• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siswa Tidak Boleh Asal Memilih Jurusan Kuliah di SNMPTN dan SBMPTN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Siswa Tidak Boleh Asal Memilih Jurusan Kuliah di SNMPTN dan SBMPTN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Siswa Tidak Boleh Asal

Memilih Jurusan Kuliah di

SNMPTN dan SBMPTN

UNAIR NEWS – Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR Drs Suko Widodo M.Si menjadi narasumber di Radio UNAIR Selasa (26/1) lalu. Topik yang diangkat adalah soal Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN). Dalam kesempatan itu, Suko menjelaskan salah satu hal fundamental yang mesti dimiliki oleh calon mahasiswa. Yakni, passion atau hasrat untuk masuk ke jurusan tertentu.

Siswa mesti punya kecenderungan atau keinginan kuat untuk masuk sebuah jurusan. Lantas, pilihlah itu dengan mantap. “Orientasi harus jelas. Ingin masuk jurusan apa, cita-citanya apa, passion atau keinginannya apa. Biar pas kuliah nanti enjoy,” kata pria yang juga dosen FISIP tersebut.

Pilihan itu sangat penting dalam proses SNMPTN (jalur undangan) dan SBMPTN (tes tulis/CBT). Maka itu, pilihlah dengan kesungguhan dan bukan karena terpaksa. Jangan sampai, hanya karena sebuah jurusan di PTN peminatnya sedikit, pilihan itu yang diambil. Kalau demikian, perkuliahannya kelak tidak akan maksimal.

(2)

Drs Suko Widodo M.Si saat On Air menjawab pertanyaan seputar SNMPTN di Radio UNAIR (Foto: UNAIR NEWS)

Di sesi tanya jawab, salah satu pendengar Radio UNAIR dari Kendari menanyakan, apakah kalau sekolahnya tidak pernah memiliki alumni yang kuliah di UNAIR, kesempatan dia diterima di kampus ini lewat jalur SNMPTN tertutup?

“Rekam jejak alumni sekolah memang menjadi variabel. Tapi, bukan yang utama. Yang terpenting tetap nilaimu sendiri. Di UNAIR, ada parameter keindonesiaan, kebhinekaan, yang ujung-ujungnya adalah kesamaan peluang siswa dari mana pun asalnya,” kata Suko menjawab pertanyaan Laode Alfian melalui Chat Box di

www.radiounair.com tersebut.

Untuk mengetahui teknis tentang SNMPTN dan SBMPTN bisa dengan mengakses snmptn.ac.id dan sbmptn.ac.id. Bisa pula melalui website ppmb.unair.ac.id. (*)

(3)

Mushala ‘Kahuripan Mukti’,

Mendadak Penuh

UNAIR NEWS – Mushala “Kahuripan Mukti” di Kantor Manajemen Universitas Airlangga (UNAIR), hari Selasa (26/1) itu mendadak penuh sesak dengan jamaah salat dhuhur. Sampai-sampai salat berjamaah itu berlangsung setidaknya dua kali, karena luas mushala yang tidak bisa menampung lebih dari 100 orang jamaah. Penambahan jamaah salat yang besar itu ternyata karena ada kunjungan siswa dari MAN I Kabupaten Gresik yang ingin mengetahui dari dekat tentang UNAIR dan SNMPTN 2016. Karena pertemuan dengan 150 siswa kelas XII itu pukul 14.00, mereka baik laki-laki dan perempuan memanfaatkan waktu untuk salat dhuhur dahulu di Mushala Gedung Rektorat UNAIR itu.

”Kami sengaja diajak datang lebih awal karena khawatir terjadi kemacetan dalam perjalanan menuju kesini. Ya agar tidak terlambat saja,” kata Maisarah, salah seorang siswi.

“Masjidnya UNAIR-nya kok belum dipergunakan, Pak,” tanya Yulia, rekannya ketika sama-sama antre untuk wudlu.

Mereka berdua mengangguk-anggukkan kepala ketika UNAIR NEWS menjelaskan bahwa masjid “Asma’ul Husna” di kampus C UNAIR saat ini masih dalam pembangunan, yang diharapkan pada bulan April 2016 nanti sudah rampung dikerjakan, atau setidaknya bulan Juni selesai total. Tetapi saat ini pada bangunan di lantai 1 (satu) sudah dipergunakan untuk Salat Jumat, karena lantainya sudah rapi dan bisa digunakan secara darurat. Seperti diketahui pembangunan masjid setinggi tiga lantai tersebut merupakan prakarsa Alumni UNAIR.

(4)

berjamaah bagi para sivitas UNAIR, baik mereka yang tempat bekerjanya di Gedung Kantor Manajemen kampus C, maupun civitas dan tamu yang sedang berada di Rektorat Universitas Airlangga ini.

