PENGELOLAAN TENAGA KEPERAWATAN
(
REKRUT SELEKSI ORIENTASI PENGEMBANGAN PENJADWALAN
KLASIFIKASI DAN PERENCANAAN )
Oleh : Nuryandari SKM.M.Kes.
PENDAHULUAN
Kita ketahui bahwa pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan termasuk pelayanan yang diselenggarakan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan mempunyai peran yang besar dalam pencapaian mutu citra dan efisiensi pelayanan kesehatan di RS, karena selain merupakan tenaga profesi yang terbanyak jumlahnya di setiap RS juga sebagai tenaga profesi yang memberi pelayanan selama 24 jam terus menerus di sisi pasien, sehingga pengelolaan tenaga keperawatan mutlak perlu dilaksanakan dengan baik.
Mengingat kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga di ruang perawatan, maka peningkatkan mutu pelayanan keperawatan diperlukan dukungan sumber daya manusia keperawatan yang mampu mengemban tugas untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan selama 24 jam terus menerus, serta mampu mengadakan perubahan.
Untuk dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu adanya rekrut, seleksi, orientasi,pengembangan, penjadwalan serta klasifikasi dan perencanaan tenaga keperawatan yang diatur dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip dalam sistem pengelolaan dan pendayagunaan tenaga keperawatan.
HAKEKAT KETENAGAAN
Adalah pengaturan proses mobilisasi potensi, proses motivasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya untuk tercapainya tujuan individu, organisasi maupun komunitas dimana ia berkarya.
Keputusan yang diambil tentang ketenagaan sangat dipengaruhi oleh falsafah yang dianut oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga. Misalnya: Pandangannya tentang motivasi kerja, konsep tentang tenaga keperawatan, dsb.
Dari pandangan dasar tersebut akan terbentuk pola ketenagaan yang sesuai dengan gambaran pimpinan.
1.
Rekrut tenaga dan seleksi
Menerima pegawai adalah tugas yang sulit dan dapat menyebabkan kecemasan, tetapi juga merupakan kesempatan penting utuk mengadakan perubahan dan pengembangan staf.
Ketenagaan memerlukan koordinasi antara bagian personalia dan pelayanan keperawatan, biasanya bagian personalia mengadakan tenaga keperawatan sesuai dengan permintaan yang diajukan oleh bagian keperawatan. Langkah pertama pada rekrut tenaga adalah menstimulasi calon untuk mengisi posisi yang dibutuhkan. Hal ini tidak sederhana karena tidak hanya segi teknis kualifikasi tetapi juga kwalitas individu harus sesuai dengan pekerjaan, susunan dan tujuan organisasi. Usaha rekrut tenaga jangan tergesa-gesa karena dapat mengakibatkan seleksi yang tidak memuaskan.
Selain itu penempatan tenaga perlu diperhatikan, karena penempatan yang tepat akan menciptakan kondisi kerja yang efisien.
Yang perlu diperhatikan
a. Profil karyawan keperawatan pada saat itu.
b. Program rekruting
c. Metode rekruting
d. Program pengembangan tenaga baru
e. Prosedur penerimaan
Seleksi : - kualifikasi dasar seleksi - proses seleksi
Prosedur lamaran
Syarat yang harus dipenuhi a. Data biografi
Berisikan riwayat personal calon, latar belakang pendidikan, riwayat dan pengalaman bekerja dan data lain yang dapat dipakai.
b. Surat rekomendasi/referensi dari perusahaan/instansi sebelumnya dimana calon bekerja. c. Wawancara .
Tujuan wawancara untuk memperoleh informasi, memberi informasi dan menentukan bila calon memenuhi persyaratan untuk posisi itu.
d. Psycho-test : Test ini untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan, bakat, sikap umum, dll.
2.
Orientasi, pengembangan dan penghargaan
1) Orientasi :
* Orientasi institusi :
-Misi rumah sakit, riwayat dan tujuan spesifik RS/organisasi.
Struktur dan kepemimpinan.
Kebijakan personalia
Evaluasi kerja, promosi, cuti, dsb.
Perilaku yang diharapkan.
Pengembangan staf dan program pembinaan yang ada
Hubungan antara karyawan dan hubungan dengan pimpinan * Orientasi pekerjaan :
Memahami tujuan bagian keperawatan dan bagaimana tujuan diterjemahkan dalam job deskripsi
bagaimana tujuan keperawatan hubungannya dengan tujuan individu
Menciptakan hubungan interpersonal.
