• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya peningkatan kemampuan menggunakan tanda baca secara tepat melalui pembelajaran menggunakan metode drill dalam pelajaran menulis pada siswa kelas V SD Negeri Brebeg III tahun ajaran 2010-2011 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Upaya peningkatan kemampuan menggunakan tanda baca secara tepat melalui pembelajaran menggunakan metode drill dalam pelajaran menulis pada siswa kelas V SD Negeri Brebeg III tahun ajaran 2010-2011 - USD Repository"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN TANDA BACA SECARA TEPAT MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN

METODE DRILL DALAM PELAJARAN MENULIS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BREBEG III

TAHUN AJARAN 2010-2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh: Novia Virgo Yuliana

NIM: 081134170

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

(2)

i

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN TANDA BACA SECARA TEPAT MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN

METODE DRILL DALAM PELAJARAN MENULIS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BREBEG III

TAHUN AJARAN 2010-2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh: Novia Virgo Yuliana

NIM: 081134170

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini aku persembahkan untuk :

Allah SWT yang selalu menjaga dan menyertaiku dalam segala

hal.

Bapak dan Ibuku tercinta.

Keluargaku tersayang.

Sahabat istimewaku Tri Pambudi yang selalu setia menemani

dan memotivasiku.

Semua pihak yang telah membantu penulis, terima kasih atas

segala bantuan dan dukungannya.

(6)

v

MOTTO

Saat kita dihadapkan pada kondisi yang tidak kita inginkan, Jika mempunyai kemampuan untuk merubahnya, rubahlah segera! Tetapi jika tidak memiliki kemampuan itu,

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 April 2011 Penulis,

Novia Virgo Yuliana

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEGIATAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Novia Virgo Yuliana

NIM : 081134170

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Upaya Peningkatan Kemampuan Menggunakan Tanda Baca Secara Tepat Melalui Pembelajaran Menggunakan Metode Drill Dalam Pelajaran Menulis Pada Siswa Kelas V SD Negeri Brebeg III Tahun Ajaran 2010-2011”

Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 8 April 2011 Yang menyatakan

(9)

viii ABSTRAK

Novia Virgo Yuliana. 2010. Upaya Peningkatan Kemampuan Menggunakan Tanda Baca Secara Tepat Melalui Pembelajaran Menggunakan Metode Drill Dalam Pelajaran Menulis Pada Siswa Kelas V SD Negeri Brebeg III Tahun Ajaran 2010-2011. Skripsi. Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode drill dapat meningkatkan kemampuan menggunakan tanda baca secara tepat dalam pelajaran menulis pada siswa kelas V SD Negeri Brebeg III tahun ajaran 2010-2011. Metode drill adalah suatu cara mengajar yang di dalamnya siswa dilatih secara berulang-ulang sehingga keterampilannya lebih tinggi dari yang telah dipelajari. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Brebeg III yang berjumlah 28 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Siswa diminta untuk menuliskan cerita tentang pengalaman pribadinya. Teknik analisis data yang digunakan yaitu memberikan skor, mengubah skor mentah menjadi nilai jadi, mencari rata-rata dan presentase ketuntasan belajar siswa, kemudian membandingkannya dengan keadaan pada kondisi sebelumnya.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing terdiri dari tiga pertemuan. Pada kondisi awal, 12 orang siswa (42,86 %) memperoleh nilai di atas KKM dan nilai rata-rata kelas mencapai 44,46. Hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan peningkatan, yaitu 18 orang siswa (64,29%) memperoleh nilai di atas KKM dan nilai rata-rata kelas mencapai 56,36. Hasil evaluasi pada siklus II juga menunjukkan peningkatan, yaitu 21 orang siswa memperoleh nilai diatas KKM dan nilai rata-rata kelas mencapai 58,96.

(10)

ix ABSTRACT

Novia Virgo Yuliana. 2011. The Effort To Increase Capabilities To Use Punctuation Appropriately Throught The Learning Using Drill Method on the Writing Lessons For Fifth Grade Students Of Elementary School Brebeg III In Academic Year 2010-2011. Thesis. Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD

This research is aimed to know if Drill Method is able to improve the ability to use punctuation appropriately on the writing lessons for fifth grade students of elementary school Brebeg III in academic year 2010-2011. Drill Method is a way of teaching where student are trained over and over again so that their skill are higher than before. In term of student’ first implementation has been equipped with sufficient theoretical knowledge.

This research is a classroom action research. The subject of this research is the fifith grade students of elementary school Brebeg III amounting to 28 people. The instruments used in this research is a written test. The students were asked to write stories about student personal experiences. The data were analysed techniques applied in this reseach are collecting the students written test result, importing the row score into real score, calculating the average and the precentage of students’ mastery learning, then comparing to the previous condition.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberkati dan menyertai sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Kemampuan Menggunakan Tanda Baca Secara Tepat Melalui Pembelajaran Menggunakan Metode Drill dalam Pelajaran Menulis pada Siswa Kelas V SD Negeri Brebeg III Tahun Ajaran 2010-2011” sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun tujuan penulisan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk kelulusan Program Studi S-I PGSD Universitas Sanata Dharma.

Pada kesempatan ini, penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. Y. Karmin, M. Pd dan Drs. P. Wahana, M. Hum, selaku dosen pembimbing skripsi, yang dengan sabar membimbing dan memberikan banyak saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.

2. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Ketua Program Studi S-I PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi. 3. Para dosen, karyawan dan staf PGSD yang baik secara langsung maupun tidak

langsung telah memberikan kontribusi yang berarti sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Seluruh pegawai perpustakaan Univeritas Sanata Dharma yang telah memberi layanan kepada penulis dalam mendapat referensi.

(12)

xi

5. Haryono, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Brebeg III yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

6. Jaiman, S.Pd selaku wali kelas V SD Negeri Brebeg III yang telah bersedia menjadi kolabolator dalam penelitian ini.

7. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Brebeg III atas kerjasamanya.

8. Ibuku tersayang, Umi Fajriyah dan keluarga besar M. Azizudin yang selalu memberiku dukungan moral maupun material, memberiku semangat dan yang selalu membawaku dalam setiap doanya.

9. Sahabat-sahabatku Dewi Damayanti dan Ery Susiana, yang selalu memberi dukungan dan motivasi selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

10.Sahabat istimewaku Tri Pambudi yang selalu setia menemani dan memberikan penulis semangat dan dukungan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

11.Teman-teman mahasiswa S-I PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan 2008 yang sudah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

(13)

xii

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Walaupun demikian, semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 5 April 2011 Penyusun

Novia Virgo Yuliana

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Batasan Istilah ... 4

(15)

xiv

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V ... 7

B. Menulis ... 8

C. Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar ... 9

D. Ejaan Yang Disempurnakan ... 11

E. Tanda Baca ... 12

F. Metode Drill ... 13

1. Pengertian Metode Drill ... 13

2. Tujuan Metode Drill ... 14

3. Sifat-sifat Metode Drill ... 14

4. Langkah-langkah Pengajaran Metode Drill ... 15

G. Penerapan Metode Drill dalam Pembelajaran Tanda Baca di Sekolah Dasar ... 16

H. Kerangka Berfikir ... 17

I. Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Setting Penelitian ... 19

B. Model Penelitian ... 20

C. Rencana Tindakan ... 22

D. Instrumen dan Validitas instrumen ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Analisis Data ... 29

(16)

xv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Deskripsi Data ... 31

B. Analisis Data ... 39

C. Pembahasan ... 47

BAB V PENUTUP ... 45

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 53

RIWAYAT HIDUP ... 106  

 

 

 

 

 

 

 

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan salah satu aspek yang dikembangkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sejak di kelas I SD, bahkan TK, menulis sudah diajarkan mulai dari bentuk-bentuk gambar sederhana, huruf, angka, kata, kalimat, cerita atau artikel pendek sampai ke taraf yang lebih luas. Menulis bukanlah hal yang sulit bagi siswa kelas V SD. Mereka sudah terbiasa menulis, baik mencatat pelajaran, megerjakan tugas-tugas dari guru, maupun menulis karena keinginan sendiri.

