• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIMETRI PUTAR DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PROBLEM POSING - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIMETRI PUTAR DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PROBLEM POSING - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIMETRI PUTAR DENGAN

MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PROBLEM POSING

Feni Laela Qodaryanti

158620600108/6/PGSD A2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Fenilaila1@gmail.com

Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Semester (UTS) pada Mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd.

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika 2. untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam menyampaikan materi pada peserta didik, 2. untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam menggunkan media saat proses pembelajaran, 3. Untuk menigkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Problem Posing. Dan penelitian ini dilakukan melalui dua siklus, yaitu dimana masing-masing pada siklus melakukan tindakan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Kemudian subjek penelitian ini dilakukan pada SDN CELEP 1 Sidoarjo pada siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 17 siswa putri dan 13 siswa putra. Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa diperoleh melalui tes peilaian post test. Kemudian analisis dari hasil belajar siswa setelah tindaakan siklus 1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata yang di peroleh yaitu 65,17 dan nilai tersebut masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM) dengan ketuntasan pemahaman belajar klasikal mencapai 35 %. Maka perlu dilakukannya siklus yang ke II. Pada saat dilakukan tindakan siklus II nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pada siklus ini nilai rata-rata siswa yang diperoleh yaitu 82,51 dengan ketuntasan pemahaman belajar klasikal 86,52% nilai tersebut sudah dapat dikategorikan sangat baik karena, nilai rata-rata peserta didik mencapai 80. Maka, penelitian tindakan kelas (PTK) ini. Dari hasil analisis pemahaman belajar siswa pada tindakan siklus I dapat diperoleh hasil 50 % yang tergolong dalam kriteria cukup. Dan pada siklus II aktivitas siswa mecapai 73,33 % dengan kriteria baik.

Kata Kunci: Problem posing, Pembelajaran Matematika.

PENDAHULUAN

Dinyatakan tidak bisa dipungkiri bahwa

pendidikan

matematika di sekolah, sejak dari

jenjang SD dilanjutkan ke jenjang berikutnya

mempunyai

peran yaitu untuk membuat para ahli

pendidikan dan juga teknologi bahkan mencapai

ke ahli perancangan kota. Penjelasan di atas

membuktikan bahwa pembelajaran matematika

sangat penting untuk diberikan kepada setiap

tingkatan kelas supaya membentuk siswa yang

cerdas

dalam

melawan

perubahan

masa

melampaui kemampuan dalam matematika oleh

Amir (2015)

Dari hasil observasi yang telah saya

lakukan saya memperolah beberapa masalah

yang telah terjadi pada proses pembelajaran di

SDN CELEP 1 Sidoarjo yaitu kurangnya

(2)

menjadi pribadi yang berkarakter sehingga guru

tersebut mempunyai tanggung jawab dalam

mendidik siswanya. Pendidikan pengkajian

matematika di SD yang ada kalanya digunakan

sebagian besar guru minim memberikan peluang

terhadap peserta didiknya untuk menyampaikan

sebuah ide-ide yang ada di dalam benak

masing-masing siswanya.

Salah satu masalah pokok dari hasil

observasi saya yang ingin saya selesaikan yaitu

mengenai

pembealajaran

pada

pendidikan

formal adalah rendahnya hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran matematika materi simetri

putar, dan kurangnya media sebagai alat bantu

dalam pembelajaran. Dari permasalahan tersebut

membuat saya menggunakan model kooperatif

Problem Posing., dinyatakan bahwa dari tahun

ke tahun nilai hasil pembelajaran mata pelajaran

matematika selalu lebih rendah dari nilai-nilai

mata pelajaran yang lainnya oleh Sidi (2000)

dan Djojonegoro (1993). Oleh karena itu, harus

dilakukan sebuah pendekatan didalam kelas saat

sedang mengajarkan pelajaran matematika yang

menguatkan

peserta

didiknyaa

hendaknya

bertambah

bebas

hendak

mengungkapkan

pemikirannya

mengenai

pembelajaran

matematika. Strategi yang mungkin membantu

masalah tersebut yaitu strategi pembelajaran

problem posing. Strategi ini menyampaikan

peluang

kepada

peserta

didik

untuk

menginterpretasikan suatu soal matematika yang

lebih simpel bertujuan untuk menuntaskan

soal-soal yang sukar. Dengan menggunakan strategi

seperti ini, kekreatifitasan peserta didik mampu

berkembang, sehingga diinginkan hasil belajar

semua siswa menjadi bertambah bagus. Untuk

mengatasi masalah di atas dapat diperlukan

penigkatan

dalam

penyampaian

materi

pembelajaran sehingga peserta didik dapat

menangkap materi yang diajarkan hal tersebut

akan

mempengaruhi

hasil

belajar

siswa.

sedangkan media hanyalah alat bantu sebagai

penghantar materi agar lebih menarik dalam

proses pembelajaran tersebut. Kemudian SDN

CELEP 1 terletak di daerah Sidoarjo.

