• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Administrasi

a. Pengertian Administrasi

Administrasi adalah “ketatausahaan yang dalam bahasa Inggris disebut clerical work, paper work, atau office work berupa kegiatan pencatatan, pengolahan, pengumpulan, pemberian nomer/kode surat, pengetikan, penggandaan, penyimpanan, pengiriman berbagai informasi yang diterima atau yang dikeluarkan oleh suatu organisasi atau institusi”.(Wirman Syafri, 2012:3)

2. Nomor Pokok Wajib Pajak

a. Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

NPWP adalah “nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan untuk tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya”. Jadi, NPWP adalah tanda pengenal atau identitas bagi wajib pajak. (Yustinus Prastowo, 2009:6)

b. Pengertian Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pendaftaran NPWP adalah “wajib pajak yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan berdasarkan sistem self assessment, wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak untuk mendapatkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dengan cara diterbitkannya NPWP disertai Surat Keterangan Terdaftar (SKT)”. (Waluyo, 2011:24)

(2)

commit to user c. Tata-Cara Pendaftaran NPWP

Untuk mendaftarkan diri sebagai wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan dapat dilakukan dengan tata cara pendaftaran NPWP sebagai berikut:

1) Pendaftaran Online

Dilakukan secara elektronik dengan mengisi Formulir Pendaftaran Wajib Pajak pada Aplikasi e-Registration yang tersedia pada laman Direktorat Jenderal Pajak di www.pajak.go.id.

2) Datang Langsung ke KPP

Dengan mengisi formulir pendaftaran NPWP dan membawa kelengkapan berkas sebagai berikut:

a) Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, yaitu:

i. Bagi penduduk Indonesia: fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).

ii. Bagi orang asing: fotokopi paspor ditambah surat pernyataan tempat tinggal/domisili dari yang bersangkutan.

b) Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, yaitu:

i. Bagi penduduk Indonesia: fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).

ii. Bagi orang asing: fotokopi paspor ditambah surat pernyataan tempat tinggal atau domisili dari yang bersangkutan.

iii. Surat pernyataan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Wajib Pajak.

c) Untuk Wajib Pajak badan, yaitu:

i. Kopi akte pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi Badan Usaha Tetap (BUT).

ii. Bagi penduduk Indonesia: fotokopi KTP.

iii. Bagi orang asing: fotokopi paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing.

iv. Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang minimal Lurah/Kepala Desa.

(3)

commit to user

d) Untuk Joint Operationsebagai pemungut/pemotong, yaitu: i. Fotokopi perjanjian kerjasama sebagai Joint

Operation.

ii. Fotokopi NPWP masing-masing anggota Joint Operation.

iii. Bagi penduduk Indonesia: fotokopi KTP.

iv. Bagi orangasing: fotokopi paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah/Kepala Desa dari salah satu pengurus Joint Operation.

Wajib Pajak dengan status cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita kawin yang tidak pisah harta melampirkan fotokopi Surat Keterangan Terdaftar. Apabila permohonan ditandatangani orang lain, harus dilengkapi surat kuasa dari yang diwakilkan. (Euis Fatimah, 2011:16-17)

d. Pengertian Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Penghapusan NPWP adalah “tindakan menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari Tata Usaha Kantor Pelayanan Pajak (KPP) bagi wajib pajak yang tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif”. (Waluyo, 2011:27)

e. Tata-Cara Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Untuk menghapus NPWP sebagai wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan dapat dilakukan dengan penghapusan NPWP sebagai berikut antara lain:

1) Pendaftaran Online

Dilakukan secara elektronik dengan mengisi Formulir Pendaftaran Wajib Pajak pada Aplikasi e-Registration yang tersedia pada laman Direktorat Jenderal Pajak di www.pajak.go.id.

(4)

commit to user 2) Datang Langsung ke KPP

Dengan mengisi formulir pendaftaran NPWP dan membawa kelengkapan dokumen.

Penghapusan NPWP dilakukan dalam hal diajukannya permohonan penghapusan NPWP oleh:

a) Wajb Pajak dan/atau ahli warisnya karena wajib pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Misalnya:

i. Wajib Pajak meninggal dan tidak meninggalkan harta warisan, disyaratkan adanya fotokopi akte kematian atau surat kematian dari instansi yang berwenang. ii. Wajib pajak meninggal dan meninggalkan warisan.