Meskipun demikian, ada hal yang sering dilupakan oleh siswa yaitu pentingnya tanda baca. Siswa sering menulis dengan tanda baca yang kurang tepat, bahkan tanpa tanda baca. Tulisan tanpa tanda baca dapat dikatakan tidak mempunyai arti, sedangkan tulisan dengan tanda baca yang kurang tepat, dapat membingungkan pembaca dan akan menimbulkan salah penafsiran.

SD Negeri Brebeg III merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang mengupayakan tercapainya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang resmi. Namun, berdasarkan pengamatan kemampuan menulis sesuai dengan kaidah yang berlaku terutama dalam penggunaan tanda baca belumlah sepenuhnya dimiliki oleh siswa kelas V SD Negeri Brebeg III. Hal ini di buktikan dengan rendahnya hasil pretest yang telah

(18)

dilakukan oleh peneliti. Hasil pretest menunjukkan hanya ada 12 dari 28 siswa yang memenuhi KKM (mendapat nilai ≥ 60).

Dalam wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Brebeg III terungkap bahwa hal ini terjadi karena kurang latihan dan siswa sering lupa pada apa yang sudah dipelajari. Ada juga faktor yang lain menyebabkan mengapa siswa kelas V SD Negeri Brebeg III menulis dengan tanda baca yang kurang tepat, atau tanpa tanda baca yaitu siswa belum menyadari pentingnya tanda baca sehingga tidak memperdulikan tepat atau tidaknya tanda baca pada tulisannya. Siswa hanya memikirkan bagaimana caranya agar cepat dalam menulis. Siswa tidak memikirkan benar atau salah tanda baca yang mereka gunakan.

Peneliti akan berusaha agar siswa memiliki kemampuan dan keterampilan menggunakan tanda baca, menyadari pentingnya tanda baca pada tulisan, dan tidak hanya memikirkan lamanya waktu menulis sehingga dapat menggunakam tanda baca dengan tepat. Usaha ini akan dilakukan dengan mempraktekkan metode drill. Metode drill akan membantu siswa melalui latihan-latihan yang terus-menerus dan teratur.

(19)

3

B. Pembatasan Masalah

Cara mengatasi masalah penggunaan tanda baca yang kurang tepat pada siswa kelas V SD tidak mungkin dilakukan dalam waktu yang singkat. Banyak hal yang perlu dipelajari oleh siswa dan guru harus lebih banyak memberikan latihan kepada siswa Oleh karena itu, peneliti membatasi materi pada aspek menulis dalam pelajaran menulis semester I untuk standar kompetensi : mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis serta kompetensi dasar : menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Penulisan menekankan pada ketepatan dalam penggunaan tanda baca dalam setiap kalimat yang dibuat siswa.

C. Rumasan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah dan pembatasannya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

“Apakah pembelajaran menggunakan metode drill dalam pelajaran menulis dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan tanda baca secara tepat pada siswa kelas SD Negeri Brebeg III tahun ajaran 2010-2011?”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama peneliti adalah untuk mendapatkan gambaran apakah pembelajaran menggunakan metode drill dalam pelajaran menulis dapat

(20)

meningkatkan kemampuan menggunakan tanda baca secara tepat pada siswa kelas V SD Negeri Brebeg III tahun ajaran 2010-2011.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru dan peneliti lain. Bagi siswa diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam memahami pentingnya tanda baca dalam penulisan dan siswa diharapkan mampu menggunakan tanda baca secara tepat dalam setiap tulisannya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan siswa kelas V Sekolah Dasar dalam menggunakan tanda baca dan menjadi bahan pertimbangan bagi guru untuk lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran di kelas. Selain bagi siswa dan guru, penelitian ini diharapkan bermanfaat juga untuk peneliti lain yaitu memberikan gambaran dan acuan untuk melakukan penelitian berikutnya.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari pertanyaan dan penafsiran yang berbeda-beda tentang istilah yang akan dipakai, diberikan batasan istilah sebagai berikut.

1. Tanda baca

(21)

5

(!), tanda kurung [(...)], tanda kurung siku ([...]), tanda petik (”...”), tanda petik tunggal (’...’), tanda garis miring ( /), dan tanda penyingkat atau Apostrof (’). 2. Menulis

Menulis adalah kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Menulis juga dapat diartikan sebagai mengarang karena kegiatan menulis dan mengarang adalah kegiatan yang sama-sama mengungkapkan gagasan melalui huruf dan tanda baca.

3. Metode drill

Metode drill adalah suatu cara mengajar di mana siswa dilatih secara berulang-ulang sehingga memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari

4. Penelitian Tindakan kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat

G. Sistematika Penyajian

Skripsi ini yang berjudul Upaya Peningkatan Kemampuan Menggunakan Tanda Baca Secara Tepat melalui Pembelajaran Menggunakan Metode Drill dalam Pelajaran Menulis pada Siswa Kelas V SD Negeri Brebeg

(22)

III tahun ajaran 2010-2011 ini terdiri dari lima bab. Pada bab I adalah pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penlitian, batasan istilah dan sitematika penyajian.

Pada bab II adalah kajian teori yang menjelaskan mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk sekolah dasar kelas v, menulis, pembelajaran menulis di sekolah dasar, ejaan yang disempurnakan, tanda baca, metode drill, penerapan metode drill dalam pembelajaran tanda baca di sekolah dasar, kerangka berfikir, dan hipotesis.

Bab III adalah metode penelitian yang membahas tentang setting penelitian, model penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data dan analisis data. Kemudian bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan, yang menjelaskan tentang deskripsi data dan analisis data. Yang terakhir adalah bab V adalah penutup, yang berisi kesimpulan dan saran.

 

 

 

 

 

(23)

7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V

Di dalam KTSP (317-318) dijelaskan bahwa bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Melalui bahasa siswa diharapkan mampu mengenal dirinya sendiri, budayanya dan orang lain. Selain itu bahasa bagi siswa dapat digunakan untuk mengemukakan gagasan dan perasaan serta berpartisipasi dalam masyarakat. Bahasa Indonesia merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam setiap mata pelajaran di Sekolah Dasar.

Bahasa Indonesia di SD diajarkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Pengajaran bahasa Indonesia di SD mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut KTSP, mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa perasatuan dan bahasa negara

(24)

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, seta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelaktual manusia Indonesia.

Dengan melihat tujuan pelajaran Bahasa Indonesia di SD, dapat melihat bahwa kemampuan berbahasa (bahasa Indonesia) lisan maupun tulis harus dimiliki oleh setiap siswa SD. Tidak hanya dimiliki tetapi kemampuan berbahasa harus dikembangkan agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan digunakan untuk berkomunikasi dengan masyarakat luas.

B. Menulis

(25)

9

secara tertulis. Selanjutnya, Ia juga mengungkapkan bahwa menulis dapat juga berarti mengarang karena kegiatan menulis dan mengarang adalah kegiatan yang sama-sama mengungkapkan gagasan melalui huruf dan tanda baca.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menulis diartikan sebagai kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis.

C. Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar

Pelajaran Bahasa Indonesia di SD mencakup empat aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD mencakup keempat tersebut. Berikut ini adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar SD/MI untuk kelas V pada aspek menulis yang tertuang dalam KTSP.

Semester I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menulis

4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis

4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan 4.2 Menulis surat undangan (ulang tahun,

acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll.) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan

(26)

4.3 Menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya

Semester II

Standar Kompetensi Kompetansi Dasar Menulis

8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas

8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan 8.2 Menulis laporan pengamatan atau

kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan

8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat

Di dalam KTSP dijelaskan bahwa dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar bahasa Indonesia di atas, siswa diharapkan memiliki kompetensi sebagai berikut.

1. Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.

(27)

11

3. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya.

