• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pelaksanaan Komunikasi Perilaku Kekerasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Pelaksanaan Komunikasi Perilaku Kekerasan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi pelaksanaan komunikasi perilaku kekerasan.

Strategi pelaksanaan komunikasi perilaku kekerasan.

SP 1

SP 1

-klien

klien

Strategi komunikasi pada pertemuan pertama (SP 1): Strategi komunikasi pada pertemuan pertama (SP 1): (a) membina hubungan saling percaya,

(a) membina hubungan saling percaya, (b) Identifikasi penyebab perasaan marah, (b) Identifikasi penyebab perasaan marah, (c) Indentifikasi tanda dan gejala marah, (c) Indentifikasi tanda dan gejala marah,

(d) Identifikasi perilaku kekerasaan yang sering dilakukan, (d) Identifikasi perilaku kekerasaan yang sering dilakukan, (e) Ajarkan cara mengontrol

(e) Ajarkan cara mengontrol

(1) Tahap Orientasi (1) Tahap Orientasi Salam Salam terapeutik terapeutik

”assalamu’alaikum pak, perkenalkan nama saya gunawan sasmita, panggil saya

”assalamu’alaikum pak, perkenalkan nama saya gunawan sasmita, panggil saya sasmita,sasmita, saya perawat yang didinas di ruang Arjuna ini, hari ini saya

saya perawat yang didinas di ruang Arjuna ini, hari ini saya dinas pagi dari pukul 07.00-dinas pagi dari pukul 07.00-14.30. saya yang akan merawat bapak selama bapak di rumah sakit ini. Agar kita lebih 14.30. saya yang akan merawat bapak selama bapak di rumah sakit ini. Agar kita lebih dekat saya

dekat sayakenal nama bapak, Nama bapak siapa?, kenal nama bapak, Nama bapak siapa?, biasanya senang dipanggil siapa?”biasanya senang dipanggil siapa?” Validasi

Validasi

“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, baik, apa

“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, baik, apa sebenarnya yang menyebabkan bapaksebenarnya yang menyebabkan bapak diantar oleh saudara datang ke RS ini?.

diantar oleh saudara datang ke RS ini?. Kontrak (topik, waktu dan tempat) Kontrak (topik, waktu dan tempat)

“Baiklah bapak saya ingin mengajak bapat

“Baiklah bapak saya ingin mengajak bapat untuk dapat menceritakan tentang masalahuntuk dapat menceritakan tentang masalah bapak

bapak

saat ini, bersedia bapak?”, “ada waktu berapa

saat ini, bersedia bapak?”, “ada waktu berapa lama bapaklama bapakbersedia untuk menceritakanbersedia untuk menceritakan masalah bapak?” ..., “bagaimana kalau 10 menit?”..., “dimana ya pak enaknya kita masalah bapak?” ..., “bagaimana kalau 10 menit?”..., “dimana ya pak enaknya kita

berbincang-berbincang-bincang?”..., “Bagaimana kalau kita berbincangbincang?”..., “Bagaimana kalau kita berbincang--bincang di ruang tamu?”bincang di ruang tamu?” (2) Tahap kerja (2) Tahap kerja Gali Gali masalah masalah “apa

“apayang menyebabkan bapak marah?”yang menyebabkan bapak marah?” “apakah sebelumnya bapak pernah marah?” “apakah sebelumnya bapak pernah marah?” “teruspenyebabnya apa?”,

“teruspenyebabnya apa?”,

Samakah dengan yang sekarang?” Samakah dengan yang sekarang?”

“ O...iya, jadi ada 2 penyebab marah?” “ O...iya, jadi ada 2 penyebab marah?” “Pada saat penyebab marah itu ada,

“Pada saat penyebab marah itu ada, apa yang bapak rasakan?” ( apa yang bapak rasakan?” ( misalkan penyebabmisalkan penyebab marah belum tersedianya hidangan makan, karena istri sibuk

marah belum tersedianya hidangan makan, karena istri sibuk bekerja)bekerja) “apakah bapak merasakan kesal

“apakah bapak merasakan kesalkemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat dan tangan

rahang terkatup rapat dan tangan mengepal?”,mengepal?”, Setelah

Setelahitu, “apa yang bapak lakukan?”itu, “apa yang bapak lakukan?”

