• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fabrication of varistor ZnO with using raw material: ZnO (E-Merck) and additive : 0, 2,5, 5, 7,5, and 10 % weight Bi203 (E-Merck) has been made at

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fabrication of varistor ZnO with using raw material: ZnO (E-Merck) and additive : 0, 2,5, 5, 7,5, and 10 % weight Bi203 (E-Merck) has been made at"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

R I N G K A S A N

Varistor berfungsi untuk melindungi alat elektronik dari bahaya tegangan yang berlebih (Kostorz, 1988). Jenis material yang umum digunakan sebagai varistor adalah SiC dan ZnO. Keramik SiC relatif lebih sulit diproduksi dibanding dengan ZnO. Disamping i t u varistor ZnO mempunyai keunggulan antara lain: koefisien non linier lebih tinggi, respon lebih cepat, dan harga material bahan baku j a u h lebih murah (Gupta, 1991). Penggunaan varistor sangat luas di bidang elektronik, karena varistor memiliki sifat yang non ohmik. Apabila terjadi lonjakkan tegangan ( V ) cukup besar maka arus (I) yang dialirkan akan kecil, karena hubungan V dan I tidak linier dan sangat tergantung pada faktor nilai konstanta non linier a ( Moulson, 1990).

Umumnya produk varistor yang ada dipasaran selama ini masih diimport dari luar negeri, tetapi bila dilihat dari sumber bahan baku ZnO banyak dijumpai di Indonesia. Apabila ditinjau dari kebutuhan komponen varistor yang cenderung semakin meningkat setiap tahunnya pada produk elektronik yang diluricurkan dipasaran.. Sifat utama dari varistor adalah nilai dari koefisien non linier ( a ) dan sangat dipengaruhi oleh faktor bahan dan mikrostruktur dari ZnO (Moulson, 1990).

Dalam fabrikasi keramik ZnO sebagai varistor digunakan beberapa macam bahan aditif yang dapat memberikan peningkatan terhadap nilai a, seperti: Bi203, SbiOs, Si02, CoO, M n O dan Cr203. Seniua aditif tersebut memberikan pengaruh tertentu terhadap proses pembuatan/pembakaran, karakteristik dan mikrostrukturnya. Pengaruh aditif dapat membentuk fasa gelas serta meningkatkan nilai a dan sekaligus mengikat partikel-partikel ZnO, sehingga dapat menurunkan suhu pembakaran dalam proses fabrikasinya (Gupta, 1991).

Pemilihan bahan aditif Bi203 karena m e m i l i k i titik lebur yang rendah sekitar 5 0 0 - 6 0 0 ° C , sehingga diharapkan dalam proses pembakaran keramik ZnO tidak diperlukan suhu yang tinggi dan menghasilkan fasa gelas. Ditinjau dari harga bahan baku aditif Bi203 adalah relatif lebih murah dibanding dengan lainya. Apabila pada proses pembuatannya tanpa menggunakan aditif maka suhu pembakaran relatif lebih tinggi, yaitu: sekitar 1300°C (Gupta, 1991).

Pembuatan varistor ZnO dengan menggunakan bahan baku: ZnO (E-Merck) dan bahan aditif masing-masing sebesar: 0, 2,5, 5, 7,5, dan 10 % berat Bi203 (E-Merck) telah dibuat di Laboratorium Keramik dan Gelas Pusat Penelitian Fisika - L I P I Serpong. Varistor ZnO mempunyai koefisien non linier ( a ) , merupakan parameter yang mempengaruhi korelasi hubungan non ohmik antara arus I dan tegangan V .

Pembuatan keramik varistor meliputi tahapan: proses pencampuran bahan baku ZnO dan aditif Bi203 dengan menggunakan alat magnetic stirrer dan media pencampur adalah larutan acetone. Larutan tersebut kemudian dikeringkan pada suhu 60° C selama 24 j a m dan selanjutnya digerus hingga lolos 400 mesh. Pembuatan benda uji berupa pelet dengan cetak dry press sebesar 50 MPa, dan kemudian dibakar (sintering) pada rentang suhu mulai dari 900 - 1050°C dengan interval kenaikan sebesar 50°C, dan masing-masing ditahan pada suhu tersebut selama 2 j a m .

