• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Dan Pembelajaran 2.1.1. Pengertian Belajar - PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Dan Pembelajaran 2.1.1. Pengertian Belajar - PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 P"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Belajar Dan Pembelajaran

2.1.1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri (Trianto, 2009). Sedangkan menurut Hamalik (2009), belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya itu sendiri didalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu secara sengaja sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik yang berbeda dari sebelumnya serta bermanfaat bagi individu itu sendiri dan lingkungannya.

Ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang belajar, yaitu: (Slameto, 2010)

1. Faktor intern

Fakor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Ada tiga macam dalam faktor intern, yaitu:

a. Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu.

(2)

b. Faktor psikologis, ada tujuh fakor yang tergolong ke dalam factor psikologis yang mempengaruhi belajar. Factor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, motivasi, kematangan dan kelelahan. c. Faktor kelelahan, meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. 2. Faktor ekstern

Fakor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern meliputi:

a. Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

b. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c. Faktor masyatakat

(3)

2.1.2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu system atau proses membelajarkan subjek didik atau pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik atau pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Komalasari, 2010). Menurut Trianto (2009), pembelajaran merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya .

2.1.3. Keterkaitan belajar dan pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menurut Komalasari (2010), keterkaitan belajara dan pembelajaran dapat digambarkan dalam sebuah system, proses belajar dan pembelajaran memerlukan masukan dasar (raw input) yang merupakan bahan pengalaman belajar dalam proses belajar mengajar (Learning teaching process) dengan harapan berubah faktor menjadi keluaran (output)

(4)

untuk menunjang proses belajar mengajar dan keluaran yang ingin dihasilkan.

2.2. Hasil Belajar

Menurut Hamalik (2009), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan Menurut Mudjiono (2010), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.Menurut Slameto (2009), tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Bloom dalam Sudjana (2010) mengemukakan secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,

(5)

c. Ranah Psikomotor

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:

1) Gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak sadar; 2)Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;

3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain;

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan;

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks;

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursiveseperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

(6)

2.3. Parsitipasi Belajar Siswa

2.3.1.Pengertian parsitipasi

Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran mempunyai peran dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efisien.partisipasi merupakan keikutsertaansiswabaik mental, emosisertafisikselama proses pembelajaran yang mendukungtercapainyatujuanpembelajaran yang telah direncanakan (Suryosubroto, 2009). Menurut Svinickidalam Taniredja (2010) dalam konteks pembelajaran dikelas, partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan aktif siswa dalam pemunculan ide-ide dan informasi, sehingga kesempatan belajar dan pengingatan materi bisa lebih lama. Sedangkan menurut Tannenbaun dan Hahn dalam Sukidin (2002) partisipasi merupakan tingkat sejauh mana peran anggota melibatkan diri dalam kegiatan dan menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

(7)

pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran proses keterlibatan siswa akan memungkinkan terjadinya asimilasi dan akomodasi kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan serta pengalaman langsung terhadap balikannya dan pembentukan nilai dan sikap (Pawitiyadi, 2011).

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam partisipasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut :

1. Keterlibatan peserta didik dalam segala kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

2. Kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

Kegiatan pembelajaran dapat dikatakan sukses dan berhasil apabila ada partisipasi dari siswa. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan pembelajaran yangaktif,kreatif dan menyenangkan, sehingga tujuan yang sudah direncanakan dapat dicapai dengan semaksimal mungkin (Pertiwi, 2012).

Menurut Pariata Westra dalam Suryosubroto(2009) terdapat persyaratan-persyaratan sebagai kondisi pendahuluan agar tercapai partisipasi yaitu:

1. Tersedianya waktu yang cukup untuk mengadakan partisipasi. 2. Pembiayaan hendaknya tidak melebihi nilai-nilai hasil yang

(8)

3. Pelaksanaan partisipasi haruslah memandang penting sarta urgen terhadap kelompok kerja.

4. Peserta partisipasi haruslah memandang penting sarta urgen terhadap kelompok kerja.

5. Pelaku partisipasi haruslah berhubungan agar saling tukar ide. 6. Tidak ada pihak-pihak yang merasa terancam dengan adanya

partisipasi itu.