O....ya..., jadi bapak memukul istri, memecah piring, apakah kemudian cara ini O....ya..., jadi bapak memukul istri, memecah piring, apakah kemudian cara ini makanan dapat terhidangkan?”(tunggu respon klien...jawab

(2)
(3)

kan,

“apa kerugian dari tindakan bapak?”,... betul, istri sakit dan jadi takut, piring-piring pecah, menurut bapak bagaimana perasaan bapak setelah kejadian ini?”

maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

Ajarkan cara 1

“ada cara-cara yang sangat bermanfaat guna mengontrol kemarahan bapak, salah satunya adalah dengan cara fisik, yaitu dengan cara melakukan kegiatan fisik yang bapak sukai, apakah olah raga, aktifitas lain seperti membersihkan rumah, maka marah bapak dapat tersalurkan dengan baik?”

“Bagaimana kita belajar cara yang satu dulu?’,

“begini pak, kalau tanda-tanda marah itu bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik nafas panjang, tahan sebentar, lalu keluarkan, berlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo,... coba lagi tarik dari hidung, bagus... tahan, kemudian keluarkan melalui mulut. Nah lakukan 5 kali, bagus sekali.

Bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaan bapak sekarang?’.

”Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasamarah itu muncul, bapak sudah terbiasa.

(3) Fase terminasi

evaluasi ”Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?” ”Jadi, ada 2 penyebab marah, ...(coba sebutkan) dan yang bapak rasakan saat itu bagaimana?... (coba sebutkan) dan yang bapak lakukan apa?... (coba sebutkan) yang bapak rasakan saat itu bagaimana?... (coba sebutkan)

”coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau perasaan marah itu muncul?”, dan jangan lupa cara mengatasi seperti yang kita pelajari bersama, sekarang kita buat jadwal latihan ya pak, .... berapa kali sehari bapak mau latihan nafas dalam?, jam berapa saja pak?”, baik, bagaimana kalau 2 jam sekali saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk mencegah atau mengontrol marah, tempatnya disini saja ya pak’.... sampai nanti, asalamu’alaikum.

(4)
(5)

SP 2

-klien

Strategi komunikasi pada pertemuan ke-dua (SP 2) :

Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, meliputi

(a) evaluasi latihan nafas dalam, (b) latihan cara fisik ke-2; pukul kasur dan bantal, (c) susun jadwal kegiatan harian,

(1) Tahap Orientasi Salam

terapeutik

”Assalamu’alaikum pak (usahakan sebut nama), sesuai janji saya dua jam yang lalu, saya sekarang datang lagi

Evaluasi & kontrak waktu

”bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?” ”Baik sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik untukcara yang kedua”, Bapak bersedia,

”mau berapa lama ? Bagaiman kalau 20 menit? ”dimanakita bicara? Bagaiman kalau diruang tamu?

(2) Tahap kerja Ajarkan

cara 2

”Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, salain dengan menggunakan cara nafas dalam, dapat bapak lampiaskan dengan cara melakukan tindakan yang tidak merugikan atau membayakan, seperti bapak memukul bantal atau kasur”.

”sekarang mari kita latihan memukul bantal atau kasur. Mana kamar bapak?”.  jadi kalau nanti bapak kesal atau ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan

kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal”.

Nah bagus sekali bapak dapat melakukannya”. Kekesalan lampiaskan kekasur atau bantal”. ”nah carainipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya”.

(3) Fase terminasi

”bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara m enyalurkan marah tadi?”, ”ada berapa cara latihan kita, coba bapak sebutkan?, bagus!”

“mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak. Jam berapa kita tebah-tebah kasur atau bantal?

