• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PLH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH PLH"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

“STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN”

Disusun oleh :

Desinta Yosopranata (4101414008/2014)

Siti Aminah Silviani (4101414024/2014)

Ainun Ni’mah (4101414025/2014)

Mala Sari (4301414055/2014)

Muhamad Taufik H (6101414057/2014)

Andina Lidiarti (7211414022/2014)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Sri Mursiti selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai strategi pembangunan berkelanjutan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Semarang, Mei 2015

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1 A. LATAR BELAKANG...1 B. RUMUSAN MASALAH...1 C. TUJUAN PENULISAN...1 D. MANFAAT PENULISAN...1 BAB II PEMBAHASAN...2

A. PENGERTIAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN...2

B. KONSEP PEMBANGUNAN...3

C. PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN...5

D. INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN...7

E. KONDISI SAAT INI...10

F. KONDISI YANG DIHARAPKAN...11

BAB III PENUTUP...14

A. KESIMPULAN...14

B. SARAN...14

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan adalah bagaimana menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan pembangunan di satu sisi dan upaya mempertahankan kelestarian lingkungan di sisi lain. Pembangunan yang berbasis sumber daya alam yang tidak memperhatikan aspek kelestarian lingkungan pada akhirnya akan berdampak negatif pada lingkungan itu sendiri, karena pada dasarnya sumber daya alam dan lingkungan memiliki kapasitas daya dukung yang terbatas. Dengan kata lain, pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan akan menyebabkan permasalahn pembangunan di kemudian hari.

Pembangunan berkelanjutan adalah sebagai upaya manusia untuk memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha tidak melampaui ekosistem yang medukung kehidupannya. Dewasa ini masalah pembangunan berkelanjutan telah dijadikan sebagai isu penting yang perlu terus disosialisasikan di tengah masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa strategi pembangunan berkelanjutan itu perlu?

2. Bagaimana strategi pembangunan berkelanjutan di Universitas Negeri Semarang (UNNES)?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui perlunya strategi pembangunan berkelanjutan.

2. Mengetahui strategi pembangunan berkelanjutan di Universitas Negeri Semarang (UNNES).

D. MANFAAT PENULISAN 1. Bagi kampus UNNES

(5)

2. Bagi warga UNNES

a. Sebagai bahan kajian dalam rangka menambah ilmu pengetahuan. b. Menumbuhkan kesadaran warga UNNES tentang arti pentingnya

lingkungan.

3. Bagi lingkungan sekitar UNNES

a. Mempertahankan kelestarian lingkungan.

b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang strategi pembangunan berkelanjutan.

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Perhatian terhadap keberlanjutan sudah dimulai sejak Malthus pada tahun 1798. Tujuan pembangunan pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Sedangkan “Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan strategi pelaksanaannya, diantaranya ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu; pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang yang diikuti pendekatan secara ideal. Pembangunan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan yaitu; keberlanjutan ekologis, ekonomi, sosial budaya, politik, serta pertahanan dan keamanan.

Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup yang kita pergunakan disini adalah merupakan terjemahan dari “suistainable development” yang sangat populer dipergunakan di negara-negara Barat. Istilah Pembangunan Berkelanjutan” secara resmi dipergunakan dalam Tap MPR No. IV /MPR/1999 tentang GBHN, sedangkan istilah Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan Lingkungan Hidup” digunakan dalam UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu juga dikenal ada lingkungan dan pembangunan, 1988:12) sedang sebelumnya lebih popular digunakan sebagai istilah “Pembangunan yang berwawasan Lingkungan” sebagai terjemah dari “Eco-development”

(6)

Menurut Sonny Keraf, sejak tahun 1980-an agenda politik lingkungan hidup mulai dipusatkan pada paradigma pembangunan berkelanjutan. Mulai pertama istilah ini muncul dalam World Conservation Strategy dari the International Union for the conservation of nature (1980), lalu dipakai oleh Lester R. Brown dalam bukunya Building a Suistainable Society (1981). Istilah tersebut kemudian menjadi sangat popular melalui laporan Bruntland, Our Common Future(1987). Tahun 1992 merupakan puncak dari proses politik, yang akhirnya pada konferensi tingkat tinggi (KTT) Bumi di Rio de Jainero, Brazil, paradigm Pembangunan Berkelanjutan di terima sebagai sebuah agenda politik pembangunan untuk semua negara di dunia (Keraf, 2001:1,2002:166).

