BAB 1. KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN
Pengertian Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen berkaitan dengan penyediaan informasi kepada para manajer untuk digunakan di dalam organisasi. “(Garrison, Norren, dan Brewer, 2013)
Peran Akuntan Manajemen dlm Organisasi (Hilton & Platt, 2014)
• Providing information for decisions making and planning
• Assisting managers in directing and controlling operational activities. • Motivating managers and other employees toward the organization’s goals.
• Measuring the performance of activities, sub units, managers, and other employees within the organization.
• Assesing the organization’s competitive position, and working with other managers to ensure the organization’s long-run competitiveness in its industry.
Hub Antara Manajemen dgn Berbagai Stakeholder (Oliver & Horngren, 2010)
Management Accountability to Stakeholders
Stakeholders Provide And Management is accountable for Operating activities
Suppliers Product and services Using the goods and services to earn a profit
Employees Time and expertise Providing a safe and productive work environment
Customers Cash Providing products and services for a reasonable price
Investing activities
Suppliers Long-term assets Purchasing the most productive assets
Financing activities
Owners Cash or other assets Providing a return on the owner’s investment
Creditors Cash Repaying principal and interest
Actions that affect society
Governments Permission to operate Obeying laws and paying taxes
Communities Human and physical resources Providing jobs and operating in an ethical manner to support the community
Perbedaan Akuntansi Manajemen dgn Akuntansi Keuangan
Konsep The Value Chains
Value Chains atau rantai nilai adalah suatu kumpulan yang terkait dengan aktivitas penciptaan nilai, yang dimulai dengan bahan baku dasar, yang datang dari pemasok dan bergerak ke rangkaian aktivitas penambahan nilai (value added), yang mencakup produksi dan pemasaran produk, berupa barang atau jasa, dan diakhiri dengan distribusi untuk dapat diterimanya produk oleh konsumen akhir (Assuari, 2011)
&
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (Siregar et al., 2013)
Input
Proses
Output
Pemakai
Peristiwa Ekonomi Mengidentifikasi Lap Biaya Produksi Umpan Balik (input) Mengukur Lap Biaya Produksi
Mengakumulasi Lap Pembelian
Menganalisis Lap Pemakaian Bahan Melaporkan Lap Jam Kerja
A Contemporary View of Accounting Information
ACCOUNTING INFORMATION Traditional Financial Accounting Information Non Financial Information Financial Information : Assets Liabilities Revenues Gross margin Operating expenses Other Quantitative Information : % of defect No. Customer Complaints Warrant Claims Unit of inventory Budgeted hours Qualitative Information : Customer satisfaction Employee satisfaction Product or service quality Reputation
Tipe Informasi Akuntansi Manajemen (Mulyadi, 1993)
• Full Accounting Information
Akuntansi penuh/menyeluruh menyajikan informasi mengenai pendapatan total, biaya total, dan aktiva total baik masa lalu maupun pada masa yang akan dating.
• Differential Accounting Information
Akuntansi diferensial menyajikan informasi mengenai taksiran pendapatan, taksiran biaya, dan taksiran aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih, dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain.
• Responsibility Accounting Information
Akuntansi pertanggungjawaban menyajikan informasi mengenai pendapatan, biaya, dan aktiva yang dikaitkan dengan suatu bagian atau unit di dalam perusahaan/dikaitkan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban.
Trend yg Mempengaruhi Akuntansi Manajemen (Siregar et al., 2013)
Orientasi Pelanggan Perspektif Lintas Fungsi
Kompetisi Global Manajemen Kualitas Total
Waktu sbg Unsur Kompetitif Kemajuan Teknologi Informasi
Kemajuan Lingkungan Manufaktur Pertumbuhan & Deregulasi Industri Jasa Manajemen Berbasis Aktivitas
10 Nilai Inti Prinsip Moral dalam Etika.
Kejujuran (honesty), Integritas (integrity), Memegang janji (promise keeping), Kesetiaan (fidelity), Keadilan (fairness), Kepedulian terhadap sesama (caring for others), Penghargaan kpd orang lain (respect for others), Kewarganegaraan yg bertng jwb (responsible citizenship), Pencapaian kesempurnaan (pursuit of excellence), dan Akuntabilitas (accountability)
Kode Etik Akuntan Manajemen (Siregar et al., 2013)
Menurut Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) • Kompetensi
• Kerahasiaan • Integritas • Objektivitas
BAB 2. FULL ACCOUNTING INFORMATION
Full Accounting Information (Informasi Akuntansi Penuh)
Informasi akuntansi penuh merupakan semua aset, semua pendapatan yang diperoleh, dan atau semua biaya suatu objek informasi.
Objek Informasi
• Produk • Keluarga produk • Aktivitas • Departemen • Divisi, atau • PerusahaanPerbedaan Full Accounting, Full Cost, dan Full Costing
• Full Accounting Information Full assets, full revenues dan/full costs. • Full Cost Total biaya yg bersangkutan dengan objek informasi.
• Full Costing Metode penentuan Biaya, membebankan seluruh biaya (produksi + Non Produksi) sebagai unsurnya
Metode penentuan Biaya :
Full Costing, Variable Costing, dan Activity Based Costing
1.
