• Tidak ada hasil yang ditemukan

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

116

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum LPPM PKBT Tajur

5.1.1. Sejarah Singkat LPPM PKBT Tajur

Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB adalah salah satu lembaga riset yang berada di bawah Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Lembaga ini didirikan sebagai pertan serta IPB dalam mendukung perkembangan buah-buahan tropika yang ada di Indonesia melalui kegiatan-kegiatan riset yang terpadu, intensif dan terintegrasi. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Rektor IPB No. 027/Um/1996 berdirilah PKBT IPB pada tanggal 03 Mei 1996 yang kemudian disahkan kembali dalam SK Rektor No. 061/K13/OT/2005 tentang penataan pusat di lingkungan PKBT IPB.

Laboratorium Percontohan Pabrik Mini (LPPM) PKBT sendiri didirikan pada bulan April 2008 yang terletak di Jl Raya Tajur km 6 dengan luas lahan kebun percobaan 4 ha, LPPM PKBT berada di bawah pengawasan IPB. Pada awalnya PKBT hanya melakukan riset, memproduksi dan menjual benih dan bibit buah tropika. Namun, dengan adanya LPPM Menristek mencanangkan PKBT dapat memanfaatkan hasil produksi panen yang berlebih untuk dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan buah sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan nilai ekonomis buah. Pengolahan buah-buah tersebut diantaranya yaitu menjadi dodol buah, jus buah, manisan dan soft candy.

LPPM PKBT Tajur telah mendapatkan izin SIUP dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi pada tahun 2008 dengan No. S17/196/PK/Disperindagkop. Sedangkan pada tahun 2009, LPPM PKBT Tajur mendapatkan sertifikasi dari Dinas Kesehatan dan MUI yaitu Dinkes P-IRT No. 6143271021020 dan LP POM MUI No.0111 untuk produk soft candy nya.

5.1.2. Visi, Misi dan Tujuan LPPM PKBT

Visi LPPM PKBT pada saat ini adalah ingin menciptakan cemilan sehat dari buah berupa soft candy ke pasar local maupun internasional. Misi LPPM PKBT adalah meningkatkan loyalitas konsumen serta memberdayakan

(2)

117 masyarakat yang ada di lingkungan sekitar. Adapun tujuan dari LPPM PKBT adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, sehingga produk baru berupa soft candy dapat diterima oleh masyarakat luas.

5.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi adalah suatu pengelompokan manusia yang relatif bertahan lama dalam suatu sistem yang terstruktur dan berkembang dimana usaha-usahanya yang terkoordinir dimaksudkan untuk mencapai tujuan dalam lingkungan dinamis. Struktur organisasi suatu perusahaan menggambarkan suatu hubungan tanggungjawab dan wewenang yang ada pada suatu perusahaan. Gambaran umum mengenai struktur organisasi LPPM PKBT Tajur dapat dilihat pada Gambar 2.

LPPM PKBT Tajur berada di bawah pengawasan PKBT IPB yang bertugas sebagai pengelola dan bertanggung jawab terhadap LPPM PKBT Tajur. Bapak Ibramsyah selaku kepala kebun Tajur yang menangani seluruh kegiatan di LPPM PKBT Tajur. Untuk bagian penyediaan benih dan penyediaan bibit pihak yang bertanggung jawab adalah Bapak Awang dan Bapak Hidayat. Pengolahan

Kepala PKBT Kepala Kebun Tajur Kantor / Administrasi Bagian Pemasaran Bagian Pemeliharaan Kebun Bagian pengolahan & administrasi Soft Candy Bagian Penyediaan Bibit Bagian Penyediaan Benih

(3)

118 dan administrasi pihak yang bertanggung jawab adalah Ibu Ika. Untuk kegiatan pemasaran pihak yang bertanggung jawab adalah Bapak Ubay. Bapak Ubay bertanggung jawab dalam memasarkan bibit, benih dan soft candy.

