Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Marlina Elida Wati Sidabalok 061114020
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Marlina Elida Wati Sidabalok 061114020
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv kemenangan. ( Yesaya 41 : 10 )
Kau harus percaya bahwa masa depan akan berjalan sebagaimana mestinya, semua hidup sudah di perhitungkan. ( Step Up 3 )
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk:
K. Sidabalok dan R. Siregar tercinta
Kakak, abang dan adik tersayang
Julius Juliawan Wartakusumah
v
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 April 2011
Penulis
vi
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Marlina Elida Wati Sidabalok
Nomor Mahasiswa : 061114020
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
SURVEI MASALAH SISWA KELAS XI SMA BOPKRI SATU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN MATERI PROGRAM BIMBINGAN KLASIKAL
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 7 April 2011
Yang menyatakan
vii
Marlina Elida Wati Sidabalok Universitas Sanata Dharma
2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) masalah - masalah paling tinggi yang dirasakan siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011, (2) topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai bagi siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta berdasarkan masalah - masalah yang paling tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi dengan metode survei.
Instrumen penelitian yang dipakai adalah Kuesioner masalah Siswa dengan jumlah item 80 yang mencakup empat aspek masalah yaitu: (1) aspek pribadi, (2) aspek sosial, (3) aspek belajar, (4) aspek karir. Validitas instrumen diperiksa dengan pendekatan pertimbangan pakar dan dilanjutkan dengan analisis korelasi Pearson Product Moment guna pemeriksaan konsistensi internal item dengan menggunakan program SPSS. Reliabilitas instrumen diperiksa dengan menggunakan pendekatan teknik belah dua gasal-genap (split-half). Penghitungan reliabilitas instrumen menggunakan program SPSS guna menghitung koefisien korelasi gasal genap dengan teknik Pearson Product Moment, dan hasilnya dikoreksi dengan formula Spearman-Brown. Hasil perhitungan reliabilitas 0,94, kemudian dikonsultasikan ke kriteria Guilford dan disimpulkan masuk dalam kategori sangat tinggi.
Subyek penelitian adalah para siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 sejumlah 183 siswa yang terdiri dari sembilan kelas. Namun pada saat pengambilan data, siswa yang hadir berjumlah 149 siswa, 34 siswa absen dan tidak dijadikan subjek penelitian karena jumlah subjek penelitiannya sudah cukup besar. Penelitian dapat dilakukan jika subjek yang di teliti minimal 40 siswa, sehingga 149 siswa sudah dapat mewakilkan subjek penelitian yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 berada pada taraf tinggi dan sedang sehingga perlu ada perhatian yang baik dan efektif dari guru pembimbing dan pihak sekolah. Masalah siswa yang termasuk dalam kategori tinggi terdiri dari 29 item yang meliputi berbagai aspek yaitu : masalah pribadi 10 item, belajar 10 item, karir 7 item dan sosial 2 item.
viii
SCHOOL YEAR 2010/2011 AS THE BASIS FOR COMPOSING CLASSROOM GUIDANCE PROGRAM MATERIAL
Marlina Elida Wati Sidabalok Sanata Dharma University
061114020
The study aimed to know (1) the most frequently encountered problems by class XI students of BOPKRI I Senior High School Yogyakarta, School Year 2010/2011; (2) topics for classroom guidance topics which are appropriate for these students based on the most frequently encountered problems. This study is a descriptive study and used survey method.
The instrument used in this study was Problems Encountered by Students Questionnaire which consisted of 80 items. This questionnaire covered four aspects namely, (1) personal aspect, (2) social aspect, (3) academic aspect and (4) career aspect. The validity of the instrument was done by experts judgment. The internal consistency of the items was examined using Pearson Product Moment correlation. The reliability coefficient is 0.94, which belongs to the very high level of reliability according to Guilford criteria. All of the calculations were carried out using SPSS.
The subjects of this study were class XI students of BOPKRI I Senior High School Yogyakarta, School Year 2010/2011. The total number of the population were 183 students. However, at the time of data collection, 34 students were absent and therefore were not involved in this study. The number of students involved in this study was 149 students and was considered enough to represent the population. The results showed that there were some problems encountered by these students in high and moderate category and therefore need to be noticed by the counselors and the school. The high category problems encountered by these students consisted of 29 items and covering various aspects as followed: 10 items were on personal problems, 10 items were on academic problems, 7 items were on career problems, and 2 items were on social problems.
ix
Skripsi ini berjudul “Survei Masalah Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 Sebagai Dasar Penyusunan Materi Program Bimbingan Klasikal”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Penulis banyak mendapatkan pengalaman selama proses penyelesaian skripsi ini. Baik pengalaman menyenangkan ataupun kurang menyenangkan, namun semua pengalaman itu merupakan pelajaran yang berharga bagi perkembangan diri penulis.
Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah bersedia membimbing, membantu dan selalu memberikan dorongan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang menjadi kekuatan dan teladan utama untuk terus dan terus berkarya untuk menyelesaikan skripsi ini.
x
4. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama ini sehingga berguna bagi penulis.
5. Ani Hartanti, S.Pd. Kepala Sekolah SMA Kristen Bentara Wacana Muntilan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan uji coba instrumen penelitian.
6. Drs. Priyanto. Kepala Sekolah SMA BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian kepada para siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta.
7. Dra. Tyas Rahwinarni. Koordinator Bimbingan dan Konseling SMA BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam proses pengambilan data di sekolah terhadap para siswa kelas XI.
8. Para Siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.
9. K.Sidabalok, R.Siregar selaku kedua orangtuaku, kakak dan adik ku yang telah mendukung dan membantu penulis selama skripsi. Trimakasih juga karena telah memberikan fasilitas bagi penulis selama menjalani studi. 10. Julius Juliawan Wartakusumah yang kukasihi yang telah memberikan
xi
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini. Dengan segala segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis memilki harapan yang besar semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Penulis
xii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional ... 5
BAB II: LANDASAN TEORI A. Pengertian Masalah ... 7
1. Arti Masalah ... 7
2. Macam-macam Masalah ... 8
3. Aspek-aspek Masalah ... 8
B. Keterkaitan antara Masalah dan Perkembangan Remaja ... 26
xiii
1. Kuesioner Masalah Siswa ... 34
2. Validitas Kuesioner ... 36
3. Reliabilitas Kuesioner ... 37
4. Pengembangan Instrumen ... 39
D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 42
1. Persiapan dan Pelaksanaan ... 42
2. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 47
B. Pembahasan ... 50
C. Usulan Topik Bimbingan Klasikal ... 65
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70
B. Saran-saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 72
LAMPIRAN ... 74
xiv
Tabel 1 : Kisi-kisi Skala Kebutuhan Siswa… ... 36
Tabel 2 : Kriteria Guildford ... 39
Tabel 3 : Hasil Revisi Kuisioner Berdasarkan Telaah Ahli ... 41
Tabel 4 : Item Kebutuhan siswa yang Gugur ... 44
Tabel 5 : Item Kebutuhan yang Valid sebagai Item Final ... 45
Tabel 6 : Kategori Survei Kebutuhan Para Siswa ... 49
Tabel 7 : Sebaran Iitem-item Berdasarkan Kategori Kebutuhan-kebutuhan yang Dirasakan Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 ... 51
Tabel 8 : Kategori Kebutuhan-kebutuhan yang Tinggi Dirasakan Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 ... 52
xv
Lampiran 1 : Data Hasil Uji Konsistensi Internal Tiap Butir ... 76
Lampiran 2 : Data Hasil Perhitungan Reliabilitas Kuesioner ... 81
Lampiran 3 : Kuesioner ... 82
Lampiran 4 : Data Hasil Capaian Skor Rata-rata Tiap Item Kebutuhan Siswa ... 85
Lampiran 5 : Garis-garis Besar Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling Satuan Pelayanan Bimbingan ... 93
Lampiran 6 : Surat Ijin Pemerintah Kota Yogyakarta ... 101
1
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional.
