konsumen wajib memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada konsumen untuk memberikan

(37)

b. Ghostshopping

Ghost shopping dapat dilakukan dengan cara mempekerjakan beberapa

orang untuk berperan sebagai konsumen potensial jasa perusahaan dan

pesaing untuk mengetahui gambaran mengenai kepuasan konsumen.

c. Lost Customer Analysis

Lost Customer Analysis dapat dilakukan dengan cara perusahaan

menghubungi para konsumen yang telah berhenti membeli atau

beralih ke produk lain. Yang ingin diperoleh adalah informasi

penyebab terjadinya hal tersebut.

d. Survei

Survei untuk mengetahui kepuasan konsumen dapat dilakukan melalui

pos, telepon, atau wawancara pribadi.

Metode lain untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen (Tjiptono, 1997:

35):

a. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan

seperti “Ungkapan seberapa puas saudara terhadap pelayanan Rumah

Sakit pada skala berikut, Sangat Tidak Puas, Tidak Puas, Netral, Puas,

Sangat Puas”. (Directly Reported Satisfaction)

b. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka

mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka

(38)

c. Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka

hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta

untuk menuliskan perbaikan yang mereka sarankan (Problem Analysis)

d. Responden dapat diminta untuk merangking berbagai elemen (atribut)

dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan

seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen.

(Importance / Performance Rating)

3. Memuaskan Konsumen

Memuaskan konsumen dapat meningkatkan keunggulan dalam

persaingan (Yamit, 2005: 93). Hal ini berarti kepuasan merupakan faktor

kunci bagi konsumen dalam melakukan pembelian ulang. Untuk dapat

memuaskan konsumen, perusahaan dapat melakukan dengan tahapan:

a. Mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen

Tahap ini dapat dilakukan dengan mengetahui motif konsumen dalam

membeli produk/jasa. Hal tersebut akan mempermudah perusahaan

dalam mengkomunikasikan produk kepada sasaran konsumennya.

b. Mengetahui proses pengambilan keputusan dalam pembelian

Dengan tahap ini, perusahaan dapat memprediksi faktor yang

mempengaruhi konsumen dalam memutuskan pembelian dan memilih

cara pelayanan konsumen yang tepat.

c. Membangun citra perusahaan

Perusahaan perlu memperhatikan proses informasi yang membentuk

persepsi konsumen terhadap produk perusahaan. Persepsi positif atau

(39)

d. Membangun kesadaran akan pentingnya kepuasan konsumen

Membangun kesadaran harus diimplementasikan dalam tindakan nyata

bahwa semua unit di perusahaan bertanggung jawab untuk memuaskan

konsumen.

4. Indek Kepuasa Pelanggan

Ada dua variabel utama yang menentukan kepuasan pelanggan yaitu

expectations dan perceived performance. Apabila perceived performance

melebihi expectation, maka pelanggan akan puas, tapi bila sebaiknya maka

pelanggan akan merasa tidak puas. Tse dan Wilton (Tjiptono 2005) juga

menentukan bahwa ada pengaruh langsung dari perceived performance

terhadap kepuasan pelanggan. Pengaruh perceived performance tersebut

lebih kuat daripada expectation dan dalam penentuan kepuasan pelanggan.

Oleh karena itu, kepuasan akan menimbulkan loyalitas pelanggan,

maka loyalitas sebagai variabel endogenous disebabkan oleh suatu

kombinasi dari kepuasan.

Indeks kepuasan pelanggan dapat dihitung dengan beberapa cara,

dengan menggunakan skala likert yaitu dari sangat puas sampai dengan

sangat tidak puas. Penilaian dapat dilakukan terhadap produk atau jasa

tertentu dan dapat pula terhadap perusahaan tertentu. Beberapa indek

kepuasan pelanggan yang tergolong sederhana antara lain:

a. IKP = PP

(40)

c. IKP = PP – EX

d. IKP = IM x (PP –EX)

e. IKP = PP / EX

Keterangan:

IKP = Indeks Kepuasan Pelanggan

PP = Perceived Performance

EX = Expectation

IM = Importance

F. Loyalitas pelanggan

Loyalitas pelanggan muncul karena konsumen merasa puas akan produk

(barang dan jasa) dan pelayanan yang sudah diberikan oleh suatu perusahaan,

sehingga konsumen tersebut akan memakai produk itu kembali.

