Trauma
Trauma
urogenitalia
urogenitalia
.
.
Sebagian organ urogenital terletak
Sebagian organ urogenital terletak
ekstraperitoneal (kecuali genitalia
ekstraperitoneal (kecuali genitalia
eksterna). Sehingga bila ada cedera
eksterna). Sehingga bila ada cedera
urogenital harus di perkirakan ada
urogenital harus di perkirakan ada
juga cedera organ lain yang
juga cedera organ lain yang
mengelilinginya.
mengelilinginya.
Umumnya cedera terjadi akibat
Umumnya cedera terjadi akibat
trauma tumpul, tajam dan
trauma tumpul, tajam dan
iatrogenik.
iatrogenik.
Trauma ginjal
Trauma ginjal
• Merupakan trauma terbanyak pada sistim Merupakan trauma terbanyak pada sistim
urogenital. Sering disertai cedera organ yang
urogenital. Sering disertai cedera organ yang
mengelilinginya. 10% trauma abdomen
mengelilinginya. 10% trauma abdomen
mencederai ginjal.
mencederai ginjal.
• Mekanisme trauma;Mekanisme trauma; 1.
1. Langsung; akibat benturan yang Langsung; akibat benturan yang mengenai daerah pinggang.
mengenai daerah pinggang. 2.
2. Tidak langsung; merupakan cedera Tidak langsung; merupakan cedera
decelerasi akibat pergerakan ginjal secara
decelerasi akibat pergerakan ginjal secara
tiba tiba kedalam rongga retroperitonial.
Derajat trauma ginjal
Derajat trauma ginjal
•
Menurut derajat berat ringannya
Menurut derajat berat ringannya
kerusakan pada ginjal, trauma ginjal
kerusakan pada ginjal, trauma ginjal
dibedakan atas;
dibedakan atas;
I.
I.
Kontusio ginjal/ hematoma perirenal
Kontusio ginjal/ hematoma perirenal
II.
II.
Lacerasi ginjal terbatas pada korteks
Lacerasi ginjal terbatas pada korteks
III.
III.
Lacerasi sampai medula ginjal
Lacerasi sampai medula ginjal
IV.
IV.
Lacerasi sampai sistem kalices ginjal
Lacerasi sampai sistem kalices ginjal
V.
Diagnosis trauma ginjal
Diagnosis trauma ginjal
•
Harus dicurigai cedera ginjal bila
Harus dicurigai cedera ginjal bila
dijumpai;
dijumpai;
1.
1. Trauma didaerah pinggang, punggung, dada Trauma didaerah pinggang, punggung, dada bawah, perut atas dengan disertai nyeri atau bawah, perut atas dengan disertai nyeri atau
dijumpai adanya jejas didaerah itu. dijumpai adanya jejas didaerah itu. 2.
2. HematuriHematuri 3.
3. Fraktur costa bawah (T8-12)Fraktur costa bawah (T8-12) 4.
4. Trauma tembus pada abdomen atau pinggangTrauma tembus pada abdomen atau pinggang 5.
5. Cedera decelerasi berat akibat terjatuh dari Cedera decelerasi berat akibat terjatuh dari ketinggian atau kecelakaan lalu lintas.
Gambaran klinis
Gambaran klinis
• Gambaran klinis sangat bervariasi tergantung Gambaran klinis sangat bervariasi tergantung
derajat trauma dan ada tidaknya trauma organ lain derajat trauma dan ada tidaknya trauma organ lain yang menyertai
yang menyertai
• Perlu ditanyakan mekanisme trauma untuk Perlu ditanyakan mekanisme trauma untuk memperkirakan luas kerusakan yang terjadi. memperkirakan luas kerusakan yang terjadi.
• Pada trauma ringan/ minor, keluhan yang sering Pada trauma ringan/ minor, keluhan yang sering dijumpai berupa hematuri (mikroskopik atau
dijumpai berupa hematuri (mikroskopik atau makroscopik).
makroscopik).
