• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. Y UMUR 31 TAHUN DI PKD AMANAH NGEMPON BERGAS ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. Y UMUR 31 TAHUN DI PKD AMANAH NGEMPON BERGAS ARTIKEL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. Y UMUR 31 TAHUN

G2P1AO UMUR KEHAMILAN 33 MINGGU 1 HARI DI PKD AMANAH NGEMPON BERGAS

ARTIKEL

Oleh: PUJI LESTARI

NIM. 0131684

AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO

UNGARAN

(2)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.Y DI PKD AMANAH NGEMPON BERGAS KAB. SEMARANG

Puji Lestari1), Ari Andayani2), Heni Setyowati3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email : UP2M@AKBIDNgudiWaluyo

INTISARI

Lestari, Puji. 2016; Asuhan Kebidanan berkelanjutan pada Ny.Y di PKD AMANAH Bergas. Karya Tulis Ilmiah. DIII Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran. Pembimbing I : Ari Andayni S.SiT M.Kes, Pembimbing II : Heni Setyowati, S.SiT.,M.Kes.

Latar Belakang : Pada tahun 2014, Angka Kematian Ibu di Kabupaten Semarang mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Bila di tahun 2013 AKI sebesar 120,22 per 100.000 KH (17 kasus), maka di tahun 2014 menjadi 14,31 per 100.000 KH (20 kasus). Upaya peningkatan kesehatan maka perlu dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity care) mulai dari masa kehamilan, persalinan, masa nifas, masa interval serta perawatan bayi baru lahir, sampai dengan KB serta melakukan pendokumentasian kebidanan

Tujuan Penelitian : Mampu melakukan asuhan kebidanan pada Ny. Y secara berkelanjutan meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB) sesuai manajemen Varney 7 langkah dan pendokumentasian dengan metode SOAP

Metode : Penulisan ini menggunakan pendekatan Asuhan Kebidanan berkelanjutan dengan pengumpulan data yaitu melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, studi dokumentasi, studi pustaka.

Hasil : Asuhan pada kasus Ny.Y setelah dilakukan pengkajian sampai pelaksanaan dari kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB sejak tanggal 06 November 2015 sampai dengan 17 Januari 2016. Evaluasi hasil yang diperoleh setelah asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.Y pada ibu dan bayi tidak terjadi komplikasi selama kehamilan selama kehamilan tidak ditemukan kelainan dan komplikasi namun terdapat kesenjangan dalam kunjungan ANC, pemberian imunisasi TT dan senam hamil. Asuhan pada persalinan didapatkan kesenjangan pada pemberian IMD,asuhan persalinan normal 58 langkah yang masih banyak belum di terapkan di rumah sakit. Asuhan masa nifas di dapatkan kesenjangan yaitu pada kunjungan pertama di rumah sakit tidak melakukan hubungan antara ibu dan bayi. Asuhan pada bayi baru lahir Ny.Y berjenis kelamin laki-laki, tidak ditemukan adanya cacat serta tanda bahaya. Ny.Y menggunakan KB suntik 3 bulan .

Kesimpulan : Diharapkan Tenaga Kesehatan terus beroeran aktif dalam memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas kepada masyarakat terutama dalam asuhan kebidanan ibu dari mulai hamil sampai dengan KB secara fisiologis maupun patologis dengan tetap berpegang pada standar pelayanan kebidanan sehingga dapat mengurangi terjadinya peningkatan AKI dan AKB di Indonesia

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Berkelanjutan, Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi baru lahir, Keluarga Berencana

(3)

CONTINUOUS OF MIDWIFERY CARE IN MRS. Y AT PKD AMANAH AT NGEMPON UNGARAN

Puji Lestari 1), Ari Andayani 2), Heni Setyowati3) Ngudi Waluyo Midwifery Academy Email : UP2M@AKBIDNgudiWaluyo

ABSTRACT

Lestari, Puji. 2016; Continuity of Midwifery Care in Mrs. Y at PKD AMANAH Ngempon. Scientific paper DIII of Midwifery at Ngudi Waluyo Ungaran. Supervisor I : Ari Andayani, S.SiT M.Kes, Supervisor II : Heni Setyowati, S.SiT.,M.Kes.

