• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Tasikmalaya dan Ciamis merupakan dua kabupaten yang terletak bersebelahan di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan merupakan bagian dari wilayah Priangan Timur. Karakteristik geografi, vegetasi, kependudukan dan sistem sosial keduanya relatif sama.

Sejarah Pemerintahan

Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis, sebagai bagian dari wilayah Priangan Timur, memiliki tipe kondisi geografis, pertanian, serta budaya kearifan lokal yang saling berkaitan dan relatif sama. Dua kabupaten ini termasuk daerah Priangan, yaitu bekas wilayah kerajaan Sunda atau terkenal dengan nama Kerajaan Pajajaran (kerajaan sunda dengan ibu kota di Pakuan Pajajaran) pada abad VII hingga XII dengan raja bernama Sri Baduga atau Prabu Siliwangi (Ekadjati 1995).

Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 dan wilayahnya terbagi atas Sumedanglarang, Surasowan Banten, Pakungwati Cirebon, dan Galuh. Sumedanglarang dan Galuh yang kemudian menjadi satu wilayah kesatuan dengan nama Priangan, dan bekas wilayah kerajaan ini disebut Tanah Sunda atau Tatar Sunda atau Pasundan (Ekadjati 1995). Dengan latar belakang sejarah, budaya, dan sosial serta topografi yang sama, daerah-daerah di Priangan memiliki kesamaan dalam geografi, kependudukan dan budaya, dan pola pertanian. Sistem pertanian yang umum dan telah ada sejak dahulu di masyarakat Sunda atau Priangan ialah pekarangan dan kebun-talun (Christanty et al, 1986, Soemarwoto 1985).

Letak dan Luas

Talun yang menjadi habitat kukang jawa tersebar di lima desa di Priangan Timur, Jawa Barat. Empat desa terdapat di Kabupaten Tasikmalaya, yaitu (1) Sukamaju, (2) Raksajaya, (3) Kawungsari, dan (4) Sarimanggu, dan satu desa di Kabupaten Ciamis, yaitu (5) Sukakerta, (Gambar 7). Secara geografis Kabupaten

(2)

Tasikmalaya terletak di antara 107o56’-108o8’ Bujur Timur serta 7o10’-7o49’ Lintang Selatan, dengan luas 256.335 ha sedangkan letak Kabupaten Ciamis di antara 108o20’ BT-108o40 BT dan 7o40’-7o41’ LS dengan luas mencapai 244.479 ha (Anonim 2009; Anonim 2010).

Gambar 7 Lokasi lima desa penelitian kukang jawa

Secara umum, topografi kedua kabupaten tersebut merupakan dataran tinggi di bagian utara dan dataran rendah di bagian tengah menuju selatan. Ketinggian Kabupaten Tasikmalaya berkisar antara 0-3000 m dpl, sedangkan Kabupaten Ciamis berkisar antara 0-2000 m dpl. Topografi kelima desa lokasi penelitian secara umum berbukit-bukit, kecuali Desa Sukakerta yang cenderung datar. Ketinggian lokasi penelitian berkisar antara 249-1328 meter di atas permukaan laut (m dpl), ketinggian semakin meningkat mulai dari Desa Sarimanggu, Sukamaju, Raksajaya, Sukakerta dan yang tertinggi yaitu Kawungsari (Tabel 5).

(3)

Tabel 5 Lokasi penelitian habitat dan populasi kukang jawa di Jawa Barat Desa Kecamatan Posisi Geografis Ketinggian

(m dpl) Luas Desa (ha) Kabupaten Tasikmalaya Sukamaju (Sm) Bantarkalong 7o31’30” LS – 7o33’30’’ LS 108o04’00” BT – 108o06’30’’ BT 297-618 537,57 Raksajaya (Rj) Sodonghilir 7o27’30” LS – 7o30’30’’ LS 108o04’00” BT – 108o06’30’’ BT 442-739 463,8 Kawungsari (Kw) Salawu 7o20’30” LS – 7o23’30’’ LS 107o54’00” BT – 107o58’25’’ BT 712-1328 561,23 Sarimanggu (Sm) Karangnunggal 7o35’00” LS – 7o37’30’’ LS 108o06’00” BT – 108o09’05’’ BT 220-313 1700 Kabupaten Ciamis Sukakerta (Sk) Panumbangan 7o08’29” LS – 7o33’30’’ LS 108o12’14” BT – 108o13’47’’ BT 450-900 358,96 Keterangan