Mushala dibagi dua bagian, bagian depan untuk jamaah laki-laki dan bagian belakang untuk jamaah perempuan. Biasanya sivitas menggunakannya untuk salat Dhuhur, Ashar, Magrib dan Isya’. Ketika bulan Ramadhan diselinggi dengan “Kultum” yang disampaikan seusai salat Dhuhur, yang diisi oleh pimpinan dan tokoh agama yang ada di UNAIR. (*)

Penulis: Bambang Bes

Bahagianya Alumni Antropologi

Angkatan Pertama

UNAIR NEWS – Tiga puluh tahun bukanlah waktu yang pendek. Tetapi kedekatan dan kebersamaan para alumni Jurusan Antropologi FISIP Universitas Airlangga (UNAIR) ini tak renggang oleh waktu. Kedekatan itu sudah terajut dalam-dalam sejak menjadi mahasiswa tahun 1985. Apalagi mereka adalah angkatan pertama pada program studi yang dirintis oleh Dr. drg. A. Adi Sukadana (alm) ini. Jadi, Dies Natalis ke-38 FISIP dan 30 tahun Departemen Antropologi menjadi penyemangat para alumni Antro ‘85 untuk bereuni.

”Bertemu secara fisik juga menjadi hal penting dan pastinya membahagiakan,” kata M Chilmi, yang dipercaya sebagai “Pak Lurah” Antro ‘85.

Media sosial dan berbagai fasilitas chit chat sebenarnya juga sudah menjadi “penghubung” mereka yang tersebar di berbagai

(5)

tempat. ”Kami sebenarnya sudah ‘ramai’ di facebook, dan grup whatsapp Antro 85, tapi bertemu langsung selalu memberikan kesan berbeda,” ujar Miraningtyas, staf Kantor KB Adm Jakarta Timur.

”Saya ikut bahagia teman-teman berkumpul kembali, meski saya belum bisa gabung,” ujar Billy Prasetyo, yang kini aktif di bidang kesehatan dan tinggal di Dallas, AS ini.

Perasaan dekat adalah perekatnya. Yang hadir memang belum lengkap, namun kerinduan dan kenangan saat mahasiwa sudah “pecah” kembali dalam pertemuan kecil di Resto Pondok Khas Jenggolo, Surabaya, 28 November 2015 lalu. Ini juga bukan reuni pertama. Tapi tetap saja, pertemuan dengan sahabat lama, selalu ditunggu dan dirindukan.

Pengalaman masa lalu juga menjadi obrolan yang gayeng. Sambil cemal-cemil makanan kecil yang tersaji, mereka berkisah bagaimana pertama kali bertemu dengan Pak Adi, Pak Josef Glinka, Pak Dyson, Bu Sanituti, Bu Pinky, Pak Budi, Pak Dede, Pak Naya, Bu Retno, dan yang lain dengan segala karakternya. “Bagaimana kami mengenal kuliah lapangan, napak tilas manusia purba, ujian open book, jatuh cinta saat kuliah, semua terceritakan kembali. Menyenangkan sekali masa-masa itu,” kata Setia Pranata, peneliti di Litbang Kemenkes.

Kisah yang juga tak terlupakan adalah “Tragedi air pel-pelan…hahahha,” ujar Slamet Rustiaria, yang kini Kepala BPD Jatim di Pare, Kediri, sembari menunjuk rekannya, Herman, yang berprofesi pendidik. Tragedi yang dimaksud adalah ketika Herman ingin minum sebuah soft drink yang ternyata air pel-pelan. Kala itu mereka sedang kuliah lapangan materi Antropologi Agama pada masyarakat Tengger, Gunung Bromo. Begitu tragedi itu dikisahkan kembali, obrolan pun makin riuh, semua saling menyahut, seru.

Tiga puluh tahun bukanlah waktu yang pendek. Dimana saja mereka berkarya? Para alumni Antro 85 saat ini aktif pada

(6)

beragam professi di berbagi kota di Indonesia dan manca negara. Menjadi pendidik, wirausaha, PNS, humas, marketing, peneliti, konsultan bidang kesehatan, perkotaan, hukum, dsb. (*)

Penulis: Onny Yoeliyana Editor: Bambang Bes

FKM UNAIR Gelar Lokakarya

Strategi Pengendalian Biaya

Rumah Sakit di Era JKN

UNAIR NEWS – Manajemen sebuah rumah sakit berpengaruh terhadap tingkat efisiensi dalam pengelolaan rumah sakit yang bersangkutan. Program Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR mengadakan lokakarya bertajuk “Strategi Pengendalian Biaya (Cost Containment) Rumah Sakit di Era Jaminan Kesehatan Nasional” pada 23-24 Januari 2016 bertempat di Hotel Novotel Surabaya.

Hadir pemateri dalam lokakarya tersebut Widodo J.P., dr., M.S., M.PH., Dr. PH (Dosen FKM UNAIR), Drs. Widartoyo, AK, MM, M.Si, CPA (Akuntan Publik dan Pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) ), serta Hargo Wahyuono, S.E. Ak., M.Si (Praktisi R.S. dan Dosen FKM UNAIR).