Background : In 2014 the maternal mortality rate (AKI) in Semarang regency had risen high enough. When in 2013 the AKI was 120.22 per 100,000 live birth(17 cases), then in 2014 it became 144.31 per 100,000 live birth(20 cases). The pregnancy, childbirth, postpartum, interval period and newborn, until family planning program and midwifery documentation.

Objective : To be able to perform midwifery care in Mrs. Y continuously including pregnancy, childbirth, postpartum, newborn, and family planning program in accordance with 7 steps of varney management and documentation with SOAP method.

Methods : This paper uses a sustainable midwifery care approach to collection through interviews, observations, physical examination, investigations, documentation studies, literature studies.

Results : The care of Mrs : Y was done from assessment until implementation from pregnancy, childbirth, postpartum, newborn, and family planning program from 06th November 2015 until January 17nd 2016. The evaluation of the result was obtained after doing continuous of midwifery care in Mrs. Y during pregnancy found no abnormalities and complications but there were gaps in visit Antenatal Care, getting TT immunization and pregnancy exercise. The care in getting birth got the gaps is not early initiation of breastfeeding. The post partum care gaps that is on the first visit at the hospital did not do the relationship between mother and baby. The care of newborn Mrs. Larmi was male, there were no defect, danger sign, showing that the mother and baby did not get complications during pregnancy until family planning programMrs.Y used injekteble 3 months.

Conclusion : The health workers are expected to continue to play an active role in providing qualified midwifery services to the community, especially in midwifery care in pregnant mother until family planning program physiologically and pathologically by sticking to the standard of obstetric care in order to reduce the increase in Maternal Mortality Rate and Infant Mortality Rate in Indonesia

Keywords : Continuous of Midwifery Care, Pregnancy, Childbirth, Postpartum, Newborn baby, Family planning program.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kematian Ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin, atau 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan

langsung atau tidak langsung terhadap persalinan. World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh

(4)

kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah pesalinan (WHO,2014).

Pada tahun 2012 Kementrian Kesehatan RI meluncurkan program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival), bekerja sama dengan USAID dengan kurun waktu 2012 – 2016, dalam rangka percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir di provinsi terpilih yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menyumbangkan kurang lebih 50 persen dari kematian ibu dan bayi di Indonesia. Dalam program ini Kementrian Kesehatan RI bekerjasama dengan JHPIEGO, serta mitra-mitra lainnya seperti save the children,

Research Triangle Internasional,

Muhammadiyah dan Rumah Sakit Budi Kemuliaan (Kemenkes, 2014).

Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 126,55/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2013 sebesar 118,62/100.000 kelahiran hidup, hal ini berarti terjadi peningkatan permasalahan kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah (profil dinkes 2015).

Pada tahun 2014, Angka Kematian Ibu di Kabupaten Semarang mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Bila di tahun 2013 AKI sebesar 120,22 per 100.000 KH (17 kasus), maka di tahun 2014 menjadi 14,31 per 100.000 KH (20 kasus). Ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya AKI di Kabupaten Semarang tahun 2014, antara lain adalah terjadinya ssperdarahan. Selain sebab diatas, masih ada beberapa lain diluar ibu hamil yang berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan AKI di tahun 2014.

AKB merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat

yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah. AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 sebesar 10,08/1.000 kelahiran hidup, terjadi sedikit penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 10,41/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 sudah melampaui target (profil dinkes 2015).