FULL COSTING
BIAYA PRODUKSI :
BIAYA BHN BAKU XXX
BIAYA TKL XXX
BOP VARIABEL + BOP TETAP XXX +
TOTAL BIAYA PRODUKSI : XXX
BIAYA NON PRODUKSI :
BIAYA ADM & UMUM YYY
BIAYA PEMASARAN YYY +
TOTAL BIAYA NON PRODUKSI : YYY +
BIAYA TOTAL XXXYYYY
2.
VARIABLE COSTING
BIAYA VARIABLE :
BIAYA BHN BAKU XXX
BIAYA TKL XXX
BOP VARIABEL XXX
BIAYA ADM & UMUM VARIABLE XXX BIAYA PEMASARAN VARIABLE XXX +
TOTAL BIAYA VARIABLE : XXX
BIAYA TETAP :
BOP TETAP YYY
BIAYA ADM & UMUM TETAP YYY BIAYA PEMASARAN TETAP YYY + TOTAL BIAYA TETAP : YYY +
3. ACTIVITY BASED COSTING
Biaya Desain Dan Pengembangan Produk :
biaya desain XXX
biaya pengujian poduk XXX +
Total XXX
Biaya Produksi :
facility sustaining activity cost YYY product sustaining activity costs YYY
batch related activity costs YYY
unit level activities costs YYY +
Total YYY
Biaya dukungan logistik :
biaya iklan ZZZ
biaya distribusi, ZZZ
biaya garansi produk ZZZ +
Total ZZZ
TOTAL BIAYA X+Y+Z
FULL & VARIABLE COSTING
• Full costing dan variable costing ditujukan untuk menilai persediaan (inventory valuation)
• Fokus biaya terbatas pada biaya yang terjadi pada fase produksi saja.
• Biaya selain fase produksi diperlakukan sebagai biaya periode (periode cost)
ACTIVITY BASED COSTING
• menitikberatkan penentuan biaya di semua fase (pembuatan, desain dan pengembangan, produksi, s/d penyerahan produk kpd pelanggan).
• Unit Level Activity Cost : Biaya yang dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang dihasilkan (Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi, biaya angkutan)
• Batch Related Activity Cost : Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi (Setup cost, biaya inspeksi)
• Product Sustaining Activity Cost : Biaya yang berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu untuk mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. (Biaya desain produk).
• Facility Sustaining Activity Cost : Biaya yang berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan (Biaya depresiasi, Asuransi).
BEDA UNSUR BIAYA PRODUK
FULL COSTING VARIABLE COSTING ACTIVITYBASED COSTING
Biaya ProduksI Biaya Adm & Umum Biaya Pemasaran Biaya Fungsi Lain
Biaya Variable Biaya Tetap
1. Unit Level Cost 2. Batch related cost 3. Product Sustaining Cost 4. Facility sustaining Cost
Contoh soal :
Tentukan product cost dari soal di bawah ini dengan menggunakan perhitungan menurut full costing dan variable costing
Biaya Produksi variable Rp 4.000.000 Biaya produksi tetap 1.000.000 Biaya administrasi dan umum variable 500.000 Biaya administrasi dan umum tetap 500.000
Biaya pemasaran tetap 1.000.000
Biaya pemasaran variable 1.500.000
Manfaat Full Accounting Information
I. PELAPORAN KEUANGAN
Merupakan kewajiban pertanggungjawaban manajemen atas : a) Dana yg diinvestasikan oleh investor/kreditur
b) Hasil usaha, dasar pemungutan pajak oleh pemerintah. Laporan Keuangan ditujukan untuk :
a) Pihak luar (sesuai GAAP) dan, b) Top manajemen ( Non GAAP). Cotohnya:
a. Laporan laba rugi untuk pihak external; full costing b. Laporan laba rugi untuk pihak internal; full costing
c. Laporan laba rugi untuk top management/variable costing)
II. ANALISIS KEMAMPUAN MENGHASILKAN LABA (PROFITABILITY ANALYSIS)
• Mendeteksi penyebab timbulnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu objek informasi dalam periode akuntansi tertentu.
• Informasi akuntansi penuh diperlukan berupa : - Pendapatan dari produk periode tertentu
- Biaya penuh dikorbankan untuk memproduksi dan memasarkan produk pada periode yang sama
- Aktiva penuh untuk memproduksi
Ukuran yang mempertimbangkan jumlah aktiva yang ditanamkan dalam pusat pertanggung jawaban.
ROI = Pendapatan Penuh – Biaya Penuh Aktiva Penuh
Pendapatan Penuh – Biaya Penuh = Laba Bersih
Merupakan selisih antara laba operasional dengan jumlah minimal laba yang dikehendaki (minimum required rate of return)
Pendapatan penuh xxxx
Biaya penuh xxxx -
Laba bersih xxxx
Beban modal (y% x aktiva penuh) xxxx -
a. Berikut data dari PT XYZ
- Aktiva penuh yang dimiliki Rp4.000.000.000 - Pendapatan penuh yang peroleh Rp3.600.000.000
- Biaya penuh untuk memperoleh pendapatan 2.400.000.000 - Beban modal atas investasi dalam aktiva sebesar 20% Diminta : carilah ROI dan Residual Income
b. PT Karya Persada memiliki dua SBU mensyaratkan kembalian minimal 12% untuk setiap aktiva SBU. SBU yang laba operasi bersihnya setahun Rp 400.000 dan investasinya Rp 3.000.000, berapakah residual incomenya?