• Pada trauma berat/mayor, bisa dijumpai syok, Pada trauma berat/mayor, bisa dijumpai syok, hematoma didaerah pinggang yang makin lama hematoma didaerah pinggang yang makin lama makin meluas.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
diagnostik
diagnostik
1.
1. IVP (inta venous pielografi). Melihat visualisasi IVP (inta venous pielografi). Melihat visualisasi ginjal dan ekstra pasasi. dapat menilai tingkat
ginjal dan ekstra pasasi. dapat menilai tingkat
kerusakan ginjal, serta menilai ginjal kontra lateral.
kerusakan ginjal, serta menilai ginjal kontra lateral.
Indikasi;
Indikasi;
1.
1.Luka tusuk/ tembak yang mengenai ginjalLuka tusuk/ tembak yang mengenai ginjal 2.
2.Cedera tumpul dengan hematuri Cedera tumpul dengan hematuri makroskopik.
makroskopik.
3.
3.Cedera tumpul dengan hematuri mikroscopik Cedera tumpul dengan hematuri mikroscopik disertai syok.
disertai syok.
2.
2. USG. Dapat melihat kontusio parenchim, hematoma USG. Dapat melihat kontusio parenchim, hematoma subcapsular serta robekan kapsul ginjal.
subcapsular serta robekan kapsul ginjal.
3.
3. CT.scan. Terutama dilakukan bila dengan IVP belum CT.scan. Terutama dilakukan bila dengan IVP belum dapat menerangkan keadaan ginjal/ non visualized.
dapat menerangkan keadaan ginjal/ non visualized.
4.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
• Trauma tajam; pertimbangkan untuk eksplorasi.Trauma tajam; pertimbangkan untuk eksplorasi.
• Trauma tumpul; sebagian besar konservatif.Trauma tumpul; sebagian besar konservatif.
Terapi yang dilakukan.
Terapi yang dilakukan.
1.
1. konservatif; dilakukan observasi. Bila selama konservatif; dilakukan observasi. Bila selama
observasi dijumpai tanda perdarahan yang aktif
observasi dijumpai tanda perdarahan yang aktif
atau kebocoran urine yang menimbulkan infeksi,
atau kebocoran urine yang menimbulkan infeksi,
harus segera eksplorasi.
harus segera eksplorasi.
2.
2. Operasi; pada trauma mayor untuk mengatasi Operasi; pada trauma mayor untuk mengatasi perdarahan, debridement, renorafi, repair
perdarahan, debridement, renorafi, repair
vascular, nefrectomy
Komplikasi
Komplikasi
•
Perdarahan → syok → kematian
Perdarahan → syok → kematian
•
Ekstrapasasi urine → urinoma, abces
Ekstrapasasi urine → urinoma, abces
perirenal, urosepsis, fistula
perirenal, urosepsis, fistula
renocutan.
renocutan.
•
Penyulit dikemudian hari; hipertensi,
Penyulit dikemudian hari; hipertensi,
hidronefrosis, urolithiasis,
hidronefrosis, urolithiasis,
pyelonefritis kronis.
pyelonefritis kronis.
Trauma ureter
Trauma ureter
• Sgt jarang, 1% dari cedera urogenitalia.Sgt jarang, 1% dari cedera urogenitalia.• Etiologi; trauma tajam, tumpul, iatrogenik.Etiologi; trauma tajam, tumpul, iatrogenik.
• Diagnostik; curigai trauma ureter bila;Diagnostik; curigai trauma ureter bila;
1.
1. Trauma luar; hematuri pasca trauma.Trauma luar; hematuri pasca trauma. 2.
2. Iatrogenik; Iatrogenik;
– Saat operasi; lapangan operasi byk air, Saat operasi; lapangan operasi byk air,
hematuri, anuri/oliguri bila bilateral.
hematuri, anuri/oliguri bila bilateral.
– Pasca operasi; demam, ileus, nyeri pinggang, Pasca operasi; demam, ileus, nyeri pinggang,
luka operasi basah, drain jernih, hematuri
luka operasi basah, drain jernih, hematuri
Diagnostik dan
Diagnostik dan
penatalaksanaan
penatalaksanaan
• Diagnostik; IVP dijumpai ekstrapasasi.Diagnostik; IVP dijumpai ekstrapasasi.• Penatalaksanaan.Penatalaksanaan.
Tindakan pada cedera ureter tergantung waktu
Tindakan pada cedera ureter tergantung waktu
cedera, keadaan umum, letak dan derajat lesi
cedera, keadaan umum, letak dan derajat lesi
ureter.
ureter.
1.
1. Penyambungan ureter (anastomose end to Penyambungan ureter (anastomose end to end).
end).
2.
2. Inflantasi ureter ke buli-buli.Inflantasi ureter ke buli-buli. 3.
3. UreterokutaneostomiUreterokutaneostomi 4.
Trauma buli-buli
Trauma buli-buli
•
Insiden; 2% dari seluruh trauma urogenital
Insiden; 2% dari seluruh trauma urogenital
•
Etiologi;
Etiologi;
– 90% akibat faktur pelvis (cedera decelerasi, 90% akibat faktur pelvis (cedera decelerasi,
tusukan fragment tulang).
tusukan fragment tulang).
– Benturan perut bawah dalam keadaan buli-buli Benturan perut bawah dalam keadaan buli-buli
penuh
penuh
– Iatrogenik; tindakan endourologi, partus kasep, Iatrogenik; tindakan endourologi, partus kasep,
operasi daerah pelvis.
operasi daerah pelvis.
– Spontan; pada kelainan dinding buli-buli; Spontan; pada kelainan dinding buli-buli;
tuberkulosis, tumor buli, obstruksi infravesikal
tuberkulosis, tumor buli, obstruksi infravesikal
kronis yang menyebabkan kelemahan dinding buli.
Klassifikasi
Klassifikasi
•
Secara klinis dibedakan atas;
Secara klinis dibedakan atas;
1.
1.
Kontusio buli-buli; memar pada
Kontusio buli-buli; memar pada
dinding buli, hematoma perivesikal
dinding buli, hematoma perivesikal
tapi tidak ada ekstrapasasi urine.
tapi tidak ada ekstrapasasi urine.
2.
2.
Cedera buli-buli ekstraperitoneal; 45-
Cedera buli-buli ekstraperitoneal;
45-60% dari trauma buli
60% dari trauma buli
3.
3.
Cedera intraperitoneal; 25-45% dari
Cedera intraperitoneal; 25-45% dari
trauma buli.
trauma buli.
4.
4.
Cedera buli intra dan ekstraperitoneal
Cedera buli intra dan ekstraperitoneal
bersamaan; 12%
Diagnosis
Diagnosis
•
Dicurigai trauma buli buli bila
Dicurigai trauma buli buli bila
setelah cedera abdomen bawah,
setelah cedera abdomen bawah,
pasien mengeluh nyeri di
pasien mengeluh nyeri di
suprasimpisis, miksi bercampur
suprasimpisis, miksi bercampur
darah atau tidak dapat miksi.
darah atau tidak dapat miksi.
•
Dijumpai penyulit; fraktur pelvis,
Dijumpai penyulit; fraktur pelvis,
syok, hematoma perivesika, sepsis,
syok, hematoma perivesika, sepsis,
peritonitis, abces perivesika.
peritonitis, abces perivesika.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
1.
1. Sistografi; masukkan kontras kedalam buli 300-400ml Sistografi; masukkan kontras kedalam buli 300-400ml secara gravitasi melalui kateter, kemudian dilakukan
secara gravitasi melalui kateter, kemudian dilakukan
photo;
photo;
• Saat buli penuhSaat buli penuh dlm posisi AP dan lateral dlm posisi AP dan lateral
• Wash out filmWash out film (setelah buli dikosongkan) (setelah buli dikosongkan)
• Jika ada robekan buli akan terlihat ekstrapasasi Jika ada robekan buli akan terlihat ekstrapasasi
kontras ke
kontras ke
- perivesika → ada robekan ekstraperitoneal
- perivesika → ada robekan ekstraperitoneal
- sela sela usus → ada robekan buli intra peritoneal
- sela sela usus → ada robekan buli intra peritoneal
2.
2. IVP; dilakukan bila selain dugaan cedera buli juga ada IVP; dilakukan bila selain dugaan cedera buli juga ada dugaan cedera pada saluran kemih bagian atas.
dugaan cedera pada saluran kemih bagian atas.
3.
3. Uji pembilasan buli (hanya bila pemeriksaan diatas tidak Uji pembilasan buli (hanya bila pemeriksaan diatas tidak tersedia ok resiko infeksi dan memperluas robekan)
tersedia ok resiko infeksi dan memperluas robekan)
dengan cara; masukkan cairan fisiologis 300ml kedalam
dengan cara; masukkan cairan fisiologis 300ml kedalam
buli melalui kateter, kemudian dikeluarkan, hitung
buli melalui kateter, kemudian dikeluarkan, hitung
perbedaan cairan yang masuk dan keluar.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
• Kontusio buli; hanya pemasangan cateter Kontusio buli; hanya pemasangan cateter(untuk mengistirahatkan buli)
(untuk mengistirahatkan buli)
• Cedera intraperitoneal; eksplorasi laparotomi.Cedera intraperitoneal; eksplorasi laparotomi.
• Cedera ekstraperitoneal; ekstravasasi Cedera ekstraperitoneal; ekstravasasi
minimal→ cateter 7-10 hari, dipertahankan
minimal→ cateter 7-10 hari, dipertahankan
sampai tidak ada ekstrapasasi pada cistografi
sampai tidak ada ekstrapasasi pada cistografi
ulang. Bila ekstrapasasi / robekan luas→
ulang. Bila ekstrapasasi / robekan luas→
eksplorasi.
eksplorasi.
• Penyulit; infeksi dan abces pelvis, peritonitis, Penyulit; infeksi dan abces pelvis, peritonitis,
sepsis, gangguan miksi berupa frekwensi dan
sepsis, gangguan miksi berupa frekwensi dan
urgensi.
Trauma uretha
Trauma uretha
•
Secara klinis trauma uretra
Secara klinis trauma uretra
dibedakan menjadi trauma uretra
dibedakan menjadi trauma uretra
anterior dan trauma uretra
anterior dan trauma uretra
posterior, karena menunjukkan
posterior, karena menunjukkan
perbedaan etiologi, klinis,
perbedaan etiologi, klinis,
pengelolaan dan prognosis.
pengelolaan dan prognosis.
Etiologi
Etiologi
• Terdiri dari trauma eksternal dan iatrogenik.Terdiri dari trauma eksternal dan iatrogenik. • Trauma tumpul menimbulkan fraktur pelvis Trauma tumpul menimbulkan fraktur pelvis
→ruptur uretra pars membranasea.
→ruptur uretra pars membranasea.
• Trauma tumpul pada selangkangan (stradle Trauma tumpul pada selangkangan (stradle
injury) menyebabkan ruptur uretra pars
injury) menyebabkan ruptur uretra pars
bulbosa.
bulbosa.
• Pemasangan kateter atau businasi dapat Pemasangan kateter atau businasi dapat
menyebabkan robekan uretra karena false route
menyebabkan robekan uretra karena false route
atau salah jalan.
atau salah jalan.
• Tindakan operasi trans-uretra dapat Tindakan operasi trans-uretra dapat
menimbulkan cedera uretra iatrogenik.
Gambaran klinis
Gambaran klinis
•
Curigai trauma uretra bila dijumpai
Curigai trauma uretra bila dijumpai
darah keluar dari meatus eksterna
darah keluar dari meatus eksterna
setelah mengalami trauma.
setelah mengalami trauma.
•
Pada cedera berat bisa terjadi
Pada cedera berat bisa terjadi
retensi urine.
retensi urine.
•
Harus dibedakan perdarahan
Harus dibedakan perdarahan
peruretra dengan hematuri (urine
peruretra dengan hematuri (urine
bercampur darah).
bercampur darah).
Ruptur uretra posterior
Ruptur uretra posterior
Klassifikasi derajat cedera uretra berdasarkanKlassifikasi derajat cedera uretra berdasarkan
uretrogram (Colapinto,Mccollum).
uretrogram (Colapinto,Mccollum).
1.
1. Uretra utuh, hanya streching (peregangan). Uretra utuh, hanya streching (peregangan).
Uretrogram; ekstrapasasi (-), uretra memanjang.
Uretrogram; ekstrapasasi (-), uretra memanjang.
2.
2. Uretra terputus pada perbatasan prostato Uretra terputus pada perbatasan prostato
membranasea, diafragma urogenital masih utuh.
membranasea, diafragma urogenital masih utuh.
Uretogram; ekstrapasasi terbatas diatas
Uretogram; ekstrapasasi terbatas diatas
diapragma urogenital.
diapragma urogenital.
3.
3. Uretra posterior, diafragama urogenital, pars Uretra posterior, diafragama urogenital, pars bulbosa rusak.
bulbosa rusak.
Uretrogram; ekstrapasasi meluas hingga dibawah
Uretrogram; ekstrapasasi meluas hingga dibawah
diafragma urogenital sampai perineum.
Diagnosis
Diagnosis
•
Pasien sering datang dgn syok
Pasien sering datang dgn syok
perdarahan karena fraktur pelvis/cedera
perdarahan karena fraktur pelvis/cedera
organ lain.
organ lain.
•
Perdarahan per-uretra
Perdarahan per-uretra
•
Retensio urine
Retensio urine
•
RT: floating prostate (prostat melayang)
RT: floating prostate (prostat melayang)
•
Uretrografi retrograd: elongasi uretra,
Uretrografi retrograd: elongasi uretra,
ekstrapasasi pada pars prostato
ekstrapasasi pada pars prostato
membranasea.
membranasea.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
•
Keadaan akut: sistostomi (diversi
Keadaan akut: sistostomi (diversi
urine).
urine).
•
Elektif (setelah keadaan pasien stabil):
Elektif (setelah keadaan pasien stabil):
1.
1.
Primary endoscopic realigment;
Primary endoscopic realigment;
pemasangan kateter dengan
pemasangan kateter dengan
tuntunan uretroscopi. Dilakukan
tuntunan uretroscopi. Dilakukan
sebelum 1minggu dan
sebelum 1minggu dan
dipertahankan 2minggu.
dipertahankan 2minggu.
2.
Komplikasi
Komplikasi
•
Striktur uretra (12-15%)→ diatasi
Striktur uretra (12-15%)→ diatasi
dengan uretrotomi interna (sachse)
dengan uretrotomi interna (sachse)
•
Disfungsi ereksi (13-30%). Karena
Disfungsi ereksi (13-30%). Karena
kerusakan saraf parasimpatis atau
kerusakan saraf parasimpatis atau
insufisiensi arteri
insufisiensi arteri
Ruptur urera anterior
Ruptur urera anterior
•
Cedera dari luar yang sering
Cedera dari luar yang sering
menyebabkan kerusakan uretra
menyebabkan kerusakan uretra
anterior adalah cedera selangkangan
anterior adalah cedera selangkangan
(stradle injury) yaitu: uretra terjepit
(stradle injury) yaitu: uretra terjepit
diantara tulang pelvis dan benda
diantara tulang pelvis dan benda
tumpul pada selangkangan.
tumpul pada selangkangan.
•
Kerusakan uretra berupa: kontusio
Kerusakan uretra berupa: kontusio
dinding uretra, ruptur parsial, atau
dinding uretra, ruptur parsial, atau
ruptur total uretra.
Gejala klinis
Gejala klinis
•
Uretra anterior terbungkus korpus
Uretra anterior terbungkus korpus
spongiosum. Korpus spongiosum bersama
spongiosum. Korpus spongiosum bersama
korpora cavernosa dibungkus oleh fascia
korpora cavernosa dibungkus oleh fascia
buck dan fascia colles.
buck dan fascia colles.
•
Bila ruptur uretra dan korpus spongiosum
Bila ruptur uretra dan korpus spongiosum
tapi fascia buck utuh →hematom terbatas
tapi fascia buck utuh →hematom terbatas
pada penis.
pada penis.
•
Bila fascia buck utuh tapi fascia colles
Bila fascia buck utuh tapi fascia colles
utuh terjadi hematom hingga scrotum atau
utuh terjadi hematom hingga scrotum atau
dinding abdomen→ butterfly hematoma.
Diagnosis
Diagnosis
•
Perdarahan per-uretra atau
Perdarahan per-uretra atau
hematuri.
hematuri.
•
Hematoma penis.
Hematoma penis.
•
Retensio urine.
Retensio urine.
•
Pemeriksaan uretrografi retrograd:
Pemeriksaan uretrografi retrograd:
ekstrapasasi kontras di pars
ekstrapasasi kontras di pars
bulbosa.
bulbosa.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
• Kontusio uretra: konservatif, setelah 4-6bln Kontusio uretra: konservatif, setelah 4-6bln uretrografi ulangan untuk mendeteksi tanda uretrografi ulangan untuk mendeteksi tanda
strictur. strictur.
• Ruptur uretra parsial dengan eksrapasasi ringan: Ruptur uretra parsial dengan eksrapasasi ringan: sistostomy 2 minggu, dilepas setelah uretrografi sistostomy 2 minggu, dilepas setelah uretrografi
tidak ada ekstrapasasi dan tidak ada striktur. tidak ada ekstrapasasi dan tidak ada striktur. • Bila ekstrapasasi urine dan hematoma luas → Bila ekstrapasasi urine dan hematoma luas →
debridement, incisi hematoma untuk mencegah debridement, incisi hematoma untuk mencegah
infeksi. infeksi.
• Reparasi uretra dilakukan setelah luka menjadi Reparasi uretra dilakukan setelah luka menjadi baik.
Trauma penis
Trauma penis
Etiologi; trauma tumpul, terkena mesin, ruptur
Etiologi; trauma tumpul, terkena mesin, ruptur
tunika albugenia, stranggulasi penis.
tunika albugenia, stranggulasi penis.
1.
1.
Trauma tumpul/terkena mesin.
Trauma tumpul/terkena mesin.
•
Tdk terjadi amputasi; debridement,
Tdk terjadi amputasi; debridement,
penjahitan primer
penjahitan primer
•
Terjadi amputasi; bila bagian distal
Terjadi amputasi; bila bagian distal
masih teridentifikasi, luka cuci dengan
masih teridentifikasi, luka cuci dengan
larutan garam fisiologis kemudian
larutan garam fisiologis kemudian
simpan didalam kantong es, rujuk
simpan didalam kantong es, rujuk
untuk tindakan replantasi.
untuk tindakan replantasi.
Fraktur penis
Fraktur penis
•
Defenisi; ruptur tunica albugenia korpus
Defenisi; ruptur tunica albugenia korpus
cavernosum yang terjadi saat penis dalam
cavernosum yang terjadi saat penis dalam
keadaan ereksi.
keadaan ereksi.
•
Terjadi hematoma pada penis disertai rasa
Terjadi hematoma pada penis disertai rasa
nyeri.
nyeri.
•
Diagnostik: foto kaversonografi dengan
Diagnostik: foto kaversonografi dengan
memasukkan kontras kedalam korpus
memasukkan kontras kedalam korpus
cavernosum, kemudian diperhatikan
cavernosum, kemudian diperhatikan
adanya ekstrapasasi kontras keluar dari
adanya ekstrapasasi kontras keluar dari
tunika albugenia.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
•
Tindakan eksplorasi dengan sayatan
Tindakan eksplorasi dengan sayatan
sirkumcisi, kemudian dilakukan
sirkumcisi, kemudian dilakukan
penjahitan pada robekan albugenia.
penjahitan pada robekan albugenia.
•
Komplikasi; hematoma yang besar
Komplikasi; hematoma yang besar
bila tidak dievacuasi dan robekan
bila tidak dievacuasi dan robekan
tidak dijahit akan menyebabkan
tidak dijahit akan menyebabkan
terbentuk jaringan ikat pada tunika
terbentuk jaringan ikat pada tunika
yang menimbulkan nyeri dan bengkok
yang menimbulkan nyeri dan bengkok
sewaktu ereksi
Srangulasi penis
Srangulasi penis
•
Defenisi: jeratan pada pangkal penis yang
Defenisi: jeratan pada pangkal penis yang
menyebabkan ggn aliran darah penis→
menyebabkan ggn aliran darah penis→
edema → nekrosis.
edema → nekrosis.
•
Etiologi:
Etiologi:
–
Dewasa; logam, karet yang dipasang
Dewasa; logam, karet yang dipasang
pada batang penis untuk memperlama
pada batang penis untuk memperlama
ereksi.
ereksi.
–
Anak: jeratan yang dipasang ibunya
Anak: jeratan yang dipasang ibunya
untuk mencegah ngompol.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
•
Segera melepaskan jeratan dengan cara;
Segera melepaskan jeratan dengan cara;
1.
1.
Memotong (gergaji, gerindra), hati-
Memotong (gergaji, gerindra),
hati-hati karena energi panas dapat
hati karena energi panas dapat
merusak penis.
merusak penis.
2.
2.
Melingkarkan tali pada penis dan
Melingkarkan tali pada penis dan
melepaskannya perlahan
melepaskannya perlahan
3.
3.
Melakukan incisi pada penis yang
Melakukan incisi pada penis yang
edema untuk membuang cairan
edema untuk membuang cairan
edema sehingga mengecil dan jeratan
edema sehingga mengecil dan jeratan
bisa dilepaskan.
bisa dilepaskan.
Trauma genitalia
Trauma genitalia
eksterna
eksterna
Etiologi; avulsi, crusching, luka tajam, luka tumpul,
Etiologi; avulsi, crusching, luka tajam, luka tumpul,
luka bakar.
luka bakar.
Avulsi; adalah kehilangan sebagian/seluruh dinding
Avulsi; adalah kehilangan sebagian/seluruh dinding
scrotum.
scrotum.
1.
1. Etiologi; biasanya pada pekerja dengan mesin Etiologi; biasanya pada pekerja dengan mesin
yang sedang berputar.
yang sedang berputar.
2.
2. Tindakan; debridement. Jika kulit tidak bisa Tindakan; debridement. Jika kulit tidak bisa menutup scrotum→ buat kantong dipaha atau
menutup scrotum→ buat kantong dipaha atau
diinguinal untuk membungkus scrotum. Pada
diinguinal untuk membungkus scrotum. Pada
pasien muda sebaiknya kantong di buat dipaha
pasien muda sebaiknya kantong di buat dipaha
untuk mempertahankan spermatogenesis