LS = Lintang Selatan; BT = Bujur Timur; m dpl = meter di atas permukaan laut; ha =hektar

Iklim dan Kondisi Geografis

Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis mempunyai iklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi, yaitu masing-masing 2.072 mm/tahun dan 2.987 mm/tahun. Berdasarkan tipe iklim Schmidt-Fergusson, kedua kabupaten ini termasuk dalam tipe iklim C. Suhu rata-rata di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis berturut-turut berkisar antara 18-34oC dan 20-30oC (Anonim 2009; Anonim 2010).

Kondisi geografis Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis adalah dataran tinggi, rendah, dan pantai. Kondisi geografis mempengaruhi sumber mata pencaharian penduduk terutama kegiatan pertanian dan cara pengelolaannya. Tipe lahan pertanian dominan pada tahun 2007 menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis adalah pertanian darat/kering berupa hutan rakyat tanaman kayu-kayuan, tegalan atau kebun, dan ladang atau huma. Luas hutan rakyat dan tegalan atau kebun di Kabupaten Tasikmalaya lebih luas daripada Kabupaten Ciamis, yaitu berturut-turut 35.246 ha berbanding 3.976 ha dan 57.453 ha berbanding 25.542 ha. Sedangkan luas ladang atau huma di Kabupaten Ciamis lebih luas daripada Kabupaten Tasikmalaya yaitu 75.586 ha berbanding 24.360. Lahan pertanian darat/kering yang sementara tidak diusahakan di Kabupaten Tasikmalaya cukup luas yaitu 30.503 ha, sedangkan di Kabupaten Ciamis hanya 4.121 ha (Anonim 2008).

(4)

Demografi dan Kondisi Umum

Luas wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis tidak begitu jauh berbeda, akan tetapi rata-rata jumlah penduduk/ha di Kabupaten Tasikmalaya lebih padat daripada di Kabupaten Ciamis yaitu 77.857 orang/ha berbanding 70.088 penduduk/ha. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat tahun 2007, pekerjaan utama dan lahan pertanian dominan di kedua kabupaten tersebut secara umum sama (Anonim 2008). Pekerjaan utama yang mendominasi di kedua kabupaten tersebut adalah di bidang pertanian, perdagangan, dan industri. Adapun tipe lahan pertanian dominan di kedua kabupaten adalah pertanian darat/kering berupa hutan rakyat tanaman kayu-kayuan, tegalan/kebun, dan ladang/huma. Luas hutan rakyat dan tegalan/kebun di Kabupaten Tasikmalaya lebih luas daripada Kabupaten Ciamis, yaitu berturut-turut 35.246 ha berbanding 3.976 ha dan 57.453 ha berbanding 25.542 ha. Sedangkan luas ladang/huma di Kabupaten Ciamis lebih luas daripada Kabupaten Tasikmalaya yaitu 75.586 ha berbanding 24.360. Lahan pertanian darat/kering yang sementara tidak diusahakan di Kabupaten Tasikmalaya cukup luas yaitu 30.503 ha, sedangkan di Kabupaten Ciamis hanya 4.121 ha (Anonim 2008).

Ketiga lahan pertanian darat/kering yang mendominasi merupakan tipe lahan yang sama dengan tiga fase talun. Talun di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis cenderung mempunyai jenis dan struktur vegetasi yang sama, tetapi memiliki sedikit perbedaan pada dominansi tumbuhan dan pola pengelolaannya. Sistem agroforestri di area hulu sungai Citanduy dapat menjadi gambaran kondisi talun, yaitu dengan unit contoh talun Tasikmalaya di Desa Cisayong dan talun Ciamis Desa Sadanyana (Ginoga et al. 2004). Jumlah spesies pohon yang tumbuh di talun unit contoh Tasikmalaya lebih sedikit daripada Ciamis, yaitu 11 spesies dan 28 spesies. Tumbuhan yang umum ditanam di talun Tasikmalaya adalah sengon Paraserianthes falcataria (L) I. C. Nielsen, ki damar atau damar Agathis dammara (Lamb.) Rich., dan tisuk Hibiscus macrophyllus Roxb., sedangkan di talun Ciamis adalah afrika atau raksania Maesopsis eminii Engl., sengon Paraserianthes falcataria (L) I. C. Nielsen, dan mahoni daun besar Swietenia macrophyla.

