• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan

Animah dan Ramadhani (2010) mengemukakan bahwa nilai perusahaan penting karena nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan tingkat kemakmuran pemegang saham (Horne, 1998). Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset. Menurut Hidayat (2010) keuntungan yang tinggi disertai dengan resiko yang bisa dikelola, diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan, yang berarti menaikkan kemakmuran pemegang saham. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan pada masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang atau jangka pendek (Mamduh, 2004). Akan tetapi, perusahaan mungkin mengorbankan laba

(2)

jangka pendek untuk meningkatkan laba masa depan atau jangka panjang. Karena baik keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang sangat penting, teori perusahaan (theory of the firm) sekarang mempostulatkan bahwa maksud atau tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Hal ini dicerminkan dari nilai sekarang atas semua keuntungan perusahaan yang diharapkan di masa depan. Nilai dari perusahaan bergantung tidak hanya pada kemampuan menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik operasional dan keuangan dari perusahaan yang diambil alih. Beberapa variabel kuantitatif yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan sebagai berikut (Jansen, 1976) :

1) Nilai Buku

Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung dengan cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar. Adapun komponen dari shareholders equity yaitu agio saham (paidup capital in excess of par value) dan laba ditahan (retainedearning).

2) Nilai Appraisal

Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan appraisal independent. Teknik yang digunakan oleh perusahaan appraisal sangat beragam, bagaimanapun nilai ini sering dihubungkan dengan biaya penempatan. Metode analisis ini sering tidak mencukupi dengan sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang kecil dengan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam kegunaan dalam menghasilkan earnings dan kemudian nilai going concern dari suatu perusahaan. Bagaimanapun nilai appraisal dari

(3)

suatu perusahaan akan bermanfaat sewaktu digunakan dalam penghubungan dengan metode penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya alam atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi. Kegunaan dari nilai appraisal akan menghasilkan beberapa keuntungan. Nilai perusahaan yang berdasarkan appraiser independent juga akan menghasilkan pengurangan good-will dengan meningkatkan harga aktiva perusahaan yang telah dikenal. Good-will dihasilkan sewaktu nilai pembelian suatu perusahaan melebihi nilai buku dari aktivanya.

3) Nilai Pasar Saham

Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis. Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan secara luas diperdagangkan, sebuah nilai pendekatan dapat dibangun berdasarkan nilai pasar. Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling sering dipergunakan dalam menilai perusahaan besar. Bagaimanapun nilai ini dapat berubah secara cepat. Faktor analisis berkompetisi dengan pengaruh spekulatif murni dan berhubungan dengan sentimen masyarakat dan keputusan pribadi.

4) Nilai ―Chop-Shop

Pendekatan ―Chop-Shop‖ untuk valuasi pertama kali diperkenalkan oleh Dean Lebaron dan Lawrence Speidell of Batterymarch Financial Management. Secara khusus, ia menekankan untuk mengidentifikasi perusahaan multi industry yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabila dipisahkan menjadi bagian-bagian.

(4)

Pendekatan ini mengkonseptualisasikan praktik penekanan untuk membeli aktiva di bawah harga penempatan mereka.

5) Nilai Arus Kas

Pendekatan arus kas untuk penilaian dimaksudkan agar dapat mengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yang menawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum yang harus dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan. Pembayaran awal kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari merger. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.

Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore, 2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Euis dan Taswan, 2002). Husnan (2000) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai

(5)

perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.

Menurut Brigham & Houston (2001) terdapat beberapa pendekatan analisis rasio dalam pengukuran nilai perusahaan terdiri dari pendekatan price earning ratio (PER), price book value ratio (PBVR), market book ratio (MBR), deviden yield ratio, dan deviden payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan price earning ratio (PER).

Penelitian ini mengukur nilai perusahaan dengan menggunakan (Price Earning Ratio) PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham. Usman, (2001) dan Bahagia, (2008)

Rumus yang digunakan adalah :

Saham Lembar Per Laba Saham Pasar Harga PER 

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah : a. Tingkat pertumbuhan laba

b. Capital Expenditure c. Research and Diplopment

Menurut Yusuf, (2005) dan Bahagia, (2008), PER dapat dijelaskan sebagai berikut semakin tinggi pertumbuhan laba semakin tinggi PER nya, dengan kata lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan PER nya bersifat positif. Hal ini dikarenakan bahwa prospek perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara efisien. Laba bersih

(6)

yang tinggi menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, sehingga saham-saham dari perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas dan pertumbuhan laba yang tinggi akan memiliki PER yang tinggi pula, karena saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga kecenderungan harganya meningkat lebih besar.

