• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konservasi dan Kemajuan di Lautan Regional

N/A
N/A
robin malik

Academic year: 2024

Membagikan " Konservasi dan Kemajuan di Lautan Regional"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TOURISM BLUE

PEKAN 1 | ROBING,S.HUM.,M.I.KOM JURUSAN ILMU

POLITIK

(2)

Blue Tourism secara umum mengacu pada pariwisata yang terkait dengan lingkungan laut seperti daerah pesisir, pelayaran, pantai, dan sebagainya. Istilah ini kemungkinan berasal dari 'Blue Economy', sebuah istilah ekonomi yang lagi-lagi terkait dengan lingkungan laut - pelestariannya, eksploitasi, dan regenerasinya. Istilah ini sering digunakan dalam konteks pembangunan internasional, terutama ketika merujuk pada pendekatan berkelanjutan terhadap daerah pesisir yang telah berkembang dan sumber dayanya.

Blue Tourism adalah kontributor ekonomi utama di negara-negara di mana garis pantainya (dan laut atau samudranya dalam beberapa kasus) menarik dan dapat diakses oleh masyarakat umum.

Blue Tourism juga merujuk pada sebuah proyek, Peluang Pariwisata Biru, yang berfokus pada memastikan bahwa pariwisata pesisir dan maritim di sekitar Lautan Regional utama dikelola, diperintah, dan direncanakan dengan cara yang mendorong keberlanjutan. Ini adalah proyek riset dan inovasi jangka panjang, yang didanai bersama oleh Program Erasmus+ Uni Eropa.

WHAT IS BLUE TOURISM AND WHAT DOES THIS

MEAN FOR THE WORLD?

(3)

sustainable tourism development muncul diakibatkan oleh dampak buruk dari kegiatan pariwisata, terutama pada masa tumbuh dan berkembangnya pariwisata masal (mass tourism) di berbagai

destinasi pariwisata di dunia

SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT:

SEJARAH, PRINSIP, INDIKATOR

mulai digaungkan pada tahun 1980-an . Konsep yg diadopsi dan dipostulasikan dari konsep

pembangunan berkelanjutan

Menjadi agenda negara-negara PBB.

“World Environment Protection Strategy”

yaitu suatu undang- undang international mengenai strategi proteksi lingkungan yang dikeluarkan oleh World

Conservation Union, pada tahun 1980

Menjadi agenda

negara-negara PBB.

Earth Summit di Rio de Janeiro-Brazil (1992) Millennium Summit (2000)

KTT Dunia (2002)

kebijakan internasional mengenai pembangunan berkelanjutan yang disebut dengan SDGs (Sustainable Development Goals) atau agenda 2030.

Sekarang, SDGs terus

direview dan

dievaluasi melalui Forum Politik Tingkat Tinggi tentang Pembangunan

Berkelanjutan (High- level Political Forum on Sustainable Development) yang dilakukan setahun sekali.

(4)

“pembangunan yang dilakukan tanpa menghabiskan dan merusak sumber daya” (World Environment Protection Strategy)

pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri” (WCED, 1987).

DEFENISI PRINSIP DASAR

SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Deklarasi Den Haag tentang Pariwisata yang diadopsi oleh Inter Parliamentary Union (IPU) dan Organisasi

Pariwisata Dunia (UNWTO) pada tahun 1989 menunjukkan bahwa pariwisata dan alam sangat saling bergantung.

Jadi, tindakan harus diambil untuk membantu perencanaan pembangunan pariwisata yang terintegrasi sesuai dengan konsep “pembangunan berkelanjutan”.

Konsep tersebut disebutkan dalam Laporan Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (Laporan

Brundtland) dan dalam laporan ” Environmental Perspective to the Year 2000 and Beyond” yaitu suatu program dari United Nations Environment Program (UNEP) (Maksimeniuk & Timakova, 2020)

Jadi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembangunan pariwisata berkelanjutan itu selaras dengan konsep pembangunan berkelanjutan secara umum.

