• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. DAFTAR PUSTAKA - EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PRASYARAT DAN PERANCANGAN HACCP PLAN UNTUK PROSES PRODUKSI TENGKLENG DI SALAH SATU PERUSAHAAN KATERING DI SEMARANG - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "6. DAFTAR PUSTAKA - EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PRASYARAT DAN PERANCANGAN HACCP PLAN UNTUK PROSES PRODUKSI TENGKLENG DI SALAH SATU PERUSAHAAN KATERING DI SEMARANG - Unika Repository"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

76 6. DAFTAR PUSTAKA

Aminah et al. (2005). Jenis Jamur Dan Lalat Yang Ditemukan Pada Makanan Jajanan Dari Pasar Dan Warung Di Jakarta. Media Litbang Kesehatan Volume XV Nomor l. Departemen Kesehatan, Jakarta.

Ariyanti, Tati., dan Supar. (2006). Cemaran Salmonella Enteritidis Pada Ternak dan Produknya. Balai Penelitian Veteriner, Bogor.

Arvanitoyannis, Ioannis. et al (2009). HACCP and ISO 22000; Application to foods of Animal Origin. University of Thessaly. Greece.

Aufa M. dan Wahyu Widyasari U. (2015). HACCP Dalam Penyelenggaraan Makanan (Rumah sakit, komersial maupun semi-komersial). Universitas Diponegoro, Semarang.

Balai Pengawasan Obat dan Makanan, 2003. Hygiene dan Sanitasi Pengolahan Pangan. Jakarta : BPOM

Balai Pengawasan Obat dan Makanan, 2015. LAPORAN TAHUNAN 2015 Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta : BPOM

Bell, C. and Kryakides, A. (2002). Salmonella: A practical Approach to the Organism and Its Control in Foods, Oxford, UK: Blackwell Publishing, pp 114-116.

Bolton Jason, Alfred Bushway, Kristi Crowe, and Mahmoud El-Begearmi.2013. Best Ways to Wash Fruits and Vegetables. Department of Agriculture cooperating, University of Maine and the U.S

BOPP, C., 2003. Manual for the Laboratory Identification and Antimicrobial Testing of Bacterial Pathogens of Public Health Importance in the Developing World. USAIDWHO- CDC, Atlanta.

BorneoNews. (2016). Air PDAM di Barsel Tercemar E.coli. www.borneonews.co.id . 12:00:00 AM

Cameron, A.S., Walker, C.C., Beers, M. Y. et al. (1995b). Enterohemorrhagic Eschericia coli outbreak in South Australia associated with the consumption of Mettwurst. Communicable Diseases Intelligence, 19 (3), 70-71.

Chao-Chin Chung , Tzou-Chi Huang , Chen-Hsing Yu , Feng-Yi Shen and Ho-Hsien Chen.2011.Bactericidal Effects of Fresh-Cut Vegetables and Fruits after Subsequent Washing with Chlorine Dioxide. 2011 International Conference on Food Engineering and Biotechnology IPCBEE vol.9 (2011) © (2011)IACSIT Press, Singapoore.

(2)

77

Cox NA et al. 2005. Bacterial Contamination of Poultry as a Risk to Human Health. Di dalam: Mead GC, editor. Food Safety Control in the Poultry Industry. Boca Raton: CRC Pr. hlm 21-43.

Davis, B. And Stone (1991). S. Food and Beverage Management, Second Edition. The Bath Press, Avon.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2003). Keputusan Menteri Kesehatan Repbulik Indonesia Nomor 1098. Menkes/SK VII/2003. Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran.

Fardiaz, S. (1996). Prinsip HACCP dalam Industri Pangan. Institut Pertanian Bogor.

Mustika, I, R.S. Djiwanti, dan R. Harni. 2000.Pengaruh agensia hayati, bahan organic dan pestisida nabati terhadap nematode tanaman nilam. Laporan Penyelesaian DIP Bagian Proyek Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Tahun 1999/2000. Hlm 85-92.

Feliatra,; Syahrul; D. Yoswaty. 2013. Dasar-dasar Microbiologi. Pekanbaru: Faperika Press

Foodborne Outbreak Online Database (2016). Accessed 14 Oktober 2016.