Selain itu ada pula beberapa pakar yang memberikan rumusan untuk lebih menjelaskan makna dari pembangunan yang berkelanjutan itu antara lain:

1. Emil Salim :

Yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan atau suistainable development adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan (yayasan SPES,1992:3)

2. Ignas Kleden :

Pembangunan berkelanjutan di sini untuk sementara di definisikan sebagai jenis pembangunan yang di satu pihak mengacu pada pemanfaatan sumber-sumber alam maupun sumber daya manusia secara optimal, dan di lain pihak serta pada saat yang sama memelihara keseimbangan optimal di antara berbagai tuntutan yang saling bertentangan terhadap sumber daya tersebut (yayasan SPES, 1992:XV).

3. Sofyan Effendi :

Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang pemanfaatan sumber dayanya, arah invesinya, orientasi pengembangan teknologinya dan perubahan kelembagaannya dilakukan secara harmonis dan dengan amat memperhatikan potensi pada saat ini dan masa depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi masyarakat (Wibawa,1991:14).

(7)

B. KONSEP PEMBANGUNAN

Pembangunan berkelanjutan (Emil Salim,1990) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang. Menurut KLH (1990) pembangunan (yang padadasarnya lebih berorientasi ekonomi) dapat diukur keberlanjutannya berdasarkan tiga kriteria yaitu : (1) Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam atau depletion of natural resources;(2) Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya; (3) Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources ataupun replaceable resource.

Senada dengan konsep diatas, Sutamihardja (2004), menyatakan sasaran pembangunan berkelanjutan mencakup pada upaya untuk mewujudkan terjadinya:

a. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergenaration equity)yang berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem lingkungan serta diarahkan pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan serendah mungkin eksploitasi sumber daya alam yang unreplaceable.

b. Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin kualitas kehidupan yang tetap baik bagi generasi yang akan datang.

c. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan antar generasi.

d. Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan baik masa kini maupun masa yang mendatang (inter temporal).

(8)

e. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar generasi.

f. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan habitatnya.

Dari sisi ekonomi Fauzi (2004) setidaknya ada tiga alasan utama mengapa pembangunan ekonomi harus berkelanjutan. Pertama menyangkut alasan moral.Generasi kini menikmati barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan sehingga secara moral perlu untuk memperhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi mendatang. Kewajiban moral tersebut mencakup tidak mengekstraksi sumber daya alam yang dapat merusak lingkungan, yang dapat menghilangkan kesempatan bagi generasi mendatang untuk menikmati layanan yang sama. Kedua, menyangkut alasan ekologi, Keanekaragaman hayati misalnya, memiliki nilai ekologi yang sangat tinggi, oleh karena itu aktivitas ekonomi semestinya tidak diarahkan pada kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan semata yang pada akhirnya dapat mengancam fungsi ekologi. Faktorketiga, yang menjadi alasan perlunya memperhatiakan aspek keberlanjutan adalah alasan ekonomi. Alasan dari sisi ekonomi memang masih terjadi perdebatan karena tidak diketahui apakah aktivitas ekonomi selama ini sudah atau belum memenuhi kriteria keberlanjutan, seperti kita ketahui, bahwa dimensi ekonomi berkelanjutan sendiri cukup kompleks, sehingga sering aspek keberlanjutan dari sisi ekonomi ini hanya dibatasi pada pengukuran kesejahteraan antargenerasi (intergeneration welfare maximization).

Sutamihardja (2004), dalam konsep pembangunan berkelanjutan, tabrakan kebijakan yang memungkin dapat terjadi antara kebutuhan menggali sumberdaya alam untuk memerangi kemiskinan dan kebutuhan mencegah terjadinya degredasi lingkungan perlu dihindari serta sejauh mungkin dapat berjalan secara berimbang.

Pembangunan berkelanjutan juga mengharuskan pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat dan adanya kesempatan yang luas kepada warga masyarakat untuk mengejar cita-cita akan kehidupan yang lebih baik dengan tanpa mengorbankan generasi yang akan datang.