• Analisis kemampuan menghasilkan laba divisi yang dimiliki perusahaan
menggunakan pengukur kembalian investasi (return on investment) atau residual income.
• Kemudian, unsur-unsur apa yang diperhitungkan untuk menentukan laba dan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba divisi?
• Terdapat empat pengertian laba yang tersedia untuk mengukur laba divisi berikut ini:
• Laba kontribusi divisi (division contribution margin)
• Laba terkendali divisi (division controllable profit)
• Laba langsung divisi (division direct profit)
• Laba bersih divisi (division net profit)
Misalnya Neraca PT. ABC 31 Des 2007 (dalam ribuan) adalah sbb :
PT. ABC
Neraca 31 Desember 2007
Aktiva
Aktiva lancar bersih Rp. 90.000 Aktiva tetap Rp. 100.000 Akum Depr 40.000 60.000 Jumlah aktiva Rp150.000 Passiva Utang lancar Rp. 30.000 Utang jk pj (bunga 4%) 50.000 Modal saham 70.000 Jumlah passiva Rp150.000
Catatan : Laba bersih sebelum pajak untuk tahun 2007 adalah Rp. 10.500.000
Misalnya manajemen puncak diminta oleh kreditur jangka
panjang dan pemegang saham untuk melaporkan kemampuan menghasilkan laba perusahaan.
Pengembalian investasi yg dihasilkan akan memperlihatkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban pembayaran deviden dan bunga utang jangka panjang.
Dari data Neraca yg ada, perhitungan pengembalian investasi dilakukan dengan lebih dahulu menambahkan biaya bunga utang jangka panjang kepada laba bersih sebelum pajak.
4 % x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.000.000
Sehingga laba bersih naik menjadi Rp. 12.500.000 dari sebelumnya 10.500.000
ROI : Rp. 12.500.000 . ( Rp. 150.000.000 – Rp. 30.000.000)
III. JAWABAN ATAS PERTANYAAN “BERAPA BIAYA YANG TELAH DIKELUARKAN UNTUK SESUATU?”
Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu berperan bagi manajemen dalam : 1. Evaluasi konsumsi sumber daya yang dikorbankan untuk sesuatu.
Informasi ini diperlukan untuk memungkinkan manajemen melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
• “berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk produk X”, maka full cost yg bersangkutan dgn produk x, (full costing )
Biaya produksi langsung 1.000.000
Bagian yg adil biaya prod tdk lgs yg menjadi beban produk X 600.000
Total biaya prod produk X 1.600.000
Biaya Non produksi Biaya non prod lgs
B adm & umum lgs 50.000
B pmsrn lgs 75.000
Biaya non produksi lgs 125.000
Biaya non prod tdk lgs
Bagian yg adil biaya adm tdk lgs yg menjadi beban produk X 100.000 Bagian yg adil biaya pmsrn tdk lgs yg menjadi beban produk X 175.000
275.000
Total biaya non produksi produk x 400.000
Biaya penuh produk x 2.000.000
• “berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk produk Y”, maka full cost yg bersangkutan dgn produk Y, (Variable costing )
• Jika objek informasi berupa divisi suatu perusahaan, untuk menjawab pertanyaan berapa biaya suatu divisi yang dikeluarkan pada masa lalu
2. Struktur biaya perusahaan pesaing.
3. Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri
Biaya variabel
Biaya produksi variabel Biaya non produksi variabel Biaya adm & umum variabel Biaya pemasaran variabel Total biaya non prod variabel Total Biaya variabel produk Y Biaya tetap lgs
Biaya produksi tetap Biaya nonproduksi tetap lgs Biaya adm & umum tetap lgs Biaya pemasaran tetap lgs Biaya tetap lgs produk Y Biaya tetap tdk lgs
Bag yg adil bi adm & umum tetap Bag yg adil bi pemasaran tetap Biaya ttp tdk lgs yg mnjadi beban produk Y
Total biaya tetap yg mnjadi beban produk Y
Biaya penuh produk Y
Rp. 200.000 300.000 Rp. 120.000 75.000 Rp. 195.000 Rp. 150.000 Rp. 100.000 Rp. 250.000 Rp. 1.000.000 Rp. 500.000 Rp. 1.500.000 445.000 Rp.1.945.000
4. Penentuan harga jual produk atau jasa
5. Penyediaan kemudahan dalam penghilangan pemborosan dengan menyediakan informasi biaya untuk aktivitas-aktivitas penambah nilai.
6. Penyediaan informasi untuk perbaikan tingkat kemampuan produk atau jasa dalam menghasilkan laba dengan memantau total biaya daur hidup produk atau jasa. 7. Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan tentang biaya mutu (quality qost) 8. Cost reimbursement (permintaan penggantian atas biaya-biaya yang telah
dikeluarkan). 9. Inventory costing
IV. PENENTUAN HARGA JUAL DALAM COST-TYPE CONTRACT
• Cost type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yg pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yg didasarkan pada total biaya yg sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yg dihitung
sebesar % tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Harga jual produk berdasarkan cost type contrak ditentukan sbb :
Biaya penuh sesungguhnya Rp. 1.000.000 Laba 10 % x Rp. 1.000.000 100.000 Harga yg harus dibayar konsumen Rp. 1.100.000
V. PENENTUAN HARGA JUAL NORMAL
• Dalam keadaan normal, manajemen puncak harus memperoleh jaminan bahwa harga jual produk atau jasa yang dijual di pasar dapat menutup biaya penuh untuk
menghasilkan produk atau jasa tersebut dan dapat menghasilkan laba wajar.