Dengan demikian, siswa memiliki kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis. Dengan melihat standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk SD/MI kelas V, kita juga dapat melihat bahwa dalam aspek menulis ditekankan penggunaan ejaan yang tepat. Ejaan itu meliputi penggunaan huruf dan penggunaan tanda baca. Penggunaan huruf dan tanda baca diajarkan dari kelas I sampai IV SD sehingga untuk siswa kelas V SD seharusnya terampil mengunakan huruf dan tanda baca yang tepat dalam tulisan.

D. Ejaan Yang Disempurnakan

Kemampuan dalam menggunakan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) merupakan syarat utama dalam menulis. Kesalahan dalam penggunaan ejaan dalam suatu tulisan dapat mengakibatkan tulisan tersebut dianggap kurang sempurna. Oleh karena itu, penguasaan ejaan secara mendalam sangat diperlukan.

Ejaan yang Disempurnakan meliputi (1) penggunaan huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal; (2) penulisan kata dasar, kata ulang, kata gabungan, kata depan, partikel, kata berimbuhan, singkatan dan akronim; (3) penulisan unsur serapan; (4) lambang bilangan; dan (5) tanda baca. Untuk memahami seluruh materi ejaan tersebut, kita dapat mempelajari Pedoman Ejaan yang Disempurnakan.

(28)

Materi Ejaan yang Disempurnakan juga diajarkan di Sekolah Dasar. Seperti yang tertulis dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI untuk siswa kelas V SD telah diajarkan berbagai macam materi Ejaan, seperti : penggunaan huruf kapital, kata dasar, kata ulang, kata gabungan, kata depan, kata ganti, kata berimbuhan, singkatan, lambang bilangan dan tanda baca.

Mengingat keterbatasan waktu, tidak mungkin bagi peneliti mengambil seluruh materi ejaan yang harus diajarkan pada siswa kelas V SD, maka makalah ini peneliti hanya mengambil materi tentang penggunaan tanda baca. Kemampuan penggunaan tanda baca bagi siswa kelas V SD sngatlah penting, karena menulis bukanlah hal yang asing bagi mereka

E. Tanda Baca

Tanda baca adalah simbol-simbol yang digunakan dalam menulis. Tanda baca merupakan unsur yang penting dalam suatu tulisan. Tanda baca dapat membantu pembaca untuk bapat memahami jalan pikiran penulisnya. Tulisan tanpa tanda dapat dikatakan tidak mempunyai arti, sedangkan tulisan dengan tanda baca yang kurang tepat, dapat membingungkan pembaca dan akan menimbulkan salah penafsiran.

(29)

13

penyingkat atau Apostrof (’). Setiap tanda baca tersebut mempunyai fungsi masing-masing seperti yang tercantum dalam Kep. Mendikbud No. 0453a Th. 1978 (terlampir).

F. Metode Drill

1. Pengertian Metode Drill

Menurut Shalahuddin, (1987: 100) metode drilladalah suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. Roestiyah, (1985: 125) berpendapat bahwa metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, sehingga siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari

Dari dua pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill adalah suatu cara mengajar di mana siswa dilatih secara berulang-ulang sehingga memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya.

(30)

2. Tujuan Metode Drill

Menurut Parasibu dan B. Simanjuntak (1986:112), metode drill merupakan metode yang bertujuan untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari oleh siswa dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Latihan ini biasanya dilakukan berkali-kali atau terus menerus. Tidak ada latihan belajar yang benar-benar merupakan proses yang sama dengan proses sebelumnya, sehingga latihan pertama berbeda dengan latihan kedua, ketiga, dan seterusnya.

Metode drill biasanya digunakan untuk melatih kecakapan motorik seperti menulis dan menghafalkan dan kecakapan mental seperti perkalian, pengurangan, penjumlahan, dan simbol. Selain melatih kecakapan motorik dan kecakapan mental, metode drill juga melatih asosiasi yang dibuat, contohnya hubungan huruf-huruf dalam ejaan, hubungan tanda baca dalam ejaan. Oleh karena itu, metode drill cocok untuk meningkatkan keterampilan menggunakan tanda baca.

3. Sifat-sifat metode drill

Pasaribu dan Simanjuntak (1986: 112) mengatakan agar tujuan dari metode drill dapat tercapai, harus diperhatikan sifat-sifat yang terdapat dalam metode drilltersebut yaitu sebagai berikut.

(31)

15

b. Waktu yang diperguanakan untuk setiap macam latihan tidak akan sama. Ada sesuatu keterampilan yang akan banyak menyita waktu lama baru akan berhasil, tetapi ada juga yang hanya memerlukan waktu sedikit, dengan latihan-latihan yang minimal

c. Latihan-latihan tentang suatu pelajaran, suatu keterampilan, kecakapan dan sebagainya tidak dapat dilakukan dengan metode drill secara membuta, tanpa pengertian dan pemahaman. Manusia adalah pribadi yang hidup, yang aktif. Karena itu, setiap latihan, harus didahului oleh pengertian-pengertian dasar yang nanti melalui latihan-latihan tersebut, pengertian-pengertian itu akan bertambah luas dan mendalam.

4. Langkah-langkah Pengajaran Metode Drill

Sebelum melatih (mendrill) siswa-siswa, guru memperhatikan langkah- langkah pengajaran yang dilakukan di dalam kelas menurut Winarno (1982:106) berikut ini.

a. Guru terlebih dahulu menjelaskan tujuan dari latihan yang akan siswa dapat. Contoh: setelah latihan ini selesai, siswa akan dapat menggunakan tanda baca dengan tepat pada setiap kalimat, paragraf, dan cerita yang siswa buat.

b. Menentukan dan menjelaskan kebiasaan tertentu yang akan dilatihkan sehingga siswa mengetahui dengan jelas apa yang harus mereka kerjakan. c. Memusatkan perhatian siswa kepada bahan yang dilatihkan.

(32)

Nana Sudjana (1989: 95-96), mengatakan bahwa metode drill umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari bahan yang dipelajarinya. Oleh karena itu, metode drill dapat dipraktekkan seperti dalam tabel berikut.

No Langkah Jenis-Jenis Kegiatan 1.

2.

3.

Persiapan

Pelaksanaan

Evaluasi/tindakan lanjut

a. Menyediakan peralatan yang diperlukan. b. Menciptakan kondisi siswa untuk belajar. 1. Memberikan pengertian/penjelasan sebelum

latihan dimulai.

2. Mendemonstrasikan proses/prosedur jenis latihan.

3. Siswa diberi kesempatan mengadakan latihan. 1. Siswa bersama guru membuat kesimpulan

dari kegiatan yang dilakukan.

2. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang dialami.

G. Penerapan Metode Drill dalam Pembelajaran Tanda Baca di Sekolah Dasar

(33)

17

berlaku dalam bahasa Indonesia, yaitu ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD). Hal ini dapat tercapai apabila disertai latihan yang dilakukan secara berulang-ulang (drill). Latihan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen (Shalahuddin, dkk. 1987: 100).

Bagi siswa kelas V SD, kemampuan menggunakan ejaan (khususnya tanda baca) sangat diperlukan dalam setiap tulisannya. Kemampuan ini tidak dapat dimiliki hanya dengan satu atau dua kali latihan saja, tetepi harus dilatih secara terus menerus hingga pada akhirnya kemampuan itu menjadi permanen. Oleh karena itu, peneliti mempraktekkan metode Drill dalam penelitian ini.

Dalam praktek metode drill ini, latihan yang satu tidak akan sama dengan latihan yang lainnya, tetapi masih dalam satu materi yaitu penggunaan tanda baca. Latihan dilakukan dengan cara melatih siswa terus-meneru (Drill) dalam menggukan tanda baca pada suatu kalimat, paragraf, dan pada sebuah cerita yang mereka buat.

H. Kerangka Berfikir

Bahasa Indonesia di SD diajarkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik secara lisan maupun tulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek, yaitu membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Keempat aspek tersebut memiliki peran penting bagi siswa SD.