7. Partisipasi agar efektif jika atasa asa-asa adanya kebebasan kerja. Setelah prasyarat kondisi pendahuluan sudah terpenuhi, maka menurut Subandiyahdalam Suryosubroto (2009) ada prasyarat untuk meningkatkan partisipasi, antara lain:

1. Rasa senasib sepenanggungan, ketergantungan dan keterkaitan. 2. Keterlibatan anggota dengan tujuan yang jelas agar meningkatkan

ketetapan hati, kemauan keras dan sikap tahan uji. 3. Kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan. 4. Adanya prakarsa.

2.3.2. Aspek-aspek yang dikaji dalam partisipasi siswa

(9)

1. Memperhatikan penjelasan guru 2. Menyampaikan pertanyaan

3. Menyampaikan pendapat atau sanggahan 4. Menyampaikan jawaban

5. Membuat catatan singkat 6. Mengerjakan tugas dengan baik.

Menurut Sumadidalam Pawitriyadi (2011) terdapat beberapa aspek yang harus dikaji dalam partisipasi belajar siswa yaitu:

1. partisipasi bertanya 2. partisipasi menjawab

3. menyelesaikan tugas rumah secara tuntas 4. partisipasi dalam diskusi

5. mencatat penjelasan guru

6. menyelesaikan soal dipapan tulis

7. mengerjakan soal tes secara individu, dan

8. menyimpulkan materi pelajaran diakhir pertemuan

Menurut Sudjana dalam Taniredja ( 2010) aspek-aspek partisipasi yang perlu diamati dalam membuat pedoman observasi aktivitas siswa dalam diskusi kelompok adalah:

(10)

d. Motivasi dalam mengerjakan tugas

e. Toleransi dan mau menerima pendapat orang lain f. Mempunyai tanggung jawab sebagai kelompok.

2.3.3. Faktor yang mempengaruhi partisipasi belajar siswa

Seperti yang telah dijelaskan diatas, partisipasi merupakan proses keikutsertaan siswa dalam aktivitas proses pembelajaran. perilaku siswa yang terlibat dalam aktivitas tentunya tidak lepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. faktor yang mempengaruhi partisipasi siswa dapat dilihat dari derajat partisipasi belajar siswa, menurut Yuliana (2012) dapat digolongkan menjadi dua yaitu factor internal dan factor eksternal.

 Faktor Internal

Yang dimaksud dengan faktor internal, adalah samua faktor yang ada pada peserta didik baik secara fisik maupun psikis.Beberapa diantaranya faktor intern dianggap sangat berpengaruh terhadp perilaku partisipasi belajar peserta didik dalam prose belajar mengajar yakni: a. Motivasi

(11)

b. Persepsi/Tanggapan/Ingatan

Persepsi merupakan salah satu potensi internal yang berperan dalam mengantisipasi dan memberikan reaksi terhadap stimulus. Persepsi ini akan memberikan dan menentukan arah pada perbuatan atau tindakan seseorang.Pernyataan di atas menunjukkan, bahwa persepsi sangat erat hubungannya dengan perilaku individu.Karena tanggapan itu sendiri, adalah gambaran atau bekas yang ditinggal dalam ingatan setelah orang melakukan pengamatan. c. Perhatian dan Minat

Adanya unsur perhatian dalam proses belajar mengajar, sangat menentukan terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Karena seperti halnya persepsi, perhatian berkaitan erat dengan perilaku belajar peserta didik. Adanya perhatian yang besar dalam diri individu atau peserta didik terhadap proses belajar mengajar, karena berjalannya proses belajar itu sendiri dianggap menarik perhatian peserta didik, akan menumbuhkan sikap positif dan merangsang minat peserta didik untuk belajar.