Gardner, I. A. (1997). Testing to fulfill HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) requirement: principles and examples. Journal of Diary Science. 80: 3453-3457.

Gustiani, Erni. (2009). Pengendalian Cemaran Mikroba Pada Bahan Pangan Asal Ternak (Daging dan Susu) Mulai Dari Peternakan Sampai Dihidangkan. Jurnal Litbang Pertanian, 28(3).

Hasan, Achmad. (2006). Dampak Penggunaan Klorin. Teknologi Lingkungan. P3TL-BPPT. 7. (1): 90-96.

Hermasnyah, M., et al.(2013). Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) Produksi Maltosa dengan Pendekatan Good Manufacturing Practices (GMP). Universitas Brawijaya. Malang

Harmayani, E., E. Santoso, T. Utami, dan S.Raharjo. 1996. Identifikasi bahaya

kontaminasi S. aureus dan titik kendali kritis pada pengolahan produk daging ayam

dalam usaha jasa boga. Agrotech, Majalah Ilmu dan Teknologi Pertanian 16(3): 7−15.

Imam, S. dan Sukamto. (1999). Mikrobiologi Dalam Pengolahan Dan Keamanan Pangan Yayasan Adi Karya IKAPI: Bandung.

(3)

78

ISO 22000. (2005b). Technical Specification. ISO/TS 22004. Food Safety Management Systems – Guidance on the Application of ISO 22000:2005, 1st edn, November 2005.

Jawetz, 1996, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 20, 238 – 240, EGC: Jakarta

Kamsiati, Elmi. 2008. Pentingnya Kemananan Pangan Pada Industri Katering. Kalteng Pos. 26 Januari 2008.

Kusumaningrum, Hermin. P., et al. (2015). Kualitas Simplisia Tanaman Biofarmaka Curcuma domestica Setelah Proses Pemanasan Pada Suhu Dan Waktu Bervariasi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Marotz LR, Cross MZ, Rush JM. (2005). Healthy, Safety, and Nutrition for Young Child 6th Edition. USA: The Thompson Coorporation.

Martimore, S. and C. Wallace. (1998). HACCP a Pratical Approach. Aspen Publication, Inc. Gaithersburg, Maryland.

Miskiyah dan Munarso S. J. (2009). Kontaminasi Residu Pestisida pada Cabai Merah, Selada, dan Bawang Merah (Studi Kasus di Bandungan dan Brebes Jawa Tengah serta Cianjur Jawa Barat). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.

Nugroho WS. (2005). Aspek Kesehatan Masyarakat Veteriner Staphylococcus, Bakteri Jahat yang Sering Disepelekan. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Palupi, K. T. et al. (2010). Pengujian Staphylococcus aureus pada Daging Ayam Beku yang Dilalulintaskan Melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak. lnstitut Pertanian Bogor.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 715/Menkes/ SK/V/2003 tentang Penyehatan Makanan Jasa Boga di Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011, Hygiene Sanitasi Jasa boga.

Pramudji D. (1996). Petunjuk Praktis Usaha Katering. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Pusat Standarisasi dan Akreditasi. 2004. Info Mutu. Berita Standarisasi Mutu dan Keamanan

Ramahadhani, Devi. 2013. Peramcangan dan Implementasi Hazard Analysis Critical

(4)

79

Rachmawan, O., 2001. Penanganan Daging. Modul Program Keahlian Teknologi Hasil Pertanian. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Ratulangi, M.m., et al. (2012). Diagnosis dan Insidensi Penyakit Antraknosa Pada Beberapa Varietas Tanaman Cabe di Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa. Universitas Sam Ratulangi, Manado Indonesia.

Rauf,R.2013.Sanitasi Pangan dan HACCP.Graha Ilmu,Yogyakarta.ISBN : 978-602-262-0587

Rina, Ananta. (2008). Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan pada Perusahaan Jasa Boga. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 2 No.6.

Rushing, J.E. and Ward. D.R. (1999). HACCP Principles. Food Safety FSE 99-21, N.C. State University Cooperative.

Ryan, K.J., J.J. Champoux, S. Falkow, J.J. Plonde, W.L. Drew, F.C. Neidhardt,and C.G. Roy. 1994. Medical Microbiology An Introduction to InfectiousDiseases. 3rd ed. Connecticut: Appleton&Lange. p.254.