Apabila selesai dibagi kepada ahli warisnya, disyaratkan adanya keterangan tentang selesainya warisan tersebut dibagi oleh ahli warisnya.

iii. Wajib Pajak orang pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai Wajib Pajak, disyaratkan surat pernyataan dan keterangan dari instansi yang berwenang.

b) Wanita kawin yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta serta suaminya telah terdaftar sebagai Wajib Pajak, disyaratkan adanya surat nikah/akte perkawinan dari catatan sipil.

c) Wajib Pajak Badan dalam rangka likuidasi atau telah dibubarkan secara resmi, disyaratkan adanya akte pembubaran.

d) Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai Badan Usaha Tetap, disyaratkan adanya permohonan wajib pajak yang dilampiri dokumen yang mendukung bahwa Badan Usaha Tetap tersebut tidak memenuhi syarat lagi untuk dapat digolongkan sebagai Wajib Pajak. (Thomas Sumarsan, 2010:29-30)

Dalam mengajukan permohonan penghapusan NPWP, maka Wajib Pajak harus melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut:

a) Formulir permohonan penghapusan NPWP yang sudah diisi dengan lengkap dan ditandatangani oleh Wajib Pajak.

(5)

commit to user

b) Surat keterangan kematian atau dokumen sejenis dari instansi yang berwenang dan surat pernyataan bahwa tidak mempunyai warisan atau surat pernyataan bahwa warisan sudah terbagi dengan menyebutkan ahli waris, untuk orang pribadi yang meninggal dunia.

c) Dokumen yang menyatakan bahwa Wajib Pajak telah meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya, untuk orang pribadi yang meninggalkan Indonesia selama-lamanya. d) Dokumen yang menyatakan bahwa Wajib Pajak sudah tidak

ada lagi kewajiban sebagai bendahara, untuk bendahara pemerintah.

e) Surat pernyataan mengenai kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak ganda dan fotokopi semua kartu Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki, untuk Wajib Pajak yang memiliki lebih dari satu Nomor Pokok Wajib Pajak.

f) Fotokopi buku nikah atau dokumen sejenis dan surat pernyataan tidak membuat, perjanjian pemisahan harta dan penghasilan atau surat pernyataan tidak ingin melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari suami, untuk Wanita kawin yang sebelumnya telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.

g) Dokumen yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak badan termasuk bentuk usaha tetap telah dibubarkan sehingga tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif, seperti akta pembubaran badan yang telah disahkan oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, untuk Wajib Pajak badan. (Yustinus Prastowo, 2009:116-119)

Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak hanya dapat dilakukan apabila utang pajak telah dilunasi atau hak untuk melakukan penagihan telah daluwarsa, kecuali dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa utang pajak tersebut tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi antara lain karena:

a) Penagihannya sudah daluwarsa.

b) Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan.

c) Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan.(Waluyo, 2011:29)

(6)

commit to user

f. Pengertian Pemindahan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pemindahan NPWP adalah “wajib pajak terdaftar pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain atau terjadi perubahan status wajib pajak yang mengakibatkan Kantor Pelayanan Pajak wajib pajak terdaftar harus berubah”. (Waluyo, 2011:28)

g. Tata - Cara Pemindahan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Untuk memindahkan NPWP sebagai wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak lama ke Kantor Pelayanan Pajak yang baru, wajib pajak yang bersangkutan dapat dilakukan dengan pendaftaran NPWP sebagai berikut antara lain:

1)Pendaftaran Online

Dilakukan secara elektronik dengan mengisi Formulir Pendaftaran Wajib Pajak pada Aplikasi e-Registration yang tersedia pada laman Direktorat Jenderal Pajak di www.pajak.go.id.

2) Datang Langsung ke KPP

Dengan mengisi formulir pendaftaran NPWP dan membawa kelengkapan dokumen.