Memperkenalkan pekerjaan, prosedur dan kebijakan yang ada
Orientasi tempat, fasilitas dan perlengkapan yang ada
Menjelaskan job deskripsi yang ada sesuai dengan tugas dan posisi yang diberikan.
Pengembangan tenaga baru berlaku sesudah orientasi untuk melanjutkan edukasi secara bebas untuk mengembangkan potensi secara penuh dari seseorang. Hal ini berhubungan dengan esthetika, teknis dan pendidikan profesional.
3). Penghargaan :
a. Promosi : kenaikan pangkat
-Suatu reward individu yang berprestasi atau kesempatan pengembangan. -Senioritas
Manfaat :
Mempertinggi semangat kerja bagi yang berprestasi
menciptakan keseimbangan
memotivasi
b. Mutasi : Pemindahan dari pekerjaan / jabatan satu ke pekerjaan/ jabatan lain. Tujuan:
Pengembangan
Mengurangi kejenuhan
Reorganisasi
Memperbaiki penempatan yang kurang cocok
Memberi kepuasan kerja
Kondisi kesehatan.
4). Hambatan dalam ketenagaan a. kemangkiran/absen
Merupakan kehilangan waktu yang berakibat kerugian secara kualitas dan ekonomi bagi instansi.
Prosentase absen:
jumlah hari kerja yang hilang
--- X 100 jumlah hari kerja efektif
Faktor absen :
tempat tinggal jauh
kelompok karyawan yang banyak
sakit
Pola absensi :
sering pendek-pendek
jarang panjang
hari - hari tertentu
sistem pencatatan
kunjungan rumah
kesejahteraan karyawan
meningkatkan kondisi tempat kerja
swasana kerja
sistem penghargaan
b). Keluar masuknya tenaga ( Turn- Over )
Perhitungan :
rata-rata turn-over per tahun: jumlah tenaga yang keluar
--- X 100 jumlah tenaga di unit
Mengurangi turn-over :
pada proses penerimaan karyawan
peningkatan penugasan
perubahan job - deskripsi
pengembangan
c). Kejenuhan ( Burn - Out)
Keadaan dimana individu merasa dirinya semakin kurang kemampuannya, kerja keras kurang produktif.
Sebab :
peran dan fungsi kurang jelas
merasa terisolasi
beban kerja berlebihan
terlalu lama pada suatu bagian
3.Pengembangan Staf
Tujuan :
Membantu individu meningkatkan diri dalam pengetahuan, ketrampilan serta pengalaman dibidangnya melalui kegiatan pendidikan berkelanjutan, program pelatihan, dsb.
Aktifitas pengembangan ini dibuat untuk keuntungan individu perawat dan meningkatkan produktifitas /pelayanan.
Macam pengembangan :
Sesuai dengan kebutuhan, baik training maupun pendidikan yang bermanfaat untuk pekerjaan dan pengetahuan, ketrampilan serta sikap perawat.
Introduksi training untuk karyawan baru
Orientasi
In - house education / on - the job training
Pendidikan berkelanjutan formal dan non formal. Pengaturan :
Di rumah Sakit yang besar mempunyai bagian tersendiri yang mengkait pada bagian personalia .
Bagian keperawatan membuat komisi atau diklat
4 Penjadwalan
Penentuan pola dinas dan libur untuk karyawan pada suatu bangsal / unit tertentu. Didalam penjadwalan pimpinan mempertimbangkan pertanyaan sbb:
1. Untuk berapa lama jadwal disiapkan 2. Hari apa kalender penjadwalan dimulai
3. Hari libur mingguan dapat dipecah atau beruntun 4. Berapa lama waktu kerja maksimum dan minimum
5. Berapa lama sebelumnya dapat mengajukan hari libur mingguan atau cuti tahunan 6. Berapa lama sebelumnya jadwal sudah dapat dilihat oleh staf
7. Berapa lama ada pergantian / rotasi shift
8. Apakah tenaga extra ( part-time) akan dimanfaatkan, kalau ya, bagaimana ketentuan ratio secara ekonomis antara tenaga full time dan part time
9. Bagaimana penjadwalan disusun sentralisasi oleh kepala rawat inap, supervisor/penyelia atau kepala ruangan
10. Bagaimana menciptakan, komunikasi terbuka antara staf dan pembuat jadwal.
Untuk mengurangi waktu menyusun jadwal dinas dapat digunakan jadwal siklus, yaitu jadwal dinas dan shift yang disusun berdasarkan ramalan dan pola ulang dengan jumlah yang sama. Kombinasi tenaga dan kelompok yang sama.
