• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. Judul - Bala Aga - ISI Denpasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "I. Judul - Bala Aga - ISI Denpasar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. Judul : Bala Aga, cikal bakal dari adannya Desa Belega dengan mengangkat karakter dari Bala Aga yang merupakan prajurit dari Ki Patih Kebo Iwa.

II. Nama Penulis : - I Wayan Gede kardiana

- Dr. I Ketut Suteja, SST ., M.Sn - I Wayan Sudana, SST ., M.Si - Gedekardiana617@gmail.com

III. Abstrak :

TUGAS AKHIR KARYA SENI BALA AGA Oleh :

I Wayan Gede Kardiana NIM. 201401014

Abstrak

Karya Seni Bala Aga memiliki sumber kreatif dari sejarah adannya Desa Belega di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Bala artinya prajurit dan Aga artinya asli. sehingga nama Desa Belega bila dikaitkan dengan keberadaan dari masyarakatnya sampai sekarang, Desa Belega dipercaya sebagai keturunan masyarakat (prajurit) asli dari Maha Patih Kebo Iwa. Karakter dari Bala Aga tersebut yang ingin ditranformasikan oleh penata ke dalam sebuah tari kreasi baru dengan bentuk bebarisan. Tema yang digunakan adalah kepahlawan, karena Bala Aga merupakan cikal bakal dari adanya Desa Belega. Dalam proses penciptaanya digunakan metode menurut Alma M. Hawkins dalam Buku Mencipta Lewat Tari terjemahan dari buku Creating Through Dance oleh Y. Sumandiyo Hadi tahun 1990 yang dijabarkan mengenai tahapan-tahapan tentang proses penciptaan sebuah karya tari , yakni: exsploration (penjajagan), improvisation (percobaan), dan forming (pembentukan). Tahapan tersebut sangat penting digunakan sebagai jembatan penata untuk proses penciptaannya. Bentuk dari sajian pertunjukannya disusun dalam sebuah struktur karyanya yang dibagi menjadi tiga bagian, yakni: bagian pertama mengambarkan bagaimana kegagahan dari Bala Aga itu sendiri, bagian kedua mengambarkan ketangkasan Bala Aga dalam mempergunakan tombak sebagai senjata perang, dan bagian ketiga mengambarkan sekelompok Bala Aga yang gagah perkasa dan membawa tombak sebagai senjata perang.

Kata kunci : Karya Seni, Bala Aga, Prajurit

FINAL ASSIGNMENT OF ARTWORK BALA AGA By:

I Wayan Gede Kardiana NIM. 201401014

Abstract

(2)

2

name of Belega Village when associated with the existence of the community until now, Belega Village is believed to be the descendant of the original (warrior) community of Maha Patih Kebo Iwa. The character of the Aga Bala is what the stylist wants to transform into a new creations dance with a bebarisan form. The theme used is the hero, because Bala Aga is the forerunner of the Village Belega. In the process of its creation used the method according to Alma M. Hawkins in the Book Creating Through Dance translation of the book Creating Through Dance by Y. Sumandiyo Hadi in 1990 which described the stages of the creation process of a work of dance, namely: exsploration (exploration), improvisation ( experiments), and forming. The stage is very important to be used as a bridge stylists for the process of its creation. The form of the performance of the show is arranged in a structure of his work which is divided into three parts: first describes the valor of Bala Aga itself, the second part describes Bala Aga's dexterity in using the spear as a weapon of war, and the third part represents a group of arrogant Bala Aga mighty and carry a spear as a weapon of war.

Keywords: Artwork, Bala Aga, Soldier

IV. Pendahuluan

Desa Belega merupakan salah satu desa tua yang berada di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Desa Belega terletak di sebelah timur Desa Blahbatuh, sebelah selatan Desa Bona, sebelah utara Desa Pering dan sebelah barat Tukad Pakerisan.Desa Belega terdiri dari 6 Banjar/Dusun, yaitu : Br. Pasdalem, Br. Selat, Br. Kebon Kelod, Br. Kebon Kaja, Br. Belega Kanginan dan Br. Jasri. Sebagain besar mata pencaharian dari masyrakatnya bersumber dari kerajinan bambu.