Loyalitas pelanggan dapat juga disebut dengan kesetiaan pelanggan. Maka

dari itu banyak perusahaan terfokus pada kepuasan pelanggan yang tinggi

akan menciptakan kesetiaan dan loyalitas terhadap barang atau jasa.

Menurut Dick dan Basu (Umar, 2003: 16) loyalitas pelanggan

didefinisikan sebagai komitmen pelanggan terhadap suatu merek atau

perusahaan. Berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam

pembelian ulang yang konsisten. Sedangkan menurut Peter dan Olson (2000:

89), loyalitas pelanggan adalah kesetiaan konsumen dalam membeli barang

(41)

terus-menerus. Kebiasaan ini termotivasi dan sulit diubah dalam pembelian

barang dan jasa yang sama, sering berakar dalam keterlibatan yang tinggi.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan akan

timbul dengan ditandai adanya kesetian dan pembelian berulang ulang dari

satu produk, merek dan perusahaan. Selain itu loyalitas pelanggan timbul

karena hasil atau kinerja suatu barang atau jasa melebihi harapannya baik itu

dari segi kinerja karyawan, kualitas produk, maupun harga atau tarif yang

dikenakan.

Loyalitas pelanggan juga muncul karena hasil dari kinerja dari suatu

produk yang melebihi harapannya baik itu kualitasnya, pelayanannya,

fasilitasnya dan harganya.

Loyalitas pelanggan mengambarkan perilaku dari proses pengambilan

keputusan dan tindakan pembelian yang dilakukan, dimana hal tersebut

memiliki kaitan dengan proses pembelajaran. Tiga metode pendekatan untuk

mempelajari loyalitas pelanggan, menurut Schiffman dan Kanuk (1997: 196):

1. Pendekatan kondisi dan situasi

Pendekatan yang bersifat pasif yang dapat dikaitkan dengan perilaku

tertentu melalui pengulangan atau pengkondisian.

2. Pendekatan instrumental

Beberapa pembelian yang konsisten atau sering dilakukan untuk satu jenis

produk dapat menjadi indikasi ke arah loyalitas pelanggan, karena

pembelian yang diulang dapat diasumsikan sebagai dorongan atau stimulus

(42)

3. Teori Kognitif

Beberapa penelitian meyakini bahwa faktor perilaku yang berdiri sendiri

tidak menggambarkan loyalitas pelanggan. Tindakan yang dikombinasikan

dengan perilaku adalah ukuran yang tepat untuk mengidentifkasikan

loyalitas pelanggan yang sebenarnya.

Loyalitas pelanggan dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran

keberhasilan dari tujuan pemasaran. Manajemen perlu untuk membentuk

kesetiaan pelanggan adapun cara membangun kesetiaan pelanggan adalah

sebagai berikut (Tjiptono, 1995: 93):

1. Core service, jasa utama didasarkan pada kebutuhan pasar yang utama,

dari situ hubungan pelanggan dibangun karena dengan pelayanan inti

memuaskan pelanggan benar-benar mulai percaya dan puas akan jasa kita.

2. Customizing the Relationship, karena perusahaan jasa sangat fleksibel

untuk tingkat yang lebih besar maka bisnis ini memiliki pertimbangan

keuntungan melebihi barang produk manufaktur karena mereka

mempunyai pelanggan yang berbeda dan problem yang berbeda pula.

3 Service Augmentation, jasa tambahan berarti membangun pelayanan plus

dan lebih baik lagi sehingga pelayanan plus itu tidak dapat ditiru oleh

pesaing.

4. Relationship Pricing, harga sangat mempengaruhi orang untuk membeli

barang. Untuk membangun loyalitas pelanggan dapat ditempuh dengan

cara memberikan potongan-potongan bagi pelanggan sehingga mereka

(43)

5. Internal Marketing, pemasaran internal merupakan faktor yang cukup

penting. Tekanannya terhadap karyawan, bagaimana perusahaan mampu

mengelola karyawan agar mengerti prinsip-prinsip pemasaran.