Lokakarya ini dihadiri oleh perwakilan direktur dan dokter dari 42 rumah sakit milik pemerintah maupun swasta, 4 Klinik, 2 Dinas Kesehatan di Jawa Timur, dan mahasiswa S2 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) FKM. Lokakarya membahas pola dan strategi dalam pengendalian biaya di rumah sakit.

(7)

Berbagai materi yang disampaikan diantaranya mengenai penataan pelayanan pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pentingnya strategi pengendalian biaya, kebijakan strategis cost containment serta simulasi penggunaan Efficiency Measurement System (EMS), dan Root Cause Analysis (RCA) oleh masing-masing pemateri.

Tujuan diadakannya lokakarya ini yaitu memberikan pemahaman tentang pengendalian biaya, bukan hanya untuk rumah sakit, namun juga untuk klinik, puskesmas, dan instansi lainnya pada era JKN. Berkaitan dengan tingkat efisiensi, rumah sakit harus selalu mengadakan survey kepuasan dengan memantau aset dan tenaga ahli yang berada di instanti terkait secara berkala. “Rumah sakit harus selalu melakukan survey dalam hal kepuasan serta dalam pengendalian biaya pada era JKN, untuk menuju efisiensi atau cost containment. Terdapat lima dimensi yang harus diperhatikan seperti cost awareness, cost management, cost monitoring, dan cost appearance,” papar Widodo.

Monitoring secara berkala ini berguna untuk memanfaatkan aset secara maksimal, memicu kemampuan bersaing dengan lebih mengefisienkan output dan input sebagai modal awal menuju keunggulan kompetitif, serta bisa meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan diperolehnya pendapatan yang lebih besar daripada pengeluaran.

Relevansinya, sebuah pemanfaatan dan pengelolaan aset yang efisien dalam mencapai keunggulan kompetitif harus memiliki sasaran dalam upaya meningkatkan kesejahteraan organisasi. Sehingga, target yang diperoleh pada akhirnya akan menciptakan Organization Citizenship Behaviour (OCB) di semua lini.

“Salah satu alasan yang menyebabkan ketidakefektifan sebuah rumah sakit contohnya seperti sering terjadinya banyak penumpukan barang dengan beban yang biasanya dibebankan pada masa lalu, akhirnya dibebankan kembali di masa sekarang. Penumpukan itulah yang nantinya sering kita sebut dengan

(8)

opportunity cost,” tambah seorang akuntan publik dan pengurus PERSI.

Selama berjalannya lokakarya di ruang Brawijaya, peserta juga diberikan pelatihan pengolahan data dengan aplikasi Efficiency Measurement System (EMS). Dengan aplikasi inilah para peserta dapat secara langsung melihat model perhitungan perbandingan tingkat efisiensi antar unit kerja berdasarkan data multioutput dan multiinput.

Keseriusan terlihat dari wajah para peserta seminar pada saat dimulainya input data ke masing-masing software yang disediakan. Tampak pula panitia yang senantiasa memantau kesulitan para peserta lokakarya dengan mendatanginya satu per satu.(*)

Penulis: Disih Sugianti Editor: Binti Q. Masruroh

Optimalkan

Potensi

Eks

Gafatar di Bidang Ketahanan

Pangan

UNAIR NEWS – Para eks Gafatar yang “terusir” dari kalimantan mengalami dilema. Sebab, sebagian dari mereka enggan kembali ke kampung halaman. Alasannya, mereka sudah tidak punya apa-apa di daerah asal. Bahkan, muncul kabar bahwa keluarga sudah tidak mau menerima kepulangan itu.

Mereka melakukan transmigrasi ke pulau Borneo untuk mengadu nasib. Ternyata, belakangan mereka malah dirundung nestapa. Pemerintah mesti bisa mengelola keadaan ini. Baik eksekutif

(9)

maupun legislatif harus dapat memberi solusi. “Sejauh yang saya pahami dari sejumlah sumber, para eks Gafatar ini memiliki gairah di sektor ketahanan pangan. Pemerintah bisa mengoptimalkan potensi ini,” papar pemerhati kebijakan publik UNAIR Drs Gitadi Tegas Supramudyo M.Si.

Dia menyatakan, mereka bisa diarahkan untuk mengerjakan lahan-lahan tak produktif di wilayah masing-masing. Kalau pun tidak di kampung halamannya, bisa di daerah lain yang masih satu provinsi atau masih satu pulau.

Setelah diarahkan, mereka perlu dijamin keamanannya. Sebab, mereka juga warga negara yang mesti dilindungi. Di sini peran pemerintah daerah setempat diuji. Tidak boleh kecolongan sehingga terjadi aksi anarkis kembali.