• Pendekatan Full Costing
Harga jual = Biaya Produksi + Biaya Non Produksi + Laba yang diinginkan Markup = Biaya non produksi + laba yang diharapkan
Biaya produksi
Biaya Desain dan Pengembangan
Biaya Desain
Biaya pengujian produk
Biaya Produksi
Unit level activity cost Batch-related activity cost Product sustaining activity cost Facility sustaining activity cost Total biaya produksi
Biaya pendukung Logistik :
Biaya iklan Biaya distribusi Biaya garansi produk Biaya adm & umum
Total biaya pendukung logistik Biaya penuh produk Y
Rp. 400 1.100 Rp. 4.200 600 500 1.000 Rp. 100 200 150 350 Rp. 1.500 6.300 800 Rp. 8.600
Markup = Biaya non produksi + (y% x Aktiva penuh) Biaya produksi
Informasi yang telah dikumpulkan dari PT Double R adalah sebagai berikut:
• Taksiran biaya produksi untuk kapasitas produksi per tahun 5.000 unit terdiri dari:
• Biaya bahan baku Rp 1.500.000
• Biaya tenaga kerja langsung Rp 750.000
• Biaya overhead pabrik variable Rp 1.000.000
• Biaya overhead pabrik tetap Rp 1.250.000
• Biaya administrasi dan umum variable Rp 375.000
• Biaya pemasaran variable Rp 400.000
• Biaya administrasi dan umum tetap Rp 125.000
• Biaya pemasaran tetap Rp 150.000
• Total aktiva menurut neraca awal tahun anggaran adalah Rp 4.800.000 dan laba yang diharapkan dari investasi dalam aktiva tersebut adalah 25%
• Maka harga jual dengan menggunakan full costing adalah Rp 1.350 per unit
Pendekatan Variable Costing
Harga jual = Biaya variabel + Biaya tetap + laba yang diharapkan
Harga setelah Mark Up = Biaya variable per unit + (Mark Up x Harga Jual) % Markup = Biaya tetap + laba yang diharapkan x 100%
Biaya variable
% Markup = Biaya tetap + (y% x Aktiva penuh) x 100% Biaya variabel
VI. PENENTUAN HARGA JUAL YANG DIATUR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH
• Harga jual produk dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat luas seperti air, listrik, telepon ditentukan berdasarkan biaya penuh masa yang akan datang ditambah dengan laba yang diharapkan.
• Informasi akuntansi penuh yang bermanfaat untuk penetapan harga jual produk atau jasa yang diatur pemerintah terdiri dari biaya penuh masa datang yang akan
dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa dan akitva penuh yang akan digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut.
BAB 3. DIFFERENTIAL ACCOUNTING INFORMATION
Salah satu fungsi penting manajemen adalah perencanaan. Dalam perencanaan,mereka dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai macam alternatif. Untuk memutuskan alternatif yang harus dipilih,mereka menghadapi ketidakpastian.Oleh karena itu, manajemen memerlukaninformasi yang dapat mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi, sehinggamemungkinkan mereka menentukan pilihan dengan baik.
Proses Pengambilan Keputusan
A. Pengambilan keputusan dilaksanakan melalui empat tahap yang berurutan berikut ini: 1. Pengakuan dan perumusan masalah atau kesempatan
2. Pencarian tindakan alternatif dan pengkuantifikasinya masing-masing 3. Pemilihan alternative optimum atau alternative yang memuaskan 4. Implementasi dan penindaklanjutan
B. Pengakuan dan Perumusan Masalah atau Kesempatan Keputusan yang harus diambil oleh manajemen kemungkinan merupakan respon terhadap :
1.Peristiwa yang mengandung masalah 2. Ancaman yang dirasakan ada
3. Kesempatan yang diperkirakan akan terjadi Jika masalah atau kesempatan telah ditonjolkan unutk menarik perhatian, masalah atau kesempatan tersebut harus segera dirumuskan. Informasi akuntansi memiliki kemampuan untuk memperjelas masalah yang dihadapi oleh manajemen dengan mewujudkan masalah tersebut dalam bentuk kuantitatif keuangan.
C. Pencarian Tindakan Alternatif dan Kuantifikasi Konsekuensinya MasingMasing Jika masalah atau kesempatan telah selesai dirumuskan,manajemen kemudian mencari alternative tindakan untuk memecahkan masalah tersebut dan menghitung secara kuntitatif konsekuensi setiap alternative tindakan tersebut.
D. Pemilihan alternative optimum atau alternatif yang memuaskan Tahap yang paling gawat dalam proses pengambilan keputusan adalah pemilihan satu diantara berbagai alternatif yang dapat dipilih. Meskipun tahap ini tampaknya rasional, namun pemilihan akhir seringkali lebih didasarkan atas pertimbangan ekonomis rasional. Manajer yang melakukan pemilihan alternatif kemungkinan menghadapi beberapa alternative yang layak dipilih, yang masing-masing memiliki segi-segi positif tertentu
dipandang dari sudut kriteria pemilihan alternatif yang digunakan. Manajer kemungkinan menggunakan pendekatan ekonomis rasional di dalam melakukan pemilihan alternative yang optimum, sehingga pemilihan alternative yang dilakukan berdasarkan atas pertimbangan ekonomis rasional.