A. Latar Belakang
Menurut Santrock (2003:10) remaja yang berusia 12 sampai 23 tahun
sering mengalami masalah. Mereka akan melakukan berbagai perilaku baru
yang ingin diketahuinya. Setiap individu memiliki masalah, masalah yang
timbul dikarenakan kebutuhan yang belum terpenuhi. Masalah yang sering
dialami remaja SMA adalah masalah pribadi , belajar, sosial dan karir.
Masalah pribadi adalah masalah yang muncul dari dalam diri siswa,
seperti masalah kesehatan, kerohanian, pemahaman diri dan lain sebagainya.
Masalah belajar merupakan masalah yang dialami siswa untuk mencapai
tugas – tugas belajarnya. Masalah sosial adalah masalah yang muncul dalam
diri siswa dikarenakan siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik.
Masalah karir merupakan masalah yang dihadapi siswa dalam pemilihan
karir untuk mencapai cita – cita yang diinginkan.
Peneliti mengambil judul skripsi ini karena pengalaman peneliti pada
waktu melaksanakan PPL di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Selama peneliti
melaksanakan PPL di sana, peneliti menduga bahwa siswa kelas XI SMA
belajar dan karir. Hal ini disebabkan karena peneliti melihat cara belajar
mereka yang tidak serius, banyak siswa yang remidi saat ulangan, siswa
jarang masuk sekolah, kurang peka terhadap lingkungan sekolah, belum
mampu menentukan pilihan karir. Peneliti juga melihat masalah itu timbul
dari konseling yang mereka lakukan pada peneliti dengan berbagai masalah
mereka. Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di
SMA BOPKRI 1 Yogyakarta.
Menurut Alli (2004:65), periode yang beragam dalam kehidupan
individu menuntut dituntaskannya tugas-tugas perkembangan yang khusus.
Tugas-tugas ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan,
pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk
pemenuhan dan kebahagiaan hidup.
Tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada
periode tertentu dalam rentang kehidupan individu. Keberhasilan
menuntaskan tugas perkembangan dengan baik akan membawa kebahagiaan
dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Kegagalan
mengembangkan tugas perkembangan menyebabkan ketidak bahagiaan
pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat
dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan penelitian
ini, peneliti dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah yang ada
Penyusunan program bimbingan di sekolah hendaknya berdasarkan
pada masalah - masalah yang dihadapi oleh siswa sehingga siswa dapat
mencapai kebutuhan dalam diri. Penyusunan program bimbingan yang
relevan penting dilakukan supaya pelaksanaan layanan bimbingan di
sekolah dapat berhasil.
SMA BOPKRI 1 Yogyakarta adalah salah satu sekolah yang dikelola
oleh Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia. SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta sudah memiliki program layanan bimbingan
klasikal. Peneliti melakukan penelitian guna mengidentifikasi masalah
siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta dan yang mendasari
penyusunan materi bimbingan yang relevan. Materi bimbingan dapat di
berikan kepada siswa kelas XI tahun ajaran baru dikarenakan perubahan
siswa tidak revolusioner. Siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 tergolong siswa
yang berada di tingkat sosial ekonomi menengah ke atas. Siswa kelas XI
SMA BOPKRI 1 40% berasal dari kota Yogyakarta dan 60% lainnya
berasal dari luar kota Yogyakarta. Dari perbedaan latar belakang ekonomi
dan asal, setiap kebutuhan masing-masing siswa akan berbeda. Penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh data supaya dapat menyusun topik
bimbingan klasikal yang relevan dan efektif.
B. Rumusan Masalah
1. Masalah-masalah manakah yang paling tinggi dirasakan siswa kelas XI
SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011?
2. Topik-topik bimbingan klasikal apa yang sesuai bagi siswa kelas XI
SMA BOPKRI 1 Yogyakarta berdasarkan masalah-masalah yang
paling tinggi ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. Masalah-masalah paling tinggi yang dirasakan siswa kelas XI SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.
2. Topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai bagi siswa kelas XI SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta berdasarkan masalah-masalah yang paling
tinggi.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa Bimbingan dan
Konseling untuk mengembangkan dan memperkaya pengetahuan yang
berkaitan dengan teori-teori tentang survei kebutuhan sebagai bekal
2. Praktis
a.Bagi guru pembimbing
Hasil penelitian ini akan membantu guru pembimbing
mendapatkan masukan mengenai masalah siswa yang perlu
dipenuhi sehingga mereka dapat menyampaikan materi bimbingan
yang relevan.
b. Bagi para siswa
Siswa menyadari dan memperoleh kesempatan untuk
mengungkapkan masalah-masalahnya selama bersekolah di SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta.
c. Bagi penulis
Penulis mendapatkan pengalaman dalam mengidentifikasikan
masalah-masalah siswa sebagai dasar untuk mengusulkan materi
bimbingan klasikal.
d. Bagi penulis lain
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi penulis lain
jika akan melakukan penelitian tentang survei masalah siswa di
sekolah lain.
E. Definisi operasional
Peneliti merasa perlu merumuskan pengertian dasar dari istilah-istilah
yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk menghindari kesalah
dimaksudkan juga untuk memberi petunjuk bagi para pembaca dalam
memahami rencana, proses dan hasil penelitian.
1. Masalah merupakan sesuatu yang menghambat, merintangi, atau
mempersulit orang mencapai maksud dan tujuan tertentu seperti
yang dimaksudkan dalam butir – butir kuesioner.
2. Bimbingan klasikal adalah bimbingan yang diberikan dalam kelas
dalam bentuk kelompok dengan jangka waktu satu tahun atau satu
semester.
3. SMA BOPKRI 1 adalah Sekolah Menengah Atas yang dikelola
oleh Yayasan Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik
Indonesia jalan Wardani 2 Yogyakarta.
4. Siswa adalah anak didik atau peserta didik yang menjadi subyek
penelitian ini, yaitu siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
tahun ajaran 2010/2011.
5. Topik bimbingan klasikal merupakan pokok bahasan tertentu yang
direncanakan dan akan diberikan kepada siswa secara berkelompok
7
perkembangan remaja, usaha bimbingan dan konseling untuk memperlancar
pemenuhan masalah siswa.
A. Pengertian Masalah
1. Arti masalah
Hurlock (2004) beranggapan bahwa pada rentang usia 15 – 18 tahun
remaja mengalami masa yang sering disebut dengan masa bermasalah.
Mereka sering bermasalah dengan orang lain dan juga dengan diri mereka
sendiri.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ) masalah adalah
sesuatu yang harus diselesaikan.Masalah adalah sesuatu yang diperlukan
oleh manusia untuk dapat diselesaikan agar setiap individu merasa
sejahtera, sehingga bila ada di antara masalah tersebut yang tidak
terselesaikan maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang
sejahtera. Apabila masalah yang paling kuat adalah rasa haus, minum akan
menurunkan desakan tersebut. Masalah merupakan salah satu aspek
psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam
2. Macam-macam Masalah
Prayitno (1998:1) mengelompokan masalah ke dalam sebelas
bidang. Bidang-bidang tersebut adalah sebagai berikut.
a. Perkembangan jasmani dan kesehatan
b. Keuangan, lingkungan, dan pekerjaan
c. Kegiatan sosial dan rekreasi
d. Seks, pacaran, dan perkawinan
e. Hubungan sosial-kejiwaan
f. Hubungan pribadi-kejiwaan
g. Moral dan agama
h. Rumah dan keluarga
i. Masa depan pekerjaan dan pendidikan
j. Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah
k. Kurikulum dan pengajaran
Dari sistematika pembahasan, kesebelas masalah itu dapat
dikelompokan ke dalam aspek masalah yaitu ; aspek pribadi, sosial,
belajar dan karier.
3. Aspek – aspek Masalah
a. Masalah pribadi
Masalah pribadi merupakan masalah dalam menghadapi keadaan
batin, mengatasi berbagai pergumulan dan mengatur diri sendiri.