Bagaimana kalau setiap pagi?”, baik, jadi jam 08.00 pagi dan jam 17.00 sore. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu lakukan hal yang sama.

Besuk pagi kita ketemu lagi, kita akan latihan cara mengontrol dengan belajar bicara yangbaik, besuk jam berapa pak?” baik, besuk pagi jam 10.00 kita ketemu lagi ditempat ini,sampai besuk. Assalamu’alaikum.

(6)
(7)

SP 3

-klien

Strategi Komunikasi pada pertemuan ke-tiga (SP 3) : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial dan verbal, meliputi

(a) evaluasi jadual harian untuk 2 cara fisik,

(b) latihan mengungkapkan cara marah secara verbal; menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.

(1) Tahap Orientasi Salam

terapeutik

”Assalamu’alaikum pak sesuai janji saya kemarin, saya sekarang ketemu lagi.

Evaluasi ”bagaimana perasaan bapak pagi ini, sudahkah dilakukan latihan tarik nafas dalam atau saat sedang mengalami perasaan marah bapak melampiaskan dengan memukul

bantal?”

”coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya?

”Baagus, nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri Tulis :”M” artinya mandiri, kalaudiingatkan oleh perawat

”B”artinya dibantu, kalau tidak dilakukan ”T” artinyabelum bisa dilakukan.

kontrak waktu

”Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?, ”mau berapalama?” ”Bagaimana kalau 20 menit?,

”dimana kita bicara?, ”Bagaiman kalau diruang tamu?” (2) Tahap kerja

Ajarkan cara 3

”sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah disalurkan melalui taraik nafas dalam dan memukul kasur atau bantal dan sudah lega, maka kita perlubicara dengan orang yang membuat kita marah”,ada 3 caranya pak, ”Pertama, meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak bilang penyebab marahnya karena minta uang samaistri tidak diberi”

# Coba bapak minta dengan baik, ”Bu, saya perlu uang untuk beli rokok”

Kalau dirumah, bapak bisa melakukannya bila ada keperluan sama istri, anak /saudara dengan baik seperti meminta sesuatu, meminjam sesuatu, menyuruh kepada oranglain. Nah sekarang coba bapak praktekkan, bagus pak.

”Ke-dua, menolak dengan baik. Jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya”,

katakan; ”maaf, saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan”. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.

(8)
(9)

”Ke-tiga, mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan; ”saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu” Coba praktek. Bagus pak.

(3) Fase terminasi

”bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah denganbicara yang baik?”

”coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik setalah kita belajar tadi?”, bagus, sekarang kita masukan dalam jadual.

”barapa kali bapak mau latihan bicara yang baik?” bisa kita buat jadwalnya?”.

coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang atau yang lain. ”Bagus, nanti dicoba ya, pak?”

”bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?”, nanti kita akan bicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak dengan cara ibdah, bapak setuju? Mau dimana, pak?”,

Nanti kita akan bicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan caraibadah, ”bapak setuju?”, ”Mau dimana pak?”, ”Disini lagi?”, ”Baik sampai nanti, ya”.

(10)
(11)

SP 4

-klien

Strategi Komunikasi pada pertemuan ke-empat (SP 4) : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual, meliputi;

(a) diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan sosial, (b) latihan sholat atau berdoa, dan (c) buat jadual latihan sholat atau berdoa.

(1) Tahap Orientasi Salam

terapeutik

”Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi”. Baik, yang mana yang mau dicoba?”

Evaluasi & ”bagaimana pak, apakah sudah berlatih?”, apa y ang dirasakan setelah melakukan latihan secarateratur?”,

Bagus sekali, kemudian bagaimana rasa marahnya?” kontrak

waktu

“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah kepada Tuhan yang kuasa?”.

”Dimana tempat kita berbincang-bincang?”, bagaimana kalau ditempat tadi?”, Berapa lama kesediaan bapak untuk berbincang-bincang?”, Bagaimana kalau 15 menit?”.