Prinsip-prinsip penjadwalan yang efektif
1. Penjadwalan siklus harus menunjukkan keseimbangan antara kebutuhan institusi akan tenaga dan kebutuhan kerja dengan rekreasi karyawan
2. Penjadwalan siklus harus mencakup hari kerja yang mengenakan dan yang tidak mengenakan serta jam kerja yang adil antara karyawan
3. Semua karyawan ditugaskan sesuai pola siklus
4. Bila jadwal sudah dibuat, penyimpangan hanya dapat dilakukan melalui surat permohonan 5. Metode ini harus dikenal sebelum diterapkan dan jumlah tenaga serta komposisi cukup untuk
setiap unit dan shift
6. Pola ini meningkatkan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan dan mengembangkan kerja tim
1. Frekwensi dan fariasi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya pada sensus pasien
2. Kecenderungan pimpinan membuat kompensasi untuk variasi sensus dengan penghitungan tenaga yang diambil dari sensus maksimal
3. Keluhan pasien tentang pelayanan
4. Delegasi untuk diagnostik dan terapi yang seharusnya merupakan beban dokter
Penanggulangan tenaga :
Yaitu mengontrol variasi ketenagaan antara lain dengan kombinasi jam dinas tenaga lepas ( flosting) dan pemerataan / leveling tenaga.
Pertukaran dinas dan Rotasi :
Pertukaran dinas merupakan hal yang umum dalam menugaskan staf ruangan. Namun demikian pertukaran ini dapat menimbulkan stress bagi staf. Karena manusia membutuhkan waktu adaptasi terhadap perubahan lingkungan, waktu pagi, siang atau malam. Ritme tubuh membutuhkan waktu adaptasi. Maka pertukaran dinas/rotasi jarak pendek akan semakin menimbulkan stress.
Shift yang tetap, membebaskan / mengurangi stress. Peluang untuk memilih dinas yang cocok dengan pola kehidupan perawat “tanpa merugikan pelayanan” di ruangan memberikan manfaat :
1. Perawat dapat menyusun pola hidup dalam keluarga, dapat terlibat pada aktifitas sosial atau melanjutkan/ meningkatkan pengetahuan, sekolah formal, non formal.
2. Kepala ruang akan lebih mudah mengewaluasi, karena waktu cocok dan dipilihnya sendiri dan diharapkan dapat bekerja lebih baik.
Rotasi dalam grup / shift tetap bermanfaat agar staf dapat memahami ruang lingkup kerja dalam shift yang berbeda-beda sehingga dapat menghargai setiap shift.
Macam-macam Cara Dinas
1. 7 jam/ shift : dengan 6 hari kerja = 40 jam / minggu 2. 8 jam /shift : dengan 5 hari kerja = 40 jam / minggu 3. 10 jam/ shift : dengan 4 hari kerja = 40 jam / minggu
Untuk 10 jam/shift kurang populer di Indonesia, karena negara tropis, kurang efektif.
5. Perencanaan tenaga
Kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga di ruang perawatan.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan diperlukan dukungan sumber daya manusia keperawatan yang mampu mengemban tugas untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan selama 24 jam terus menerus, serta mampu mengadakan perubahan. Untuk dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu adanya klasifikasi pasien dan perencanaan tenaga keperawatan, baik jumlah maupun klasifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan sistem pengelolaan tenaga keperawatan yang ada.
Klasifikasi /Kategori Pasien
Klasifikasi pasien sangat diperlukan sehubungan dengan kebutuhan akan perawatan selama 24 jam terus menerus, sehingga dapat menentukan kebutuhan tenaga.
Ada beberapa kategori pasien dan jam perawatan yaitu sbb :
Menurut Althaus et al 1982 dan Kirk 1981:
Level I ( minimal ) = 3,2 jam Level II ( intermediate ) = 4,4 jam Level III ( maksimal ) = 5,6 jam Level IV ( intensif-care ) = 7,2 jam
Menurut Hanson :
Kategori I : Self Care
Biasanya membutuhkan waktu 1 - 2 jam dengan waktu rata-rata efektif, 1,5 jam / 24 jam.
Kategori II : Minimal Care
Biasanya membutuhkan 3 - 4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam / 24 jam.
Kategori III : Intermediate Care
Biasanya membutuhkan 5 - 6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam / 24 jam.
Kategori IV : Modified Intensive Care
Biasanya membutuhkan 7 - 8 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam / 24 jam.