G. Kerangka Konseptual

Untuk memudahkan dalam memahami hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen dalam penelitian ini, maka disusunlah

kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar II.1

Kerangka Konseptual Penelitian Kepuasan pelanggan Flurent Salon 

Yogyakarta  tentang Kualitas: 

Reliability 

Responsiveness

Assurance 

Emphaty 

Tangible 

 

 

Loyalitas pelanggan  Flaurent Salon 

(44)

Pada landasan teori tertulis bahwa setelah konsumen puas, maka

diharapkan tercipta loyalitas pelanggan. Dari teori tersebut penulis berasumsi

bahwa setelah pelanggan merasa puas pada kualitas atribut reliability,

responsiveness, assurance, empathy, dan tangible Flaurent Salon Yogyakarta

maka pelanggan akan menjadi loyal terhadap salon tersebut.

H. Hipotesis

Untuk mempermudah penulis dalam melaksanakan penelitian, penulis

mencoba membuat rumusan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif secara simultan antara tingkat kepuasan kualitas

pelayanan yang meliputi reliabililty, responsiveness, assurance, empathy

dan tangible dengan loyalitas pelanggan.

2. Terdapat hubungan positif secara parsial antara tingkat kepuasan kualitas

pelayanan yang meliputi reliabililty, responsiveness, assurance, empathy

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah studi kasus yaitu penelitian pada unit bisnis jasa

perawatan kecantikan khususnya pada Flaurent Salon dan kesimpulan yang

diambil berdasarkan penelitian ini hanya berlaku bagi perusahaan yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penalitian

1. Lokasi penelitian: Flaurent Salon Jalan Kepuh Sari 17b Krodan Paingan

Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian: Desember 2008 - Januari 2009

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Penelitian ini memiliki subyek dan obyek yaitu:

1. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian yaitu, pelanggan Flaurent Salon yang

telah menggunakan jasa Flaurent Salon.

2. Obyek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian yaitu:

a. Kepuasan pelanggan kualitas pelayanan yang diberikan oleh Flaurent

Salon.

b. Loyalitas pelanggan Flaurent Salon.

(46)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1) Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang terapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Flaurent Salon, dengan

alasan bahwa mereka lebih tahu tentang jasa dan mantap dalam memilih.

Populasi dalam studi kasus ini jumlahnya tidak diketahui.

2) Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Tujuan digunakan sampel dalam penelitian untuk

mempermudah peneliti dalam menganalisis data dalam populasi yang

besar sehingga peneliti dapat menghemat dana, tenaga, dan waktu. Adapun

sampel dalam penelitian ini adalah pelanggan Flaurent Salon. Oleh karena

itu untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus dari Cochran

(Ridwan, 2007: 264):

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛

= 2 2

d PxQ Z

n α

( )

⎡ ⎥

= 2 2

d PxQ Z n α ( ) ( ) ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − = 2 10 , 0 50 , 1 1 50 , 0 96 , 1 n 04 , 96 = n keterangan:

n = Jumlah Sampel

(47)

Q = (1-P), proporsi populasi yang diharapkan tidak memiliki

karakteristik tertentu

P = Proporsi populasi yang memiliki karakteristik tertentu

d = tingkat kesalahan yang ditoleransi

untuk lebih jelasnya akan diuraikan dalam perhitungan sebagai berikut:

misal proporsi populasi yang diharapkan sebanyak 50%, tingkat kesalahan

10%, dengan tingkat kepercayaan 95%=1,96 dengan menggunakan rumus

di atas, maka jumlah sampel yang diperoleh yaitu: n = 96,04

hasil perhitungan 96,04 tersebut dibulatkan manjadi 100 agar

memudahkan pembagian. Oleh karena itu digunakan 100 responden

sebagai sampel.

Teknik sampling adalah cara pengambilan sampel dalam suatu

populasi. Teknik sampling yang digunakan adalah metode purposive

convenience sampling yang digunakan peneliti ditentukan dengan kriteria

yaitu responden adalah konsumen yang menggunakan produk atau jasa

perawatan kulit dan rambut di Flaurent Salon Yogyakarta.