E. Implementasi dan Penindaklanjutan Berhasil atau tidaknya pilihan akhir tergantung atas efisiensi implementasi alternative yang telah dipilih. Implementasi hanya akan berhasil jika individu yang memilki pengendalian terhadap sumber daya organisasi yagn diperlukan untuk melaksanakan keputusan tersebut sepenuhnya danggup mewujudkan alternative yang dipilih.
Peranan Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan
A. Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi berperan untuk:
1.Meransang manajemen didalam menyadari dan mendefinisikan masalah. \
2. Memisahkan laternatif tindakan yang satu dengan alternative tindakan yang lain 3. Menjelaskan konsekuensi berbagai alternative tindakan yang dipilih
4. Membantu menganalisis dan menilai berbagai alternative tindakan yagn akan dipilh.
B. Informasi Akuntansi sebagai Peransang (Stimuli) dalam Pengakuan Adanya Masalah Informasi akuntansi dapat berfungsi sebagai perangsang untuk menyadari adanya masalah. Apakah ransangan dari informasi tersebut kenyataanya memicu kearah penyelesaian masalah tergantung atas beberapa factor:
a.Apakah lingkungan internal maupun eksternal memungkinkan dengan cepat manajemen bereaksi.
b.Kemampuan manajer dalam mengorganisasi dan menggunakan informasi akuntansi serta preferensi pribadi mereka terhadap informasi kuantitiatif atau kualitatif.
c.Ukuran perusahaan dan tingkat disentralisasi didalamnya d. Tersedianya data industry sebagai pembanding
C. Kondisi lingkungan Informasi akuntansi dapat berfungsi sebagai pemicu timbulnya kesadaran akan adanya masalah atau kesempatan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan internal maupun eksternal yang dihadapi. Jika kondisi lingkungan tidak memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat untuk bereaksi terhadap masalah atau kesempatan yang
timbul, informasi akuntansi tidak berfungsi sebagai pemicu kesadaran manajemen kearah pemecahan masalah/tindakan menghadapi kesempatan.
D. Kemampuan Manajer di dalam Mengorganisaikan dan Menggunakan Informasi Akuntansi serta Preferensi Pribadi Mereka terhadap Informasi Kuantitatif atau Kualitatif Tingkat rangsangan yang dihasilkan oleh informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan juga ditentukan oleh kemampuan manajer dalam mengorganisasi dalam menggunakan informasi akuntansi serta ditentukan oleh preferensi manajer informasi kuantitatif.
E. Ukuran Perusahaan dan Tingkat Desentralisasi di dalamnya Biasanya dalam perusahaan kecil, pemilik sekaligus memimpin perusahaan melakukan pengambilan keputusan dan sekaligus melaksanakan keputusannya. Dalam situasi semacam ini, biasanya pengambil keputusan mengandalkan observasi langsung dan intuisinya dalam menyadari adanya masalah dan kesempatan.
F. Tersedianya Data Industri sebagai Pembanding Kemampuan informasi akuntansi sebagai pemicu kesadaran manajer akan adanya masalah atau kesempatan ditentukan pula oleh tersedia atau tidaknya data industri sebagai pembanding.
G. Dampak Informasi Akuntansi Dalam Pemilihan Keputusan Bobot yang diberikan oleh pengambil keputusan atas informasi akuntansi dalam pemilihan akhir tergantung atas:
1. Seberapa jauh informasi dirasakan mampu mengurangi sebagian ketidakpastian yang melingkupi proses pengambilan keputusan.
2. Permintaan dan persaingan atas produk dan jasa
3. Tingkat ketelitian informasi akuntansi yang direkayasa oleh manajemen 4. Lingkup keputusan yang diambil (jangka pendek atau jangka panjang
5. Preferensi pengambil information) keputusan (external information atau internal. Kemampuan akuntansi dalam mengukur biaya kesempatan
Analisis Biaya Relevan
1.Menerima Pesanan Tambahan 2.Menurunkan Harga Pesanan Khusus 3.Memproduksi atau membeli
4.Menutup Fasilitas
5.Menghentikan Produk Tertentu 6.Memproses Lebih Lanjut atau Tidak
COST CONCEPTS FOR DECISION MAKING
1.Differential cost adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternative
2.Incremental cost berkaitan dengan kenaikan biaya yang terjadi karena perubahan dari satu alternatif ke alternatif lainnya
3.Opportunity Cost adalah manfaat potensial yang akan hilang bila salah satu alternatif telah dipilih dari sejumlah alternatif yang tersedia
4.Sunk Cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh keputusan apa pun yang dibuat saat ini atau pun masa yang akan datang.
Contoh soal Pesanan Tambahan
Contoh soal Pesanan Khusus
BAB 4. INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
KONSEP INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Informasi akuntansi pertanggung jawaban adalah suatu informasi tentang aktiva, pendapatan, dan biaya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab unit-unit organisasi yang bertanggung jawabatas pertanggungjawaban tertentu dalam suatu organisasi.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban terdiri atas :
1. Informasi biaya masa lalu. Biaya yang menjadi tanggung jawab seseorang yang digunakan dalam proses perencanaan. Contohnya : budget
2. Informasi biaya masa dating. Biaya sesungguhnya yang menjadi tanggung jawab seseorang dalam bentuk laporan. Contohnya : laporan pertanggungjawaban dan laporan keuangan.
MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Menurut Mulyadi (1997:170-174)
1. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan prosespenetapan peran dalam usaha mencapai sasaran perusahaan.
2. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu bermanfaat sebagai :
a) Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Informasi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya.
b) Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai pemotivasi manajer. Informasi akuntansi akan berdampak langsung terhadap motivasi manajer dengan mempengaruhi kemungkinan usaha diberi penghargaan. Juga digunakan untuk mengukur kinerja manajer.
3. Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pengelolaan aktivitas. Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan kedalam biaya penambah dan bukan penambah nilai, sehingga manajemen dapat memperoleh informasi biaya bukan-penambah dan dan bukan penambah nilai yang menggambarkan besarnya
pemborosan yang sekarang dialami perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan customer.
Manajer juga dapat memperoleh biaya bukan penambah nilai yang memungkinkan mereka memusatkan pengendalian mereka terhadap aktivitas bukan penambah nilai, selain itu juga dapat memungkinkan mereka melakukan penyempurnaan efisiensi aktivitas penambah nilai.
4. Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pemantauan efektivitas program pengelolaan aktivitas. Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan kedalam biaya penambah dan bukan penambah nilai dalam bentuk perbandingan dari periode ke periode, yang mengakibatkan manajer dapat memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas dan merumuskan keputusan-keputusan strategik.
Kesimpulan : manfaat yang diperoleh dari informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah manajer dapat mengetahui program yang telah direncanakan untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam perusahaan.
Fungsi informasi akuntansi pertanggungjawaban:
a. Menyiapkan Budget untuk masing-masing responsibility center b. Mengukur Performa dari masing-masing responsibility center
c. Menyiapkan skema pelaporan secara periodik yang membandingkan jumlah secara aktual dan jumlah budget.
Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional
Menurut mulyadi (1997:214), Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan atau pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan atau pendapatan yang dianggarkan.
Karakteristik sistem akuntansi pertanggungjawaban :
1. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban
2. Standar ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manajer yang bertangung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu
3. Kinerja manajer diukur dengan membandingkanrealisasi dengan anggaran
4. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukumanberdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi.
Kelemahan-kelemahan sistem akuntansi tradisional:
1. Mengabaikan biaya yang tidak memberikan nilai tambah 2. Memberikan perhatian lebih terhadap biaya tenaga kerja 3. Memfokuskan pada kondisi ekstern
4. Memberikan perhatian lebih terhadap ukuran keuangan 5. Perhitungan selisih mendorong tingkah laku negatif
Asumsi-asumsi sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional:
1. Pengelolaan Berdasarkan Penyimpangan
Dengan melihat penyimapangan yang terjadi dalam perusahaan, maka manajemen akan memusatkan perhatiaanya terhadap perbaikan ketidakefisienan yang terjadi. Pelaporan secara periodik yang disajikan oleh akuntansi pertanggungjawaban kepada manajer yang bertanggungjawab sangat cocok digunakan untuk menarik perhatian mereka kearah bidang yang terdapat penyimpangan didalamnya dan segera melakukan perbaikan.
2. Pengelolaan berdasarkan tujuan (Manajemen By Objective)
Dalam MBO manajer atas maupun bawah bersama-sama menetapkan sasaran bersama yang dinyatakan dalam hasil atau sasaranyang diharapkan dan secara bersama-sama memantau kemajuan dan pencapaian sasaran tersebut.
3. Struktur pertanggungjawaban sesuai dengan hierarki organisasi
Akuntansi pertanggungjawaban tradisional menganggap bahwa pengendalian organisasi dapat meningkat dengan cara menciptakan jaringan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur organisasi formal perusahaan. 4. Manajer bawahnya tersedia untuk menerima tanggung jawabyang dibebankan
Hal yang terpenting dalam menentukan agar sistem akuntansi pertanggungjawaban ini berhasil adalah kesediaan para manajer pusat untuk menerima tanggung jawab yang diberikan kepada mereka. Untuk mendorong penerimaan tanggung jawab, kultur organisasi harus memungkinkan para manajer untuk kadang-kadang gagal dalam tugas mereka, tanpa harus takut untuk menerima hukuman atas kegagalan mereka tersebut.
5. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerjasama bukan kompetisi Sistem akuntansi pertanggungjawaban memberikan kesempatan kepada manajer untuk merumuskan sasaran mereka sendiri dan membuat keputusan dalam angka tenggung jawab yanng didelegasikan oleh manajer di atasnya, maka hal ini akan meningkatkan kesetiaan harga diri dan rasa penting dalam diri manajer.