 Faktor Eksternal

(12)

a. Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran yang disampaikan guru dalam kegiatan belajar mengajar memiliki kadar keberartian, kesulitan, dan keluasaan pembahasan serta berat ringannya tugas yang diberikan. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan diselenggarakannya proses pengajaran, dalam arti agar siswa menguasi bahan pelajaran, yang disampaikan, maka bahan pelajaran harus dipilih dan disesuaikan dengan kemampuan dan kematangan fisik dan psikis siswa.

b. Guru dan Cara Mengajarnya

Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandangan luas dan kriteria bagi seseorang guru ialah harus memiliki kewibawaan. Pengaruh pemilikan kewibawaan dan sejumlah potensi kepribadian yang utama oleh seorang guru, akan melahirkan rasa simpati dari diri murid terhadap gurunya. Kelanjutannya, dengan tumbuhnya rasa simpati pada diri murid terhadap gurunya tersebutakan melahirkan suatu sikap penuh perhatian kepada gurunya, pada mata pelajarannya dan pada bahan pelajarannya yang disajikannya dan lebih jauh lagi peserta didik terdorong untuk terlihat atau berprestasi secara aktif dalam proses belajar mengajar.

c. Motivasi Sosial

(13)

seseorang mendapat nilai-nilai yang tidak terlepas dari landasan adat istiadat, atau kebiasaan masyarakat setempat, yang tentunya sudah mewarnai terhadap pola kehidupan baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Motivasi sosial ini kadangkala terjadi dengan tidak disadari, yang muncul tidak hanya terbatas dari pihak keluarga dan guru, dan tetapi juga dari kalangan masyarakat luas, seperti dari tetangga, sanak saudara, teman sepermainan, dan sebagainya.

2.2.4. Manfaat Partisipasi

Menurut Davis dalam Suryosubroto (2009), bahwa manfaat partisipasi antara lain:

1. Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar

2. Dapat digunakan kemampuan berfikir dari kreatif dari para anggotanya.

3. Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia, motivasi, dan membangun kepentingan bersama.

4. Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab.

5. Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan-perubahan. Menurut Roger dalam Suryosubroto (2009) manfaat dari partisipasi adalah :

1. Lebih banyak komunikasi dua arah

(14)

4. Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif diakui dalam derajat lebih tinggi.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas tentang manfaat partisipasi dapat disumpulkan bahwa dengan adanya partisipasi akan memberikan manfaat yang penting bagi keberhasilan tujuan kegiatan pembelajaran, yaitu: lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena banyak sumbangan pikiran, pengembangan potensi dan kreativitas siswa, adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlakukan dan melatih untuk bertanggung jawab dan mendorong siswa untuk membangun kepentingan bersama.

2.4. Model Pembelajaran Everyone is a Teacher Here

2.4.1. Pengertian model pembelajaran Everyone is a Teacher Here

(15)

mendorong siswa untuk bertanya, mengikutsertakan semua siswa dalam mengungkapkan gagasan dan menilai gagasan yang diungkapkan sesama siswa. Selain itu model pembelajaran everyone is a teacher here termasuk jenis model mengajar teman sebaya (Peer Teaching). Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik lain. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, saat ia menjadi narasumber bagi yang lain (Silbermandalam Jannah, 2011).

Berdasarkan definisi model everyone is a teacher heredi atasdapat disimpulkan bahwa model pembelajaran everyone is a teacher here yaitu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan proses pembelajaran siswa, dan dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapai tujuan yang meliputi aspek: kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan pendapatnya, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain.

2.4.2.Langkah-langkah dan manfaat model pembelajaran Everyone is a Teacher Here

(16)

1. Bagikan secarik kertas / kartu indeks kepada seluruh peserta didik. Minta mereka untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari dikelas atau sebuah topic khusus yang akan didiskusikan di dalam.

2. Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada peserta didik. Pastikan bahwa tidak ada peserta didik yang menerima soal yangditulis sendiri.

3. Minta peserta didik, secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya.

4. Setelah jawaban diberikan, mintalah peserta didik lainnya untuk menambahkan.

5. Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.