Angka kematian Bayi di Kabupaten Semarang tahun 2014 mengalami penurunan dibanding tahun 2013 yaitu 13,44 per 1.000 KH (169 kasus) menjadi 10,90 per 1.000 KH (142 kasus) di tahun 2014. Penyebab terbesar AKB adalah BBLR (40,14 %), asfiksia (20,83 %), dan sisanya (39,03 %) adalah karena infeksi, kelainan congenital, aspirasi dan lain-lain. Penurunan AKB yang signifikan antara lain karena telah dilakukannya upaya penanganan BBLR dan Asfiksia serta dilaksanakannya Pelatihan Tata Laksana Neonatal bagi Dokter dan Bidan. Dalam kaitannya dengan penanganan BBLR, maka telah dilakukan upaya pencegahan secara dini dengan pemberian tablet penambah darah bagi remaja putri (siswi SMA), sehingga dapat mempersiapkan ibu hamil yang sehat dimasa yang akan datang.

Secara keseluruhan pelayanan kesehatan di Jawa Tengah tahun 2014 sudah cukup baik. Secara rinci capaian pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : (1) Cakupan K1 sebesar 99,6%; (2) Cakupan K4 sebesar 93,11%; (3) Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan sebesar 99,2%; (4) Cakupan pelayanan nifas sebesar 95,16%; (5) Cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas sebesar 98,55%; (6) Cakupan pemberian 90 tablet Fe sebesar 92,5%; (7) Cakupan penanganan komplikasi kebidanan (105,4%). Indikator tersebut

(5)

seluruhnya sudah mencapai target standar pelayanan minimal, akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah masih tingginya angka kematian ibu maternal. Hal ini perlu mendapat perhatian dan perlu kajian lebih lanjut tentang penyebab kematian ibu yang tinggi tersebut. Selain itu diperlukan upaya terobosan yang bersifat kebijakan guna percepatan penurunan angka kematian ibu di Jawa Tengah.

Peserta KB di Kabupaten Semarang tahun 2014 sebanyak 23.513 orang (12,6 %) dari jumlah Pasangan Usia Subur/PUS sebanyak 186.112 PUS. Sedangakan peserta KB aktif sejumlah 154.778 orang(83,2 %). Data cakupan peserta KB baru dan peserta KB aktif ini diperoleh Badan KB dan PP Kabupaten Semarang.Bila dibandingkan cakupan tahun 2013, cakupan tahun 2014 mengalami penurunan. Peserta KB baru tahun 2013 sebanyak 24.075 0rang (13,79 %) dari 174.581 PUS. Sedangkan jumlah peserta KB aktif tahun 2013 sebanyak 152.251 orang (87,21 %).

Pada pelayanan kesehatan bayi dan balita, yang masih terdapat permasalahan adalah pemberian ASI ekskusif yang masih rendah yaitu 60,7%, sehingga perlu peningkatan upaya untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif di masyarakat.

Rencana strategis menteri kesehatan dari salah satu prioritas pembangunan kesehatan pada tahun 2015-2019 yaitu peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan keluarga Berencana (KB). Serta kompetensi bidan di Indonesia bahwa asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam pemberian pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (KepMenkes RI no.369 tahun 2007). Maka, upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak salah satunya adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau Continuity of Care (COC).

Pada tahun 2014, di Puskesmas Bergas jumlah AKI mengalami peningkatan sebanyak 6 kasus sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 4 kasus (Dinkes Kabupaten Semarang, 2015; h. 12).

Pada tahun 2014, di Puskesmas Bergas jumlah AKB mengalami penurunan sebanyak 7 kasus sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 8 kasus (Dinkes Kabupaten Semarang, 2015; h. 8).

Di Puskemas Bergas tahun 2014, cakupan K1 sebesar 95,81%, K4 sebesar 90,75%, cakupan Ibu bersalin ditolong nakes sebesar 100%, cakupan ibu nifas yang mendapatkan perawatan sebesar 86,32%, jumlah neonatus sebesar 1.014 bayi. Jumlah akseptor KB aktif Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebesar sebesar 20,1% dan KB baru sebanyak 11,8%. Sedangkan akseptor KB aktif Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (NON MKJP) sebesar 79,9% dan KB baru sebanyak 81,1% (Dinkes Kabupaten Semarang, 2014).