(34)

Bagi siswa SD, menulis adalah aspek yang sangat penting. Menulis disini dapt diartikan sebagai mengarang. Begitu pula bagi siswa kelas V SD Negeri Brebeg III. Hampir setiap hari siswa harus menulis, baik mencatat pelajaran, membuat cerita, panun, puisi, dll. Penggunaan ejaan (tanda baca) memiliki peranan yang penting dalam tulisan. Tulisan dengan tanda baca yang salah atau tanpa tanda baca akan menyebabkan salah penafsiran.

Untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan diperlukan latihan berkali-kali dan terus-menerus terhadap apa yang dipelajari. Metode drill merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan penggunaan tanda baca pada kelas V SD Negeri Brebeg III. Metode ini akan melatih siswa secara terus menerus sampai akhirnya siswa mampu menggunakan tanda baca dengan tepat dalam setiap tulisnnya.

I. Hipotesis

Pembelajaran menggunakan metode drill dalam pelajaran bahasa menulis dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan tanda baca secara tepat pada siswa kelas V SD Negeri Brebeg III.

 

 

 

(35)

19 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Wijaya Kusumah, 2009:9)

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan akan berlangsung selama empat minggu, yaitu dilaksanakan pada bulan November-Okteber 2010. Peneliti merencanakan dua siklus. Setiap siklus terdiri atas dua sampai tiga pertemuan. Setiap satu pertemuan = 2 JP (2 x 35 menit).

3. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Brebeg III, Jeruklegi-Cilacap. 4. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah 28 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III. 5. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah kemampuan dalam menggunakan tanda baca.

(36)

B. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart. Tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan dalam setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam tahap pertama yaitu perencaan. Peneliti menentukan apa yang akan diamati dan membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti melihat hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap yang kedua yaitu tahap tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan dari isi rancangan/perencanaan pada tahap pertama. Setelah tahap tindakan, tahap selanjutnya adalah tahap pengamatan. Tahap ini adalah tahap di mana peneliti mengamati apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung, agar memperoleh data yang akurat. Tahap yang terakhir pada setiap siklus adalah tahap refleksi. Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan.

(37)

21

Untuk melihat lebih jelas ahap-tahap penelitian tindakan kelas, berikut ini dicantumkan bagan model spiral dari Kemmis dan Taggart.

Gambar 3.1

Model spiral dari Kemmis dan Taggart

Banyaknya siklus yang direncanakan yaitu 2 siklus. Hal ini dimaksudkan apabila pada siklus yang pertama belum tercapai target yang diinginkan maka masih bisa diulangi pada siklus yang kedua. Kriteria keberhasilan pada siklus 1 diharapkan 60% dari 28 siswa mampu menggunakan tanda baca secara tepat. Pada siklus 2 diharapkan 75% dari 28 siswa mampu menggunakan tanda baca secara tepat. Siswa dikatakan mampu menggunakan tanda baca secara tepat apabila siswa memperoleh nilai diatas KKM.

REFLEKSI TINDAKAN 

PENGAMATAN 

SIKLUSII 

PERENCANAAN

REFLEKSI  TINDAKAN

PENGAMATAN

SIKLUS I 

PERENCANAAN 

(38)

C. Rencana Tindakan 1. Persiapan

a. Menentukan SK, KD sesuai materi pembelajaran.

b. Menyusun (menyiapkan) silabus. Silabus yang digunakan disusun sendiri oleh peneliti dengan menggunakan silabus model KTSP.

c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP ). d. Menyusun lembar kerja siswa (LKS).

1. Pelaksanaan Siklus 1

Siklus I terdiri dari tiga pertemuan yang dijelaskan sebagai berikut. a. Rencana Tindakan

Pertemuan I

Rencana tindakan pada pertemuan I ini merupakan tindakan awal pada siklus I. Tindakan ini dimaksudkan untuk mengenalkan macam-macam tanda baca dan fungsinya. Berikut dipaparkan rencana tindakan pada pertemuan I, siklus I.

1. Membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa.

2. Melakukan apersepsi : guru meminta 2 siswa membacakan 1 paragraf yang isinya sama. paragraf yang satu tanpa tanda baca dan yang satu lagi lengkap dengan tanda baca yang tepat.

3. Guru membagikan teks yang berisi ringkasantentang macam-macam tanda baca dan fungsinya.

(39)

23

5. Siswa menuliskan contoh kalimat pada fungsi masing-masing tanda baca yang dibantu oleh guru.

6. Siswa bersama guru melakukan refleksi. Kesulitan apa yang masih dialami oleh siswa. Guru berusaha mengulang kembali hal yang masing dianggap sulit oleh siswa. Begitu seterusnya sampai tidak ada siswa yang bertanya tentang kesulitannya.

7. Guru memberikan Pekerjaan Rumah, yaitu membaca kembali ringkasan tentang tanda baca beserta fungsi dan conto-contohnya yang telah diberikan guru.

Pertemuan II

Rencana tindakan pada pertemuan II, siswa akan dilatih terus-menerus (drill). Hal ini akan melatih siswa dalam menggunkan tanda baca dengan tepat pada kalimat dan paragraf. Berikut dipaparkan rencana tindakan pada pertemuan II, siklus I.

1. Membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa.

2. Melakukan apersepsi: siswa menyebutkan macam-macam tanda baca dan fungsinya tanpa melihat teks ringkasan yang diberikan oleh guru pada pertemuan I.

3. Beberapa siswa menuliskan contoh kalimat lengkap dengan tanda baca pada papan tulis.

4. Siswa bersama guru membahas contoh kalimat yang telah ditulis siswa pada papan tulis.

(40)

5. Guru membagikan soal latihan yang berisi kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf tanpa tanda baca.

6. Siswa mengerjakan soal latihan dengan melengkapi kalimat dan paragraf dengan menggunakan tanda baca yang tepat.

7. Siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa.

8. Siswa bersama guru melakukan refleksi. Kesulitan apasaja yang masih dialami oleh siswa pada latihan yang telah dilakukan.

Pertemuan III

Setelah pertemuan pertama dan kedua, dilanjutkan untuk pertemuan ketiga. Dalam pertemuan ketiga, guru memberikan evaluasi berupa tes tertulis yaitu siswa melengkapi teks cerita pendek dengan tanda baca yang tepat. Berikut dipaparkan rencana tindakan pada pertemuan III, siklus I. 1. Membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa.

2. Melakukan apersepsi: siswa menyebutkan macam-macam tanda baca dan fungsinya tanpa melihat teks ringkasan yang diberikan oleh guru pada pertemuan I.

3. Siswa menyiapakan alat tulis.

4. Setelah siswa siap dan tenang, guru membagikan soal yang berupa teks cerita tanpa tanda baca.

5. Siswa mengerjakan (melengkapi tanda baca yang tepat pada teks cerita) dengan tenang.

(41)

25

7. Siswa bersama guru melakukan refleksi. Kesulitan apa saja yang masih dialami oleh siswa pada latihan yang telah dilakukan.

b. Refleksi

Setelah kegiatan belajar mengajar(KBM) pada siklus I selesai, peneliti melakukan mengidentifikasikan kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus selama kegiatan dan membuat kesimpulan tentang kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca dengan melihat hasil evaluasi pada siklus I. Kemudian, peneliti merencanakan siklus selanjutnya.

Siklus II

Siklus II terdiri dari pertemuan I dan pertemuan II, yang dijelaskan sebagai berikut.

a. Rencana Tindakan Pertemuan I

Rencana tindakan pada pertemuan I inidilakukan agar siswa tidak mudah lupa tentang macam-macam tanda baca dan fungsinya. Berikut dipaparkan rencana tindakan pada pertemuan I, siklus II.

Rencana tindakan pada siklus II, pertemuan I adalah sebagai berikut. 1. Membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa.