Pada zaman Kerajaan Bali Kuno, pada saat itu diperintah oleh Raja Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten yang berkedudukan di Bedahulu (Desa Bedulu sekarang). Kerajaan Bedahulu pada saat itu menjadi semakin kuat dan disegani oleh kerajaan lain, karena didukung oleh Maha Patih Kebo Iwa, sehingga kerajaan lain tidak mampu untuk menandinginya. Setelah Patih Kebo Iwa wafat, maka pengikut setia beliau mendirikan sebuah tempat pemujaan yang diberi nama Pura Gaduh (Pura Kebo Iwa) yang berlokasi di Br. Tengah, Desa Blahbatuh. Pura tersebut dipergunakan untuk mengenang jasa-jasa dari Ki Patih Kebo Iwa. Masyarakat yang sekarang tinggal diwilayah Blahbatuh Tua inilah merupakan pengikut setia Patih Kebo Iwa. Nama Desa Belega berasal dari kata Bala dan Aga, dimana bala artinya prajurit dan aga artinya asli, sehingga nama Desa Belega dikaitkan dengan keberadaan dari masyarakatnya sampai sekarang. Desa Belega dipercaya sebagai keturunan masyarakat (prajurit) asli dari Maha Patih Kebo Iwa. Lama kelamaan kata bala aga biasa diucapkan menjadi Belega (RPJM-Desa. 2015).

(3)

3

mengenai bagaimana sejarah dari desa tempat tinggalnya sendiri. Hal tersebut sebenarnya sangat penting untuk diketahui agar kelak para generasi yang akan datang setidaknya tau akan sejarah atau asal mula keberadaan desanya sendiri, khususnya Desa Belega.

Pengalaman estetik atau pengalaman seni merupakan salah satu nilai kualitas dalam seni, pengalaman kualitas seni amat pribadi terjadinya karena hanya si penerima seni itu yang menciptakannya berdasarkan karya seni yang ada (Sumardjo, 2000: 169). Berbicara mengenai pengalaman, berbekal kemampuan dasar menari yang cukup baik di bidang tarian putra keras (tari Baris Tunggal) mengantarkan penata berkeinginan untuk menuangkan ide tersebut ke dalam sebuah karya tari Kreasi Baru. Tari Kreasi Baru merupakan tari-tarian yang diciptakan pada zaman modern ini yang lebih menekankan kepada penampilan ungkapan budaya modern (Dibia, 1999: 9). Pendapat tersebutlah yang nantinya akan dipakai dalam karya ini yang tentunya memiliki kebebasan dalam penggarapan dengan tidak mengesampingkan pakem-pakem tradisi sebagai pijakannya.

Selain itu, berangkat dari pengalaman penata sebagai fire dancer (penari api) 2 tahun belakangan ini, menggugah keinginan penata untuk mengkolaborasikan teknik permainan api, khususnya dauble stick, yang merupakan sebuah permainan tongkat dalam Fire Dance.Dengan demikian, dalam penyajiannya nanti akan menghasilkan sebuah warna baru dalam bentuk karya tari bebarisan dengan mengedepankan teknik-teknik permainannya, kecepatan tangan, serta ketelitian yang dihasilkan dari penggunaan senjata tombak yang bersumber dari dauble stick tersebut.

V. Bagian Inti

Inti dari sebuah karya seni berangkat dari bagimana ketegasan ide yang dapat memberikan banyangan atau abstraksi dari karya yang digarap. Ide merupakan hal yang sangat penting dalam mencipta sebuah karya tari. Kematangan dan kejelasan dari ide itu sendiri dapat mempermudah dalam melakukan proses penggarapannya nanti, dengan kata lain ide inilah yang menjembati penata untuk melangkah dalam proses penciptaannya.

