TOURISM BLUE
PEKAN 1 | ROBING,S.HUM.,M.I.KOM JURUSAN ILMU
POLITIK
Blue Tourism secara umum mengacu pada pariwisata yang terkait dengan lingkungan laut seperti daerah pesisir, pelayaran, pantai, dan sebagainya. Istilah ini kemungkinan berasal dari 'Blue Economy', sebuah istilah ekonomi yang lagi-lagi terkait dengan lingkungan laut - pelestariannya, eksploitasi, dan regenerasinya. Istilah ini sering digunakan dalam konteks pembangunan internasional, terutama ketika merujuk pada pendekatan berkelanjutan terhadap daerah pesisir yang telah berkembang dan sumber dayanya.
Blue Tourism adalah kontributor ekonomi utama di negara-negara di mana garis pantainya (dan laut atau samudranya dalam beberapa kasus) menarik dan dapat diakses oleh masyarakat umum.
Blue Tourism juga merujuk pada sebuah proyek, Peluang Pariwisata Biru, yang berfokus pada memastikan bahwa pariwisata pesisir dan maritim di sekitar Lautan Regional utama dikelola, diperintah, dan direncanakan dengan cara yang mendorong keberlanjutan. Ini adalah proyek riset dan inovasi jangka panjang, yang didanai bersama oleh Program Erasmus+ Uni Eropa.
WHAT IS BLUE TOURISM AND WHAT DOES THIS
MEAN FOR THE WORLD?
sustainable tourism development muncul diakibatkan oleh dampak buruk dari kegiatan pariwisata, terutama pada masa tumbuh dan berkembangnya pariwisata masal (mass tourism) di berbagai
destinasi pariwisata di dunia
SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT:
SEJARAH, PRINSIP, INDIKATOR
mulai digaungkan pada tahun 1980-an . Konsep yg diadopsi dan dipostulasikan dari konsep
pembangunan berkelanjutan
Menjadi agenda negara-negara PBB.
“World Environment Protection Strategy”
yaitu suatu undang- undang international mengenai strategi proteksi lingkungan yang dikeluarkan oleh World
Conservation Union, pada tahun 1980
Menjadi agenda
negara-negara PBB.
Earth Summit di Rio de Janeiro-Brazil (1992) Millennium Summit (2000)
KTT Dunia (2002)
kebijakan internasional mengenai pembangunan berkelanjutan yang disebut dengan SDGs (Sustainable Development Goals) atau agenda 2030.
Sekarang, SDGs terus
direview dan
dievaluasi melalui Forum Politik Tingkat Tinggi tentang Pembangunan
Berkelanjutan (High- level Political Forum on Sustainable Development) yang dilakukan setahun sekali.
“pembangunan yang dilakukan tanpa menghabiskan dan merusak sumber daya” (World Environment Protection Strategy)
“pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri” (WCED, 1987).
DEFENISI PRINSIP DASAR
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
Deklarasi Den Haag tentang Pariwisata yang diadopsi oleh Inter Parliamentary Union (IPU) dan Organisasi
Pariwisata Dunia (UNWTO) pada tahun 1989 menunjukkan bahwa pariwisata dan alam sangat saling bergantung.
Jadi, tindakan harus diambil untuk membantu perencanaan pembangunan pariwisata yang terintegrasi sesuai dengan konsep “pembangunan berkelanjutan”.
Konsep tersebut disebutkan dalam Laporan Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (Laporan
Brundtland) dan dalam laporan ” Environmental Perspective to the Year 2000 and Beyond” yaitu suatu program dari United Nations Environment Program (UNEP) (Maksimeniuk & Timakova, 2020)
Jadi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembangunan pariwisata berkelanjutan itu selaras dengan konsep pembangunan berkelanjutan secara umum.
PRINSIP DASAR
EKONOMI
sosial budaya Lingkungan Alam
Pembangunan pariwisata berkelan jutan
TRIPLE BOTTOM LINES
Economic profitability (keuntungan ekonomi) Memastikan kelangsungan hidup dan daya saing destinasi dan bisnis untuk mencapai kelangsungan hidup secara jangka panjang;
Local prosperity (kemakmuran masyarakat setempat) Memaksimalkan manfaat ekonomi dari sektor pariwisata bagi masyarakat setempat, termasuk pengeluaran wisatawan di
destinasi tersebut;
Quality of employment (kualitas pekerjaan) Meningkatkan kuantitas dan kualitas
pekerjaan di destinasi yang terkait dengan pariwisata, termasuk upah, lingkungan kerja dan kesempatan kerja tanpa diskriminasi;
Sosial equity (kesetaraan sosial) Memastikan distribusi manfaat sosial dan ekonomi yang adil dan merata yang berasal dari pariwisata
ASPEK PEMBANGUNAN EKONOMI
Physical integrity (keutuhan lingkungan fisik) Menjaga dan membangun kualitas
lanskap, baik di perkotaan maupun pedesaan dan mencegah pencemaran ekologi serta visual;
Biological diversity (keanekaragaman hayati) Mempromosikan dan melindungi lingkungan, habitat alam dan satwa liar, serta meminimalkan dampak pariwisata terhadap lingkungan alam;
Effective waste management ((pengelolaan limbah yang efektif) Meminimalkan pemanfaatan sumber daya langka dan tidak terbarukan dalam pengembangan
pariwisata;
Clean environment (kebersihan lingkungan alam) Meminimalkan pencemaran air,
udara, tanah dan pengurangan limbah oleh wisatawan dan bisnis pariwisatakesetaraan sosial) Memastikan distribusi manfaat sosial dan ekonomi yang adil dan merata yang berasal dari pariwisata
ASPEK PEMBANGUNAN LINGKUNGAN ALAM
Welfare of the community ((kesejahteraan komunitas) Membangun kesejahteraan masyarakat termasuk infrastruktur sosial, akses sumber daya, kualitas lingkungan dan pencegahan korupsi sosial serta eksploitasi sumber daya;
Cultural wealth ((kekayaan budaya) Memelihara dan mengembangkan warisan budaya lokal, adat istiadat, dan keunikan karakteristik atau sifat dari komunitas dan masyarakat setempat;
Meeting expectations of visitors ((memenuhi ekspektasi pengunjung) Memberikan
pengalaman wisata yang aman dan menyenangkan, yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan wisatawan;
Local control (pengendalian oleh masyarakat setempat) Pelibatan masyarakat setempat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan pengelolaan destinasi pariwisata.