(2) Tahap kerja Ajarkan

cara 4

”Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapaklakukan?” ”Bagus,... Baik, yang manamau dicoba?

”Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam. ”Jika tidak reda juga marahnya, rebahkan badan agar tetap rileks, jika tidak reda juga ambil air wudhu kemudian sholat”(untuk ibadah sholat dilakukan bagi muslim). ”Bapak bisa melakukan solat secara teratur untuk meredakan kemarahan”.

”coba bapak sebutkan sholat lima waktu?”, bagus, mau coba yang mana?”, sebutkan caranya

(3) Fase terminasi

”bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakaptentang cara yang ketiga ini?”  jadi sudah berapa cara untuk mengontrol marah kita pelajari?”

bagus, sekarang kita masukan dalam jadual. ”kapan waktunya bapak ingin melakukan sholat?”

bisa kita buat jadwalnya?”. coba masukkandalam jadual kegiatan sehari-hari. ”coba bapak sebutkan lagi cara mengendalikan dengan berdoa bila bapak marah?” ”bagaimana kalau besuk kita ketemu lagi?”

besuk kita akan bicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak dengan menepati minum obat, bapak setuju? Mau jam berapa, pak?”,

(12)
(13)

SP 5

-klien

Strategi Komunikasi pada pertemuan ke-lima (SP 5) : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat, meliputi;

(a) evaluasi jadual kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih (b) latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar, yaitu; benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat,

dan benar dosis obat. Disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat. Dan susun jadual minum obat secara teratur

(1) Tahap Orientasi Salam

terapeutik

”Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang saya datang lagi”.

Evaluasi ”bagaimana pak, apakah sudah berlatih latihan tarik nafas dalam, pukul kasur atau bantal, bicara yangbaik, kemudian dengan solat?”,

mari kita bersama-sama lihat jadual yang telah bapak tetapkan?”, Bagus, ”apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”, Bagus sekali, kemudian bagaimana rasa marahnya?

kontrak waktu

”Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu denganmematuhi minum obat?”.

”Dimana tempat kita berbincang-bincang, ya?”, bagaimana kalau ditempat kemarin?”, Berapa lama kesediaan bapak untuk berbincang-bincang?”, Bagaimana kalau 15 menit?”.

(2) Tahap kerja Ajarkan

cara 2

”Bapak sudah dapat obat dari dokter?” ”Berapa macam obat yang Bapak minum?” “apa warnanya?”,

Bagus, “jam berapa bapak minum obat ?”, Bagus

”Begini pak, untuk mencegah timbulnya marah bapak harus mematuhi minum obat secara teratur.

Ada 3 jenis obat yang harus bapak ketahui, yaitu; pertama, warnnya oranye namanya CPZ gunanya agar bapak pikirannya tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar bapak lebih rileks dan tenang, sedangkan yang merah jambu namanya HLP gunanya agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang, semua ini bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi,  jam 1siang, dan jam 7 malam”.

(14)
(15)

”bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk mmbantu, mngatasinya bapak bisa minum air putih sedikit-sedikit tapi sering”

”bila tarasa mata bapak berkunang- kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktifitas dulu”.

”nanti bila dirumah, sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label dikotak obat, apakah nama bapak tertulis dalam label tersebut, berapa do sis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum, baca apakah nama obatnya sudah benar?.

”jangan pernah menghentikan obat sebelum konsultasi dengan dokter ya bak, karena dapatterjadi kekambuhan”.

”sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual ya pak”.

(3) Fase terminasi

”bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap tentang cara mematuhi minum obat?”

”coba bapak sebutkan lagi jenis obat yang bapak minum?”, bagus, bagaimana cara minum obat yangbenar?”

Nah, sudah arapa kali bapak belajar mengontrol perasaan marah?”,

bisa kitatambahkan dalam jadwal kegiatan bapak yaitu minum obat secara terjadual?”. coba masukkandalam jadual bapak?”