2. Melakukan apersepsi : siswa menyebutkan dengan lisan macam-macam tanda baca dan fungsinya.

(42)

3. Siswa membuat tabel yang berisi macam-macam tanda baca dan fungsinya.

4. Masing-masing siswa membaca kembali ringkasan, kemudian menyerahkan ringkasan itu kepaga guru. Hal inni dilakukan agar siswa tidak dapat melihat ringkasan itu.

5. Siswa menuliskan macam-macam tanda baca dan kegunaanya pada tabel tanpa melihat ringkasan.

6. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

7. Siswa bersama guru melakukan refleksi. Kesulitan apa saja yang masih dialami oleh siswa pada latihan yang telah dilakukan

Pertemuan II

Rencana tidakan pertemuan II ini adalah latihan lanjutan pada pertemuan I. Berikut dipaparkan rencana tindakan pertemuan II, siklus II.

1. Membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa.

2. Melakukan apersepsi: guru memberikan tabel (hasil pekerjaan siswa pada pertemuan I) yang telah diberi catatan. Kemudian guru bersama siswa membahasnya.

3. Siswa membentuk kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa.

(43)

27

5. Guru menjelaskan peraturannya. Setiap kelompok hanya mengumpulkan satu tabel tetapi pada tabel tersebut harus ada tulisan tangan dari tiap anggota kelompoknya.

6. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

7. Siswa bersama guru melakukan refleksi. Kesulitan apa saja yang masih dialami oleh siswa pada latihan yang telah dilakukan.

Pertemuan III

Setelah pertemuan pertama, dilanjutkan untuk pertemuan kedua. Dalam pertemuan kedua, guru memberikan evaluasi berupa tes tertulis yaitu siswa membuat karangan tentang pengalaman pribadi dengan menggunakan tanda baca yang tepat.

1. Membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa.

2. Melakukan apersepsi: siswa menyebutkan macam-macam tanda baca dan fungsinya tanpa melihat teks ringkasan yang diberikan oleh guru pada pertemuan I.

3. Siswa menyiapakan alat tulis.

4. Setelah siswa siap dan tenang, guru membagikan kertas.

5. Siswa mengerjakan (membuat cerita pendek tentang pengalaman pribadi lengkap dengan tanda baca yang tepat) dengan tenang.

6. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan.

7. Siswa bersama guru melakukan refleksi. Kesulitan apa saja yang masih dialami oleh siswa pada latihan yang telah dilakukan.

(44)

b. Refleksi

Setelah kegiatan belajar mengajar(KBM) sudah selesai, peneliti melakukan mengidentifikasikan kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus selama kegiatan dan membuat kesimpulan tentang kemampuan siswa dalam menggunakan, serta merencanakan siklus selanjutnya.

D. Instrumen dan Validitas Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal mengarang. Siswa diminta untuk membuat karangan tentang pengalaman pribadinya. Soal dibuat oleh peneliti sesuai dengan indikator yang akan dicapai oleh siswa. Sebelum soal itu diberikan kepada siswa, peneliti konsultasi dengan guru kelas dan ahlinya dalam hal ini. Konsultasi ini dilakukan agar dapat menilai apakah soal yang telah dibuat oleh peneliti cocok untuk siswa kelas V SD Negeri Brebeg III. Setelah mempertimbangkanny, soal yang peneliti buat disetujui oleh guru kelas dan ahlinya, maka soal tersebut sudah dapat diberikan kepada siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

(45)

29 Pretest 1 Membuat karangan tentang pengalaman

pribadi dengan menggunakan tanda baca yang tepat

1 0-100 100

Siklus I 2 Melengkapi tanda baca dengan tepat pada teks cerita pendek. 1

0-100 100 Siklus II 3 Membuat karangan tentang pengalaman

pribadi dengan menggunakan tanda aca yang tepat.

1 0-100 100

F. Analisis Data 1. Kriteria keberhasilan

Kondisi Awal

Kondisi Pada Akhir Siklus Siklus I Siklus II

60% siswa yang mampu menggunakan tanda baca dengan tepat

(memperoleh nilai diatas KKM)

75% siswa yang mampu menggunakan tanda baca dengan tepat (memperoleh nilai diatas KKM)

2. Analisis data

a. Menghitung nilai akhir (NA) yang diperoleh oleh masing-masing siswa

(46)

Total tanda baca yang tepat X Total nilai maksimum Total tanda baca

Total tanda baca yang digunakan tidak akan sama, karena setiapa karangan yang dibuat tentunga berbeda satu sama lain. Walaupun demikian, selisih jumlah tanda baca yang digunakan masing-masing siswa tidak jauh berbeda karena peneliti mematok karangan siswa terdiri dari 3-5 paragraf saja.

b. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa

Σsiswa tuntas x 100%

Σsiswa

c. Menentukan skor rata-rata kelas x= x1+x2+...+x15

N

(47)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini merupakan data kuantitatif. Data kuantitatif tersebut diperoleh dari hasil tes penggunaan tanda baca. Tes dikerjakan oleh siswa kelas V SD Negeri Brebeg III tahun ajaran 2010/2011. Skor diperoleh dari banyaknya tanda baca yang benar dibagi keseluruhan tanba baca. Kemudian dihitung rata-rata kelas (mean). Mean digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas V SD Negeri Brebeg III dalam menggunakan tanda baca. Adapun data yang diperoleh peneliti akan dipaparkan di bawah ini.

1. Pretes/Tes Awal

Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca sebelum dilakukan tindakan. Pada pretest, masing-masing siswa membuat cerita tentang pengalaman pribadinya. Dari hasil pekerjaan siswa, peneliti dapat mengetahui sejauh mana siswa mengenal dan mampu menggunakan tanda baca dengan tepat. Selain itu, peneliti juga mengetahui berapa banyak siswa yang mampu dan siswa yang belum mampu menggunakan tanda baca.

Siswa dikatakan mampu menggunakan tanda baca apabila nilai yang diperoleh siswa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu ≥ 60. Siswa yang memperoleh nilai < 60 (dibawah KKM) dianggap belum mampu

(48)

menggunakan tanda baca. Berikut ini dipaparkan nilai pretest dari 28 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III.

Hasil pretest menunjukkan bahwa 12 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III memperoleh nilai ≥ 60 (memenuhi KKM) dan 16 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III memperoleh nilai < 60 (belum memenuhi KKM). Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 78, sebanyak satu siswa. Nilai kedua adalah 73, sebanyak satu sisswa. Sepuluh siswa lain yang nilainya telah memenuhi KKM mendapat nilai < 70. Tiga siswa mendapat nilai ≥ 65, yaitu mendapat nilai 67 sebanyak dua siswa

dan satu siswa mendapat nilai 65. Selain itu terdapat tujuh siswa lainnya yang mendapat nilai < 65, yaitu tiga siswa mendapat nilai 64, dua siswa mendapat nilai 63 dan tiga lainnya mendapat nilai 62.

(49)

33

Tabel 2

Data Kemampuan Menggunakan Tanda Baca pada Kondisi Awal/Pretest

NO NAMA SISWA NILAI

(50)

2. Siklus I

Setelah peneliti mengamati hasil pretest, selanjutnya peneliti masuk tindakan pada siklus I. Pertemuan awal pada siklus I, peneliti mengenalkan tanda baca kepada siswa dengan cara membagikan ringkasan tentang macam-macam tanda baca dan fungsinya serta contoh-contoh kalimatnya. Siswa diminta untuk mempelajarinya satu per satu dari contoh yang kalimat dengan bantuan guru.

Pertemuan-pertemuan berikutnya pada siklus I, siswa diberikan latihan-latihan yaitu latihan-latihan membuat kalimat dengan tanda baca yang tepat, melengkapi tanda baca pada kalimat, melengkapi tanda baca pada paragraf.

Pada akhir siklus I, dilakukan evaluasi. Siswa diminta untuk melengkapi tanda baca pada cerita pendek yang telah disiapkan peneliti. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa kelas V SD Negeri Brebeg III dalam menggunakan tanda baca setelah dilakukan latihan yang terus menerus (drill) pada siklus I. Berikut ini dipaparkan hasil evaluasi siklus I pada 28 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III.