Pengembangan konsep pembangunan yang berkelanjutan perlu mempertimbangkan kebutuhan yang wajar secara sosial dan kultural, menyebarluaskan nilai-nilai yang menciptakan standar konsumsi yang berbeda

(9)

dalam batas kemampuan lingkungan, serta secara wajar semua orang mampu mencita-citakannya. Namun demikian ada kecendrungan bahwa pemenuhan kebutuhan tersebut akan tergantung pada kebutuhan dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi ataupun kebutuhan produksi pada skala maksimum. Pembangunan berkelanjutan jelas mensyaratkan pertumbuhan ekonomi ditempat yang kebutuhan utamanya belum bisa konsisten dengan pertumbuhan ekonomi, asalkan isi pertumbuhan mencerminkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Akan tetapi kenyataannya aktivitas produksi yang tinggi dapat saja terjadi bersamaan dengan kemelaratan yang tersebar luas. Kondisi ini dapat membahayakan lingkungan. Jadi pembangunan berkelanjutan mensyaratkan masyarakat terpenuhi kebutuahan dengan cara meningkatkan potensi produksi mereka dan sekaligus menjamin kesempatan yang sama semua orang.

Bagaimana cara hal ini dapat dilakukan? Pemerintah tentunya memerlukan suatu strategi kebijakan yang realistis dan dapat dilaksanakan disertai dengan sistem pengendalian yang tepat. Eksploitasi sumberdaya alam disarankan sebaiknya pada sumber daya alam yang replaceable atau tergantikan sehingga ekosistem atau sistem lingkungan dapat dipertahankan.

C. PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan:

1. Prinsip Keadilan antar generasi

Prinsip ini menjelaskan bahwa, dalam hal ini harus melestarikan dan menggunakan lingkungan serta sumber daya alam bagi kemanfaatan generasi sekarang dan generasi akan mendatang. Prinsip keadlan antar generasi ini terumuskan dalam prinsip yang menyatakan bahwa hak untuk melakukan pembangunan dilakukan dengan memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.

(The right to development must be fulfilled so as equitably meet development and environmental needs of present and future generations).

(10)

2. Prinsip Keadilan Intra Generasi

Prinsip ini menurut Prof. Ben Boer, pakar hokum lingkungan dari Universitas Sidney, menunjuk pada gagasan bahwa masyarakat dan tuntutan kehidupan lain dalam satu generasi memiliki hak untuk memenfaatkan sumber alam dan menikmati lingkungan yang bersih dan sehat. Keadilan intragenerasi dapat diartikan baik secara nasional maupun internasional.

Pada tingkat nasional, pengelolaan diterapkan dalam akses yang adil kepada sumber daya alam bersama, udara bersih, air bersih dalam sumber daya air nasional dan laut territorial. Hal ini juga mengarah kepada masalah perlunya pembatasan-pembatasan pemerintah atas penggunaan milik-milik pribadi.

Sedangkan pada tingkat internasional, keadilan intragenerasi menyangkut pada penerapan alokasi yang adil dari system udara, perairan dan sumber daya laut internasional.

3. Prinsip Kerja Sama

Prinsip ini pada dasarnya bertujuan agar Negara-negara melakukan kerja sama secara spirit of global partnership dalam melindungi dan melestarikan lingkungan.Dalam prinsip kerja sama ini dicapai suatu consensus bahwa berdasarkan perbedaan kerusakan lingkungan (karena perbuatan masing-masing Negara), semua Negara mempunyai kewajiban bersama untuk melestarikan lingkungan.

(11)

4. Prinsip Perlindungan Keanekaragaman Hayati

Prinsip ini menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan harus memperhatikan kelestarian keanekaragaman hayati yang ada. Dalam proses pelaksanaan pembangunan, seidaknya harus mempertimbangkan keanekaragamn hayati yang terdapat di wilayah itu, bahkan yang lebih penting mempunyai tujuan untuk melindungi keanekaragaman hayati yang ada sehingga kebeberadaanya akan senantiasa terlindungi dan selalu berada dalam kondisi aman.