Pemindahan NPWP dilakukan dalam hal diajukannya permohonan pemindahan NPWP oleh:

Wajib Pajak Orang Pribadi:

a) Yang pindah tempat tinggal, melampirkan surat keterangan pernyataan pindah tempat tinggal dari instansi yang berwenangsekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa bagi penduduk Indonesia atau fotocopy paspor ditambah surat pernyataan tempat tinggal/domisili yang baru dari yang bersangkutan bagi orang asing (bentuk formulir ditentukan Direktorat Jenderal Pajak). Dalam hal wajib pajak yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, persyaratan tersebut dapat berupa surat keterangan pimpinan instansi atau perusahaan.

(7)

commit to user

b) Yang pindah tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, melampirkan surat pernyataan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang baru dari wajib pajak.

Wajib Pajak Badan:

a) Pindah tempat kedudukan, melampirkan surat pernyataan tempat kedudukan yang baru dari salah seseorang pengurus yang aktif.

b) Pindah tempat kegiatan usaha, melampirkan surat pernyataan tempat kegiatan usaha baru dari salah seorang pengurus yang aktif. (Waluyo, 2011:29)

h. Fungsi NPWP

Fungsi NPWP yaitu sebagai berikut:

a) Sebagai sarana administrasi perpajakan dan b)Sebagai identitas wajib pajak.

c) Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dsn pengawasan administrasi perpajakan.

d)Menjadi persyaratan dalam pelayanan umum. (Euis Fatimah, 2011:16)

i. Manfaat NPWP

a) Sebagai persyaratan ketika melakukan pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

b) Salah satu syarat jual-beli tanah.

c) Salah satu syarat pembuatan Rekening Koran di bank-bank.

d) Serta salah satu syarat sebagai persyaratan untuk bisa mengikuti tender-tender yang dilakukan oleh pemerintah. (Euis Fatimah, 2011:16)

j. Format NPWP

NPWP terdiri dari15 digit yaitu:

a) 9 digit pertama merupakan kode wajib pajak yang menjelaskan wajib pajak yang dimaksud adalah orang pribadi atau badan atau bendaharawan.

b)6 digit berikutnya merupakan kode administrasi perpajakan. Formatnya sebagai berikut: XX. XXX. XXX.X. XXX. XXX

(8)

commit to user Catatan:

a) Wajib Pajak yang tidak diwajibkan mendaftarkan diri apabila memerlukan NPWP, dapat mendaftarkan diri dan akan diberikan NPWP.

b) Setiap Wajib Pajak hanya mempunyai satu jenis NPWP untuk semua jenis pajak.

c) Untuk perusahaan perseorangan, NPWP atas nama pemiliknya.

d) Untuk badan (misalnya PT) yang baru berdiri sebaiknya tetap mempunyai NPWP karena apabila rugi dapat dikompensasi dengan tahun berikutnya. (Mardiasmo, 2004:16)

Contoh format NPWP:

08.789.456.5.528.000 Dapat dijabarkan sebagai berikut:

08 (dan 07,09) : kode wajib pajak orang pribadi 00 : kode wajib pajak Bendaharawan 01, 02, 03 : kode wajib pajak Badan

04, 06 : Wajib Pajak Pengusaha 05 : kode wajib pajak karyawan 789.456 : nomor urut registrasi NPWP

5 : cek digit (sebagai alat pengaman agar tidak terjadi pemalsuan dan kesalahan NPWP)

528 : kode KPP (KPP Pratama

Karanganyar)

000 : kode pusat/suami

Tambahan 001 : kode cabang/istri

3.Wajib Pajak

a. Pengertian Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah “orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan”. (Yustinus Prastowo, 2009:6)

(9)

commit to user

b. Jenis-Jenis Wajib Pajak

Pada dasarnya Wajib Pajak dibagi menjadi 3, yaitu: 1) Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP)

Wajib Pajak Orang Pribadi adalah orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia, dan tidak melihat batasan umur dan juga jenjang sosial ekonomi.