Disebutkan

bahwasannya

suatu

pengkajian dengan model kooperatif problem

posing menghasilkan suatu pengaruh positif

kepada

keterampilan

siswa

pada

model

pembelajaran kooperatif problem Posing.

Hendak untuk mendapatkan keaktifan peserta

didik saat hendak belajar matematika serentak

untuk memperbaiki prestasi belajar matematika

siswa

tingkat

SD.

Dilakukannya

stategi

pendekatan problem posing didalam pelajaran

matematika ini supaya bisa terlihat dampak dari

sebuah pendekatan problem posing ini kepada

suatu hasil belajar siswa sehingga, harus

dibandingkan dengan menggunakan pendekatan

konservatif yang telah digunakan oleh gurunya

saat ini oleh Hashimoto (1996). Menurut

penjelasan di atas, dapat disimpulkan problem

penelitian adalah apakah ditemukan suatu

perbandingan hasil pelajaran matematika peserta

didik yang telah diajarkan dengan menerapkan

pendekatan konservatif yang telah digunakan

oleh gurunya saat ini dengan peserta didik yang

diajarkan dengan menggunakan menerapkan

pendekatan Problem Posing.

METODE

(3)

ingin melakukan penelitian Tindakan Kelas

tersebut sehingga dari kedua orang tersebut

dapat saling membantu untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada di kelas dan dapat

memberikan solusi yang baik dan benar agar

penelitian tersebut bermanfaat bagi guru yang di

telitinya untuk menjadikan suatu acuan yang

dapat memberikan keberhasilan dalam proses

belajar mengajar. kemudian PTK atau Penelitian

Tindakan Kelas ini dapat didefinisikan dengan

urutan perencanaan

(planning), pelaksanaan

(acting),

pengamatan

(observing),

refleksi

(reflecting). Dari semua urutan ini dapat

bertujuan untuk meningkatkan kualitas bagi guru

dalam proses pembelajaran yang berada di kelas

dan dengan melalui beberapa siklus. Dinyatakan

di dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

harus dilakukan praktik atau mengamati guru

yang sedang di teliti didalam pembelajaran

dikelas sehingga terdapat interaksi antara guru

dengan siswa atau pun dengan peneliti yang

dapat mengetahui hasil pembelajaran saat itu

berada di dalam kelas, Selain itu juga guru dapat

mengadaptasikan atau menyesuaikan terori yang

ada untuk di buat kepentingan saat system

pelajaran yang mampu memudahkan peserta

didik menjadi bertambah praktis, optimal, dan

fungsional dalam proses pembelajaran. Oleh

Kunandar (2008).

Dinyatakan adapun beberapa alasan

yang membuat PTK yang dapat menjadikan

Penelitian

Tindakan

Kelas

(PTK)

dapat

meningkatkan mutu dalam proses pembelajaran,

di karenakan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat

bermanfat bagi semua guru untuk dapat

mengavaluasi dalam penyampaian materi saat

proses pembelajaran tersebut selain itu juga

dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam

mengembangkan

materi

yang

akan

disampaikannya.

Kemudian

mutu

dari

pembelajaran tersebut yaitu 1. Merupakan

pendekatan yang dapat memecahkan masalah

yang bukan hanya sekedar

trial and error dan

menemukan solusi yang tepat dari permasalahan

tersebut, 2. dapat mengembangkan akdemik bagi

semua guru dan dapat menjadikan guru yang

professional, 3. selain itu juga dapat dilakukan

sebagi perbaikan bagi guru. Oleh Kunandar

(2008).

Untuk memperkuat pendapat diatas

Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik

yang dapat membangun untuk kedepannnya.