1) Kerohanian
Agoes Dariyo (2003:92) mengemukakan masalah
rohani adalah masalah yang dibutuhkan seseorang untuk
mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan,
contohnya seperti mendengarkan musik, siraman rohani dan
beribadah kepada Tuhan YME. Manfaat jika masalah
kerohanian seseorang terpenuhi adalah seseorang akan
merasa bahagia, merasa hidup berarti, ada kegagalan tetapi
tidak putus asa dan memiliki pandangan atau sikap
keagamaan yang tidak fanatik. Dampak apabila masalah
rohani tidak terpenuhi dalam diri siswa maka siswa tidak
akan pernah bersyukur dengan keberhasilan yang ada, siswa
tidak dapat memilih mana yang benar atau salah bagi diri
sendiri dan orang lain.
2) Perawatan jasmani
Perawatan jasmani menurut Agoes Dariyo (2003:10)
adalah kondisi kesehatan yang berhubungan erat dengan
beberapa kebiasaan perilaku individu. Untuk mencapai
kehidupan yang sehat, diperlukan kebiasaan-kebiasaan
perilaku yang sehat pula. Ada beberapa perilaku sehat yang
dapat menopang kesehatan individu, diantaranya: makan
secara teratur, perlu mengonsumsi makanan yang sehat,
dan normal, membiasakan diri untuk tidak merokok, narkoba,
dan tidak mengonsumsi makanan yang mengandung kolestrol
tinggi. Manfaat perawatan jasmani bagi siswa adalah siswa
akan merasa bahwa dirinya menarik, kondisi fisik baik, tidak
mengalami gangguan tertentu seperti kesehatan kulit,
gangguan gigi, kerongkongan telinga maupun pencernaan
makanan dan sebagainya. Dampak bagi siswa apabila
perawatan jasmani tidak dilakukan adalah mudah sakit, secara
umum merasa tidak sehat, mengidap penyakit kambuhan,
khawatir tertular penyakit yang diderita orang lain, cemas
atau khawatir tentang sesuatu yang belum pasti, mudah lupa
dan lain sebagainya.
3) Pengisian waktu luang
Pengisian waktu luang adalah waktu yang dapat diisi
dengan kegiatan pilihan sendiri atau waktu yang digunakan
dan dimanfaatkan sesuka hati. Manfaat pengisian waktu luang
bagi siswa adalah meningkatkan kesegaran mental dan
emosional, membuat siswa mengenali kemampuan diri
sendiri, mendukung konsep diri serta harga diri, sarana
belajar dan pengembangan kemampuan, pelampiasan ekspresi
dan keseimbangan jasmani, mental, intelektual, spiritual,
maupun estetika, melakukan penghayatan terhadap apa yang
pengisian waktu luang tidak dilakukan dengan baik oleh
siswa adalah siswa tidak dapat mengembangkan bakat yang
ada dalam diri, akan merasa kesepian karena tidak berbagi
dengan orang lain, tidak mempunyai teman akrab karena
tidak bersama-sama mengisi waktu luang bersama.
4) Pengelolaan nafsu seksual
Menurut Hurlock (1980:226), pengelolaan nafsu
seksual adalah tugas perkembangan yang sangat penting
dalam pembentukan hubungan-hubungan baru , tidak
melakukan hubungan seks sebelum menikah, siswa mengerti
akan peran seksnya sehingga tidak menyimpang dengan
kodrat yang ada , contohnya wanita menyukai sesama wanita.
Sementara itu menurut Santrock (2003:256), pengelolaan
nafsu seksual adalah menguasai perasaan seksual yang timbul
atau mengelola perasaan-perasaan seksual seperti gairah
seksual dan perasaan tertarik, mengembangkan bentuk
intimasi yang baru dan mempelajari keterampilan mengatur
perilaku seksual untuk menghindari konsekuensi-konsekuensi
yang tidak diinginkan. Sehingga dapat disimpulkan
pengelolaan nafsu seksual adalah perkembangan anak dalam
pembentukan hubungan-hubungan yang matang dengan
Manfaat adanya pengelolaan nafsu seksual adalah siswa
dapat mengontrol dorongan seks yang dimiliki, siswa akan
tetap menyelesaikan sekolah dengan baik, dan lain
sebagainya. Apabila tidak ada pengelolaan nafsu seksual,
siswa tidak dapat menahan dorongan seks yang ada, siswa
bersikap tidak sopan, tidak bisa menggapai cita-cita yang
diharapkan karena siswa sudah melakukan hubungan seks
berakibat hamil sehingga siswa tidak memiliki masa depan
yang di inginkan.
5) Pemahaman diri
Menurut Schultz (1991:34), pemahaman diri adalah
pengenalan diri yang memadai, menuntut pemahaman tentang
hubungan atau perbedaan antara gambaran tentang diri yang
dimiliki seseorang dengan dirinya, menurut keadaan yang
sesungguhnya. Dapat disimpulkan pemahaman diri
merupakan pemahaman tentang diri sendiri, yang mempunyai
kelebihan dan kekurangan dalam diri sendiri, dan menyadari
bahwa setiap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki tidak
sama dengan kelebihan dan kekurangan orang lain. Dampak
apabila siswa tidak dapat memahami diri, siswa tidak mampu
mengembangkan bakat dan kemampuan yang ada karena
siswa tidak mengetahui bakat dan kemampuan yang ada
yang baik untuk diri sendiri. Manfaat dengan pemahaman
diri, siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang
ada dalam dirinya. Dengan kelebihan itu siswa dapat
mengembangkan lebih baik lagi, dan dengan kekurangan
yang dimiliki siswa dapat membuat kekurangan itu menjadi
kelebihannya.
b. Masalah sosial
Masalah sosial adalah masalah untuk mengalami relasi antar
pribadi dengan efektif dan membahagiakan. Masalah sosial ini
terpenuhi dengan cara membangun pergaulan yang sehat.
Bidang-bidang masalah sosial meliputi berbagai hal, yaitu sebagai berikut :
memiliki dan cinta, aktif kegiatan sosial, membangun pergaulan
keluarga, pergaulan dengan teman akrab, mampu bekerjasama.
1) Rasa memiliki dan cinta
Desmita (2009:64), mengatakan rasa memiliki dan cinta
adalah dorongan individu untuk mengadakan hubungan afeksi
atau ikatan emosional dengan orang lain, yang
diaktualisasikan dalam bentuk rasa memiliki dan dimiliki,
mencintai dan dicintai, rasa akan diakui dan diikutsertakan,
sehingga anggota kelompok merasa dirinya penting, rasa setia
kawan dan sebagainya.
Dengan demikian rasa memiliki dan cinta merupakan
rasa memiliki dan cinta merupakan prasyarat bagi
terwujudnya perasaan yang sehat. Manfaat apabila seseorang
mempunyai rasa memiliki dan cinta, setiap individu akan
mempunyai kepercayaan diri bahwa mereka akan diterima
oleh orang-orang yang penting bagi mereka. Jadi ketika orang
lain menolak mereka, mereka tidak merasa hancur. Bila
seseorang tidak ada rasa memiliki dan cinta maka setiap
individu tidak pernah merasakan cinta dan rasa memiliki,
oleh karena itu mereka tidak mampu menerima cinta. Dengan
demikian individu semacam ini lama-kelamaan akan belajar
untuk tidak mengutamakan cinta dan terbiasa dengan ketidak
hadiran cinta.
2) Aktif kegiatan sosial
Menurut Santrock ( 2003 : 23 ) aktif kegiatan sosial
adalah unit sosial atau pengelompokan manusia yang sengaja
dibentuk dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan
dilakukan dengan sukarela. Dengan demikian dapat
disimpulkan, kegiatan sosial merupakan aktivitas yang
dilakukan lebih dari satu orang, dengan melakukan aktivitas
untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Manfaat
kegiatan sosial bagi seseorang adalah mempunyai teman
akrab, hubungan sosial terjalin dengan baik, peduli terhadap
tentang tata karma pergaulan, tidak mudah tersinggung atau
sakit hati dalam berhubungan dengan orang lain. Dampak
apabila seseorang tidak ada kegiatan sosial adalah kurang
peduli terhadap orang lain, merasa tidak dianggap penting,
diremehkan, atau dikecam oleh orang lain, lamban menjalin
persahabatan, mudah tersinggung dan sakit hati dalam
berhubungan dengan orang lain, hubungan sosial terbatas,
dan lain sebagainya.