(51)

35

Dari 10 siswa yang nilainya belum memenuhi KKM hanya satu siswa yang mendapat nilai > 50, yaitu 58. Sembilan siswa lainya mendapat nilai < 50, yaitu tiga siswa mendapat nilai 46, masing satu siswa mendapat nilai 38, 35, 31, 23 dan nilai terendah pada evaliasi siklus I adalah 12, sebanyak satu siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dililhat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.1

Data Kemampuan Menggunakan Tanda Baca Pada Siklus I

(52)

27 Adil Liana 62 √ -

28 Diva Wahidin 69 √ -

JUMLAH 1578 18 10

RATA-RATA 56,36

PRESENTASE 64,29% 35,71%

3. Siklus II

Setelah peneliti mengamati hasil evaluasi, selanjutnya peneliti masuk tindakan pada siklus II. Pada sikus II ini, peneliti akan melatih secara terus-menerus (men-drill) siswa agar tidak mudah lupa tentang materi tanda baca. Selain itu, latihan-latihan ini dilakukan agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca.

Pertemuan awal pada siklus II, peneliti memberikan latihan yang berfungsi untuk melatih ingatan siswa. Siswa diminta membuat tabel yang berisi macam-macam tanda baca dan fungsi dari masing-masing tanda baca. Dalam mengerjakan latihan ini, siswa tidak diijinkan membuka ringkasan yang telah diberikan peneliti pada siklus I. Semua ringkasan siswa dikumpulkan di meja guru.

Latihan yang akan diberikan pada pertemuan berikutnya merupakan latihan lanjutan dari latihan siklus I. Pada saat pertemuan I siswa membuat tabel yang berisi macam-macam tanda baca dan fungsinya. Pada pertemuan berikutnya, siswa membuat tabel yang berisi macam-macam tanda baca dan contoh kalimat dari masing-masing fungsinya. Latihan ini dikerjakan dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa.

(53)

37

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa kelas V SD Negeri Brebeg III dalam menggunakan tanda baca setelah dilakukan latihan yang terus menerus (drill) pada siklus II. Berikut ini nilai dari hasil evaluasi pada siklus II.

Hasil evaluasi siklus II menunjukkan ada 21 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III memperoleh nilai ≥ 60 (memenuhi KKM) dan 7 siswa kelas V SD

Negeri Brebeg III memperoleh nilai < 60 (belum memenuhi KKM). Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100, sebanyak satu siswa. Nilai kedua adalah 83, sebanyak dua siswa. Sembilanbelas siswa lain yang nilainya telah memenuhi KKM ada 10 siswa yang mendapat nilai ≥ 65 dan sembilan siswa mendapat nilai < 65.

Tujuh siswa yang nilainya belum memenuhi KKM mendapat nilai 48, 46, 36, 31, 29, 11 dan 1. Jadi pada evaluasi siklus II, nilai terendah adalah 1. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3

Data Kemampuan Menggunakan Tanda Baca pada Siklus II

NO NAMA SISWA NILAI

(54)

11 Indra Irawan 63 √ -

B. Analisis Data 1. Test awal/pretest

(55)

39

Dari keseluruhan hasil pekerjaan siswa yang peneliti amati, tanda baca yag mereka gunakan masih sangat terbatas, yaitu hanya tanda titik (.), tanda koma (,) dan tanda pisah(-). Selain itu hanya beberapa siswa yang dapat menggunakan tanda baca dengan tepat.Masih banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menggunakan tanda baca. Di bawah ini kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada pretest dalam menggunakan tanda baca (contoh diambil dari hasil kerja siswa)

a. Sebagian besar siswa (± 54%) dari 28 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III jarang, bahkan sama sekali tidak menggunakan tanda koma pada kalimat-kalimat yang seharusnya memakai tanda koma (,). Sebagian besar siswa hanya menggunakan tanda koma diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Contoh 1:

Pada hari Minggu aku membantu ibu. Aku merasa senang karena aku suka membantu ibu. Aku membantu mencuci baju, mencuci piring, dan memasak.

Penulisan yang benar:

Pada hari Minggu, aku membantu ibu. Aku merasa senang karena aku suka membantu ibu. Aku membantu mencuci baju, mencuci piring, dan memasak. Contoh 2:

Setelah makan saya menonton televisi. Setelah menonton televisi saya dan adik saya pergi potong rambut. Setelah saya pulang dari pasar saya dan ayah memancing ikan di sungai.

Penulisan yang benar:

Setelah makan, saya menonton televisi. Setelah menonton televisi, saya dan adik saya pergi potong rambut. Setelah saya pulang dari pasar, saya dan ayah memancing ikan di sungai.

(56)

b. Menggunakan tanda titik (.) hanya pada akhir kalimat Contoh:

Pada hari minggu aku membantu Ibu di dapur sesudah itu saya mencuci piring kalau sudah selesai mencuci mencuci baju sekolah habis itu aku makan pagi terus bermain.

Penulisan yang benar:

Pada hari minggu, aku membantu Ibu di dapur. Sesudah itu, saya mencuci piring. Kalau sudah selesai, mencuci baju sekolah. Habis itu, aku makan pagi terus bermain.

c. Menggunakan tanda titik hanya pada akhir cerita. Siswa hanya menggunakan satu tanda baca (tanda titik) pada paragraf terakhir di akhir cerita.

Contoh: ...

Saya dan kakak melanjutkan perjalanan di jalan saya menyebrangi jembatan saya terpeleset dan saya jatuh ke sungai lalu kakak menolong saya setelah saya dan kakak sampai saya langsung mencari ikan saya dan kakak juga menyebrangi sungai yang dalam dan kami pulang dengan banyak ikan saya senang sekali.

Penulisan yang benar: ...

Saya dan kakak melanjutkan perjalanan. Di jalan, saya menyebrangi jembatan. saya terpeleset dan saya jatuh ke sungai, lalu kakak menolong saya. setelah saya dan kakak sampai, saya langsung mencari ikan. saya dan kakak juga menyebrangi sungai yang dalam dan kami pulang dengan banyak ikan. saya senang sekali.

d. Kalimat yang seharusnya menggunakan tanda titik(.), diganti dengan tanda koma(,) dan sebaliknya, yang seharusnya memakai tanda koma (,), diganti dengan tanda titik (.).

Contoh 1:

Saya pun pergi menyusul paman, setelah sampai... Penulisan yang benar:

Saya pun pergi menyusul paman. Setelah sampai... Contoh 2:

(57)

41

Penulisan yang benar:

Setelah sampai, Saya terus memancing...

e. Memakai angka dua (2) pada kata ulang Contoh:

Kalau teman2 saya sudah bosan, saya mau karaoke bersama teman2 saya.

Penulisan yang benar:

Kalau teman saya sudah bosan, saya mau karaoke bersama teman-teman saya.

f. Kesalahan dalam menggunakan tanda hubung Contoh:

Umpan biasanya berupa kerang yang dipecah- Dahulu

Penulisan yang benar:

Umpan biasanya berupa kerang yang dipecah Dahulu

Contoh 2:

Pada hari minggu, saya dan ayah menc- ari belut di sawah

Penulisan yang benar:

Pada hari minggu, saya dan ayah menca- ri belut di sawah

g. Terlalu banyak memakai kata ”dan” Contoh:

...

Aku mendapat sebuah umpan untuk memancing dan aku mencari lagi dan aku dan teman-teman mencari lagi. Aku mencarinya di empang dan aku dan teman-teman ...

Penulisan yang benar: ...

Aku mendapat sebuah umpan untuk memancing. Aku mencari lagi. Aku dan teman mencari lagi. Aku mencarinya di empang. Aku dan teman-teman ...