(2)

Pengujian yang dilakukan meliputi: pengukuran densiias. piVrosiias, koefisien non linier, analisa mikrostruktur dengan Scanning Electron Microsrop^. (SEM) dan difi-aksi sinar-X ( X R D ) . H a s i l yang diperoleh menunjukkan h a h w a

sampel tanpa menggunakan aditif Bi203 belum bersifat varistor karena nilai it s.

dan nilai a tertingi diperoleh dengan aditif 7,5% Bi203, yaitu sebesar 64.

Hasil pengamatan foto SEM menunjukkan bahwa sc.makin lians.ii^

penambahan aditif B i 2 0 3 akan mempengaruhi terbentuknya batas bulir

boundary), dan ukuran butir berkisar 5 - 2 0 [im. Berdasarkan h a s i l XK D memperlihatkan bahwa fasa Zink oksida (ZnO) terbentuk pada suhu 1050"('. N i l a i koefisien non linier a sangat dipengaruhi oleh adanya batas b u i i r dan k c k ' b a l . m batas butir. Pembuatan varistor Zink oksida (ZnO) dengan kondisi -.erbaik d i c a p a i pada penambahan aditif sebesar 7,5% m o l e B i 2 0 3 dan suhu s i n t e r i r. 2 1050"(' ; , r , i a menghasilkan sifat fisis: densitas 5,60 g/cm" dan porositas 0.02° o.

E X E C U T I V E S U M M A R Y

The function o f varistor protects electronic equipment-, f r o m u i i s i a l . J c voltage (Kostorz, 1988). General type o f this materias for varisturs are S k ' , ,i k I ZnO. Ceramic SiC is more difficult to fabrication compare to ZnO. Besides ijns varistor ZnO has advantages such as : coefficient non linier is h i - n . more s p i e d

respon, and more chieper and more easier raw materials(Gupt.:;. 1991). 1 1 ^ .

application is more wide in field electronics , because varistor has non o l i i m e properties. When high over voltage ( V ) can cause small current tl<,w ( I ) , beiaii;c reladon o f V and I is non linier and dependts on coefficient n o n lir.ier factor. <, ( Moulson, 1990).

The general o f varistor product at the market is so long st:!l import I n . i i i outside, but when on the aspect raw materials ZnO is still m u c h ir. Indonesia I f

from the need o f varistor product is tendency to increase e\er each yeai nn

b u n c h i n g electronic product in the market. The properties o f vari.stor is generally value o f coefficient non linier factor ( a ) and dependt on mater: als factor j i n j microstructure o f ZnO (Moulson, 1990).

The fabricafion o f ZnO ceramic varistor is used severals additive r a w materials increase on a value, such as: Bi203, Sb203, Si02. CoO, M n O and Cr203. A l l o f additives have effect to fabrication/sintering process, characterization, and their structuremicro. T h e additive effect can b^e formed {.-lass

phase and usually to increase a value and also to increase bonding between

particle-particle o f ZnO, also decrease firing temperature in fabrication process (Gupta, 1991).

The selection o f additives Bi203 because it has l o w melting point about 500-600°C, it hope i n firing process o f ceramic ZnO no need high temperature and still produce glass phase. According from raw material price o f additive B i i O , js

still more chieper compare to other materials. When on fabrication process

without additive , the temperature sintering is more high about 1 ?00°C (Ciiij)ia, 1991).

(3)

*

Fabrication o f varistor ZnO with using raw material: ZnO (E-Merck) and additive : 0, 2,5, 5, 7,5, and 10 % weight Bi203 (E-Merck) has been made at Glass and ceramic laboratory PPF - LIPI Serpong. Varistor ZnO has coefficient non linier ( a ) , as parameter can influent correlation o f non ohmic between current I vs voltage V .

The stages o f fabrication o f varistor ceramic include : m i x i n g process o f raw materials ZnO and additive BijOs by using magnetic stirrer and acetone as media . Those solution was dried at temperature 60° C for 24 hours and grinding until passing 400 mesh sieve. The making o f sample test is as pellet with dry pressing about 50 MPa, and sintered from temperature 900 - 1050°C with increasing interval 50°C, and holding time about 2 hours.