(5)

PRINSIP DASAR

EKONOMI

sosial budaya Lingkungan Alam

Pembangunan pariwisata berkelan jutan

TRIPLE BOTTOM LINES

(6)

Economic profitability (keuntungan ekonomi) Memastikan kelangsungan hidup dan daya saing destinasi dan bisnis untuk mencapai kelangsungan hidup secara jangka panjang;

Local prosperity (kemakmuran masyarakat setempat) Memaksimalkan manfaat ekonomi dari sektor pariwisata bagi masyarakat setempat, termasuk pengeluaran wisatawan di

destinasi tersebut;

Quality of employment (kualitas pekerjaan) Meningkatkan kuantitas dan kualitas

pekerjaan di destinasi yang terkait dengan pariwisata, termasuk upah, lingkungan kerja dan kesempatan kerja tanpa diskriminasi;

Sosial equity (kesetaraan sosial) Memastikan distribusi manfaat sosial dan ekonomi yang adil dan merata yang berasal dari pariwisata

ASPEK PEMBANGUNAN EKONOMI

(7)

Physical integrity (keutuhan lingkungan fisik) Menjaga dan membangun kualitas

lanskap, baik di perkotaan maupun pedesaan dan mencegah pencemaran ekologi serta visual;

Biological diversity (keanekaragaman hayati) Mempromosikan dan melindungi lingkungan, habitat alam dan satwa liar, serta meminimalkan dampak pariwisata terhadap lingkungan alam;

Effective waste management ((pengelolaan limbah yang efektif) Meminimalkan pemanfaatan sumber daya langka dan tidak terbarukan dalam pengembangan

pariwisata;

Clean environment (kebersihan lingkungan alam) Meminimalkan pencemaran air,

udara, tanah dan pengurangan limbah oleh wisatawan dan bisnis pariwisatakesetaraan sosial) Memastikan distribusi manfaat sosial dan ekonomi yang adil dan merata yang berasal dari pariwisata

ASPEK PEMBANGUNAN LINGKUNGAN ALAM

(8)

Welfare of the community ((kesejahteraan komunitas) Membangun kesejahteraan masyarakat termasuk infrastruktur sosial, akses sumber daya, kualitas lingkungan dan pencegahan korupsi sosial serta eksploitasi sumber daya;

Cultural wealth ((kekayaan budaya) Memelihara dan mengembangkan warisan budaya lokal, adat istiadat, dan keunikan karakteristik atau sifat dari komunitas dan masyarakat setempat;

Meeting expectations of visitors ((memenuhi ekspektasi pengunjung) Memberikan

pengalaman wisata yang aman dan menyenangkan, yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan wisatawan;

Local control (pengendalian oleh masyarakat setempat) Pelibatan masyarakat setempat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan pengelolaan destinasi pariwisata.

ASPEK PEMBANGUNAN SOSIAL-BUDAYA

(9)

“upaya melakukan pengelolaan kepariwisataan dengan merealisasikan prinsip pembangunan berkelanjutan, agar sumberdaya pariwisata selalu bernilai dari generasi ke generasi dan

keseimbangan antara manfaat ekonnomi, kelestarian lingkungan alam, dan nilai sosial- budaya selalu terjaga”

KOMPONEN PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKALANJUTAN

5 (lima) prinsip oleh UNWTO dengan mengacu pada Sustainable Development Goals (SDGs) dari UNDP di tahun 2015

People:(dalam SDGs, pembangunan di sektor apapun termasuk kepariwisataan harus

bertujuan untuk menghentikan kemiskinan

(poverty) dan kelaparan (hunger), dalam segala bentuk dan dimensi apapun, dan juga untuk memastikan bahwa semua manusia memiliki kesetaraan dalam martabat dan dalam

lingkungan yang sehat.

Planet: dalam SDGs, pembangunan di sektor apapun termasuk kepariwisataan harus bertujuan untuk melindungi planet atau sumberdaya alam beserta iklim yang dapat selalu mendukung kebutuhan

generasi sekarang dan generasi yang akan datang

(10)

Prosperity. dalam SDGs, pembangunan di sektor apapun termasuk kepariwisataan harus bertujuan untuk memastikan bahwa semua manusia dapat menikmati kehidupan yang

sejahtera, kebutuhan hidup yang terpenuhi, serta memastikan kemajuan ekonomi, sosial dan teknologi berjalan selaras dengan alam

Peace: dalam SDGs, pembangunan di sektor apapun termasuk kepariwisataan harus bertujuan untuk menumbuhkan masyarakat yang menjungjung kedamaian, keadilan, dan inklusifitas (tidak eksklusif).