3) Membangun pergaulan keluarga
Desmita (2009:219), mengungkapkan keluarga
merupakan unit sosial terkecil yang memiliki peranan penting
dan menjadi dasar bagi perkembangan psikososial anak
dalam konteks sosial yang lebih luas. Sementara itu menurut
Mohamad Alli dkk (94;2004), keluarga merupakan
lingkungan utama yang sangat penting oleh unsur-unsur
keluarga seperti interaksi orang tua dengan anak, interaksi
antar keluarga, peran sosial dalam keluarga, karakteristik
anggota keluarga dan gangguan dalam keluarga akan
berpengaruh terhadap setiap anggota keluarga atau individu.
Membangun hubungan keluarga adalah interaksi antar semua
anggota keluarga dengan baik, sehingga perkembangan setiap
membangun pergaulan keluarga adalah saling menghargai
anggota keluarga, keluarga akan rukun, mendapat perhatian
dari anggota keluarga, diperlakukan adil oleh orang tua atau
anggota keluarga, tidak ada percekcokan dalam keluarga,
memiliki hubungan yang harmonis dengan kakak atau adik,
atau dengan semua anggota keluarga lainnya. Dampak
apabila seseorang tidak membangun pergaulan keluarga
adalah akan terjadi pertentangan atau percekcokan dalam
keluarga, hubungan dengan orang tua atau anggota keluarga
lainnya kurang harmonis, orang tua atau keluarga lainnya
terlalu berkuasa atau kurang memberikan kebebasan,
dicurigai oleh orang tua dan anggota keluarga lain, orang tua
tidak senang karena teman-teman datang ke rumah, tidak
betah dan ingin meninggalkan rumah karena keadaannya
sangat tidak menyenangkan dan lain sebagainya.
4) Pergaulan dengan teman akrab
Menurut Desmita (2009:255), pergaulan dengan teman
akrab adalah interaksi antara teman sebaya atau kelompok
yang memiliki minat dan nilai-nilai yang sama, yang dapat
mengerti dan membuatnya merasa aman, dan yang dapat
mempercayakan masalah-masalah, membahas hal-hal yang
tidak dapat dibicarakan dengan orang tua maupun guru.
Desmita, 2009:230), melalui hubungan dengan teman sebaya,
mereka belajar hubungan timbal balik yang simetris. Anak
mempelajari kejujuran dan keadilan melalui peristiwa
pertentangan dengan teman sebaya.
Hurlock (1980:215), mengatakan sosial remaja dapat dikelompokan
menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
a. Kelompok teman dekat. Remaja biasanya mempunyai dua
atau tiga orang teman dekat, atau sahabat karib. Mereka
memiliki jenis kelamin yang sama dan memiliki
kemampuan bakat serta minat yang sama.
b. Kelompok kecil. Kelompok kecil ini terdiri dari kelompok
teman-teman dekat. Pada mulanya hanya dengan sesama
jenis saja, tetapi lama-kelamaan kelompok kecil dengan
lawan jenis.
c. Kelompok besar. Kelompok ini terdiri dari beberapa
kelompok kecil dan kelompok teman dekat, berkembang
dengan meningkatnya minat.
d. Kelompok yang terorganisasi. Kelompok pemuda ini dibina
oleh orang dewasa yang dibentuk oleh sekolah atau
organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial
para remaja yang tidak mempunyai klik atau kelompok
e. Kelompok geng. Remaja yang tidak termasuk klik atau
kelompok besar dan merasa tidak puas dengan kelompok
yang terorganisasi mungkin mengikuti kelompok geng.
Anggota geng biasanya terdiri dari anak-anak sejenis dan
minat utama mereka adalah untuk menghadapi penolakan
teman-teman melalui perilaku antisosial.
Pergaulan dengan teman akrab merupakan interaksi
individu yang memiliki bakat, minat dan pemikiran yang
sama serta membuat mereka merasa nyaman untuk bertukar
pikiran. Manfaat pergaulan dengan teman akrab adalah dapat
berbagi suka dan duka, bertukar pikiran mengenai masalah
yang terjadi, mencoba sesuatu hal yang berbeda dengan
teman, pekerjaan yang berat dapat terasa ringan, dan lain
sebagainya. Dampak apabila tidak ada pergaulan dengan
teman akrab adalah seseorang akan merasa terisolasi, tidak
dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik, tidak dapat
menghasilkan pekerjaan yang optimal, semua masalah
dirasakan sendiri dan mengakibatkan stres, dan lain
sebagainya.
5) Mampu bekerja sama
Bekerja sama merupakan kegiatan yang dilakukan dua
orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama secara
tertentu. Dengan bekerja sama, pekerjaan atau aktivitas yang
dilakukan dapat terselesaikan dengan cepat dan bisa
mencapai tujuan yang diharapkan. Manfaat bekerja sama
akan mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja
lebih produktif, efektif, dan efisien, mendorong terciptanya
hubungan yang harmonis antar pihak terkait serta
meningkatkan rasa kesetiakawanan, meningkatkan semangat
kelompok dan lain sebagainya. Jika seseorang tidak bekerja
sama, tujuannya tidak akan tercapai sesuai yang diharapkan,
dia akan membutuhkan waktu yang lama dalam mencapai
sesuatu atau tugas.
c. Masalah belajar
Masalah belajar merupakan masalah-masalah yang dibutuhkan
seorang siswa untuk mencapai bidang studi. Masalah ini dapat
terpenuhi antara lain dengan cara mengembangkan cara belajar yang
tepat, memilih program studi yang sesuai, dan kecakapan mengatasi
berbagai kesulitan belajar yang ada. Ada berbagai bidang masalah
belajar, yaitu sebagai berikut.
1) Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah
Syaiful Bahri (2008:233), mengatakan setiap siswa
perlu melakukan penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah
agar dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dari guru
Manfaat penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah adalah
siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas pelajaran pada
waktunya, mudah dalam membuat catatan, yakin mendapat
hasil yang memuaskan, siap menghadapi ujian, dan lain
sebagainya. Dampak apabila siswa tidak ada penyesuaian
terhadap tugas-tugas sekolah adalah nilai akhir tidak sesuai
dengan yang diinginkan, mengalami masalah dalam belajar,
sukar memahami penjelasan guru, kurang berminat atau
kurang mampu mempelajari buku mata pelajaran dan lain
sebagainya.
2) Mampu memahami setiap pelajaran
Menurut Raymond (2004:93), memahami setiap
pelajaran merupakan cara membangkitkan tekad, ketekunan,
dan motivasi dalam diri siswa. Siswa dapat memahami
pelajaran yang ada bila memiliki ketekunan dan motivasi
dalam dirinya. Manfaat siswa memahami setiap mata
pelajaran adalah hasil belajar dan nilai-nilai mata pelajaran
akan memuaskan, mampu menerapkan cara belajar yang baik,
optimis saat mengerjakan ujian, dan lain sebagainya. Dampak
jika siswa tidak memahami setiap mata pelajaran adalah tidak
berminat mempelajari buku pelajaran, mengalami masalah
dalam menyelesaikan tugas, kesulitan dalam menerima
3) Menyelesaikan tugas tepat waktu
Desmita (2009:257) mengungkapkan menyelesaikan
tugas tepat waktu dilakukan dengan cara mempraktikkan cara
belajar yang baik dan memprioritaskan tugas yang ada
dibandingkan bermain atau melakukan hobi yang ada.
Manfaat bila menyelesaikan tugas tepat waktu adalah siswa
akan mendapatkan nilai yang diharapkan, mampu
menerapkan cara belajar yang baik, dan mudah dalam
menyusun makalah atau karya tulis. Bila tidak menyelesaikan
tugas tepat waktu, siswa akan sukar memahami pelajaran
yang sedang berlangsung, hasil tugas-tugas kurang
memuaskan, dan lain sebagainya.
4) Pengaturan waktu belajar
Menurut Raymond (2004:119), bila ada lebih dari satu
kegiatan yang akan dilakukan, lebih baik menuliskan dan
mengaturnya ke dalam beberapa urutan prioritas. Siswa harus
memastikan rencana tersebut dengan jelas, serta lebih
mendahulukan pekerjaan yang penting dan mendesak.