E. Metode Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen diperlukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

digunakan dalam penelitian layak digunakan atau tidak. Kuesioner yang

(48)

1. Uji Validitas

Uji validitas (uji kesahihan butir) adalah alat untuk menguji apakah tiap

butir benar-benar telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin

diselidiki. Untuk mengukur kevalidan kuisioner yang dibagikan kepada

responden digunakan rumus Korelasi Product Moment dari Karl Pearson

(Sugiyono, 2005:182):

Rumus:

(

)

(

)

2

(

)

2

2 2

xy

n xy x y

r

n x x n y y

− =

− −

∑ ∑

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y (Product Moment).

X = Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari

responden.

Y = Total butir dari jawaban responden.

∑x = Jumlah skor butir.

∑xy = Jumlah hasil kali antara X dan Y.

n = Banyaknya sampel uji coba.

Uji validitas dikatakan valid jika rhitung ≥ rtabel, dan akan menjadi tidak

valid jika rhitung < r tabel. Taraf yang digunakan adalah 5%.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Instrumen

dikatakan memiliki taraf kepercayaan tinggi, jika instrumen tersebut dapat

(49)

reliabilitas instrumen adalah dengan menggunakan rumus Cronbach

Alpha. Menurut Nugroho (2005:74) tingkat ttabel = 0,60.

Rumus: ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥⎦ ⎤ −

=

2

2 1 x j s s k k α Dimana:

α = Koefisien reliabilitas Cronbach Alpha

k = Jumlah butur dalam skala pengukuran

2

j

s = Ragam (variance) dari butir ke-i

2

x

s = Ragam (variance) dari skor total

Uji reliabilitas dikatakan reliabel bila rhitung ≥ rtabel, dan akan menjadi

tidak reliabel jika rhitung < rtabel. Jika hasil pengujian memperlihatkan bahwa

instrumen tersebut dapat dipercaya atau reliabel dan valid, maka kuesioner

sahih untuk digunakan.

F. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Karakteristik reponden

Adapun aspek-aspek yang akan diteliti adalah:

a. Usia

1) kurang dari 20 tahun

2) 21 tahun – 25 tahun

3) 26 tahun – 30 tahun

(50)

5) Lebih dari 35 tahun

b. Pendidikan terakhir

1) Tamat SD

2) Tamat SMP/ Sederajat

3) Tamat SMU/Sederajat

4) Tamat Program Diploma (DI, DII, DII)

5) Tamat Sarjana (S1/S2/S3)

c. Pendapatan perbulan (bagi yang telah bekerja)

1) Kurang dari Rp. 1.550.000

2) Rp. 1.550.001 – Rp. 2.000.000

3) Rp. 2.000.001 – Rp. 2.500.000

4) Rp. 2.500.001 – Rp. 3.000.000

5) Lebih dari Rp. 3.000.000

Uang saku (bagi pelajar/mahasiswa)

1) Kurang dari Rp. 750.000

2) Rp. 750.001 – Rp. 800.000

3) Rp. 800.001 – Rp. 1.000.000

4) Rp. 1.000.001 – 1.500.000

5) Lebih dari Rp. 1.500.000

d. Status

1) Mahasiswa/Pelajar

2) Ibu rumah tangga

(51)

4) Wiraswasta

5) Lain-lain, sebutkan…….

2. Masalah pertama

Kepuasan pelanggan artinya tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan hasil yang dia rasakan (kinerja) dengan harapannya.

Adapun aspek-aspek kedua terdiri dari:

a. Reliability (Reliabilitas)

Reliability, berkaitan dengan kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Indikator-indikator

yang diteliti adalah:

1) Flaurent salon dapat diandalkan dalam menangani masalah dan

kebutuhan pelanggan.

2) Pihak Flaurent Salon memberikan pelayanan sesuai dengan yang

ditawarkan dalam promosinya.

3) Pelayanan yang diberikan karyawan tepat waktu.

b. Responssiveness (cepat-tanggap)

Responssiveness, berkenaan dengan karyawan yang harus memberikan

tanggapan dengan cepat dan kreatif atas permintaan dan masalah yang

dihadapi pelanggan. Adapun Indikator-indikator yang akan diteliti

adalah:

1) Karyawan memberikan pelayanan yang segera terhadap keluhan

pasca pembelian.