Partnership: dalam SDGs, pembangunan di sektor apapun termasuk kepariwisataan harus bertujuan untuk menguatkan semangat solidaritas dan kolaborasi global, sehingga permasalahan lintas

geografis dan lintas sektoral dapat ditanggulangi dengan baik.

(11)

Nature Tourism: adalah bentuk kegiatan pariwisata yang bertanggung jawab yang khusus dilakukan di alam, yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal (Texas Park & Wildlife, 2021)

ECOTOURISM DAN BLUE TOURISM

Ecological Tourism: adalah pemanfaatan sumber daya alam sebagai produk pariwisata dengan menggunakan prinsip

pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Ecotourism: adalah bentuk ecological tourism

dengan tujuan utama untuk melestarikan alam atau berinteraksi dengan spesies langka. Kegiatan

ekowisata melibatkan unsur edukasi dan

interpretasi, serta dukungan untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya pelestarian sumberdaya alam dan budaya. Ekowisata harus memiliki

konsekuensi minimal terhadap lingkungan dan juga harus berkontribusi kepada kesejahteraan

penduduk setempat (Juganaru, Juganaru & Anghel, 2021)

Blue tourism: pariwisata yang terkait dengan lingkungan laut seperti daerah pesisir, pelayaran, pantai, dan sebagainya. Istilah ini kemungkinan berasal dari 'Blue Economy', sebuah istilah ekonomi yang lagi-lagi terkait dengan lingkungan laut - pelestariannya, eksploitasi, dan regenerasinya. Istilah ini sering digunakan dalam konteks pembangunan internasional, terutama ketika merujuk pada pendekatan berkelanjutan terhadap daerah pesisir yang telah berkembang dan sumber dayanya. )

(12)

Bolnick, Steven (2003). Promoting the Culture Sector through Job Creation and Small Enterprise Development in SADC Countries: The Ethno-tourism Industry. International Labour Organization

REFERENSI

Goodwin, Harold (2014). What is Responsible Tourism?. Tersedia:

https://responsibletourismpartnership.org/what-is-responsible-tourism/

Juganaru, I. D., Juganaru, M., Anghel A. Sustainable Tourism Types, Tersedia:

Https://Www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/—ed_emp/—emp_ent/—

ifp_seed/documents/publication/wcms_117681.pdf

Saravanan, A & Rao Y. Venkata (2012). Equitable Tourism Development: Need For Strategic partnership. International Journal of Multidisciplinary Research, Vol.2 Issue 3.

Sirakaya, E., Jamal, T. and Choi, H.S. (2001), “Developing tourism indicators for destination sustainability”, in Weaver, D.B (Ed.), The Encyclopedia of Ecotourism, CAB International, New York, NY, pp. 411-32.

(13)

universitas Bangka Belitung @ubbofficial_

Referensi

Dokumen terkait

penelitian ini dengan penelitian yang sedang penulis lakukan yaitu sama-sama membahas tentang persepsi dan partisipasi masyarakat terkait lingkungan laut.. termasuk

Perkembangan pariwisata dengan konsep back to nature menyebabkan adanya pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan untuk kegiatan wisata. Namun, pengembangan

Dokumen ini membahas tentang kecerdasan intelektual dan emosional, serta bagaimana kecerdasan dapat diperoleh melalui pendidikan dan

Dokumen ini membahas tentang perjalanan seseorang menuju Islam beserta minat dan pengalamannya dengan budaya

Dokumen ini membahas tentang pentingnya persaudaraan dalam Islam berdasarkan kisah Persaudaraan Muhajirin dan

Dokumen ini membahas tentang pentingnya perubahan kurikulum dalam pendidikan

Dokumen ini membahas tentang masalah limbah plastik dan partikel mikroplastik di lingkungan dan efeknya terhadap produksi makanan serta kehidupan

Dokumen ini membahas tentang Foraminifera, yaitu salah satu organisme dari kingdom protista yang hidup di lingkungan laut sebagai plankton dan