Dan Penelitian Tindakan Kelas ini harus di teliti

dengan keadaan

riil di tempat yang dipilihnya,

sehingga msalah yang ada di tempat tersebut

mendapatkan solusi yang terbaik, selain itu juga

karakteristik di dalam Penelitian Tindakan Kelas

ini harus berorientasi pada pemecahan masalah

dan peningkatan mutu sebagai acuan untuk

menjadi yang lebih baik, kemudian penelitian

tindakan kelas ini harus mempunyai siklus yang

dapat meberikan keberhasilan dalam penelitian.

Dinyatakan Peeitian Tindakan Kelas terdiri dari

empat komponen pokok yang harus di lakukan

yaitu, Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

dan refleksi. Dari keempat komponen tersebut

dapat menunjukkan kegiatan berkelanjutan

berulang atau siklus seperti yang ada di bawah

ini. Amir & Sartika (2017)

(4)

Perencanaan

(planning)

Dalam tahap perencanaan ini, saya

sebagai peneliti di dalam kelas menyatakan

mengenai 5W 1H yaitu what, why, when, where,

who, dan

how kegiatan dalam eksperimen itu

dilaksanakan. Saya sebagai peneliti dalam fase

ini memukan masalah atau peristiwa yang harus

mendapatkan

perhatian

saat

penelitian

berlangsung untuk dapat diamati. Dan pada

tahap perencanaan ini dapat dijelaskan model

pembelajaran

kooperatif

Problem

Posing

merupakan suatu pendekatan yang mampu

menaikkan prestasi belajar peserta didik pada

pengkajian matematika materi simtri putar saat

proses

pembelajaran. Model pembelajaran

Problem Posing ini dapat dilaksanakan untuk

meningkatkan pemahaman peserta didik agar

dapat lebih mudah meningkatkan hasil belajar

mereka.

Pelaksanaan

(acting)

Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti

mengimplementasikan isi rencana tindakan

pembelajaran di dalam kelas. kemudian peneliti

juga menyesuaikan perencanaan yang telah

dibuatnya

atau

dirancang.

Dalam

tahap

pelaksanaan ini peneliti menggunakan model

pembelajaran kooperatif Problem Posing yang

perlu diketahui dalam model pembelajaran

Problem

Posing

ini

yaitu

strategi

ini

menyampaikan peluang kepada peserta didik

untuk

menginterpretasikan

suatu

soal

matematika yang lebih simpel bertujuan untuk

menuntaskan soal-soal yang sukar. Dengan

menggunakan strategi seperti ini, kekreatifitasan

peserta didik mampu berkembang, sehingga

diinginkan hasil belajar semua siswa menjadi

bertambah bagus.

Pengamatan

(observing)

Di dalam tahap pengamatan ini yaitu

peneliti mengamati hasil belajar siswa pada saat

pembelajaran

sedang

berlangsung

peneliti

mengamatinya

berdasarkan

lembar

observasinya. Hal ini di perlukan agar peneliti

memperoleh data untuk memperbaiki siklus

yang berikutnya.

Refleksi

(reflecting)

Di dalam tahap refleksi

(reflecting) ini

dilakukan pada saat setelah observasi dilakukan

sehingga pada tahap ini dapat menganalisis hasil

observasi yang di peroleh. Kemudian peneliti

setelah menganalisis hasil observasinya dapat

melaksanakan untuk menemukakan kembali apa

yang sudah dilaksanakannya. Dan hasil refleksi

ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk

merancancang siklus yang berikutnya dengan

dilanjutkan sampai peneliti menyatakan siklus

tersebut tuntas ataupun berhasil dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Di dalam tahap refleksi

ini subjek yag di teliti oleh peneliti dalam

Penelitian Tindakan Kelas yaitu siswa-siswi

kelas V SDN CELEP 1 kabupaten Sidoarjo

tahun ajaran 2017/2018 jumlah siswa yaitu 30

siswa di dalam kelas tersebut, yang terdiri dari

17 siswa putri dan 13 siswa putra. Kemudian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di

SDN CELEP 1 kabupaten Sidoarjo. Sehingga

peneliti memilih tempat yang di gunakan dalam

penelitian ini dapat sesuai dengan latar belakang

peneliti yaitu dapat meningkatkan prestasi

belajar peserta didik dengan menerapkan

pendekatan Problem Posing

yang

masih

terkendala dengan peserta didiknya yang hasil

belajarnya

masih

kurang

dalam

proses

pembalajaraan. Penelitian Tindakan Kelas ini

dilaksanakan pada tanggal 7 april 2018 sampai

dengan 9 april 2018, dan penelitian ini

dilakasanakan

pada

saat

pembelajaran

Matematika di kelas V SDN CELEP 1

kabupaten Sidoarjo.