Pengaturan waktu belajar merupakan kegiatan penting dan
mendesak yang harus didahulukan agar dapat berjalan dengan
baik. Manfaat pengaturan waktu belajar bagi siswa adalah
siswa memiliki waktu belajar, selalu siap saat menghadapi
pengaturan waktu belajar, dia akan kekurangan waktu belajar,
tidak dapat menyelesaikan tugas, dan tidak konsentrasi saat
belajar.
5) Berprestasi
Menurut Alli, dkk (2004:80), perwujudan nyata dari
bakat dan kemampuan adalah prestasi, karena bakat dan
kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Perlu
ditekankan bahwa bakat masih bersifat potensial, jadi
seseorang yang berbakat belum tentu mampu mencapai
prestasi yang tinggi dalam bidangnya jika tidak mendapatkan
kesempatan untuk mengembangkan bakatnya secara
maksimal. Jika siswa memiliki kelebihan atau bakat dalam
pelajaran, dia dapat mengembangkannya secara maksimal
agar mendapatkan nilai di atas rata-rata kelas/berprestasi.
Manfaat yang dirasakan oleh siswa berprestasi adalah optimis
dengan kemampuan yang dimiliki, mampu memahami dan
menggunakan istilah bahasa asing, dan tidak takut
menghadapi ujian. Apabila siswa tidak memiliki prestasi, dia
akan merasa minder, tidak dapat menggapai apa yang
diinginkan, dan pesimis dengan apa yang dikerjakan.
d. Masalah Karier
Masalah karier adalah setiap masalah yang dirasakan individu
ditemukan saat proses pemilihan jenis pekerjaan yang sesuai,
mengembangkan sikap dan kemampuan sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dipilih. Individu juga perlu memperkaya diri dengan
berbagai informasi berkaitan dengan karier tersebut. Masalah karier
dibagi ke dalam berbagai bidang. Bidang-bidang masalah karir
tersebut yaitu sebagai berikut.
1) Mampu mengenal berbagai macam perguruan tinggi
Winkel (2004:198), mengatakan siswa memerlukan
bimbingan untuk mengetahui atau mengenal berbagai macam
perguruan tinggi yang ada agar dapat melanjutkan pendidikan
yang sesuai dengan bakatnya. Melalui bimbingan ini siswa
berkesempatan untuk memperbesar peluang memasuki
lapangan pekerjaan tertentu sesuai dengan jurusan atau
profesi yang dimiliki. Manfaat mengenal berbagai macam
perguruan tinggi adalah siswa mengetahui bakat yang sesuai
dengan dirinya, mampu merencanakan masa depan, yakin
memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang
diambil, dan lain sebagainya. Bila siswa tidak mampu
mengenal berbagai perguruan tinggi, dia akan kurang yakin
terhadap kemampuan pendidikan sekarang ini, takut akan
bayangan masa depan, belum mengetahui bakatnya sendiri
2) Mencari informasi mengenai berbagai macam pekerjaan
Winkel (2004:676), mengungkapan siswa Sekolah
Menengah Atas perlu dibantu untuk lebih mengenal dunia
kerja. Guru atau orang dewasa lainnya perlu membantu siswa
untuk mampu membuat pilihan karier secara bijaksana dan
bertanggung jawab, serta mengimplementasikan pilihannya
dalam suatu rencana persiapan jangka waktu pendek dan
panjang. Dengan mencari informasi mengenai berbagai
macam pekerjaan, siswa akan lebih mengenal dunia kerja
apabila akan melanjutkan ke dunia pekerjaan dengan
memperhatikan kualitas dirinya, siswa memiliki pengetahuan
yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk-beluknya,
yakin akan kemampuan yang dimiliki, dapat mengikuti
kegiatan kursus yang menunjang proses pencarian pekerjaan,
dan lain sebagainya. Bila siswa tidak memiliki informasi
mengenai pekerjaan, dia akan bingung memikirkan dan
memilih pekerjaan, khawatir kalau pekerjaan yang dijabatnya
nanti tidak memberikan penghasilan mencukupi, dan
mengalami masalah karena membanding-bandingkan
pekerjaan yang layak atau tidak layak untuk dijabat.
3) Mampu mengenali bakat
Alli (2004:78) mengungkapkan siswa perlu mengenali
masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Bakat
merupakan potensi yang masih memerlukan ikhtiar
pengembangan dan latihan khusus serta sistematis agar dapat
terwujud. Manfaat siswa dapat mengenali bakatnya adalah
mereka akan yakin pada kemampuan yang dimiliki sehingga
dapat sukses dalam bekerja, selalu mengikuti pelatihan yang
sesuai dengan bakatnya agar mendapatkan pekerjaan yang
sesuai, dan mampu merencanakan masa depan dengan
mengenal bakat dalam diri. Bila siswa tidak dapat mengenali
bakat dalam dirinya, dia akan cemas menjadi pengangguran
setamat pendidikan, tidak yakin dengan kemampuan yang
dimiliki, dan tidak dapat mengembangkan apa yang ada
dalam dirinya sendiri.
4) Mempunyai cita-cita
Cita-cita adalah sebuah harapan yang dibangun di atas
keyakinan yang kuat dan diupayakan pencapaiannya melalui
perencanaan yang matang dan kerja keras. Cita-cita adalah
motivasi yang tumbuh dalam diri untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu demi terwujudnya sebuah harapan.
Harapan itu tidak lain adalah keyakinan yang ingin dicapai.
Modal utama yang harus ada pada orang yang memiliki
cita-cita adalah keyakinan yang sungguh-sungguh, sistematis, dan
tujuan dalam hidup, memikirkan masa depan, dan
mempunyai keyakinan untuk mencapai sesuatu. Namun bila
siswa tidak mempunyai cita-cita, dia akan merasa tidak
memiliki pandangan masa depan dan tidak memiliki motivasi
untuk mendapatkan sesuatu hal.
5) Siap memasuki lapangan kerja
Menurut (Santrock, 2009:491), guru perlu memberikan
pengalaman pada siswa dalam hal pelatihan sebelum kerja,
magang, dan berbisnis. Pengalaman-pengalaman itu akan
memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh
pengalaman kerja, berhadapan dengan pengawas,
menghubungkan pelatihan akademis mereka dengan jenis
pekerjaannya, menyiapkan siswa memasuki lapangan
pekerjaan, dan memberikan kesempatan untuk dapat bersaing
dengan orang-orang yang lebih dahulu masuk dalam dunia
kerja. Bila siswa tidak siap memasuki lapangan pekerjaan, dia
tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tidak
dapat bekerja sama dengan pekerja lain, dan lain sebagainya.
B. Keterkaitan antara Masalah dan Perkembangan Remaja
Menurut Yusuf (2004:15), perkembangan remaja adalah
perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
berkesinambungan, baik menyangkut fisik maupun psikis. Sistematik
berarti perubahan fisik dan psikis saling mempengaruhi dan sinergik.
Progresif berarti perubahan yang bersifat maju, meningkat, dan
mendalam secara kuantitatif maupun kulitatif. Sementara itu
berkesinambungan berarti perubahan berlangsung secara beraturan atau
berurutan.
Menurut Rumini dan Sundari (2004:53), masa remaja adalah masa
peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, perkembangan remaja
adalah perubahan-perubahan yang dialami pada masa peralihan dari masa
anak menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang mengalami
perkembangan dalam aspek fisik maupun psikis serta berlangsung secara
sistematik, progresif, dan berkesinambungan.
Menurut Yusuf ( 2004 : 184 ) perkembangan remaja dapat dibagi
menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut.
1. Masa remaja awal (12-15 tahun)
Masa remaja awal ditandai dengan munculnya sifat-sifat
negatif seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, dan pesimistik.
Secara garis besar sifat-sifat negatif tersebut dapat diringkas menjadi
sebagai berikut.
a. Negatif dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun
b. Negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri
dari masyarakat maupun dalam bentuk agresif terhadap
masyarakat.