Di PKD AMANAH tahun 2014 : (1) Cakupan K1 sebesar 97%; (2) Cakupan K2 sebesar 96%; (3) K3 Cakupan K3 sebesar 95%; (4) Cakupan K4 sebesar 88%; (5) Cakupan pelayanan persalinan 80%; (6) Cakupan ibu yang di rujuk 10%; (7) Cakupan pelayanan nifas 80%; (8) Cakupan pelayanan bbl 80%; (9) Cakupan pelayanan kb 70%.

Berdasarkan data diatas, penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. Y umur 31 tahun G2P1A0 umur kehamilan 33 minggu 1

hari di PKD AMANAH NGEMPON. Rumusan Masalah

Berdasarkan data diatas, penulisi tertarik untuk mengambil dan mengobservasi kasus yang fisiologis. Sejak kehamilan,persalinan, nifas, BBL, dan KB , sehingga peneliti mengetahui dan dapat memberi asuhan yang sesuai dan komprehensif. Maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.“Bagaimanakah Asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.Y umur 31 tahun G2P1A0 di PKD AMANAH

(6)

Tujuan Penulisan

Berdasarkan data diatas, penulisi tertarik untuk mengambil dan mengobservasi kasus yang fisiologis. Sejak kehamilan,persalinan, nifas, BBL, dan KB , sehingga peneliti mengetahui dan dapat memberi asuhan yang sesuai dan komprehensif. Maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.“Bagaimanakah Asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.Y umur 31 tahun G2P1A0 di PKD AMANAH

NGEMPON - BERGAS?”

Tujuan penulisan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini meliputi :

1. Tujuan umum

Mampu menerapkan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.y umur 31 tahun dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Hellen’s Varney dan pendokumentasian secara SOAP.

2. Tujuan khusus

a. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada Ny.Y umur 31 tahun Umur kehamilan 33 minggu 1 hari dan mendokumentasikan secara SOAP

b. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan persalinan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasipada Ny.Y umur 31 tahun dengan inpartu dan mendokumentasikan secara SOAP

c. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan nifas mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada Ny.Y umur 31 tahun dengan nifas 1 hari dan mendokumentasikan secara SOAP

d. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada BBL Ny. Y umur 31 tahun dan mendokumentasikan secara SOAP

e. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan mulai dari

pengkajian sampai dengan evaluasi pada Akseptor KB Ny. Y umur 31 tahun dan mendokumentasikan secara SOAP.

Metode Pengumpulan Data

Penyusunan karya tulis ini menggunakan metode pengumpulan data berupa :

1. Wawancara

Suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapat keterangan atau secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2010)

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan yang berkaitan dengan fisik, misalnya kehamilan, kelainan organ tubuh dan tanda – tanda penyakit (Notoatmojo, 2005).

Teknik pengkajian fisik menurut Prihardjo (2006) meliputi:

a. Inspeksi

Merupakan proses observasi dengan menggunakan mata untuk mendeteksi tanda-tanda yang berhubungan dengan status fisik yang berhubungan dengan status fisik saat pertama kali bertemu pasien dan mengamati secara cermat tingkah laku dan keadaan tubuh pasien.

b. Palpasi

Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode ini biasanya dilakukan terakhir setelah inspeksi, auskultasi dan perkusi. Dalam melakukan palpasi hanya sentuhan bagian tubuh yang akan di periksa dan dilakukan secara terorganisir dari suatu bagian ke bagian yang lain. c. Perkusi

Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk dengan tujuan

(7)

menentukan batas – batas organ atau bagian tubuh dengan cara mearasakan vibrasi yang dtimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan kebawah jaringan.

d. Auskultasi

Merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran misalnya mendengarkan bunyi jantung, paru – paru, bagian usus, dan mengukur tekanan darah.