Penelititian Tindakan Kelas ini menggunakan

teknik pengumpulan data dengan menggunakan :

a.

Tes

(5)

sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah

atau setelah pembelajaran (post test). Di

dalam tes ini yang di gunakan oleh peneliti

yaitu dengan menggunakan soal uraian.

b.

observasi

Pada tahap obesrvasi ini merupakan

penelitian yang menggunakan panca indra

yang dapat mengamati secara langsung di

tempat kejadian yang berada di dalam kelas

sehingga

peneliti

dapat

memahami

permasalahan yang akan di selesaikannya

Pada tahap obesrvasi ini

merupakan

penelitian yang menggunakan panca indra

yang dapat mengamati secara langsung di

tempat kejadian yang berada di dalam kelas

sehingga

peneliti

dapat

memahami

permasalahan yang akan di selesaikannya,

selain itu juga peneliti dapat memberikan

solusi

terhadap

permasalahan

dalam

observasi tersebut, dengan adanya observasi

peneliti

mampu

mengumpulkan

atau

menampung permasalahan yang ada di

dalam kelas kemudian peneliti juga dapat

bekerja sama antara guru kelas dengan

peneliti

untuk

dapat

mewujudkan

pemahaman

peserta

didik

menjadi

meningkat, oleh sebab itu di dalam

Penelitian Tindakan Kelas ini sangat berarti

bagi guru-guru untuk mendapatkan masukan

yang akan di beirikan oleh peneliti, dan di

dalam Penelitian ini antara guru dengan

peneliti sangatlah saling membutuhkan satu

sama lain untuk dapat memajukan gerasi

penerus bangsa agar peserta didik yang di

didik selama ini menjadi harapan yang lebih

bermafaat bagi semuanya.

c.

Dokumentasi

Pada

tahap

dokumentasi

ini

mewujudkan suatu cara yang dilaksanakan

oleh penganalisis dengan mengumpulkan

informasi yang bersumber pada dokumen

atau data yang tertulis yang meliputi nama

peserta didik, daftar nilai siswa dengan

pemahamannya,

rebdana

pelaksanaan

pembelajaran (RPP). dalam penelitian ini

yang perlu dianalisis yaitu data yang berupa

hasil tes evaluasi belajar baik hasil belajar

siswa ataupun hasil belajar siswa secara

individu yang dapat diperoleh setiap siklus.

Dengan

adanya

dokumentasi

dapat

mendukung untuk bukti bagi peneliti dengan

menuliskan hasil yang di peroleh sehingga

hasil yang di peroleh melalui dokumentasi

dapat menjadikan bukti yang memperkuat

dalam penulisan yang akan di buat oleh

peneliti

Siklus

I dilakukan dengan

menilai prestasi belajar matematika

peserta

didik

dengan

menerapkan

pendekatan Problem Posing. Perolehan

pada

siklus

I

dianalisis

dan

dibandingkan

dengan

indikator

keberhasilan yang di tetapkan. Apabila

hasil siklus I belum mencapai indikator

yang ditetapkan, penelitian di lanjutkan

pada siklus II pada tahap refleksi.

Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti

melakukan wawancara, observasi, dan

tes pada kondisi awal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(6)

pembelajaran matematika materi simetri putar

ini.

Menurut hasil aktivitas yang sedang

berlangsung ini bisa dikatakan bahwa soal MTK

materi simetri putar pada peserta didik terbilang

kurang. Masalah ini dapat dibuktikan dengan

separuh dari nilai siswa pada kelas tersebut

masih banyak yang belum memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) yang dimana

KKM dalam mata pelajaran ini yaitu 75.

Rendahnya perolehan kemampuan ini bisa

dijelaskan lebih detailnya pada tabel yang ada

dibawah ini:

Tabel 1.

Nilai Hasil Belajar Siswa mapel MTK

Sebelum Tindakan.

Interval

Median

F

Presentase

Relatif

kumulatif

sebelum diterapkan pendekatan Problem Posing

ini, hanya 2 siswa yang memperoleh nilai yang

sudah melampaui Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) atau bisa dikaatakan hanya 6,66%.