(5)

Tipe lahan yang mendominasi kelima desa lokasi penelitian kukang jawa adalah sawah dan pertanian darat/kering, sama seperti lahan dominan di kedua kabupaten. Lahan darat/kering berupa kebun yang paling luas terdapat di tiga desa yaitu di Desa Sukamaju, Kawungsari, dan Sarimanggu (Tabel 6). Adapun mata pencaharian yang secara umum mendominasi di seluruh desa lokasi penelitian adalah petani dan buruh.

Tabel 6 Kondisi umum lima desa lokasi penelitian kukang jawa

Desa Σ Pendu duk & KK* Mata Penca-harian Utama

Penggunaan Lahan (ha)

Keterangan P S D TD L H Sm 4282 (1167) Pt, Bk 41,1 189,1 282 4,5 2,87 2 Konveksi (dalam bahasa Sunda ngajuki) dikerjakan di rumah dengan tanggungan dan order dari pemilik usaha di Kota Tasikmalaya Rj 4731 (1395) Pt, Sw 93,5 186 14,6 45,7 0 124 - Kw 3884 (1925) Pt, Pg 44,93 186,46 283,84 27 19 600 **

Usaha industri gula merah dari aren terdapat hampir di seluruh kampung Sg 6416 (1406) Pt, Bt, Bk 338 99 453 43 - - Usaha pertambangan

mangan baik oleh negara maupun perorangan terletak di Dusun Cihamirung. Pekerjaan konveksi merupakan selingan Sk 2269 (665)

Pt, Sw 43,15 199,5 112,7 0,03 0 0 Hampir setiap rumah

memiliki balong

(kolam ikan). Desa dilewati oleh jalan raya provinsi Keterangan:

Sumber = data monografi desa pada saat penelitian dilakukan, peta RBI

* = KK = Kepala Keluarga; ** = perkebunan/perhutani tidak termasuk dalam luas desa, - = data tidak ada/tidak diketahui

Pt = petani, Bk = buruh konveksi, Pg = petani gula merah dari aren; Bt = buruh tambang; Sw = swasta (buruh atau pegawai swasta)

Gambar

Gambar 7  Lokasi lima desa penelitian kukang jawa
Tabel 5  Lokasi penelitian habitat dan populasi kukang jawa di Jawa Barat
Tabel 6  Kondisi umum lima desa lokasi penelitian kukang jawa

Referensi

Dokumen terkait

Sebaran dan habitat kukang jawa (Nycticebus javanicus) di lahan pertanian (hutan rakyat) wilayah Kabupaten Lebak (Banten) dan Gunung Salak (Jawa Barat).. Survei keberadaan

Populasi penelitian ini adalah Rumah Tangga Petani Padi Sawah Lebak baik yang memiliki lahan pertanian, maupun yang tidak memiliki lahan pertanian (tuna kisma), dan

Petani yang mendapatakan keahlian pembenihan dari pelatihan oleh Dinas Pertanian Bidang Perikanan merupakan pioneer dalam pembenihan di Kota Metro, yaitu sebanyak enam

Berdasarkan pengelompokan atas tipe iklim dan topografi dari pemilikan lahan pertanian (sawah dan tanah kering) di Jawa Barat (Tabel 1), dapat dilihat bahwa proporsi RT

Pada bagian ini pada lahan milik banyak dijumpai sawah irigasi, sedang pada kawasan hutan berupa tegakan Pinus rapat cukup luas, dan pada lereng atas dan puncaknya berupa

Namun pada dasarnya dari dua lokasi tersebut, lembaga yang mewadahi petani yang mempunyai lahan yang ditanami tanaman kayu-kayuan (hutan rakyat) adalah kelompok tani pertanian

Jika dibandingkan dengan data pemanfaatan lahan, maka dapat disimpulkan bahwa belum ada distribusi lahan yang cukup merata, mengingat sebagian besar lahan di Desa Cipeuteuy

Kondisi lapangan yang umumnya berbukit sampai berbukit curam menyebabkan sebagian lahan tegalan di wilayah ini diusahakan dalam bentuk agroforestri kebun campuran, dimana