• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN UMUM...6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN UMUM...6"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Pada tahun 1991 laporan Safety Series mengenai Budaya Keselamatan yang disusun oleh International Nuclear Safety Advisory Group (INSAG) diterbitkan dengan nama 75-INSAG-4. Sampai sekarang, dokumen ini merepresentasikan deskripsi yang mungkin paling lengkap mengenai konsep budaya keselamatan yang mencakup definisi, fitur, serta manifestasi konkretnya.

Segera setelah penerbitan 75-INSAG-4, timbul perhatian apakah mungkin melakukan kajian budaya keselamatan terhadap suatu organisasi tertentu. Kesulitan dalam melakukan tinjauan seperti ini sepatutnya tidak dianggap sepele, karena begitu banyak karakteristik yang terlibat tidak kelihatan. Sudah barang tentu, setiap pemeriksaan yang komprehensif terhadap peralatan, dokumentasi, dan prosedur tidak serta merta akan mengungkapkan kuatnya budaya keselamatan.

Agar budaya keselamatan dapat dikaji dengan memadai, perlu diperhatikan kontribusi tiap organisasi yang berpengaruh terhadap hal ini. Oleh karena itu, selagi mengkaji budaya keselamatan terhadap organisasi pelaksana, setidaknya perlu pula mengontrol kesesuaian dengan badan pengawasan lokal, kantor utama korporasi utilitas, dan organisasi pendukung.

Panduan ini terutama ditujukan bagi tiap organisasi yang ingin melakukan pengkajian diri terhadap budaya keselamatan. Mereka harus pula melakukan ini sebagai acuan dalam melaksanakan tinjauan seksama internasional mengenai pengkajian diri organisasi yang dilaksanakan melalui misi ASCOT (Assessment of Safety Culture in Organization Team).

(2)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ... 4

1.1. LATAR BELAKANG ... 4

1.2. TUJUAN UMUM ... 6

2. PENASIHAT ASCOT DAN LAYANAN PENDUKUNG ... 6

2.1. LAYANAN PENASIHAT... 6

2.2. PILIHAN DALAM LAYANAN PENASIHAT ... 8

2.2.1. Pilihan 1: Seminar Standard ASCOT ... 8

2.2.2. Pilihan 2: Expanded ASCOT Seminar ... 10

2.2.3. Pilihan 3: Tinjauan ASCOT ... 13

2.2.4. Pilihan 4: Bantuan Pengkajian Diri ... 15

3. KONSEP-KONSEP DAN PENILAIAN TERHADAP BUDAYA KESELAMATAN... 17

3.1. KONSEP-KONSEP ... 17

3.2. STRUKTUR DAN APLIKASI PANDUAN-PANDUAN ASCOT ... 19

3.3. PENGKAJIAN... 24

3.4. LAPORAN PENGKAJIAN ... 27

4. PANDUAN ASCOT: INDIKATOR BUDAYA KESELAMATAN DAN PERTANYAAN... 27

4.1. PEMERINTAH DAN ORGANISASINYA ... 28

4.1.1. Komitmen pemerintah terhadap keselamatan... 28

4.1.2. Badan Pengawasan... 33

4.2. ORGANISASI PELAKSANA... 43

4.2.1. Tingkat Korporasi ... 43

(3)

4.2.1.2. Praktik keselamatan di tingkat korporasi ... 46

4.2.2. Tingkat instalasi ... 49

4.2.2.1. Menekankan keselamatan ... 50

4.2.2.2. Definisi tanggung jawab ... 54

4.2.2.3. Seleksi manajer ... 56

4.2.2.4. Hubungan antara manajemen instalasi dan pengawas .. 58

4.2.2.5. Tinjauan kinerja keselamatan... 60

4.2.2.6. Training ... 67

4.2.2.7. Praktik lokal ... 82

4.2.2.8. Supervisi lapangan oleh manajemen... 84

4.2.2.9. Beban kerja ... 87

4.2.2.10. Sikap manajer... 88

4.2.2.11. Sikap individu ... 107

4.3. ORGANISASI RISET ... 123

4.3.1. Masukan riset untuk analisis keselamatan... 123

4.4. ORGANISASI DESAIN... 129

4.4.1. Kode mengenai desain aspek keselamatan ... 129

4.4.2. Proses tinjauan desain ... 131

APPENDIX I : SEMINAR STANDAR ASCOT... 133

APPENDIX II : ASCOT EXPANDED SEMINAR... 137

APPENDIX III : TINJAUAN ASCOT DALAM SUATU MISI ASET ... 146

APPENDIX IV : BAHASAN YANG DIANJURKAN DALAM LAPORAN ASCOT ... 148

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

The International Nuclear Safety Advisory Group (INSAG), dalam publikasinya Safety Series No. 75-INSAG-4, mendefinisikan budaya keselamatan sebagai berikut:

“Budaya Keselamatan merupakan gabungan karakteristik dan sikap dalam organisasi dan individu yang menetapkan bahwa, sebagai prioritas utama, masalah keselamatan instalasi nuklir memperoleh perhatian yang sesuai dengan kepentingannya”.

Menurut INSAG budaya keselamatan memiliki dua komponen utama dalam manifestasinya: kerangka kerja dalam hasil kerja individu, dan sikap serta tanggapan individu.

INSAG memiliki pandangan bahwa meskipun hal-hal seperti gaya dan sikap secara umum tidak nyata, namun dapat memberikan perwujudan yang nyata yang dapat digunakan untuk menguji hal-hal yang mendasar.

INSAG juga memiliki pandangan bahwa prosedur dan praktik yang baik tidak sepenuhnya cukup jika hanya dilaksanakan secara mekanik. Hal ini membawa kita pada satu tujuan: budaya keselamatan mengharuskan seluruh kewajiban yang penting bagi keselamatan dilaksanakan dengan benar, dengan kewaspadaan, pikiran yang tepat dan pengetahuan menyeluruh, penilaian yang baik, dan rasa tanggung jawab yang cukup.

(5)

Untuk dapat mengkaji budaya keselamatan dengan baik, kontribusi seluruh organisasi yang dapat memengaruhi budaya keselamatan penting untuk dipertimbangkan. Oleh karena itu, untuk mengkaji budaya keselamatan dalam berbagai jenis organisasi, pemerintah, pelaksana atau pendukung, paling tidak badan pengawas setempat, kantor pusat perusahaan, dan fasilitas nuklir itu sendiri perlu dipertimbangkan.

Tinjauan ASCOT biasanya berdasar pada tur fasilitas dan diskusi dengan ”tuan rumah”, setidaknya di badan pengawas, kantor pusat, dan di instalasi. Terutama dilaksanakan di instalasi.

Panduan ASCOT terbatas hanya berdasar pada Appendix Safety Series No. 75-INSAG-4. Seluruh pertanyaan pada appendix ini dibahas dan ditampilkan dalam panduan pertanyaan-pertanyaan dan muncul dalam panduan sebagai Pertanyaan INSAG Dasar. Sebagaimana disebutkan dalam referensi dokumen INSAG, pertanyaan tersebut dapat diperluas dan hal tersebut telah dilakukan dalam dokumen ini melalui Pertanyaan Panduan. Indikator Kunci yang juga tercantum dimaksudkan untuk menggambarkan apa yang dianggap sebagai budaya keselamatan yang baik.

Secara singkat dapat dinyatakan bahwa Panduan ASCOT dimaksudkan untuk menguji kesesuaian budaya keselamatan dalam sebuah organisasi dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam 75-INSAG-4 dan khususnya dengan indikator yang terdapat dalam appendixnya.

Dalam beberapa contoh, jika dianggap sebagai peningkatan pelayanan IAEA, maka Pertanyaan INSAG Dasar mengalami sedikit perubahan. Dalam hal ini, perubahan yang terjadi dengan jelas ditandai melalui penggunaan tanda kurung.

(6)

1.2. TUJUAN UMUM

Layanan ASCOT bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung studi pengkajian diri atas budaya keselamatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi berdasarkan prinsip dan rekomendasi Safety Series No. 75-INSAG-4. Anggota tim layanan ASCOT akan membagi pengalaman dan praktik yang baik, dan jika mungkin memberi usulan yang bermanfaat baik pada tahap persiapan atau pelaksanaan pengkajian budaya keselamatan dan/atau usulan yang berkenaan dengan temuan yang merupakan hasil pengkajian diri. Layanan ASCOT bukanlah sebuah inspeksi atau audit terhadap kumpulan kode dan standard, tetapi lebih menawarkan kesempatan untuk bertukar pengalaman dan pandangan. Bersamaan dengan hal tersebut, juga kesempatan penyebaran praktik yang baik kepada seluruh komunitas nuklir dan untuk memperbaiki konsep budaya keselamatan.

2. PENASIHAT ASCOT DAN LAYANAN PENDUKUNG

2.1. LAYANAN PENASIHAT

Tujuan layanan ASCOT yang ditawarkan IAEA adalah menyediakan berbagai pilihan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing Negara Anggota. Tujuan utama IAEA adalah untuk mendukung Negara Anggota untuk melaksanakan pengkajian terhadap budaya keselamatan masing-masing dan untuk menyediakan tenaga ahli, bantuan dan pelatihan yang diminta oleh organisasi tuan rumah. Telah diakui bahwa kebutuhan dan sumber daya dalam melaksanakan pengkajian diri ASCOT dan dalam memperoleh akses kepada praktik terbaik di dunia berbeda-beda di tiap negara. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan menyediakan layanan dukungan yang fleksibel, IAEA telah mengembangkan layanan penasehat ASCOT sebagai sarana tambahan dalam memenuhi keperluan Negara Anggota.

(7)

Penasihat ASCOT dan layanan pendukung terdiri dari pilihan sebagai berikut: 1. SEMINAR STANDARD ASCOT – meliputi kerangka kerja untuk budaya

keselamatan, metodologi pengkajian dan konsep ASCOT (Appendix I mengatur rincian seminar tentang Standard ASCOT).

2. EXPANDED ASCOT SEMINAR – meliputi topik keselamatan operasional yang lebih luas, yang terfokus pada praktik terbaik di dunia (Appendix II mengatur rincian expanded seminar).

3. TINJAUAN ASCOT – Tinjauan ASCOT yang digabungkan dengan tinjuan IAEA lain seperti ASSET (Assessment of Safety Significant Events Team) atau SRM (Safety Review Mission). (Appendix III mengatur rincian tinjauan lebih lanjut).

4. PENDUKUNG PRAPENGKAJIAN DIRI – menyediakan bantuan tenaga ahli dan nasihat sebelum pelaksanaan pengkajian diri ASCOT.

PENDUKUNG PASCAPENGKAJIAN DIRI – menyediakan bantuan tenaga ahli dan nasihat setelah pelaksanaan pengkajian diri ASCOT.

Oleh karena itu, jika Negara Anggota ingin melaksanakan pengkajian diri terhadap efektifitas budaya keselamatan, dianjurkan untuk mengajukan permohonan kepada penasihat ASCOT atau layanan pendukung. Tujuan layanan ini adalah untuk memperkenalkan dan mentransfer metodologi ASCOT kepada suatu negara dan untuk berbagi pengalaman yang didapat selama peninjauan ASCOT dan untuk menyediakan informasi lain yang berhubungan dengan budaya keselamatan atau pelaksanaan pengkajian diri.

Bantuan ini juga bisa disediakan jika diminta setelah program pengkajian diri ASCOT dilakukan untuk membantu Negara Anggota dalam merumuskan hasil, penyiapan laporan dan identifikasi penyelesaian atas isu–isu yang muncul selama pengkajian.

(8)

Dalam persiapan menghadapi tinjauan ASCOT atau layanan pendukung, peserta dari tuan rumah harus memiliki dan mengerti tentang Safety Series No, 75-INSAG-4 dan Panduan ASCOT sebelum kunjungan dilaksanakan. Demikian juga halnya perwakilan ASCOT harus mengerti segala segi yang berkaitan dengan negara pengaturan negara tuan rumah, utilitas dan organisasi pendukung utilitas yang mungkin perlu pertimbangan khusus selama proses presentasi dan diskusi.

Layanan ASCOT ini memberikan Negara Anggota berbagai pilihan yang dirancang untuk memandu anggota pada tahap sebelum ataupun sesudah pengkajian diri dengan campur tangan yang minimal dari pihak luar.

2.2. PILIHAN DALAM LAYANAN PENASIHAT

2.2.1. Pilihan 1: Seminar Standard ASCOT

Jika suatu negara tuan rumah ingin mempelajari pendekatan ASCOT dan prinsip dasarnya dalam rangka melaksanakan evaluasi diri terhadap organisasinya, alih metodologi dapat diwujudkan melalui seminar tentang Standard ASCOT. Pelayanan ini diperkirakan melibatkan dua orang tenaga ahli ASCOT selama dua hari, yang akan menyajikan pendekatan ASCOT dalam sebuah workshop dalam bentuk perkuliahan, diskusi dan latihan.

Tujuan Seminar

Saat ini dikenal luas bahwa budaya keselamatan yang baik merupakan sumbangan terhadap pengoperasian PLTN yang aman. Dalam rangka meningkatkan konsep budaya keselamatan dan tingkat kepentingannya, IAEA mengembangkan Seminar tentang Standard ASCOT. Peserta yang berasal dari badan pengawas,

(9)

organisasi pelaksana dan institusi pendukung diharapkan menghadiri seminar. Kegunaan seminar ini adalah:

- menyajikan indikator-indikator yang telah dikenal di tingkat internasional akan budaya keselamatan yang efektif

- menunjukkan pendekatan dasar dan prinsip ASCOT, yaitu metodologi untuk pengkajian budaya keselamatan

- memberikan contoh praktik yang baik ataupun buruk dari berbagai PLTN di dunia untuk memberikan gambaran contoh-contoh praktik yang didapat dari analisis kecelakaan dan tinjauan/seminar ASCOT sebelumnya, pengaruh budaya keselamatan pada keselamatan nuklir,

- memperoleh tanggapan atas praktik tingkat nasional melalui diskusi dengan peserta untuk disebarkan lebih lanjut.

Seminar berlangsung selama 2-2 ½ hari dalam bentuk workshop, di mana pencapaian tujuan dilakukan dengan cara perkuliahan, diskusi dan latihan.

Perkuliahan, diskusi, dan latihan mencakup bahasan berikut: - Konsep budaya keselamatan,

- Contoh praktik yang baik dalam budaya keselamatan, - Pembentukan kerangka kerja budaya keselamatan, - Pengkajian budaya keselamatan,

- Pertanyaan dan indikator kunci.

Rincian lebih lanjut mengenai bahasan tersebut di atas dan penyajiannya tersedia di Appendix I.

(10)

2.2.2. Pilihan 2: Expanded ASCOT Seminar

Pilihan berikutnya yang ditawarkan kepada negara anggota adalah expanded ASCOT seminar yang meliputi empat topik utama mencakup isu dan aktivitas keselamatan operasional. Seminar jenis ini diberikan IAEA dan/atau tenaga ahli yang bukan berasal dari IAEA selama empat hari kerja dan akan memberikan cakupan mendalam bersamaan dengan diskusi mengenai praktik terbaik yang mutakhir di dunia. Layanan jenis ini memberikan kesempatan pertukaran praktik yang baik dan menawarkan kepada tuan rumah bahan referensi untuk pengembangan lebih lanjut dan memperkenalkan cara penyelesaian yang baru untuk memperkuat keselamatan nuklir dan budaya keselamatan.

Dalam tiga dasawarsa terakhir, peralatan dan cara untuk menjamin keselamatan nuklir berlangsung dengan baik, dan sejalan dengan perubahan ini, penekanan dalam aktivitas keselamatan nuklir IAEA bergerak untuk memenuhi keinginan baru. Sekarang, pada umumnya organisasi telah siap untuk berbagi pengalaman mereka dan juga belajar dari orang lain melalui forum bebas. Struktur yang diajukan di dalam Expanded ASCOT Seminar mengenai Advances in Operational Safety dimasudkan untuk mencapai hal ini.

Keselamatan dapat berubah dari waktu ke waktu dan dapat diperkuat jika memperoleh perhatian dan sumber daya yang cukup dan dapat rusak jika tidak dikelola dengan baik. Merupakan kewajiban manajemen untuk memonitor praktik yang baik di seluruh dunia dan kecenderungan baru dalam keselamatan operasional dan melaksanakannya di dalam organisasi.

Pengenalan International Nuclear Event Scale (INES) merupakan langkah besar dalam menyampaikan kepada publik akan pentingnya mengetahui kejadian abnormal yang berlangsung di instalasi. Publik dan media menerima pelaksanaan seperti ini dan tampaknya cukup nyaman dengan metode pengukuran tingkat

(11)

keparahan kejadian-kejadian yang dilaporkan di instalasi nuklir. Tugas yang selanjutnya menanti komunitas nuklir adalah memastikan kembali publik dengan menunjukkan bahwa tingkat keselamatan dipantau secara ketat dan dipertahankan sebaik mungkin. Jelaslah bahwa keselamatan perlu dipantau secara transparan, namun penjelasan terbaik adalah dengan tetap menyampaikan pesan ini kepada publik. Titik awal dapat berupa penerbitan buletin rutin yang menggambarkan kemajuan dalam keselamatan operasional, bagaimana tingkat keselamatan dipantau dan apa yang telah dilakukan dalam hal peningkatan keselamatan.

Layanan ini dapat meningkatkan budaya keselamatan menjadi lebih aplikatif dan tidak sekadar konsep buram semata, dan pada saat yang sama akan membawa pendekatan baru dalam dimensi konkret keselamatan operasional, yang merupakan manifestasi budaya keselamatan pada tiap organisasi. Expanded ASCOT seminar ditujukan untuk memenuhi tugas ini, melalui pertukaran pengalaman dan penelitian, tanpa melakukan aneka pengkajian atau tinjauan organisasi. Organisasi pelaksanalah yang berkewajiban menerapkan tiap praktik yang baik dan pendekatan-pendekatan baru.

Tujuan seminar:

Tujuan utama expanded ASCOT seminar adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan konsep budaya keselamatan dan manifestasi nyatanya dalam perkembangan keselamatan operasional dengan menyebarkan praktik yang baik dan kecendrungan baru;

b) Meningkatkan dan membantu manajemen instalasi dalam persiapan, pelaksanaan, dan tinjauan pengkajian diri atas keselamatan operasional di instalasi mereka;

c) Membantu manajemen instalasi dalam persiapan sebelum menerima tinjauan eksternal secara langsung;

(12)

d) Membantu untuk mulai penerbitan buletin rutin pada publik mengenai status keselamatan nuklir di fasilitas-fasilitas pemerintah.

Durasi dan struktur seminar

Expanded ASCOT seminar berlangsung selama 4 hari kerja dan melibatkan 3 orang tenaga ahli IAEA dan atau dari pihak luar yang setiap hari akan menangani dengan satu dari beberapa topik seminar berikut:

1) Staf, Manajemen, dan Organisasi (Manajemen dan Organisasi, Budaya Keselamatan, Seleksi Staf dan Training, Training yang Lebih Menyeluruh)

2) Target, Pengamatan dan Pendukung Pelaksana (Operasi dan Kinerja Keselamatan, Prosedur, Indikator, Evaluasi Keselamatan, PSA, Manajemen Kecelakaan, Sistem Dukungan Operator).

3) Perawatan Terkait Keselamatan (Perawatan Tahan Uji, Rencana Pemutusan Aliran Listrik, Penuaan dan Peremajaan).

4) Belajar dari Pengalaman (Pertukaran dan Umpan balik yang didapat dari Pengalaman Operasi, memperbaharui dan meningkatkan sistem-sistem dan peralatan).

Setiap hari kerja terdiri atas empat sesi yang kesemuanya membahas topik yang sama:

1. Bahasan tenaga ahli.

2. Presentasi tuan rumah yang bermanfaat bagi praktik-praktik setempat. 3. Ulasan mendalam dan diskusi terstruktur atas isu-isu yang telah dipilih. 4. Diskusi dan penjelasan lebih lanjut atas isu yang dikenali partisipan.

Ulasan mendalam atas isu segala isu yang dikenal tuan rumah akan mengisi diskusi terstruktur, termasuk menangani latar belakang, dasar-dasar, pembangunan historis dan praktik terbaik dunia saat ini. Selama proses ini, pengalaman

(13)

internasional akan dijelaskan dan ditawarkan sebagai perbandingan dengan praktik-praktik organisasi tuan rumah. Praktik baik yang dikenal oleh organisasi tuan rumah akan digunakan untuk memperkaya presentasi berikutnya.

Penyerahan

Seluruh ulasan dan presentasi mendalam yang diberikan oleh tenaga ahli didasarkan pada bahan seminar tertulis yang dipersiapkan sebelumnya oleh tenaga ahli dari IAEA atau luar.

Tujuannya adalah secara perlahan mengembangkan materi ulasan ini (handouts) untuk menghasilkan 4 publikasi IAEA, masing-masing meliputi 1 topik. Publikasi ini kemudian dapat dijadikan sumber referensi bagi anggota tuan rumah dalam pengembangan jalan keluar dan/atau sebagai kumpulan praktik-praktik terbaik di dunia dan trend dalam meningkatnya keselamatan nuklir.

Penjelasan lebih lanjut dari expanded seminar ini disajikan dalam Appendix II.

2.2.3. Pilihan 3: Tinjauan ASCOT

Tinjauan ASCOT dapat dikombinasikan dengan layanan IAEA lainnya seperti ASSET (Assessment of Safety Significant Events Teams) atau SRMs (Safety Review Missions). Dalam keadaan seperti ini wakil dari ASCOT akan bergabung dengan tim. Tenaga ahli ini kemudian menarik kesimpulan atas aspek budaya keselamatan dari tinjauannya masing-masing dikombinasikan dengan temuan anggota tim lainnya yang akan, pada saat mengerjakan bagian rutin dari tinjauan mereka, memberikan perhatian lebih terhadap aspek-aspek budaya keselamatan.

(14)

Setelah analisis data budaya keselamatan diperoleh dari materi tinjauan ASSET dan sumber tambahan, temuan ASCOT diberikan pada tim ASSET sebagai tambahan dalam tinjauan kegiatan mereka. Hal ini memudahkan pertukaran informasi tambahan yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat analisis akar permasalahan dan rekomendasi tindakan korektif dari misi ASSET. Dengan cara ini elemen abstrak yang melekat pada suatu kejadian dapat dibuang dan digabung ke dalam manifestasi nyata kejadian keselamatan yang ditangani ASSET.

Dalam situasi seperti ini, di mana tinjauan budaya keselamatan dikombinasikan dengan tinjauan IAEA lainnya, lamanya pelaksanaan disesuaikan dengan durasi tinjauan tersebut (normalnya 2 atau 3 minggu). Pelaksanaan tinjauan budaya keselamatan melalui misi IAEA lainnya pada situasi seperti ini dipimpin oleh wakil ASCOT, yang akan mengkoordinasikan interaksi konstan dengan anggota tim lainnya. Karena informasi mengenai budaya keselamatan dapat diperoleh baik secara langsung atau tidak dari tiap bahasan tinjauan lainnya, peninjau akan menerima arahan dan training khusus sesuai kebutuhan pengkajian budaya keselamatan.

Bidang tertentu tinjauan dalam organisasi yang pada awalnya tidak termasuk dalam bahasan tinjauan kegiatan akan ditangani oleh wakil ASCOT. Dalam konteks ini, wakil ASCOT disamping bertukar informasi dengan peninjau lainnya, secara terpisah memusatkan perhatian melalui wawancara dengan, sebagai contoh, pekerja perusahaan, dan pemerintah atau organisasi pengawas.

Dalam penyelesaian misi gabungan ini, wakil ASCOT akan menyiapkan laporan yang dipresentasikan kepada tuan rumah pada akhir pertemuan kegiatan ini. Laporan ini membahas latar belakang dari tinjauan ASCOT, metodologi yang digunakan, analisis hasil, dan berbagai temuan budaya keselamatan. Laporan ini tunduk kepada protokol yang sama atas kerahasiaan dan distribusi sebagaimana laporan IAEA lainnya.

(15)

Penjelasan lebih lanjut atas tinjauan gabungan ini disajikan dalam Appendix III.

2.2.4. Pilihan 4: Bantuan Pengkajian Diri

Bantuan Pra-Pengkajian Diri

IAEA dapat memberikan layanan bantuan sebelum prapengkajian diri dilakukan untuk membantu Negara Anggota dalam menentukan program pengkajian diri mereka. Keuntungan yang didapat negara anggota adalah mereka memperoleh advis tenaga ahli independen dalam pelaksanaan Panduan ASCOT dan memberikan advis praktis ketika pengkajian dilakukan. Hal ini bila digabung dengan memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan staf negara tuan rumah, akan membantu menjamin diperolehnya pengkajian yang bermakna dan berguna yang dapat digunakan sebagai titik awal dalam mengembangkan keselamatan nuklir.

Tim bantuan prapengkajian dilakukan yang terdiri atas 1 hingga 2 orang tenaga ahli normalnya bekerja selama 1 minggu. Selama kurun waktu ini, tim tersebut dapat bekerja dengan semua pihak yang ingin melaksanakan pengkajian budaya keselamatan, dan dengan pihak-pihak dari organisasi yang akan dikaji. Advis praktis yang diberikan akan berhubungan dengan seksi 4 dari panduan ini termasuk pertukaran pengalaman dan pandangan organisasi yang telah melaksanakan pengkajian diri.

Bantuan ini dapat berupa:

‰ Memperkenalkan praktik-praktik pengkajian diri serta motivasi atau alasan dalam melakukan pengkajian budaya keselamatan.

(16)

‰ Deskripsi metodologi dalam melaksanakan pengkajian diri, termasuk pertimbangan sumber daya, cakupan dan kedalaman, seleksi sampel, metode pengumpulan data, pengembangan kuesioner, investigasi bukti yang kabur, sumber bukti nyata.

‰ Deskripsi metode dalam menganalisis data pengkajian berikut formulasi temuan dan kesimpulannya.

‰ Presentasi konsep budaya keselamatan kepada bagian organisasi yang akan dikaji dan/atau yang mungkin berhubungan dengan rencana kegiatan.

Di akhir layanan prapengkajian diri ASCOT, tim ini akan menyiapkan dan menyajikan laporan konsep ringkasan sebagai bantuan yang diberikan pada wakil tuan rumah, bermacam panduan yang tumbuh serta contoh praktik-praktik baik kepada tim pengkajian tuan rumah.

Laporan ini bersifat rahasia sampai diperiksa oleh tuan rumah, disimpulkan oleh tim ASCOT, dan diumumkan oleh negara tuan rumah.

Bantuan Pasca-Pengkajian Diri

IAEA dapat pula menyediakan layanan berupa bantuan pascapengkajian diri untuk membantu Negara Anggota dalam menganalisis temuan yang didapat dari pengkajian diri budaya keselamatan mereka dan merancang strategi pengembangan. Keuntungan yang didapat Negara Anggota adalah mereka memperoleh advis tenaga ahli independen dalam merumuskan strategi perbaikan dan advis praktis metode mengimplementasikan tindakan menuju perbaikan. Hal ini bila digabung dengan memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan staf negara tuan rumah, akan menjamin keberhasilan rencana tindakan yang dikembangkan.

Tim bantuan pascapengkajian yang terdiri atas 1 hingga 2 orang tenaga ahli normalnya bekerja selama 1 minggu. Selama kurun waktu tersebut, tim tersebut dapat dihubungi untuk berdiskusi mengenai data atau temuan pengkajian diri dan/atau

(17)

rencana tindakan yang telah dirumuskan. Tujuan diskusi adalah saling berbagi pengalaman internasional mengenai pengkajian budaya keselamatan, pertukaran pandangan mengenai rencana peningkatan yang diajukan, dan memberikan bantuan pada tim pengkajian diri dalam membentuk, menyajikan dan mengimplementasikan rencana-rencana peningkatan.

Layanan ini juga dapat (bila memungkinkan) membantu dalam mengevaluasi perkembangan rencana tindakan melalui tukar menukar pengalaman dengan Negara Anggota dalam masalah ini.

Tim bantuan pascapengkajian diri ASCOT akan menyiapkan dan menyajikan konsep ringkasan laporan pada tuan rumah berupa gambaran bantuan yang diberikan pada wakil tuan rumah, panduan yang diberikan, dan contoh praktik baik kepada tim pengkajian tuan rumah.

Laporan ini bersifat rahasia sampai diperiksa oleh tuan rumah, disimpulkan oleh tim ASCOT, dan diumumkan oleh negara tuan rumah.

3. KONSEP-KONSEP DAN PENILAIAN TERHADAP BUDAYA KESELAMATAN

3.1. KONSEP-KONSEP

Safety Series No. 75-INSAG-4 mengidentifikasikan suatu pendekatan mendalam terhadap budaya keselamatan. Hal ini merupakan kombinasi dari berbagai karakteristik dan sikap, dari pemerintah hingga setiap individu di instalasi, yang memungkinkan tumbuhnya budaya untuk mengedepankan isu-isu keselamatan sesuai dengan prioritasnya. Pemerintah dan regulator menyediakan panduan keselamatan

(18)

baku yang dibutuhkan. Organisasi yang merancang dan membangun instalasi serta mereka yang memberikan bantuan teknis juga memberikan dampak yang besar terhadap kinerja keselamatan instalasi saat beroperasi. Fasilitas yang ada juga ikut berpengaruh dalam kebijakan masalah-masalah keselamatan. Kemudian instalasi harus berjalan dalam batasan-batasan eksternal yang ditetapkan ini. 75-INSAG-4 dengan jelas menyatakan bahwa budaya keselamatan sering kali berkaitan dengan kinerja individu tetapi di dalam suatu lingkungan yang sangat dipengaruhi dari luar instalasi itu sendiri. Oleh karenanya, penilaian yang efektif terhadap budaya keselamatan mesti pula mempertimbangkan pihak-pihak eksternal instalasi.

Budaya keselamatan adalah karakteristik yang dibutuhkan dalam memperoleh keselamatan di instalasi nuklir, sehingga haruslah mungkin untuk selalu dapat mengukur statusnya untuk meningkatkan dan mempertahankan level tersebut seoptimal mungkin. Pengukuran ini harus konsisten dengan tren umum yang berlaku dalam operasi instalasi sejenis, sedemikian sehingga adanya masalah keselamatan operasional dapat ditelusuri hingga masalah budaya keselamatan. Bagaimanapun, tindakan bijaksana yang dapat dilakukan adalah dengan mengantisipasi dan coba mengidentifikasi indikator-indikator yang dapat memberikan peringatan sebelum terjadi suatu masalah. Indikator-indikator ini tidaklah menilai budaya keselamatan pada organisasi tertentu, tetapi mengindikasikan kebutuhan akan proses menemukan kesalahan untuk meningkatkan beberapa dari kontributor berbeda terhadap budaya keselamatan. Proses ini sangat spesifik pada tiap organisasi dan harus saling menghubungkan pengaruh berbeda dengan cara serupa seperti telah dijelaskan sebelumnya.

Untuk memperoleh suatu metodologi dalam menilai atau meningkatkan pengetahuan akan budaya keselamatan pada instalasi tertentu, berbagai usaha harus dilakukan untuk menghubungkan sifat dan konsep pada fakta yang terkait dengan operasi suatu instalasi. Bila hubungan ini terjadi, akan memberikan dasar untuk

(19)

menilai keefektifan budaya keselamatan pada kasus-kasus spesifik. Hal ini akan jelas memberi manfaat dalam memahami prinsip-prinsip budaya keselamatan, yang biasanya abstrak.

3.2. STRUKTUR DAN APLIKASI PANDUAN-PANDUAN ASCOT

Dalam menentukan keefektifan budaya keselamatan pada suatu instalasi, perlu pula untuk menyertakan organisasi-organisasi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap aktivitas dan pengambilan keputusan dalam operasionalnya. Hal ini termasuk, tapi tidak terbatas pada, agensi-agensi pemerintahan, manajemen perusahaan, dan organisasi pendukung. Tidak ada aturan ketat yang ditetapkan untuk menangani organisasi-organisasi ini, namun, mungkin dibutuhkan pengesahan atau penjelasan dari mereka sebagai respon operasional organisasi. Badan ini mungkin terletak pada jarak yang jauh dari instalasi dan seorang wakil dari tiap badan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan selama pemantauan instalasi. Apapun bentuk komunikasi yang dipilih, pemantau perlu memperoleh gambaran yang jelas akan hal tersebut.

Oleh karena sistem pemantauan lainnya meliputi aspek yang lebih konkret akan keselamatan, “pemantauan internal ASCOT” harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti sikap, moral, motivasi, dan komitmen terhadap keselamatan yang biasanya tidak dipertimbangkan dalam pemeriksaan langsung. Tujuannya adalah memperoleh pengetahuan dan pemahaman akan persepsi dan pengalaman yang dapat meningkatkan atau menurunkan kinerja optimal keselamatan. Untuk memperoleh informasi seperti ini, perlu untuk mengumpulkan contoh opini-opini yang dapat mewakili, fakta, dan persepsi dari staf instalasi dan pihak-pihak terkait. Memilih sumber informasi mesti dilakukan secara hati-hati dalam skala waktu yang ditetapkan untuk pemantauan internal ASCOT. Hal ini membutuhkan kerja sama penuh dengan semua pihak yang terlibat.

(20)

Di instalasi, jika perlu, setelah melakukan kunjungan instalasi dan tinjauan dokumentasi, anggota tim harus menjadwal waktu mereka dan memulai diskusi terstruktur dengan manajer dan staf terpilih. Panduan ASCOT mengemukakan contoh berbagai pertanyaan beserta garis besar pertanyaan yang dianjurkan untuk memandu pemantau dalam menentukan sikap-sikap dan persepsi yang memengaruhi budaya keselamatan.

Tiap bagian pertanyaan dalam panduan diberikan awalan sebagai mana dinyatakan dalam catatan berikut yang menggambarkan tingkat dan organisasi yang masuk ke dalam cakupan spesifik dari suatu pertanyaan.

I - Individual-Individu (menjalankan instalasi di bawah golongan manajerial) M - Management-Manajemen (menjalankan instalasi di atas tingkat individu) C - Corporate-Perusahaan (kantor pusat pelaksana)

R - Regulator/Government-Pengawas/Pemerintah (izin regulator) S - Supporting organizations-organisasi pendukung (riset/desain)

Hal ini merupakan bidang pertanyaan yang direkomendasi dan dapat diubah untuk menyesuaikan dengan pemantauan ASCOT.

Pemantau ASCOT harus mengumpulkan tanggapan dari tiap tingkatan dan informasi alternatif pendukung untuk membangun respon yang akurat dari suatu permasalahan. Pertanyaan yang ada dikembangkan secara spontan oleh tim untuk memastikan bahwa fakta dan pernyataan tersebut sah. Pengamatan yang tepat harus diberikan selama proses ini. Pada interval yang rutin, anggota tim harus membandingkan pengamatan dan mengembangkan strategi untuk menyelesaikan bidang-bidang yang belum diselesaikan dalam penilaian. Tim tersebut sepatutnya

(21)

menggelar rapat rutin dengan manajemen selama peninjauan untuk menyampaikan pada mereka poin penting sebelum menyiapkan dan menyajikan konsep laporan.

Tiap bagian dari panduan spesifik ASCOT berisi catatan indikator-indikator kunci. Hal ini digunakan sebagai panduan bagi pemantau atau pihak lainnya dalam menekankan pentingnya poin-poin tertentu dalam penilaian budaya keselamatan. Catatan ini tidaklah bersifat menyeluruh dan secara terbatas hanya mencakup kata-kata kunci atau frase yang berpengaruh pada efektifitas budaya keselamatan.Tinjauan berurutan dapat memperluas indikator kunci ini dengan tujuan mengembangkan beragam saran yang lebih komprehensif yang akan membantu dalam memperkuat budaya keselamatan. Pemantau harus menghindari pertanyaan-pertanyaan dalam batasan yang sempit dan mendorong timbulnya diskusi spontan dari mereka yang sedang diwawancarai.

Metode penilaian yang dilakukan terlepas dari apakah yang dinilai sendiri atau kombinasi pemantauan IAEA didasarkan pada pertimbangan bahwa budaya keselamatan merupakan gabungan sikap terbaik dari tiap organisasi atau kontribusi individu terhadap keselamatan instalasi nuklir. Dengan demikian, mengukur atau menilai keefektifannya terbaik dilakukan dengan jalan menjalin kominikasi dengan berbagai kelompok organisasi yang berbeda, baik itu pemerintahan, pihak yang menjalankan beserta pendukung.

Pemantauan budaya keselamatan harus diawali dengan diskusi di kantor pemerintah/pengawas. Selama diskusi ini, komitmen pemerintah/pengawas terhadap keselamatan dan kebijakan keselamatan mereka dibicarakan. Diskusi di kantor pemerintah/pengawas ini harus dalam pengertian umum dengan mengikuti pertanyaan-pertanyaan dan persoalan yang digambarkan dalam seksi 4.1 dalam panduan ASCOT.

(22)

Setelah mengunjungi pengawas, kunjungan selanjutnya adalah ke kantor pusat perusahaan, untuk menilai komitmen korporasi terhadap keselamatan, pandangannya terhadap kebijakan keselamatan, dan interaksinya dengan instalasi. Di level korporasi, diskusi dapat dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan yang tertera dalam bab 4.2.1 Panduan ASCOT.

Pemantauan di lingkungan instalasi baik yang dilakukan IAEA atau yang dilakukan secara mandiri diawali dengan melihat gambaran awal. Manifestasi tertentu atas budaya keselamatan akan langsung tampak dalam inspeksi ke instalasi dan dengan meninjau dokumentasi. Instalasi-instalasi yang terlihat tidak dirawat baik mungkin budaya keselamatannya akan berkembang secara signifikan. Sebaliknya, kesan keseluruhan yang bagus dari kunjungan awal dapat menjadi indikasi positif dalam budaya keselamatan yang efektif.

Dengan memerhatikan faktor ini, penilaian konkret akan budaya keselamatan harus mengikutsertakan inspeksi awal dan gambaran dokumentasi. Daftar berikut ini dapat menjadi titik awal:

Tur instalasi:

‰ Kontrol access: efisiensi, keefektifan

‰ Kondisi umum instalasi: kebocoran, pencahayaan, rambu

‰ Perawatan: sampah, daerah penyimpanan, kebersihan

‰ Penggunaan peralatan pelindung: topi pengaman, pelindung telinga dan film badge, penggunaan catatan peringatan, dll.

‰ Sikap awas dan waspada dari staf ruang kontrol

‰ Ketersediaan prosedur dan manual: di ruang kontrol dan instalasi

(23)

‰ Buku log dan dokumentasi terkait

‰ Catatan operasi dan perawatan

‰ Jumlah cacat instalasi dan catatan perubahan yang tak selesai

‰ Keberadaan program latihan untuk aktivitas yang berhubungan dengan keselamatan

‰ Kemudahan kebijakan keselamatan (perusahaan dan korporasi)

‰ Konsistensi kebijakan keselamatan dengan konsep budaya keselamatan

‰ Kebijakan instalasi dalam hal prosedur berikut pelaksanaannya

‰ Dokumen yang berkenaan dengan pertanggungjawaban isu-isu keselamatan

‰ Struktur organisasi

‰ Keberadaan komite tinjauan keselamatan perusahaan termasuk agendanya, keahliannya, dan keterlibatan dalam manajemen instalasi.

Setelah gambaran awal, pengkajian utama budaya keselamatan dan kesimpulan utama dapat ditentukan melalui diskusi dan wawancara dengan pekerja mengikuti pertanyaan dan indikator panduan ASCOT.

Pertanyaan yang diajukan dimaksudkan untuk membuka diskusi dan penjelasan. Pertanyaan aktual yang ditanyakan perlu disesuaikan dengan pekerjaan seseorang yang sedang diwawancarai sehingga tetap sesuai dengan pengalaman praktis orang tersebut. Dalam tiap situasi disediakan catatan untuk membimbing peninjau sehingga pertanyaan tambahan dapat diajukan bila perlu. Indikator penting budaya keselamatan dicatat sehingga berbagai tanggapan dapat dinilai sebagai indikasi keefektifan budaya keselamatan. Penggunaan skoring atau pemeringkatan berdasarkan angka dihindari karena tujuannya adalah menekankan area-area yang perlu ditingkatkan daripada membandingkan satu instalasi dengan lainnya.

Tim pengkajian harus mengonsentrasikan diskusi dan evaluasi mereka pada sikap dan pengetahuan individu dan kelompok dibandingkan pada isi teknis prosedur dan sistem.

(24)

Dalam melaksanakan wawancara, tim pengkajian harus memerhatikan bahwa budaya keselamatan instalasi harus melingkupi aspek-aspek keselamatan reaktor, radiologi, dan konvensional.

Responden tidak selalu mempunyai kemampuan seperti ini, karenanya tim pengkajian mesti menggunakan terminologi tepat untuk memastikan jawaban responden telah mencakup segala aspek keselamatan instalasi.

Kuesioner sebagai metode yang digunakan untuk menjangkau sejumlah besar pekerja dalam sebuah organisasi digunakan dengan sukses di beberapa negara. Kuesioner ini dapat bersandarkan pada Panduan ASCOT sebagai struktur alternatif, yang harus dikombinasikan dengan kunjungan instalasi dan kumpulan data konkret.

3.3. PENGKAJIAN

Masalah terbesar yang dihadapi seseorang dalam mengkaji budaya keselamatan adalah bagaimana mengidentifikasi, dalam jangka waktu yang pendek, bukti konkret dari satu konsep penting yang masih kabur. Hal ini dapat dilakukan meski memerlukan analisis menyeluruh dan tidak semata berupa pemeriksaan dokumentasi dan kajian sistem manajemen. Di samping itu, dibutuhkan pula kumpulan informasi yang lalu dapat dikaitkan dengan karakteristik budaya keselamatan yang disajikan dalam 75-INSAG-4. Hubungan ini tidaklah mudah diidentifikasi dan sering kali unik. Sebagai contoh, suatu kualitas atau konsep biasanya memengaruhi beberapa fakta dan sulitnya menentukan besarnya pengaruh konsep yang berbeda tersebut dalam fakta yang bisa diukur.

Ambil contoh pertanyaan dalam melakukan audit. Aktivitas ini berjenjang melalui berbagai tingkatan yang telah disebutkan sebelumnya. Kebanyakan instalasi mempunyai program audit teknis. Biasanya, persyaratan untuk melakukan audit

(25)

berasal dari korporasi atau bahkan setingkat badan pengawas. Pekerjaan audit sering kali berhubungan dengan pemeriksaan praktik-praktik terkait keselamatan. Di level dokumentari saja, sungguh sederhana bila melihat program audit, laporan yang telah diberikan, dan pengesahan atas tindakan koreksi yang dilakukan. Namun, ada banyak aspek lain yang dapat dikaji menyangkut budaya keselamatan:

1) Apakah pihak yang diaudit menganggap auditor tersebut secara teknis kompeten? 2) Apakah manajer memberikan dukungan atas pelaksanaan audit pada stafnya?

Apakah mereka menjelaskan kebutuhan pelaksanaan audit?

Apakah mereka menyediakan waktunya untuk briefing dengan auditor?

3) Apakah laporan audit disampaikan dengan staf yang berhubungan, khususnya dengan mereka yang berpartisipasi aktif?

4) Apakah tindakan korektif yang ditemukan auditor didiskusikan dengan seksama dan, begitu diterima, apakah juga dikerjakan dengan semestinya?

5) Apakah auditor menghargai praktik yang baik dan apakah penghargaan seperti ini disampaikan?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dapat diperoleh pemahaman apakah pekerjaan audit tersebut telah secara langsung dilaksanakan untuk mematuhi kebijakan atau persyaratan-persyaratan badan pengawas; atau digunakan sebagai tambahan sarana untuk merangsang perhatian dan meningkatkan partisipasi aktif dalam hal keselamatan. Tersebut terakhir merupakan indikasi kuat akan budaya keselamatan.

Indikator budaya keselamatan penting lainnya adalah kesadaran untuk berusaha keras memperbaiki diri. Tiap manajemen instalasi sepatutnya memikirkan kemungkinan-kemungkinan meningkatkan keselamatan; yang dapat memberi kepuasan. Dorongan untuk bertanya sistem-sistem yang berlaku dan berusaha menjadi lebih baik, yang dalam prosesnya diikuti dengan dukungan dan komitmen

(26)

manajemen, merupakan indikasi akan budaya keselamatan. Berikut ini merupakan daftar bahasan-bahasan yang mungkin dapat diperiksa dalam program peningkatan (daftar ini tidak menyeluruh):

1) Training: meningkatkan waktu yang dialokasikan, jumlah orang yang diberikan pelatihan. Meningkatkan kualitas training atau meningkatkan sistem kualifikasi yang dimaksudkan untuk memeriksa bahwa kompetensi tersebut adalah hasil dari penyelenggaraan training.

2) Peningkatan teknis: hal ini dapat meningkatkan kualitas prosedur atau memperkenalkan metodologi pengkajian keselamatan yang baru.

3) Mencoba mengantisipasi permasalahan: telah diterima luas bahwa pada setiap insiden keselamatan yang serius terdapat sejumlah besar kejadian yang “nyaris gagal”. Program yang ditujukan untuk melaporkan dan belajar dari kejadian yang “nyaris gagal” merupakan praktik keselamatan yang baik.

4) Instalasi dan peningkatan operasional: hal ini dapat sangat luas, bervariasi dari modifikasi instalasi aktual (yang harus diatur secara ketat) menuju tercapainya peningkatan dalam lingkungan kerja.

5) Pengembangan indikator: Sering kali dikatakan bahwa apa yang tidak dapat diukur menjadi tidak dapat ditangani. Ada banyak yang instalasi menggunakan bermacam-macam indikator, beberapa berhubungan dengan keselamatan. Tidak ada satupun yang sempurna, tapi indikator-indikator tersebut dapat digunakan dalam mengindikasikan trend kinerja keselamatan.

Pertanyaan-pertanyaan mengenai audit dan program peningkatan yang didiskusikan di atas adalah contoh yang menunjukkan bagaimana metodologi ASCOT dapat memperoleh indikasi sesungguhnya akan budaya keselamatan yang tidak dapat diidentifikasi hanya dengan memeriksa ketaatan dan kepatuhan pada prosedur. Berbagai konsep dan metode ini mesti diperhatikan saat menjawab pertanyaan yang terkandung dalam seksi berikutnya.

(27)

3.4. LAPORAN PENGKAJIAN

Tim pengkajian harus memersiapkan laporan ringkas di akhir pengkajian. Isi laporan pengkajian ASCOT yang dianjurkan tersaji di Appendix IX. Laporan ini, baik itu berupa laporan pengkajian diri atau tinjauan gabungan IAEA, harus menekankan pada area budaya keselamatan yang kuat atau yang dapat diperkuat. Bila memungkinkan laporan ini harus memberikan saran spesifik yang dapat memandu manajemen instalasi untuk memperkuat dan memulai peningkatan yang diperlukan. Laporan tersebut harus menghindari adanya pemeringkatan, penilaian, atau perbandingan dengan instalasi lainnya karena hal ini tidak dipandang sebagai cara berjuang yang konstruktif menuju peningkatan. Sebaliknya, laporan tersebut harus menunjukkan praktik-praktik baik yang dapat diadopsi pihak lain untuk mencapai budaya keselamatan yang efektif.

Pada tinjauan kombinasi IAEA, tim ASCOT akan menyajikan dan memberikan tuan rumah konsep laporan dari temuan pengkajian. Laporan ini bersifat rahasia sampai diperiksa oleh tuan rumah, disimpulkan oleh tim ASCOT, dan diumumkan oleh negara tuan rumah.

4. PANDUAN ASCOT: INDIKATOR BUDAYA KESELAMATAN DAN PERTANYAAN

Panduan ini didasarkan pada Appendix dalam Safety Series No. 75-INSAG-4. Semua pertanyaan yang tertera dalam appendix ini diperhatikan tetapi sebagaimana yang disebutkan di dokumen referensi, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diperluas. Kesulitan yang mungkin muncul adalah menggunakan sejumlah pertanyaan

(28)

ini di waktu yang tersedia. Pemilihan item-item tertentu yang signifikan harus dilakukan melalui diskusi ASCOT.

4.1. PEMERINTAH DAN ORGANISASINYA

4.1.1. Komitmen pemerintah terhadap keselamatan

Dalam kerangka kerja budaya keselamatan pengaruh pemerintah dan legislasinya membentuk dasar penting di mana kebijakan pengawasan, pendanaan, dan pengumuman publik diputuskan. Berbagai pertanyaan dan indikator kunci berikut memberikan kerangka kerja di mana pemahaman mengenai situasi yang terjadi dapat dibentuk. Pertanyaan mengenai hal lainnya dapat muncul selama diskusi dengan wakil pemerintah dan harus pula ditangani bila ada pengaruhnya terhadap operasi instalasi. Kesempatan untuk memastikan atau melakukan konfirmasi atas informasi yang diperoleh dari tempat lain mesti dilakukan; namun, tujuan utama yang tak boleh dilupakan adalah menekankan pentingnya praktik yang baik dan peningkatan keselamatan instalasi. Merupakan suatu keuntungan untuk meminta dan mempelajari aturan hukum yang relevan sebelum tinjauan ASCOT dilakukan.

Q 1 (CMR)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah badan legislasi memuaskan? Adakah terlalu banyak kendala dalam melakukan amandemen peraturan yang diperlukan? Apakah aturan hukum dan pernyataan kebijakan pemerintah menekankan keselamatan sebagai persyaratan penggunaan tenaga nuklir? Adakah contoh interferensi yang berlebihan dalam aspek teknis keselamatan?

(29)

‰ Apakah mekanisme dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merubah aturan hukum nuklir Anda?

‰ Seberapa luas peran pemerintah dalam hal kontrol dan pengelolaan tenaga nuklir? Apakah wewenang dan tanggung jawab badan pengawasan jelas dimengerti oleh tiap pihak? Apakah jalur komunikasi antara pemerintah, badan pengawasan, dan utilitas diatur dengan baik?

‰ Apakah pengalaman dan kualifikasi yang dimiliki manajemen badan pengawas? Apakah kriteria yang digunakan untuk menyeleksinya? Apakah pelaksanaan audit secara rutin juga dipertimbangkan?

‰ Apa peran badan pengawasan dalam konstruksi dan operasi instalasi nuklir yang dijelaskan dalam aturan hukum?

‰ Apakah tanggung jawab badan pengawasan dalam mengkaji desain standar keselamatan dan desain yang diajukan merupakan bagian dari prosedur pemberian lisensi?

‰ Seperti apakah proses pemberian lisensi untuk membangun dan mengoperasikan instalasi nuklir di Negara Anda?

‰ Bagaimana pelaksanaan pengkajian tingkat keselamatan instalasi nuklir dilakukan?

‰ Bagaimanakah kajian desain dan dokumentasi keselamatan operasional yang diperlukan oleh

(30)

badan pengawasan sebagai bagian dari proses pemberian lisensi?

‰ Seberapa relatif familiar apakah persyaratan-persyaratan administratif dan teknikal badan pengawasan terhadap desain, konstruksi, proses, dan operasi instalasi nuklir?

‰ Bagaimana penegakan hak oleh badan pengawasan dijelaskan dalam aturan hukum? Bila terjadi perselisihan antara pengawas dan pelaksana, metode apa yang digunakan untuk menyelesaikan hal ini? Pernahkah terjadi sebelumnya?

‰ Bagaimana kebijakan pemerintah dalam hal keselamatan terhadap produksi listrik? Divisi apa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas ini di negara tersebut?

Indikator Kunci:

‰ Jelas, pernyataan ringkas dengan cukup penekanan pada keselamatan sebagai persyaratan.

‰ Umpan balik dari staf dan pengawas, tanpa adanya gangguan dalam hal keselamatan.

‰ Adanya badan pengawasan independen dengan SDM yang cukup disertai penegakan hak, dijelaskan dalam aturan hukum.

‰ Badan pengawasan mempunyai standar

keselamatan dan/atau instruksi yang menunjukkan praktik-praktik pengawasannya dengan cukup terinci.

(31)

‰ Secara periodik badan pengawasan mengkaji keselamatan instalasi nuklir atas standar keselamatan yang telah dijelaskan.

Q 2 (CMR)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah anggaran bagi badan pengawasan terjaga dari pengaruh inflasi, dengan adanya pertumbuhan industri dan dengan meningkatnya permintaan yang lain? Apakah dana tersebut cukup untuk mempekerjakan staf dengan kompetensi yang cukup? Apakah pemerintah memberikan dana yang cukup untuk penelitian keselamatan yang diperlukan? Apakah hasil penelitian tersebut dapat diakses negara lain?

Pertanyaan Panduan:

‰ Apakah Anda mempunyai staf penuh yang saling melengkapi?

‰ Seperti apakah pola alokasi aktual anggaran selama lima tahun terakhir?

‰ Bagaimana pendanaan badan pengawasan Anda?

‰ Apa yang terjadi pada alokasi pendanaan bila terjadi peristiwa tak terduga yang membutuhkan uang lebih dari pemerintah?

‰ Apakah Anda menerima dana saat

menyebarluaskan hasil penelitian ke negara lain?

‰ Bagaimana perubahan pemerintah dapat memengaruhi badan pengawasan dan aturan hukum nuklir?

(32)

‰ Tingkat perekruitan pekerja yang cukup dan rendahnya tingkat pergantian pekerja yang kompeten. Rencana dan hasil riset terdokumentasi agar dihasilkan riset yang tepat dalam hal keselamatan.

‰ Trend positif dalam hal pendanaan bagi organisasi yang meneliti.

‰ Pertukaran kunjungan penelitian dan teknis dengan Negara atau agensi lain

Q 3 (R)

Pertanyaan INSAG Dasar: Seberapa bebaskah pertukaran informasi keselamatan dapat dilakukan dengan negara lain? Apakah negara tersebut mendukung aktivitas internasional seperti program IAEA Incident Reporting Sistem (IRS), the Operational Safety Review Teams (OSART) dan Assessment of Safety Significant Events Teams (ASSETS)?

Pertanyaan Panduan:

‰ Dengan pihak mana sajakah pertukaran informasi keselamatan Anda lakukan di seluruh dunia?

‰ Bagaimana bentuk dukungan afiliasi negara tersebut terhadap organisasi internasional seperti IAEA, INPO, WANO, grup pemilik, dan lain-lainnya?

‰ Apakah Anda memiliki akses berkala terhadap informasi industri nuklir?

‰ Untuk sumber daya mana akses yang Anda peroleh berlaku?

(33)

‰ Pembatasan apa yang berlaku dalam penyebaran data instalasi nuklir?

Indikator Kunci:

‰ Partisipasi dalam program internasional dan sistem yang berlaku dalam analisis dan pengumpulan data.

‰ Kunjungan berulang ke negara lain

‰ Keberadaan program-program pertukaran

‰ Fasilitas penelusuran literatur bagi para staf

‰ Publikasi penelitian staf

4.1.2. Badan Pengawasan

Pengawas menetapkan persyaratan yang sangat bervariasi pada tiap-tiap negara dan sulit digeneralisir; namun, berbagai indikator kunci dan pertanyaan berikut didesain untuk menarik respon yang akan membantu tim dalam menentukan pengaruh pengawas terhadap kinerja keselamatan instalasi. Mesti pula diperhatikan untuk tidak mengevaluasi atau membandingkan gaya pengawasan antarnegara. Budaya keselamatan harus berkembang baik dalam organisasi pengawasan termasuk stafnya dan harus dijelaskan dalam statemen kebijakannya masing-masing. Komitmen yang kuat untuk mengimplementasikan aturan hukum dan bertindak dalam meningkatkan keselamatan instalasi dan proteksi individu, publik serta lingkungan merupakan elemen penting dari suatu budaya keselamatan pengawasan yang positif. Pengaruh pengawas di tingkat korporasi dan instalasi dari sebuah utilitas ditentukan dalam batasan-batasan pertanyaan yang diajukan, diskusi, dan gambaran ringkas dokumentasi yang tidak terbatas pada perasaan intuitif. Bila badan pengawasan dikaji secara terpisah dari instalasi, penekanan harus diberikan atas batasan-batasan sosial dan nasional yang mendominasi otoritas pengawasan. Berbagai elemen dari pertanyaan instalasi dapat pula diadaptasi badan pengawasan sebagai tinjauan terpisah, tujuannya tetap sama, yakni mengkaji budaya keselamatan.

(34)

Q 1 (RCM)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah tujuan keselamatan pengawasan dinyatakan secara jelas dan cukup bermakna sehingga tujuan-tujuan tersebut tidak terlalu umum atau terlalu sempit? Apakah mereka membiarkan adanya keseimbangan antara inovasi dan kepercayaan diterapkan pada suatu teknik yang sudah terbukti?

Pertanyaan Panduan:

‰ Permasalahan apa yang pernah timbul atas pengaplikasian persyaratan pengawasan?

‰ Bagaimana otoritas dan tanggung jawab badan pengawasan dapat dimengerti oleh instalasi?

‰ Bagaimana penjelasan akan cakupan aktivitasnya?

‰ Apakah Anda merasakan hal tersebut terlalu mengekang? Terlalu longgar?

‰ Perubahan apa yang ingin Anda lihat atas peraturan pengawasan?

Indikator Kunci:

‰ Pemahaman yang jelas dan diterima oleh staf instalasi atau persyaratan pengawasan.

‰ Umpan balik yang positif dari korporasi dan staf instalasi dalam mengaplikasikan peraturan pengawasan.

Q 2 (RCM)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah komentar mengenai persyaratan badan pengawasan diperlukan dari badan yang berkompeten?

(35)

Apakah komentar tersebut telah cukup sering diperhatikan untuk mendorong pernyataan selanjutnya? Pertanyaan Panduan:

‰ Sistem apa yang digunakan dalam mengumpulkan komentar mengenai isu-isu pengawasan?

‰ Seberapa sering Anda menjelaskan mengenai persyaratan-persyaratan pengawasan? Untuk efek apa?

‰ Apakah dasar dikeluarkannya kebijakan pengawasan?

‰ Bagaimana itu disahkan? Indikator Kunci:

‰ Sistem tinjauan yang mapan dan terdokumentasi untuk menerima komentar dan input dari badan lainnya.

Q 3 (R)

Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah proses logis serta dapat diprediksi dalam menghadapi isu-isu yang membutuhkan pertimbangan faktor-faktor ekonomi dan keselamatan?

Pertanyaan panduan:

‰ Seperti apakah proses dalam menangani isu dengan pertimbangan keselamatan dan komersial? Apakah hal ini dipahami dengan baik? Di mana hal ini terdokumentasi?

‰ Apakah badan pengawasan mampu menghentikan produksi secara sepihak bila keselamatan terancam? Pernahkah hal ini terjadi sebelumnya?

Indikator Kunci:

‰ Tinjauan rutin pihak ketiga mengenai persyaratan-persyaratan pengawasan.

(36)

‰ Komentar dipublikasikan dalam aturan hukum pengawasan.

Q 4 (RCM)

Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah catatan penundaan proyek atau penghentian produksi karena kurang jelasnya persyaratan pengawasan atau keputusan pengawasan yang kurang tepat?

Pertanyaan Panduan:

‰ Berapa kali penundaan telah terjadi oleh karena batasan-batasan yang ditetapkan pengawas?

‰ Kesempatan bertanya seperti apa yang dimiliki utilitas saat terjadi penundaan oleh pengawas?

Indikator Kunci:

‰ Umpan balik positif dari staf utilitas mengenai penundaan yang terjadi karena pengawasan.

‰ Kebijakan pengawasan yang efektif dalam meminimalkan penundaan dan meninjau kesepakatan.

‰ Pertemuan rutin utilitas dan pengawas untuk menangani isu-isu keselamatan.

‰ Representasi lokasi dari pengawas dan sistem pemanggilan yang baik.

Q 5 (R)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah praktik-praktik pengawasan secara umum berjalan konsisten dengan tujuan program IAEA, yakni Nuclear Safety Standards (NUSS)?

(37)

‰ Berlandaskan model seperti apa sistem pengawasan Anda?

‰ Apakah perbedaan, bila ada, antara praktik pengawasan Anda dengan sistem IAEA (NUSS)? Indikator Kunci:

‰ Korelasi yang baik antara IAEA (NUSS) dan persyaratan pengawasan?

Q 6 (R)

Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah program pendidikan dan training bagi staf pengawasan?

Pertanyaan Panduan:

‰ Bagaimanakah substansi program rekruitmen dalam hal kualifikasi dan pengalaman bagi staf badan pengawasan yang baru?

‰ Bagaimana substansi dan berapa lama program training tersebut? Apakah program tersebut juga membahas prinsip-prinsip nuklir, pengetahuan instalasi, ketrampilan inspeksi, dan on the job training?

‰ Bagaimana Anda mempertahankan pengalaman dan teknologi instalasi staf pengawasan Anda agar tetap up to date?

Indikator Kunci:

‰ Program pendidikan dan pelatihan yang mapan

‰ Standar training staf yang diaudit dan direvisi secara berkala

‰ Ketersediaan dan penggunaan dokumen

(38)

‰ Kehadiran di kursus-kursus penting, misal, kursus yang diadakan IAEA.

Q 7 (R)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah badan pengawasan berpartisipasi secara aktif dalam berbagai aktivitas internasional yang relevan? Pertanyaan Panduan:

‰ Bagaimana program Anda ketika berpartisipasi dalam konferensi internasional mengenai nuklir?

‰ Bagaimanakah kunjungan ke luar negeri direncanakan, dimotivasikan, dan disetejui? Siapa yang diperbolehkan melakukan kunjungan tersebut?

‰ Bagaimana pendanaan badan pengawasan? Indikator Kunci:

‰ Aktivitas internasional yang mengesankan

‰ Publikasi paper dan presentasi dalam pertemuan-pertemuan penting. Partisipasi dalam tinjauan keselamatan internasional.

Q 8 (RCM)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah laporan mengenai permasalahan keselamatan yang penting, dipublikasikan secara rutin oleh badan pengawasan? Apakah badan pengawasan secara rutin mempublikasikan tinjauan ringkas mengenai kinerja keselamatan instalasi?

Pertanyaan Panduan:

‰ Bagaimana Anda memastikan bahwa isu-isu keselamatan yang penting dapat diakses publik, instalasi, dan negara-negara lainnya?

(39)

‰ Seperti apakah kebijakan pengawasan dalam dalam hal publikasi data kinerja keselamatan instalasi.

‰ Seperti apakah persiapan untuk secara tepat waktu mengumumkan serta menyebarkan informasi jika terjadi insiden dan kecelakaan?

Indikator Kunci:

‰ Laporan keselamatan rutin dipublikasikan

‰ Program yang disusun untuk mengumpulkan data keselamatan instalasi dan kecendrungan hasil untuk penyebaran.

Q 9 (RCM)

Pertanyaan INSAG Dasar: Seperti apakah hubungan dengan pemegang lisensi? Adakah hubungan yang seimbang antara formalitas dengan hubungan profesional langsung?

Pertanyaan Panduan:

‰ Seperti apa penilaian anda terhadap status pengawas di mata utilitas?

‰ Seberapa baik kerja sama yang berlangsung antara pengawas dengan pihak instalasi?

‰ Bisakah badan pengawas meningkatkan imejnya di instalasi?

Indikator Kunci:

‰ Umpan balik positif dari staf instalasi terhadap batasan pengawasan.

‰ Pertemuan interaktif rutin yang berlangsung dengan staf utilitas.

‰ Ketersediaan laporan informative dan profesional.

(40)

Q 10 (RCM1)

Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah sikap saling hormat antara staf pengawas dengan organisasi pelaksana berdasar atas kompetensi umum? Seberapa besar tenaga ahli teknis pengawasan memiliki pengalaman desain atau operasi praktis? Pertanyaan Panduan:

‰ Apakah Anda bisa mendiskusikan persoalan-persoalan di instalasi atas dasar teknis umum?

‰ Bagaimana staf instalasi melihat kesempatan bekerja di badan pengawasan?

Indikator Kunci:

‰ Umpan balik positif dari staf instalasi terhadap kompetensi pangawasan.

‰ Proporsi yang tinggi dari staf instalasi yang berpengalaman dan personel desain.

‰ Tinjauan efektif dan baik oleh staf pengawasan.

Q 11 (RCM)

Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah diskusi rutin bersama mengenai pengalaman pemegang lisensi dan permasalahan serta akibat dari aktivitas pengawasan terhadap hal ini?

Pertanyaan Panduan:

‰ Seberapa rutin pengawas dan utilitas bertemu dalam membahas permintaan untuk mengubah persyaratan pengawasan?

‰ Sampai tahap manakah pengawas dan utilitas bertemu dalam membahas permintaan untuk mengubah persyaratan pengawasan? Seberapa jauhkah isu-isu Persiapan Kegawatdaruratan dan

(41)

Penanganan Kecelakaan (Emergency Planning and Accident Management) diyakini sebagai bagian dari Program Keselamatan Nuklir?

Indikator Kunci:

‰ Pertemuan rutin dengan utilitas mengenai permasalahan yang ada.

‰ Grup yang mapan dalam aktivitas-aktivitas pengawasan dan pemberian lisensi.

‰ Pola yang dikenal baik dalam interaksi pengawas/instalasi.

‰ Keberadaan suatu metodologi independent untuk mencapai solusi dari gangguan dan isu-isu keselamatan.

Q 12 (RCM)

Pertanyaan INSAG Dasar: Seberapa jauhkah badan pengawasan mempercayai proses keselamatan internal organisasi pelaksana?

Pertanyaan Panduan:

‰ Seperti apakah filosofi badan pengawasan mengenai kemampuan utilitas dalam mengontrol keselamatannya sendiri?

‰ Seberapa banyakkah informasi instalasi siap diakses pengawas?

‰ Seberapa jauhkah kontrol pengawas terhadap utilitas?

‰ Bagaimana cakupan dan detail aktivitas inspeksi badan pengawasan terhadap instalasi nuklir?

(42)

‰ Persyaratan pengawasan meliputi proses keselamatan yang cukup, independensi instalasi atau organisasi pelaksana.

‰ Pelaksanaan kontrol pengawasan untuk memastikan cukupnya proses keselamatan internal instalasi.

‰ Pemeriksaan dan evaluasi proses keselamatan instalasi rutin.

Q 13 (RCM)

Pertanyaan INSAG Dasar: Bagaimanakah bentuk dan jumlah kehadiran pengawas di instalasi?

Pertanyaan Panduan:

‰ Seberapa seringkah staf pengawasan mengunjungi instalasi?

‰ Seperti apakah hubungan organisasional antara badan pengawas dengan staf instalasi?

‰ Dilihat sebagai apakah kehadiran pengawas di instalasi, bantuan atau rintangan?

Indikator Kunci:

‰ Kehadiran pengawas secara efektif dan rutin di instalasi.

‰ Partisipasi dalam pengembangan pelaksanaan pengamatan di area-area keselamatan utama.

‰ Sistem pemberitahuan terhadap aktivitas dan kejadian di luar jam kerja.

‰ Umpan balik positif dari staf instalasi terhadap ketesediaan dan efektifitas program inspeksi bagi inspektur instalasi.

(43)

‰ Partisipasi rutin dan kepanitiaan dan pertemuan keselamatan instalasi. Pengkajian laporan instalasi nuklir dalam mengimplementasikan tindakan korektif dan preventif.

4.2. ORGANISASI PELAKSANA

4.2.1. Tingkat Korporasi

4.2.1.1. Kebijakan keselamatan di tingkat korporasi

Bentuk maupun isi pernyataan kebijakan keselamatan di tingkat korporasi bervariasi. Pernyataan kebijakan keselamatan musti, bagaimanapun, jelas dan musti pula disampaikan kepada tiap staf. Harus menyatakan suatu komitmen menuju kinerja yang sempurna dalam setiap aktivitas yang terkait keselamatan instalasi nuklirnya. Dijelaskan pula bahwa keselamatan instalasi nuklir berada pada prioritas puncak, di atas permintaan produksi atau jadwal proyek. Persoalan yang penting dalam pemeriksaan diindikasikan melalui pertanyaan dan indikator kunci yang menekankan pentingnya dukungan nyata pada keselamatan di atas semua pertimbangan lainnya dan pemahaman akan pernyataan kebijakan pada tiap level staf. Pertanyaan harus diajukan untuk menemukan pentingnya hal-hal yang terkait dengan kebijakan keselamatan korporasi, bagaimana dokumentasinya, penyebarannya, pengesahannya, peninjauannya, dan penerapannya. Indikator kunci merupakan pernyataan keselamatan yang tidak mungkin keliru di atas lainnya, disetujui oleh golongan korporasi tertinggi dan dianggap sebagai ‘kepemilikan’ oleh manajemen korporasi. Adalah sangat penting untuk membedakan apakah kebijakan keselamatan korporasi dimengerti dan didukung setiap tingkat dalam industri nuklir nasional.

(44)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah pernyataan kebijakan keselamatan telah dikeluarkan? Jelaskah pernyataan tersebut? Apakah kebijakan tersebut menyatakan sangat perlunya keselamatan nuklir? Bagaimana perhatian staf terhadap hal ini? Apakah konsisten dengan konsep budaya keselamatan yang disajikan dalam laporan 75-INSAG-4?

Pertanyaan Panduan:

‰ Jelaskan apa yang Anda ketahui mengenai suatu pernyataan kebijakan keselamatan perusahaan atau korporasi.

Indikator Kunci:

‰ Organisasi yang mengoperasikan instalasi nuklir harus mengeluarkan pernyataan kebijakan keselamatan kepada semua staf berupa komitmen pada keselamatan.

‰ Staf harus diingatkan mengenai pernyataan ini dari waktu ke waktu.

‰ Pernyataan kebijakan keselamatan dapat sangat bervariasi dalam bentuk maupun isi.

‰ Staf dari suatu organisasi dengan budaya keselamatan yang telah baik harus mewaspadai terhadap hal-hal berikut:

o Tanggung jawab organisasi pelaksana terhadap keselamatan instalasi;

o Komitmen bagi kinerja keselamatan yang sempurna

(45)

o Bahwa keselamatan adalah prioritas tertinggi, bila perlu melampaui pertimbangan-pertimbangan komersial.

Q 2 (CM1)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer dan pekerja familiar dengan kebijakan keselamatan dan mampukah staf menyebutkan contoh yang mengilustrasikan betapa pentingnya kebijakan keselamatan?

Pertanyaan Panduan:

‰ Pernahkah Anda mengutip bagian dari kebijakan keselamatan untuk menekankan perlunya keselamatan dalam suatu pertemuan atau diskusi?

‰ Apa yang dapat tidak Anda kerjakan berkaitan dengan pernyataan kebijakan keselamatan?

‰ Siapakah yang memegang otoritas dan bertanggung jawab atas pernyataan kebijakan keselamatan nuklirdi tingkat korporasi?

‰ Apakah Anda mempunyai salinan kebijakan keselamatan?

‰ Pernahkah Anda mendiskusikan dokumen ini dengan staf/rekan kerja Anda?

‰ Apakah yang anda ketahui mengenai kelebihan dan ketidaksempurnaan kebijakan keselamatan?

‰ Apakah hal ini perlu diubah? Indikator Kunci:

‰ Pandangan dan pengetahuan yang baik mengenai dokumen kebijakan keselamatan saat ini.

(46)

‰ Contoh penggunaan, menunjukkan kemudahan dan persetujuan.

4.2.1.2. Praktik keselamatan di tingkat korporasi

Pernyataan kebijakan dan komitmen terhadap keselamatan harus ditambah dan ditingkatkan melalui keterlibatan manajemen korporasi. Keyakinan atas kompetensi dan keahlian di tingkat korporasi dalam hal keselamatan nuklir dapat mengembangkan budaya keselamatan instalasi dengan memperkuat kebijakan keselamatan utilitas dari atas ke bawah. Pelaksanaan grup kajian keselamatan nuklir yang efektif dan kredibel di tingkat korporasi serta dukungan manajer senior yang dipilih dengan tanggung jawab penuh terhadap keselamatan merupakan persyaratan yang jelas bagi utilitas. Namun, sering kali utilitas mendelegasikan portfolio keselamatan nuklir ke struktur korporasi yang rendah. Akibatnya, hal ini mungkin menjadi persoalan yang paling sulit ditelusuri dan hal ini secara tidak langsung mengindikasikan pengaruh yang tidak menguntungkan bagi budaya keselamatan instalasi. Adanya bukti atau fakta berupa celah antara interpretasi korporasi dan staf instalasi terhadap tanggung jawab keselamatan harus digali. Budaya keselamatan akan berkembang bila ada sikap saling dukung, kesamaan kesepakatan dan pemahaman bersama atas tujuan-tujuan keselamatan.

Q 1 (RCM)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah dewan korporasi mempunyai tenaga ahli dalam bidang keselamatan instalasi nuklir? Apakah pertemuan formal di tingkat ini mengikutsertakan agenda yang berkaitan dengan keselamatan. Apakah staf pelaksana hadir untuk mendiskusikan kinerja keselamatan kilang? Pertanyaan Panduan:

(47)

‰ Siapa yang bertanggung jawab atas keselamatan instalasi nuklir di tingkat korporasi?

‰ Apakah Anda berpendapat adanya pengetahuan yang cukup mengenai keselamatan instalasi di tingkat korporasi?

‰ Apakah persoalan keselamatan nuklir merupakan porsi penting dalam pertemuan tingkat korporasi?

‰ Siapa yang menghadiri pertemuan komite tinjauan keselamatan nuklir di tingkat korporasi?

‰ Ke tingkat mana catatan penting korporasi mengenai keselamatan nuklir disampaikan?

Indikator Kunci:

‰ Adanya garis jelas pelaporan dari pelaksanaan komite tinjauan keselamatan nuklir kepada dewan korporasi atau wakil dari dewan di komite keselamatan.

‰ Dewan korporasi memiliki tenaga ahli dalam bidang keselamatan instalasi nuklir.

‰ Tambahan poin keselamatan dalam agenda: tambahan rutin dari staf instalasi dalam pertemuan.

‰ Umpan balik positif dari staf instalasi mengenai respon korporasi terhadap isu keselamatan instalasi.

Q 2 (CM)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah komite tinjauan keselamatan nuklir secara aktif melaporkan berbagai temuannya di tingkat korporasi? Pertanyaan Panduan:

(48)

‰ Apakah hubungan antara instalasi dan manajemen korporasi berkenaan dengan diskusi isu-isu keselamatan nuklir?

Indikator Kunci:

‰ Catatan penting dan tindakan dari komite tinjauan keselamatan nuklir korporasi.

‰ Keyakinan instalasi terhadap grup tinjauan korporasi.

‰ Masukan korporasi untuk isu-isu keselamatan instalasi/pengawasan

Pertanyaan INSAG Dasar:

‰ Adakah manajer senior yang memegang keselamatan nuklir dengan tanggung jawab penuh?

‰ Bagaimana dukungan dan bantuan yang diberikan dalam menjalankan tugasnya? Bagaimanakah eksistensinya bila dibandingkan dengan manajer yang membawahi bidang lain?

‰ Apakah manajer senior rutin mengunjungi instalasi? Apakah mereka memberikan perhatian terhadap berbagai persoalan keselamatan?

Pertanyaan Panduan:

‰ Seberapa seringkah staf instalasi bertemu dengan manajer korporasi?

‰ Siapakah yang memegang tanggung jawab keselamatan nuklir tertinggi di utilitas?

Indikator Kunci:

‰ Uraian pekerjaan dan konfirmasi organisasi dari manajer nuklir senior yang bertanggung jawab terhadap keselamatan nuklir.

(49)

‰ Persepsi positif staf instalasi terhadap peran dan tanggung jawab manajer senior.

‰ Kemampuan visibilitas dan interaksi yang tinggi antara instalasi dan manajer senior.

‰ Kesediaan memberitahukan berbagai macam persoalan keselamatan bagi tinjauan manajer senior.

Q 4 (CM)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah persyaratan aset atau sumber daya terkait fungsi keselamatan ditinjau secara periodik di tingkat korporat? Apa hasilnya?

Pertanyaan Panduan:

‰ Siapa yang meninjau persyaratan sumber daya fungsi keselamatan? Bagaimana hal ini dilakukan?

‰ Seberapa sering persyaratan sumber daya terkait keselamatan ditingkatkan?

‰ Kriteria apa yang digunakan dalam menentukan sumber daya fungsi keselamatan dan pendanaannya?

Indikator Kunci:

‰ Bukti tinjauan rutin sumber daya di tingkat korporasi.

‰ Perhatian positif untuk meningkatkan dan menjaga sumber daya oleh staf korporasi.

‰ Mengenali jenjang karir bagi instalasi dan staf korporasi termasuk manajemen keselamatan nuklir.

(50)

Hal ini tentu akan menyita bagian terbesar dari kerja peninjau ASCOT yang akibatnya dibutuhkan alokasi area dan wawancara untuk memastikan cakupan yang optimum dalam waktu yang tersedia. Aktivitas instalasi dibagi ke dalam 11 (sebelas) seksi pengkajian. Meliputi persoalan penting yang melingkari aspek-aspek penting bagi budaya keselamatan. Pertanyaan disajikan sebagai titik awal dari mana tingkat pencapaian indikator kunci dapat diukur. Beberapa pertanyaan merupakan pengulangan atau mirip, yang mengindikasikan seberapa relatif pentingnya hal tersebut dalam menentukan faktor tertentu, seperti sikap, komitmen, praktik keselamatan dan komunikasi. Pertanyaan harus dikembangkan lebih lanjut untuk menyesuaikan dengan kejadian instalasi tertentu dalam membentuk gambaran budaya keselamatan instalasi. Tujuan tinjauan ASCOT adalah mengkaji budaya keselamatan suatu organisasi melalui pandangan vertikal dan horizontal atas bermacam sikap, komunikasi, dan konsistensi dalam implementasi keselamatan kilang.

Anggota tim harus selalu memerhatikan praktik yang baik dan memberikan contoh peningkatan budaya keselamatan. Penekanannya harus selalu berada pada aspek positif kinerja dan peningkatan budaya keselamatan dalam organisasi dan industri nuklir. Namun demikian, aspek negatif yang ada pun harus pula di bawa ke permukaan untuk dikaji.

4.2.2.1. Menekankan keselamatan

Q 1 (CMI)

Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer instalasi memiliki pertemuan rutin yang hanya didedikasikan pada keselamatan dengan staf seniornya? Adakah kesempatan bagi staf nonmanajemen untuk ikut berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan mengenai keselamatan. Apakah pertemuan ini juga membicarakan hal-hal keselamatan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengertian sehari-hari istilah kebutuhan sering disamakan dengan keinginan. Seringkali terjadi seseorang mengatakan kebutuhan padahal sebetulnya yang dimaksud adalah

Faktor-faktor yang diperhatikan pada penelitian ini adalah waktu antar kedatangan kendaraan, waktu nyala (merah, kuning, dan hijau) pada lampu pengatur lalu

Model terpadu dalam penyelenggaraan peradilan pidana dapat dikaji dalam sistem peradilan pidana di Jepang yang memiliki karakteristik : a.adanya sistem pendidikan

Pada multifragmentary complex fracture tidak terdapat kontak antara fragmen proksimal dan distal setelah dilakukan reposisi. Complex spiral fracture terdapat dua atau

Selama ini sistem kompensasi dalam bentuk bonus di PT.Kosmindah Wangi memberikan bonus kompensasi setiap tahunnya untuk para karyawan yang memiliki kinerja baik dengan yang

Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal

Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses pengomposan menggunakan bioaktivator MOL limbah tomat dan EM4 berjalan dengan normal berdasarkan gambaran fluktuasi suhu, pH,

Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan APBD Kota Madiun Tahun Anggaran 2020 dimaksudkan sebagai dokumen kebijakan yang dapat dijadikan acuan