Dalam model pembelajaran everyone is a teacher ini siswa bekerja secara kelompok. Hal ini dimaksudkan agar guru mudah memantau aktivitas siswa selama pelaksanaan pemberian tugas berlangsung dan memudahkan guru dalam pemeriksaan hasil kegiatan ini.Pada tahap awal soal yang dibuat siswa adalah yang mirip dengan contoh yang telah diberikan guru.dengan kata lain soal itu sedikit berbeda dari contoh yang diberikan guru.

Dengan demikian, melaui model pembelajaraneveryone is a teacher here dapat memberikan manfaat kepada siswa, menurut Uno

(17)

a. Setiap diri masing-masing siswa berani mengemukakan pendapat (menyatakan dengan benar) melalui jawaban atas pertanyaan yang telah dibuatnya berdasarkan sumber bacaan yang diberikan.

b. Mampu mengemukakan pendapat melalui tulisan dan menyatakannya di depan kelas.

c. Siswa lain, yang berani mengemukakan pendapat dan menyatakan kesalahan jawaban dari kelompok lain yang disanggah.

d. Terlatih dalam menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada masalah yang dikaji.

2.5. Hasil penelitian Terdahulu

Penelitian pendidikan yang terkait dengan penggunaan model every one is a teacher heredan peningkatan hasil telah banyak dilakukan peneliti

lainnya, diantaranya yaitu:penelitian yang dilakukan oleh Azizudin (2009) tentang peningkatan partisipasi belajar IPS melalui strategi every one is a teacher here siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 7 Surakarta. Hasil

penelitian tersebut diperoleh adanya peningkatan partisipasi belajar siswadalam proses pembelajaran di SMP Muhammadiyah 7 Surakarta. Sedangkan Kusumaningrum (2009) telah melakukan penelitian tentang penggunaan model pembelajaran one is a teacherevery one is a teacher hereuntuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VII SMP

(18)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Azizudin (2009) dan Kusumaningrum (2009) maka berkembang penelitian penggunaan model every one is a teacher hereguna meningkatkan kualitas pembelajaran

disekolah, seperti penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2012) melakukan penelitian untuk meningkatkan minat belajar biologi siswa dalam proses pembelajaran di SMA A-Islam 3 surakarta. Penelitian tersebut menunjukan hasil yang baik, dimana model pembelajaran every one is a teacher here mampu meningkatkan minat belajar biologi siswa dalam proses

pembelajaran di SMA A-Islam 3 surakarta.

Penelitian yang terkait dengan peningkatan hasil belajar juga telah banyak dilakukan, diantaranya yaitu dilakukan oleh Setiawan (2008) tentang peningkatan hasil belajar biologi menggunakan pengajaran kontekstual berbasis masalah siswa kelas X2 SMA Laboratorium Singaraja. Hasil penelitian tersebut menunjukan peningkatan hasil belajar biologi bagi siswa kelas X2 SMA Laboratorium Singaraja, dan Suci (2008) melakukan penelitian tentang penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatkan partisipsi belajar dan hasil belajar teori akuntansi mahasiswa jurusan ekonomi undiksha. Hasil penelitian tersebut menjukan hasil yang baik, dimana terjadi peningkatan partisipasi belajar dan hasil belajar.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif dikarenakan peneliti ingin mengetahui, mengungkapkan,

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak konstan/sama terhadap sebuah titik tertentu.. Sebuah titik tertentu itu disebut pusat lingkaran dan titik- titik

penyediaan jasa kebersihan kantor belanja peralatan dan bahan pembersih 1 paket Rp. penyediaan jasa surat menyurat belanja bahan pakai habis 1

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi ini akhhirnya dapat diselesaikan untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara derajat insomnia dengan derajat hipertensi pasien rawat jalan di Puskesmas Gubug I Kabupaten Grobogan.. Metode

Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 50 orang dengan kriteria subyek yang tergabung dalam salah satu band yang memiliki kontrak kerja dengan pihak Cafe.. Pengumpulan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini di uraikan Gambaran Umum Taman Kanak-Kanak GIKI, Kondisi objektif motivasi belajar anak kelompok B taman

[r]