The test samples include measurement density, porosity, coefficient non linier, analysis o f microstructure w i t h Scanning Electron Microscope ( S E M ) and X-Rays Diffraction ( X R D ) . The results show that the sample without additive Bi203 not yet properties like varistor, because it has a < 5, and highest a value is reached on sample w i t h additive 7,5% Bi203, is found 64.

The observation results by using SEM show that increasing o f additive Bi203 can cause forming o f grain boundary, and it has particle size about 5 - 2 0 \xm. According the X R D results show that ZnO phase is formed at temperature

1050°C. The coefficient non linier value still dependt on grain boundary and thickeness o f grain boundary. The optimum fabrication o f varistor Zinc oxide (ZnO) is at condition additive 7,5% mole Bi203 and sintering temperature 1050°C also has density 5,60 g/cm^ and porosity 0.02%.

(4)

D ' A F T A R T A B E L

halaman

Tabel 1. Sifat-sifat varistos ZnO 6 Tabel 2. Variabel komposisi dalam persen mole 24

Tabel 3. Variabel komposisi dalam berat 24 Tabel 4. Hasil Pengukuran densitas dan porositas 25

Tabel 5. N i l a i koefisien non linier dari ZnO dengan aditif 2.5 % mole Bi203 33 Tabel 6. Nilai koefisien non linier dari ZnO dengan aditif 5 % mole Bi203 36

Tabel 7. N i l a i koefisien non linier dari ZnO dengan aditif 7.5 % 39 Tabel 8. N i l a i koefisien non linier dari ZnO dengan aditif 10 % 42

(5)

D A F T A R G A M B A R

halaman

Gambar 1. F\)la hubungan arus I dan tegangan V dari varistor 5 Gambar 2. Kurva hubungan arus I dan tegangan V dari varistor ZnO 8

Gambar 3. Mikrostruktur dari ZnO 10 Gambar 4. Varistor ZnO yang digunakan dijaringan listrik tegangan tinggi 11

Gambar 5. Skema rangkaian aplikasi varistor 12 Gambar 6. Proses difusi selama proses sintering 14 Gambar 7. Diagram fase sistem biner dari ZnO - Bi203 15

Gambar 8. Hubungan suhu sintering terhadap sifat-sifat keramik 15

Gambar 9. Difraksi dari bidang kristal 17 Gambar 10. Skema peralatan pada SEM 18 Gambar 11. Diagram alir pelaksaan penelitian pembuatan varistor ZnO 20

Gambar 12. Skema rangkaian listrik pengukuran hubungan arus dan tegangan 23

Gambar 13. Kurva hubungan densitas terhadap suhu sintering 26 Gambar 14. Kurva hubungan porositas terhadap suhu sintering 26

Gambar 15. Kurva hubungan V/cm terhadap

disintering 900 "C

Gambar 16. Kurva hubungan V/cm terhadap

disintering 950 "C

Gambar 17. Kurva hubungan V/cm terhadap

disintering 1000

Gambar 18. Kurva hubungan V/cm terhadap

disintering 1050*^0

Gambar 19. Kurva hubungan V/cm terhadap

2.5 % Bi203 disintering 900 "C

Gambar 20. Kurva hubungan V/cm terhadap

2.5 % Bi203 disintering 950 V

Gambar 2 1 . Kurva hubungan V/cm terhadap

2.5 % B i 2 0 3 disintering 1000 "C 32

Gambar 22. Kurva hubungan V/cm terhadap // A/cm^ untuk ZnO ditambah

2.5 % Bi203 disintering 1050 32

Gambar 23. Kurva hubungan V/cm terhadap JJ. klzvci untuk ZnO ditambah

jj. A / c m untuk ZnO tanpa a d i t i f

28 fx Pdcvc? untuk ZnO tanpa aditif

29 fi A/cm^ untuk ZnO tanpa aditif

29 // Alcxn untuk ZnO tanpa a d i t i f

29

ju A/cm^ untuk ZnO ditambah

/J A/cm^ untuk ZnO ditambah

31 fi A/cm^ untuk ZnO ditambah

(6)

5 % B i 2 0 , disintering 900 °C ' 34 Gambar 24. Kurva liubungan V/cm terhadap A/cm^ untuk ZnO ditambah