Di sisi lain, mereka yang masih tergabung dalam Gafatar pun mesti dilindungi keamanannya. Jangan sampai jadi korban kekerasan. Kalaupun ada yang keliru dari aspek keyakinan dan itu meresahkan sebagian kalangan, luruskan dengan cara yang tepat.

“Beri mereka pencerahan melalui peran para pakar. Misalnya, agamawan yang juga ahli psikologi. Jadi, pembinaannya bisa tepat sasaran,” kata Gitadi. “Jangan sampai mereka seakan-akan stateless. Aspek kemanusiaan mesti dikedepankan. Yang perlu diingat, mereka bukan teroris,” tambahnya.

Dosen Administrasi Negara FISIP UNAIR ini khawatir, yang menjadi pemicu sikap-sikap intimidatif justru pihak-pihak yang seharusnya memberi perlindungan. Mereka tampak terlalu meledak-ledak menyikapi dan memandang isu ini. Padahal, semua bisa dihadapi dengan kepala dingin.

Yang jelas, semua elemen masyarakat harus memberi perhatian serius pada persoalan yang sensitif di ranah keyakinan dan ideologi s. Maksudnya, mereka mesti hadir sebagai solusi yang menyejukkan dan cerdas. Bukan malah memantik sumber gesekan. (*)

(10)

Penulis: Rio F. Rachman

Cerdaskan Indonesia, Situs

Makinpintar.com Diluncurkan

UNAIR NEWS – Dewasa ini banyak jenis media sosial yang berseliweran di jagad maya. Namun dari sekian banyak media sosial itu belum ada satu pun media sosial yang menggunakan identitas resmi pengguna. Selain itu, belum ada pula media sosial yang sepenuhnya berkontribusi pada bidang pendidikan. Karena itu, Pusat Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi (PPTSI) Universitas Airlangga menggandeng PT Jaringan Pintar I n d o n e s i a ( J P I ) m e l u n c u r k a n l a m a n b e r t a j u k

www.makinpintar.com. Peluncuran laman garapan UNAIR dan PT. JPI itu dilaksanakan di Gedung Airlangga Convention Center (ACC), Kampus C UNAIR Jl. Mulyorejo Surabaya, Senin (25/1) siang. Peluncuran ini dihadiri oleh sekitar seribu pelajar dari berbagai sekolah menengah atas baik di Jawa Timur dan bahkan dari DI Yogyakarta.

Konten dalam laman www.makinpintar.com tersebut didukung oleh blog guru, sekolah, dan siswa yang digagas oleh UNAIR pada tahun 2011. Masing-masing blog diisi oleh tulisan guru, sekolah, dan siswa menggunakan identitas resmi. Ketika masing-masing penulis memperbarui tulisan di blognya, judul postingan i t u l a h y a n g a k a n t a m p i l s e c a r a o t o m a t i s d i l a m a n

www.makinpintar.com. Tentu saja, masing-masing pengguna harus m e m i l i k i a k u n p a d a m a s i n g m a s i n g b l o g g u r u ( g u r u -indonesia.net), siswa (siswa--indonesia.net), dan sekolah (sch-id.net).

(11)

kesenjangan pendidikan di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua PPTSI UNAIR sekaligus penggagas laman, Dr. Soegianto Soelistiono, Ir., M.Si, dalam konferensi pers yang juga dihadiri oleh Direktur PT. JPI, Bintang Juliarso, dan Managing Director PT. JPI Bagas D. Bawono.

“Kita ingin berkontribusi terhadap percepatan pemerataan dunia pendidikan Indonesia. Kita butuh percepatan dengan biaya yang e f i s i e n . K a m i j u g a m e l i h a t d i n a m i k a n e t i z e n d a l a m berkolaborasi di media sosial sudah sedemikian hiruk pikuk. Sehingga saya simpulkan bahwa negeri ini sudah menganut sistem informasi, meskipun di beberapa area ada yang melek teknologi dan yang belum. Online ini merupakan kekuatan yang relatif murah, namun media sosial belum berpihak pada dunia pendidikan dan teregulasi,” tutur Dr. Soegianto, Ketua PPTSI UNAIR.

Sampai saat ini, menurut data yang disampaikan oleh dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR itu, masing-masing blog sudah memiliki sekitar 23 ribu pengguna blog guru, 6 ribu pengguna blog sekolah, 65 ribu pengguna blog siswa. Jadi, kata Soegianto, pihaknya tak pusing memikirkan keterbaruan konten. Selain didukung oleh konten blogger, pengunjung laman

www.makinpintar.com juga bisa mencari buku elektronik (e-book) berupa buku sekolah elektronik yang disediakan oleh Kemdikbud, dan jadwal acara (event) yang diunggah langsung oleh pihak penyelenggara acara.

Bagas D. Bawono, Managing Director PT. JPI menambahkan, laman tersebut juga bisa digunakan untuk memetakan perankingan postingan berdasarkan pengguna. Artinya, pada laman tersebut tersedia fitur untuk menampilkan mana postingan yang paling banyak diakses. Ke depannya, pembelajaran online yang disediakan oleh laman www.makinpintar.com bahwa rencananya akan ditambahkan fitur-fitur seperti video conference dan teleconference.

(12)

telah menyediakan tiga jenis filter. Pertama, media sosial teregulasi ini menjamin validitas identitas para pengguna, mulai dari kalangan guru, siswa, dan sekolah. Kedua, ada puluhan operator yang akan mengawasi postingan yang diunggah di laman tersebut. Ketiga, adalah unsur pengguna itu sendiri. Pada era digital seperti sekarang, pengguna bisa mendeteksi mana laman yang memiliki jumlah pengakses yang banyak, sehingga berpotensi untuk menarik iklan. Namun, Bintang Juliarso selaku Direktur PT. JPI mengatakan bahwa pihaknya saat ini masih belum memiliki rencana bisnis.

“Ini masih awal dan kami belum berpikir soal bisnis. Kami mengutamakan fitur-fitur kami agar bisa bermanfaat, dipercaya, dibuat dengan mudah, sehingga pengguna dapat dengan mudah menjadi member dan menikmati konten yang dibuat oleh siswa SMP, SMA, dan guru. Selebihnya, kami masih belum berpikir ke sana (bisnis),” tutur Bintang.

Selain itu, laman www.makinpintar.com juga ramah bagi penyandang tunanetra. Para penyandang tunanetra bisa mengakses fitur-fitur yang tersedia dengan menggunakan fasilitas audio. (*)

Penulis: Defrina Sukma Satiti Editor : Bambang Bes

Mahasiswa

UNAIR

Gelar

Kompetisi Hukum Nasional

UNAIR NEWS – Airlangga Law Competition (ALC) 2016 telah sukses dilaksanakan pada 15-17 Januari 2016. Rangkaian acara ALC yang diadakan di gedung A, B dan C Fakultas Hukum (FH) Universitas

(13)

Airlangga (UNAIR) tersebut meliputi lomba debat hukum nasional, dan lomba karya tulis ilmiah nasional.

ALC merupakan salah satu media sebagai wujud kepedulian mahasiswa untuk menyadarkan kembali nilai-nilai dan kesadaran hukum dari masyarakat, yakni melalui pemikiran-pemikiran generasi muda, khususnya mahasiswa.

Sejumlah 14 universitas se-Indonesia memperebutkan piala debat Prof. Kuntjoro, dan 10 universitas memperebutkan piala Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara. Keberhasilan ALC 2016 ini tak lepas dari dukungan BEM FH UNAIR dan Badan Semi Ortonom (BSO) Masyarakat Yuris Muda Airlangga (MYMA) UNAIR.

Mahasiswa-FH-Membawa-Piala-debat-Prof.- Kuntjoro-dan-piala-Asosiasi-Pengajar-Hukum-Tata-Negara-dan-Hukum-Administrasi-Negara. (Foto: Aulia Intani)

Selain perlombaan, digelar pula seminar dengan tema “Menata Sistem Demokrasi Dalam Era Globalisasi di Indonesia”. Seminar ini dihadiri oleh 4 narasumber, yakni Drs. Priyatmoko, M.A, Dr. Harjono, S.H., MCL, Dr. Himawan Estu Bagijo, S.H., M.H., dan Dr. Herlambang P.W. S.H.,M.A. Seminar ini mengupas

(14)

permasalahan-permasalahan demokrasi dalam sistem hukum Indonesia saat ini.

Virga Dwi Efendi selaku ketua pelaksana ALC 2016 menyatakan puas dengan berlangsungnya seluruh rangkaian acara ALC.

“Saya merasa bangga dan terharu melihat penyelenggaraan acara pada tahun pertama yang berjalan dengan amat baik ini. Acara ini pun mendapat animo teman-teman dari berbagai universitas untuk ikut berkompetisi. Kami berharap MYMA tetap dapat menyelenggarakan ALC pada tahun-tahun berikutnya,” ungkap Virga.

Novta Rizky, mahasiswa dari Universitas Brawijaya Malang mengungkapkan terimakasihnya untuk penyelenggara ALC.

“Terimakasih atas pengalaman dan fasilitas yang diberikan kepada delegasi kami, untuk panitia yang sangat berkompeten dan juga pembelajaran bagi kita agar bisa mengadakan acara sebagus ALC”, papar Novta.

ALC 2016 juga turut mengundang tim Paduan Suara UNAIR dengan membawakan 7 buah lagu. Salah satu lagunya adalah lagu Rek Ayo Rek yang dikemas apik dalam nuansa jawa timuran. Selain paduan suara, ALC juga mengundang tim Teater Mata Angin UNAIR yang membawakan drama berjudul “Prabu Airlangga”.