Bagus, nanti bapak tepati,... ya?”

Baik pak, besuk kita bertemu lagi untuk terus berlatih cara-cara yang telah kita pelajari kemarin dan hari ini, ”bapak bersedia?”

”Mau dimana, pak?”, Besuk kita akan praktek kembali, ”bapak setuju?” ”Baik, sampai besuk,... ya”. Assalamu’alaikum.

2. Rencana strategi komunikasi perawat –keluarga a). Tujuan

Keluarga dapat merawat klien di rumah b) Tindakan

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien 2) Diskusikan bersama keluarga perilaku kekerasan

(16)
(17)

perawat, seperti melempar atau memukul benda atau orang l ain 4) Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan

(a) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat.

(b) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat.

(c) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan

(d) Buatlah perencanaan pulang bersama keluarga

c) Strategi komunikasi pada keluarga

SP - 1 keluarga

Pertemuan pertama (SP 1. keluarga); memberi penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien perilaku kekerasan di rumah, meliputi; ( 1) diskusikan masalah yang

dihadapi keluarga dalam merawat klien, (2) diskusikan bersama keluarga tentang perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut, (3) diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda atau oranglain.

(1) Tahap Orientasi Salam terapeutik

”assalamu’alaikum Bu, perkenalkan nama saya gunawan sasmita, panggil saya sasmita, saya perawat yang didinas di ruang Arjuna ini, hari ini saya dinas pagi dari pukul

07.00-14.30. saya yang merawat bapak selama bapak di rumah sakit ini. Agar kita lebih dekat saya ingin perkenalan dengan ibu, Nama ibu siapa?, biasanya senang dipanggil siapa, bu?”, betulkah ibu istri bapak?

Validasi

“Bagaimana perasaan bu selama suami ibu dirawat di rumah sakit ini?, baik, apa sebenarnya yang menyebabkan bapak diantar oleh saudara datang ke RS ini, bu?. Kontrak (topik, waktu dan tempat)

“Baiklah bu, saya ingin tahu lebih banyak dari ibu tentang masalah bapaknya, yaitu suami ibu, bersedia ibu?”, “ada waktu berapa lama ibu bersedia untuk menceritakan masalah bapak?” ..., “bagaimana kalau 10 menit?”..., “dimana ya ibu enaknya kita berbincang-bincang?”..., “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang di ruang

(18)
(19)

saya?”

(2) Tahap Kerja

”Bu, apa masalah yang ibu hadapai dalam merawat bapak?, ”apa yang ibu lakukan ?”, Baik

bu, saya akan coba jelaskan tentang marah bapak dan hal-hal yang perlu diperhatikan”. ”Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan cara yang benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan, begini bu, biasanya seorang suami itu marah dan ngamuk kepada istrinya adalah kalau dia merasa direndahkan, keinginan tidak terpenuhi, ”kalau bapak apa bu penyebabnya?”, ya, baik.

”nanti kalau di rumah, bila bapak kelihatan gelisah, mondar mandir, tegang dan merah

matanya, itu artinya bapak sedang marah dan biasanya akan dibarengi dengan melampiaskan emosinya dengan berbagai cara seperti membanting-banting perabotan rumah tangga atau

mumukul kasar istrinya atau anaknya?” , sedangkan bapak, apa yang biasa dilakukan ketika bapak marah?”, ya, baik.

”bila hal tersebut terjadi lagi sebaiknya ibu tetap tenang tapi waspada, jauhkan

benda-benda yang berbahaya atau berharga atau anak-anak, bicar alah yang lembut dan penuhi kebutuhannya selama tidak membahayakan, jawablah dengan tegas bila tidak

memiliki apa yang dibutuhkan”. Bila bapak masih ngamuk dan marah segera bawa ke

Puskesmas atau RSJ terdekat. Minta bantuan keluarga untuk melakukan ikatan secara baik. Dalam melakukan ikatan tetap waspada, lindungi diri kita dulu. Beri penjelasan saat

mengikat yaitu bapak diikat ini tidak ada maksud jelek tetapi ingin mengamankan bapak agar tidak mencederai diri, saudara, atau orang lain dan merusak lingkungan”

”bu, mengertikan apa yang saya jelaskan tadi, seperti penyebab marah?”, coba ibu

sebutkan penyebab marah dan bagaimana cara menghadapai bila marah?” bagus, berarti ibu

sudah paham.

