• Tidak ada hasil yang ditemukan

Survei masalah siswa kelas XI SMA BOPKRI I Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 sebagai dasar penyusunan materi program bimbingan klasikal - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Survei masalah siswa kelas XI SMA BOPKRI I Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 sebagai dasar penyusunan materi program bimbingan klasikal - USD Repository"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Marlina Elida Wati Sidabalok 061114020

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

  i

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Marlina Elida Wati Sidabalok 061114020

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

  iv kemenangan. ( Yesaya 41 : 10 )

Kau harus percaya bahwa masa depan akan berjalan sebagaimana mestinya, semua hidup sudah di perhitungkan. ( Step Up 3 )

PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk:

K. Sidabalok dan R. Siregar tercinta

Kakak, abang dan adik tersayang

Julius Juliawan Wartakusumah

(6)

  v

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 April 2011

Penulis

(7)

  vi

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Marlina Elida Wati Sidabalok

Nomor Mahasiswa : 061114020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

SURVEI MASALAH SISWA KELAS XI SMA BOPKRI SATU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN MATERI PROGRAM BIMBINGAN KLASIKAL

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 7 April 2011

Yang menyatakan

(8)

  vii

Marlina Elida Wati Sidabalok Universitas Sanata Dharma

2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) masalah - masalah paling tinggi yang dirasakan siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011, (2) topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai bagi siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta berdasarkan masalah - masalah yang paling tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi dengan metode survei.

Instrumen penelitian yang dipakai adalah Kuesioner masalah Siswa dengan jumlah item 80 yang mencakup empat aspek masalah yaitu: (1) aspek pribadi, (2) aspek sosial, (3) aspek belajar, (4) aspek karir. Validitas instrumen diperiksa dengan pendekatan pertimbangan pakar dan dilanjutkan dengan analisis korelasi Pearson Product Moment guna pemeriksaan konsistensi internal item dengan menggunakan program SPSS. Reliabilitas instrumen diperiksa dengan menggunakan pendekatan teknik belah dua gasal-genap (split-half). Penghitungan reliabilitas instrumen menggunakan program SPSS guna menghitung koefisien korelasi gasal genap dengan teknik Pearson Product Moment, dan hasilnya dikoreksi dengan formula Spearman-Brown. Hasil perhitungan reliabilitas 0,94, kemudian dikonsultasikan ke kriteria Guilford dan disimpulkan masuk dalam kategori sangat tinggi.

Subyek penelitian adalah para siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 sejumlah 183 siswa yang terdiri dari sembilan kelas. Namun pada saat pengambilan data, siswa yang hadir berjumlah 149 siswa, 34 siswa absen dan tidak dijadikan subjek penelitian karena jumlah subjek penelitiannya sudah cukup besar. Penelitian dapat dilakukan jika subjek yang di teliti minimal 40 siswa, sehingga 149 siswa sudah dapat mewakilkan subjek penelitian yang ada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 berada pada taraf tinggi dan sedang sehingga perlu ada perhatian yang baik dan efektif dari guru pembimbing dan pihak sekolah. Masalah siswa yang termasuk dalam kategori tinggi terdiri dari 29 item yang meliputi berbagai aspek yaitu : masalah pribadi 10 item, belajar 10 item, karir 7 item dan sosial 2 item.

(9)

  viii

SCHOOL YEAR 2010/2011 AS THE BASIS FOR COMPOSING CLASSROOM GUIDANCE PROGRAM MATERIAL

Marlina Elida Wati Sidabalok Sanata Dharma University

061114020

The study aimed to know (1) the most frequently encountered problems by class XI students of BOPKRI I Senior High School Yogyakarta, School Year 2010/2011; (2) topics for classroom guidance topics which are appropriate for these students based on the most frequently encountered problems. This study is a descriptive study and used survey method.

The instrument used in this study was Problems Encountered by Students Questionnaire which consisted of 80 items. This questionnaire covered four aspects namely, (1) personal aspect, (2) social aspect, (3) academic aspect and (4) career aspect. The validity of the instrument was done by experts judgment. The internal consistency of the items was examined using Pearson Product Moment correlation. The reliability coefficient is 0.94, which belongs to the very high level of reliability according to Guilford criteria. All of the calculations were carried out using SPSS.

The subjects of this study were class XI students of BOPKRI I Senior High School Yogyakarta, School Year 2010/2011. The total number of the population were 183 students. However, at the time of data collection, 34 students were absent and therefore were not involved in this study. The number of students involved in this study was 149 students and was considered enough to represent the population. The results showed that there were some problems encountered by these students in high and moderate category and therefore need to be noticed by the counselors and the school. The high category problems encountered by these students consisted of 29 items and covering various aspects as followed: 10 items were on personal problems, 10 items were on academic problems, 7 items were on career problems, and 2 items were on social problems.

(10)

  ix

Skripsi ini berjudul “Survei Masalah Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 Sebagai Dasar Penyusunan Materi Program Bimbingan Klasikal”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Penulis banyak mendapatkan pengalaman selama proses penyelesaian skripsi ini. Baik pengalaman menyenangkan ataupun kurang menyenangkan, namun semua pengalaman itu merupakan pelajaran yang berharga bagi perkembangan diri penulis.

Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah bersedia membimbing, membantu dan selalu memberikan dorongan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang menjadi kekuatan dan teladan utama untuk terus dan terus berkarya untuk menyelesaikan skripsi ini.

(11)

  x

4. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama ini sehingga berguna bagi penulis.

5. Ani Hartanti, S.Pd. Kepala Sekolah SMA Kristen Bentara Wacana Muntilan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan uji coba instrumen penelitian.

6. Drs. Priyanto. Kepala Sekolah SMA BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian kepada para siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta.

7. Dra. Tyas Rahwinarni. Koordinator Bimbingan dan Konseling SMA BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam proses pengambilan data di sekolah terhadap para siswa kelas XI.

8. Para Siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

9. K.Sidabalok, R.Siregar selaku kedua orangtuaku, kakak dan adik ku yang telah mendukung dan membantu penulis selama skripsi. Trimakasih juga karena telah memberikan fasilitas bagi penulis selama menjalani studi. 10. Julius Juliawan Wartakusumah yang kukasihi yang telah memberikan

(12)

  xi

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini. Dengan segala segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis memilki harapan yang besar semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Penulis

(13)

  xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 5

BAB II: LANDASAN TEORI A. Pengertian Masalah ... 7

1. Arti Masalah ... 7

2. Macam-macam Masalah ... 8

3. Aspek-aspek Masalah ... 8

B. Keterkaitan antara Masalah dan Perkembangan Remaja ... 26

(14)

  xiii

1. Kuesioner Masalah Siswa ... 34

2. Validitas Kuesioner ... 36

3. Reliabilitas Kuesioner ... 37

4. Pengembangan Instrumen ... 39

D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 42

1. Persiapan dan Pelaksanaan ... 42

2. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 47

B. Pembahasan ... 50

C. Usulan Topik Bimbingan Klasikal ... 65

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran-saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN ... 74

(15)

  xiv

Tabel 1 : Kisi-kisi Skala Kebutuhan Siswa… ... 36

Tabel 2 : Kriteria Guildford ... 39

Tabel 3 : Hasil Revisi Kuisioner Berdasarkan Telaah Ahli ... 41

Tabel 4 : Item Kebutuhan siswa yang Gugur ... 44

Tabel 5 : Item Kebutuhan yang Valid sebagai Item Final ... 45

Tabel 6 : Kategori Survei Kebutuhan Para Siswa ... 49

Tabel 7 : Sebaran Iitem-item Berdasarkan Kategori Kebutuhan-kebutuhan yang Dirasakan Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 ... 51

Tabel 8 : Kategori Kebutuhan-kebutuhan yang Tinggi Dirasakan Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 ... 52

(16)

  xv

Lampiran 1 : Data Hasil Uji Konsistensi Internal Tiap Butir ... 76

Lampiran 2 : Data Hasil Perhitungan Reliabilitas Kuesioner ... 81

Lampiran 3 : Kuesioner ... 82

Lampiran 4 : Data Hasil Capaian Skor Rata-rata Tiap Item Kebutuhan Siswa ... 85

Lampiran 5 : Garis-garis Besar Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling Satuan Pelayanan Bimbingan ... 93

Lampiran 6 : Surat Ijin Pemerintah Kota Yogyakarta ... 101

(17)

1   

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional.