3. Observasi

Observasi yaitu suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh untuk menyadari adanya rangsangan, mula – mula adanya rangsangan dari luar mengenai indra terjadilah pengindaraan, namun bila rangsangan menarik perhatian akan dilanjutkan dengan adanya pengamatan (Notoatmojo, 2005) 4. Studi dokumentasi

Dokumentasi adalah mengambil semua informasi yang berhubungan dengan dokumentasi, baik dokumentasi resmi maupun tidak resmi. Penulis menggunakan catatan medik sebagai salah satu data dan laporan harian mengenai keadaan primer. (Notoatmojo, 2005) 5. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah mengambil referensi – referensi kepustakaan untuk memperoleh dukungan secara teoritik pada masalah yang di ambil mempunyai

wawasan luas untuk

mengembangkan atau

mengidentifikasi masalah yang diamati. (Notoatmojo, 2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengkajian pada asuhan kebidanan kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir sampai dengan KB pada Ny. Y harus diidentifikasi berdasarkan faktor pencetus atau predisposisinya, seperti usia kehamilan, jumlah kehamilan, riwayat kesehatan, dan status sosial ekonominya serta hasil pemeriksaan fisik dan penunjangnya berupa hasil pemeriksaan fisik dan

penunjangnya berupa hasil tes urin dan tes darah.

Pada pengkajian Asuhan kebidanan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini dilaksanakan pengumpulan data dasar yaitu data subyektif dan data obyektif, serta penegakan diagnosa dan planning.

Kehamilan :

Pada saat kehamilan dilakukan dua kali pengkajian yaitu pada saat umur kehamilan 33 minggu 1 hari dan umur kehamilan 35 minggu, didapatkan data :

1. Data Subyektif

ibu mengatakan bernama Ny. Y umur 31 Tahun, hamil ke dua pernah melahirkan satu kali dan belum pernah keguguran, HPHT 18 Maret 2015 dan Hari Tafsiran Lahir yaitu tanggal 25 Desember 2015. Keluhan yang dialami pasien pada trimester ini yaitu sering buang air kecil, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek karena merupakan hal yang normal pada ibu hamil trimester III menurut Kusmiyati (2009)

2. Data Obyektif

Pada pemeriksaan kadar Hb 11 gr/dl. 3. Assasment

Ny. Y G2P1A0 umur 31 tahun, hamil 35 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, letak memanjang, puka, presentasi kepala, konvergen.

4. Planning

KIE ketidaknyamanan TM 3, KIE tanda bahaya TM 3 dan KIE nutrisi ibu hamil.

Pada kunjungan kehamilan penulis menemukan kesenjangan antara hasil pemeriksaan dilahan dengan teori karena secara teori jarak pemberian TT 2 ke TT 3 yaitu 6 bulan dengan masa perlindungan 5 tahun (Walyani,2015). Pada Ny Y jarak pemberian TT 2 ke TT 3 yaitu 6 tahun. Standar asuhan antenatal minimal 14 T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur TFU, Tablet Fe, imunisasi TT, pemeriksaan Hb, pemeriksaan veneral desease reseacrh of laboratones (VDRL) berfungsi untuk mendeteksi penyakit sifilis, perawatan payudara, senam hamil, temu wicara, pemeriksaan

(8)

protein urin, reduksi urine, pemberian terapi kapsul yodium dan dan pemberian anti malaria Walyani (2015). Pada Ny Larmi hanya dilakukan 11 T yaitu senam hamil tidak dilakukan karena keterbatasan ruangan, pemberian kapsul yodium dan terapi anti malaria tidak dilakukan karena rumah Ny. Y bukan merupakan tempat endemik perkembangan.