5.2. Visi dan Misi Kabupaten Subang

Visi kabupaten subang adalah “Dengan pemberdayaan masyarakat dan pelayanan prima, mewujudkan Kabupaten Subang sebagai daerah Agribisnis, agroindustri dan Agriwisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan “

Misi dari Kabupaten Subang adalah “ Peningkatan sumber daya baik kualitas naupun kuantitas, kemandirian daerah melalui kemitraan antara pemerintah daerah dan masyarakatnya, mengoptimalkan pelayanan prima terhadap masyarakat, meningkatkan keterpaduan anatar pelaku pembangunan dan pengendalian pembangunan”

5.2.1. Sejarah Kabupaten Subang

Kabupaten subang merupakan salah satu wilayah daerah otonomi daerah Jawa Barat yang letaknya berada di pesisir utara laut Jawa . Daerah Subang terkenal dengan seni tradisional Gotong Sisingaan yang telah mendunia dan menjadi identitas pada masyarakatnya, selain itu daerah subang merupakan penghasil buah-buahan terutama nenas dan rambutan (Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2001)

Kabupaten Subang terbentuk atas prakarsa perjuanagan masyarakatnya yang mencapai puncaknya pada tanggal 5 April 1948. Waktu pembentukan wilayah ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Subang, yang dikukuhkan berdasarkan surat keputusan DPRD tingkat II Subang tanggal 6 Februari 1976 Nomor 01010/SK DPRD/1976. Moto Kabupaten Subang “Karya Utama Satya Negara “ yang memiliki arti mengutamakan karya untuk kepentingan negara Bangsa dan Agama, mencerminkan karakter dan menjadi sumber motivasi bagi masyarakat Subang (Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2001)

(4)

119 A. GEOGRAFIS

Wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 3 bagian wilayah, yakni wilayah selatan, wilayah tengah dan wilayah utara. Bagian selatan wilayah Kabupaten Subang terdiri atas dataran tinggi/pegunungan, bagian tengah wilayah kabupaten Subang berupa dataran, sedangkan bagian Utara merupakan dataran rendah yang mengarah langsung ke Laut Jawa. Sebagian besar wilayah Pada bagian selatan kabupaten Subang berupa Perkebunan, baik perkebunan Negara maupun perkebunan rakyat, hutan dan lokasi pariwisata. Pada bagian tengah wilayah kabupaten Subang berkembang perkebunan karet, tebu dan buah-buahan dibidang pertanian dan pabrik-pabrik dibidang Industri, selain perumahan dan pusat pemerintahan serta instalasi militer. Kemudian pada bagian utara wilayah kabupaten Subang berupa sawah berpengairan teknis dan tambak serta pantai. B. PERTANIAN

1) Pertanian Tanaman Pangan

Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang memiliki areal lahan sawah terluas ketiga di Jawa Barat setelah Indramayu dan Karawang, sekaligus merupakan penyumbang / kontributor produksi padi terbesar ketiga di Jawa Barat. Luas lahan sawah pada tahun 2009 tercatat seluas 84.167 hektar atau sekitar 41,7 persen dari total luas wilayah Kabupaten Subang.

Sebagai penyandang predikat sebagai salah satu lumbung padi nasional, Kabupaten Subang pada tahun 2009 menyumbangkan produksi padi yang mencapai 1.128.353 ton terhadap stok padi nasional. Produksi padi tersebut dihasilkan dari lahan basah 1.121.600 ton dan sisanya dari ladang. Sedangkan varietas padi yang banyak ditanam di antaranya veriatas Ciherang, Cimelati dan Cigeulis. Sentra produksi padi di Kabupaten Subang terdapat di Kecamatan Binong, Pusakanagara, Ciasem, Pamanukan, Patokbeusi dan Blanakan. 2) Palawija

Selain tanaman pangan, potensi sektor pertanian lainnya berupa palawija. Berdasarkan jumlah produksinya pada tahun 2008, terdapat 5 jenis komoditas palawija, yakni jagung (7.701 ton), dengan kecamatan yang memproduksi paling banyak adalah Kecamatan Dawuan, ubi kayu (25.128 ton) dengan Kecamatan

(5)

120 Cipeundeuy sebagai kecamatan penyumbang terbanyak terhadap produksi ubi kayu di Kabupaten Subang, ubi jalar (2.711 ton) dimana Kecamatan Cisalak sebagai produsen terbesar, kacang tanah (19.326 ton) dengan sentra produksi di Kecamatan Dawuan, sedangkan kacang kedelai produksinya mencapai 5.268 ton dengan Kecamatan Pagaden Barat sebagai produsen terbesar.

3) Holtikultura

Komoditi sayur-sayuran yang paling dominan dan relatif merata diusahakan petani adalah kacang panjang. Sebagai sentra produksi terdapat di Kecamatan Dawuan, dimana pada tahun 2009 terdapat areal dengan luas panen sebesar 93 hektar dengan menghasilkan produksi sebesar 7.672,50 ton, atau sekitar lebih dari 50 persen produksi kacang panjang di Kabupaten Subang (15.070,10 ton).