A. Latar Belakang

Menurut Santrock (2003:10) remaja yang berusia 12 sampai 23 tahun

sering mengalami masalah. Mereka akan melakukan berbagai perilaku baru

yang ingin diketahuinya. Setiap individu memiliki masalah, masalah yang

timbul dikarenakan kebutuhan yang belum terpenuhi. Masalah yang sering

dialami remaja SMA adalah masalah pribadi , belajar, sosial dan karir.

Masalah pribadi adalah masalah yang muncul dari dalam diri siswa,

seperti masalah kesehatan, kerohanian, pemahaman diri dan lain sebagainya.

Masalah belajar merupakan masalah yang dialami siswa untuk mencapai

tugas – tugas belajarnya. Masalah sosial adalah masalah yang muncul dalam

diri siswa dikarenakan siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik.

Masalah karir merupakan masalah yang dihadapi siswa dalam pemilihan

karir untuk mencapai cita – cita yang diinginkan.

Peneliti mengambil judul skripsi ini karena pengalaman peneliti pada

waktu melaksanakan PPL di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Selama peneliti

melaksanakan PPL di sana, peneliti menduga bahwa siswa kelas XI SMA

(18)

belajar dan karir. Hal ini disebabkan karena peneliti melihat cara belajar

mereka yang tidak serius, banyak siswa yang remidi saat ulangan, siswa

jarang masuk sekolah, kurang peka terhadap lingkungan sekolah, belum

mampu menentukan pilihan karir. Peneliti juga melihat masalah itu timbul

dari konseling yang mereka lakukan pada peneliti dengan berbagai masalah

mereka. Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di

SMA BOPKRI 1 Yogyakarta.

Menurut Alli (2004:65), periode yang beragam dalam kehidupan

individu menuntut dituntaskannya tugas-tugas perkembangan yang khusus.

Tugas-tugas ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan,

pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk

pemenuhan dan kebahagiaan hidup.

Tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada

periode tertentu dalam rentang kehidupan individu. Keberhasilan

menuntaskan tugas perkembangan dengan baik akan membawa kebahagiaan

dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Kegagalan

mengembangkan tugas perkembangan menyebabkan ketidak bahagiaan

pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat

dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan penelitian

ini, peneliti dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah yang ada

(19)

Penyusunan program bimbingan di sekolah hendaknya berdasarkan

pada masalah - masalah yang dihadapi oleh siswa sehingga siswa dapat

mencapai kebutuhan dalam diri. Penyusunan program bimbingan yang

relevan penting dilakukan supaya pelaksanaan layanan bimbingan di

sekolah dapat berhasil.

SMA BOPKRI 1 Yogyakarta adalah salah satu sekolah yang dikelola

oleh Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia. SMA

BOPKRI 1 Yogyakarta sudah memiliki program layanan bimbingan

klasikal. Peneliti melakukan penelitian guna mengidentifikasi masalah

siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta dan yang mendasari

penyusunan materi bimbingan yang relevan. Materi bimbingan dapat di

berikan kepada siswa kelas XI tahun ajaran baru dikarenakan perubahan

siswa tidak revolusioner. Siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 tergolong siswa

yang berada di tingkat sosial ekonomi menengah ke atas. Siswa kelas XI

SMA BOPKRI 1 40% berasal dari kota Yogyakarta dan 60% lainnya

berasal dari luar kota Yogyakarta. Dari perbedaan latar belakang ekonomi

dan asal, setiap kebutuhan masing-masing siswa akan berbeda. Penelitian

ini bertujuan untuk memperoleh data supaya dapat menyusun topik

bimbingan klasikal yang relevan dan efektif.

B. Rumusan Masalah

(20)

1. Masalah-masalah manakah yang paling tinggi dirasakan siswa kelas XI

SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011?

2. Topik-topik bimbingan klasikal apa yang sesuai bagi siswa kelas XI

SMA BOPKRI 1 Yogyakarta berdasarkan masalah-masalah yang

paling tinggi ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. Masalah-masalah paling tinggi yang dirasakan siswa kelas XI SMA

BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

2. Topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai bagi siswa kelas XI SMA

BOPKRI 1 Yogyakarta berdasarkan masalah-masalah yang paling

tinggi.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa Bimbingan dan

Konseling untuk mengembangkan dan memperkaya pengetahuan yang

berkaitan dengan teori-teori tentang survei kebutuhan sebagai bekal

(21)

2. Praktis

a.Bagi guru pembimbing

Hasil penelitian ini akan membantu guru pembimbing

mendapatkan masukan mengenai masalah siswa yang perlu

dipenuhi sehingga mereka dapat menyampaikan materi bimbingan

yang relevan.

b. Bagi para siswa

Siswa menyadari dan memperoleh kesempatan untuk

mengungkapkan masalah-masalahnya selama bersekolah di SMA

BOPKRI 1 Yogyakarta.

c. Bagi penulis

Penulis mendapatkan pengalaman dalam mengidentifikasikan

masalah-masalah siswa sebagai dasar untuk mengusulkan materi

bimbingan klasikal.

d. Bagi penulis lain

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi penulis lain

jika akan melakukan penelitian tentang survei masalah siswa di

sekolah lain.

E. Definisi operasional

Peneliti merasa perlu merumuskan pengertian dasar dari istilah-istilah

yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk menghindari kesalah

(22)

dimaksudkan juga untuk memberi petunjuk bagi para pembaca dalam

memahami rencana, proses dan hasil penelitian.

1. Masalah merupakan sesuatu yang menghambat, merintangi, atau

mempersulit orang mencapai maksud dan tujuan tertentu seperti

yang dimaksudkan dalam butir – butir kuesioner.

2. Bimbingan klasikal adalah bimbingan yang diberikan dalam kelas

dalam bentuk kelompok dengan jangka waktu satu tahun atau satu

semester.

3. SMA BOPKRI 1 adalah Sekolah Menengah Atas yang dikelola

oleh Yayasan Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik

Indonesia jalan Wardani 2 Yogyakarta.

4. Siswa adalah anak didik atau peserta didik yang menjadi subyek

penelitian ini, yaitu siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta

tahun ajaran 2010/2011.

5. Topik bimbingan klasikal merupakan pokok bahasan tertentu yang

direncanakan dan akan diberikan kepada siswa secara berkelompok

(23)

7   

perkembangan remaja, usaha bimbingan dan konseling untuk memperlancar

pemenuhan masalah siswa.

A. Pengertian Masalah

1. Arti masalah

Hurlock (2004) beranggapan bahwa pada rentang usia 15 – 18 tahun

remaja mengalami masa yang sering disebut dengan masa bermasalah.

Mereka sering bermasalah dengan orang lain dan juga dengan diri mereka

sendiri.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ) masalah adalah

sesuatu yang harus diselesaikan.Masalah adalah sesuatu yang diperlukan

oleh manusia untuk dapat diselesaikan agar setiap individu merasa

sejahtera, sehingga bila ada di antara masalah tersebut yang tidak

terselesaikan maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang

sejahtera. Apabila masalah yang paling kuat adalah rasa haus, minum akan

menurunkan desakan tersebut. Masalah merupakan salah satu aspek

psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam

(24)

2. Macam-macam Masalah

Prayitno (1998:1) mengelompokan masalah ke dalam sebelas

bidang. Bidang-bidang tersebut adalah sebagai berikut.

a. Perkembangan jasmani dan kesehatan

b. Keuangan, lingkungan, dan pekerjaan

c. Kegiatan sosial dan rekreasi

d. Seks, pacaran, dan perkawinan

e. Hubungan sosial-kejiwaan

f. Hubungan pribadi-kejiwaan

g. Moral dan agama

h. Rumah dan keluarga

i. Masa depan pekerjaan dan pendidikan

j. Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah

k. Kurikulum dan pengajaran

Dari sistematika pembahasan, kesebelas masalah itu dapat

dikelompokan ke dalam aspek masalah yaitu ; aspek pribadi, sosial,

belajar dan karier.

3. Aspek – aspek Masalah

a. Masalah pribadi

Masalah pribadi merupakan masalah dalam menghadapi keadaan

batin, mengatasi berbagai pergumulan dan mengatur diri sendiri.

(25)

1) Kerohanian

Agoes Dariyo (2003:92) mengemukakan masalah

rohani adalah masalah yang dibutuhkan seseorang untuk

mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan,

contohnya seperti mendengarkan musik, siraman rohani dan

beribadah kepada Tuhan YME. Manfaat jika masalah

kerohanian seseorang terpenuhi adalah seseorang akan

merasa bahagia, merasa hidup berarti, ada kegagalan tetapi

tidak putus asa dan memiliki pandangan atau sikap

keagamaan yang tidak fanatik. Dampak apabila masalah

rohani tidak terpenuhi dalam diri siswa maka siswa tidak

akan pernah bersyukur dengan keberhasilan yang ada, siswa

tidak dapat memilih mana yang benar atau salah bagi diri

sendiri dan orang lain.

2) Perawatan jasmani

Perawatan jasmani menurut Agoes Dariyo (2003:10)

adalah kondisi kesehatan yang berhubungan erat dengan

beberapa kebiasaan perilaku individu. Untuk mencapai

kehidupan yang sehat, diperlukan kebiasaan-kebiasaan

perilaku yang sehat pula. Ada beberapa perilaku sehat yang

dapat menopang kesehatan individu, diantaranya: makan

secara teratur, perlu mengonsumsi makanan yang sehat,

(26)

dan normal, membiasakan diri untuk tidak merokok, narkoba,

dan tidak mengonsumsi makanan yang mengandung kolestrol

tinggi. Manfaat perawatan jasmani bagi siswa adalah siswa

akan merasa bahwa dirinya menarik, kondisi fisik baik, tidak

mengalami gangguan tertentu seperti kesehatan kulit,

gangguan gigi, kerongkongan telinga maupun pencernaan

makanan dan sebagainya. Dampak bagi siswa apabila

perawatan jasmani tidak dilakukan adalah mudah sakit, secara

umum merasa tidak sehat, mengidap penyakit kambuhan,

khawatir tertular penyakit yang diderita orang lain, cemas

atau khawatir tentang sesuatu yang belum pasti, mudah lupa

dan lain sebagainya.

3) Pengisian waktu luang

Pengisian waktu luang adalah waktu yang dapat diisi

dengan kegiatan pilihan sendiri atau waktu yang digunakan

dan dimanfaatkan sesuka hati. Manfaat pengisian waktu luang

bagi siswa adalah meningkatkan kesegaran mental dan

emosional, membuat siswa mengenali kemampuan diri

sendiri, mendukung konsep diri serta harga diri, sarana

belajar dan pengembangan kemampuan, pelampiasan ekspresi

dan keseimbangan jasmani, mental, intelektual, spiritual,

maupun estetika, melakukan penghayatan terhadap apa yang

(27)

pengisian waktu luang tidak dilakukan dengan baik oleh

siswa adalah siswa tidak dapat mengembangkan bakat yang

ada dalam diri, akan merasa kesepian karena tidak berbagi

dengan orang lain, tidak mempunyai teman akrab karena

tidak bersama-sama mengisi waktu luang bersama.

4) Pengelolaan nafsu seksual

Menurut Hurlock (1980:226), pengelolaan nafsu

seksual adalah tugas perkembangan yang sangat penting

dalam pembentukan hubungan-hubungan baru , tidak

melakukan hubungan seks sebelum menikah, siswa mengerti

akan peran seksnya sehingga tidak menyimpang dengan

kodrat yang ada , contohnya wanita menyukai sesama wanita.

Sementara itu menurut Santrock (2003:256), pengelolaan

nafsu seksual adalah menguasai perasaan seksual yang timbul

atau mengelola perasaan-perasaan seksual seperti gairah

seksual dan perasaan tertarik, mengembangkan bentuk

intimasi yang baru dan mempelajari keterampilan mengatur

perilaku seksual untuk menghindari konsekuensi-konsekuensi

yang tidak diinginkan. Sehingga dapat disimpulkan

pengelolaan nafsu seksual adalah perkembangan anak dalam

pembentukan hubungan-hubungan yang matang dengan

(28)

Manfaat adanya pengelolaan nafsu seksual adalah siswa

dapat mengontrol dorongan seks yang dimiliki, siswa akan

tetap menyelesaikan sekolah dengan baik, dan lain

sebagainya. Apabila tidak ada pengelolaan nafsu seksual,

siswa tidak dapat menahan dorongan seks yang ada, siswa

bersikap tidak sopan, tidak bisa menggapai cita-cita yang

diharapkan karena siswa sudah melakukan hubungan seks

berakibat hamil sehingga siswa tidak memiliki masa depan

yang di inginkan.

5) Pemahaman diri

Menurut Schultz (1991:34), pemahaman diri adalah

pengenalan diri yang memadai, menuntut pemahaman tentang

hubungan atau perbedaan antara gambaran tentang diri yang

dimiliki seseorang dengan dirinya, menurut keadaan yang

sesungguhnya. Dapat disimpulkan pemahaman diri

merupakan pemahaman tentang diri sendiri, yang mempunyai

kelebihan dan kekurangan dalam diri sendiri, dan menyadari

bahwa setiap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki tidak

sama dengan kelebihan dan kekurangan orang lain. Dampak

apabila siswa tidak dapat memahami diri, siswa tidak mampu

mengembangkan bakat dan kemampuan yang ada karena

siswa tidak mengetahui bakat dan kemampuan yang ada

(29)

yang baik untuk diri sendiri. Manfaat dengan pemahaman

diri, siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang

ada dalam dirinya. Dengan kelebihan itu siswa dapat

mengembangkan lebih baik lagi, dan dengan kekurangan

yang dimiliki siswa dapat membuat kekurangan itu menjadi

kelebihannya.

b. Masalah sosial

Masalah sosial adalah masalah untuk mengalami relasi antar

pribadi dengan efektif dan membahagiakan. Masalah sosial ini

terpenuhi dengan cara membangun pergaulan yang sehat.

Bidang-bidang masalah sosial meliputi berbagai hal, yaitu sebagai berikut :

memiliki dan cinta, aktif kegiatan sosial, membangun pergaulan

keluarga, pergaulan dengan teman akrab, mampu bekerjasama.

1) Rasa memiliki dan cinta

Desmita (2009:64), mengatakan rasa memiliki dan cinta

adalah dorongan individu untuk mengadakan hubungan afeksi

atau ikatan emosional dengan orang lain, yang

diaktualisasikan dalam bentuk rasa memiliki dan dimiliki,

mencintai dan dicintai, rasa akan diakui dan diikutsertakan,

sehingga anggota kelompok merasa dirinya penting, rasa setia

kawan dan sebagainya.

Dengan demikian rasa memiliki dan cinta merupakan

(30)

rasa memiliki dan cinta merupakan prasyarat bagi

terwujudnya perasaan yang sehat. Manfaat apabila seseorang

mempunyai rasa memiliki dan cinta, setiap individu akan

mempunyai kepercayaan diri bahwa mereka akan diterima

oleh orang-orang yang penting bagi mereka. Jadi ketika orang

lain menolak mereka, mereka tidak merasa hancur. Bila

seseorang tidak ada rasa memiliki dan cinta maka setiap

individu tidak pernah merasakan cinta dan rasa memiliki,

oleh karena itu mereka tidak mampu menerima cinta. Dengan

demikian individu semacam ini lama-kelamaan akan belajar

untuk tidak mengutamakan cinta dan terbiasa dengan ketidak

hadiran cinta.

2) Aktif kegiatan sosial

Menurut Santrock ( 2003 : 23 ) aktif kegiatan sosial

adalah unit sosial atau pengelompokan manusia yang sengaja

dibentuk dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan

dilakukan dengan sukarela. Dengan demikian dapat

disimpulkan, kegiatan sosial merupakan aktivitas yang

dilakukan lebih dari satu orang, dengan melakukan aktivitas

untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Manfaat

kegiatan sosial bagi seseorang adalah mempunyai teman

akrab, hubungan sosial terjalin dengan baik, peduli terhadap

(31)

tentang tata karma pergaulan, tidak mudah tersinggung atau

sakit hati dalam berhubungan dengan orang lain. Dampak

apabila seseorang tidak ada kegiatan sosial adalah kurang

peduli terhadap orang lain, merasa tidak dianggap penting,

diremehkan, atau dikecam oleh orang lain, lamban menjalin

persahabatan, mudah tersinggung dan sakit hati dalam

berhubungan dengan orang lain, hubungan sosial terbatas,

dan lain sebagainya.

3) Membangun pergaulan keluarga

Desmita (2009:219), mengungkapkan keluarga

merupakan unit sosial terkecil yang memiliki peranan penting

dan menjadi dasar bagi perkembangan psikososial anak

dalam konteks sosial yang lebih luas. Sementara itu menurut

Mohamad Alli dkk (94;2004), keluarga merupakan

lingkungan utama yang sangat penting oleh unsur-unsur

keluarga seperti interaksi orang tua dengan anak, interaksi

antar keluarga, peran sosial dalam keluarga, karakteristik

anggota keluarga dan gangguan dalam keluarga akan

berpengaruh terhadap setiap anggota keluarga atau individu.

Membangun hubungan keluarga adalah interaksi antar semua

anggota keluarga dengan baik, sehingga perkembangan setiap

(32)

membangun pergaulan keluarga adalah saling menghargai

anggota keluarga, keluarga akan rukun, mendapat perhatian

dari anggota keluarga, diperlakukan adil oleh orang tua atau

anggota keluarga, tidak ada percekcokan dalam keluarga,

memiliki hubungan yang harmonis dengan kakak atau adik,

atau dengan semua anggota keluarga lainnya. Dampak

apabila seseorang tidak membangun pergaulan keluarga

adalah akan terjadi pertentangan atau percekcokan dalam

keluarga, hubungan dengan orang tua atau anggota keluarga

lainnya kurang harmonis, orang tua atau keluarga lainnya

terlalu berkuasa atau kurang memberikan kebebasan,

dicurigai oleh orang tua dan anggota keluarga lain, orang tua

tidak senang karena teman-teman datang ke rumah, tidak

betah dan ingin meninggalkan rumah karena keadaannya

sangat tidak menyenangkan dan lain sebagainya.

4) Pergaulan dengan teman akrab

Menurut Desmita (2009:255), pergaulan dengan teman

akrab adalah interaksi antara teman sebaya atau kelompok

yang memiliki minat dan nilai-nilai yang sama, yang dapat

mengerti dan membuatnya merasa aman, dan yang dapat

mempercayakan masalah-masalah, membahas hal-hal yang

tidak dapat dibicarakan dengan orang tua maupun guru.

(33)

Desmita, 2009:230), melalui hubungan dengan teman sebaya,

mereka belajar hubungan timbal balik yang simetris. Anak

mempelajari kejujuran dan keadilan melalui peristiwa

pertentangan dengan teman sebaya.

Hurlock (1980:215), mengatakan sosial remaja dapat dikelompokan

menjadi lima, yaitu sebagai berikut.

a. Kelompok teman dekat. Remaja biasanya mempunyai dua

atau tiga orang teman dekat, atau sahabat karib. Mereka

memiliki jenis kelamin yang sama dan memiliki

kemampuan bakat serta minat yang sama.

b. Kelompok kecil. Kelompok kecil ini terdiri dari kelompok

teman-teman dekat. Pada mulanya hanya dengan sesama

jenis saja, tetapi lama-kelamaan kelompok kecil dengan

lawan jenis.

c. Kelompok besar. Kelompok ini terdiri dari beberapa

kelompok kecil dan kelompok teman dekat, berkembang

dengan meningkatnya minat.

d. Kelompok yang terorganisasi. Kelompok pemuda ini dibina

oleh orang dewasa yang dibentuk oleh sekolah atau

organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial

para remaja yang tidak mempunyai klik atau kelompok

(34)

e. Kelompok geng. Remaja yang tidak termasuk klik atau

kelompok besar dan merasa tidak puas dengan kelompok

yang terorganisasi mungkin mengikuti kelompok geng.

Anggota geng biasanya terdiri dari anak-anak sejenis dan

minat utama mereka adalah untuk menghadapi penolakan

teman-teman melalui perilaku antisosial.

Pergaulan dengan teman akrab merupakan interaksi

individu yang memiliki bakat, minat dan pemikiran yang

sama serta membuat mereka merasa nyaman untuk bertukar

pikiran. Manfaat pergaulan dengan teman akrab adalah dapat

berbagi suka dan duka, bertukar pikiran mengenai masalah

yang terjadi, mencoba sesuatu hal yang berbeda dengan

teman, pekerjaan yang berat dapat terasa ringan, dan lain

sebagainya. Dampak apabila tidak ada pergaulan dengan

teman akrab adalah seseorang akan merasa terisolasi, tidak

dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik, tidak dapat

menghasilkan pekerjaan yang optimal, semua masalah

dirasakan sendiri dan mengakibatkan stres, dan lain

sebagainya.

5) Mampu bekerja sama

Bekerja sama merupakan kegiatan yang dilakukan dua

orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama secara

(35)

tertentu. Dengan bekerja sama, pekerjaan atau aktivitas yang

dilakukan dapat terselesaikan dengan cepat dan bisa

mencapai tujuan yang diharapkan. Manfaat bekerja sama

akan mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja

lebih produktif, efektif, dan efisien, mendorong terciptanya

hubungan yang harmonis antar pihak terkait serta

meningkatkan rasa kesetiakawanan, meningkatkan semangat

kelompok dan lain sebagainya. Jika seseorang tidak bekerja

sama, tujuannya tidak akan tercapai sesuai yang diharapkan,

dia akan membutuhkan waktu yang lama dalam mencapai

sesuatu atau tugas.

c. Masalah belajar

Masalah belajar merupakan masalah-masalah yang dibutuhkan

seorang siswa untuk mencapai bidang studi. Masalah ini dapat

terpenuhi antara lain dengan cara mengembangkan cara belajar yang

tepat, memilih program studi yang sesuai, dan kecakapan mengatasi

berbagai kesulitan belajar yang ada. Ada berbagai bidang masalah

belajar, yaitu sebagai berikut.

1) Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah

Syaiful Bahri (2008:233), mengatakan setiap siswa

perlu melakukan penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah

agar dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dari guru

(36)

Manfaat penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah adalah

siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas pelajaran pada

waktunya, mudah dalam membuat catatan, yakin mendapat

hasil yang memuaskan, siap menghadapi ujian, dan lain

sebagainya. Dampak apabila siswa tidak ada penyesuaian

terhadap tugas-tugas sekolah adalah nilai akhir tidak sesuai

dengan yang diinginkan, mengalami masalah dalam belajar,

sukar memahami penjelasan guru, kurang berminat atau

kurang mampu mempelajari buku mata pelajaran dan lain

sebagainya.

2) Mampu memahami setiap pelajaran

Menurut Raymond (2004:93), memahami setiap

pelajaran merupakan cara membangkitkan tekad, ketekunan,

dan motivasi dalam diri siswa. Siswa dapat memahami

pelajaran yang ada bila memiliki ketekunan dan motivasi

dalam dirinya. Manfaat siswa memahami setiap mata

pelajaran adalah hasil belajar dan nilai-nilai mata pelajaran

akan memuaskan, mampu menerapkan cara belajar yang baik,

optimis saat mengerjakan ujian, dan lain sebagainya. Dampak

jika siswa tidak memahami setiap mata pelajaran adalah tidak

berminat mempelajari buku pelajaran, mengalami masalah

dalam menyelesaikan tugas, kesulitan dalam menerima

(37)

3) Menyelesaikan tugas tepat waktu

Desmita (2009:257) mengungkapkan menyelesaikan

tugas tepat waktu dilakukan dengan cara mempraktikkan cara

belajar yang baik dan memprioritaskan tugas yang ada

dibandingkan bermain atau melakukan hobi yang ada.

Manfaat bila menyelesaikan tugas tepat waktu adalah siswa

akan mendapatkan nilai yang diharapkan, mampu

menerapkan cara belajar yang baik, dan mudah dalam

menyusun makalah atau karya tulis. Bila tidak menyelesaikan

tugas tepat waktu, siswa akan sukar memahami pelajaran

yang sedang berlangsung, hasil tugas-tugas kurang

memuaskan, dan lain sebagainya.

4) Pengaturan waktu belajar

Menurut Raymond (2004:119), bila ada lebih dari satu

kegiatan yang akan dilakukan, lebih baik menuliskan dan

mengaturnya ke dalam beberapa urutan prioritas. Siswa harus

memastikan rencana tersebut dengan jelas, serta lebih

mendahulukan pekerjaan yang penting dan mendesak.

Pengaturan waktu belajar merupakan kegiatan penting dan

mendesak yang harus didahulukan agar dapat berjalan dengan

baik. Manfaat pengaturan waktu belajar bagi siswa adalah

siswa memiliki waktu belajar, selalu siap saat menghadapi

(38)

pengaturan waktu belajar, dia akan kekurangan waktu belajar,

tidak dapat menyelesaikan tugas, dan tidak konsentrasi saat

belajar.

