• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH (KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH (KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI

PERSPEKTIF FIQIH (KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Wasiyatul Khasanah

Nim 211-14-006

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)

i

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI

PERSPEKTIF FIQIH (KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Wasiyatul Khasanah

Nim 211-14-006

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wasiyatul Khasanah NIM : 21114006

Jurusan : Hukum Keluarga Islam Fakultas : Syari’ah

Judul Skripsi :PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH (KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM)

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Naskah skripsi ini diperkenankan untuk di publikasikan pada e-repository IAIN SALATIGA.

Salatiga, 21 Agustus 2018 Yang menyatakan

(7)

vi

MOTTO

ىٍح شنا ًٍح شنا الله ىغث

ىٍظعنا ًهعنا لله بث لا حإق لأ لإحلا

Yakin!

Insyallah bisa!

Allah adalah pemilik segala kehendak. cukup percaya padanya

dan lakukan yang terbaik. Jangan lupa untuk berharap akan

ridhonya agar mimpi dan cita-cita dapat terwujudkan.

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Institutut Agama Islam Negeri Salatiga

Orang tua Bapak Afif Hidayat (Alm) dan Ibu Nur Sidah (Almh)

Kakak-kakak di rumah, Mas Najmudin, Mas Ghozali, Mas Subhan, Mbak Rowi, Mb Aroh, Mz Ishak dan Adikku Sri Zaidah

Ibu Firyal Fatimah

(9)

viii

KATA PENGANTAR

ًٍٍنبعنا ة شنا لله ذًحنا ىٍح شنا ًٍح شن ا الله ىغث

Puji syukur, dan terimakasih penulis sampaikan kepada Allah yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayangnnya telah menuntun penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi sesuai dengan yang diharapkan. Sholawat dan salam semoga senantiasa terpanjatkan kepada baginda Rasulallah SAW yang menuntun umat manusia dari zaman yang gelap jahiliyah kepada zaman yang terang islamiah. Semoga kita senantiasa mendapatkan syafaatnya di dunia maupun di akhirat nanti.

Skripsi dengan judul “Pemenuhan Hak dan Kewajiban Istri Perspektif Fiqih (Kajian Sosiologi Hukum) ini ditulis sebagai tugas untuk memenuhi salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Hukum di jurusan S1 Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Institutut Agama Islam Negeri Salatiga.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak akan diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Pemerintah negara indonesia yang melalui program beasiswa bidik misinya sehingga penulis bisa bertahan hingga semester akhir di IAIN Salatiga.

(10)

ix

3. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag selaku dekan Fakultas Syariah dan jajaranya, beliau sekaligus dosen pembimbing akademik yang sudah membimbing penulis dalam perkuliahan di Jurusan Hukum Keluarga Islam

4. Bapak Sukron Mamun, selaku ketua jurusan dan Bapak Yusuf Khummaini selaku sekretaris jurusan Hukum Keluarga Islam IAIN Salatiga.

5. Bapak Dr. Ilya Muhsin, S.H.I., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan kesabaran dan kebesaran hatinya, sangat tekun dan teliti memberikan arahan serta bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Segenap dosen pengajar fakultas syariah, atas kuliah-kuliah dan nasehat ilmunya yang telah diberikan.

7. Karyawan TU fakultas syariah IAIN salatiga yang dengan sabar melayani penulis mengurus administrasi akademik.

8. Orang tua Bapak Afif Hidayat (Alm) dan Ibu Nur Sidah (Almh), Mas Najmudin, Mas Ghozali, Mas Subhan, Mbak Rowi, Mb Aroh, Mz Ishak dan dan adik Sri Zaidah yang telah memberikan segenap dukunganya baik materi maupun immateril

9. Pengasuh mahad Putri IAIN Salatiga Bapak Ali Zamroni dan Ibu Imafaza yang sudah berhasil membuat penulis betah di salatiga, dek Sultan dan kak Aliya. Semoga bisa bertemu lagi di lain waktu.

10.Teman-teman yang sudah selalu saya repotkan, Kuni Africhani, Siti Aisyah, Desi Wijianti, Iis Ari Sujiyanti, Siti Mubarillah Sarry. Terimakasih untuk waktunya, semoga Allah membalas kebaikan kalian.

(11)

x

mendukung dan menemani penulis kuliah di sini. Semoga mendapatkan balasan kebaikan dari Allah, lancar kuliyahnya dan segera terkabul cita-citanya.

12.Teman-teman angkatan 2014 yang telah bersama-sama berjuang. Mari berproses dan sukses bersama.

13.Semua pihak yang munkin tidak dapat disebutkan atas bantuanya baik moriil maupun materil yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam penyelesaian skripsi ini.

(12)

xi ABSTRAK

Khasanah, Wasiyatul. 2018. Pemenuhan Hak dan Kewajiban Istri Perspektif Fiqih (Kajian Sosiologi Hukum). Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Ilya Muhsin, S.H.I., M.Si.

Kata kunci : Hak dan Kewajiban, Fiqih.

Peneletian ini digunakan untuk mengetahui pandangan fiqih mengenai pemenuhan hak dan kewajban suami istri di Desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo. Fokus penelitian ini ada dua. Pertama, mengetahui faktor yang menyebabkan istri menjadi TKW di desa Pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo. Kedua, mengetahui tinjauan fiqih terhadap pemenuhan hak dan kewajiban suami istri keluarga TKW di desa Pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo dengan kajian sosiologi hukum. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif. Subjek penelitian adalah empat keluarga TKW di desa pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi terkait buku nikah.

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN LOGO ... ii

NOTA PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat ... 6

E. Penegasan Istilah ... 6

F. Tinjauan Pustaka ... 7

G. Metode Penelitian ... 11

(14)

xiii

2. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 12

3. Sumber Data ... 13

4. Teknik Pengumpulan Data ... 13

5. Analisis Data ... 16

6. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI PERSPEKTIF FIQIH DAN SOSIOLOGI HUKUM A. Hak dan kewajiban perspektif fiqih ... 19

1. Pengertian Perkawinan ... 19

2. Hukum Perkawinan ... 20

3. Rukun dan Syarat Perkawinan ... 23

4. Hak dan Kewajiban Perkawinan ... 25

B. Sosiologi hukum ... 37

BAB III PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI DI DESA PACARMULYO KEC. LEKSONO KAB. WONOSOBO A. Profil Desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo ... 40

B. Profil dan Keadaan Keluarga TKW di Desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo ... 44

C. Faktor yang Menyebabkan Istri menjadi TKW di Desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo ... 50

(15)

xiv

2. Semitnya lapangan pekerjaan ... 52

3. Terinspirasi kesuksesan pendahulu TKW ... 53

4. Gaya hidup ... 53

5. Peluang pekerjaan rumah tangga ... 54

D. Pemenuhan Hak dan Kewajiban Istri Keluarga TKW di Desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo ... 55

1. Pemenuhan Hak dan Kewajiban Bersama ... 55

2. Pemenuhan Hak Istri terhadap Suami ... 56

3. Pemenuhan Kewajiban Istri terhadap Hak Suami ... 60

BAB IV PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI DALAM PERSPEKTIF FIQIH DAN SOSIOLOGI HUKUM A. Pemenuhan Hak dan Kewajiban Istri Perspektif Fiqih ... 63

B. Sosiologi Hukum ... 75

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Dokumentasi penelitian ... 81

(16)

xv

DAFTAR PUSTAKA ... 85

DAFTAR TABEL

A. Tabel 1.1 Subjek Penelitian Keluarga TKW ... 13 B. Tabel 1.2 informan penelitian ... 15 C. Tabel 4.3 Hak dan Kewajiban Suami Istri Perspektif Fiqih... 63

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk ciptaanya yang paling sempurna adalah wajib percaya dan beriman kepada allah. Sebagai bentuk manifestasi keimanan tersebut hendaklah manusia taat dan menjalankan segala bentuk perintah dan menjauhi semua laranganya. Perintah Allah kepada manusia sebagai mahluknya adalah agar manusia beribadah kepada Allah, tolong menolong, dan saling mengasihi antara yang satu dengan yang lain. Salah satu bentuk kasih dan tolong menolong yang paling sempurna antara laki-laki dan perempuan adalah melalui persatuan melalui ikatan pernikahan yang

merupakan ikatan suci paling sah menurut hukum positif maupun hukum islam. Melalui pernikahan antara laki-laki dan perempuan dipersatukan dalam sebuah ikatan suci yang halal dan berkah sebagai bentuk ibadah yang paling lama yaitu sepanjang hidup.

Melalui pernikahan Allah bermaksud mengajarkan kepada manusia bagaimana mewujudkan kedamaian dan ketentraman hidup serta

menumbuhkan rasa kasih sayang antara suami dan istri melalui firman-firmanya dan pesan yang disampaikan oleh nabinya. Seperti yang terfirmankan dalam Q.S. Ar-Rum ayat 21 yang artinya :

ًَْحَسَٔ ًحَّدََٕي ْىُكٍََُْث َمَعَخَٔ بٍََْٓنِإ إُُُْكْغَزِن بًخأَْصَأ ْىُكِغُفََْا ٍِْي ْىُكَن َقَهَخ ٌَْأ ِِّربٌَآ ٍِْئَ

ًخ

(18)

2

merasa tentra kepadanya, dan dia menjadikan diantaramu rasa kasih dn sayang.