Ide dari karya Tari Kreasi Baru Bala Aga ini adalah mengangkat bagaimana karakter dari prajurit Ki Patih Kebo Iwa yg bernama Bala Aga. Hal ini didasari atas eksplorasi dari buku Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Belega (RPJM-Desa) tahun 2015, mengenai bagaimana sejarah dari Desa Belega yang dulunya merupakan prajurit dari Ki Patih Kebo Iwa yang bernama Bala Aga.

5.1. Deskripsi Karya

Karya ini berjudul Bala Aga, mengambil bentuk bebarisan dengan mempergunakan 8 orang penari putra. Penggunaan 8 orang penari didasari atas karya yang dibuat berbentuk komunal atau kelompok. Konsep garapan berbentuk kelompok penting untuk menambah kesan dinamika yang dapat diwujudkan melalui beberapa elemen komposisi kelompok seperti yang dijelaskan dalam buku Koreografi, bahwa setiap pola gerak atau rangkaian gerak didalam sebuah komposisi dapat dilaksanakan serempak (unison), berimbang (balanced), berselang-seling (alternate), bergantian (canon), dan terpecah (broken) (Murgiyanto, 1992: 94). Bentuk bebarisan dipilih dikarenakan menurut penulis adalah suatu bentuk yang cocok digunakan untuk penggambaran suatu karakter dari prajurit. Properti yang digunakan adalah tombak yang terbuat dari bambu yang dijadikan sebagai media ungkap untuk mencirikan penggambaran seorang prajurit.

(4)

4

bagaimana keberadaan Desa Belega. Tema kepahlawanan dipilih atas dasar bahwa Bala Aga ini merupakan cikal bakal dari adanya Desa Belega, maka dari itulah dipilih tema kepahlawanan yang menurut penata cocok dengan karya ini.

Selain itu, dalam karya ini dicoba untuk mengkolaborasikan teknik permainan api, khususnya dauble stick, yang merupakan sebuah permainan tongkat dalam Fire Dance dengan penggunaan properti tombak dalam karya ini. Dengan demikian, dalam penyajiannya nanti akan menghasilkan sebuah warna baru dalam bentuk karya tari bebarisan dengan mengedepankan teknik-teknik permainannya, kecepatan tangan, serta ketelitian yang dihasilkan dari penggunaan senjata tombak yang bersumber dari dauble stick tersebut.

5. 2. Struktur Koreografi

Adapun struktur koreografi yang digunakan dalam karya Tari Kreasi Baru Bala Aga ini dibagi menjadi 3 bagian adalah sebagai berikut.

a. Bagian Awal

Mentransformasikan energi keagungan dan kegagahan dari Bala Aga. b. Bagian Isi

Mengambarkan bagaimana kewibawaan dan kekuatan dari Bala Aga itu sendiri lewat penonjolan tetuek dan simbol-simbol gerak kekuatan.

c. Bagian Akhir

Mengambarkan ketangkasan, kesigapan, kecekatan Bala Aga dalam latihan perang dan mempergunakan tombak sebagai senjata perang.

5. 3. Analisis Penyajian

Karya Tari Bala Aga merupkan karya tari dengan bentuk bebarisan dan melibatkan 8 orang penari putra. Dalam penyajiannya akan banyak didukung baik dari segi tata busana, iringan, dan tentunya tempat pertunjukannya, berikut penjabarannya :

5.3.1. Tata Busana

Konsep tata busana yang digunakan dicoba untuk menggolah rotan dan bambu sebagai bahan baku dari rancangan kostumnya, sehingga nantinya mampu memberikan nuansa baru dalam rancangan kostumnya yang sekaligus juga dapat menjadi ciri khas dari karya ini. Kostum tari yang baik bukan sekedar berguna sebagai penutup tubuh penari, tetapi merupakan pendukung desain keruangan yang melekat pada tubuh penari (Murgiyanto, 1992: 109). Rotan dan bambu dipilih karena mengingat bahan-bahan ini merupakan bahan ramah lingkungan dan sekaligus dapat memiliki nilai estetika yang tinggi bila dapat mengolahnya dengan baik dan benar.