5) Berprestasi

Menurut Alli, dkk (2004:80), perwujudan nyata dari

bakat dan kemampuan adalah prestasi, karena bakat dan

kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Perlu

ditekankan bahwa bakat masih bersifat potensial, jadi

seseorang yang berbakat belum tentu mampu mencapai

prestasi yang tinggi dalam bidangnya jika tidak mendapatkan

kesempatan untuk mengembangkan bakatnya secara

maksimal. Jika siswa memiliki kelebihan atau bakat dalam

pelajaran, dia dapat mengembangkannya secara maksimal

agar mendapatkan nilai di atas rata-rata kelas/berprestasi.

Manfaat yang dirasakan oleh siswa berprestasi adalah optimis

dengan kemampuan yang dimiliki, mampu memahami dan

menggunakan istilah bahasa asing, dan tidak takut

menghadapi ujian. Apabila siswa tidak memiliki prestasi, dia

akan merasa minder, tidak dapat menggapai apa yang

diinginkan, dan pesimis dengan apa yang dikerjakan.

d. Masalah Karier

Masalah karier adalah setiap masalah yang dirasakan individu

(39)

ditemukan saat proses pemilihan jenis pekerjaan yang sesuai,

mengembangkan sikap dan kemampuan sesuai dengan jenis

pekerjaan yang dipilih. Individu juga perlu memperkaya diri dengan

berbagai informasi berkaitan dengan karier tersebut. Masalah karier

dibagi ke dalam berbagai bidang. Bidang-bidang masalah karir

tersebut yaitu sebagai berikut.

1) Mampu mengenal berbagai macam perguruan tinggi

Winkel (2004:198), mengatakan siswa memerlukan

bimbingan untuk mengetahui atau mengenal berbagai macam

perguruan tinggi yang ada agar dapat melanjutkan pendidikan

yang sesuai dengan bakatnya. Melalui bimbingan ini siswa

berkesempatan untuk memperbesar peluang memasuki

lapangan pekerjaan tertentu sesuai dengan jurusan atau

profesi yang dimiliki. Manfaat mengenal berbagai macam

perguruan tinggi adalah siswa mengetahui bakat yang sesuai

dengan dirinya, mampu merencanakan masa depan, yakin

memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang

diambil, dan lain sebagainya. Bila siswa tidak mampu

mengenal berbagai perguruan tinggi, dia akan kurang yakin

terhadap kemampuan pendidikan sekarang ini, takut akan

bayangan masa depan, belum mengetahui bakatnya sendiri

(40)

2) Mencari informasi mengenai berbagai macam pekerjaan

Winkel (2004:676), mengungkapan siswa Sekolah

Menengah Atas perlu dibantu untuk lebih mengenal dunia

kerja. Guru atau orang dewasa lainnya perlu membantu siswa

untuk mampu membuat pilihan karier secara bijaksana dan

bertanggung jawab, serta mengimplementasikan pilihannya

dalam suatu rencana persiapan jangka waktu pendek dan

panjang. Dengan mencari informasi mengenai berbagai

macam pekerjaan, siswa akan lebih mengenal dunia kerja

apabila akan melanjutkan ke dunia pekerjaan dengan

memperhatikan kualitas dirinya, siswa memiliki pengetahuan

yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk-beluknya,

yakin akan kemampuan yang dimiliki, dapat mengikuti

kegiatan kursus yang menunjang proses pencarian pekerjaan,

dan lain sebagainya. Bila siswa tidak memiliki informasi

mengenai pekerjaan, dia akan bingung memikirkan dan

memilih pekerjaan, khawatir kalau pekerjaan yang dijabatnya

nanti tidak memberikan penghasilan mencukupi, dan

mengalami masalah karena membanding-bandingkan

pekerjaan yang layak atau tidak layak untuk dijabat.

3) Mampu mengenali bakat

Alli (2004:78) mengungkapkan siswa perlu mengenali

(41)

masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Bakat

merupakan potensi yang masih memerlukan ikhtiar

pengembangan dan latihan khusus serta sistematis agar dapat

terwujud. Manfaat siswa dapat mengenali bakatnya adalah

mereka akan yakin pada kemampuan yang dimiliki sehingga

dapat sukses dalam bekerja, selalu mengikuti pelatihan yang

sesuai dengan bakatnya agar mendapatkan pekerjaan yang

sesuai, dan mampu merencanakan masa depan dengan

mengenal bakat dalam diri. Bila siswa tidak dapat mengenali

bakat dalam dirinya, dia akan cemas menjadi pengangguran

setamat pendidikan, tidak yakin dengan kemampuan yang

dimiliki, dan tidak dapat mengembangkan apa yang ada

dalam dirinya sendiri.

4) Mempunyai cita-cita

Cita-cita adalah sebuah harapan yang dibangun di atas

keyakinan yang kuat dan diupayakan pencapaiannya melalui

perencanaan yang matang dan kerja keras. Cita-cita adalah

motivasi yang tumbuh dalam diri untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu demi terwujudnya sebuah harapan.

Harapan itu tidak lain adalah keyakinan yang ingin dicapai.

Modal utama yang harus ada pada orang yang memiliki

cita-cita adalah keyakinan yang sungguh-sungguh, sistematis, dan

(42)

tujuan dalam hidup, memikirkan masa depan, dan

mempunyai keyakinan untuk mencapai sesuatu. Namun bila

siswa tidak mempunyai cita-cita, dia akan merasa tidak

memiliki pandangan masa depan dan tidak memiliki motivasi

untuk mendapatkan sesuatu hal.

5) Siap memasuki lapangan kerja

Menurut (Santrock, 2009:491), guru perlu memberikan

pengalaman pada siswa dalam hal pelatihan sebelum kerja,

magang, dan berbisnis. Pengalaman-pengalaman itu akan

memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh

pengalaman kerja, berhadapan dengan pengawas,

menghubungkan pelatihan akademis mereka dengan jenis

pekerjaannya, menyiapkan siswa memasuki lapangan

pekerjaan, dan memberikan kesempatan untuk dapat bersaing

dengan orang-orang yang lebih dahulu masuk dalam dunia

kerja. Bila siswa tidak siap memasuki lapangan pekerjaan, dia

tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tidak

dapat bekerja sama dengan pekerja lain, dan lain sebagainya.

B. Keterkaitan antara Masalah dan Perkembangan Remaja

Menurut Yusuf (2004:15), perkembangan remaja adalah

perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau

(43)

berkesinambungan, baik menyangkut fisik maupun psikis. Sistematik

berarti perubahan fisik dan psikis saling mempengaruhi dan sinergik.

Progresif berarti perubahan yang bersifat maju, meningkat, dan

mendalam secara kuantitatif maupun kulitatif. Sementara itu

berkesinambungan berarti perubahan berlangsung secara beraturan atau

berurutan.

Menurut Rumini dan Sundari (2004:53), masa remaja adalah masa

peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami

perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, perkembangan remaja

adalah perubahan-perubahan yang dialami pada masa peralihan dari masa

anak menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang mengalami

perkembangan dalam aspek fisik maupun psikis serta berlangsung secara

sistematik, progresif, dan berkesinambungan.

Menurut Yusuf ( 2004 : 184 ) perkembangan remaja dapat dibagi

menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut.

1. Masa remaja awal (12-15 tahun)

Masa remaja awal ditandai dengan munculnya sifat-sifat

negatif seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, dan pesimistik.

Secara garis besar sifat-sifat negatif tersebut dapat diringkas menjadi

sebagai berikut.

a. Negatif dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun

(44)

b. Negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri

dari masyarakat maupun dalam bentuk agresif terhadap

masyarakat.

2. Masa remaja madya (15-18 tahun).

Pada masa ini dalam diri remaja mulai tumbuh dorongan untuk

hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan

menolongnya. Remaja terdorong untuk mencari sesuatu yang dapat

dipandang bernilai dan pantas dijunjung tinggi. Proses terbentuknya

pendirian hidup dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai

kehidupan.

3. Masa remaja akhir (19-22 tahun).

Individu yang berada pada tahap remaja akhir sudah mampu

menentukan pendirian atas jalan hidupnya. Pada tahap ini

tugas-tugas perkembangan masa remaja sudah terpenuhi jadi mereka siap

memasuki masa dewasa.