ASPEK PEMBANGUNAN SOSIAL-BUDAYA
“upaya melakukan pengelolaan kepariwisataan dengan merealisasikan prinsip pembangunan berkelanjutan, agar sumberdaya pariwisata selalu bernilai dari generasi ke generasi dan
keseimbangan antara manfaat ekonnomi, kelestarian lingkungan alam, dan nilai sosial- budaya selalu terjaga”
KOMPONEN PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKALANJUTAN
5 (lima) prinsip oleh UNWTO dengan mengacu pada Sustainable Development Goals (SDGs) dari UNDP di tahun 2015
People:(dalam SDGs, pembangunan di sektor apapun termasuk kepariwisataan harus
bertujuan untuk menghentikan kemiskinan
(poverty) dan kelaparan (hunger), dalam segala bentuk dan dimensi apapun, dan juga untuk memastikan bahwa semua manusia memiliki kesetaraan dalam martabat dan dalam
lingkungan yang sehat.
Planet: dalam SDGs, pembangunan di sektor apapun termasuk kepariwisataan harus bertujuan untuk melindungi planet atau sumberdaya alam beserta iklim yang dapat selalu mendukung kebutuhan
generasi sekarang dan generasi yang akan datang
Prosperity. dalam SDGs, pembangunan di sektor apapun termasuk kepariwisataan harus bertujuan untuk memastikan bahwa semua manusia dapat menikmati kehidupan yang
sejahtera, kebutuhan hidup yang terpenuhi, serta memastikan kemajuan ekonomi, sosial dan teknologi berjalan selaras dengan alam
Peace: dalam SDGs, pembangunan di sektor apapun termasuk kepariwisataan harus bertujuan untuk menumbuhkan masyarakat yang menjungjung kedamaian, keadilan, dan inklusifitas (tidak eksklusif).
Partnership: dalam SDGs, pembangunan di sektor apapun termasuk kepariwisataan harus bertujuan untuk menguatkan semangat solidaritas dan kolaborasi global, sehingga permasalahan lintas
geografis dan lintas sektoral dapat ditanggulangi dengan baik.
Nature Tourism: adalah bentuk kegiatan pariwisata yang bertanggung jawab yang khusus dilakukan di alam, yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal (Texas Park & Wildlife, 2021)
ECOTOURISM DAN BLUE TOURISM
Ecological Tourism: adalah pemanfaatan sumber daya alam sebagai produk pariwisata dengan menggunakan prinsip
pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Ecotourism: adalah bentuk ecological tourism
dengan tujuan utama untuk melestarikan alam atau berinteraksi dengan spesies langka. Kegiatan
ekowisata melibatkan unsur edukasi dan
interpretasi, serta dukungan untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya pelestarian sumberdaya alam dan budaya. Ekowisata harus memiliki
konsekuensi minimal terhadap lingkungan dan juga harus berkontribusi kepada kesejahteraan
penduduk setempat (Juganaru, Juganaru & Anghel, 2021)
Blue tourism: pariwisata yang terkait dengan lingkungan laut seperti daerah pesisir, pelayaran, pantai, dan sebagainya. Istilah ini kemungkinan berasal dari 'Blue Economy', sebuah istilah ekonomi yang lagi-lagi terkait dengan lingkungan laut - pelestariannya, eksploitasi, dan regenerasinya. Istilah ini sering digunakan dalam konteks pembangunan internasional, terutama ketika merujuk pada pendekatan berkelanjutan terhadap daerah pesisir yang telah berkembang dan sumber dayanya. )
Bolnick, Steven (2003). Promoting the Culture Sector through Job Creation and Small Enterprise Development in SADC Countries: The Ethno-tourism Industry. International Labour Organization
REFERENSI
Goodwin, Harold (2014). What is Responsible Tourism?. Tersedia:
https://responsibletourismpartnership.org/what-is-responsible-tourism/
Juganaru, I. D., Juganaru, M., Anghel A. Sustainable Tourism Types, Tersedia:
Https://Www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/—ed_emp/—emp_ent/—
ifp_seed/documents/publication/wcms_117681.pdf
Saravanan, A & Rao Y. Venkata (2012). Equitable Tourism Development: Need For Strategic partnership. International Journal of Multidisciplinary Research, Vol.2 Issue 3.
Sirakaya, E., Jamal, T. and Choi, H.S. (2001), “Developing tourism indicators for destination sustainability”, in Weaver, D.B (Ed.), The Encyclopedia of Ecotourism, CAB International, New York, NY, pp. 411-32.
universitas Bangka Belitung @ubbofficial_