Activity-Based Responsibility Accounting System
Activity-based responsibility adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dilakukan menurut aktivitas penambah dan bukan penambah nilaiuntuk memungkinkan manajemen merencanakan pengelolaan aktivitas dan memantau hasil perbaikan bersinambungan atas berbagai aktivitas untuk pembuatan produk/ penyerahan jasa.
a. Aktivitas penambah nilai. Aktivitas penambahan nilai adalah aktivitas yang perlu dilakukan untuk menjaga agar perusahaan tetap bertahan dan bekembang dalam bisnis yang dijalankan. Klasifikasi aktivitas penambah nilai karena memenuhi 3 kondisi : 1) Aktivitas yang mampu menghasilkan perubahan suatu keadaan, 2) Perubuhan sifat tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya, 3) Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain dapat dilaksanakan
b. Aktivitas Bukan Penambah Nilai. Aktivitas bukan penambah nilai adalah aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan merupakanaktivitas yang tidak perlu dilakukan karena tidak membuat perusahaan dapat bertahan atau berkembang dalam bisnisnya. Dalam perusahaan manufaktur, terdapat 5 golongan aktivitas bukan penambah nilai yaitu :
1. Pembuatan skedul. Pembuatan waktu dan sumber daya untuk menentukan kapan berbagai produk yang berbeda dimasukkan dan bagaimana berbagai produk tersebut diproduksi.
2. Pemindahan. Aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk memindahkan bahan baku, produk dalam proses dan tranfer produk jadi dari satu departemen ke departemen lainnya.
3. Penantian. Aktivitas yang didalamnya bahan baku dan produk dalam proses menggunakan waktu dan sumber daya untuk menunggu proses berikutnya. 4. Inspeksi. Aktivitas yang mengkonsumsi waktu dan sumber daya untuk
menjamin produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang sudah ditetapkan. 5. Penyimpanan. Aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya selama
produk dan bahan baku disimpan sebagai bahan sediaan
Penggunaan Informasi Akuntansi PertanggungJawaban
Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional mengarahkan perhatian manajer pada pengendalian biaya.
1. Sistem pelaporan biaya dalam akuntansi pertanggungjawaban Tradisional
Pelaporan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban harus menggunakan klasifikasi dan kode rekening yang sesuai dengan konsep pertanggungjawaban dalam organisasi. Dengan kata lain bahwa klasifikasi kode rekening harus disusun
sedemikian rupa sehingga selain mampu menunjukkan jenis biaya atau penghasilan yang terjadi, memungkinkan pengumpulan biaya terkendali dan tak terkendali pada masing pusat pertanggungjawaban atau kontribusi penghasilan masing-masing produk dan dapat mengidentifikasikan pula kode tingkat pimpinan manajemen yang bertanggung jawab. Posisi angka dalam kode rekening dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1) Menunjukkan tempat terjadinya biaya
2) Menunjukkan kode jenis biaya dan penghasilan yang digolongkan sesuai dengan objek pengeluaran dan penerimaan.
Jenis laporan biaya yang dihasilkan oleh akuntansi biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional meliputi:
Ø Laporan Pertanggungjawaban (resposibility cost report). Bertujuan agar manajer melakukan pengelolaan biaya dengan cara membandingkan biaya yang direalisasikan dengan biaya yang dianggarkan.
Ø Laporan Biaya Produksi (cost of production report). Bertujuan untuk menyajikan laporan biaya produksi untuk analisis biaya produk yang dihasilkan perusahaan tiap bulan.
Untuk memaksimumkan keuntungan laporan pertanggungjawaban harus memenuhi 4 kriteria, yaitu :
a) Tepat Waktu,
b) Diterbitkan secara periodik dan konsisten, c) Mudah dimengerti,
d) Membandingkan antara budget dan jumlah aktual Format umum laporan pertanggungjawaban:
Ø Nomor Kode akun biaya
Ø Jenis biaya atau pusat pertanggungjawaban Ø Realisasi bulan ini
Ø Anggaran biaya bulan ini Ø Penyimpangan biaya bulan ini
Ø Realisai biaya sampai dengan bulan ini Ø Anggaran biaya sampai dengan bulan ini Ø Penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini
2. Sistem pengelolaan akuntansi pertanggungjawaban dalam akuntansi
pertanggungjawaban tradisional
Oleh karena biaya yang terjadi dikumpulkan untuk setiap tingkat manajemen, maka biaya-biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkat manajemen yang berada dalam struktur organisasi.
Perhitungan cost produk dilakukan melalui tahap-tahap berikut : a. Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi
b. Perhitungan cost produksi bagian kievel, bagian printing, bagian guset.
Pembebanan Tanggung Jawab Biaya Dalam Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional
Dalam menentukan terkendalikan atau tidaknya biaya, ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Didasarkan pada biaya yang dikeluarkan, Contohnya : departemen listrik dibebani tanggung jawab atas terjadinya biaya listrik tersebut karena biaya listrik dikeluarkan
oleh departemen listrik sedangkan bagian departemen produksi dan departemen lain tidak dibebani.
b. Berdasarkan pada sumber daya yang dikonsumsi, Contoh : departemen listrik menjadi tanggung jawab penuh manajer listrik atau dapat dialokasikan ke departemen pemakai sesuai dengan perilaku manajer yang hendak dituju.
REKAYASA INFOMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Penggunaan Informasi Akuntansi PertanggungJawabanSistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional mengarahkanperhatian manajer pada pengendalian biaya.