Masalah yang tidak terpenuhi cenderung membuat remaja

menjadi putus asa dan depresi, sedangkan masalah - masalah yang

terpenuhi secara memadai akan mendatangkan keseimbangan dan

keutuhan integritas pribadi. Kebutuhan-kebutuhan yang ada pada diri

remaja sangat berkaitan dengan perkembangan mereka. Tidak

terpenuhinya salah satu dari masalah - masalah mendasar seperti

masalah jasmani dapat mengarah pada beberapa macam penyakit

(45)

masalah cinta individu tidak terpenuhi, seseorang menjadi defensif,

terlalu agresif, atau canggung di lingkungan sosial. Individu yang

kurang penghargaan diri akan mengalami keraguan diri, tidak

menghargai diri sendiri, dan kurang rasa percaya diri. Setiap masalah

pribadi, sosial, belajar, dan karir saling berkaitan. Sebagai contoh,

ketika masalah cinta seseorang tidak dapat terpenuhi, mereka

menjadi sakit dan terhambat untuk memperoleh kesehatan

psikologis. Nilai belajar akan mempengaruhi sosial dan karir

seseorang, jadi ketika siswa mendapatkan nilai jelek saat ujian, dia

akan malu pada teman-teman sekelas dan lingkunganya. Karena

masalah itu siswa akan ragu dan tidak percaya diri untuk menggapai

apa yang diinginkan atau dicita-citakan karena terhambat dengan

nilai belajar.

C. Usaha Bimbingan dan Konseling untuk Memperlancar Pemenuhan Masalah Siswa

Kegiatan bimbingan di Sekolah Menengah Atas umumnya dilaksanakan

secara klasikal. Bimbingan mengandung arti bantuan atau pelayanan, artinya

bimbingan itu terjadi karena adanya kesukarelaan dari pembimbing dan yang

dibimbing. Winkel (1997: 66) mengatakan bahwa bimbingan adalah proses

membantu orang-orang untuk memahami dirinya dan dunianya. Senada

(46)

bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan diri

pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.

Winkel (1997: 67) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian

bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya

individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan

diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga

serta masyarakat. Ini berarti bahwa bimbingan itu dilaksanakan dalam rentang

waktu yang relatif panjang, tidak hanya sepintas, sewaktu-waktu, tetapi

dilakukan secara sistematis, terencana dan memiliki program.

Dengan demikian dapat disimpulkan guru pembimbing memberikan

bimbingan dalam kelas dalam bentuk kelompok dengan jangka waktu satu

tahun atau satu semester. Materi bimbingan menyangkut empat bidang

bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Winkel (2004 : 270-304 ) mengungkapkan guru pembimbing dapat

memperlancar pemenuhan masalah siswa dengan berbagai cara seperti :

1. Asesmen , yang meliputi :

a. Wawancara informasi

Wawancara informasi adalah alat pengumpul data untuk

memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.

b. Otobiografi

Otobiografi merupakan karangan yang ditulis oleh siswa mengenai

riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup dapat

(47)

kehidupannya saja. Sebagai alat pengumpul data otobiografi sangat

berguna karena, di samping diceritakan berbagai kejadian penting dimasa

lalu, terungkapkan juga pikiran dan perasaan subyektif tentang kejadian

yang disebut.

c. Skala penilaian

Skala penilaian merupakan sebuah daftar yang menyajikan semua

sifat atau sikap sebagai butir atau item. Pada setiap butir harus dijelaskan

sampai berapa jauh subyek yang dinilai memiliki sifat atau sikap itu.

d. Sosiometri

Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data

tentang jaringan hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran

kecil sampai sedang (10-50), berdasarkan prefensi antara anggota

kelompok satu sama lain. Prefensi pribadi dinyatakan dalam kesukaan

untuk berada bersama dengan beberapa anggota kelompok dalam

melakukan kegiatan tertentu, atau dinyatakan dalam ungkapan perasaan

terhadap anggota-anggota kelompok yang lepas dari kegiatan tertentu.

e. Kunjungan rumah

Kunjungan rumah bertujuan lebih mengenal lingkungan hidup siswa

sehari-hari, bila informasi yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh melalui

angket atau wawancara informasi. Mungkin juga guru pembimbing

mengadakan kunjungan rumah khusus untuk membicarakan kasus

(48)

f. Kartu pribadi

Kartu pribadi merupakan aplikasi dari penyusunan suatu arsip

yang memuat data penting tentang sesorang. Dalam rangka pelayanan

bimbingan di sekolah kartu pribadi berarti suatu seri catatan tentang

masing-masing siswa yang disusun selama beberapa tahun dan memuat

data yang signifikan untuk keperluan bimbingan.

2. Memberikan layanan bimbingan yang sesuai dengan masalah yang

sedang dirasakan siswa.

(49)

33   

Bab ini membahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian,

antara lain jenis penelitian, subjek penelitian, instrument penelitian, dan teknik

pengumpulan data.

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

dengan metode survei. Furchan (2004:415-418) mengatakan bahwa penelitian

deskriptif dengan metode survei dirancang untuk memperoleh informasi

dengan mengumpulkan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif

besar jumlahnya.

Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh

gambaran tentang kebutuhan para siswa/siswi kelas XI SMA BOPKRI SATU

Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah para siswa kelas XI SMA BOPKRI

SATU Yogyakarta Tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 9 kelas yaitu XI

IPA1, 15 siswa, XI IPA2, 16 siswa, XI IPA3, 15 siswa, XI IPA4,16 siswa, XI

IPS1, 22 siswa, XI IPS2, 17 siswa, XI IPS3, 20 siswa, XI IPS4, 19 siswa, XI

Bahasa, 13 siswa. Siswa yang tidak hadir saat diadakan survei sejumlah 34

(50)

C. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Masalah Siswa

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner kebutuhan para Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2010/2011 dalam bentuk tertutup. Furchan (2004:260)

mengatakan bahwa kuesioner dalam bentuk tertutup berisi

pernyataan-pernyataan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pernyataan-pernyataan tersebut.

Instrumen penelitian ini memuat 80 butir pernyataan berdasarkan

prinsip-prinsip Likert Sumating Rating Scale yang dilengkapi dengan empat

opsi atau alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Kurang Sesuai,

dan Tidak Sesuai. Pada skala ini opsi netral tidak disertakan untuk

mengurangi kecenderungan responden dalam memberikan jawaban yang

netral dan untuk meningkatkan variabilitas respons. Norma penilaian yang

berlakukan terhadap pengolahan data yang dihasilkan ditentukan sebagai

berikut: Sangat Sesuai= 1; Sesuai = 2; Kurang Sesuai= 3; dan Tidak

Sesuai= 4 untuk pernyataan positif (Favorable Item) dan pernyataan negatif

(Unfavorable Item). Total skor setiap responden adalah hasil penjumlahan

skor dari seluruh item yang tersedia dan dijadikan sebagai data olahan

(51)

Tabel 1

Kisi-kisi Skala Masalah Siswa

No  Kebutuhan Siswa

Indikator Item Positif

Item Negatif

1. Pribadi Kerohanian 1,21 41,61

Belum mampu merawat jasmani.

42,62 2,22

Belum mampu mengisi waktu luang.

3,23 43,63

2 Sosial Kurang memiliki cinta dan rasa memiliki.

46,66 6,11

Tidak aktif dalam kegiatan sosial.

7,27 47,67

Kurang membangun pergaulan keluarga.

48,68 8,28

Kurang bergaul dengan teman akrab.

9,29 49,69

Belum mampu bekerja sama.

50,79 10,30

3 Belajar Kurang mampu

menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

26,31 51,71

Kurang mampu memahami setiap mata pelajaran.

mencapai prestasi yang memuaskan.

(52)

4 Karier Belum mampu

Belum siap memasuki lapangan pekerjaan .

60,80 20,40

Jumlah item favorable dan unfavorable 40 40

TOTAL ITEM 80

2. Validitas kuesioner

Validitas menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2008:5).

Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini adalah validitas isi

(content validity). Validitas isi adalah validitas yang

mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan

tujuan dan deskripsi masalah yang akan diteliti (Nurgiyantoro,

2009:338). Validitas isi dilaksanakan dengan jalan memeriksa

kesesuaian item-item dengan indikator aspek yang akan diukur,

yaitu aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier.

Pemeriksaan keterpenuhan validitas isi didasarkan pada

pertimbangan yang dilakukan secara terpisah oleh seorang ahli

(expert judgement) guna menelaah kualitas konstruk secara logis

setiap butir item pernyataan kuesioner skala kebutuhan siswa, yang

(53)

tepat/sesuai dengan konstruk kisi-kisinya (Nurgiyantoro,

2009:339).