Persalinan :

Pada saat persalinan penulis melakukan pengkajian satu kali yaitu dari kala I sampai dengan kala IV, didapatkan data:

1. Data Subyektif

Pada Ny. Y tanggal 04 desember 2015 jam 22.00 WIB di bidan Ny.Siti F pudak payung, pasien mengatakan mengeluh keluar air dari jalan lahir mrembes dari jam 21.00 WIB. Menurut (Nugroho, 2012) tanda dari ketuban pecah dini yaitu keluarnya cairan ketuban mrembes melalui vagina, aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak 2. Data Obyektif

Hasil pemeriksaan tes lakmus positif, pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm pada jam 22.00 WIB dan pembukaan 10 cm pada jam 03.00 WIB

3. Assasment

Diagnosa kebidanan Ny Y umur 31 tahun G2PIA0 hamil 37 minggu, janin tunggal, hidup intra uteri,letak memanjang punggung kanan presentasi belakang kepala, divergen, inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini

4. Planning

Melakukan induksi persalinan kenceng-kenceng yang ibu rasakan normal , pengawasan 10, penanganan persalinan sampai dengan mengobservasi keadaan ibu dengan melakukan pengawasan 2 jam setelah postpartum

Pada saat persalinan pada hari sabtu, tanggal 05 Desember 2015, penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktek mengenai inisiasi menyusu dini.

Yang telah dijelaskan pada teori (APN 58 langkah, 2008) mengatakan meletakkan bayi di atas perut ibu dan melakukan IMD. Saat dilahan tidak melakukan karena sudah prosedur dari rumah sakit antara lain : tidak mengganti sarung tangn maupun mencelupkan sarung tangan ke larutan klorin sesudah melakukan kontak dengan pasien,tidak menganjurkan ibu untuk menggunakan teknik meneran yang lain, tidak melakukan klem tali pusat , tidak melakukan imunisasi Hb0 setelah bayi umur 1 jam,tidak menempatkan semua peralatan habis pakai ke sampah yang sudah di sesuaikan.

Nifas :

Pada saat nifas, penulis melakukan kunjungan sebanyak empat kali yaitu pada saat postpartum 6 jam, postpartum 6 hari, postpartum 2 minggu dan postparum 6 minggu fisiologis, didapatkan data :

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan merasakan mengeluarkan lendir darah. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules

2. Data Obyektif: TFU 2 jari dibawah pusat sampai berangsur-angsur kembali sempurna

3. Assasment

Ny. Y umur 31 tahun P2A0 postpartum 6 jam dengan nifas fisiologis

4. Planning

melakukan pengawasan perdarahan dan kontraksi uterus keras

Pada saat nifas kunjungan pertama, penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan yaitu tidak melakukan hubungan antara ibu dan bayi.

Yang telah dijelaskan pada teori (Ambarwati dkk, 2009) yaitu melakukan hubungan antara ibu dan bayi. Saat di lahan tidak melakukan hubungan antara ibu dan bayi dikarenakan bayi berada pada ruang perinatologi

Bayi baru lahir :

Pada saat bayi baru lahir, penulis melakukan pengkajian sebanyak empat kali yaitu bayi baru lahir umur 1 jam,

(9)

bayi baru lahir umur 6 jam, bayi baru lahir umur 6 minggu, bayi baru lahir umur 28 minggu, didapatkan data : 1. Data Subyektif

Ibu mengatakan bayi lahir pada hari sabtu, 05 Desember 2015. ibu mengatakan bayi menangis kuat, gerak aktif dan reflek menghisap kuat

2. Data Obyektif

BB : 2600 gram. PB : 46 cm , Lingkar Kepala 32 cm, Lingkar Dada 31 cm, reflek neonatus normal dan pemeriksaan fisik normal.

3. Assasment

Bayi baru lahir Ny. Y umur 1 jam 4. Planning

Mempertahankan suhu tubuh bayi dan ibu untuk tetap menyusui bayinya 2 jam sekali atau sesering mungkin

Pada saat melakukan asuhan pada bayi baru lahir, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan.