Kategori V : Intensive Care
Biasanya membutuhkan 10 - 14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam / 24 jam.
Menurut Douglas (1984)
Klasifikasi derajat ketergantungan pasien ada 3 kategori, masing-masing memerlukan waktu : perawatan minimal : 1-2 jam / 24 jam
perawatyan intermediet : 3-4 jam/24 jam perawatan maksimal/total : 5-6 jam/24 jam
Klasifikasi pasien menurut Douglas dengan kriteria sebagai berikut:
1) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam, dengan kriteria: a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b) Ambulasi dengan pengawasan.
c) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift. d) Pengobatan minimal, status psikologi stabil. e) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
2) Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan kriteria: Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali. Folley catheter/intake output dicatat.
e) Klien dng pemasangan infus,persiapan pengobatan
memerlkan prosedur
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/24jam dengan kriteria :
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam. c) Makan memerlukan ngt, menggunakan terapi intravena.
d) Pemakaian suction.
e) Gelisah, disorientasi.
Depkes (2002):
Klasifikasi ketergantungan pasien ada 4 kategori, masing-masing memerlukan waktu : asuhan keperawatan minimal : 2 jam / 24 jam
asuhan keperawatan sedang : 3,08 jam/24 jam asuhan keperawatan agak berat : 4,15 jam/24 jam asuhan keperawatan maksimal : 6,16 jam/24 jam
Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut Depkes 2002: 1) Asuhan keperawatan minimal :
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
c) Ambulasi dengan pengawasan.
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift. e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
2) Asuhan keperawatan sedang :
a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu. b) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
3) Asuhan keperawatan agak berat : a) Sebagian besar aktifitas dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali. c) Terpasang folley cateter, intake output dicatat.
d) Terpasang infuse.
e) Pengobatan lebih dari sekali.
f) Persiapan pengobatan perlu prosedur 4) Perawatan maksimal : a) Segala aktifitas diberikan perawat.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam. c) Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
d) Penggunaan suction.
e) Gelisah/disorientasi
Menurut Departemen Kesehatan Filipina th. 1984
a. Jam pelayanan keperawatan rata-rata per pasien dalam 24 jam adalah : interne 3,4 jam
Bedah 3,5 jam Campuran bedah dan interne 3,4 jam Post partum 3 jam Bayi 2,5 jam Anak-anak 4 jam Proporsi rata-rata perawat yang dibutuhkan : 40 % non-profesional
60 % profesional.
kebutuhan tenaga keperawatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan : 1). Faktor klien
tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan
tipe klien sesuai dengan jenis penyakitnya, usia maupun faktor spesifik
jumlah klien dan fluktuasi (turun-naiknya)
keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi kesehatannya
harapan klien dan keluarganya
2). Faktor tenaga/staf
jumlah dan komposisi tenaga keperawatan
kebijakan pengaturan dinas
peran, fungsi dan tanggung jawab perawat
kebijakan personalia
tingkat pendidikan dan pengalaman karyawan
kelangkaan tenaga perawat spesialis
sikap ethis para profesional
3). Faktor lingkungan
tipe dan lokasi rumah sakit
lay out ruang keperawatan
fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan
kelengkapan peralatan medis / diagnostik
pelayanan penunjang dari bagian lain : laboratorium, rontgen, farmasi,dll.
pelayanan penunjangan dari instansi lain. Contoh : PMI
macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah dll.
4). Faktor Organisasi
mutu pelayanan
kebijakan pembinaan dan pengembangan
Rumusan Perhitungan :
1). Peraturan Men. Kes. RI No.262/Men.Kes/Per/VII/1979 :
Perhitungan tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk kebutuhan seluruh RS
Perbandingan antara jumlah tempat tidur RS dibanding dengan jumlah perawat.
Rumah sakit kelas/tipe A,B,Cperbandingan sbb.:
Jumlah tenaga perawat : jumlah tempat tidur = RS Kelas A = 4 perawat : 2 tempat tidur RS Kelas B = 3 perawat : 2 tempat tidur RS Kelas C = 1 perawat : 1 tempat tidur
2). Menurut Gillies (1982)
Kebutuhan tenaga perawat dirumuskan perhitungan sebagai berikut : Atau :
TP = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan/ tahun . Jumlah jam kerja perawat/th x jam kerja perawat/hari
Keterangan :
A : jam efektif/24 jam → waktu perawatan yang dibutuhkan klien B : sensus harian (jumlah pasien) → BOR x Jumlah tempat tidur C : jumlah hari libur
365 :jumlah hari kerja selama 1 tahun 3). Menurut Depkes (2002)
Pengelompokan unit kerja di rumah sakit. a. Rawat inap dewasa
b. Rawat inap anak / perinatal c. Rawat inap intensif
d. Gawat Darurat (IGD) e. Kamar bersalin f. Kamar operasi g. Rawat jalan.
Kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan menggunakan rumus:
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan: Menambah perawat libur (loss day) dan tugas non keperawatan.
Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non-keperawatan diperkirakan 25% dari jumlah tenaga keperawatan .
4).Menurut Douglas (1984)
Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan setiap shift klien dan hasil keseluruhan ditambah sepertiga (1/3) untuk perawat yang libur atau cuti. Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan untuk setiap shift jaga seperti pada formula berikut:
Formula berdasarkan
klasifikasi ketergantungan klien (Douglas 1984)
Kebutuhan tenaga = jumlah jam perawatan di ruangan/hari jam efektif perawat
Loss Day = jumlah hari minggu dlm 1 th + cuti + hari besar x keb.tenaga
Jumlah hari kerja efektif/th
Tugas non keperawatan = (kebutuhan tenaga + loss day )x 25%
Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhan tenaga + faktor koreksi(loss day +tugas non kep.) Tenaga Perawat (TP)= A x B x 365
Waktu klasifikasi Kebutuhan perawat
Pagi Sore Malam
Minimal 0.17 0.14 0.07
Intermediate 0.27 0.15 0.10
Maksimal 0.36 0.30 0.20
CONTOH ;
Diketahui jam efektif Ruang rawat inap sebesar 3,5. BOR Jan.– Des.2005 sebesar 69,5%, libur minggu 52 hr,cuti 12 hr,libur nasional 18 hr, kapasitas tempat tidur 25.
1. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Gillies:
TP = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
Jumlah jam kerja perawatan per tahun x jam kerja perawat per hari TP = (jam efektif per 24 jam) x (BOR x jumlah tempat tidur) x 365 (365 – jumlah hari libur) x jam kerja per hari
TP = 3,5 x (69,5% x 25) x 365 ( 365 – 82) x 7 = 3,5 x 17,4 x 365 283 x 7 = 22228,5 =11,2 11 orang 1981
Jadi kebutuhan tenaga menurut Gillies = 11orang + 1 Ka ruang = 12 orang. 2. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Depkes 2002:
Kebutuhan Tenaga Perawat Jaga Menurut Klasifikasi Pasien di Ruang rawat inap
No
Klasifikasi pasien/hariRata2 jml
jam perawatan/hari Jumlah jam perawatan/hari 1 Minimal 6 2 12 2 Sedang 9 3.08 27,72 3 Agak berat 2 4.15 9,3 4 Maksimal 1 6.16 6,16 Jumlah 18 55,18
Sumber: Data primer Ruang Rawat
Jumlah jam perawatan di ruangan per hari = 55,18 Jumlah jam kerja perawatan per sift = 7
Maka kebutuhan tenaga perawat = 55,18 = 7,88 7
Faktor koreksi :
Loss Day = 52 + 12 + 18 = 72 X 7,88 = 567,36 = 2,04 365-82 283 283
Tugas non keperawatan : (7,88 + 2,04 ) 25% = 2,48 Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan:
3. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Douglas
Penghitungan Tenaga Menurut Dauglas di Ruang Ruang Rawat Inap Klasifikasi Rata-rata jumlah pasien Juli 2005
P S M
Minimal 7x0.17 =1,19 6x0.14 =0.84 6x0.07 =0.42
Intermediate 11x0.27 =2,97 8x0.15 =1,2 8x0.10 =0,8
Maksimal 3x0.36 =1,08 3x0,30 =0,90 3x0.20 =0,60
Jumlah 5,24 2,94 1,82
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas maka: Jumlah perawat : 5,24 + 2,94 + 1,82 = 10 perawat Perawat libur/cuti = 1/3 x 10 = 3,33 orang
Kepala ruang = 1 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah =10+3,33+1= 14,33 15 orang
Cara Menghitung Jumlah Kebutuhan Perawat :
Disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit, yaitu dengan menentukan :
a. Analisa kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
b. Jumlah jam perawatan efektif pasien tertentu selama 24 jam. c. Jumlah hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun.
d. Penggunaan tempat tidur rata-rata.(BOR) e. Jumlah jam kerja perawat per hari
Berdasarkan Perhitungan di atas maka kebutuhan kuantitatif tenaga keperawatan dapat dihitung sbb :
a. Jumlah pasien rata-rata per hari kali rata-rata jam perawatan dalam 24
jam (jam efektif) dikalikan jumlah hari dalam 1 tahun adalah merupakan jumlah jam perawatan yang dibutuhkan selama 1 tahun.
b. Hari kerja efektif dikalikan jam kerja sehari merupakan jumlah jam kerja perawat dalam 1 tahun.
c. Tenaga yang dibutuhkan adalah jumlah jam perawatan dalam 1 tahun dibagi jumlah jam kerja perawat dalam 1 tahun ( a : b).