”ibu bisa bantu bapakdengan cara mengingatkan jadual latihan cara mengontrol marah yang

sudah dibuat, yaitu; secara fisik, verbal, spiritual dan obat secara teratur” ”kalau bapak bisa melakukan latihan dengan baik, jangan lupa di puji ya bu”

(3) Tahap terminasi

”Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat, bapak?”, coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”, setelah di rumah coba ibu selalu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya bu”. ”kapan ibu akan berkunjung lagi?”.

”Bagaimana kalau kitaketemu 1 minggu lagi untuk belajar langsung cara mengontrol marah

bersama bapak ?”, ingsaallah tempatnya besuk disini?”, ibu bersedia ? baik, kita

(20)
(21)

SP - 2 Keluarga

Pertemuan ke-dua (SP 2. keluarga) : melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol kemarahan, meliputi; (a) evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah, (b) anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat, (c) ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat. dan (d) diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan.

(1) Tahap Orientasi Salam terapeutik

”assalamu’alaikum Bu, sesuai dengan janji kita 1 minggu yang lalu, ibu bisa menyisihkan waktu untuk datang?”, ”bagaimana khabarnya ibu?”, Sehatkan, bu?”

Validasi

"Baik, masih ingat diskusi kita yang lalu?” ”adakah yang ingin ibu tanyakan?”

”bagaimana sekarang kita latiahan bersama bapak?, baik, kalau ibu bersedia nanti kita

panggilkan agar bersama-sama kita untuk mengatasi perihal marah, bapak.

“Baiklah bu, kita hadirkan bapak disini, ada waktu berapa lama ibu bersedia untuk menemani bapak?” ..., “bagaimana kalau 10 menit?”..., “dimana ya ibu enaknya

kita berbincang-bincang?”..., “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang di ruang saya

ini ?”

(2) Tahap Kerja

” Nah pak, coba ceritakan keada ibu, latihan yang sudah bapak lakukan. Bagus sekali. Coba perlihatkan kepada ibu jadwal harian bapak!, bagus!

”nanti dirumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan bapak”, ”sekarang kita coba latihan bersama-sama ya, pak?”

”Masih ingat ya pak!,

”coba, kalau ada perasaan marah, apa yang harus dilakukan pak?”, ”ya.... betul sekali,

bapak berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan, atau tiup berlahan-lahan lewat mulut seperti mengeluarkan kemarahan. ”ayo,...coba lagi, tari

dari hidung, ...bagus, ...tahan, dan tiup berlahan-lahan lewat mulut. Nah, lakukan sampai lima kali !,

”coba ibu temani dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali !, ... bagus sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”.

(22)
(23)

”cara yang kedua masih ingat, pak, bu ?” (tunggu respon klien)

”ya, ... benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal dan berdebar-debar, mata melotot, selain nafas dalam dapat memukul kasur atau bantal !”. ”sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal, mana kamar bapak?, jadi, kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung kekamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal.

”Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat ya bu”. ”ya,... bagus sekali bapak melakukannya”.

”cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga cara, coba praktekan langsung kepada ibu cara bicara ini, yaitu :

Pertama, meminta dengan baik tanpa marah denagn nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar,misalnya: “bu, saya perlu uang untuk beli rokok ?”, coba bapak praktekkan, Bagus pak.

Ke-dua, menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: “maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan”, coba bapak praktekan.