2) Wajib Pajak Badan

Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), dan perseroan lainnya. Badan Usaha Milik negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapaun, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, kumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi politik, organisasi lainnya, lembaga dan dalam bentuk badan lainnya termasuk kontrak kolektif dan Bentuk Usaha Tetap (BUT). 3) Wajib Pajak Bendaharawan

Wajib Pajak Bendaharawan adalah bendaharawan pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga negara lainnya dan kedutaan besar Republik Indonesia di luar negeri, pembayar gaji, tunjangan, upah, honorarium, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubung dengan pekerjaan , jasa, atau kegiatan. (Yustinus Prastowo, 2009:6-12)

c. Persyaratan Wajib Pajak

Persyaratan wajib pajak dibedakan menjadi 2 yaitu Wajib pajak yang memenuhi persyaratan subjektif dan objektif

1) Persyaratan Subjektif adalah persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan yaitu sebagai berikut

a) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

b) Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

(10)

commit to user

i. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ii. Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

iii. Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran pemerintah pusat atau pemerintah daerah.

iv. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.

c) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.

2) Persyaratan Objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan yang diwajibkan untuk melakukan pemotongan/pemungutan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa wajib pajak adalah subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan selama satu tahun pajak di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). (Yustinus Prastowo, 2009:6-9)

B.Metode Pengamatan

1. Lokasi Pengamatan

Lokasi pengamatan berfungsi sebagai tempat yang memiliki fakta kebenaran mengenai topik bahasan tema. Pada kesempatan ini penulis memilih lokasi pengamatan diKantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar yang beralamatkan Jl. Samanhudi, Komplek Perkantoran Cangakan, Karanganyar. Pengamatan dilakukan selama 1,5 bulan dimulai tanggal 16 Februari sampai berakhir tanggal 31 Maret 2015.

Penulis memilih lokasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar sebagai tempat pengamatan dengan mempertimbangkan berbagai alasan berikut:

a. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar merupakan tempat magang penulis

(11)

commit to user

b. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar memberikan ijin bagi penulis untuk mengamati kegiatan administrasi pendaftaran, penghapusan, dan pemindahan NPWP

c. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar memberikan data-data yang tepat, akurat dan memiliki dokumen yang lengkap mengenai judul yang di bahas oleh penulis yaitu administrasi pendaftran, penghapusan, dan pemindahan NPWP.

2. Jenis Pengamatan

Observasi yang dilakukan oleh penulis merupakan observasi berperan aktif yaitu dalam kegiatan pengamatan, penulis langsung mengamati ke lokasi tempat magang langsung.

Penulis bahkan bisa berperan yang tidak hanya berbentuk dalam dialog atau bercakap-cakap yang mengarah pada pendalaman dan kelengkapan datanya, tapi juga kemantapan datanya. Berperan aktif ini merupakan cara khusus dengan memainkan berbagai peran yang dimungkinkan. (H.B Sutopo, 2002:67)

Penulis melaporkan hasil observasinya dengan apa adanya sesuai hasil pengamatan yang sudah diperoleh. Metode pengamatan yang dilakukan oleh penulis yaitu model deskriptif kualitatif interaktif yaitu nelakukan pengamatan sesuai dengan fenomena yang ada tanpa melakukan pengujian hipotesis atau penulis mendeskripsikan laporan sesuai dengan realitas yang terjadi.

3. Sumber Data

Sumber data sebagai penentu ketepatan dan kelengkapan data atau informasi yang diperoleh. Menurut H. B. Sutopo (2002:49-54) ada beberapa jenis sumber data, yaitu sebagai berikut :

(12)

commit to user

Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data menusia (narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber disini memiliki posisi yang sama, dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan selera dalam penyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini, sumber data yang berupa manusia didalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan daripada sebagai responden.

Informan dalam pengamatan ini adalah: 1) Kepala Seksi Pelayanan

2) Kepala Seksi Pengolahan Data danInformasi (PDI) 3) Staff Seksi Pelayanan

4) Staff seksi Ekstensifikasi 5) Staff Seksi Pemeriksaan b. Tempat atau Lokasi

Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh pengamat. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Dari pemahaman lokasi dan lingkungannya pengamat bisa secara cermat mencoba mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan simpulan yang berkaitan dengan permasalahan pengamatan.

Dalam melakukan pengamatan di KPP Karanganyar, pengamat ditempatkan di bagian seksi pelayanan KPP Karanganyar. Sehingga pengamat dapat mengamati para wajib pajak yang berkepentingan dalam pendaftaran, penghapusan, dan pemindahan NPWP. Selain itu pengamat dapat mengamati secara langsung staff pelayanan dalam melakukan pelayanan pendaftaran, penghapusan, dan pemindahan.