(58)

2. Siklus I

Dari hasil evaluasi pada siklus I, terlihat bahwa 64,29% dari 28 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III mampu menggunakan tanda baca dan masih ada 35,71% dari 28 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III belum mampu menggunakan tanda baca. Rata-rata kelas yang diperoleh pada hasil evaluasi siklus I adalah 56,36. Dengan membandingkan hasil pretest dan hasil evaluasi pada siklus I, peneliti dapat mengetahui apakah terjadi peningkatan kemampuan atau tidak dan sudahkah mencapai target siklus I yang diharapkan oleh peneliti.

Dari hasil pretest, 42,86% dari 28 siswa SD Negeri Brebeg III mampu menggunakan tanda baca. Setelah siswa diberikan latihan secara terus menerus (drill), maka pada evaluasi yang dilakukan di akhir siklus I, 64,29% dari 28 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III mampu menggunakan tanda baca. Ini membuktikan bahwa pada siklus I terjadi peningkatan 21,43% dibandingkan dengan hasil pretest.

Selain membandingkan hasil evaluasi pada siklus I dan pretest, peneliti juga membandingkan hasil evaluasi pada siklus I dengan target yang peneliti harapkan. Seperti yang telah dituliskan pada BAB III, peneliti membuat target 60% dari 28 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III mampu menggunakan tanda baca. Pada kenyataanya, hasil evaluasi siklus I menunjukkan bahwa 64,29% (lebih dari 60%) dari siswa kelas V SD Negeri Brebeg III mampu menggunakan tanda baca. Hal ini membuktikan bahwa target pada siklus I terpenuhi.

(59)

43

Brebeg III mampu menggunakan tanda baca (lihat BAB III). Maka penelitian ini tidak berhenti pada siklus I. Penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus II agar dapat mencapai target yang peneliti harapkan. Masih banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada evaluasi siklus I. Oleh karena itu, peneliti akan memaparkan kesalahan-kesalahan yang masih siswa lakukan pada evaluasi siklus I. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat memperbaikinya pada siklus II. Berikut kesalahan-kesalahan penggunaan tanda baca yang dilakukan siswa pada siklus I. a. Kesalahan dalam penggunaan tanda titik (.) dan tanda koma (,). Masih ada

beberapa siswa yang masih belum dapat membedakan dengan fungsi tanda titik dan tanda koma. Kalimat yang seharusnya memakai tanda titik, diganti dengan tanda koma. Sebaliknya, kalimat yang seharusnya menggunakan tanda koma, diganti dengan tanda titik.

Contoh:

Maklum. ia menari sejak duduk di bangku SD, Penulisan yang benar:

Maklum, ia menari sejak duduk di bangku SD.

b. Kesalahan dalam penulisan kalimat langsung. Masih banyak siswa yang belum dapat membedakan kalimat langsung.

Contoh:

Kata Rizki, :Saya menari sejak umur tiga tahun …, Penulisan yang benar:

Kata Rizki, “Saya menari sejak umur tiga tahun …”

c. Belum dapat membedakan kalimat seru. Kalimat yang seharusnya bukan kalimat seru, memakai tanda seru (!) pada akhir kalimat itu.

Contoh:

Hampir setiap hari ia berlatih selama dua sampai tiga jam tanpa henti!

(60)

Penulisan yang benar:

Hampir setiap hari ia berlatih selama dua sampai tiga jam tanpa henti.

d. Belum dapat membedakan kalimat tanya. Kalimat yang seharusnya merupakan kalimat tanya, tidak memakai tanda tanaya (?) pada akhir kalimat itu.

Contoh :

Rizki berharap agar ia tidak usah naik ke kelas tiga. Mengapa, …. Penulisan yang benar:

Rizki berharap agar ia tidak usah naik ke kelas tiga. Mengapa? ….

e. Banyak tanda baca yang seharusnya tidak dipakai. Siswa memakai tanda baca yang tidak tepat, setelah siswa mendapat latihan tentang macam-macam tanda tetapi siswa tidak memperhatikan fungsi dari masin-masing tanda baca.

Contoh:

… ia berlatih keras di bawah bimbingan pelatih tarinya; Hampir setiap hari ia berlatih selama dua sampai tiga jam tanpa henti … Rizki berharap … Penulisan yang benar:

… ia berlatih keras di bawah bimbingan pelatih tarinya. Hampir setiap hari ia berlatih selama dua sampai tiga jam tanpa henti. Rizki berharap …

3. Siklus II

(61)

45

Dari hasil evaluasi siklus I, 64,29% dari 28 siswa SD Negeri Brebeg III mampu menggunakan tanda baca. Setelah siswa diberikan latihan secara terus menerus (drill), maka pada evaluasi yang dilakukan di akhir siklus II, 75% dari 28 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III mampu menggunakan tanda baca. Ini membuktikan bahwa pada siklus I terjadi peningkatan 10,71% dibandingkan dengan hasil evaluasi siklus I.

Selain membandingkan hasil evaluasi pada siklus II dan hasil evaluasi siklus I, peneliti juga membandingkan hasil evaluasi pada siklus II dengan target yang peneliti harapkan. Seperti yang telah dituliskan pada BAB III, peneliti membuat target 75% dari 28 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III mampu menggunakan tanda baca. Pada kenyataanya, hasil evaluasi siklus II menunjukkan bahwa 75% dari siswa kelas V SD Negeri Brebeg III mampu menggunakan tanda baca. Hal ini membuktikan bahwa target pada siklus I terpenuhi.

Hasil evaluasi siklus II merupakan target akhir dari penelitian ini. Peneliti mengharapkan target diakhir siklus yaitu 75% dari 28 siswa kelas V SD Negeri Brebeg III mampu menggunakan tanda baca (lihat BAB III). Maka penelitian ini berhenti pada siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran table hasil penelitian.

Pada hasil evaluasi siklus II, 75% (21 siswa) memperoleh nilai diatas KKM (≥60) dan 25% (7 siswa) masih memperoleh nilai dibawah KKM. Nilai tertinggi yang diperoleh pada evaluasi siklus II adalah 100. Nilai terendah yang diperoleh adalah 1. Seperti halnya pada saat pretest, ada satu orang siswa yang memperoleh nilai 1. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut tidak dapat menulis.

(62)

Lain halnya pada saat evaluasi siklus I, siswa tersebut mendapat nilai diatas KKM yaitu 65. Pada siklus I, siswa hanya melengkapi tanda baca pada cerita pendek yang telah disiapkan oleh peneliti, siswa tidak perlu menulis. Sebenarnya siswa tersebut mengerti tentang fungsi dari masing-tanda baca dan kapan , dimana tanda baca itu harus digunakan. Siswa tersebut tidak dapat menggunakan kemampuan itu karena keterbatasannya yang tidak dapat menulis.

(63)

47

C. Pembahasan

Tabel 4

Perbandingan antara hasil pretest, evaluasi siklus I dan siklus II

No Nama

Hasil

Pretest Siklus I Siklus II

Nilai Ketuntasan Nilai Ketuntasan Nilai Ketuntasan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

(64)

Tabel 5

Perbandingan presentase ketuntasan pada pretest, siklus I, dan siklus II

Tindakan Tuntas Tidak tuntas

Pretest 42,86% 57,14%

Siklus I 64,29% 35,71%

Siklus II 75% 25%

Grafik 1

Perbandingan presentase ketuntasan pada pretest, siklus I, dan siklus II

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00%

pretest siklus I siklus II

tuntas

(65)

49

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan presentase ketuntasan belajar siswa. Pada pretest, presentasi ketuntasan belajar siswa adalah 42,86%. Hasil evaluasi siklus I menunjukkan 64,29% dari 28 siswa kelas V SD negeri brebeg III mencapai ketuntasan. Dibandingkan dengan hasil pretest, pada siklus I terjadi peningkatan 21,33%. Pada pretest 12 siswa mencapai ketuntasan, sedangkan pada siklus I 18 orang yang mencapai ketuntasan. 21 siswa mengalami peningkatan nilai dan 7 siswa yang nilainya lebih rendah dibandingkan dengan pretest.