“ya,....coba prktekkan”, ...”bagus pak”,

Ke-tiga, mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan: ”saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu”

”ya,.... coba praktekkan !, ya, bagus !,

”Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?” , ”baik sekali”, bapak coba langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga

marahnya maka rebahkan badan bapak agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat. ”bapak bisa melakan secara teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan kemarahan”.

”cara terakhir adalah minum obat secara teratur ya pak, agar pikiran bapak menjadi tenang, tidurnya tenang, tidak ada rasa marah”

”Coba bapak, jelaskan berapa macam obatnya !”, ”bagus”, jam berapa minum obat’,

”bagus. “apa gunanya obat?”, “bagus”. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat. “wah, bagus sekali”, satu minggu yang lalu sudah saya jelaskan kepada bapak

atau ibu tentang terapi pengobatan. Ibu tolong selama di rumah, ingatkan bapak untuk meminum obat secara teratur?

(24)
(25)

“baiklah bu, latihan kita sudah selesai”, “bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan

cara-cara mengontrol marah langsung kepada bapak ?” “bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marag?

“selanjutnya tolong pantau dan motivasi bapak dalam melaksanakan jadual latihan yang

telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk bapak, bila dapat melakukan dengan benar, ya...bu !.

”karena bapaksebentar lagi sudah diizinkan pulang, bagaimana 1 minggu lagi bertemu

untuk membicarakan jadual aktifitas di rumah dan puskesmas, ”ibu bersedia”, ya,

....baik, ingsaalloh swt ibu masih diberikan sehat sehingga kita masih dipertemukan

pada minggu depan, di tempat ini, jam 09.30 dengan topik yang sama, terimaksih, wassalam Wr. Wb.

SP - 3 Keluarga

Pertemuan ke-tiga (SP 3. keluarga) : membuat perencanaan pulang bersama keluarga, meliputi; (a) buat perencanaan pulang bersama keluarga.

(1) Tahap Orientasi

”assalamu’alaikum Bu, sesuai dengan janji kita 1 minggu yang lalu, ibu bisa menyisihkan waktu untuk datang?”, ”bagaimana khabarnya ibu?”, Sehatkan, bu?”

Validasi

Baik, masih ingat diskusi kita sekarang?”

”Ya,....betul, karena bapak ini sudah diperkenankan pulang, maka kita perlu diskusikan bagaimana perawatan di rumah bapak?

”bagaimana bu, selama bapak di rawat di rumah sakit ini ada nggak perubahan ?”. baik,

kita sekarang diskusi rencana perawatan di rumah ya bu, sehingga ibu akan lebih mudah, ibu bersedia, kan?”, ”baik”, ”berapa lama ibu ada waktu?”, “bagaimana kalau 10

menit?”..., “dimana ya ibu enaknya kita berbincang-bincang?”..., “Bagaimana kalau

kita berbincang-bincang di ruang saya ini ?”

(2) Tahap Kerja

”Pak, bu, jadual yang telah di buat selama di rumah sakit tolong dilanjutkan di rumah, baik jadual aktifitas maupun jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal bapak, ya bu!

”hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh bapak selama di rumah, ... berikan kesempatan bapak untuk mengekspresikan perasaannya ya, bu!

(26)
(27)

”Kalau misalnya bapak menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi hubungi perawat di puskesmas terdekat. Jika ibu kesulitan

maka ibu bisa menghubungi tim krisis di RS ini (3) Tahap terminasi

”bagaimana bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba ibu sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan (jadual kegiatan, tanda atau gejala, follow up ke puskesmas). Baiklah,

silahkan menyelesaikan administrasi!, saya akan mempersiapkan pakaian dan obat, bapak”. selamat jalan,

3. Rencana strategi komunikasi perawat –dokter a) Tujuan

Kolaborasi pemberian obat untuk menurunkan gaduh g elisah b) Tindakan

(a) Beritahu kondisi klien saat ini

(b) beritahu tindakan yang sudah dilakukan

(c) Mintalah saran tindakan apa yang harus dilakukan c) Strategi pelaksanaan komunikasi

(1) Tahap oreintasi Salam terapeutik

”Selamat pagi dokter ”, Validasi

”bagaimana khabarnya dok, Kontrak

”Dakter ini saya perawat pasien nana, ada yang ingin saya konsulkan”, dokter ada waktu”

(2) Tahap kerja

"Begini dokter, perlu saya sampaikan mengenai keadaan pasien nana”, ”Kondisi pasien nana tadi malam tidak dapat tidur, berteriak-teriak, sulit makan, sudah diijeksi

valium 2 ml?