Allah memerintahkan hambanya untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Untuk itu, sebagai pasangan suami dan istri harus saling mengasihi, berbagi, tolong menolong dan saling membantu dalam duka dan berbagi dalam suka. Dengan saling percaya dan penuh kesadaran diri di antara suami dan istri tersebut maka diharapkan dapat terwujudkan kelurga yang ideal.

Suami dan istri memiliki tanggungjawab bersama untuk membentuk keluarga ideal, meski suami dan istri memiliki kedudukan dan kewajiban yang berbeda. Sesuai dengan kodrat laki-laki sebagai pemimpin, suami menjadi pemegang hak pemimpinn bagi keluarganya, yaitu istri dan anak-anaknya. dalam firman Allah Q.S. An-Nisa ayat 34 yaitu:

ىَهَع ْىَُٓضْعَث ُالله َمَّضَف بًَِث ِءبَغَُّنا ًَهَع ٌَُْٕيإََّق ُلبَخِّشنَا

ضْعَث

ْىِِٓنإََيَا ٍِْيإُْقَفَْ َابًَِثَٔ

ُّالله َظِفَحبًَِث ِتٍَْغْهِن ُذَزَُِق ُذَحِهَّصنبَف

Artinya, laki-laki suami itu pelindung bagi perempuan istri, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki)telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shaleh adalah mereka yang taat(kepada Allah) dan menjaga diri ketika suami tidak ada, karena Allah telah menjaga merka.

(19)

3

Kepatuhan seorang istri kepada suaminya merupakan sebuah hak suami. Sehingga seorang istri tidak boleh membangkang dan harus senantiasa taat dan patuh, sesuai dengan perintah sabda Rasulallah yaitu :

َا َْٕن

Artinya, andaikata aku menyuruh seseorang sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan perempuan bersujud kepada suaminya, karena begitu besar haknya kepadanya (HR Abu Dawud, Tirmidzi Ibnu Madjah, dan Ibnu Hubban).

Kewajiban taat kepada suami hanya dalam hal-hal yang dibenarkan agama, bukan dalam hal kemaksiatan kepada Allah swt. Ketaatan dalam beribadah dan yang makruf harus diikuti. Jika suami memerintahkan istri untuk berbuat maksiat, maka ia harus menolaknya.

Seorang suami harus bersikap dan berperilaku yang santun kepada istrinya, bahkan seorang suami harus bisa menjadi tauladan. Berperilaku yang baik dan mengajarkan kepada hal-hal yang baik. Dengan perilaku tersebut maka seorang istri akan menjadi lebih mudah untuk mengikuti suami dan taat kepadanya. Dengan sikap yang santun dan lembut, menjadikan hati istri tenang dan nyaman berada dekat dan mengikuti perintah suaminya. perilaku suami yang lembut dan santun juga terdapat sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. An-Nisa ayat 19 yaitu:

ُشْعًَْنبِث ٍَُُّْْٔشِشبَعٔ

ْٔ

ِف

Artinya, dan bergaullah dengan mereka (istri) secara patut.

(20)

4

manusia, mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar. Sehingga kembali kepada setiap manusia sendiri, untuk mengikuti petunjuk dari firmanya tersebut atau ingkar dan meninggalkanya. Pedoman untuk merintis hidup yang bahagia, keluarga yang ideal sudah ditunjukkan dalam firmanya Al-Quran.

Manusia seringkali terbentur masalah dunia sehingga banyak yang berpaling, dan memilih jalanya sendiri yang dianggap lebih baik dan lebih mudah. Seperti pemilihan dalam peran keluarga. Seorang suami yang

seharusnya menjadi pemimpin dan bertanggungjawab dalam nafkah keluarga, harus mengalah dengan keadaan dan menukar tanggungjawab tersebut dengan istri yang seharusnya menerima nafkah. Hal demikian seringkali merupakan pilihan istri sendiri. Kepergian istri tersebut bukan semata tanpa izin tapi berdasarkan keputusan yang disetujui bersama keluarga dan suami pada khususnya. Dari kepergianya tersebut mungkin tidak akan bisa pulang untuk beberapa tahun, entah dua tahun ataupun puluhan tahun dengan meninggalkan keluarga dirumah. Suami harus mengurus sendiri rumah tangganya dan membesarkan serta mengasuh anak-anak.

(21)

5

Berdasarkan permasalahan diatas, menjadi penting bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana pandangan fiqih terhadap

fenomena banyaknya istri yang menjadi TKW di Desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo dan menyebabkan para istri harus pergi

meninggalkan rumah. Untuk itulah, kemudian penulis bermaksud melakukan penelitian skripsi dengan judul Pemenuhan Hak Dan Kewajiban Istri Perspektif Fiqih (Kajian Sosiologi Hukum).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah faktor yang menyebabkan istri menjadi TKW di desa Pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo?

2. Bagaimana tinjauan Fiqih terhadap pemenuhan hak dan kewajiban istri di desa Pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo?

C. Tujuan

1. Mengetahui faktor yang menyebabkan istri menjadi TKW di desa Pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo.

2. Mengetahui tinjauan Fiqih terhadap pemenuhan hak dan kewajiban istri di desa Pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo.

D. Manfaat

Secara umum skripsi ini diharapkan dapat digunakan dan bermanfaat bagi para pembaca antara lain yaitu:

(22)

6

Secara teoretis skripsi ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan dan wawasan keilmuan mengenai kehidupan keluarga istri TKW serta pemenuhan hak dan kewajibanya di kalangan mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumya.

2. Manfaat praktis

Skripsi diharapkan dapat bermanfaat secara praktis di kalangan masyarakat, untuk dapat dijadikan sebagai instrumen rujukan bagi upaya pendukung usaha pemberdayaan masyarakat keluarga TKW khususnya dan masyarakat pada umumnya. Skripsi ini juga dapat dimanfaatkan untuk memperluas cakrawala dan pemikiran masyarakat, sehingga bisa mengolah cara berpikir masyarakat dan mencegah penyimpangan-penyimpangan pada kehidupan keluarga.

E. Penegsan Istilah

Untuk memberikan batasan teori terhadap penyusunan skripsi ini, maka penulis memberikan batasan istilah/penegasan istilah berikut ini: 1. TKW

(23)

7

dimaksud disini adalah tenaga kerja indonesia yang bekerja di luar negeri dan berjenis kelamin perempuan dan sudah menikah.

2. Fiqih

Arti kata fiqih menurut bahasa arab adalah paham atau pengertian. Menurut istilah, fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum-hukum syara’ yang pada perbuatan anggota, diambil dari dali-dalilnya yang tafsili (terinci). Fiqih diambil dari Al-Qur’an, sunnah, ijma dan qias (Sulaiman Rasyid, 2012:12).

Yang dimaksud fiqih disini adalah ilmu fikih yang berkaitan dengan hukum keluarga yaitu fikih munakahat

F. Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian penulis ini diantaranya adalah Skripsi yang ditulis oleh Asri dari Universitas Islam Negeri Sultan Sarif Kasim Riau. Skripsi tersebut berjudul

(24)

8

Pelaksanaan nafkah suami yang merantau dan dampaknya terhadap keutuhan rumah menurut hukum Islam yaitu nafkah tetap bisa dilaksanakan oleh suami. Suami yang merantau bisa berdampak terhadap keutuhan rumah tangga seperti istri yang ditelantarkan, dan rawan terjadinya perceraian. Selain dampak negatif tersebut diatas kepergian suami merantau juga memiliki sisi yang positif diantaranya ekonomi keluarga menjadi mapan, dan menambah devisa Negara.

Oleh karena itu dengan melihat dampak yang ditimbulkan diatas, maka suami yang merantau ke Malaysia seyogyanya harus izin istri dan ridhonya, menjaga komunikasi yang lancar dengan keluarga sehingga istri tidak terlantar, bisa mencegah terjadinya perceraian, serta kedudukan suami sebagai pemimpin dalam keluarga tidak akan terabaikan. Kalau tidak

demikian suami hukumnya haram merantau ke Malaysia.