2. Masa remaja madya (15-18 tahun).
Pada masa ini dalam diri remaja mulai tumbuh dorongan untuk
hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan
menolongnya. Remaja terdorong untuk mencari sesuatu yang dapat
dipandang bernilai dan pantas dijunjung tinggi. Proses terbentuknya
pendirian hidup dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai
kehidupan.
3. Masa remaja akhir (19-22 tahun).
Individu yang berada pada tahap remaja akhir sudah mampu
menentukan pendirian atas jalan hidupnya. Pada tahap ini
tugas-tugas perkembangan masa remaja sudah terpenuhi jadi mereka siap
memasuki masa dewasa.
Masalah yang tidak terpenuhi cenderung membuat remaja
menjadi putus asa dan depresi, sedangkan masalah - masalah yang
terpenuhi secara memadai akan mendatangkan keseimbangan dan
keutuhan integritas pribadi. Kebutuhan-kebutuhan yang ada pada diri
remaja sangat berkaitan dengan perkembangan mereka. Tidak
terpenuhinya salah satu dari masalah - masalah mendasar seperti
masalah jasmani dapat mengarah pada beberapa macam penyakit
masalah cinta individu tidak terpenuhi, seseorang menjadi defensif,
terlalu agresif, atau canggung di lingkungan sosial. Individu yang
kurang penghargaan diri akan mengalami keraguan diri, tidak
menghargai diri sendiri, dan kurang rasa percaya diri. Setiap masalah
pribadi, sosial, belajar, dan karir saling berkaitan. Sebagai contoh,
ketika masalah cinta seseorang tidak dapat terpenuhi, mereka
menjadi sakit dan terhambat untuk memperoleh kesehatan
psikologis. Nilai belajar akan mempengaruhi sosial dan karir
seseorang, jadi ketika siswa mendapatkan nilai jelek saat ujian, dia
akan malu pada teman-teman sekelas dan lingkunganya. Karena
masalah itu siswa akan ragu dan tidak percaya diri untuk menggapai
apa yang diinginkan atau dicita-citakan karena terhambat dengan
nilai belajar.
C. Usaha Bimbingan dan Konseling untuk Memperlancar Pemenuhan Masalah Siswa
Kegiatan bimbingan di Sekolah Menengah Atas umumnya dilaksanakan
secara klasikal. Bimbingan mengandung arti bantuan atau pelayanan, artinya
bimbingan itu terjadi karena adanya kesukarelaan dari pembimbing dan yang
dibimbing. Winkel (1997: 66) mengatakan bahwa bimbingan adalah proses
membantu orang-orang untuk memahami dirinya dan dunianya. Senada
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan diri
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
Winkel (1997: 67) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan
diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga
serta masyarakat. Ini berarti bahwa bimbingan itu dilaksanakan dalam rentang
waktu yang relatif panjang, tidak hanya sepintas, sewaktu-waktu, tetapi
dilakukan secara sistematis, terencana dan memiliki program.
Dengan demikian dapat disimpulkan guru pembimbing memberikan
bimbingan dalam kelas dalam bentuk kelompok dengan jangka waktu satu
tahun atau satu semester. Materi bimbingan menyangkut empat bidang
bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Winkel (2004 : 270-304 ) mengungkapkan guru pembimbing dapat
memperlancar pemenuhan masalah siswa dengan berbagai cara seperti :
1. Asesmen , yang meliputi :
a. Wawancara informasi
Wawancara informasi adalah alat pengumpul data untuk
memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.
b. Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang ditulis oleh siswa mengenai
riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup dapat
kehidupannya saja. Sebagai alat pengumpul data otobiografi sangat
berguna karena, di samping diceritakan berbagai kejadian penting dimasa
lalu, terungkapkan juga pikiran dan perasaan subyektif tentang kejadian
yang disebut.
c. Skala penilaian
Skala penilaian merupakan sebuah daftar yang menyajikan semua
sifat atau sikap sebagai butir atau item. Pada setiap butir harus dijelaskan
sampai berapa jauh subyek yang dinilai memiliki sifat atau sikap itu.
d. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data
tentang jaringan hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran
kecil sampai sedang (10-50), berdasarkan prefensi antara anggota
kelompok satu sama lain. Prefensi pribadi dinyatakan dalam kesukaan
untuk berada bersama dengan beberapa anggota kelompok dalam
melakukan kegiatan tertentu, atau dinyatakan dalam ungkapan perasaan
terhadap anggota-anggota kelompok yang lepas dari kegiatan tertentu.
e. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah bertujuan lebih mengenal lingkungan hidup siswa
sehari-hari, bila informasi yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh melalui
angket atau wawancara informasi. Mungkin juga guru pembimbing
mengadakan kunjungan rumah khusus untuk membicarakan kasus
f. Kartu pribadi
Kartu pribadi merupakan aplikasi dari penyusunan suatu arsip
yang memuat data penting tentang sesorang. Dalam rangka pelayanan
bimbingan di sekolah kartu pribadi berarti suatu seri catatan tentang
masing-masing siswa yang disusun selama beberapa tahun dan memuat
data yang signifikan untuk keperluan bimbingan.
2. Memberikan layanan bimbingan yang sesuai dengan masalah yang
sedang dirasakan siswa.
33
Bab ini membahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian,
antara lain jenis penelitian, subjek penelitian, instrument penelitian, dan teknik
pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan metode survei. Furchan (2004:415-418) mengatakan bahwa penelitian
deskriptif dengan metode survei dirancang untuk memperoleh informasi
dengan mengumpulkan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif
besar jumlahnya.
Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran tentang kebutuhan para siswa/siswi kelas XI SMA BOPKRI SATU
Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah para siswa kelas XI SMA BOPKRI
SATU Yogyakarta Tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 9 kelas yaitu XI
IPA1, 15 siswa, XI IPA2, 16 siswa, XI IPA3, 15 siswa, XI IPA4,16 siswa, XI
IPS1, 22 siswa, XI IPS2, 17 siswa, XI IPS3, 20 siswa, XI IPS4, 19 siswa, XI
Bahasa, 13 siswa. Siswa yang tidak hadir saat diadakan survei sejumlah 34
C. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner Masalah Siswa
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner kebutuhan para Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2010/2011 dalam bentuk tertutup. Furchan (2004:260)
mengatakan bahwa kuesioner dalam bentuk tertutup berisi
pernyataan-pernyataan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pernyataan-pernyataan tersebut.
Instrumen penelitian ini memuat 80 butir pernyataan berdasarkan
prinsip-prinsip Likert Sumating Rating Scale yang dilengkapi dengan empat
opsi atau alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Kurang Sesuai,
dan Tidak Sesuai. Pada skala ini opsi netral tidak disertakan untuk
mengurangi kecenderungan responden dalam memberikan jawaban yang
netral dan untuk meningkatkan variabilitas respons. Norma penilaian yang
berlakukan terhadap pengolahan data yang dihasilkan ditentukan sebagai
berikut: Sangat Sesuai= 1; Sesuai = 2; Kurang Sesuai= 3; dan Tidak
Sesuai= 4 untuk pernyataan positif (Favorable Item) dan pernyataan negatif
(Unfavorable Item). Total skor setiap responden adalah hasil penjumlahan
skor dari seluruh item yang tersedia dan dijadikan sebagai data olahan
Tabel 1
Kisi-kisi Skala Masalah Siswa
No Kebutuhan Siswa
Indikator Item Positif
Item Negatif
1. Pribadi Kerohanian 1,21 41,61
Belum mampu merawat jasmani.
42,62 2,22
Belum mampu mengisi waktu luang.
3,23 43,63
2 Sosial Kurang memiliki cinta dan rasa memiliki.
46,66 6,11
Tidak aktif dalam kegiatan sosial.
7,27 47,67
Kurang membangun pergaulan keluarga.
48,68 8,28
Kurang bergaul dengan teman akrab.
9,29 49,69
Belum mampu bekerja sama.
50,79 10,30
3 Belajar Kurang mampu
menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
26,31 51,71
Kurang mampu memahami setiap mata pelajaran.
mencapai prestasi yang memuaskan.