Sedangkan dari jenis buah-buahan, nenas masih merupakan primadona produk buah-buahan asal Kabupaten Subang yang dikenal dengan nenas si madu, diikuti oleh rambutan dan mangga. Untuk nenas, pada tahun 2009 mampu diproduksi sebanyak 3.379.574 ton dengan sentra produksi terdapat di Kecamatan Jalancagak, Ciater dan Cijambe.

C. PARIWISATA

Di antara rimbunnya perkebunan Teh, diwilayah Selatan, Kabupaten Subang memiliki sumber mata air panas yang terus mengalir di daerah Ciater. Sari Ater merupakan tujuan wisata yang sangat terkenal karena ke-khasan-nya dan ramai pada saat liburan terutama pada saat liburan Hari Raya Lebaran. Sari Ater selain menyediakan kolam pemandian air panas juga memiliki penginapan - penginapan yang dikenal dengan Saung Kabayan sehingga sangat cocok bagi sebuah keluarga yang ingin berlibur. Kemudian juga terdapat klinik kebugaran (Spa) air panas yang letaknya berdekatan dengan obyek wisata Sari Ater. Selain itu Kabupaten Subang memiliki tujuan wisata alam air terjun yang memiliki pemandangan yang cukup indah dimana hingga saat ini belum dikelola secara serius yaitu Curug Cijalu yang terletak di daerah Sagalaherang dan Curug Cileat yang berada di Kecamatan Cisalak.

(6)

121

5.3. Kondisi Umum Usaha Dodol Nenas di Jalancagak

Kabupaten Subang merupakan daerah penghasil nenas terbesar kedua di Indonesia setelah Kabupaten Kediri Jawa timur (Dinas Pertanian kabupaten Subang, 2004). Di daerah Subang banyak petani yang menanam nenas sebagai mata pencaharian utama. Pada awalnya buah nenas dijual dalam bentuk segar tanpa diolah lebih lanjut. Pada saat panen raya banyak buah nenas yang terbuang, sehingga harga jualnya turun. Hal tersebut yang mendorong pemerintah daerah Subang melalui beberapa instansinya seperti dinas pertanian dan dinas perdagangan, perindustrian dan pasar (Indagsar) untuk mengolah buah nenas menjadi produk yang memiliki nilai jual. Pada saat ini buah nenas telah dimanfaatkan dan diolah ke dalam beberapa bentuk olahan yang dikomersilkan oleh beberapa kelompok usaha yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan buah nenas, terutama dodol nenas.

Pada awal berdirinya, usaha kecil dodol nenas dikelola oleh sekelompok ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar Desa Tambak Mekar Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang. Ibu-ibu rumah tangga tersebut tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) Mekar Sari dibawah binaan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) unit kerja Jalancagak. KWT Mekar Sari berdiri sejak tahun 1983 yang beranggotakan 15 orang. Bentuk kegiatannya berorientasi pada budidaya pemanfaatan lahan pekarangan, seperti sayuran, buah-buahan, ternak, ikan dan pengolahan buah. Setelah mengikuti sekolah lapang yang diadakan oleh Balai Latihan Penyuluhan Pertanian (BLPP) Cianjur dan Progran Unit Pengembangan Agribisnis (UPA) Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat, pada tahun 1997 KWT Mekar Sari mulai serius menggeluti usaha dodol neans. Pada tahun yang sama KWT Mekar Sari mengalami perubahan kepengurusan dan jumlah anggotanya bertambah menajdi 20 orang.

Usaha kecil dodol nenas yang pada mulanya dibina oleh pemerintah daerah Kabupaten Subang ada lima kelompok usaha bersama (KUB) dan satu perusahaan perorangan, yaitu KUB Mekar Sari, KUB Mulyasari, KUB Rasa Mandiri, KUB Sari Rahayu, KUB Mekar Jaya dan Perusahaan Idola. Tetapi, hanya KUB Mekar Sari dan KUB Mekar Jaya yang sampai saat ini masih berproduksi secara kontinyu. Anggota KUB Mekar Sari bertambah menjadi 17

(7)

122 orang sampai saat ini masih menggeluti usaha dodol nenas, KUB Mekar Jaya beranggotakan 10 Orang, tetapi hanya empat orang dari kelompok mekar jaya yang samapai saat ini masih menggeluti usaha dodol nenas, sedangkan sisanya menggeluti usaha lain seperti membuka warung sembako.