(25)

9

Selanjutnya, peneletian yang berkaitan dengan skripsi penulis adalah penelitian yang dilakukan oleh Irfandhi Aripuddin dari IAIN Kendari dengan judul Pemenuhan Nafkah Istri yang Suaminya di Penjara dan Implikasinya terhadap Keharmonisan Rumah Tangga di Kota Kendari. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Fokus permasalahan penelitian ini ada dua yaitu, gambaran pemenuhan nafkah istri yang suaminya dipenjara di Rutan Kelas IIA Kendari. Dan yang kedua, implikasi istri yang suaminya di penjara terhadap keharmonisan rumah tangga di kota Kendari.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa Gambaran pemenuhan nafkah istri yang suaminya dipenjara di kota Kendari dapat terpenuhi nafkah lahirnya, akan tetapi tidak sepenuhnya dari suami karena istri masih bekerja dengan dibantu oleh keluarganya sedangkan nafkah batin terpenuhi, namun tidak sepenuhnya terlaksana karena masih ada beberapa yang tidak dapat dipenuhi seperti kebutuhan biaya, pakaian, dan biologis. Suami tidak dapat bekerja sehingga tidak memenuhi nafkah tersebut. Kemudian pihak Rutan tidak memberikan fasilitas ruangan khusus untuk kebutuhan biologis, sebab akan menimbulkan kesan yang buruk, baik dari rutan maupun pandangan masyarakat. Kedua, bahwa implikasi istri yang suaminya di penjara terhadap keharmonisan rumah tangga di kota Kendari masih tetap terjalin dengan baik dan harmonis. Dikarenakan pada saat istri mereka datang berkunjung atau membesuk suaminya, mereka saling

(26)

10

motivasi bahkan menasehati adalah bentuk cintanya istri terhadap suaminya, sehingga rumah tangga mereka tetap utuh, bahagia dan harmonis.

Penelitian tersebut memiliki ketarkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu tentang kepada pelaksanaan nafkah, yang merupakan hak dan kewajiban suami. Namun penelitian ini masih memiliki perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan karena fokus dari penelitian ini adalah pemenuhan nafkah istri yang suaminya dipenjara dan bagaimana implikasinya terhadap keharmonisan rumah tangga di kota kendari. Dengan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan karena fokus dari penelitian penulis adalah bukan suami yang meninggalkan rumah akan tetapi kepada istri yang meninggalkan rumah yaitu menjadi TKW.

(27)

11

pernikahan serta memenuhi hak dan kewajiban dalam keluarga. Sedangkan untuk aspek sosial yakni menjaga komunikasi, memegang komitmen, adanya rasa saling percaya, keterbukaan, toleransi dan waspada serta memberikan kejutan-kejutan kecil pada pasangan. Dalam penelitian tersebut nilai-nilai islam yang diterapkan untuk membentuk keluarga sakinah yakni saling

menghormati dan menghargai antar pasangan, kejujuran, selalu bersyukur dan bersabar, adanya musyawarah dalam penyelasian problem dan diterapkannya keteladanan dalam keluarga.

Penelitian tersebut memiliki sedikit ketarkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu tentang pembentuk keluarga sakinah. Namun penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan karena

penelitian ini masih sangat global, sehingga tidak hanya berfokus kepada pemenuhan nafkah seperti yang penulis lakukan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan dengan datang langsung ke masyarakat dan melihat secara langsung apa yang terjadi di lapangan. Melakukan interaksi, dekat dengan informan, dan mengenal secara dekat dunia kehidupan mereka, serta mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya (wajar).

(28)

12

terhadap masalah yang diteliti dengan menggunakan aturan perundang-undangan, yurisprudensi, dan aturan-aturan lain yang berlaku di indonesia sebagai hukum positif. Sedangkan pendekatan normatif berarti

pendekatan terhadap masalah yang diteliti dengan berdasar kepada norma-norma yang terkandung di dalam hukum islam yang relevan dengan permasalahan tersebut.

2. Lokasi dan Subjek Penelitian a. Lokasi penelitian

Tema dari penelitian penulis adalah keluarga TKW, sehingga penulis memilih Lokasi penelitian yang berada di desa Pacarmulyo kecamatan Leksono kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah. Penulis memilih tempat ini karena di desa ini adalah desa yang mayoritas warga masyarakatnya adalah buruh migran atau TKW. b. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian skripsi ini adalah keluarga yang istrinya menjadi TKW. Keluarga TKW yang peneliti ambil untuk wawancara ada empat KK dan beberapa masyarakat sekitar yang mengetahui keluarga subjek serta peranangkat desa setempat. Berikut data narasumber dari penelitian ini:

Tabel 1.1 Subjek Penelitian Keluarga TKW No

Nama Jumlah Anak Menjadi TKW

(29)

13

2 Dakwan dan Sundiyah 4 1 tahun

3 Tumini dan Romlan 2 2 tahun

4 Subanan dan Alwiyah 1 12 tahun

3. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Penulis menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari lapangan tempat lokasi penelitian tentang informasi dari subjek penelitian. Sedangkan sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh oleh dari orang lain sebagai data pendukung untuk melengkapi data yang penulis lakukan dari lapangan, sumber data tersebut anatara lain didapat dari buku-buku atau hasil penelitian yang terkait dengan

penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan menggunakan tiga metode, diantaranya yaitu :

a. Observasi

(30)

14

Observasi dilakukan dengan observasi terbuka. Kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah kejadian narasumber diketahui secara terbuka, sehingga antara informan dengan peneliti terjadi hubungan atau interaksi yang wajar.

Observasi yang penulis lakukan adalah dengan mendatangi langsung keluarga TKW dengan terlebih dahulu bertanya dan

mengumpulkan informasi dari para tetangga yang mengetahui tentang kondisi keluarga TKW. Penulis melakukan pengamatan dan

mendalami karakter dari para keluarga tersebut sehingga penulis bisa mengetahui dan mendalami karakter langsung dari para TKW

tersebut. b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi anatara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lainya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaaan, berdasarkan tujuan tertentu (Maslikhah, 2013 : 321). Untuk mendapatkan

informasi yang valid, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang tidak dibatasi oleh waktu dan daftar urutan pertanyaan, namun masih berpegang kepada pokok permasalahan penelitian sehingga peneliti akan mendapat informasi yang

(31)

15

Berikut daftar informan penelitian skripsi yang penulis lakukan antara lain:

Tabel 1.2 informan penelitian

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan rekam jejak penelitian yang dilakukan, sehingga dapat membuktikan bahwa penelitian tersebut benar-benar terjadi di lapangan. Sebagian besar data yang ditemukan adalah berbentuk surat-surat, laporan, peraturan, catatan harian, biografi, simbol dan data lain yang tersmpan (Rully Indrawan, 2014:139)

No Nama Usia Ket

1 Murniasih 32 Mantan TKW

2 Dakwan 36 Suami TKW

3 Tumini 38 Mantan TKW

4 Subanan 51 Suami TKW

5 Tukiyem 46 Mantan TKW

6 Istikharoh 34 Tetangga 7 Isrowiyatun 32 Tetangga

8

Bambang sulistiyo

65 Kepala desa

9 Selawati 18 Anak TKW

(32)

16

Adapun dokumen-dokumen yang penulis peroleh dari peneletian ini atara lain buku nikah, foto-foto kegiatan wawancara dan foto keluarga TKW.

5. Analisis Data

Peneliti menggunakan analisis data model Miles and Huberman yaitu model interaktif. Analisis data tersebut dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data (Sugiyono, 2015:246) secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga diperoleh data sudah jenuh dan tidak bisa lagi diolah. Dalam analisis ini terdapat tiga proses yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan/verifikasi).

Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar yang

diperoleh di lapangan. Penyajian data (Data display) yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing/verification) dari permulaan

(33)

17

Dengan menyertakan sistematika penelitian, diharapkan pembaca bisa memahami dengan mudah penelitian ini. Berikut penjelasannya :

Bab pertama adalah pendahuluan. Pendahuluan berisi tentang gambaran umum dari pembahasan penelitian ini, yaitu terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, penegasan istilah, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua berisi tentang kajian teori-teori sebelumnya yang mempunyai relasi dengan penelitian ini, yaitu hak dan kewajiban suami istri. Teori tersebut ditinjau dari hukum islam yang bersumber kepada Al-Quran maupun Hadits.

Bab ketiga berisi tetang pemaparan data yang ditemukan peneliti di lapangan. Pemaparan data tersebut meliputi Profil desa Pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo, Profil keluarga TKW, dan faktor yang menyebabkan istri menjadi TKW di desa Pacarmulyo kec. Leksono kab. Wonosobo.

Bab keempat ini berisi tentang analisis data terhadap temuan data dilapangan yang kemudian dikomparasikan dan dibandingkan dengan teori yang seharusnya tentang hak dan kewajiban suami istri sehingga dapat diketahui kedudukan hukum kepergian istri menjadi TKW.

(34)

18 BAB II

HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH DAN SOSIOLOGI HUKUM

A. Hak dan Kewajiban Istri pespektif fiqih 1. Pengertian Perkawinan

Nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna. Karena pernikahan bukan saja merupakan satu jalan yang amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi juga dapat dipandang sebagai satu jalan menuju pintu perkenalan antara suatu kaum dengan kaum yang lain, yang perkenakan itu akan menjadi jalan untuk

menyampaikan pertolongan antara satu dengan yang lainya (Sulaiman Rasjid, 2014 : 375). Pernikahaan merupakan suatu cara yang dipilih oleh Allah swt, sebagai jalan bagi makhluknya untuk berkembang biak dan melestarikan hidupnya (Slamet Abidin dan Aminudin, 1999 : 9).