Keluarga Berencana :

Pada saat KB penulis melakukan pengkajian dua kali yaitu pada saat ibu akan menjadi akseptor baru sampai dengan ibu melakukan kunjungan ulang, didapatkan data :

1. Data Subyektif

ibu mengatakan ingin menggunakan KB Suntik 3 bulan dan belum

menstruasi 2. Data Obyektif

pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik ibu dalam batas normal

3. Assasment

Ny. Y P2A0 umur 37 tahun akseptor KB baru Suntik 3 bulan

4. Planning : pemasangan KB Suntik 3 bulan

Pada saat memberikan asuhan saat KB, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan.

PENUTUP Kesimpulan

Adapun ruang lingkup asuhan kebidanan komprehensif ini dimulai dari kehamilan TM III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB yang dilakukan dalam

bentuk 7 varney pada Ny. Y Umur 31 Tahun di PKD AMANAH Ngempon.-Bergas Kab Semarang pada bulan November 2015 sampai bulan januari 2016.

1. Asuhan kehamilan pada tanggal 06 November 2015 berdasarkan asuhan standar 14T yang tidak dilakukan yaitu senam hamil, pemberian kapsul yodium, dan terapi anti malaria.

2. Asuhan Persalinan Normal pada tanggal 05 Desember 2015, saat persalinan pada kala I Ny Y terdapat penyulit yaitu mengalami KPD sehingga harus bersalin di rumah sakit dan dilakukan induksi persalinan, pada kala II,kala III dan kala IV persalinan berjalan dengan normal tanpa penyulit apapun. 3. Asuhan masa nifas pada Ny.Y dari 6

jam postpartum sampai dengan 6 minggu postpartum,selama

pemantauan masa

nifas,berlangsung baik dan tidak ada komplikasi masa nifas.

4. Asuhan bayi baru lahir pada bayi Ny.Y berjenis kelamin laki-laki ,BB 2600 gram,PB 46 cm. Tidak ditemukan adanya cacat serta tanda bahaya bbl. Bayi setelah lahir segera di suntik vitamin K dan salep mata telah diberikan, imunisasi Hb 0 dan polio di suntikkan pada saat bayi akan di bawa pulang. Pemantauan bayi sampai usia 6 minggu tidak ditemukan komplikasi dan tanda bahaya.

5. Asuhan keluarga berencana pada Ny.Y, ibu menggunakan KB Suntik 3 bulan dan tidak terdapat keluhan. Saran

1. Bagi penulis

Mampu mendapatkan

pengalaman dalam mempelajari kasus –kasus pada saat praktik dalam bentuk manajemen SOAP serta menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan.serta diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam

(10)

melakuan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap pasien. 2. Bagi institusi

Mampu meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan yang berkualitas

3. Bagi lahan

Mampu meningkatkan mutu pelayanan yaitu bidan atau tenaga kesehatan mengikuti pelatihan – pelatihan serta seminar agar dapat memberikan asuhan yang lebih baik sesuai standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan asuhan kebidanan yang sesuai teori dari mulai kehamilan, bersalin, nifas, bbl dan kb. Meningkatkan dalam melaksanakan pelayanan asuhan antenatal menggunakan standar 14 T. Meningkatkan asuhan pada ibu nifas dengan prosedur pelayanan. 4. Bagi Pasien

Mampu untuk memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan kehamilannya secara teratur sehingga akan lebih yakin dan nyaman karena mendapat gambaraan tentang pentingnya pengawasa pada saat hamil, bersalin, nifas, bbl dan kb dengan melakukan pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari. S, dkk, 2012 Keluarga

berencana dan

Kontrasepsesi.Jakarta.

Ambarwati dkk, 2009; h. 131-132 Buku

Panduan Khusus Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP- SP, JNPK-KR, POGI, dan JHPIEGO.

Asuhan Persalinan Normal dan Insiasi Menyusui Dini, 2008).

Asuhan Persalinan Normal,JNPK-KR / POGI, 2008: Salemba medika Hutahaean,Buku ajar asuhan kebidanan

2013

Indrayani, 2013. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Trans Info Media.