5. Prinsip pencegahan Dini

Prinsip ini mengandung penjelasan bahwa suatu pemabanguna yang dilakukan mempunyai tujuan utama untuk terciptanya pencegahan dini tehadap hal-hal yang sekiranya menbahayakan yang mungkin dapat terjadi di masa yang akan dating. Sehingga apabila terjadu seuatu hal di masa mendatang setidaknya akibatnya tidak terlau besar, karena telah dilakukan pencegahan dini sebelumnya.

D. INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Surna T. Djajadiningrat (2005:123) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan memerlukan perspektif jangka panjang. Lebih lanjut secara ideal keberlanjutan pembangunan membutuhkan pencapaian keberlanjutan dalam hal (1) ekologis, (2) ekonomi, (3) sosial budaya, (4) politik, dan (5) keberlanjutan pertahanan dan keamanan. Keberlanjutan ekologis merupakan prasyarat pembangunan demi keberlanjutan kehidupan karena akan menjamin keberlanjutan eksistensi bumi. Dikaitkan dengan kearifan budaya, masing-masing suku di Indonesia memiliki konsep yang secara tradisional dapat menjamin keberlangsungan ekologis, misalnya sistem Subak di Bali atau pemaknaan hutan bagi suku Dayak di pedalaman Kalimantan dan beberapa suku lain yang memiliki filosofi harmonisasi dengan alam. Keberlanjutan ekonomi yang terdiri atas keberlanjutan ekonomi makro dan keberlanjutan ekonomi sektoral merupakan salah satu aspek keberlanjutan ekonomi dalam

(12)

perspektif pembangunan. Dalam keberlanjutan ekonomi makro tiga elemen yang diperlukan adalah efisiensi ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan dan peningkatan pemerataan dan distribusi kemakmuran. Hal ini akan dapat tercapai melalui kebijaksaaan ekonomi makro yang tepat guna dalam proses struktural yang menyertakan disiplin fiskal dan moneter. Sementara itu keberlanjutan ekonomi sektoral yang merupakan keberlanjutan ekonomi makro akan diwujudkan dalam bentuk kebijaksanaan sektoral yang spesifik. Kegiatan ekonomi sektoral ini dalam bentuknya yang spesifik akan mendasarkan pada perhatian terhadap sumber daya alam yang bernilai ekonomis sebagai kapital. Selain itu koreksi terhadap harga baang dan jasa, dan pemanfaatan sumber daya lingkungan yang merupakan biosfer keseluruhan sumber daya.

Dalam hal keberlanjutan sosial dan budaya, secara menyeluruh keberlanjutan sosial dinyatakan dalam keadilan sosial. Hal-hal yang merupakan perhatian utama adalah stabilitas penduduk, pemenuhan kebutuhan dasar manusia, pertahanan keanekaragaman budaya dan partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan Di bidang keberlanjutan politik terdapat pokok pikiran seperti perhatian terhadap HAM, kebebasan individu, hak-hak sosial, politik dan ekonomi, demokratisasi serta kepastian ekologis. Sedangkan keberlanjutan di bidang pertahanan dan keamanan adalah keberlanjutan kemampuan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan. Persoalan berikutnya adalah harmonisasi antar struktur (suprastruktur dan infrastruktur) dalam menghadapi atau melaksanakan idealisasi pembangunan yang berkelanjutan. Apabila selama ini terjadi ketimpangan, maka yang terjadi adalah disharmonisasi yang berdampak pada hal yang lebih luas yaitu yang menyangkut nasionalisme, rasa kebangsaan dan “pudarnya negara bangsa”. Secara ideal keberlanjutan pembangunan membutuhkan pendekatan pencapaian terhadap keberlanjutan ataupun kesinambungan berbagai aspek kehidupan yang mencakup; keberlanjutan ekologis, ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan:

a Keberlanjutan Ekologi

Keberlanjutan ekologis adalah prasyarat untuk pembangunan dan keberlanjutan kehidupan. Keberlanjutan ekologis akan menjamin keberlanjutan ekosistem bumi. Untuk menjamin keberlanjutan ekologis harus diupayakan hal-hal sebagai berikut:

1 Memelihara integritas tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan dibumi tetap terjamin dan sistem produktivitas, adaptabilitas, dan pemulihan tanah, air, udara dan seluruh kehidupan berkelanjutan.

(13)

2 Tiga aspek yang harus diperhatikan untuk memelihara integritas tatanan lingkungan yaitu ; daya dukung, daya asimilatif dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya terpulihkan. ketiga untuk melaksanakan kegiatan yang tidak mengalir; menggunakan prinsip pengelolaan yang berkelanjutan, sedangkan sumber yang tidak terpulihkan mempunyai jumlah absulut dan berkurang bila dimanfaatkan.

Oleh karena itu pada kondisi seperti ini konsep sustainable tidak boleh diterapkan. Pembangunan berkelanjutan dalam konteks sumberdaya yang tidak dapat dipulihkan berarti: pemanfaatan secara efisien sehingga dapat dimanfaatkan oleh generasi masa mendatang dan diupayakan agar dapat dikembangkan substitusi dengan sumberdaya terpulihkan; membatasi dampak lingkungan pemanfaatannya sekecil mungkin, karena sumberdaya lingkungan adalah biosfer, secara menyeluruh sumberdaya ini tidak menciut akan tetapi bervariasi sesuai dengan kualitasnya.

b Keberlanjutan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan dasar, ekonomi makro merupakan landasan bagi terselenggaranya berbagai kebijakan pemenuhan hak-hak dasar. Kebijakan ekonomi makro diarahkan pada terwujudnya lingkungan yang kondusif bagi pengembangan usaha, dan terbukanya kesempatan yang luas bagi peningkatan kapabilitas masyarakat miskin.

Dalam rangka pemenuhan hak-hak dasar, kebijakan ekonomi makro perlu memperhitungkan empat tujuan yang saling berkaitan, yaitu menjaga stabilitas ekonomi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, dan mengurangi kesenjangan antar wilayah. Tiga elemen utama untuk keberlanjutan ekonomi makro yaitu efisiensi ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, dan meningkatkan pemerataan dan distribusi kemakmuran. Hal tersebut diatas dapat dicapai melalui kebijaksanaan makro ekonomi mencakup reformasi fiskal, meningkatkan efisiensi sektor publik, mobilisasi tabungan domestik, pengelolaan nilai tukar, reformasi kelembagaan, kekuatan pasar yang tepat guna, ukuran sosial untuk pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan distribusi pendapatan dan aset.

c Keberlanjutan Sosial Budaya

Secara menyeluruh keberlanjutan sosial dan budaya dinyatakan dalam keadilan sosial, harga diri manusia dan peningkatan kualitas hidup seluruh manusia. Keberlanjutan sosial dan budaya mempunyai empat sasaran yaitu:

(14)

memperkuat peranan dan status wanita, meningkatkan kualitas, efektivitas dan lingkungan keluarga.

2 Memenuhi kebutuhan dasar manusia, dengan memerangi kemiskinan dan mengurangi kemiskinan absolut. Keberlanjutan pembangunan tidak mungkin tercapai bila terjadi kesenjangan pada distribusi kemakmuran atau adanya kelas sosial. Halangan terhadap keberlajutan sosial harus dihilangkan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kelas sosial yang dihilangkan dimungkinkannya untuk mendapat akses pendidikan yang merata, pemerataan pemulihan lahan dan peningkatan peran wanita.

3 Mempertahankan keanekaragaman budaya, dengan mengakui dan menghargai sistem sosial dan kebudayaan seluruh bangsa, dan dengan memahami dan menggunakan pengetahuan tradisional demi manfaat masyarakat dan pembangunan ekonomi.

4 Mendorong pertisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan. Beberapa persyaratan dibawah ini penting untuk keberlanjutan sosial yaitu: prioritas harus diberikan pada pengeluaran sosial dan program diarahkan untuk manfaat bersama, investasi pada perkembangan sumberdaya misalnya meningkatkan status wanita, akses pendidikan dan kesehatan, kemajuan ekonomi harus berkelanjutan melalui investasi dan perubahan teknologi dan harus selaras dengan distribusi aset produksi yang adil dan efektif, kesenjangan antar regional dan desa, kota, perlu dihindari melalui keputusan lokal tentang prioritas dan alokasi sumber daya.

d Keberlanjutan Politik

Keberlanjutan politik diarahkasn pada respek pada human right, kebebasan individu dan sosial untuk berpartisipasi dibidang ekonomi, sosial dan politik, demokrasi yang dilaksanakan perlu memperhatikan proses demokrasi yang transparan dan bertanggungjawab, kepastian kesedian pangan, air, dan pemukiman.

e Keberlanjutan Pertahanan Keamanan

Keberlanjutan keamanan seperti menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan baik dari dalam dan luar yang langsung dan tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan negara dan bangsa perlu diperhatikan. (Askar Jaya: 2004).