Nikah menurut bahasa berarti al-jam‟u dan al-dhamu yang artinya

kumpul (Sulaiman Almufarraj, 2003 : 5). Makna nikah (zawaj) bisa diartikan dengan aqdu al-tazwij yang artinya akad nikah. Juga bisa

diartikan (wath‟u al-zaujah) bermakna menyetubuhi istri. Menurut rahmat

(35)

19

tazawwaja yang dalam bahasa indonesia diartikan sebagai perkawinan (Rahmat Hakim, 2000: 11)

Makna nikah adalah akad atau ikatan, karena dalam suatu proses pernikahan terdapat ijab (pernyataan penyerahan dari pihak perempuan) dan kabul (pernyataan penerimaan dari pihak lelaki) (Tihami dan Sohari Sahrani, 2014:7). Ta‟rif pernikahan yaitu akad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bukan mahram (Sulaiman Rasjid, 2014 : 374). Para ahli fikih berkata zawwaj atau nikah adalah akad yang secara keseluruhan di dalamnya mengandung kata inkah atau tazwij. Sesuai dengan ungkaan yang ditulis oleh zakiyah darajat dan kawan-kawan tentang definisi pernikahan berikut ini ;

ًٍضزٌ ذقع

إ

بًْبُعئأ حٌٔضزنا ٔأ ذبكُنا ظفهث ئطٔ خحبث

Faedah terbesar dari pernikahan adalah untuk menjaga dan memelihara perempuan yang bersifat lemah itu dari kebinasaan, sebab seorang perempuan apabila ia sudah menikah, maka nafkahnya (biaya hidupnya) wajib ditanggung oleh suaminya (Sulaiman Rasjid, 2014 : 375).

2. Hukum Perkawinan

(36)

20

manusia sebagai mahluk yang berkehormatan melebihi mahluk-mahluk lainya (Ahmad Azhar Basyir, 2007:1).

Perkawinan merupakan kodrat hidup yang tujuanya antara lain adalah untuk memperoleh keturunan, guna melangsungkan jenis. Seperti yang tercantum dalam Q.S. An Nisa ayat 1 :

ُىُكَّثَس إُْقَّرا ُطبَُّنا بٌََُّٓأٌَ

Artinya, hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

(37)

21

Artinya, Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya

diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Ayat tersebut Allah mengajarkan kepada kita bahwa diantara tanda-tanda keagungan dan kekuasaanya ialah Allah menciptakan istri-istri bagi kaum laki-laki dari jenis manusia yang sama, guna

menyelenggarakan kehidupan yang damai dan tentram, serta menim bulkan rasa kasih sayang antara suami dan istri khususnya dan manusia pada umumnya (Ahmad Azhar Basyir, 2007:2). Asal perkawinan adalah mubah, namun dapat berubah menurut ahkamul khomzah (hukum yang lima) yaitu :

a. Nikah menjadi wajib, yaitu apabila orang yang telah mampu yang akan menamah takwa. Nikah juga wajib bagi yang telah mampu, yang akan menjaga jiwa dan menyelamatkanya dari perbuatan haram.kewajiban ini tidak akan terlaksana kecuali dengan nikah. b. Nikah menjadi haram, yaitu apabila orang tahu bahwa dirinya tidak

(38)

22

c. Nikah menjadi sunnah, yaitu apabila orang-orang yang sudah mampu tetapi ia masih sanggup mengendalikan dirinya dari perbuatan haram, dalam hal seperti ini maka nikah lebih baik daripada membujang karena membujang tidak diajarkan oleh islam.

d. Nikah menjadi mubah, yaitu apabila orang yang tidak berhalangan untuk nikah dan dorongan untuk nikah belum membahayakan dirinya (Alhamdani, 2002:8).

3. Rukun dan Syarat Perkawinan

Rukun yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah atau tidaknya suatu pekerjaan (ibadah) dan sesuatu itu termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu. Syarat yaitu sesuatu yang mesti ada yang

menentukan sah atau tidaknya suatu pekerjaan (ibadah) tetapi sesuatu itu tidak termasuk dalam rangkaian itu. Sedangkan sah yaitu sesuatu

pekerjaan (ibadah) yang memenuhi rukun dan syarat (Abdul Rahman Ghazaly, 2003: 45).

Adapaun rukun nikah tersebut adalah: a. Mempelai laki-laki

b. Mempelai perempuan c. Wali

d. Dua orang saksi e. Shighot ijab qobul

(39)

23 b. Tidak terpaksa atas kemauan sendiri c. Orangnya tertentu, jelas orangnya d. Tidak sedang ihram

Syarat-syarat istri yaitu:

a. Tidak ada halangan syarak, yaitu tida bersuami, mahram, tidak dalam masa iddah

b. Merdeka, atas kemauan sendiri c. Jelas orangnya

d. Tidak sedang berihram Syarat-syarat wali a. Laki-laki

b. Baligh

c. Waras akalnya d. Tidak dipaksa e. Adil

f. Tidak sedang ihram Syarat-syarat saksi a. Laki-laki

b. Baligh

c. Waras akalnya d. Adil

(40)

24 g. Tidak sedang mengerjakan ihram

h. Memahami bahasa yang digunakan untuk ijab qabul

Akad nikah atau perkawinan yang tidak dapat memenuhi persyaratan dan rukunya menjadikan perkawinan tersebut tidak sah menurut hukum.

4. Hak dan Kewajiban suami isrtri

Apabila akad nikah telah berlangsung dan memenuhi syarat rukunya, maka akan menimbulkan akibat hukum yaitu terjalin hubungan suami istri dalam keluarga dan timbul hak serta kewajiban masing-masing, diantaranya adalah hak bersama, hak istri yang menjadi kewajiban suami, dan hak suami yang menjadi kewajiban istri. a. Hak dan kewajiban bersama suami istri

Jika suami sama-sama menjalankan tanggung jawabnya masing-masing, maka akan terwujudlah ketentraman dan ketenangan hati sehingga sempurnalah kebahagiaan hidup berumah tangga. Sehingga, terwujudlah hidup berkeluarga yang sesuai dengan tuntunan agama yaitu, sakinah mawaddah dan warrohmah.

Antara suami dan istri memiliki hak dan tanggung jawab secara bersama yang merupakan hak bersama suami istri yaitu,

(41)

25

2) Haram melakukan pernikahan, artinya baik suami maupun istri tidak boleh melakukan pernikahan dengan saudaranya masing-masing

3) Dengan adanya ikatan pernikahan, kedua belah pihak saling mewarisi apabila salah seorang diantara keduanya telah meninggal meskipun belum bersetubuh.

4) Anak mempunyai nasab yang jelas.

5) Kedua belah pihak wajib bertingkah laku dengan baik sehingga dapat melahirkan kemesraan dalam kedamaian hidup (Slamet Abidin dan Aminudin, 1999:157-158).

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. An-Nisa ayat 19 yaitu:

ُشْعًَْنبِث ٍَُُّْْٔشِشبَعٔ

ْٔ

ِف

Artinya, dan bergaullah dengan mereka (istri) secara patut.

(42)

26

Dalam hidupnya, manusia tidak bisa lepas dari adanya kebutuhan-kebutuhan, baik itu kebutuhan yang bersifat jasmaniah untuk melangsungkan hidupnya maupun kebutuhan yang bersifat rohaniah untuk mencapai kesempurnaan nilai kemanusiaanya. Meskipun semua orang memiliki kebutuhan, tidak berarti kebutuhan yang dimiliki oleh setiap orang juga sama persis dan tidak berbeda. Sebagaimana cita-cita dan harapan masing-masing juga tidak sama (Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi, 2007 : 7).

b. Kewajiban istri terhadap suami

Kewajiban istri yang wajib dipenuhi oleh istri merupakan kewajiban yang bukan kebendaan sebab menurut hukum islam istri tidak dibebani kewajiban kebendaan yang diperlukan untuk

mencukupkan kebutuhan hidup keluarga. Istri hendaknya dapat mencurahkan perhatianya untuk melaksanakan kewajiban membina keluarga yang sehat dan saleh (Ahmad Azhar Basyir, 2007:61).

Kewajiban istri merupakan hak suami yang harus dilakukan oleh itsri, kewajiban tersebut diantaranya adalah:

1) Taat kepada suami

(43)

27

kepada istri-istri itu. Disebutkan dalam firman Allah Q.S. An-Nisa ayat 34 yaitu:

َث ُالله َمَّضَف بًَِث ِءبَغَُّنا ًَهَع ٌَُْٕيإََّق ُلبَخِّشنَا

Artinya, laki-laki suami itu pelindung bagi perempuan istri, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki)telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shaleh adalah mereka yang taat(kepada Allah) dan menjaga diri ketika suami tidak ada, karena Allah telah menjaga merka.