Sedangkan 28 lainnya atau 93,34% siswa

dikatakan memperoleh nilai

≤75

atau di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

Tabel 2. Nilai Hasil Belajar Siswa mapel

Dari hasil PTK dengan mengaplikasikan

penerapan

model

pembelajaran kooperatif

Problem Posing ini nilai rata-rata pretest pada

siklus I adalah dengan jumlah 5,56 dengan nilai

terendah peserta didik yaitu 45, dan nilai yang

tertinggi 92. Serta persentase ketuntasan klasikal

pretest mencapai 15,7 %,dari 30 siswa. Dengan

penggunaan media pembelajaran kooperatif

Problem Posing ini dapat meningkatan hasil

belajar siswa dengan kenaikan nilai rata-rata

peserta didik yaitu 55. dengan nilai terendah

pada peserta didik yaitu 45 dan nilai yang

tertinggi 92 dari ketuntasan klasikal posttest

mencapai 27% dari 30 siswa Dengan tingkat

pemahaman peserta didik dalam pembelajaran

mencapai 65% dari indikator yang telah

ditetapkan. dan indikatr ketetapan tersebut

mendapatkan kriteria cukup.

Tabel 3.

Nilai Hasil Belajar Siswa mapel MTK

Siklus II

(7)

Jadi, dengan diterapkannya model

pembelajaran Problem Posing ini prestasi belajar

siswa dalam pembelajaran matematika ini

mengalami peningkatan disetiap siklusnya yang

dimulai dari sebelum melakukan tindakan, siklus

I dan Siklus II hasil belajar siswa selalu

mengalami peningkatan. Berikut akan diperjelas

dengan menggunakan table perbandinganhasil

tes sebelum tindakan, siklus I dan Siklus II yang

dipaparkan dibawah ini :

Tabel 4. Perbandingan prestasi belajar Sebelum

mengaplikasikan model Problem Posing, Siklus

I dan Siklus II

Kriteria

Kondisi

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Nilai terendah

32

45

53

Nilai tertinggi

79

92

100

Nilai rata-rata

5,56

50

88,89

Jumlah siswa

tuntas belajar

8

20

27

Jumlah siswa

tuntas belajar

22

10

3

Dari hasil PTK ini dengan menggunakan

penerapan

model

pembelajaran kooperatif

Problem Posing ini memang sangat cocok

diterapkan dalam pembelajaran Matematika

materi simetri putar ini dalam meningkatkan

prestasi belajar peserta didik di kelas V Sekolah

Dasar Negeri CELEP 1 Sidoarjo.

SIMPULAN

Penerapan

model

pembelajaran kooperatif

Problem Posing untuk meningkatkan hasil

belajar siswa maple matematika materi simetri

putar kelas V di SDN CELEP 1 Kabupaten

Sidoarjo

terbukti

bahwa

efektif

dalam

meningkatkatkan prestasi belajar peserta didik

dengan

diterapkannya

model

pembelajarn

Problem Posing dapat meningkatkan prestasi

belajar peserta didik di kelas V tersebut, hal ini

dapat dibuktikan dengan tingkat hasil belaja

peserta didik tersebut dengan prestasi belajar

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Amir,

Mohammad

Faizal.

Pengaruh

Pembelajaran Kontekstual Terhadap

Kemampuan

Pemecahan

Masalah

Matematika Siswa Sekolah Dasar.

Peningkatan Kualitas Peserta Didik

Melalui implementasi Pembelajaran

Abad 21, 2015, 34-42.

Gambar

Tabel 1. Nilai Hasil Belajar Siswa mapel MTK Sebelum Tindakan.
Tabel 4. Perbandingan prestasi belajar Sebelum mengaplikasikan model Problem Posing, Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

HTML adalah bahasa yang disisipkan (embedded language) pada dokumen dengan memberi tanda tertentu yang disebut tag. Browser akan menentukan tampilan teks atau dokumen

0 Rancang Bangun Sistem Informasi Pembayaran SPP 1 Master 2 Transaksi 3 Laporan 1.1 Siswa 1.2 Orang Tua 1.3 Golongan 2.1 Pembayaran 2.2 Tambahan 3.1 Laporan Pembayaran SPP 3.2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter-karakter morfologi pada aksesi tanaman asal Medan (Tuntungan), Sibolangit, Simalungun dan Brastagi tidak berbeda nyata, tetapi

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA.. Universitas Pendidikan Indonesia

Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas

Uang Muka Pembelian adalah pengeluaran uang yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pengadaan bahan baku yang karena persyaratan pembayarannya, mengharuskan