(52)

3) Karyawan selalu kreatif dalam mengembangkan mode

menyesesuaikan kebutuhan pelanggan.

c. Assurance (jaminan)

Assurance, mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat

dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staff, bebas dari resiko, bahaya

dan keragu-raguan. Indikator-indikator yang teliti adalah:

1) karyawan tidak ragu-ragu dalam memberikan solusi perawatan

terhadap masalah pelanggan.

2) Karyawan selalu bersikap sopan dan ramah terhadap setiap

pelanggan yang datang.

3) Karyawan cekatan dan terlatih dalam melakukan perawatan.

d. Empathy (empati)

Empathy, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan

pelanggan. Indikator-indikator yang akan diteliti adalah:

1) Pihak Flaurent Salon memberikan perhatian individual kepada para

pelanggan.

2) Pihak Flaurent Salon sabar dalam mendengarkan keluhan dan

keinginan Anda.

3) Pihak Flaurent Salon menangani setiap pelanggan tanpa

memandang status sosial.

(53)

Tangibles meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, personal, sarana

kominikasi. Indikator-indikator yang akan diteliti adalah:

1) Flaurent salon terletak di daerah yang mudah dijangkau.

2) Suasana ruangan modern, nyaman dan selalu bersih serta

dilengkapi dengan ruang tunggu yang nyaman, terdapat

majalah-majalah wanita terbaru dan disediakan minuman dingin.

3) Flaurent Salon menggunakan alat-alat yang modern.

Menurut Bernardin and Russell dalam Gomes, kinerja merupakan hasil

yang diperoleh dari dilaksakannya suatu fungsi pekerjaan atau kegiatan

tertentu dalam suatu periode tertentu. Sedangkan harapan adalah

kepercayaan tentang kinerja yang diperkirakan dan yang akan didapatkan

dari suatu pelayanan. Ada dua jenis pertanyaan yaitu pertanyaan yang

berupa kinerja (perceived performance) dan harapan (expectation)

terhadap pelayanan. Untuk mendapatkan skor kepuasan pelanggan dengan

membagi skor antara skor kinerja dengan skor harapan untuk

masing-masing responden atau dengan rumus:

E PP IKP=

Skor kelompok pertanyaan tentang kinerja (perceived performance) yaitu:

Sangat Kurang Dirasakan skor 1

Kurang Dirasakan skor 2

Ragu-ragu skor 3

Dirasakan skor 4

Sangat Dirasakan skor 5

(54)

Sangat Kurang Berharap skor 1

Kurang Berharap skor 2

Ragu-ragu skor 3

Berharap skor 4

Sangat Berharap skor 5

3. Masalah kedua

Loyalitas pelanggan yaitu pembeli kembali karena komitmen untuk yakin

terhadap merek atau perusahaan (Assael: 1992: 187). Aspek-aspek

loyalitas yang akan diteliti adalah:

a. Harga adalah pengaturan yang sistematik dari biaya yang dipungut atas

barang dan jasa.

b. Lokasi adalah tempat dimana usaha tersebut ditawarkan atau

diberikan.

c. Pelayanan adalah suatu bentuk jasa (servis) yang diberikan kepada

pelanggan.

d. Promosi adalah berbagai macam metode berkomunikasi dengan pasar

seperti periklanan atau publisitas.

Loyalitas pelanggan dapat diukur dengan membuat pernyataan yang

mencerminkan tingkat loyalitas dengan lima pilihan antara lain:

Sangat Kurang Setuju skor 1

(55)

Ragu-Ragu skor 3

Setuju skor 4

Sangat Setuju skor 5

4. Masalah ketiga

Variabel dependen yaitu tingkat loyalitas pelanggan dan variabel

independennya yaitu kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan artinya

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan hasil yang dia rasakan

dengan harapannya. Aspek-aspeknya adalah Reliability, Responsiveness,

Assurance, Empathy dan Tangible. Loyalitas pelanggan yaitu pembeli

kembali karena komitmen untuk yakin terhadap merek atau perusahaan

(Assael: 1992: 187). Aspek-aspek loyalitas yang diteliti adalah harga,

lokasi, promosi dan pelayanan.