Sabbithi,A.,R. Naveen Kumar,L. Kashinath,V. Bhaskar, and V. Sudershan Rao.2014.

Suara Merdeka-a, 2008, Sebagian telah tercemar bakteri E. coli, Kamis 3 April 2008

Soedjana, T.D. (2011). Peningkatan Konsumsi Daging Ruminansia Kecil dalam Rangka Diversifikasi Pangan Daging Mendukung PSDSK 2014 (Increasing Mutton and Chevon Consumption to Support Beef Slef Sufficiency Initative in Prouction and Consumption by 2014). Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Soeparno. (1998). Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

SAI GLOBAL.Developing HACCP Based Food Safety Systems.SAI-EDFN 04.09 07/07 page.98).

Standar Nasional Indonesia (SNI) No 3925-2008. Mutu Karkas dan Daging Kambing/Domba. Diakses pada tanggal 12 Maret 2016.

Standar Nasional Indonesia (SNI) No 3553-2006. Air Minum dalam Kemasan. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2016.

Standar Nasional Indonesia (SNI) No 3554-2006. Cara Uji Air Minum Dalam Kemasan. Diakses pada tanggal 13 Januari 2017.

(5)

80

STEWART, C.M. 2003. Staphylococcus aureus and Staphylococcal Enterotoxis. In: Foodborne Microorganisms of Public Health Significance. 6th Ed. HOCKING, A.D. (Eds.). Australian Institute of Food Science and Technology Incorporated (NSW Branch). pp. 359 – 379.

Sucofindo. (2006). Basic HACCP System Training Course. Jakarta.

Sulchan, M. dan E. Nur. 2007. Keamananpangan kemasan plastik styrofoam.Majalah Kedokteran Indonesia 57(2): 54-59.

Sunarmani (2012). Teknologi Penanganan Pascapanen Cabai. Makalah Pelatihan Spesialisasi Widyaiswara 9-15 April 2012. BBPP Pascapanen Pertanian, Bogor.

Susanto, Edy. (2014). Standar Penanganan Pasca Panen Daging Segar. Jurnal Ternak, Vol.05, No.01.

USDA, Generic HACCP Model for Beef Slaughter. Available at http://www.usda.gov

Winarno, F. G. (1993). Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT Gramedia Pustakan Utama. Jakarta.

Winarno, F.G. dan T.S. Rahayu. 1994. Bahantambahan untuk pangan dankontaminan. Jakarta:Pusat Sinar Harapan.

Winarno, F. G. (2004). HACCP dan Penerapannya dalam Industri Pangan. M-Biopress. Bogor.

Winarno FG. 2007. Analisis Laboratorium (Gastroesentris dan Keracunan Pangan). M-Brio Press, Cetakan 1

Yuliati LN, Santoso H. (1995). Manajemen Gizi Instituisi. Jakarta : Depikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Proyek Peningkatan Pendidikan dan Kejuruan Nonteknik II.

Referensi

Dokumen terkait

DARI DISPOSISI MATEMATIK”. Peneliti yakin tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih yang

MATRIK RENCANA TEPADU DAN RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA XIII - 1 Program investasi Kota Pasuruan merupakan rekapitulasi dari dokumen RPI2-JM.. yang telah disusun dengan

[r]

Kerangka dan metodologi penyusunan RPJMD Kabupaten Konawe Utara Tahun 2016 - 2021 yang sekaligus memuat keterkaitan antarbab serta kaitan RPJMD ke Rensta SKPD, secara

Pada aktivitas guru membuka pelajaran guru memperoleh skor rata-rata 2 dengan kriteria cukup. Dengan rincian pada pertemuan 1 guru memperoleh skor 2 karena melakukan

4 Memperoleh hubungan kadar air, water retention, porositas, cepat rambat gelombang dan kuat tekan dengan benda uji yang memiliki tingkat porositas yang berbeda-beda dengan

200 To correct capital accounts for error in loss allocation computed as follows:. Alvin Benny

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Siswa dengan prestasi tinggi belum mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tertulis dengan aljabar; mampu