Hasil telaah ahli dilengkapi dengan uji empirik untuk

memeriksa keterpenuhan kriteria konsistensi internal setiap item

terhadap aspeknya. Teknik uji yang digunakan adalah dengan cara

mengorelasikan skor-skor item terhadap skor-skor aspek melalui

pendekatan analisis korelasi Pearson Product Moment. Formulasi

yang digunakan dalam analisis konsistensi internal butir item

adalah sebagai berikut:

XY

r = korelasi skor butir dengan skor-skor aspek

N = jumlah subyek

X = skor butir

Y = skor total per aspek

Pemeriksaan konsistensi internal dalam uji menggunakan program

komputer SPSS.

3. Reliabilitas kuesioner

Reliabilitas menunjukkan pengertian apakah sebuah

instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten

dari waktu ke waktu (Nugiyantoro, 2009:341). Jadi kata kunci

(54)

konsistensi dan keajegan atau tidak berubah-ubah. Pendekatan yang

digunakan untuk memeriksa reliabilitas kuisioner pada penelitian

ini adalah teknik belah dua gasal-genap (split half). Bagian pertama

berupa item bernomor gasal dan bagian kedua berupa

item-item bernomor genap.

Perhitungan indeks reliabilitas kuisioner kebutuhan para

siswa dihitung menggunakan program komputer SPSS dengan cara

menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor item genap

dengan menggunakan teknik Product Moment dari Pearson. Hasil

perhitungan Product Moment gasal genap kemudian dikoreksi

dengan formula Spearman-Brown sebagai berikut:

tt

r = koefisien reliabilitas seluruh instrumen

gg

r = koefisien korelasi skor belahan gasal-genap

Hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford (dalam

Masidjo, 2006:72) sebagai berikut:

Tabel 2

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,91 - 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,71 – 0,90 Tinggi

3. 0.41 – 0,70 Cukup

4. 0,21 – 0.40 Rendah

(55)

4. Pengembangan instrumen

a. Telaah ahli (expert judgement) terhadap kuesioner

Penelaahan butir-butir pada instrumen dilakukan oleh dosen

pembimbing skripsi yaitu Br. Y. Triyono,S.J,S.S.,M.S. dan

koordinator Bimbingan dan Konseling SMA BOPKRI SATU

Yogyakarta, yaitu Dra. Tyas Rahwinarni. Berdasarkan hasil

penelaahan terhadap instrumen, hasil yang diperoleh perlu

diperbaiki agar setiap butir pernyataan yang dibuat berisi kalimat

yang efektif sehingga mudah dipahami dan butir yang dibuat secara

logis tepat/sesuai dengan konstruk kisi-kisinya.

1) Hasil rekam proses telaah instrumen oleh Br. Y. Triyono, S.J,

S.S., M.S.

Masukan dan saran terhadap pengembangan instrumen:

(a)Pada butir pernyataan hendaknya tidak bermakna ganda.

(b)Butir pernyataan hendaknya tidak menggunakan kata-kata

yang menggiring subjek ke arah alternatif jawaban yang

tersedia, misalnya kata hanya, saja, dan selalu.

(c)Butir pernyataan hendaknya dirumuskan dengan kalimat

efektif sehingga subjek mudah memahami.

(d)Butir pernyataan dirumuskan dengan arti yang sederhana dan

tepat pada sasaran.

(e)Indikator dan aspek pada kisi-kisi instrumen dibuat ke arah

(56)

(f)Indikator yang mengandung makna sama diringkas menjadi

satu indikator yang lebih jelas.

(g)Peneliti lebih memahami maksud dari tiap aspek dan

indikator sehingga butir yang dirumuskan tidak menyimpang

dari konstruknya.

(h)Judul kuesioner dicantumkan.

2) Hasil rekam proses telaah instrumen oleh Dra. Tyas Rahwinarni

adalah diminta memperbaiki kalimat dan kata yang kurang

efektif pada instrumen.

3) Perbaikan dan pengembangan instrumen setelah memperhatikan

masukan dari para ahli.

Peneliti memperbaiki kalimat pada butir-butir instrumen bersama

koordinator. Item tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3

Hasil Item Perbaikan No

item

Item yang diperbaiki Perbaikan

47 Saya mampu menjalin relasi

secara enak, dengan orang yang baru saja saya kenal

Saya mampu menjalin relasi secara nyaman, dengan orang yang baru saja saya kenal

Dari hasil penelaahan para ahli serta pengembangan dan

perbaikan terhadap instrumen, instrumen dinyatakan siap untuk diuji

coba kepada subyek yang telah ditentukan karena sudah sesuai dengan

(57)

b. Uji empirik terhadap kuesioner

1) Validitas kuesioner

Setelah dilakukan uji coba terhadap instrumen (uji empirik)

kepada siswa kelas XI SMA Bentara Wacana Muntilan pada Selasa, 5

Oktober 2010, peneliti memperoleh hasil perhitungan konsistensi

internal butir pada setiap aspek menggunakan rumus Pearson Product

Moment dengan jumlah subjek (N) 48.

Hasil perhitungan tersebut diperiksa konsistensinya dengan

menggunakan program komputer SPSS. Menurut Azwar (1999:65),

keputusan ditetapkan berdasarkan kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item, biasanya digunakan batasan 0,30. Semua item mencapai

koefisien minimal 0,30 dianggap memenuhi atau tinggi. Sementara

itu, item yang kurang dari 0,30 dianggap item yang rendah dan tidak

memenuhi konsistensi internal, oleh sebab itu item tersebut akan

diputuskan untuk didrop. Dari hasil pemeriksaan konsistensi butir

terhadap aspek, peneliti mendapat 25 dari 80 butir pada kuisioner

yang dinyatakan gugur atau tidak valid sehingga item di drop karena

hasil perhitungan korelasi menunjukkan < 0,30.

2) Reliabilitas kuesioner

Dari data hasil uji coba (empirik) kepada siswa kelas XI SMA

Bentara Wacana Muntilan pada Selasa, 5 Oktober 2010, peneliti

memperoleh perhitungan koefisien reliabilitas dari seluruh instrumen

(58)

perhitungan 0,941 dikonsultasikan ke kriteria Guilford. Berdasarkan

kriteria Guilford, hasil perhitungan tersebut disimpulkan bahwa

koefisien reliabilitas kuesioner masuk dalam kategori sangat tinggi.

D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Persiapan dan pelaksanaan

Peneliti melakukan pengolahan data dengan beberapa tahap.

Tahap-tahap tersebut adalah:

a. Menyusun instrumen/skala tentang kebutuhan siswa.

b. Menentukan responden, yaitu para siswa kelas XI SMA

BOPKRI 1 Yogyakarta.

c. Pengujian instrumen oleh seorang ahli yang dilakukan oleh

koordinator SMA BOPKRI 1 Bimbingan dan Konseling pada

Senin, 4 Oktober 2010.

d. Pengujian empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner

yang dilakukan kepada siswa kelas XI SMA Bentara Wacana

Muntilan pada Selasa, 5 Oktober 2010.

e. Menganalisis data uji empirik terhadap validitas dan

(59)

f. Pengambilan data yang dilakukan kepada para siswa kelas XI

SMA BOPKRI Satu Yogyakarta pada Selasa, 9 Oktober;

Kamis, 11 Oktober; Jumat 12 Oktober; dan Sabtu, 13 Oktober

2010 dengan membagikan kuesioner kepada responden.

g. Melakukan analisis data yang terkumpul.

Tabel 4

Tabel Kisi-kisi Item yang Valid Sebagai Item Final No Aspek

Kebutuhan Siswa

Indikator Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable

Kurang mengelola nafsu seksual

57 58 2

Kurang memahami diri.

5,25 45 3

2 Sosial Kurang memiliki cinta dan rasa memiliki.

46 11 2

Tidak aktif dalam kegiatan sosial.

27 67 2

Kurang membangun pergaulan keluarga.