G. Sumber Data

Sumber data yang dibutuhkan terdiri dari:

1. Data Primer

Data ini diperoleh dengan mengadakan wawancara dengan pihak-pihak

yang berkepentingan serta menggunakan angket atau kuesioner dan juga

wawancara langsung dengan para pelanggan. Wawancara dilakukan untuk

mengetahui identifikasi responden serta tanggapan dari responden

(56)

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atas obyek penelitian

berupa dokumen dari pihak internal perusahaan dan artikel serta data-data

dari majalah dan surat kabar. Sumber data ini digunakan sebagai

pelengkap atas data primer atau dengan kata lain data jadi yang biasanya

sudah diolah.

H. Teknik Pengumpulan Data

I. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan

baik langsung maupun tidak langsung kepada bagian yang diteliti dengan

cara tertulis. Pihak-pihak yang bersangkutan adalah pelanggan Flaurent

Salon. Jumlah responden sebagai sampel saebanyak 100 responden.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara mengadakan

Tanya jawab secara langsung kepada bagian yang diteliti pelanggan

Flaurent Salon.

3. Observasi

Adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti. Data yang dibutuhkan

(57)

4. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat dan

mempelajari buku-buku, catatan dan dokumen serta arsip-arsip yang

berhubungan dengan obyek yang diteliti. Data yang dibutuhkan

sehubungan dengan keadaan perusahaan secara umum, data penjualan,

data pemasaran, data keuangan dan data personalia.

I. Teknik Analisis Data

1. Karakteristik Responden

Untuk melihat karakteristik responden penulis menggunakan analisis

persentase yaitu analisis yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari

beberapa peristiwa yang bersifat relatif dan sulit diukur dengan metode

kuantitatif. Rumus perhitungan persentasi adalah berikut (Ridwan, 2007:

158):

% 100

1 1x

n x P= Σ

Keterangan:

P = Hasil Persentase

1

x = Jumlah Frekuensi

1

(58)

2. Analisis Masalah Pertama

Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas

pelayanan jasa yang diberikan Flaurent Salon yang menentukan keputusan

pelanggan dalam memilih salon kecantikan dengan menggunakan rumus:

E PP IKP=

Ditetapkan untuk masing-masing responden dengan kotak skor semua

indikator dengan menggunakan tabelsabagai berikut:

No

responden

Expectation Perceived

Performance

Indeks

Kepuasan

Pelanggan

Kategori

1

2

….n

Interaksi dari kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction)

Perceived Performance > Expectation maka konsumen dinyatakan sangat

puas disimbolkan dengan tanda (>1)

Perceived Performance = Expectation maka konsumen dinyatakan puas

disimbolkan dengan tanda (1)

Perceived Performance < Expectation maka konsumen dinyatakan kurang

puas dan disimbolkan dengan (<1)

Lalu masing-masing atribut kualitas pelayanan akan dirata-rata untuk

(59)

responden dan hasilnya akan dimasukkan ke kategori kelas-kelas

kepuasan.

No Atribut Kualitas

Pelayanan

Item

Pertanyaan

Total

Customer

Statisfaction

Rata-Rata

1 Reliability

2 Responsiveness

3 Assurance

4 Emphaty

5 Tangibles

Dari tabel tersebut akan diketahui bahwa kelima atribut kualitas pelayanan

telah memberikan kepuasan kepada pelanggan Flaurent Salon. Dari kelima

atribut tersebut dapat dilihat atribut yang paling memberikan kepuasan

terbesar.

3. Untuk menjawab masalah kedua

Untuk menjawab masalah kedua adalah dengan rumus sebagai berikut

(Ridwan, 2007: 16):

Range = Nilai terbesar – nilai terkecil

Jika jumlah pertanyaan adalah 12 dengan skor penilaian 1 sampai 5, maka

(60)

Range = Nilai terbesar – nilai terkecil

= 12 – 60

= 48

Pengelompokan skor tingkat loyalitas pelanggan adalah:

12 – 28 = Kurang Loyal

29 – 44 = Loyal

45 - 60 = Sangat Loyal

Maka dapat dilihat dalam garis skala tingkat loyalitas yang ditunjukkan

dalam gambar berikut:

KL L SL

12 28 44 60

4. Untuk menjawab masalah ketiga

a. Uji F

Untuk menjawab masalah ketiga akan dianalisis dengan analisis

korelasi berganda. Metode ini digunakan untuk mengetahui besar

tidaknya hubungan atribut kualitas pelayanan yang menentukan

kepuasan dengan loyalitas pelanggan. Adapun rumus korelasi ganda

dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2005: 190):

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

2 2 2 2 2

(1,2,3,4,5) 2

5 . . . . . 1

yx yx yx yx yx yx yx yx yx yx x x x x x

y

x x x x x

r r r r r r r r r r r

R

r

+ + + + −

=

(61)

Keterangan:

Ry1,2,2,3,4,5 =koefisien korelasi antara x1, x2, x3, x4,x5 terhadap y

ryx1 = Korelasi Product Moment antara x1 terhadap y

ryx2 = Korelasi Product Moment antara x2 terhadap y

ryx3 = Korelasi Product Moment antara x3 terhadap y

ryx4 = Korelasi Product Moment antara x4 terhadap y

ryx5 = Korelasi Product Moment antara x5 terhadap y

r x1x2x3x4x5 = Korelasi Product Moment antara x1, x2, x3, x4,x5

Kemudian untuk mengetahui signifikan tidaknya korelasi berganda,

maka digunakan uji F, dengan rumus sebagai berikut:

(

)

(

)

2 2

/

1 1

R k

F

R n k

=

− − −

Keterangan:

R = Koefisien korelasi ganda

k = Banyaknya variabel bebas/variabel independen

n = Jumlah sampel

dalam pengujian signifikan dari korelasi berganda digunakan

level signifikan 5% dengan derajat kebebasan (n-2).

H0 diterima jika Fhitung≤ Ftabel sedangkan

(62)

b. Uji t

Untuk menguji hipotesis kedua, yaitu ada hubungan positif antara

tingkat kepuasan kualitas pelayanan yang meliputi reliability,

responsiveness, assurance, empathy dan tangible dengan loyalitas

pelanggan menggunakan teknik koefisien Product Moment (Sugiyono,

2005:182):

(

)

(

)

(

)

1

1 1

2 2

2 2

1 1

X Y

n x y x y

r

n x x n y y

− =

− −

∑ ∑

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y (Product Moment)

X = Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari

responden

Y = Total butir dari jawaban responden

∑x = Jumlah skor butir

∑xy = Jumlah hasil kali antara X dan Y

n = Banyaknya sampel

Pengujian hipotesis:

1) Dengan menentukan:

H0 : Tidak terdapat hubungan antara tingkat kepuasan kualitas

pelayanan yang meliputi reliabililty, responsiveness,

(63)

Ha: Terdapat hubungan antara tingkat kepuasan kualitas pelayanan

yang melipiti reliabililty, responsiveness, assurance, empathy

dan tangible dengan loyalitas pelanggan.

2) Menentukan tingkat signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan

n-2.

Rumus yang digunakan untuk menguji signifikansi korelasi adalah

uji t (Sugiyono, 2005:184), yaitu:

2

1

2

r

n

r

t

=

Keterangan:

t = Nilai yang dicari.

r = Koefisisen korelasi.

n = Jumlah sampel.

3) Perbandingan nilai thitung dengan nilai ttabel:

Jika H0 diterima maka thitung≤ ttabel.

(64)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Flaurent Salon

Flaurent Salon merupakan salah satu salon kecantikan yang berada di

Yogyakarta. Flaurent didirikan atas kepedulian Ibu Murti terhadap kebutuhan

masyarakat akan jasa kecantikan yang lengkap, nyaman, dan mudah dijangkau

oleh masyarakat Paingan. Beliau mempunyai konsep menyempurnakan

kecantikan alami. Maka untuk merealisasikan keinginan tersebut, beliau

belajar Jakarta untuk memperdalam ilmu kecantikan yaitu di Flaurent Salon

Manajemen, tetap pada konsepnya kembali ke alam.

Pada awalnya di tahun 2006, Flaurent Salon dibuka di Jl. Kepuh sari no.