5.3.2. Iringan

(5)

5

agar ke depannya setiap ada upacara piodalan di Pura Kahyangan Tiga di Desa Belega dapat dipentaskan dengan mudah.

5.3.3.Tempat Pertunjukan

Kata lain dari tempat pertunjukan adalah panggung. Panggung yang digunakan untuk karya tari Bala Aga ini adalah berbentuk proscenium yang berada di Gedung Ksiarnawa Art Center Denpasar.

VI. Penutup

6.1. Simpulan

Karya Seni Bala Aga merupakan sebuah karya Tari Kreasi Baru yang berangkat dari sumber kreatif mengenai sejarah dari Desa Belega yang merupakan abdi setia atau prajurit dari Ki Patih Kebo Iwa pada jaman Kerajaan Bedahulu. Karakter dari Bala Aga itu sendiri yang dicoba untuk ditranformasikan kedalam sebuah karya Tari Kreasi Baru dengan bentuk bebarisan, dengan melibatkan delapan orang penari putra. Tema yang digunakan adalah kepahlawanan. Tari Kreasi Baru Bala Aga ini diiringi oleh barungan gambelan gong kebyar dengan penggunaan konsep tata busana yang bersumber dari bambu dan rotan serta mempergunakan propoerti tombak yang terbuat dari bambu dan dijadikan sebagai media ungkap untuk mencirikan seorang prajurit

. 6.2. Saran

Adapun saran-saran yang ingin disampaikan oleh penata guna agar kedepannya tulisan maupun karya ini bisa lebik baik lagi, yakni :

a. Untuk seniman akademis maupun masyarakat luas, karya ini sangat jauh dari kata sempurna, sehingga sangat perlu banyak masukan yang berupa kritik maupun saran trutama untuk penata sendiri agar kedepannya dapat dijadikan penganggan dalam berkarya.

b. Untuk mahasiswa selanjutnya yang akan menempuh ujian, hendaknya kebiasaan menonton maupun mengapresiasi karya orang lain sangat perlu ditingkatkan lagi, karena bebekal pengalaman tersebutlah kedepannya sangat dapat membantu dapat menggarap sebuah karya seni.

C. Untuk lembaga pendidikan di ISI Denpasar, semoga karya-karya yang sudah dihasilkan oleh mahasiswa dapat dipublikasi kepada masyarakat luas sehingga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dalam menatata sebuah tarian baru.

VII. Daftar Rujukan

7.1. Sumber Pustaka

(6)

6

Dibia, I Wayan. 1999. Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

. 2013. Puspasari Seni Tari Bali. Denpasar : UPT Penerbitan ISI Denpasar.

Murgiyanto, Sal. 1992. Koreografi. Jakarta: Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumadiyo Hadi, Y. 2003. Mencipta Lewat Tari (terjemahan buku Creating Through Dance karya Alma M. Hawkins. Yogyakarta: Manthili Yogyakarta.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni . Bandung: ITB.

7.2. Sumber Discografi

Vidio Tugas Akhir ISI Denpasar jurusan seni tari tahun 2016 dengan judul Tandavasandi oleh I.A. Made Dwita Sugiantini, S.Sn.

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia kini banyak

Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan analisis karakteristik responden dapat diketahui karakteristik responden yang dihitung melalui analisis

Hannerz menyatakan bahwa inti dari konsep pembentukan budaya Creole (Creolisasi) adalah kombinasi dari keragaman, keterhubungan, dan inovasi. ‘Keragaman’ budaya yang

Barang- barang milik/kekayaan negara adalah semua barang-barang milik/kekayaan negara yang berasal/dibeli dengan dana yang bersumber untuk seluruhnya ataupun

breadth of the territorial sea. breadth of the territorial sea. An island is a naturally formed area of An island is a naturally formed area of land, surrounded by water, which

Ketika Anda menekan tab worksheet, Excel 2007 akan menam p p ilkan isi dari Worksheet  ilkan isi dari Worksheet  yang bersangk . yang bersangk  u

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara