• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Juli 2017, dengan bertempat dibursa Efek Indonesia (BEI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Juli 2017, dengan bertempat dibursa Efek Indonesia (BEI)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Waktu penelitian dimulaidari bulan September 2016 sampai dengan bulan Juli 2017, dengan bertempat diBursa Efek Indonesia (BEI).

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2014), metode kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi di sini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi).

Ruang lingkup penelitian ini terfokus pada dana pihak ketiga (DPK),

capital adequacy ratio (CAR), non performing loan (NPL), dan loan to deposit ratio (LDR) terhadap penyaluran kredit industri perbankan go public dengan

kriteria indeks infobank 15 yang mencantumkan laporan keuangan di BEI selama 5 tahun yakni 2011–2015. Data yang diambil merupakan data pertahun dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi yang akan diteliti kemudian dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Variabel dependen (variabel terikat) pada penelitian ini adalah Penyaluran kredit industri perbankan go public yang terdaftar di BEI

Periode 2011–2015. Sedangkan variabel independen (variabel bebas) yang digunakan dalam penelitian ini adalah dana pihak ketiga (DPK), capital adequacy

(2)

ratio (CAR), non performing loan (NPL), dan loan to deposit ratio (LDR).

Definisi operasional dari masing-masing variabel ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Dependen (Variabel terikat)

a) Penyaluran Kredit (Y)

Menurut Undang–Undang Nomor 10 tahun 1998 pasal 1, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam–meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kegiatan menyalurkan kredit mengandung risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan usaha bank.

2. Variabel Independen (Variabel bebas) a) Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital adequacy ratio (CAR) merupakan rasio yang mengukur kecukupan

modal terhadap risiko dari aktiva bank. Dendawijaya (2009) mengemukakan bahwa “capital adequacy ratio merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa

jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) untuk dibiayai dari dana modal bank sendiri, disamping memperoleh dana–dana dari sumber-sumber di luar, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain.”

Peraturan dari Bank Indonesia No. 13/26/PBI/2011 menjelaskan “bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 12% (dua belas persen) dari asset tertimbang menurut risiko (ATMR).” Semakin tinggi CAR maka semakin besar

(3)

pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit. Secara singkat dapat dikatakan besarnya nilai CAR menunjukkan kemampuan bank dalam menganggung atau

mengantisipasi kerugian dari risiko penyaluran kredit. Perhitungan CAR sesuai

dengan rumus nomor (1) pada BAB2 halaman 41. b) Non Performing Loan (NPL)

Menurut Siamat (2010) “non performing loan atau sering disebut kredit

bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur seperti kondisi ekonomi yang buruk.” Apabila semakin tinggi rasio ini, maka semakin buruk kualitas kredit bank karena semakin banyak pula jumlah kredit yang bermasalah.

Menurut Ismail (2010) bank melakukan penggolongan kredit menjadi dua, yaitu kredit tidak bermasalah (performing) dan kredit bermasalah (non performing). Kredit tidak bermasalah terdiri dari kredit dengan kualitas lancar dan

dalam perhatian khusus. Sedangkan kredit bermasalah terdiri dari kredit kurang lancar, diragukan dan macet.Tingginya NPL juga akan menimbulkan rasa

keengganan bank dalam menyalurkan kredit, karena modal inti bank harus digunakan untuk membuat penyisihan penghapusan aktiva produktif yang besar sehingga dapat mengurangi jumlah kredit yang disalurkan.Perhitungan NPL

(4)

c) Loan to Deposit Ratio (LDR)

Menurut Dendawijaya (2009) loan to deposit ratio (LDR) adalah rasio

antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar

kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.

Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini di sebabkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Perhitungan

LDR sesuai dengan rumus nomor (3) pada BAB 2 halaman 42.

d) Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber dana bank yang berasal dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Berdasarkan UU No. 10 tahun 1998, dapat dikatakan bahwa besarnya penyaluran kredit bergantung kepada besarnya dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh perbankan. Dana pihak ketiga terdiri dari demand deposit (giro), saving deposit

(tabungan) dan time deposit (deposito). Perhitungan DPK sesuai dengan rumus

(5)

Berikut ini adalah rangkuman operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian seperti digambarkan pada tabel di bawah ini

TABEL 3.1

OPERASIONAL VARIABEL CAR

Variabel Cara Perhitungan Skala Pengukuran

Capital Adequacy Rasio

Ratio (CAR) CAR =

Sumber: Kasmir (2015)

TABEL 3.2

OPERASIONAL VARIABEL NPL

Variabel Cara Perhitungan Skala Pengukuran

Non Performing Rasio

Loan (NPL) NPL =

Sumber: Siamat (2010)

TABEL 3.3

OPERASIONAL VARIABEL LDR

Variabel Cara Perhitungan Skala Pengukuran

Loan to Deposit Rasio

Ratio (LDR) LDR =

(6)

TABEL 3.4

OPERASIONAL VARIABEL DPK

Variabel Cara Perhitungan Skala Pengukuran

Dana Pihak Ketiga Rasio

(DPK) DPK=giro+tabungan+deposito

Sumber: Dendawijaya (2009)

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah industri perbankan dengan kriteria indeks infobank 15 yang terdapat 15 bank. Dengan periode penelitian selama 5 tahun yaitu sejak tahun 2011–2015.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel

berdasarkan kriteria terntentu.

Adapun kriteria-kriteria yang digunakan untuk memilih sampel yaitu sesuai tabel di bawah ini:

(7)

TABEL 3.5

PROSEDUR PEMILIHAN SAMPEL

Keterangan Jumlah

Industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 15 tahun 2011-2015

Industri perbankan yang tidak memiliki laporan keuangan 1 2011 dan 2012

Jumlah industri perbankan yang digunakan sebagai sampel 14

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut penulis dapat menghasilkan sampel dari industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 14 bank periode 2011-2015. Seperti yang ditampilkan pada tabel 3.6 berikut ini:

TABEL 3.6

SAMPEL PENELITIAN

No. Kode Nama Saham Keterangan

1 BBCA Bank Central Asia Tbk. Tetap

2 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 3 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 4 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tetap 5 BDMN Bank Danamon Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 6 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Tetap 7 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tetap

dan Banten Tbk.

8 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa timur Tbk. Tetap

9 BNLI Bank Permata Tbk. Tetap

10 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Tetap 11 BVIC Bank Victoria International Tbk. Baru 12 INPC Bank Artha Graha International Tbk. Baru

13 NISP Bank OCBC NISP Tbk. Baru

14 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. Tetap

(8)

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2012),data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat dokumen atau orang lain. Dilihat dari jenis data tersebut, maka data sekunder diperoleh melalui artikel, jurnal, dan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perbankan periode 2011-2015 yang dipublikasikan dalam website (www.idx.co.id). Jenis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel (pool data) yang

merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang

(cross section). Menurut Winarno (2015) data cross section merupakan data

yang terdiri atas beberapa objek pada suatu waktu, sedangkan data time series

merupakan data yang terdiri atas satu objek namun meliputi beberapa periode waktu.

F. Metode Analisis 1. AnalisisDeskriptif

Menurut Sugiyono (2012) metode analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

(9)

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui karakteristik setiap variabel pada sampel penelitian melalui analisis statistika deskriptif.

Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh rasio kesehatan perbankan yang meliputi capital adequacy ratio (CAR), non performing loan

(NPL), loan to deposit ratio (LDR) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap

penyaluran kredit. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel dengan menggunakan program komputer (software) Ms.Excel dan Eviews 9.0

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa statistik deskriptif data mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami.

2. Uji Kelayakan Data

Untuk menguji kelayakan data dapat dilakukan uji stasioneritas. Uji stasioneritas dilakukan untuk melihat apakah data yang stasioner atau tidak. Data yang stasioner merupakan data yang bersifat flat, tidak mengandung

komponen trend, dengan keragaman yang konstan serta tidak terdapat

fluktuasi periodik.

Data time series merupakan sekumpulan nilai suatu variabel yang

diambil pada waktu yang berbeda. Untuk menguji apakah data bersifat stasioner atau tidak, maka dalam penelitian ini digunakan uji augmented dickey-fuller unit root test (ADF-unit root test).

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: H0: data bersifat stasioner

(10)

Ha: data bersifat tidak stasioner

Nilai t statistic lebih darinilai kritis uji pada tabel. Pada beberapa tingkat

kepercayaan (1%, 5%, dan 10%) atau nilai probability lebih kecil dari tingkat

signifikansi (0,05), maka H0 diterima. 3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu dan residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Winarno (2015) mengemukakan bahwa sebenarnya normalitas data dapat dilihat dari gambar histogram, namun seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Dalam penelitian ini uji normalitas dengan melihat Jarque-bera dan probabilitasnya.

Kedua angka ini bersifat saling mendukung.

 Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka data berdistribusi normal.

 Bila probabilitas lebih besar dari 5% maka data berdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang

(11)

baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Adapun salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan metode durbin-watson test (DW test). Dengan

ketentuan sebagai berikut:

TABEL 3.7 TEST DURBIN WATSON

Hipotesis Nul Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi

positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi

positif Tidak ada keputusan dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif Tidak ada keputusan 4-dl ≤ d ≤ 4 Tidak ada autokoreasi positif

dan negatif Tidak ditolak Du < d < 4-du Sumber: Ghazali (2015)

c. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2013) uji multikoliniearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance factor (VIF). Nilai cut off yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

(12)

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat menggunakan cara antara lain: uji breusch pagan godfrey, harvey, glejser, ARCH dan white test. Dalam penelitian ini, metode

yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas dengan metode uji

breusch pagan godfrey. Dimana nilai prob. Chi-squarelebih dari 0,05 maka

tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Metode Estimasi Model Data panel

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel (pool data) yang merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dan

data silang (cross section). Menurut Winarno (2015) data cross section

merupakan data yang terdiri atas beberapa obyek pada suatu waktu, sedangkan data time series merupakan data yang terdiri atas satu obyek namun meliputi

(13)

Permodelan menggunakan teknik regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga pendekatan alternatif, yaitu: metode common effect (pooled least square),

metode fixed effect (FE), dan metode random effect (RE).

a. Common Effect (pooled least square)

Metode Common Effect adalah metode yang hanya menggabungkan

data tanpa melihat melihat perbedaan waktu dan individu. Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi parameter model data panel, yaitu dengan data cross section dan time series sebagai satu

kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan waktu dan entitas (individu). Dimana pendekatan yang sering dipakai adalah metode ordinary least square

(OLS). Model common effect mengabaikan adanya perbedaan dimensi

individu maupun waktu atau dengan kata lain perilaku data antar individu sama dalam berbagai kurun waktu.

Winarno (2015) mengemukakan bahwa pada data pool juga dapat dilakukan analisis regresi, bahkan dengan variasi yang lebih banyak. Dengan data pool, dapat menjalankan analisis regresidengan kemungkinan berikut ini:

 Dengan satu variabel dependen, dan beberapa variabel independen dan melihat semua data

 Sama dengan item (a), tetapi hanya satu perusahaan saja  Sama dengan item (a), tetapi hanya meliputi waktu tertentu Berikut adalah model common effect:

Y = α + β1it+ β2 it+ β3 it+ β4 it+ β5 ti + e

(14)

Y = Penyaluran Kredit α = Konstanta

β1 = Capital Adequacy Ratio

β2 = Non Performing Loan

β3 = Loan to Deposit Ratio

β4 = Dana Pihak Ketiga i = Bank

t = Tahun e = error

b. Fixed Effect (efek tetap)

Winarno (2015) mengemukakan bahwa model regresi fixed effect (efek

tetap). Efek tetap maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu (time invariant).

Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya, digunakan variabel semu (dummy). Oleh karena itu, model ini sering juga disebut dengan least square dummy variable dan disingkat LSDV. Persamaan model ini

adalah sebagai berikut:

Y = βoi + β1it + β2it + β3d1i + β4d2i + β5d3i + eti

Bahwa konstanta βoi sekarang diberi subskrip 0i, i menunjukkan objeknya. Dengan demikian masing-masing objek memiliki konstanta yang berbeda. Variabel semu d1i=1 untuk objek pertama, dan 0 untuk objek lainnya.

(15)

Variabel d2i=1 untuk objek kedua dan 0 untuk objek lainnya. Variabel semu d3i=1 untuk objek ketiga dan 0 untuk objek lainnya.

c. Random Effect (RE)

Menurut Winarno (2015) efek random digunakan untuk mengatasi

kelemahan metode efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek random menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan antarobjek.

Persamaan yang digunakan dalam model ini diasumsikan bersifat

random, sehingga persamaanya adalah:

β0 = β0 + ui , i=1,………,n

untuk menganalisis dengan metode efek random ini ada satu syarat, yaitu objek data silang harus lebih besar daripada banyaknya koefisien.

5. Tahap Pemilihan Regresi Data Panel a. Uji Chow

Chow test digunakan untuk menentukan apakah model regresi dengan

metode common effect atau dengan metode fixed effect, apabila dari hasil uji

tersebut ditentukan bahwa metode common effect yang digunakan, maka

tidak perlu diuji kembali dengan uji Hausman. Pengujian yang dilakukan

dengan chow test atau likelihood ratio test, dengan asumsi yaitu:

H0 = model mengikuti common effect

(16)

b. Uji Hausman

Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau random effect yang paling tepat digunakan apabila dari hasil

uji chow tersebut ditentukan bahwa metode fixed effect yang digunakan untuk

mengestimasi regresi linier.

Pengujian yang dilakukan menggunakan hausman test dengan asumsi

sebagai berikut:

H0 = model mengikuti random effect

Ha= model mengikuti fixed effect

Pengujian chow test dan hausman test adalah untuk mengetahui apakah

model regresi yang digunakan layak (fit) untuk melakukan pengujian

hipotesis dalam penelitian ini. Pengujian ini dilakukan dengan alat bantu

eviews 9. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) H0 diterima dan Haditolak apabila valuekurang dari 0.05 atau bila nilai

signifikansi lebih dari nilai α 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini tidak layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.

2) H0 ditolak dan Haditerima apabila value kurang dari 0.05 atau bila nilai

signifikansi kurang dari nilai α 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.

6. Pengujian Hipotesis

Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan, perlu digunakan analisis regresi melalui uji t. Tujuan digunakan analisis regresi adalah untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen.

(17)

Jika dua atau lebih variabel sebagai faktor prediktor dimanipulasinya. Metode pengujian terhadap hipotesa yang diajukan dilakukan dengan pengujian secara parsial. Langkah-langkah untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji t

Ghazali (2013) mengemukakan bahwa uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:

1) Quick look: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan

derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bawa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2013) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

(18)

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutukan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif,

walaupun yang dikehendak harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat niali adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol. Secara

matematis jika nilai R2 = 1 , maka Adjusted R2 = R2 = 1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1-k) / (n-k). Jika k > 1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif.

(19)

Gambar

TABEL 3.7  TEST DURBIN WATSON

Referensi

Dokumen terkait

Hausman test adalah pengujian statistic untuk memilih apakah model apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat di gunakan (Basuki, 2015)..

24 Chow test adalah pengujian untuk menentukan model apakah Common Effect (CE) ataukah Fixed Effect (FE) yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel..

This research is aimed at knowing the goal orientation difference of learninf achievement in physical education between students having Javanese ethnic background and those

Pada grafik terlihat bahwa secara umum terjadi kenaikan jumlah biomassa dari hari ke hari kultivasi, kenaikan ini terjadi karena CO 2 yang ditambahkan digunakan

Bab III mengungkapkan hasil penelitian tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci di Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta yang

KEDUA : Pedoman Indikator Program Kesehatan Masyarakat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024

Lampiran 11 Hasil pengujian antara fixed effect dengan random effect (Uji Hausman) untuk model peran jenjang pendidikan terhadap kemiskinan di Kawasan Barat

Jenis batuan yang berbentuk dari batuan beku yang tererosi atau terkikis lalu mengalami proses pengangkutan dan diendapkan di tempat lain disebut.....