2.1.2 Teori Keagenan

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsi pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekrja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu manajemen diberikan sebagai kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham.

Karena unit analisis dalam teori keagenan adalah kontrak yang melandasi hubungan antara prinsipal dan agen, maka fokus dari teori ini adalah pada penentuan kontrak yang paling efisien yang mendasari hubungan antara prinsipal dan agen. Untuk memotifasi egen maka prinsipal merancang suatu kontrak agar dapat mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan. Kontrak yang efesien adalah kontrak yang memenuhi dua faktor, yaitu (1) agen dan prinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun prinsipal memilki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya

(7)

sendiri, (2) resiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil yang berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya.

Pada kenyataannya informasi simetris itu tidak pernah terjadi, yang berarti kontrak efisien tidak pernah terlaksana sehingga hubungan agen dan prinsipal selalu dilandasi oleh asimetri informasi. Agen sebagai pengendali perusahaan pasti memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan prinsipal.

Disamping itu, karena verifikasi sangat sulit dilakukan, maka tindakan agen pun sangat sulit untuk diamati. Dengan demikian, membuka peluang agen untuk memaksimalkan kepentingannya sendiri dengan melakukan tindakan yang bersifat oportunistis yang merugikan prinsipal, baik memanfaatkan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi, perekayasaan kinerja perusahaan, maupun mangkir kerja.

2.1.3 Keputusan Investasi

Keputusan investasi yang dibuat oleh manajemen adalah suatu tindakan manajemen untuk menentukan penggunaan sumber dana di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang dikehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan selama jangka waktu tersebut.

Menurut Helfert, keputusan investasi merupakan kekuatan penggerak u t a m a dari setiap sistem usaha. Ini mendukung strategi persaingan y a n g dikembangkan manajemen berdasarkan perencanaan untuk menjalankan dana yang ada atau yang baru diperoleh terhadap tiga bidang utama, yaitu :

(8)

 Modal Kerja (saldo kas, piutang yang jatuh tempo d a r i pelanggan dan persediaan dikurangi kredit dagang dari pemasok dan kewajiban lancar normal lainnya)

 Bangunan, mesin, peralatan (Capital Expenditure)

 Program pembelanjaan utama (penelitian dan pengembangan / R&D, pengembangan produk atau jasa, program promosi)

Investasi selalu berhadapan dengan resiko ketidakpastian karena pengeluran dilakukan pada saat sekarang tetapi manfaatnya akan diterima dalam waktu mendatang. Masa yang akan datang berhadapan dengan berbagai perubahan seperti perubahan nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, tingkat bunga, kondisi politik ekonomi sosial dan keamanan. Semakin besar ketidaktahuan akan laju perubahan mengenai faktor itu dimasa yang akan datang menyebabkan semakin besarnya resiko yang dihadapi.

2.1.4 Pengeluaran Modal

Pengeluaran modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset (Nakman, 2003).

(9)

Pengeluaran Modal dapat diaktegorikan : 1. Pengeluaran modal tanah

Adalah pengeluaran yang digunakan untuk pembelian/pengeluaran sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.

2. Pengeluaran modal peralatan dan mesin

Adalah pengeluaran yang digunakan untuk penambahan/penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.

3. Pengeluaran modal gedung dan bangunan

Adalah pengeluaran yang digunakan untuk penambahan/penggantian, gedung dan bangunan yang menambah dalam kondisi siap pakai.

Penulis meneliti dengan adanya pengeluaran modal peralatan dan mesin ini meningkatkan nilai perusahaan atau menurunnya nilai perusahaan dengan harga perolehan dimana kas atau setara kas dibayarkan untuk memperoleh suatu aset tetap.

2.1.5 Penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan adalah pengeluaran yang menjadi pendukung bisnis yang sudah ada, membantu peluncuran bisnis baru, mengembangkan produk baru, memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi produksi, serta memperdalam atau memperluas kapabilitas teknologi perusahaan. Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk perlu memiliki orientasi penelitian dan pengembangan yang kuat. Organisasi

(10)

berinvestasi pada penelitian dan pengembangan karena mereka percaya bahwa investasi semacam ini akan menghasilkan produk atau jasa yang superior dan yang memberi mereka keunggulan kompetitif (David, 2009). Anggaran penelitian dan pengembangan diarahkan untuk mengembangkan produk-produk baru sebelum pesaing melakukannya, untuk meningkatkan kualitas produk, atau untuk memperbaiki proses produksi sehingga dapat menekan biayanya.

Manajemen fungsi penelitian dan pengembangan yang efektif membutuhkan kemitraan yang strategis dan operasional antara fungsi penelitian dan pengembangan dan fungsi-fungsi bisnis penting lainnya. Semangat kemitraan dan sikap saling percaya antara manajer umum dengan manajer penelitian dan pengembangan tampak nyata di perusahaan- perusahaan terbaik saat ini. Para manajer di berbagai perusahaan tersebut secara bersama-sama mengeksplorasi, menilai, dan memutuskan apa, kapan, di mana, mengapa, dan berapa biaya untuk penelitian dan pengembangan. Prioritas, biaya, manfaat, risiko, dan hasil yang terkait dengan aktivitas penelitian dan pengembangan didiskusikan dan dibagi secara terbuka. Oleh karenanya, misi penelitian dan pengembangan secara keseluruhan menjadi luas, termasuk mendukung bisnis yang sudah ada, membantu peluncuran bisnis baru, mengembangkan produk baru, memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi produksi, serta memperdalam atau memperluas kapabilitas teknologi perusahaan (David, 2009)

Pendekatan untuk menentukan alokasi anggaran penelitian dan pengembangan yang lazim digunakan adalah penggunaan pengeluaran biaya iklan dan biaya promosi artinya peneliti menggunakan laporan laba/rugi perusahaan

(11)

yang memberikan peluang dalam keputusan investasi untuk penelitian dan pengembangan produknya.

2.1.6 Transaksi Pihak Hubungan Istimewa

Pengertian Transaksi Pihak Hubungan Istimewa Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 7

Berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 7 (IAI) tentang pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, diberikan definisi sebagai berikut :

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan.

Dalam penjelasan definisi tersebut diuraikan lebih lanjut bahwa termasuk sebagai pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah (PSAK N0 7, IAI) :

a.) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries)

b.) Perusahaan asosiasi (associated company). Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan

(12)

anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor)

c.) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut

d.) Perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (c) atau (d), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Pihak-pihak berikut tidak dianggap sebagai pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa:

a.) penyandang dana, serikat dagang, perusahaan pelayanan umum (public utilities), departemen dan instansi pemerintah

Dalam pelaksanaan urusan normal dengan perusahaan pelapor (meskipun pihak-pihak tersebut dapat membatasi kebebasan suatu perusahaan atau ikut serta dalam proses pengambilan keputusan).

(13)

b.) Satu-satunya pelanggan, pemasok, pemegang hak franchise, distributor atau perwakilan/agen umum dengan siapa suatu perusahaan mengadakan transaksi usaha dengan volume yang signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis yang diakibatkan oleh keadaan.

Persoalan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Perusahaan seringkali melaksanakan kegiatannya secara terpisah- pisah melalui anak perusahaan dan atau perusahaan afiliasi, memperoleh kepentingan dalam perusahaan lain - untuk tujuan investasi atau untuk alasan perniagaan - dalam proporsi yang cukup untuk mengendalikan atau melaksanakan pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan keuangan dan operasi perusahaan penerima investasi.

Hubungan istimewa dengan suatu pihak dapat mempunyai dampak atas posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan pelapor. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat melakukan transaksi yang tidak akan dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa juga dapat dilakukan dengan harga yang berbeda dengan transaksi serupa yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Posisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dapat terpengaruh oleh hubungan istimewa dengan suatu pihak walaupun tidak terjadi sesuatu transaksi dengan pihak tersebut. Suatu hubungan istimewa dapat mempengaruhi transaksi perusahaan pelapor dengan pihak lain. Sebagai contoh, suatu anak perusahaan dapat mengakhiri hubungan dengan suatu mitra dagangnya karena induk perusahaan telah mengakuisisi suatu perusahaan lain yang berusaha dalam bidang perdagangan yang sama dengan

(14)

mitra dagang terdahulu. Di samping itu, suatu tindakan dapat tertunda karena pengaruh yang signifikan dari pihak lain. Sebagai contoh, suatu anak perusahaan dapat diinstruksikan oleh induknya untuk tidak ikut serta dalam riset dan pengembangan (PSAK N0 7, IAI)

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa mungkin mempunyai suatu tingkat keluwesan dalam proses penentuan harga, yang tidak terdapat dalam transaksi antara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Suatu cara untuk menentukan harga dalam suatu transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah dengan metode harga pasar bebas yang dapat diperbandingkan. Bila barang atau jasa dipasok dalam suatu transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan keadaan yang bersangkutan itu adalah serupa dengan keadaan dalam transaksi perdagangan normal, metode ini sering digunakan. Metode ini juga sering digunakan untuk menentukan biaya pembelanjaan bila barang dialihkan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebelum dijual kepada pihak yang independen, metode harga penjualan kembali (resale price) sering digunakan (IAI)

Berikut ini adalah contoh situasi transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa mungkin memerlukan pengungkapan oleh suatu perusahaan pelapor:

1. pembelian atau penjualan barang

2. pembelian atau penjualan properti dan aktiva lain 3. pemberian atau penerimaan jasa

(15)

5. pendanaan (termasuk pemberian pinjaman dan penyetoran modal baik secara tunai maupun dalam bentuk natura)

6. garansi dan penjaminan (collateral) 7. kontrak manajemen

Agar pembaca laporan keuangan dapat mendapatkan gambaran tentang pengaruh hubungan istimewa, perusahaan pelapor wajib mengungkapkan adanya hubungan istimewa bila terdapat pengendalian (control), sehubungan dengan transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa (PSAK N0 7, IAI)

Jika terdapat transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa, perlu diungkapkan hakekat transaksi dan unsur-unsur transaksi yang diperlukan agar laporan keuangan tersebut dapat dimengerti. Unsur-unsur ini biasanya mencakup:

1. suatu petunjuk mengenai volume transaksi, baik jumlahnya maupun proporsinya

2. jumlah atau proporsi pos-pos terbuka (outstanding items) 3. kebijakan harga.

Penelitian ini mengukur transaksi pihak hubungan istimewa dengan aktiva piutang atau pemberian pinjaman dengan pihak berelasi apakah meningkatkan nilai perusahaan atau menurunnya nilai perusahaan.

2.1.7 Profitabilitas

Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya pemilik, dan dari laporan keuangan tersebut parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Laba yang dilaporkan merupakan signal mengenai laba di masa yang

(16)

akan datang, oleh karena itu pengguna laporan keuangan dapat membuat prediksi atas laba perusahaan untuk masa yang akan datang berdasarkan signal yang disediakan oleh manajemen melalui laba yang dilaporkan. Hughes (1986) dan Hartono (2000), menunjukkan bahwa nilai laporan keuangan seperti laba bersih perusahaan yang dianggap sebagai signal yang menunjukkan nilai dari perusahaan. Hartono (2000) menunjukkan bahwa laba dan arus kas periode lalu mempunyai manfaat untuk memprediksi laba dan arus kas satu tahun ke depan. Menurut ruang lingkupnya, ada tiga konsep laba yang dikemukakan Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) no.5, yaitu earnings, net income, dan comprehensive income. Sebagaimana dikutip Hudayati (1999), pengertian earnings adalah kenaikan ekuitas atau aktiva neto suatu perusahaan yang disebabkan karena aktivitas pokok maupun aktivitas di luar usaha selama periode tertentu. Earnings mempunyai empat komponen, yaitu revenues, expenses, gains, dan loses. Adapun net income adalah earnings ditambah atau dikurangi pengaruh perubahan akuntansi tahun lalu, sedangkan comprehensive income adalah net income ditambah atau dikurangi berbagai kenaikan aktiva yang tidak disebabkan oleh setoran modal pemilik, yang biasa disebut sebagai No Owner Change in Equity atau dapat juga disebut laba bersih setelah pajak (Earning After Tax).

Rasio Profitabilitas

Rasio ini merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifias manajemen suatu perusahaan.

(17)

Manfaat Rasio Profitabilitas

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri

Penelitian ini mengukur profitabilitas dengan menggunakan Return on Asset (ROA) menunjukkan penjualan bersih perusahaan atas total aktiva (Syafri, 1998).

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu mengenai kaitan antara beberapa indikator pengukuran nilai perusahaan dapat dilihat dari penelitian Andriyani (2007) yang bertujuan untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan dan perubahan harga saham terhadap kebijaksanaan pengeluaran modal. Dan hasil penelitian yang diperoleh menyaatakan bahwa Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap harga perubahan saham, hal ini berarti bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan akan direspon secara positif oleh investor, sehingga meningkatkan harga saham dan pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kebijaksanaan pengeluaran modal, yang memberi arti bahwa jika perusahaan

(18)

melakukan pertumbuhan maka manajer menetapkan pengeluaran modal yang lebih banyak menggunakan aktiva tetap.

Tujuan penelitian Kusumajaya (2011) adalah untuk mengetahui pengaruh pengeluaran modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan. Hasil penelitian yang didapat adalah pengeluaran modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, pengeluaran modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2011) bertujuan untuk mengetahui apakah transaksi pihak hubungan istimewa merupakan insentif untuk meningkatkan profitabilitas. Perusahaan yang melakukan transaksi pihak hubungan istimewa apriori merugikan mempunyai akrual diskresioner yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang tidak melakukan transaksi pihak hubungan istimewa.

Syaiful (2005) meneliti apakah pengertian dan perlakuan akuntansi belanja barang dan belanja modal. Standart akuntansi berpengaruh positif terhadap belanja barang dan modal.

Sedangkan Wandi (2007) adalah Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang didapat adalah transaksi related party transaction berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

(19)

Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang menjadi pembanding peneliti dalam melakukan penelitian

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO Nama Peneliti Dan Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Andriyani (2007) Pengaruh pertumbuhan perusahaan dan perubahan harga saham terhadap kebijaksanaan pengeluaran modal pertumbuhan perusahaan, perubahan harga saham dan kebijaksanaan pengeluaran modal Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap harga

perubahan saham, hal ini berarti bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan akan direspon secara positif oleh investor, sehingga meningkatkan harga saham dan pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kebijaksanaan pengeluaran modal, yang memberi arti bahwa jika perusahaan melakukan

pertumbuhan maka manajer menetapkan pengeluaran modal yang

lebih banyak menggunakan aktiva tetap 2 Dewa Kadek Oka Kusumajaya (2011) Pengaruh pengeluaran modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan Pengeluaran modal, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas, nilai perusahaan Pengeluaran modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas,

pertumbuhan

perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, pengeluaran modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

(20)

perusahaan, pertumbuhan

perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai

perusahaan dan

profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 3 Namira Hayati (2011) Apakah transaksi pihak hubungan istimewa merupakan insentif untuk meningkatkan profitabilitas Pihak hubungan istimewa dan profitabilitas Perusahaan yang melakukan RPT apriori merugikan mempunyai akrual diskresioner yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang tidak melakukan RPT. 4 Syaiful (2005) Pengertian dan perlakuan akuntansi belanja barang dan belanja modal Perlakuan akuntansi, belanja barang,belanja modal Standart akuntansi berpengaruh positif terhadap belanja barang

dan modal 5 Asri Wandi (2007) Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap nilai perusahaan Pihak hubungan istimewa dan nilai perusahaan Transaksi RPT berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Gambar

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Bauran pemasaran dari suatu perusahaan tidak h a n y a m - cakup kegiatan menciptakan produk yang bermutu, menetapkan harga yang menarik dan mengusahakan agar dapat diraih de-

Berdasarkan analisa dan hasil dari aplikasi pengendalian port dengan utilitas port knocking telah berhasil diuji dan menghasilkan kondisi port yang terbuka untuk

Dari pengujian analisis jalur, disimpulkan bahwa self esteem dan self efficacy tidak dapat dikatakan sebagai variabel intervening dalam memediasi kepuasan kerja

Beberapa aktivitas eksternal ekonomi utama dijalankan oleh Kementerian lain semisal Kementerian Perdagangan untuk aktivitas perdagangan internasional dan Badan Koordinasi

Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement.. Universitas Pendidikan Indonesia |

bersifat psikologis atau kesan responden terhadap kemasan produk kacang kedelai tersebut [10], sehingga hasil dari Kansei Word dapat dipresentasikan pada desain

Apersepsi tentang materi yang telah dibahas pada pertemuan kelima yang berkaitan dengan pengelolaan kartu persediaan bahan baku3.