17b Krodan Paingan Yogyakarta dengan kapster 2 orang, Pada awal berdiri

Ibu Murti sendiri yang turun tangan dan konsumen yang datang pada saat itu

perharinya rata-rata hanya 5-10 orang, sehingga untuk menarik minat

konsumen pada waktu Flaurent Salon mencoba menawarkan melalui voucer

perawatan melalui ibu-ibu PKK. Kini Flaurent Salon sendiri telah mempunyai

jumlah pelanggan sebagai anggota tetap sebanyak 2.935 dan jumlah karyawan

8 orang.

(65)

B. Visi, Misi, dan tujuan Flaurent Salon

1. Visi

Menjadi organisasi kecantikan pilihan berkualitas melalui keunggulan

dalam layanan jasa, produk, teknologi, sumber daya manusia.

2. Misi

Kami menyediakan layanan jasa kecantikan berkualitas dengan prinsip

Menyempurnakan Kecantikan Alami” melalui kapabilitas dan komitmen

sumber daya alam kami.

3. Tujuan Perusahaan

Jasa, produk, teknologi, unggul, sumber daya manusia professional dan

berkomitmen meningkatkan volume penjualan produk dan jasa serta

mengalami pertumbuhan pendapatan.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Flaurent Salon adalah sebagau berikut:

1. Pemilik

• Memimpin seluruh kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan yang

telah ditentukan

• Menetapkan garis besar kebijakan serta mengambil

keputusan-keputusan penting dalam segala bidang aktivitas

• Memberi pedoman umum yang dipakai dalam susunan anggaran

(66)

2. Kasir

• Mencatat segala hal penerimaan dan pengeluaran uang

• Merencakanan dan mengusahakan terpenuhinya kebutuhan keuangan

perusahaan

3. Front Office

• Menerima tamu

• Memberikan informasi perawatan sesuai dengan keinginana

pelanggan.

• Mencatat pesananan ragam perawatan tang akan dilakukan oleh

pelanggan.

4. Captor

• Melayani pelanggan sesuai degan kebutuhannya.

• Memberiakan pelayanan perawatan yang menyenangkan dan

memuaskan pelanggan.

5. Pembantu Umum

• Menjaga kebersihan lingkungan Flaurent Salon.

• Membantu segala bentuk kegiatan operasional selain pelayanan

perawatan

D. Produk dan Harga

Berikut daftar harga untuk perawatan di Flaurent Salon tahun 2009:

• Gunting + Cuci Rp 12.500

(67)

• Cat hitam (mulai) Rp 40.000

Highlight (mulai) Rp 50.000

Hair extension (biji) Rp 10.000

• Sanggul/Make up (mulai) Rp 40.000

• Keriting bulu mata Rp 30.000

Pacial:

• Amway Rp 45.000

• DDF Rp 55.000

Lulur:

• Susu/coklat Rp 70.000

• Green tea Rp 85.000

• Dewi sri Rp 125.000

Ratus Rp 30.000

Pijal refleksi Rp 20.000-30.000

Perawatan parawatan Rp 35.000

Spa rambut:

(untuk ukuran rambut normal tidak tebal)

(loreal/Makarizo/Olaris)

• Pendek Rp 40.000

• Tanggung Rp 45.000

(Rudi/Susu/Makarizo buah)

• Pendek Rp 30.000

(68)

Green tea Rp 30.000

Bonding:

• Pendek Rp 150.000

• Tanggung Rp 180.000

• P

Gambar

Gambar II.1
Tabel V.1:
Tabel V.2:
Tabel V.3:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan tidak memediasi hubungan antara kualitas pelayananan terhadap loyalitas pelanggan, hal ini disebabkan

yang telah memberikan segala limpahan karuniaNya sehingga penyusunan skripsi dengan judul ” PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN PELANGGAN

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengenai “ Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Circle K di Yogyakarta ” maka

Ridho Nugroho, L100060034, Hubungan Kualitas Pelayanan Dan Loyalitas Pelanggan (Studi Kuantitatif Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan SpeedyFlash

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif persepsi harga terhadap kepuasan pelanggan Flaurent Salon Yogyakarta, dibuktikan dari nilai t

Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan Pada Marcelo Speed Shop.. Strategi Jitu Memilih Metode

Penulis menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan Pada Kafe Excelso Jalan Biliton Surabaya”.. Tujuan

Lampiran 2 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Studi Pelanggan Toko Sinar Kosmetik