Ayat tersebut mengajarkan bahwa kaum laki-laki

berkewajiban memimpin perempuan karena laki-laki mempunyai kelebihan atas kaum perempuan dan adanya kewajiban laki-laki untuk memberi nafkah untuk keperluan keluarganya. Pengertian taat disini diantaranya adalah:

a) Istri supaya bertempat tinggal bersama suami di rumah yang telah disediakan.

Firman allah dalam Q.S. Al Ahzab ayat 33 berbunyi :

ٍُُْٕث ًِْف ٌَْشَقَٔ

ُلا ِخٍَِّٓهِْبَدْنا َجُّشَجَر ٍَْخَّشَجَر َلأَ ٍَُّكِر

ىَنْٔ

Artinya, dan hendaklah kamu menetap dirumahmu, dan janganlah kamu berhias (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyah dahulu.

(44)

28

Rasulullah bersabda tentang hak suami atas istri tersebut yakni:

Artinya, andaikata aku menyuruh seseorang sujud kepaa orang lain, niscaya aku perintahkan perempuan bersujud kepada suaminya, karena besar haknya kepadanya (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Dan Ibnu Hubban).

Kewajiban taat kepada suami hanya dalam hal-hal yang dibenarkan agama, bukan dalam hal kemaksiatan kepada Allah swt. Jika suami memerintahkan istri untuk berbuat maksiat, maka ia harus menolaknya. Di antara

(45)

29

َزَُِق ُذَحِهَّصنبَف

ُّالله َظِفَحبًَِث ِتٍَْغْهِن ُذ

Artinya, sebab itu maka wanita yang soleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memeliharanya.

c) Berdiam dirumah, tidak keluar kecuali dengan izin suami. Firman allah dalam Q.S. Al Ahzab ayat 33 berbunyi :

ٌَْشَقَٔ

ىَنُْٔلا ِخٍَِّهِْبَدْنا َجُّشَجَر ٍَْخَّشَجَر َلأَ ٍَُّكِرٍُُْٕث ًِْف

Artinya, dan hendaklah kamu menetap dirumahmu, dan

janganlah kamu berhias (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyah dahulu.

Hadis RasullullahSAW yang dibawakan oleh Anas

r.a:“ Siapa saja istri yang keluar dari rumahnya tanpa ijin

suaminya, maka ia berada dalam kemurkaan Allah sampai ia

pulang atau merelakannya”(HR. Khatib). Seorang istri yang

baik akan menemukan ketentraman batin dan kepuasan

rohaniah jika mengikuti ajaran islam.

Sungguh alah telah mengizinkan kalian (para wanita)

untuk keluar (rumah) jika ada keperluan kalian (yang

diperbolehkan syariat)

d) Tidak menerima masuknya seseorang tanpa izin suami, kecuali mahramnya (Ahmad Azhar Basyir, 2007:55)

َِِّْر ِأِث َّلاِا ُذِْبَش إََُْٔ بَِٓخَْٔص ِذٍَْث ًِْف ُحَأْشًَْنا ٌََرْأَر َلا

(46)

30

2) Istri menjaga dirinya sendiri dan harta suami

Firman Allah berikut ini dalam Q.S. An-Nisa ayat 34 :

ُّالله َظِفَحبًَِث ِتٍَْغْهِن ُذَزَُِق ُذَحِهَّصنبَف

Artinya, sebab itu maka wanita yang soleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memeliharanya..

Dari hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Salam ra,

Rasullullah SAW Bersabda:“Sebaik-baik istri yaitu yang

menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu

suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi” (HR.

Thabarani ).

3) Menjauhkan diri dari mencampuri sesuatu yang dapat menyusahkan suami.

Dari hadis yang diriwayatkan oleh Mu’Adz Bin Jabal Ra,

rasulallah saw bersabda bersabda : “Jangan seorang istri

menyakiti suaminya didunia ini, karena bidadari dari surga

berkata kepadanya: „Janganlah engkau sakiti dia, semoga Allah

membinasakanmu. Sebab dia (Suamimu) hanya sebentar di

sisimu. Ia segera akan berpisah darimu untuk pergi kepada kami.

„ “ (HR.Tirmidzi).

4) Tidak bermuka masam dihadapan suami

Dari Abu Sa’id ra, Nabi SAW bersabda: “ Sesungguhnya

seorang suami melihat istrinya (Dengan kasih sayang) dan

(47)

31

melihat keduannya dengan pandangan kasih sayang, Dan bila

suami memegang telapak tangan istrinya, maka dosa-dosa mereka

keluar dari celah jari-jari tangan mereka”(HR. Rafi’I).

5) Tidak menunjukan keadaan yang tidak disenangi suami. Hadis rasulallah saw yaitu :

ِزّنا َلبَق شٍَْخ ِءبَغََّا ُّيَا َىّهَعَٔ ٍَِّْهَع َالله ىَّهَص ِ َالله ِلُْٕعَشِن َمٍِْق

َشَظََ اَرِا ُُِّشُغَر ًْ

َُِشْكٌَ بًَِث بَِٓن بَئَ بَِٓغْفََ ًِف ُُّفِن بَخُر َلأََشَيَا اَرِا ُُّعٍِْطُرَٔ

Artinya, Pernah ditanyakan kepada rasulallah saw “siapakah wanita yang paling baik?” jawab beliau “yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci (H.R.Nasai no 3231 dan ahmad 2:251).

6) Bimbingan suami

(48)

32

َّنأَ

ِعِخ بَظًَْنا ىَف ٍَُُّْْٔشُدْْأَ ٍَُُّْْٕظِعَف ٍََُّْصُْٕشَُ ٌَُْٕفبَخَر ًِْز

ٍَُُُّْٕثِشْضأَ

اًشٍِْجَك بٍَِّهَع ٌَبَك َالله ٌَِّا َلٍَِْجَع ٍٍََِّْٓهَع إُْغْجَر َلََف ْىُكَُْعَطَا ٌِْبَف

Artinya, Wanita-wanita yang kamu khawatirkan akan durhaka padamu, maka nasihatilah mereka. Dan pisahkanlah dari tempat tidur mereka (jangan disetubuhi) dan pukullah mereka.

Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu bersikap curang. Sesugguhnya allah itu maha tinggi lagi maha besar.

c. Hak istri

Kewajiban suami terhadap istri merupakan hak-hak bagi istri. Kewajiban suami tersebut mencakup kewajiban materi berupa kebendaan seperti mahar (maskawin) dan nafkah serta kewajiban nonmateri yang bukan merupakan kebendaan seperti berbuat adil diantara para istri (dalam perkawinan poligami), tidak berbuat yang merugikan para istri dan sebagainya.

1) Hak-hak kebendaan a) Mahar (maskawin)

Disebutkan dalam firman Allah Q.S. An-Nisa ayat 24:

َع َذبَُُخ َلأَ ًخَضٌِْشَف ٍََُّْسُْٕخُأ ٍَُُّْْٕرَبَف ٍَُُِّْٓي ِِّث ْىُزْعَزًَْزْعا بًََف

بًٍَِْف ْىُكٍَْه

ِخَضٌِْشَفْنا ِذْعَث ٍِْي ِِّث ْىُزٍِْضاَشَر

(49)

33

Maskawin adalah pemberian wajib dari suami kepada istri, dan merupakan hak penuh bagi istri yang tidak boleh diganggu oleh suami, suami hanya dibenarkan ikut makan maskawin apabila diberikan oleh istri dengan sukarela. Seorang istri berhak atas mahar penuh apabila telah

dicampuri. Mahar tersebut merupakan simbol kesanggupan suami untuk memikul kewajiban-kewajiban sebagai suami dalam hidup perkawinan yang akan mendatangkan

kemantapan ketentraman hati istri. Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa agar seorang istri jangan menuntut mahar yang memberatkan suami, dan ujud mahar tidak mesti berupa benda berharga, tetapi dapat pula berupa uang atau jasa (Ahmad Azhar Basyir, 2007:54).

b) Nafkah

Yang dimaksud dengan nafkah adalah mencukupi segala keperluan istri, meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal, pembantu rumah tangga, dan pengobatan, meskipun istri tergolong kaya. Kewajiban nafkah suami tersebut dalam firman Allah Q.S. Al-Baqoroh ayat 233 :

َفُْٔشْعًَْنبِث ٍَُُّٓرَْٕغِكَٔ ٍَُُّٓقْصِس َُّن ِدُْٕنًَْْٕنا ىَهَعَٔ

(50)

34

Pada ayat yang lain menjelaskan bahwa Allah tidak akan membebankan suatu kaum melebihi kemampuanya, tersebut dalam firman dalam Q.S Ath-Thalaq ayat 7 :

ُفِّهَكٌُ َلا ُالله ُِبَرَا بًَِّي ْقِفٍُُْْهَف ُُّقْصِس ٍَِّْهَع َسِذَق ٍَْئَ ِِّزَعَع ٍِْي خَعَع ُْٔر ْقِفٍَُِْن

بًغْفََ ُالله

َابَي َّلاِإ

ُمَعْدٍََع بَْبَر

ُالله

اًشْغٌُ ِشْغُع َذْعَث

Artinya, orang yang mampu hendaklah memberi nafkah menurut kemampuanya, dan orang yang kurang mampu pun supaya memberi nafkah dari harta pemberian Allah

kepadanya, Allah tidak akan membani kewajiban kepada seseorang melebihi pemberian Allah kepadanya.