"Apa tindakan yang tepat ya dok, agar gaduh gelisah berkurang?" (3) Tahap terminasi

(28)
(29)

lakukan tindakan ECT, begitu dokter”

”kapan dokter akan mengobservasi langsung”

”terimakasih dokter, kita tunggu berkembangannya”.

4. Rencana strategi komunikasi perawat –perawat a) Tujuan

Operan sift jaga b) Tindakan

(a) Beritahu kondisi klien saat ini

(b) Beritahu tindakan yang sudah dilakukan

(c) Diskusikan bersama tindakan apa yang harus dilakukan c Strategi komunikasi terapeutik

(1) Tahap orientasi Salam terapeutik

”Selamat pagi bapak, ibu”, Validasi

”bagaimana kabarnya pagi hari ini, mudah-mudah bapak ibu mendapatkan lindungan Allah swt, begini bapak ibu pagi hari ini kita akan evaluasi pasien, bersamaan

dengan operan jaga, Kontrak

”kita tahu tujuan evaluasi ini untuk mengetahui berkembangan klien, dan mohon petugas jaga malam dapat menyampaikan infiormasinya, bapak -ibu setujukan, untuk bersabar sebentar, ya kurang lebih 10 menit?

(2) Tahap kerja

”bapak ibu kita mulai ya dari klien A.. klien A ini tadi malam tenang, tidur sering terjaga bolak-balik ke kamar mandi, makan dihabiskan minum obat, tetapi kadang emosinya masih dangkal, persepsinya realitis”

”Bapak ibu ada yang perlu didiskusikan?” dan seterusnya ke pasien berikutnya (3) Tahap terminasi

”bapak ibu, ada 3 pasien yang menunjukkan perkembangan bagus, tinggal bagaimana memulihkan sosialnya dengan keluarga”,

(30)
(31)

”oh ya, 3 pasien tersebut perlu mendapatkan dukungan dari keluarga”. Sebelum pulang

tolong keluarga perlu mendapatkan terapi, sehingga kel uarga siap menerima. itu saja pertemuan pagi, sampai ketemu besuk pagi.

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas

Strategi Komunikasi Pembangunan Dinas Pengelolaan Pasar ( DPP ) Pemerintah Kota Surakarta untuk meningkatkan Eksistensi Pasar Tradisional melalui:. Cara mengatasi masalah

(Lakukan penggalian lebih dalam pada strategi komunikasi pemasaran berdasarkan push strategy {cara Turindo melakukan promosi}, pull strategy {pengaruh

banyaknya klien yang sudah mampu mengontrol marah dikarenakan pada ruang rawat inap tersebut telah diadakan program strategi pelaksanaan dalam satu minggu diadakan

”Coba bapak dan ibu sebutkan lagi cara tersebut”Baik, mari sama-sama kita temani A, sampai keinginan bunuh dirinya hilang... Isyarat Bunuh Diri dengan diagnosa harga diri rendah

free rifght ) atas kerya ilmiah saya karya ilmiah saya yang berjudul : GAMBARAN PENERAPAN STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN OLEH PERAWAT

“Cara kedua untuk mencegah/ mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap– cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara–suara itu muncul, bapak

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan di Desa Tumada Kabupaten Buton bersama Bapak AD, mengatakan bahwa: “Cara yang digunakan saat ini untuk mempromosikan Anyaman Nentu adalah