Cara Menentukan Ketenagaan Yang Tepat :
1. Melakukan survey untuk tiap pasien dibangsal untuk 10 - 15 hari tetapi tidak dilakukan dengan hari yang berurutan untuk mencegah pengulangan pada pasien yang sama. Tujuan untuk menentukan jumlah pasien yang memerlukan :
- perawatan maksimal / komplet - perawatan partial / sebagian / sedang
- perawatan minimal / mandiri.
2. Membuat kumpulan data dari pasien yang mencakup tindakan keperawatan yang langsung dan tidak langsung dalam 24 jam.
• berapa kali dilakukan dalam 24 jam
• berapa lamanya waktu yang digunakan dalam tiap kegiatan, yang bertujuan untuk mengetahui macam perawatan apa yang dibutuhkan oleh pasien apakah perawatan maksimal, partial atau minimal.
3. Membuat kumpulan data dari kategori perawat yang melaksanakan kegiatan itu dengan jumlah waktunya.
4. Hitung jumlah jam yang dipakai untuk tiap aktivitas dalam tiap waktu dinas ( pagi, sore, malam ) menurut kualifikasi pasien.
5. Golongkan aktivitas / kegiatan keperawatan kedalam 2 bagian : professional dan non-professional.
6. Setelah menghitung tenaga yang dibutuhkan maka perlu tambahan waktu untuk pengembangan.
KESIMPULAN
Pengelolaan tenaga keperawatan adalah hal yang mutlak harus dilakukan oleh setiap pinpinan keperawatan untuk mendukung tercapainya hasil kerja atau kinerja yang optimal secara efisien dan efektif dalam rangka peningkatan dan mempertahankan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan selama 24 jam terus menerus. Untuk itu setiap pengelola keperawatan harus mampu memahami dan dapat menerapkan berbagai peraturan pengelolaan tenaga keperawatan dengan baik, sehingga dapat diperoleh selain kinerja yang optimal secara efisian dan efektif juga diperoleh kepuasan kerja perawat yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasien/keluarga. Dengan demikian tujuan individu perawat dan tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik.
Klasifikasi pasien & perencanaan tenaga keperawatan yang tepat adalah merupakan suatu proses pemikiran dan penentuan kebijakan dari hal-hal yang akan dilaksanakan oleh pimpinan untuk masa yang akan datang dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan yang tepat. Dalam upaya efisiensi dan efektifitas serta mempertahankan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit, maka semua pengelola keperawatan diharapkan mampu menyusun perencanaan tenaga keperawatan berdasarkan analisa kegiatan dan perhitungan yang cermat, sehingga dapat dicapai efisiensi dan efektifitas dalam pelayanan keperawatan dengan harapan dapat diperoleh kinerja yang optimal.
Daftar Pustaka
1. Gillies, Nursing Management, A System Approach, WB. Saunders, Philadelphia, 1994
2. Swansburg, Management and Leadership for Nurse Managers, second Edition, Jones and Barlett Publisher, Boston, 1996
3. Depkes RI, Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Dit Jen Yanmed, cetakan 1, Depkes, Jakarta, 2002.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN (DONGLAS, 1984) RSU………..Bulan…………..tahun:………. RUANG: ………. INSTALASI: ……….
Tgl. Pagi Sore Malam Mengeth.Supervsor
Min Inter Max Jml Min Inter Max Jml Min Inter Max Jml Paraf Nama
1 2
3
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jml. Rata2 Index 0,17 0,27 0,36 0,14 0,15 0,30 0,07 0,10 0,20 Jml. Tenaga ………+………. +……….= …… ………+……. +……….= …… ………+………+…… = …….. …….+…….+…….=…….. libur:1/3 x …… = ……..+ Jumlah =………. Ada =………--Kurang/lebih = ………. Mengetahui/Menyetujui …………., tgl……… Supervisor Kepala Ruang Keperawatan (__________________________) (____________________________)