Besar nafkah yang wajib diberikan oleh suami kepada istri adalah dapat mencukupi secara wajar, meliputi keperluan makan, pakaian, perumahan dan sebagainya. Secara wajar berarti sedang, tengah-tengah tidak kurang dari kebutuhan tetapi tidak pula berlebihan, sesuai tinkat hidup dan keadaan istri dan kemampuan suami (Ahmad Azhar Basyir, 2007:55) 2) Hak-hak bukan kebendaan

(51)

35

Artinya, Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

Melalui ayat diatas, dapat diambil pelajaran agar para suami dapat menggauli istrinya dengan makruf dan bersabar terhadap hal-hal yang tidak disenangi yang terdapat pada istri. Hal tersebut mencakup :

(1) Sikap menghargai, menghormati, dan perlakuan-perlakuan yang baik serta meningkatkan taraf hidupnya dalam bidang-bidang agama, akhlak dan ilmu pengetahuan yang diperlukan.

Hadis nabi dalam sebuah riwayat mengajarkan

(52)

36

dihatinya. Termasuk perlakuan baik yang menjadi hak istri adalah hendaknya suami selalu berusaha agar istri

mengalami peningkatan hidup keagamaanya, budi pekertinya, dan bertambah pula ilmu pengetahuanya. (2) Melindungi dan menjaga nama baik istri

Suami berkewajiban melindungi istri serta menjaga nama baiknya. Namun tidak berarti suami harus menutup-nutupi kesalahan yang memang terdapat pada istri. Jika istri melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan ajaran islam, suami wajib

memperingatkanya terutama yang menyangkut pergaulan dengan orang lain.

Termasuk hak istri yang harus diperhatikan adalah apabila istri ikut bekerja untuk mencukupkan kebutuhan keluarga suami tidak boleh bersikap acuh-tak acuh

terhdapa pekerjaan istri. Suami harus berusaha mengetahui apakah suami bekerja secara jujur atau melakukan

(53)

37 B. Sosiologi Hukum

1. Pengertian

Sosiologi hukum seringkali disamakan dengan ilmu hukum sosiologis, padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Ilmu hukum sisiologis adalah aliran ilmu dalam ilmu hukum, yang kajianya bertolak dari kaidah-kaidah hukum yang abstrak, tetapi menerima dan mengakui adanya pengaruh unsur-unsur sosial dalam kaidah hukum. Adapun sosiologi hukum adalah cabang kajian sosiologi yakni ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, antara gejala sosial dan non gejala sosial dan ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial (Soerjono Soekamto, 1982:17).

Sebagai cabang dari sosiologi, pusat perhatian sosiologi hukum terletak pada ihwal hukum, sebagaimana terwujud dari pengalaman kehidupan sehari-hari. Sosilogi hukum tidak mempelajari hukum dalam taraf norma-norma yang abstrak melainkan persoalan yang menyangkut interaksi hukum dengan dunia kenyataan, misalnya ;

a. Beroperasinya hukum di masyarakat (ius operatum) atau law in action dan pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat. b. Dari segi statiknya (struktur), kaidah sosial, lembaga sosial,

kelompok sosial dan lapisan sosial.

c. Dari segi dinamikanya (proses sosial), interaksi dan perubahan sosial. 2. Teori gerakan sosial

(54)

38

a. Kolektifitas orang yang bertindak sama

b. Tujuan bersama tindakanya merupakan perubahan tertentu dalam masyarakat mereka yang ditetapkan partisipan menurut cara yang sama

c. Kolektifisme relatif tersebar namun lebih rendah derajatnya daripada organisasi formal

d. Tindakanya memiliki derajat spontanitas relatif tinggi namun tak terlembaga dan bentuknya tidak konvensional.

(55)

39 BAB III

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI DI DESA PACARMULYO KEC. LEKSONO KAB. WONOSOBO

A. Profil Desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo

Berdasarkan data dari RPJM Desa Pacarmulyo tahun 2011 – 2015 yang penulis dapatkan dari kantor Desa Pacarmulyo, didapatkan data mengenai gambaran profil tersebut berikut ini:

1. Kondisi desa

Desa Pacarmulyo terletak pada ketinggian + 700 M diatas pemukaan laut. Sedangkan kondisi topografinya dataran sedang, dengan jenis tanah tanah regosol. Daerah dengan kemiringan antara 2 – 15 % seluas 210,67 Ha. Dalam satu desa terdiri dari 2 (dua) dusun yaitu dusun Jetis dan Dusun Gendol terbagi dalam 36 RT dan 9 RW jarak desa dengan ibu kota Kecamatan + 9 KM dan dari Ibu Kota Kabupaten + 5 KM. Luas Wilayah Desa Pacarmulyo + 210,670 Ha terdiri dari :

a. Tanah Pemukiman : 18,611 Ha b. Tanah Sawah : 86,386 Ha c. Tanah ladang : 81,588 Ha d. Kolam : 9,057 Ha e. Lain-lain : 15,028 Ha

Batas wilayah Desa Pacarmulyo adalah sebagai berikut :

(56)

40

b. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kelurahan Mlipak Kec. Wonosobo c. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Timbang Kec. Leksono d. Sebelah Barat Berbatasn dengan Desa Durensawit Kec. Leksono

Desa Pacarmulyo merupakan bagian dari gambaran wilayah kabupaten wonosobo yang memiliki berbagai potensi. Letak yang strategis dengan sebagian besar areal persawahan, menjadikanya sebagai desa dengan komoditas utama padi. Disamping itu desa Pacarmulyo merupakan desa penghasil sayuran dan palawija terutama cabe, tomat, dan terong serta memiliki banyak sumber mata air.

Jumlah Penduduk Desa Pacarmulyo sebanyak 3.566 jiwa dan 855 KK yang terdiri dari Laki-laki 1.811 Jiwa dan Perempuan 1.755 Jiwa. Dari 855 KK tersebut yang mempunyai rumah hanya 805 KK atau 805 Rumah.

2. Pendidikan

Pembangunan pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu menghadapi setiap perubahan dan diharapkan dapat membentuk manusia seutuhnya yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

(57)

41 a. Perguruan Tinggi :78 Orang b. SLTA : 270 Orang c. SLTP : 420 Orang d. SD : 1.480 Orang e. TK : 105 Orang f. Belum sekolah : 367 Orang g. Tidak tamat SD : 846 Orang

3. Ekonomi

Desa Pacarmulyo mempunyai luas wilayah 210,67 Ha, dan sebagian besar wilayahnya adalah areal persawahan. Penduduknya

mayoritas buruh tani. Oleh karena itu produk utama yang dihasilkan dari Desa Pacarmulyo adalah Padi. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan jaman, akhir akhir ini petani di Desa Pacarmulyo mulai beralih ke Komoditas Hortikultura, komoditas yang paling menonjol adalah Cabe keriting yang sudah dipasarkan sampai ke luar kota.

Perekonomian desa didukung adanya fasilitas jalan penghubung

(58)

42

Mata Pencaharian:

a. Karyawan / PNS : 26 Orang b. Wiraswasta : 3 Orang c. Pertukangan : 112 Orang d. Tani : 426 Orang e. Buruh Harian Lepas: 261 Orang f. Pensiunan : 38 Orang

Salah satu modal dasar penting dalam pelaksanaan pembangunan adalah tenaga kerja, lebih-lebih tenaga kerja yang berkualitas. Namun

demikian tenaga kerja juga dapat menjadi masalah tersendiri dalam pembangunan, khususnya jika terjadi ledakan angkatan kerja dan rendahnya kualitas tenaga kerja yang tersedia. Perkembangan angkatan kerja sangat pesat karena laju pertumbuhan penduduk, sehingga mengakibatkan banyaknya pengangguran dan menimbulkan masalah sosial antara lain kenakalan remaja dan tramtibmas. Kurangnya profesionalisme tenaga kerja berakibat keteragantungan terhadap proyek di kota serta kerja ke luar Negeri hanya sebagai pembantu rumah tangga.

4. Sosial Agama dan Budaya

(59)

43

Dalam bidang profesi masyarakat Dusun Gendol mayoritas sama dengan masyarakat dusun jetis yang juga berprofesi di bidang Pertanian. Dalam bidang agama penduduk dusun ini memeluk islam. Bedanya dengan Dusun Jetis adalah masyarakat Dusun Gendol masih sangat menggemari kesenian seperti kuda lumping, Lengger atau seni tayub (RPJM Desa Pacarmulyo tahun 2011 – 2015).