Diakhir siklus II, presentase ketuntasan belajar siswa yang diperoleh adalah 75%. Terjadi peningkatan 10,71% dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II terlihat bahwa ada 16 siswa yang mengalami kenaikan nilai dan 12 siswa lainnya mendapat nilai lebih rendah di bandingkan siklus I.

Peningkatan dan penururan nilai ini terjadi karena perbedaan soal pada siklus I. Berbeda dengan soal pada pretest dan siklus II, pada siklus I siswa hanya melengkapi tanda baca pada cerita yang telah disiapkan peneliti. Di kelas V SD Negeri Brebeg III ada satu siswa yang tidak dapat menulis. Pada pretest dan siklus II, siswa tersebut hanya mendapat nilai 1. Berbeda pada siklus I, siswa tersebut mendapat nilai 65. Hal ini terjadi karena pada siklus I siswa hanya melengkapi tanda baca saja.

 

 

(66)

50 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pada BAB I-IV dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Pembelajaran menggunakan metode drill dapat meningkatkan kemampuan menggunakan tanda baca dalam pelajaran menulis pada siswa kelas V SD Negeri Brebeg III tahun ajaran 2010-2011.

2. Data yang diperoleh sebelum tindakan penelitian (pretes) adalah 42,86% dari 28 siswa meperoleh nilai diatas KKM dan masih ada 57,14% dari 28 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal mencapai 44,46.

3. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas hasil evaluasi pada akhir siklus I, 64,29% dari 28 siswa meperoleh nilai diatas KKM dan masih ada 35,71% dari 28 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal mencapai 56,36.

(67)

51

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti memberikan yang kiranya bermanfaat bagi guru Kelas V SD Negeri Brebeg III dan peneliti lain. Berikut saran yang peneliti kemukakan.

1. Bagi Guru Kelas V SD Negeri Brebeg III

 Guru sebaiknya lebih sering menggunakan metode drill dan selalu

mengingatkan siswa untuk menggunakan tanda baca dengan tepat setiap menulis. Tidak hanya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi juga pada mata pelajaran yang lain. Siswa dibimbing dan dilatih secara terus-menerus untuk menggunakan tanda baca yang benar, sehingga siswa akan menjadi terbiasa. Semakin sering latihan, siswa menjadi siap menggunakan tanda baca kapan saja diperlukan. Selain itu, guru perlu memberi perhatian pada tulisan siswa dalam hal menggunakan tanda baca dengan ketentuan-ketentuanya sesuai dengan pedoman penulisan EYD.

2. Bagi Peneliti Lain

Penelitian tentang penggunaan tanda baca dengan metode drill dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya untuk melatih siswa menggunakan tanda baca dalam menulis. Penelitian ini masih dapat dikembangkan dengan menggunakan metode atau media pembelajaran yang lain dan dengan populasi yang lebih beragam.

 

 

(68)

52

DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, Sri, dkk.1985.Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid Sekolah Dasar Kelas VI kota madya Yogyakarta. Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengmbangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Karokaro, Ulihbukit. 1984. Metodologi Pengajaran. Salatiga : CV SAUDARA

Panitia Ejaan Lembaga Bahasa dan Kesusastraan. 1966. Ejaan Baru Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat

Pasaribu, I.L & Simandjuntak, B. 1986.Didaktik dan Metodik. Bandung: Tarsito

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Murni, Sri. Widianingtyas & Ambar. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD & MI kelas V. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Perbukuan Nasional

Roestiyah N.K. 1985. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Salim Peter dan Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Model English Press.

Sudjana,Nana 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru

Shalahuddin, Mahfud. 1987. Pengantar psikologi umum. Surabaya: Bina Ilmu.

Surakhmad, winarno. 1980. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung : Tarsito

Team Dedaktik Metodik. 1981. Pengantar Dedaktik Metodik Kurikulum PBM. Jakarta : CV. RAJAWALI

Wiriaatmadja, Rochiati.2007.Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

 

(69)

53

SILABUS

Satuan Pendidikan : SD Negeri Brebeg III

Kelas / Semester : V (Lima) / I

Unit / Tema : Pengalaman Pribadi

Alokasi Waktu : 12 Jp (12 x 35 menit)

Indikator Penilaian Sumber

belajar tanda baca serta funsinya dalam tulisan. ƒMembuat contoh

kalimat dari masing-masing fungsi tanda baca dengan bantuan tanda baca pada papan tulis. ƒmembahas

contoh kalimat yang telah ditulis siswa pada papan tulis.

ƒmelengkapi kalimat dan paragraf dengan menggunakan tanda baca yang tepat. tanda baca yang tepat

Pertemuan IV ƒMembuat tabel

yang berisi macam-macam tanda baca dan fungsinya. fungsi tanda baca

• Siswa dapat menggunakan tanda baca pada kalimat dengan tepat.

• Siswa dapat menggunakan tanda baca pada paragraf dengan tepat.

• Siswa dapat menggunakan tanda baca dengan tepat pada teks cerita tanda baca dan fungsiny. dengan tepat pada teks cerita pendek tentang

(70)

tanda baca dan ƒmembuat tabel

(71)

55

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (siklus I - Pertemuan I)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Brebeg III Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Aspek Terkait : Menulis, Mendengarkan Kelas/Semester : V/I

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2jp)

I. STANDAR KOMPETENSI

Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis

II. KOMPETENSI DASAR

Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan

III.INDIKATOR

• Siswa dapat menyebutkan macam-macam tanda baca.

• Siswa dapat menyebutkan fungsi dari masing-masing tanda baca.

• Siswa dapat membuat contoh kalimat dari masing-masing fungsi tanda baca dengan bantuan guru.

IV.KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Awal

1. Membuka kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa.

2. Melakukan apersepsi : guru meminta 2 siswa membacakan 1 paragraf yang isinya sama. paragraf yang satu tanpa tanda baca dan yang satu lagi lengkap dengan tanda baca yang tepat.

(72)

Kegiatan inti

1. Guru membagikan teks yang berisi ringkasan tentang macam-macam tanda baca dan fungsinya.

2. Siswa membaca dan memahami teks yang diberikan oleh guru.

3. Siswa menuliskan contoh kalimat pada fungsi masing-masing tanda baca yang dibantu oleh guru.

Kegiatan Akhir

8. Siswa bersama guru melakukan refleksi. Kesulitan apa yang masih dialami oleh siswa. Guru berusaha mengulang kembali hal yang masing dianggap sulit oleh siswa. Begitu seterusnya sampai tidak ada siswa yang bertanya tentang kesulitannya.

9. Guru memberikan Pekerjaan Rumah, yaitu membaca kembali ringkasan tentang tanda baca beserta fungsi dan conto-contohnya yang telah diberikan guru.

V. SUMBER BAHAN

Gambar

tabel berikut.
Gambar 3.1 Model spiral dari Kemmis dan Taggart
tabel tanpa melihat ringkasan.
Tabel 2 Data Kemampuan Menggunakan Tanda Baca
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh terapi relaksasi napas dalam terhadap tingkat dismenore pada karyawati bimbingan belajar quantum kids

Dari hasil OR 57.455 dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki dukungan tenaga kesehatan memiliki peluang memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik sebesar

pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah melalui tahap-tahap ilmiah

Bila penelitian dilakukan di sekolah jelas tidak mungkin bagi seorang peneliti memilih siswa-siswa tertentu untuk dikelompokkan dalam kelas khusus sebagai

Bidang Data, Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama Antar Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 28 Peraturan Daerah ini mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan data, analisa

KNKT adalah bagian dari Departemen Perhubungan, yaitu komite yang bertanggung jawab untuk melakukan investigasi kecelakaan transportasi, dengan tujuan dapat melakukan perbaikan

Untuk memperoleh data sehubungan dengan penelitian yang sedang saya lakukan, saya mahasiswi Teknik Industri - Universitas Katolik Widya Mandala memo han bantuan Saudara untuk

Pembelajaran yang dilakukan sebagai proses atau bagian dari program pembangunan atau pengembangan masyarakat, biasanya diikuti oleh peserta orang dewasa sehingga pendidikan