4 Karier Belum mampu
Belum siap memasuki lapangan pekerjaan .
60,80 20,40
Jumlah item favorable dan unfavorable 40 40
TOTAL ITEM 80
2. Validitas kuesioner
Validitas menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2008:5).
Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini adalah validitas isi
(content validity). Validitas isi adalah validitas yang
mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan
tujuan dan deskripsi masalah yang akan diteliti (Nurgiyantoro,
2009:338). Validitas isi dilaksanakan dengan jalan memeriksa
kesesuaian item-item dengan indikator aspek yang akan diukur,
yaitu aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier.
Pemeriksaan keterpenuhan validitas isi didasarkan pada
pertimbangan yang dilakukan secara terpisah oleh seorang ahli
(expert judgement) guna menelaah kualitas konstruk secara logis
setiap butir item pernyataan kuesioner skala kebutuhan siswa, yang
tepat/sesuai dengan konstruk kisi-kisinya (Nurgiyantoro,
2009:339).
Hasil telaah ahli dilengkapi dengan uji empirik untuk
memeriksa keterpenuhan kriteria konsistensi internal setiap item
terhadap aspeknya. Teknik uji yang digunakan adalah dengan cara
mengorelasikan skor-skor item terhadap skor-skor aspek melalui
pendekatan analisis korelasi Pearson Product Moment. Formulasi
yang digunakan dalam analisis konsistensi internal butir item
adalah sebagai berikut:
XY
r = korelasi skor butir dengan skor-skor aspek
N = jumlah subyek
X = skor butir
Y = skor total per aspek
Pemeriksaan konsistensi internal dalam uji menggunakan program
komputer SPSS.
3. Reliabilitas kuesioner
Reliabilitas menunjukkan pengertian apakah sebuah
instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten
dari waktu ke waktu (Nugiyantoro, 2009:341). Jadi kata kunci
konsistensi dan keajegan atau tidak berubah-ubah. Pendekatan yang
digunakan untuk memeriksa reliabilitas kuisioner pada penelitian
ini adalah teknik belah dua gasal-genap (split half). Bagian pertama
berupa item bernomor gasal dan bagian kedua berupa
item-item bernomor genap.
Perhitungan indeks reliabilitas kuisioner kebutuhan para
siswa dihitung menggunakan program komputer SPSS dengan cara
menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor item genap
dengan menggunakan teknik Product Moment dari Pearson. Hasil
perhitungan Product Moment gasal genap kemudian dikoreksi
dengan formula Spearman-Brown sebagai berikut:
tt
r = koefisien reliabilitas seluruh instrumen
gg
r = koefisien korelasi skor belahan gasal-genap
Hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford (dalam
Masidjo, 2006:72) sebagai berikut:
Tabel 2
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1. 0,91 - 1,00 Sangat Tinggi
2. 0,71 – 0,90 Tinggi
3. 0.41 – 0,70 Cukup
4. 0,21 – 0.40 Rendah
4. Pengembangan instrumen
a. Telaah ahli (expert judgement) terhadap kuesioner
Penelaahan butir-butir pada instrumen dilakukan oleh dosen
pembimbing skripsi yaitu Br. Y. Triyono,S.J,S.S.,M.S. dan
koordinator Bimbingan dan Konseling SMA BOPKRI SATU
Yogyakarta, yaitu Dra. Tyas Rahwinarni. Berdasarkan hasil
penelaahan terhadap instrumen, hasil yang diperoleh perlu
diperbaiki agar setiap butir pernyataan yang dibuat berisi kalimat
yang efektif sehingga mudah dipahami dan butir yang dibuat secara
logis tepat/sesuai dengan konstruk kisi-kisinya.
1) Hasil rekam proses telaah instrumen oleh Br. Y. Triyono, S.J,
S.S., M.S.
Masukan dan saran terhadap pengembangan instrumen:
(a)Pada butir pernyataan hendaknya tidak bermakna ganda.
(b)Butir pernyataan hendaknya tidak menggunakan kata-kata
yang menggiring subjek ke arah alternatif jawaban yang
tersedia, misalnya kata hanya, saja, dan selalu.
(c)Butir pernyataan hendaknya dirumuskan dengan kalimat
efektif sehingga subjek mudah memahami.
(d)Butir pernyataan dirumuskan dengan arti yang sederhana dan
tepat pada sasaran.
(e)Indikator dan aspek pada kisi-kisi instrumen dibuat ke arah
(f)Indikator yang mengandung makna sama diringkas menjadi
satu indikator yang lebih jelas.
(g)Peneliti lebih memahami maksud dari tiap aspek dan
indikator sehingga butir yang dirumuskan tidak menyimpang
dari konstruknya.
(h)Judul kuesioner dicantumkan.
2) Hasil rekam proses telaah instrumen oleh Dra. Tyas Rahwinarni
adalah diminta memperbaiki kalimat dan kata yang kurang
efektif pada instrumen.
3) Perbaikan dan pengembangan instrumen setelah memperhatikan
masukan dari para ahli.
Peneliti memperbaiki kalimat pada butir-butir instrumen bersama
koordinator. Item tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3
Hasil Item Perbaikan No
item
Item yang diperbaiki Perbaikan
47 Saya mampu menjalin relasi
secara enak, dengan orang yang baru saja saya kenal
Saya mampu menjalin relasi secara nyaman, dengan orang yang baru saja saya kenal
Dari hasil penelaahan para ahli serta pengembangan dan
perbaikan terhadap instrumen, instrumen dinyatakan siap untuk diuji
coba kepada subyek yang telah ditentukan karena sudah sesuai dengan
b. Uji empirik terhadap kuesioner
1) Validitas kuesioner
Setelah dilakukan uji coba terhadap instrumen (uji empirik)
kepada siswa kelas XI SMA Bentara Wacana Muntilan pada Selasa, 5
Oktober 2010, peneliti memperoleh hasil perhitungan konsistensi
internal butir pada setiap aspek menggunakan rumus Pearson Product
Moment dengan jumlah subjek (N) 48.
Hasil perhitungan tersebut diperiksa konsistensinya dengan
menggunakan program komputer SPSS. Menurut Azwar (1999:65),
keputusan ditetapkan berdasarkan kriteria pemilihan item berdasar
korelasi item, biasanya digunakan batasan 0,30. Semua item mencapai
koefisien minimal 0,30 dianggap memenuhi atau tinggi. Sementara
itu, item yang kurang dari 0,30 dianggap item yang rendah dan tidak
memenuhi konsistensi internal, oleh sebab itu item tersebut akan
diputuskan untuk didrop. Dari hasil pemeriksaan konsistensi butir
terhadap aspek, peneliti mendapat 25 dari 80 butir pada kuisioner
yang dinyatakan gugur atau tidak valid sehingga item di drop karena
hasil perhitungan korelasi menunjukkan < 0,30.
2) Reliabilitas kuesioner
Dari data hasil uji coba (empirik) kepada siswa kelas XI SMA
Bentara Wacana Muntilan pada Selasa, 5 Oktober 2010, peneliti
memperoleh perhitungan koefisien reliabilitas dari seluruh instrumen
perhitungan 0,941 dikonsultasikan ke kriteria Guilford. Berdasarkan
kriteria Guilford, hasil perhitungan tersebut disimpulkan bahwa
koefisien reliabilitas kuesioner masuk dalam kategori sangat tinggi.
D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Persiapan dan pelaksanaan
Peneliti melakukan pengolahan data dengan beberapa tahap.
Tahap-tahap tersebut adalah:
a. Menyusun instrumen/skala tentang kebutuhan siswa.
b. Menentukan responden, yaitu para siswa kelas XI SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta.
c. Pengujian instrumen oleh seorang ahli yang dilakukan oleh
koordinator SMA BOPKRI 1 Bimbingan dan Konseling pada
Senin, 4 Oktober 2010.
d. Pengujian empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner
yang dilakukan kepada siswa kelas XI SMA Bentara Wacana
Muntilan pada Selasa, 5 Oktober 2010.
e. Menganalisis data uji empirik terhadap validitas dan
f. Pengambilan data yang dilakukan kepada para siswa kelas XI
SMA BOPKRI Satu Yogyakarta pada Selasa, 9 Oktober;
Kamis, 11 Oktober; Jumat 12 Oktober; dan Sabtu, 13 Oktober
2010 dengan membagikan kuesioner kepada responden.
g. Melakukan analisis data yang terkumpul.