B. Profil dan Keadaan Keluarga Istri TKW di Desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo.

Desa Pacarmulyo merupakan salah satu kawasan desa imigran, yang sebagian besar penduduknya adalah perantau para buruh migran. Di antara sebagian besar masyarakat tersebut yang merupakan tenaga kerja indonesia adalah TKW yaitu tenaga kerja wanita. Dengan meninggalkan keluarga dan suami, para buruh migran ini pergi merantau dan menetap diluar negeri untuk minimal dua tahun. Berangkat dari bermacam-macam latar belakang, para perantau ini memiliki tujuan yang berbeda dan dan harapan masing-masing yang ingin dicapai dengan kepergianya tersebut. Diantara para buruh migran tersebut, banyak diantara mereka yang sudah kembali dari perantaunya dan tinggal dirumah dan juga masih banyak yang pergi merantau tanpa pulang bertahun-tahun meninggalkan anak dan keluarganya hingga anaknya tumbuh dewasa.

(60)

44 1. Murniasih dan syafaat

Murniasih lahir di Wonosobo pada tanggal 15 Mei 1986 telah menikah secara sah pada tanggal 06 Maret 2005 dengan akta nikah No 115//03/III/2005 dengan suaminya Syafaat yang lahir di Wonosobo pada tanggal 23 Oktober 1982. Dari hasil pernikahanya tersebut, telah

dikarunai seorang putra bernama Ahmad Gani yang sekarang sudah berusia 12 tahun dan saat ini duduk di bangku sekolah. Sejak

pernikahanya tersebut, suami sudah mengajak istrinya murniasih untuk tinggal dirumah miliknya sendiri sebagai keluarga kecilnya, bersama anak yang saat itu masih berusia satu tahun. Rumah tersebut termasuk masih tergolong rumah sederhana, tidak begitu besar dengan bangunan semi permanen dan hasil dari kerjasama suami istri.

(61)

45

berat itulah, sehingga membuatnya semakin betah dan nyaman untuk tinggal bekerja sebagai TKW diluar negeri.

Sejak kepergianya keluar negeri pada tahun 2009 tersebut, ia sudah berangkat dan pulang lagi selama tiga kali. Pulang pada tahun 2011 dan kembali ke indonesia untuk memperpanjang kontraknya dan

berangkat lagi keluar negeri hingga terakhir kepulanganya pada tahun 2015. Sejak saat itu, Murniasih tinggal dirumah dan tidak lagi berangkat ke luar negeri.

2. Sundiyah dan Dakwan

Sundiyah lahir di Wonosobo, 10 Desember 1975 yang menikah secara sah pada tanggal 13 Agustus 2014 dengan akta nikah No

0469/39/VIII/2014 dengan suaminya Dakwan yang lahir di Wonosobo pada tanggal 12 Februari 1982. Suami (Dakwan) adalah seorang duda yang sudah pernah menikah dua kali, dan membawa satu anak

perempuan berusia 15 tahun dari hasil pernikahan pertamanaya dan dua orang anak laki-laki dari pernikahanya yang kedua. Dari hasil

pernikahanya dengan Sundiyah tersebut, ia sudah dikaruniai seorang anak balita bernama ahmad asif berusia yang sekarang sudah dua tahun

Setelah menikah hampir empat tahun, sejak tahun kemarin 2017 Sundiyah memilih untuk bekerja keluar negeri yaitu Taiwan

(62)

46

dirawat bersama ayahnya. Anak-anak pergi kesekolah sendiri dan

kebutuhan memasak dilakukan oleh anak pertama untuk seluruh anggota keluarga yaitu ayah dan adik-adiknya.

Selama kurang lebih satu tahun sudah merantau di Taiwan, Sundiyah sang istri belum pernah pulang kerumah, karena terikat kontrak dengan perusahaan yang mana tidak boleh pulang sebelum kontrak dua tahun itu habis. Meski tidak bisa pulang namun keduanya tetap menjaga komunikasi dengan keluarganya terutama anaknya yang masih balita, melalui pesan singkat whatsapp.

Melalui komunikasi antara suami dan istri tersebut, hubungan antara keduanya tetap terjaga. Sehingga hubungan keluarga tetap harmonis, dan anak-anak dirumah merasa nyaman dan bahagia dengan saling tolong-menolong antar kakak dan adik tanpa berdebat atau iri kasih.

3. Romlan dan Tumini

Romlan lahir di Wonosobo 25 September 1975 yang menikah secara sah pada tanggal 04 April 1999 dengan akta nikah No

06/06/IV/1999 dengan istrinya Tumini yang lahir di Wonosobo pada tanggal 17 September 1980. Dari pernikahanya tersebut mereka

(63)

47

sederhana. Bangunan yang semi permanen, namun milik sendiri. Ditempat itulah keluarga kecil itu tinggal.

Setalah hidup bersama, dan dikaruniai seorang anak, yang saat itu masih berusia sekitar 16 bulan. Sekitar tahun 2000 Tumini pergi merantau dan mengadu nasib di negeri seberang Malaysia selama dua tahun.

Meninggalkan anak balita yang saat itu masih menyusui, yaitu Siti maryam dan menitipkanya kepada keluarga serta suami, sehingga anak tidak bisa mendapatkan pengawasan dan bimbingan langsung ibunya. Keputusan itu dibuat oleh Tumini sendiri dengan tekad bulat, sehingga keluarga tidak bisa menolak kepergian istri tersebut, karena keputusan itu merupakan pilihanya sendiri. Sehingga keluarga hanya bisa mendoakan, dan berharap semoga istri baik-baik saja di luar negeri, dan suami siap untuk mengambil peran istri sebagai pembimbing dan pengasuh anaknya.

Tumini memilih negara malaysia sebagai tujuan bekerja, karena berharap dengan harapan dan keinginan untuk tetap dekat dengan keluarga, sehingga mudah berkomunikasi dan berhubungan mengingat waktu itu belum ada tekhnologi handphone yang menjamur seperti sekrang ini yaitu masih pada zaman surat. Meskipun ada telephone itu hanya melalui warung telekomunikasi atau wartel yang harus memakai biaya yang tidak cukup murah.

4. Subanan dan Alwiyah

(64)

48

dengan istrinya Alwiyah yang lahir di Wonosobo pada 27 April 1968. Dari pernikahanya tersebut mereka dikaruniai seorang anak bernnama Indi Pangestika yang lahir 02 Februari 1997. Saat ini anak tersebut berusia 22 tahun, dan sudah melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi di Wonosobo yaitu UNSIQ.

Bertempat disebuah rumah kecil, dan sederhana semi permanen, dan milik sendiri. Disitu keluarga kecil itu tinggal dan berkumpul

bersama satu kelluarga. Setalah anak sudah cukup besar, kemudian pada tahun 2007 istri memutuskan untuk pergi keluar negeri, membantu suami mencari nafkah hingga sampai hari ini kurang lebih 13 tahun lamanya. Sejak kepergian istri yang pertamanya , istri pernah pulang kerumah pada kontrak yang pertama yaitu tahun 2009. Namun, istri tersebut pamit untuk berangkat lagi keluar negeri dan belum pernah pulang lagi kerumah sejak kepulangan yang pertamanya. Meski suami pernah memintanya untuk pulang kerumah indonesia, namun istri hanya mengatakan bahwa ia belum ingin untuk kembali pulang. Sehingga suami pun tidak bisa lagi berbuat banyak dan hanya bisa menunggu kemauan istri untuk pulang kembali ke rumah.

(65)

49

Setelah melakukan observasi dan wawancara di desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo, penulis mendapatkan informasi bahwa faktor-faktor yang menyebabkan para istri menjadi TKW antara lain :

1. Budaya masyarakat

Masyarakat desa pacarmulyo terbiasa untuk bekerja, mereka tidak bisa hanya diam diri dirumah. Selalu ada keinginan untuk bererak dan menghasilkan sesuatu yang manfaat. Meski hanya dirumah mereka banyak yang membuka toko terutama bagi yang sudah memiliki cukup modal, sehingga dalam satu wilayah RT pun bisa terdapat tiga warung kecil yang berdekatan. Selain membuka warung banyak juga diantara para istri yang bekerja sebagai rewang atau PRT baik di lingkungan rumahnya ataupun keluar daerah bahkan menjadi tkw. Bagi yang masih memiliki anak kecil biasanya tidak tega meninggalkan jauh anaknya sehinga hanya menjadi rewang di daerah rumahnya tersebut. Meski penghaslilanya tidak besar, tapi itu dipilihnya sebagai pilihan yang lebih baik dari pada hanya berdiam diri dirumah dan tidak melakukan apa-apa. Terlebih lagi bisa membagi waktu antara rumah tangganya sendiri dengan peerjaan karena jaraknya dengan tempat bekerja tidaklah terlalu jauh.

(66)

50

ke luar negeri karena merasa bahwa destinasi bekerja ke luar negeri lebih berkesan dan menjanjikan.