(15)

Teater-Mata-Angin-UNAIR-Mementaskan-Prabu-Airlangga. (Foto: Aulia Intani)

Rangkaian acara ALC ditutup dengan pengumuman juara 1 lomba debat yang di peroleh oleh Universitas Hasanuddin, juara 2 Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan juara 3 oleh Universitas Indonesia. Sedangkan juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah diperoleh oleh Tim A Universitas Brawijaya, juara 2 oleh Universitas Diponegoro, dan juara 3 oleh tim B Universitas Brawijaya.(*)

Penulis: Aulia Intani Editor: Binti Q. Masruroh

Himpunan Sarjana Kesusastraan

Indonesia Gelar Rakernas

(16)

Pertama di UNAIR

UNAIR NEWS – Pasang surut keaktifan sebuah organisasi, dimanapun dan kapanpun, adalah hal yang wajar terjadi. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya pasang surut tersebut. Diperlukan upaya terus menerus untuk menjaga keberlangsungan roda organisasi untuk mencapai visi yang telah disepakati.

Sabtu, (23/1), bertempat di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang pertama. Rakernas I yang bekerja sama dengan Unit Kajian Kebudayaan Jawa Timur (UK2JT) ini merupakan bagian dari langkah menggerakkan roda organisasi HISKI. Rakernas ini secara resmi dibuka oleh rektor UNAIR, Prof. Dr. Muhammad Nasih, MT., Ak., dan dihadiri oleh pengurus HISKI pusat, perwakilan pengurus HISKI komisariat, dan perwakilan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB).

Prof. Dr. Dadang Sunendar selaku ketua umum BPPB dalam materinya menyampaikan bahwa BPPB berupaya melakukan pengembangan, pembinaan, dan perlindungan terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Ia berpendapat bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional wajib dibina, sedangkan bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pendamping utama, barulah bahasa asing dikuasai sebagai pendamping kedua. Selain itu, Dadang berharap karya sastra Indonesia dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di instansi-instansi pendidikan dan diadaptasi dalam bentuk lain, misalnya lagu, komik, sinetron, dan sebagainya.

Sedangkan Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum., selaku ketua umum HISKI, menyampaikan bahwa upaya HISKI bukan hanya menghidupkan kesusastraan Indonesia, melainkan kesusastraaan yang pernah hidup dan dikenal di Indonesia, misalnya sastra Belanda, Jepang, China, Prancis, Rusia, Jerman, dan lainnya bila ada.

(17)

Kedepan, dalam perjuangan menghidupkan dan melestarikan kesusastraan di Indonesia, HISKI bekerja sama dengan BPPB akan melakukan preservasi terhadap karya-karya sastra yang hilang. Karya-karya sastra yang dulu terpinggirkan dan tidak diperhatikan orang inilah akan menjadi perhatian HISKI. Demikian pula dengan karya-karya sastra yang pernah diberedel di era Orde Baru yang dianggap sebagai sastra golongan kiri. “Buku-buku seperti itu (karya sastra golongan ‘kiri’, -red), kan, sekadar persepsi. Ada golongan kiri dan golongan kanan. HISKI sifatnya memahami sastra, menghayati sastra secara ilmiah. Bukan untuk mendorong orang ke arah berpolitik,” tutur Suwardi.

Karya Sastra untuk Pelajar

Tidak hanya menghidupkan kembali karya-karya sastra kanon, HISKI berupaya memasukkan pembelajaran sastra ke dalam kurikulum sekolah, mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Bentuk kurikulum tersebut ialah membaca, mengapresiasi, mengkaji, mengadakan perlombaan-perlombaan, dan menulis ringkasan, agar anak-anak tergelitik untuk memahami nilai-nilai yang ada di dalam karya sastra. Sebab selama ini, menurut Suwardi, mata pelajaran yang diberikan oleh guru-guru di sekolah Indonesia hanya dikenal sebagai pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga guru-guru lebih condong mengajarkan kebahasaan, bukan kesusastraannya.

“Di sekolah masih sering terjadi guru-guru yang belum paham tentang pembelajaran sastra, yang harus menggeluti karya-karya sastra, mereka tidak begitu paham dan tidak begitu tertarik, yang dinomorsatukan malah bahasanya. Yang menjadi salah persepsi lagi, guru-guru hanya mengajarkan dengan model pembelajaran hafalan. Guru-guru hanya memberikan judul-judul karya dan pengarangnya. Jadi kami sangat berharap karya sastra nanti bisa dijadikan kurikulum pembelajaran, dibantu oleh BPPB”, lanjut Suwardi.

(18)

Adanya kerja sama antara BPPB dan HISKI diharapkan dapat mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa serta sastra di Indonesia. Untuk mewujudkannya, BPPB dan HISKI berinisiatif mengajak masyarakat agar lebih mengenal dunia literasi. Program-program literasi masyarakat ini masuk dalam perumusan Rakernas I HISKI.

Karya Sastra untuk Mahasiswa non-Sastra

HISKI tidak hanya menyoroti pemeliharaan bahasa dan sastra, namun juga melaksanakan riset. Seperti riset yang pernah dilakukan Dr. Rita Inderawati, M. Pd, pengurus HISKI komisariat di Palembang, pada mahasiswa di fakultas lain terkait ketertarikan mereka terhadap pembelajaran literasi. “Saya meneliti lewat sebuah kompetensi HISKI, bahwa mahasiswa non-bahasa, seperti Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi, dan sebagainya, ingin sastra juga diajarkan. Pertanyaannya mungkin, kenapa mereka tertarik? Sebut saja karena ada treatment yang saya berikan tidak secara langsung, tapi lewat angket. Dan mereka mencoba ikut mengapresiasi karya sastra yang saya berikan dalam bahasa Indonesia. Akhirnya, hampir 80% mahasiswa non-bahasa Inggris atau bahasa Indonesia ingin sastra diajarkan di fakultas mereka,” tutur Rita.

Sebelum Rakernas I diadakan, HISKI hanya mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) selama empat tahun sekali. Munas ini dalam rangka pergantian pengurus dan mengubah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Rencananya, Rakernas akan diadakan setiap tahun bersamaan dengan Koferensi Internasional Kesusastraan (KIK). Tahun depan, Rakernas II akan diadakan di Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis: Lovita Martafabella Cendana Editor: Binti Q. Masruroh

(19)

Penanganan Demam Berdarah

Butuh Peran Lintas Sektoral

UNAIR NEWS – Jumlah kasus demam berdarah di Indonesia memang selalu tinggi. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melansir jumlah penderita DBD pada tahun 2014 mencapai 71.668 orang di 34 provinsi. Jumlah itu memang menurun jika dibandingkan pada tahun 2013 yang berada pada angka 112.511 orang di 34 provinsi.

Menurut M. Atoillah Isfandiari, dr., M.Kes, pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Indonesia sebagai negara tropis secara otomatis merupakan tempat ideal untuk perkembangbiakan vektor DBD yakni Aedes aegypti. Jika jumlah vektor virus semakin banyak, maka persebaran virus akan semakin mudah.

Faktor kedua yang mempengaruhi terjadinya kasus DBD adalah global warming (pemanasan global). Sebelum fenomena perubahan iklim terjadi, kasus DBD akan meningkat pada musim pancaroba. Pada musim pancaroba, hujan jarang terjadi namun ada genangan-g e n a n genangan-g a n a i r y a n genangan-g a k a n d i j a d i k a n s e b a genangan-g a i t e m p a t perkembangbiakan vektor.

“Dengan adanya global warming atau perubahan iklim, maka kasus DBD tidak lagi memuncak pada bulan-bulan tertentu. Bisa terjadi sepanjang tahun walaupun ada variasi kasus, tapi hampir sepanjang tahun bisa terjadi kasus DBD,” tutur Atoillah.

Faktor ketiga adalah kesadaran masyarakat untuk membersihkan tempat-tempat perkembangbiakan Aedes aegypti seperti bak air. Pencegahan berkembangbiaknya nyamuk DBD, menurut Atoillah, kurang efektif apabila dengan pengasapan (fogging). Sebab,

(20)

larvasida tidak bisa mati hanya dengan pengasapan.

Selain itu, Atoillah juga menyampaikan bahwa kelompok yang rentan terkena penyakit DBD juga bergeser dari anak-anak ke kelompok dewasa. Pernyataan ini disampaikan berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh tim obat anti-dengue Institute of Tropical Disease (ITD) UNAIR pada tahun 2011-2013. Pada penelitian ITD UNAIR tahun 2013, presentase penderita DBD dari kalangan dewasa sekitar 30%.

Dampak pemanasan global juga membuat daerah-daerah rawan DBD bergeser. Bila sebelumnya daerah rawan DBD adalah daerah pesisir karena suhunya yang tinggi, sekarang DBD juga bergeser ke dataran tinggi. Di Jawa Timur, juga tak ada daerah yang bebas dari DBD, termasuk daerah dataran tinggi seperti Malang. Sekretaris Pusat Layanan Kesehatan (PLK) UNAIR itu juga menyampaikan apresiasinya kepada salah satu peserta pemilukada serentak Surabaya yang membentuk gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Bagi Atoillah, gerakan itu cukup berkontribusi terhadap penurunan kasus DBD di Surabaya pada awal tahun 2016 ini.

“Itu seharusnya menjadi program rutin. Faktanya, pada awal tahun ini Surabaya relatif aman kasus DBD dibandingkan daerah lain,” tuturnya.

Pemberantasan vektor DBD membutuhkan peran lintas sektoral. Pemerintah, swasta, dan masyarakat perlu bersinergi untuk memberantas vektor DBD.