Tabel 4
Tabel Kisi-kisi Item yang Valid Sebagai Item Final No Aspek
Kebutuhan Siswa
Indikator Nomor Item Jumlah
Favorable Unfavorable
Kurang mengelola nafsu seksual
57 58 2
Kurang memahami diri.
5,25 45 3
2 Sosial Kurang memiliki cinta dan rasa memiliki.
46 11 2
Tidak aktif dalam kegiatan sosial.
27 67 2
Kurang membangun pergaulan keluarga.
3 Belajar Kurang mampu menyelesaikan
tugas-tugas sekolah tugas tepat waktu
33 53,73 3
Kurang mencari informasi berbagai
Belum mempunyai cita-cita
2. Teknik analisis data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah:
a. Memeriksa keabsahan administratif hasil jawaban responden
untuk diolah lebih lanjut.
b. Memberi skor setiap alternatif jawaban. Alternatif jawaban,
Sangat Sesuai= 1, Sesuai = 2; Kurang Sesuai = 3; dan Tidak
Sesuai = 4 untuk pernyataan positif dan sebaliknya untuk
c. Membuat tabulasi data, menghitung skor total dari
masing-masing item kuesioner dan skor rata-rata butir.
d. Memeriksa validitas dan reliabilitas kuesioner skala kebutuhan
para siswa dengan cara :
1) Menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor
item genap menggunakan Product Moment dari Pearson
melalui program komputer SPSS.
2) Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner skala kebutuhan
siswa kelas XI SMA BOPKRI Satu Yogyakarta Tahun
Ajaran 2010/2011 menggunakan rumus Spearman-Brown
melalui program komputer SPSS.
3) Menghitung koefisien validitas kuesioner kebutuhan para
siswa kelas XI SMA BOPKRI Satu Yogyakarta Tahun
Ajaran 2010/2011 menggunakan Product Moment dari
Pearson melalui program komputer SPSS
4) Mengategorisasikan item-item menurut Azwar
(2009:107-109) dengan berdasar pada mean teoretisnya yang
terdistribusi menurut model normal, yang terbagi atas enam
bagian atau enam satuan deviasi standar yaitu, tiga bagian
berada di sebelah kiri mean (bertanda negatif) dan tiga
bagian berada di sebelah kanan mean (bertanda positif).
Pada penelitian ini skala terdiri dari 55 butir yang setiap
butirnya diberi skor Sangat Sesuai = 4, Sesuai = 3; Kurang
Sesuai = 2; dan Tidak Sesuai = 1. Skor minimum skala
sebarannya adalah 4 – 1 = 3, dengan demikian setiap satuan
deviasi standar (sd) teoritis bernilai 3/6 = 0,5. Mean
teoretisnya (x) adalah 2
4 1+
= 2,5. Berdasarkan nilai-nilai
tersebut dan berpedoman pada kriteria Azwar
(2009:107-109), penggolongan item-item dimasukkan ke dalam 3
kategori diagnosis survei kebutuhan para siswa seperti pada
tabel berikut
Kategori Survei Masalah Para Siswa Tabel 5
No Formula Kriteria Rerata skor
Kategori Kebermaknaan tentang kebutuhan pelayanan BK
1. [x+1,0(sd)] ≤ X 3,01-4,00 Tinggi Sangat perlu diberi bimbingan
dengan topik-topik bimbingan yang terindikasi skor tinggi agar kebutuhan siswa dapat terpenuhi 2. [x-1,0(sd)] ≤ X <
[x+1,0(sd)]
2,01-3,00 Sedang Perlu diberikan bimbingan
dengan tema-tema bimbingan yang terindikasi capaian skornya cukup sehingga kebutuhan yang diharapkan dapat terpenuhi
3. X < [x-1,0(sd)] 1,00-2,00 Rendah Perlu mendapat layanan
bimbingan fungsi pengayaan terkait dengan tema-tema yang terindikasi pencapaian skor rendah sehingga siswa mampu tetap memenuhi kebutuhan mereka.
Keterangan :
X : Rata-rata skor total dan butir subjek x : Mean teoretis
47
Bab ini memamparkan jawaban atas rumusan masalah, yaitu: masalah -
masalah manakah yang paling tinggi dirasakan siswa kelas XI SMA BOPKRI
Satu Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011? Dan topik-topik bimbingan klasikal apa
saja yang sesuai bagi siswa kelas XI SMA BOPKRI Satu Yogyakarta berdasarkan
kebutuhan-kebutuhan yang paling tinggi?
A. Hasil Penelitian
1. Masalah - masalah manakah yang paling tinggi dirasakan siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011?
Dalam penelitian survei masalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 1
Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011, peneliti menggunakan perhitungan
menurut Azwar (2009:107-109) untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan
yang paling tinggi dirasakan siswa SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
berdasarkan tingkatan item-item. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa
masalah - masalah siswa sesuai dengan aspek-aspek masalah. Aspek-aspek
Tabel 6
Sebaran Item-item Berdasarkan Kategori Masalah - masalah yang Dirasakan Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran
2010/2011
Kategori Aspek-aspek masalah siswa berdasarkan item
Pribadi Sosial Belajar Karier
Tinggi 2,3,4,14,15,3 0,39,40,44,45 .
6,19 7,8,20,22,23,3 5,37,38,49,50
9,10,11,13,26, 41,55
Sedang 1,29,31,43 5,16,17,18,32, 33,34,46,47,54
21,36,48. 12,24,25,27,2 8,42,51,52,53
Rendah - - - -
Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar masalah siswa kelas XI SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 berada pada kategori tinggi
dan sedang jadi banyak siswa yang masalahnyanya belum terpenuhi dalam
aspek pribadi, belajar, karier, dan sosial. Dari hasil tersebut dapat dipastikan
bahwa siswa membutuhkan perhatian dan pendampingan yang baik serta
efektif dari guru BK dan orang tua.
2. Butir-butir Masalah Siswa yang Belum Terpenuhi pada Diri para Siswa Hasil dari penelitian masalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 1
Tabel 7
Kategori Masalah - masalah yang Tinggi Dirasakan Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011
Kategori Aspek No item
Pernyataan Skala Kebutuhan Siswa Rerata
Tinggi Pribadi 2 Saya memiliki pola makan teratur 3,13
3 Saya tidak mengisi waktu luang
dengan baik atau sungguh-sungguh
3,02
4 Saya belum mampu mengetahui
kelebihan yang saya miliki
3,12
14 Kondisi badan saya selalu sehat 3,21
15 Saya membenci kekurangan yang
ada dalam diri saya
3,16
30 Saya mengisi waktu luang dengan
sesuatu yang bermanfaat
3,04
39 Saya belum dapat membatasi waktu
dalam bergaul teman lawan jenis
3,06
40 Saya tahu batas waktu bergaul
dengan teman lawan jenis
3,1
44 Kondisi badan saya tidak sehat 3,1
45 Saya melakukan kegiatan sesuai
jadwal yang saya lakukan
3,06
Belajar 7 Saya membuat jadwal belajar untuk
mempelajari setiap bahan mata pelajaran
3,1
8 Saya memiliki waktu belajar yang
cukup
3,2
20 Saya belum mampu menyelesaikan
tugas tepat pada waktunya
3,01
22 Saya tidak bisa menyelesaikan
tugas dengan memuaskan
3,22
23 Saya dapat mengatur jadwal belajar
dengan baik
3,02
35 Nilai tugas sekolah saya
memuaskan
3,06
37 Waktu belajar saya sangat sedikit 3,13
38 Saya mengerjakan ulangan dengan
mudah
3,05
49 Saya menyelesaikan tugas dengan
memuaskan
3,02
50 Saya tidak takut saat mengahadapi
ulangan
3,05