3 Belajar Kurang mampu menyelesaikan

(60)

tugas-tugas sekolah tugas tepat waktu

33 53,73 3

Kurang mencari informasi berbagai

Belum mempunyai cita-cita

2. Teknik analisis data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah:

a. Memeriksa keabsahan administratif hasil jawaban responden

untuk diolah lebih lanjut.

b. Memberi skor setiap alternatif jawaban. Alternatif jawaban,

Sangat Sesuai= 1, Sesuai = 2; Kurang Sesuai = 3; dan Tidak

Sesuai = 4 untuk pernyataan positif dan sebaliknya untuk

(61)

c. Membuat tabulasi data, menghitung skor total dari

masing-masing item kuesioner dan skor rata-rata butir.

d. Memeriksa validitas dan reliabilitas kuesioner skala kebutuhan

para siswa dengan cara :

1) Menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor

item genap menggunakan Product Moment dari Pearson

melalui program komputer SPSS.

2) Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner skala kebutuhan

siswa kelas XI SMA BOPKRI Satu Yogyakarta Tahun

Ajaran 2010/2011 menggunakan rumus Spearman-Brown

melalui program komputer SPSS.

3) Menghitung koefisien validitas kuesioner kebutuhan para

siswa kelas XI SMA BOPKRI Satu Yogyakarta Tahun

Ajaran 2010/2011 menggunakan Product Moment dari

Pearson melalui program komputer SPSS

4) Mengategorisasikan item-item menurut Azwar

(2009:107-109) dengan berdasar pada mean teoretisnya yang

terdistribusi menurut model normal, yang terbagi atas enam

bagian atau enam satuan deviasi standar yaitu, tiga bagian

berada di sebelah kiri mean (bertanda negatif) dan tiga

bagian berada di sebelah kanan mean (bertanda positif).

Pada penelitian ini skala terdiri dari 55 butir yang setiap

butirnya diberi skor Sangat Sesuai = 4, Sesuai = 3; Kurang

Sesuai = 2; dan Tidak Sesuai = 1. Skor minimum skala

(62)

sebarannya adalah 4 – 1 = 3, dengan demikian setiap satuan

deviasi standar (sd) teoritis bernilai 3/6 = 0,5. Mean

teoretisnya (x) adalah 2

4 1+

= 2,5. Berdasarkan nilai-nilai

tersebut dan berpedoman pada kriteria Azwar

(2009:107-109), penggolongan item-item dimasukkan ke dalam 3

kategori diagnosis survei kebutuhan para siswa seperti pada

tabel berikut

Kategori Survei Masalah Para Siswa Tabel 5

No Formula Kriteria Rerata skor

Kategori Kebermaknaan tentang kebutuhan pelayanan BK

1. [x+1,0(sd)] ≤ X 3,01-4,00 Tinggi Sangat perlu diberi bimbingan

dengan topik-topik bimbingan yang terindikasi skor tinggi agar kebutuhan siswa dapat terpenuhi 2. [x-1,0(sd)] ≤ X <

[x+1,0(sd)]

2,01-3,00 Sedang Perlu diberikan bimbingan

dengan tema-tema bimbingan yang terindikasi capaian skornya cukup sehingga kebutuhan yang diharapkan dapat terpenuhi

3. X < [x-1,0(sd)] 1,00-2,00 Rendah Perlu mendapat layanan

bimbingan fungsi pengayaan terkait dengan tema-tema yang terindikasi pencapaian skor rendah sehingga siswa mampu tetap memenuhi kebutuhan mereka.

Keterangan :

X : Rata-rata skor total dan butir subjek x : Mean teoretis

(63)

47   

Bab ini memamparkan jawaban atas rumusan masalah, yaitu: masalah -

masalah manakah yang paling tinggi dirasakan siswa kelas XI SMA BOPKRI

Satu Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011? Dan topik-topik bimbingan klasikal apa

saja yang sesuai bagi siswa kelas XI SMA BOPKRI Satu Yogyakarta berdasarkan

kebutuhan-kebutuhan yang paling tinggi?

A. Hasil Penelitian

1. Masalah - masalah manakah yang paling tinggi dirasakan siswa kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011?

Dalam penelitian survei masalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 1

Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011, peneliti menggunakan perhitungan

menurut Azwar (2009:107-109) untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan

yang paling tinggi dirasakan siswa SMA BOPKRI 1 Yogyakarta

berdasarkan tingkatan item-item. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa

masalah - masalah siswa sesuai dengan aspek-aspek masalah. Aspek-aspek

(64)

Tabel 6

Sebaran Item-item Berdasarkan Kategori Masalah - masalah yang Dirasakan Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran

2010/2011

Kategori Aspek-aspek masalah siswa berdasarkan item

Pribadi Sosial Belajar Karier

Tinggi 2,3,4,14,15,3 0,39,40,44,45 .

6,19 7,8,20,22,23,3 5,37,38,49,50

9,10,11,13,26, 41,55

Sedang 1,29,31,43 5,16,17,18,32, 33,34,46,47,54

21,36,48. 12,24,25,27,2 8,42,51,52,53

Rendah - - - -

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar masalah siswa kelas XI SMA

BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 berada pada kategori tinggi

dan sedang jadi banyak siswa yang masalahnyanya belum terpenuhi dalam

aspek pribadi, belajar, karier, dan sosial. Dari hasil tersebut dapat dipastikan

bahwa siswa membutuhkan perhatian dan pendampingan yang baik serta

efektif dari guru BK dan orang tua.

2. Butir-butir Masalah Siswa yang Belum Terpenuhi pada Diri para Siswa Hasil dari penelitian masalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 1

(65)

Tabel 7

Kategori Masalah - masalah yang Tinggi Dirasakan Siswa Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011

Kategori Aspek No item

Pernyataan Skala Kebutuhan Siswa Rerata

Tinggi Pribadi 2 Saya memiliki pola makan teratur 3,13

3 Saya tidak mengisi waktu luang

dengan baik atau sungguh-sungguh

3,02

4 Saya belum mampu mengetahui

kelebihan yang saya miliki

3,12

14 Kondisi badan saya selalu sehat 3,21

15 Saya membenci kekurangan yang

ada dalam diri saya

3,16

30 Saya mengisi waktu luang dengan

sesuatu yang bermanfaat

3,04

39 Saya belum dapat membatasi waktu

dalam bergaul teman lawan jenis

3,06

40 Saya tahu batas waktu bergaul

dengan teman lawan jenis

3,1

44 Kondisi badan saya tidak sehat 3,1

45 Saya melakukan kegiatan sesuai

jadwal yang saya lakukan

3,06

Belajar 7 Saya membuat jadwal belajar untuk

mempelajari setiap bahan mata pelajaran

3,1

8 Saya memiliki waktu belajar yang

cukup

3,2

20 Saya belum mampu menyelesaikan

tugas tepat pada waktunya

3,01

22 Saya tidak bisa menyelesaikan

tugas dengan memuaskan

3,22

23 Saya dapat mengatur jadwal belajar

dengan baik

3,02

35 Nilai tugas sekolah saya

memuaskan

3,06

37 Waktu belajar saya sangat sedikit 3,13

38 Saya mengerjakan ulangan dengan

mudah

3,05

49 Saya menyelesaikan tugas dengan

memuaskan

3,02

50 Saya tidak takut saat mengahadapi

ulangan

3,05

Gambar

Tabel  1   :   Kisi-kisi Skala Kebutuhan Siswa… ..............................................
Tabel 1
Tabel 3
Tabel Kisi-kisi Item yang Valid Sebagai Item Final
+4

Referensi

Dokumen terkait

apabila kelengkapan persyaratan berkas permohonan telah memenuhi ketentuan yang berlaku, petugas front office memberikan tanda bukti penerimaan berkas sebagai alat

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ani Yuliyanti (2011) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya

Dilihat dari segi pelaksanaan kegiatan diseminasi, Prima Tani merupakan wahana untuk menghubungkan secara langsung Badan Litbang sebagai penyedia teknologi

MP-RHL Daerah merupakan rencana makro yang lebih bersifat management plan penanganan RHL yang disusun secara partisipatif di daerah dengan memperhatikan berbagai aspek dan

Perkembangan titik panas atas hotspot pada hari ini pukul 17.00 WIB berdasarkan pantauan citra satelit Karhutla Monitoring Sistem (KMS) total Riau Cofidance 70% sejumlah 2

Menimbang, bahwa selanjutnya setelah memperhatikan dengan seksama Memori banding selebihnya yang diajukan oleh pihak Tergugat/Pembanding dan surat Kontra memori

Penanganannya No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Permasalahan Pelayanan SKPD Sebagai Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1 Meningkatnya

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa flavonoid hasil isolasi pada konsentrasi 0,6% dan 0,8% memiliki aktivitas mukolitik yang setara dengan