E. KONDISI SAAT INI

Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan perguruan tinggi negeri yang memiliki peranan penting dalam masyarakat, bukan hanya sebagai

(15)

lingkungan. UNNES juga merupakan suatu situs bagi pelestarian sumber daya alam dan ekosistem melalui pengembangannya menuju “ Universitas Konservasi”. Secara geografis, UNNES terletak di daerah pegunungan dengan topografi yang beragam. Secara administratif, lokasi UNNES termasuk bagian dari wilayah kecamatan Gunungpati Kota Semarang yang sejak dulu merupakan area resapan air guna menjaga siklus hidrologi dan penyedia air bagi kehidupan daerah kota Semarang. Lokasi kampus UNNES yang berada di daerah perbukitan yang dikelilingi beberapa habitat seperti hutan, sawah, ladang, kebun campuran, dan pemukiman memiliki tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) baik flora maupun fauna yang relatif tinggi. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan dan didayagunakan bagi penembangan sumber-sumber energi terbarukan seperti air, angin dan sinar matahari. Beberapa program UNNES dalam upaya untuk meneguhkan diri menjadi sebuah Universitas Konservasi, antara lain :

1 Gerakan penghijauan kampus.

2 Pengembangan “Taman Keanekaragaman Hayati” (Taman Kehati).

3 Gerakan penggunaan modal transportasi non bahan bakar fosil (non-fosil-fuel driven vehicle).

4 Pemilahan sampah.

5 Pengelolaan sampah organik menjadi kompos 6 Melakukan inventarisasi awal flora dan fauna. 7 Penangkaran kupu-kupu.

8 Melakukan pendidikan konservasi.

9 Pengelolaan administrasi akademik di UNNES dari sistem lama yang berjalan secara stand alone dan melalui jaringan komputer terbatas di tingkat universitas ke sistem baru berbasis web yang bernama Sikadu.

Guna untuk mewujudkan cita-cita UNNES sebagai “Universitas Konservasi” diperlukan jaminan dan komitmen yang kuat bagi keberlanjutan program-program yang sudah dilakukan sebelumnya, khususnya yang mencakup tiga unsur kegiatan konservasi yang saling berkaitan, diantaranya :

1 Melindungi dan menyelamatkan keanekaragaman hayati (saving). 2 Mengkaji keanekaragam hayati (studying).

(16)

3 Memanfaatkan keanekaragaman hayati ( using).

F.KONDISI YANG DIHARAPKAN

Melalui program-program menuju Universitas Konservasi diharapkan akan tercipta kondisi-kondisi sebagai berikut :

1 Keselarasan sistem dan praktek tata Kelola Universitas Negeri Semarang dengan prinsip nilai dasar dan prinsip-prinsip konservasi.

2 Kelangsungan hidup biodiversitas sebagai penyangga kualitas lingkungan UNNES.

3 Terwujudnya kesadaran lingkungan (environmental awareness) seluruh komponen UNNES.

4 Meningkatnya partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat UNNES dan masayarakat penduukungnya di bidang konservasi dan lingkungan.

5 Meningkatnya kualitas daya dukung kawasan.

A. Strategi dan Kebijakan

Strategi pencapaian sasaran dilakukan dengan cara:

1 Pendidikan, dilakukan dengan cara mengintegrasikan program konservasi dan lingkungan hidup ke dalam kurikulum pembelajaran dan memberikan pelatihan dan workshop ecara berjenjang

2 melaksanakan kajian dan riset akademk guna mendukung program konservasi dan lingkungan hidup

(17)

3 meninggalkan kapasitas sumber daya manusia melalui kader konservasi di lingkungan UNNES dan Sekitarnya

4 Advokasi kebijakan di bidang konservasi dan lingkungan

5 Penguatan daya dukung sarana dan prasarana fisik yang berwawasan lingkungan

Pengembangan program

Program-program yang dilakukan dalam mendukung pengembangan UNNES sebagai Universitas Konservasi adalah :

1 Green Campus

Program ini mencakup konservasi biodiversitas (keanekaragaman hayati) dan manajemen lingkungan (Green Space management, Green Architecture Internal Transportasion System, bicpori).