“Seandainya air itu bisa diperoleh dengan mudah dan jaminan terus mengalir, seperti shower di luar negeri, saya kira akan dapat membantu perilaku masyarakat terkait penyimpanan air. Kita juga tidak henti-hentinya mengedukasi masyarakat dengan program 3M. Dan yang paling penting adalah kebersihan masyarakat karena itu adalah salah satu faktor mengapa 3M tidak berjalan optimal. Selain itu, saya kira perlu adanya regulasi tentang sampah rumah tangga,” tutur Atoillah.(*)

(21)

Penulis: Defrina Sukma S.

Siswa-Siswi SMA Terinspirasi

Sakralnya Aula Garuda Mukti

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga kembali menerima kunjungan dari siswa-siswi SMA. Pengunjung berasal dari siswa dan guru SMAN 1 Taman Sidoarjo pada Rabu (20/1), dan SMAN 1 Sidayu Gresik pada Kamis (21/1). Kedua SMA itu disambut oleh staf Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR.

Sekretaris PIH UNAIR, Dr. Eduardus Bimo Aksono H, drh., M.Kes menyatakan, bahwa kedatangan rombongan di Aula Garuda Mukti ini merupakan hal yang istimewa. Bimo menyampaikan bahwa ruangan ini merupakan ‘ruang sakral’ bagi sivitas akademika UNAIR karena setiap guru besar hampir selalu dikukuhkan di Aula Garuda Mukti.

Maisaroh, M.Pd, guru pendamping siswa SMAN 1 Taman Sidoarjo, menuturkan, bahwa kedatangannya bersama 358 siswa bertujuan menjalin silaturahim dengan UNAIR dan memenuhi program sekolah tiap tahun.

“Kegiatan ini merupakan program tahunan di sekolah kami. Alhamdulilah! Terimakasih atas sambutannya yang dilakukan di aula yang istimewa ini. Semoga kesakralan Aula Garuda Mukti ini bisa menjadi awal bagi siswa-siswi kami untuk menjadi orang yang sukses,” jelasnya.

Senada dengan Maisaroh, Drs. H.M Basori selaku guru pendamping siswa SMAN 1 Sidayu Gresik berharap kedatangan 269 siswa dan 12 guru pendamping bisa menjadi langkah awal bagi pihaknya

(22)

untuk menentukan pilihan program studi yang tepat. Selain itu informasi seputar kehidupan kampus yang didapatkan bisa menjadi modal untuk merencanakan hal-hal yang harus dilakukan ketika kuliah nantinya.

“Kami berharap, hal-hal yang penting mengenai informasi yang cukup tentang SNMPTN, SBMPTN dan kehidupan kampus di perguruan tinggi nantinya dapat menjadi bekal bagi anak didik kami, dan semoga anak didik kami kelak bisa menjadi guru besar, sebagaimana ruang ini yang kerap digunakan untuk pengukuhan guru besar UNAIR,” ujarnya.

Informasi yang disampaikan oleh pihak Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR kali ini juga sangat detail. Selain laman resmi SNMPTN yang sudah dibuka pekan ini, aturan yang sudah ditetapkan pemerintah tersebut bisa secara pasti dan jelas disampaikan kepada siswa yang hadir.

“Ada hal yang berubah dalam SNMPTN tahun ini, yakni presentase siswa yang bisa mengikuti seleksi SNMPTN akan kembali ditentukan oleh panitia melalui kriteria akreditasi masing-masing sekolah, sebagaimana pada tahun 2011 dan 2012,” jelas Drs. Adri Supardi, MS, selaku pemateri dari PPMB UNAIR.

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pembelajaran ini adalah (i) untuk menemukan bagaimana macam- macam bentuk metapora dalam iklan perawatan kecantikan yang ditemukan di majalah allure Magazine. (ii)

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia

(1) Saksi, Korban, dan pelapor tidak dapat dituntut secara hukum baik pidana maupun perdata atas laporan, kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya5. (2)

Labuhanbatu Laporan Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Daops 02 Labuhanbatu Senin, 23 Januari 2017. KEGIATAN HARIAN  Apel Pagi,  Kebersihan Lingkungan 

Sesuai dengan judul dalam penelitian ini, maka yang menjadi sampel penelitian adalah : Wajib Pajak Badan yang melakukan restitusi PPN LB dan Fiskus.. Berdasarkan pada

apa sebenarnya budak yang setia dan bijaksa- na?” Pada abad pertama, hampir tidak ada orang yang akan mengajukan pertanyaan tersebut. Sebagaimana telah dibahas dalam artikel

Teknik pengumpulan data untuk mengetahui besar pengaruh metode inkuiri terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Ledok 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun

Kecamatan tersebut berpotensi besar untuk terkena penyebaran penyakit Kusta, sehingga pada Tahun 2017 Kecamatan tersebut berada di Kuadran HL, yaitu daerah yang