Tujuan dari dibentuknya KUB adalah untuk memudahkan pemasaran produk dodol nenas yang merupakan produk baru. Masing-masing KUB memiliki satu kios yang berlokasi di pinggir jalan raya Tambak Mekar, Jalancagak. Setiap anggota kelompok memproduksi dodol nenas dengan kapasitas produksi rata-rata 20 kg per hari per orang. Dodol nenas yang sudah diproduksi kemudian dikumpulkan dan dipasarkan melalui kios kelompok. Sejalan dengan semakin berkembangnya usaha dodol nenas dua anggota KUB mekar sari dan satu anggota KUB Mekar Jaya sudah mampu memproduksi dan memiliki kios sendiri. Usaha mandiri tersebut adalah PD.Alam Sari, PD. Mekar Sari “Erviani”, dan PD Kartika Sari. Anggota kelompok yang sudah melepaskan dari KUB dan tidak lagi memasarkan produknya di kios kelompok dan mulai mengelola usahanya sendiri. Sedangkan anggota yang belum memiliki kios tetap memproduksi dodol nenas dan memasarkannya di kios kelompok.

Secara umum, usaha dodol nenas yang berkembang di Kabupaten Subang memiliki struktur organisasi yang sederhana, pelaksana usaha masih dominan berada pada ketua kelompok. KUB dodol nenas dipimpin oleh ketua kelompok yang bertindak sebagai pemimpin usaha yang memiliki wewenang dan tugas dalam manajemen usaha (keuangan dan pemasaran). Bagian produksi dan tenaga kerja dikelola oleh masing-masing anggota kleompok. Balai penyuluh dan kepala desa memiliki tanggung jawab sebagai penasehat yang memberikan masukan kepada kelompok dalam menjalankan usaha. Struktur organisasi KUB pengolahan dodol nenas dapat dilihat pada gambar 3.

(8)

123 Usaha kecil pengolahan dodol nenas cukup mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten Subang, karena sebagian besar sudah mandapatkan binaan dan bantuan modal. Binaan yang diberikan berupa pelatihan dan penyuluhan mengenai cara-cara pembuatan dodol nenas, cara pengemasan yang baik, cara berproduksi yang baik, dan cara pemasaran yang baik. Pada tahun 2004 dan 2005 LIPI subang memberikan pelatihan mengenai pengolahan dan pengembangan produk baru (diversifikasi) yang berbasis olahan buah nenas seperti saos, nenas lembaran, nenas pasta dan sari buah nenas. Pelatihan dan penyuluhan yang diberikan bertujuan untk meningktkan pengetahuan dan mengembangkan usahanya sehingga dapat bersaing di pasaran.

Bendahara Penasehat Ketua Sekretaris Seksi Pemasaran Seksi Usaha Seksi Pengolahan Seksi bahan baku

Gambar 3. Struktur Organisasi Kelompk Usaha Bersama (KUB) Pengolahan Buah Nenas di Jalancagak Subang

Referensi

Dokumen terkait

(2) Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang

Bagian ini merupakan modul yang relatif sulit tetapi menarik, karena Anda berhadapan dengan sejumlah mekanisme yang mungkin terjadi untuk menerangkan proses

tinggi sehingga diperlukan upaya pengendalian. Dalam penelitian ini pengendalian yang dilaku- kan adalah dengan menggunakan repelen nabati berupa minyak daun cengkeh yang

Tujuan dilakukan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui gambaran umum penerapan emergency response sebagai upaya pendukung kewaspadaan keadaan darurat di PT Chandra

Apabila kedalaman retak kurang dari satu panjang gelombang permukaan maka tinggi pulsa yang muncul pada layar akan lebih rendah bila dibandingkan dengan kedalaman retak

Dr. Analisis Penggunaan Media audio visual dalam Pengembangan Kreativitas anak kelompok B di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. Jurusan Pendidikan

Mesin penetas telur merupakan suatu alat yang digunakan untuk menetaskan telur dalam jumlah yang banyak dan dapat dilakukan kapan saja. Dengan temperatur dan kelembaban relatif yang

(2-tailed) sebesar 0,926 dan diatas 0,10 maka hasil perhitungan menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara ROA Bank Pembiayaan Rakyat Syariah