Melihat kemampuan tetangga yang merantau meningkat, mampu membangun rumah dan merenovasinya dengan baik menjadikan inspirasi yang paling kuat untuk membuat orang-orang disekitarnya mengikutinya menjadi TKW. Perlahan kebiasaan tersebut menjadi trend, yang tidak hanya untuk uji coba tetapi juga tantangan buat dirinya masing-masing. Dakwan (36 tahun) yang belum lama menikah, namun tidak melarang

istrinya menjadi TKW mengatakan “mau bagaimana lagi, karena memang

sudah kemaunya istriku jadi TKW. Menjadi TKW bukan hal yang luar

biasa mb karena sudah umummnya orang di sini merantau”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala desa dikatakan bahwa perempuan yang menjadi TKW di desa Pacarmulyo hampir mencapai 100 lebih. Data pasti mengenai jumlah TKW dari desa tersebut tidak dapat diketahui karena administrasi yang tidak stabil antara TKW yang ijin dengan surat resmi dan yang tidak memakai surat resmi dari desa. Menurut Istikharoh salah satu tetangga TKW mengatakan bahwa di desa tersebut hampir setiap keluarga ada yang anggotanya pernah ke luar negeri. Di RW 3 miliknya ada dua puluh satu orang yang pernah menjadi TKW, baik sebelum ataupun sesudah menikah.

(67)

51

Salah seorang informan yang merupakan tetangga keluarga TKW

mengatakan “sudah umumnya istri menjadi TKW untuk memabantu

suami. Bahkan, ada mertua yang bilang kalau tidak menjadi TKW maka

akan kesulitan untuk bisa membangun rumah”.

2. Sempitnya lapangan pekerjaan

Keterbatasan skill yang dimiliki oleh suami membuatnya tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Suami para TKW hanya bekerja menurut kemampuan yang bisa mereka lakukan. Meski hanya sebagai supir truk, tukang batu ataupun bertani menggarap ladangnya, para suami tersebut tetap bertahan pada profesinya masing-masing. Dari situlah para suami mendapatkan penghasilanya. Penghasilan yang berkisar antara Rp. 50000 sampai Rp.75.000 perhari belum bisa mencukupi segala kebutuhan rumah tangga.

Sadar dengan berbagai keterbatasan tersebut, serta keinginan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Membuat para istri bertekad untuk keluar negeri dengan harapan bisa merubah nasib keluarga. Melalui gaji yang diperolehnya diharapkan dapat menambah modal untuk

(68)

52 3. Terinspirasi kesuksesan pendahulu TKW

Banyak tetangga dan msyarakat yang sudah lebih dulu merasakan dunia bekerja di luar negeri pulang dan sukses kemudian bisa menjadikan insiprasi dan motifasi tersendiri untuk mengikuti jejak mereka. Sehingga dengan demikian, para istri tersebut bisa mendapatkan dan merasakan apa yang sudah didapatkan oleh pendahulu-pendahulu TKW mereka.

Seperti yang dirasakan oleh Murniasih (32 tahun) mantan TKW, yang saat masih pengantin muda. Meski sudah dikaruni seorang anak balita, namun jiwa muda dan semngatnya tetap tinggal. Murniasih tidak suka hanya tinggal dirumah, dan ingin bekerja. Kebiasaanya usil

(melakukan sesuatu) membuatnya mencari destinasi pekerjaan yang lebih menjanjikan. Ketika ditanya kenapa memilih menjadi TKW ia menjawab

“biar yang jauh sekalian mb, bisa segera menambah modal. Berkerja di

luar negeri lebih menjajikan, dan sudah banyak yang merasakanya jadi

tidak perlu takut lagi”. Dalam diri Ibu Murniasih tidak ada rasa ketakutan

akan kehidupan di luar negeri, ia sangat yakin akan keberhasilan dirinya. 4. Gaya hidup

(69)

53

pulang, seperti yang diceritakan oleh Bapak Subanan (51 tahun) suami TKW kenapa istrinya tidak pulang kerumah setelah hampir 10 tahun apakah ia tidak rindu dan ia menjawab “ya begitu mb. Anak-anak yang sering berkomunikasi. Seringkali meminta ibunya pulang, namun

dijawab belum ingin pulang katanya”.

5. Peluang pekerjaan yang tersedia adalah rumah tangga

Keterbatasan skill masyarakat, keluarga TKW khususnya hanya terbatas pada urusan rumah tangga. Berbanding lurus dengan kesempatan kerja yang tersedia bagi tenaga kerja yang ingin bekerja di luar negeri, kesempatan yang ditawarkan dan koneksi yang didapatkan masyarakat berkisar kepada lapangan pekerjaan rumah tangga. Sehingga mayoritas masyarakat yang keluar negeri adalah wanita yang memang sudah terbiasa dengan tersebut.

Ibu Murniasih yang sudah merambah luar negeri untuk ketiga

kalinya mengatakan kenapa menjadi TKW “menjadi TKW ya karena

yang bisa dilakukan hanya itu, mengurusi rumah, mengasuh dll”. Senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak Subanan kenapa istrinya yang

(70)

54

D. Pemenuhan Hak dan Kewajiban Suami Istri Keluarga TKW di Desa Pacarmulyo Kec. Leksono Kab. Wonosobo

1. Hak dan Kewajiban bersama Suami Istri a. Hubungan biologis

Sebagai pasangan pernikahan yang sah, suami dan istri

memiliki hak biologis yang merupakan sifat dan nafsu alami manusia. Hal ini tidak bisa dilakukan kecuali dengan bertemu langsung. Suami dan istri harus menahan keinginan tersebut hingga saat pertemuan keduanya itu terjadi. Pertemuan yang hanya mungkin terjadi setiap dua tahun sekali sesuai dengan kontrak kerja. Sekedar rasa rindu yang cukup bisa terobati melalui media yang tersedia sekarang seperti handphone, digunakan untuk komunikasi. Bagi para suami sudah tidak masalah lagi hidup dalam kesendirian, karena jika pun ia

kangen kepada istrinya kemudian cukup dengan melihat anaknya bisa mewakili rasa rindunya kepada istrinya.

b. Menjaga perilaku yang baik antara suami dan istri

(71)

55

secara rutin, karena terkadang juga anak-anak yang berkomunikasi jika suami sedang sibuk atau punya urusan yang lain. Melalui

komunikasi tersebut, kepercayaan antara suami dan istri bisa menjadi lebih kuat sehingga suami atau istri termotivasi untuk bertanggung jawab terhadap pilihannya.

c. Mengasuh dan memelihara anak

Seorang suami tidak bisa melepas kewajibanya terhadap anak. Karena seorang anak memiliki hak untuk di asuh dan dilindungi oleh orag tuanya. Karena kepergian istri ke luar negeri menjadikan anak kehilangan sosok dan kasih sayang ibunya, sehingga seorang ayah (suami) harus berperan sebagai ayah sekaligus ibu untuk merawat anak-anak seorang diri. Dengan kemampuan dan keterbatasanya suami tetap merawat anak-anaknya, tidak lantas kemudian

melimpahkan taggung jawab tersebut kepada keluarga besarnya. Bagi keluarga dakwan pengasuhan tersebut terbantu dengan kehadiran anak pertamanya yang sudah cukup dewasa sehingga bisa membantu mengurus keperluan adik-adiknya.

2. Hak Istri

a. Hak kebendaan 1) Nafkah

Gambar

Tabel 1.1 Subjek Penelitian Keluarga TKW
Tabel 1.2 informan penelitian
Tabel 4.1 Hak dan Kewajiban Suami Istri Perspektif Fiqih
Tabel diatas menunjukan bahwa pemenuhan hak dan kewajiban suami

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan, sebagian besar jemaah yang menjadi jemaah pada biro perjalanan ibadah umrah yang mereka pilih, menjawab tidak paham akibat

Data Emik Pandangan Habib Terhadap Pernikahan Wanita Syarifah Dengan Laki-laki Non Sayyid pada Komunitas Arab di Kelurahan Bendomungal Kecamatan Bangil ... Data Emik Penerapan

Div/E.D/17/1979 (Tentang Perkawinan Suami Dalam Iddah Istri Akibat Talak Raj’i)”, yang mana skripsi ini berfokus pada praktek pencatatan perkawinan yang dilakukan di

Teleskop Handmade merupakan alat optic sederhana yang diciptakan dari bahan-bahan yang memiliki nilai, hal yang paling penting dari sisi teleskop adalah lensanya, karena dengan

Akomodasi diperlukan oleh wisatawan yang sedang berkunjung ke atraksi wisata untuk tempat tinggal sementara sehingga dapat beristirahat sebelum melakukan kegiatan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pertama, permodalan dalam perseroan terbatas berasal dari para pemegang saham yang memasukkan modalnya ke perseroan, sedangkan modal

Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa spiritualitas di tempat kerja secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan akan

Pada jaman sekarang, informasi digital sangatlah penting. Hal ini di antaranya untuk mencari sumber referensi, mencari data, dan lain sebagainya. Didalam informasi yang