2 Paperless Policy

Paperless Policy merupakan program meminimalisasi penggunaan kertas dengan memanfaatkan teknologi informasi yang dimiliki UNNES, antara lain dengan melakukan peengembangan sistem aplikasi berbasis web, pengembangan penerbitan on line, peningkatan sarana pendukung, dan pengembangan organisasi.

3 Pengolahan Limbah

Program ini meliputi pengolhan kompos, daur ulang kertas, plastik, logam/kaleng, pengolahan limbah laboratorium, dan pengolahan bunga/daun kering.

4 Green Energy

Program ini merupakan upaya pemanfaatan sumber energi terbarukan dan penggunaan teknologi energi yang efisien dengan budaya hemat energi. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah, Penerapan peralatan

(18)

hemat energi, ntensifikasi pencarian dan pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan dengan bahan local, Penerapan teknologi hemat energi dan manajemen energi pada sektor pembangkit listrik cadangan (GenSet) dengan menggunakan hybrid Energy (PLN – Panel Surya -Bahan bakar nabati/biofuel), pengalokasina dana untuk Penelitian dan Pengembangan Material Energi(fotovoltaik dan biofuel)

5 Kader Konservasi

Program ini merupakan upaya peningkatan kader konservasi yang baik di lingkungan UNNES maupun masyarakat sekitar UNNES. Kegiatan yang dilaukan antara lain adalah : penjaringan kader, pelatihan kader melalui pendidikan konservasi, sosialisasi, dan memperluas kerjasama dengan pihak yang terkait dengan kegiatan konservasu dan lingkungan hidup.

(19)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi

(20)

mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Di lingkungan UNNES, diperlukan pembangunan berkelanjutan untuk mendukung cita-cita UNNES sebagai Universitas Konservasi. Untuk mencapai cita-cita tersebut, diperlukan adanya partisipasi aktif dari warga UNNES maupun warga sekitar UNNES.

Pengadaaan pembangunan berkelanjutan diperlukan strategi yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat melalui pembentukan kader konservasi, kebijakan yang mendukung konservasi dan penguatan daya dukung sarana dan prasarana fisik yang berwawasan lingkungan.

B. SARAN

1 Pembangunan harus berbasis keseimbangan alam sehingga ekosistem tetap terjaga.

2 Diperlukan adanya partisipasi aktif dari warga UNNES dan sekitarnya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan salah satunya di UNNES.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Disertasi berjudul Pemanfaatan Sumberdaya Rajungan (Portunus pelagicus) secara Berkelanjutan di Perairan Kabupaten Pangkajenne Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan,

Hal ini berarti bahwa pemanfaatan berkelanjutan mengharuskan adanya pemanfaatan yang bijaksana dan pengelolaaannya yang berhati-hati (konservasi) terhadap sumberdaya dan

Pengelolaan Wilayah Pesisir adalah suatu proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian sumberdaya pesisir secara berkelanjutan yang mengintegrasikan

direncanakan secara efisien, Perlindungan sumbersumber alam dan sumberdaya lahan untuk generasi selanjutnya, seperti melindungi pemakaian sumberdaya air, tanah dan udara,

Upaya pemanfaatan sumberdaya alam yang bijaksana dan kebijakan yang menjamin daya dukung lingkungan untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan.. 5.3 Tujuan

Pengelolaan Wilayah Pesisir adalah suatu proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian sumberdaya pesisir secara berkelanjutan yang mengintegrasikan

Hal ini berarti bahwa pemanfaatan berkelanjutan mengharuskan adanya pemanfaatan yang bijaksana dan pengelolaaannya yang berhati-hati (konservasi) terhadap sumberdaya dan

Dokumen ini membahas tentang Blue Tourism, yaitu pariwisata yang terkait dengan lingkungan