1. Sistem pelaporan biaya dalam akuntansi pertanggungjawaban Tradisional
Pelaporan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban harus menggunakan klasifikasi dan kode rekening yang sesuai dengan konsep pertanggungjawaban dalam organisasi. Dengan kata lain bahwa klasifikasi kode rekening harus disusun sedemikian rupa sehingga selain mampu menunjukkan jenis biaya atau penghasilan yang terjadi, memungkinkan pengumpulan biaya terkendali dan tak terkendali pada masing pusat pertanggungjawaban atau kontribusi penghasilan masing-masing produk dan dapat mengidentifikasikan pula kode tingkat pimpinan manajemen yang bertanggung jawab. Posisi angka dalam kode rekening dikelompokan menjadi 2 yaitu :
a) Menunjukkan tempat terjadinya biaya
b) Menunjukkan kode jenis biaya dan penghasilan yang digolongkan sesuai dengan objek pengeluaran dan penerimaan.
Jenis laporan biaya yang dihasilkan oleh akuntansi biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional meliputi:
Ø Laporan Pertanggungjawaban (resposibility cost report). Bertujuan agar manajer melakukan pengelolaan biaya dengan cara membandingkan biaya yang direalisasikan dengan biaya yang dianggarkan.
Ø Laporan Biaya Produksi (cost of produstion report). Bertujuan untuk menyajikan laporan biaya produksi untuk analisis biaya produk yang dihasilkan perusahaan tiap bulan.
Untuk memaksimumkan keuntungan laporan pertanggungjawaban harus memenuhi :
a) Tepat Waktu
b) Diterbitkan secara periodik dan konsisten c) Mudah dimengerti
d) Membandingkan antara budget dan jumlah aktual
Format umum laporan pertanggungjawaban:
Ø Nomor Kode akun biaya
Ø Jenis biaya atau pusat pertanggungjawaban Ø Realisasi bulan ini
Ø Anggaran biaya bulan ini Ø Penyimpangan biaya bulan ini
Ø Realisai biaya sampai dengan bulan ini Ø Anggaran biaya sampai dengan bulan ini Ø Penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini
2. Sistem pengelolaan akuntansi pertanggungjawaban dalam akuntansi pertanggungjawaban tradisional
Oleh karena biaya yang terjadi dikumpulkan untuk setiap tingkat manajemen, maka biaya-biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkat manajemen yang berada dalam struktur organisasi.
Ø Pengumpulan biaya untuk laporan produksi
Perhitungan cost produk dilakukan melalui tahap-tahap berikut : a. Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi
b. Perhitungan cost produksi bagian kievel, bagian printing, dan bagian guset. Pembebanan Tanggung Jawab Biaya Dalam Akuntansi Pertanggungjawaban
Tradisional
Dalam menentukan terkendalikan atau tidaknya biaya, ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Didasarkan pada biaya yang dikeluarkan. Contohnya : departemen listrik dibebani tanggung jawab atas terjadinya biaya listrik tersebut karena biaya listrik dikeluarkan oleh departemen listrik sedangkan bagian departemen produksi dan departemen lain tidak dibebani.
b. Berdasarkan pada sumber daya yang dikonsumsi. Contoh : departemen listrik menjadi tanggung jawab penuh manajer listrikatau dapat dialokasikan ke departemen pemakai sesuai dengan perilaku manajer yang hendak dituju.
Contoh :
Departemen listrik menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan 3 Departemen produksi X, Y, dan Z. Kapasitas Departemen listrik per tahun adalah 320.000 Kwh dengan jumlah biaya listrik tersebut sebesar Rp 1.000.000 yang terdiri dari biaya tetap Rp 700.000 dan biaya variabel Rp 300.000. kebutuhan minimum departemen X, Y, dan Z masing-masing 80.000 Kwh, 70.000 Kwh, dan 50.000 Kwh.
Jawab:
Data Departemen Listrik
Biaya Tetap Rp 700.000 Biaya Variable Rp 300.000 Total Biaya Produksi Listrik Pertahun Rp 1.000.000 Data Pemakaian Listrik Per Tahun
Kapasitas yang tersedia 320.000 Kwh Kebutuhan Pokok Departemen
Departemen X 80.000 Kwh Departemen Y 70.000 Kwh Departemen Z 50.000 Kwh
200.000 Kwh Kapasitas yang bebas pakai 120.000 Kwh
METODE PEMBEBANAN TANGGUNG JAWAB BIAYA LISTRIK Metode 1 (Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan)
Departemen X = (80.000/200.000) x Rp 1.000.000 =Rp 400.000 Departemen Y = (70.000/200.000) x Rp 1.000.000 =Rp 350.000 Departemen Z = (50.000/200.000) x Rp 1.000.000 =Rp 250.000 Rp1.000.000
Metode 2 (Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan dan pemakaian) Departemen X Biaya Tetap (80.000/200.000) x Rp 700.000 = Rp 280.000 Biaya Variable (300.000/120.000) = Rp 2,5 / Kwh Departemen Y Biaya Tetap (70.000/200.000) x Rp 700.000 = Rp 245.000 Biaya Variable (300.000/120.000) = Rp 2,5 / Kwh Departemen X Biaya Tetap (50.000/200.000) x Rp 700.000 = Rp 175.000 Biaya Variable (300.000/120.000) = Rp 2,5 / Kwh
Metode 3 (Pembebanan Berdasarkan Pemakaian)
Departemen X (Rp 1.000.000 / 320.000) = Rp 3,125 / Kwh Departemen Y (Rp 1.000.000 / 320.000) = Rp 3,125 / Kwh Departemen Z (Rp 1.000.000 / 320.000) = Rp 3,125 / Kwh