Irianto, Kus, 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung: Alfabeta. Keluarga Berencana, 2013 Ilmu

Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Bidan. EGC. Jakarta.

Kusmiayati, Dkk. 2014. Perawatan Ibu

Hamil (Asuhan Ibu Hamil).

Yogyakarta: Fitramaya.

Kuswanti, Ina, 2014. Asuhan

Kehamilan.Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Marmi, 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Puerperium Care”, Celeban Timur: Pustaka Pelajar Marmi, Kukuh Raharjo, 2014, Asuhan

Neonatus, Bayi,Balita dan Anak

Prasekolah, Cetakan Kedua,

Celeban Timur: Putaka Pelajar Maryunani,Asuhan kebidana

berkelanjutan 2009; h. 10

Mochtar,R. 2012. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta: EGC.

Nugroho, Taufan.2012.Patologi

Kebidanan.Yogyakarta: Nuha

Medika

Profil Kesehatan . Profil Kesehatan Semarang, 2014; h. 20

Profil Kesehatan . Profil Kesehatan Semarang, 2014; h. 21

Pusdiknakes, 2013.Panduan Pengkajian dalam Pelayanan Kesehatan

Riathayla, 2009 Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBP-SP.

Saifudin, 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi I Cetakan Keempat, Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2006. Suherni, dkk. 2009. 50 tahun IBI.Jakarta

: PP-IBI

Sulistiawati dkk, 2010; h. 226)

Sulistyowati, Ari, 2011. Asuhan

Kebidanan pada Ibu Bersalin.

Jakarta: Salemba Medika

Sulistyawati Ari, 2013, Asuhan

Kebidanan pada Ibu Bersalin

cetakan kelima, Jakarta : Salemba Medika

Sumarah, dkk.2009.Perawatan Ibu Bersalin.Yogyakarta: Fitra Maya

(11)

Syaifuddin Abdul Bari, 2014. Ilmu

Kebidanan. Jakarta: PT Bina

Pustaka

Varney, Hellen,2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC. Jakarta

Walyani siwi, 2015, asuhan kebidanan pada kehamilan cetakan pertama, Yogyakarta : pustaka baru press Wiknjosastro, 2005, Ilmu Kandungan

Edisi ke dua Cetakan ke 4, Jakarta ; EGC

Wiknjosastro, 2005, Ilmu Kebidanan edisi ketiga Cetakan ke 7 ,Jakarta ; EGC

Wiknjosastro, 2008, Ilmu Kebidanan edisi ketiga Cetakan ke 7 ,Jakarta ; EGC

Yani widyastuti, 2009 Buku Acuan

Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta. YBP-SP

Yulifah, 2014, Konsep Kebidanan, Jakarta : Salemba Medika

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi kacang koro benguk mengandung asam sianida dalam bentuk glikosida sianogenik yang bersifat toksik dan asam fitat yang merupakan senyawa anti gizi

Sedangkan triangulasi metode akan dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan diskusi teman sejawat melalui pembelajaran di kelas, dampak penerapan diskusi teman sejawat

Gedung yang akan dikondisikan memiliki 7 lantai, perhitungan beban pendinginan dilakukan pada setiap lantai, total perhitungan beban pendinganan digunakan untuk menentukan kapasitas

panas yang ditimbulkan busur listrik yang terjadi antara benda kerja dengan elektroda. • Elektroda

Tesis ini berjudul “ Rancang bangun aplikasi pembayaran transportasi bus menggunakan Near-field Communication pada perangkat mobile ”.. yang digunakan sebagai aplikasi pembayaran

a. Untuk segmen Jawa Tengah karena perusahaan saya beroperasi di Semarang sehingga akan lebih mudah untuk menargetkan pasar di pulau Jawa, yaitu dalam hal

Perang Dunia II di bidang kemiliteran untuk mengalokasikan Perang Dunia II di bidang kemiliteran untuk mengalokasikan perlengkapan senjata yang serba terbatas, karena perang