5 % Iii2(), disintering 950 V 34

Gambar 25. Kurva hubungan V/cm terhadap / i A/cm^ untuk ZnO ditambah

5 % l i i . O , disintering lOOO^C 35

Gambar 26. Kurva hubungan V/cm terhadap / i A/cm'^ untuk ZnO ditambah

5 % Bi2(),di.sintering 1050 V 35

Gambar 27. Kurva hubungan V/cm terhadap ju A/cm^ untuk ZnO ditambah

7.5 % B i. O , disintering 900 "C 37

Gambar 28. Kur\ a iuibungan V/cm terhadap / i A/cm^ untuk ZnO ditambah

7.5 % i i i, 0 , disintering 9 5 0 ' C 37

Gambar 29. Kurva hubungan V/cm terhadap /u A/cm^ untuk ZnO ditambah

7.5 % B i , 0 , disintering 1000''C 38

Gambar 30. Kurva hubungan V/cm terhadap /J AJcrn^ untuk ZnO ditambah

7.5 % B i 2 0 3 disintering 1050 V 38

Gambar 3 1 . Kurva hubungan V/cm terhadap ^ A/cn? untuk ZnO ditambah

1 0 % B i. O , disintering 900 "C ' 4 0

Gambar 32. Kurva hubungan V/cm terhadap /J A/cm^ untuk ZnO ditambah

10%, Bi203 disintering 950 V 40

Gambar 33. Kurva hubungan V/cm terhadap / / A/cm^ untuk ZnO ditambah

10 % B i 2 0 3 disintering 1000''C 41

Gambar 34. Kurva hubungan V/cm terhadap ^ A/cm^ untuk ZnO ditambah

10 %Bi203 disintering 1050 "C 41

Gambar 35. Pola dilraksi sinar x sampel ZnO tanpa aditif dan disintering 1050 ''C 43

Gambar 36. Pola difraksi sinar x sampel ZnO dengan aditif 2.5 % mole Bi203

dan disintering 1050 °C 43

Gambar 37. Pola difraksi sinar x sampel ZnO dengan aditif 5 % mole Bi203

dan disintering 1050 "C 44

Gambar 38. Pola difraksi sinar x sampel ZnO dengan aditif 7.5 % mole Bi203

dan disintering 1050 °C 45

Gambar 39. Pola difraksi sinar x sampel ZnO dengan aditif 10 % mole Bi203

(7)

Gambar 40. Foto SEM sampel ZnO tanpa aditif dan disintering 1050 °C . 46 Gambar 4 1 . Foto SEM sampel ZnO dengan aditif 2.5 % mole B i 2 0 3

dan disintering 1050 °C s 47 Gambar 42. Foto S E M sampel ZnO dengan aditif 5 % mole Bi203

dan disintering 1050 °C 49 Gambar 43. Foto SEM sampel ZnO dengan aditif 7.5 % mole Bi203

dan disintering 1050 "C 50 Gambar 44. Foto S E M sampel ZnO dengan aditif 10 % mole B i 2 0 3

dan disintering 1050 °C 50 Gambar 45. Foto sampel uji varistor yang dibuat sendiri dan produk varistor

yang ada dipasaran 53 Gambar 46. Bentuk / model varistor yang akan dibuat 54

Gambar

Tabel 1. Sifat-sifat varistos ZnO 6  Tabel 2. Variabel komposisi dalam persen mole 24
Gambar 40. Foto SEM sampel ZnO tanpa aditif dan disintering 1050 °C . 46  Gambar  4 1

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan patient safety dalam pembangunan kesehatan mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diatas,

Saran yang direkomendasikan guru Bahasa Indonesia agar dalam pengajaran untuk peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi, dapat menggunakan Pembelajaran Quantum

Perkembangan motorik kasar awal bulan ini dapat dilihat pada perubahan dalam aktivitas,seperti posisi telungkup pada alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan

Zat pewarna alam adalah zat warna yang diperoleh dari alam atau tumbuh-tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung seperti : daun, batang kulit, bunga,

Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah karena berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya penulis dapat menyelsaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat

Perjuangan perempuan dalam dunia kerja untuk perluasan akses aktivitasnya dapat membuat kaum perempuan berada pada posisi negatif (suatu tindakan keburukan) dan positif

gerakan mesin dan memaka memakan/meny n/menyayat benda ayat benda kerja kerja, , dan dibantu dan dibantu dengan menggera dengan menggerakkan kkan meja kerja dari mesin frais