(13)

commit to user c. Dokumen dan Arsip

Banyak peristiwa yang lama terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar kajian dari dokumen atau arsip-arsip, baik yang secara langsung maupun tidak, sangat berkaitan denga permasalahan yang diteliti. Dalam mengkaji dokumen, peneliti sebaiknya tidak hanya mencatat apa yang tertulis, tetapi juga berusaha menggali dan menangkap maknanya yang tersirat dari dokumen tersebut.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis menurut H.B Sutopo (2002:59-70) ada beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

a) Wawancara

Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlikan teknik wawancara, yang dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam. Wawancara mendalam ini dapat dilakukan pada waktu dan kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci, jujur dan mendalam. Untuk itu wawancara ini bahkan dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan pengamatan yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang sedang dijelajahi.

Informan dalam wawancara ini adalah Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi (Kasi PDI) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar dan Kepala Seksi Pelayanan.

b) Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi dan benda, serta rekaman gambar. Observasi dalam pengamatan ini yaitu

(14)

commit to user

dengan observasi berperan aktif, dimana pengamat tidak bersikap pasif, tetapi memainkan berbagai peran yang dimungkinkan suatu situasi yang berkaitan dengan pengamatan. Teknik observasi ini memberikan kesempatan khusus bagi pengamat untuk mengumpulkan data tetapi juga akan menemukan masalah dan hambatan yang terjadi selama pengamatan.

Adapun observasi yang dilakukan pengamat adalah Administrasi Pendaftaran, Penghapusan, dan Pemindahan NPWP di KPP Karanganyar.

c) Mengkaji Dokumen dan Arsip

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen, arsip-arsip, peraturan-peraturan, laporan-laporan dan literature lainnya yang berhubungan dengan administrasi pendaftaran, penghapusan, dan pemindahan NPWP.

Adapun dokumen atau arsip yang dikaji oleh penulis adalah sebagai berikut:

1) Data jumlah wajib pajak yang mengajukan pendaftaran NPWP. 2) Data jumlah wajib pajak yang mengajukan penghapusan NPWP. 3) Data jumlah wajib pajak yang mengajukan pemindahan NPWP. 4) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 20 tahun 2013.

5. Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen pokok yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan dengan verifikasinya. Selain itu tiga komponen analisis tersebut aktivitasnya dapat dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponennya, maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus.

(15)

commit to user (a) Reduksi Data (Data Reduction)

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, dan abstraksi terhadap data yang telah diperoleh. Proses ini berlangsung sepanjang pelaksanaan penelitian, diawali sebelum pengumpulan data (ketika mengambil keputusan tentang kerangka berpikir, pemilihan kasus, menyusun pedoman wawancara, dan menentukan teknik pengumpulan data sampai laporan akhir penelitian selesai disusun.

(b) Sajian Data (Data Display)

Merupakan suatu rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Lebih lanjut Sutopo memaparkan bahwa selain dalam bentuk narasi kalimat, sajian data juga dapat berupa matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan, dan juga tabel yang mendukung kebenaran dari narasinya.

(c) Penarikan Simpulan

Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir. Simpulan perlu diverivikasi agar benar-benar bisa dipertanggung jawabkan yang dilakukan dengan mengembangkan ketelitian supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih bisa dipercaya. (H.B Sutopo,2002:91-93)

Referensi

Dokumen terkait

The best stiffened plate against blast loads is the Parallel Configuration with T Stiffener Geometry, reducing up to 36.87% deformation of unstiffened plate. The design

wajib pajak dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, Pemeriksaan untuk tujuan menguji kepatuhan wajib pajak,

Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi augmented reality pada media promosi di Jurusan Teknik Informatika Universitas Negeri Surabaya diharapkan mampu membantu

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan

Lulusan  merupakan  salah  satu  output  langsung  dari  proses  pendidikan  yang  dilakukan  oleh  perguruan  tinggi.  Lulusan  ini  harus  memiliki 

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berbanding lurus

Struktur bumi dari dalam sampai luar adalah lapisan inti matahari, zona radiasi, zona konveksi, kromosfer, fotosfer, dan korona Guru memberikan soal posttest. (45 menit)