• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II Landasan Teori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab II Landasan Teori"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Bab ini menyajikan kajian sistem dan teori-teori yang akan mendasari dan digunakan dalam mencari bentuk model tereduksi. Beberapa hal yang akan dikaji dalam bab ini adalah sistem LPV dan beberapa teori dasar yang berkaitan dengan kestabilan sistem dan kinerja sistem. Selanjutnya disajikan teori ketaksamaan matriks linear yang mempunyai peran penting sebagai jalan untuk mencari bentuk model tereduksi. Di akhir bab dikaji metode pemotongan setimbang yang diperumum untuk sistem LPV.

II.1 Sistem Linear Parameter Varying (LPV)

Berikut ini diberikan representasi dari sistem LPV dengan laju variasi parameter tak terbatas (LPV system with unbounded parameter variation rates).

Definisi II.1. Himpunan Variasi Parameter

Diberikan ℜs adalah ruang vektor atas lapangan . ℘⊂ ℜs adalah himpunan kompak. Himpunan variasi parameter F menotasikan himpunan dari semua fungsi kontinu bagian demi bagian dari +(waktu) ke ℘ dengan sejumlah hingga diskontinuitas dalam suatu interval :

F=

{

ρ: + →℘ρmin ≤ρi ≤ρmax, i=1, 2,...,s

}

. (II.1)

Definisi II.2. Sistem LPV

Diberikan fungsi-fungsi kontinu berikut :

: , : , : , : . s n n s n m s p n s p m A B C D × × × × ℜ → ℜ → ℜ → ℜ → (II.2)

(2)

Himpunan kompak ℘⊂ ℜs bersama sama dengan fungsi kontinu A,B,C,D

merepresentasikan sistem LPV berorde n dengan realisasi ruang keadaan sebagai berikut :

( )

(

( )

)

( )

(

( )

)

( )

( )

(

( )

)

( )

(

( )

)

( )

, , untuk setiap . x t A t x t B t u t y t C t x t D t u t F ρ ρ ρ ρ ρ = + = + ∈ & (II.3)

Realisasi ruang keadaan dari sistem LPV (II.3) dinotasikan sebagai (untuk menyingkat penulisan, ketergantungan parameter ρ terhadap t tidak ditulis)

( ) ( ) ( ) ( )

(

F,A ρ ,B ρ ,C ρ ,D ρ

)

.

Berikut diberikan contoh ketergantungan parameter dari data ruang keadaan pada sistem LPV (II.3) [15].

Contoh :

Misalkan A t

( ) ( )

,B t adalah data ruang keadaan dari sistem LPV dengan

( )

( )

( )

( )

(

)

( )

( )

( )

2 / 1 0 : , cos 1 t M t A t B t M t t E t ω θ ⎡ ⎤ =⎢ ⎥ = + ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦ . (II.4)

Asumsikan bahwa semua fungsi bernilai skalar adalah terbatas, dan didefinisikan

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

(

( )

)

[ ]

2 2 2 2 2 1 2 3 4 : , , 0 , : , , 0 , : 1 1 ,1 , 0 , : cos -1,1 , t t t M t M M M M t E t E E E E t t ρ ω ω ω ω ω ρ ρ ρ θ ⎡ ⎤ = ∈ < < < ∞ ⎡ ⎤ = ∈ < < < ∞ ⎡ ⎤ = + ∈ + + < < < ∞ = ∈

dengan ω ω2, 2 masing-masing adalah batas bawah dan batas atas dari ω2

( )

t . M M, masing-masing adalah batas bawah dan batas atas dari M t

( )

. ,E E masing-masing adalah batas bawah dan batas atas dari E t

( )

.

(3)

Maka, 1 2 4 3 4 ρ ρ ρ ρ ρ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ = ∈℘⊂ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦

, dengan ℘ didefinisikan oleh batas-batas dari ρ1

sampai ρ4. A dan B dari sistem (II.4) menjadi

(

( )

)

( )

( )

( )

( )

(

( )

)

( )

1 2 2 4 3 1 / 1 : t t , : A t B t t t t ρ ρ ρ ρ ρ ρ ρ ⎡ ⎤ ⎡ ⎤ = = ⎣ ⎦ ⎣ ⎦ .

Berikut ini diberikan konsep kestabilan sistem LPV dengan laju variasi parameter tak terbatas. Diberikan fungsi kontinu A:ℜ →s n n× . Pandang sistem LPV tanpa masukan

x t&

( )

= A

(

ρ

( )

t

)

x t

( )

, (II.5) dengan ρ∈F. Fungsi Lyapunov kuadratik bernilai skalar V : n→ didefinisikan sebagai

V x

( )

:=x PxT ,

dengan Pn n× , P>0. Turunan dari fungsi Lyapunov kuadratik V x

( )

diberikan oleh

dV x t

(

( )

)

=xT AT

(

( )

t

)

P+PA

(

( )

t

)

x t

( )

dt ρ ρ , (II.6)

untuk setiap ρ∈F, sepanjang variasi parameter dari sistem (II.5).

Definisi II.3. Kestabilan kuadratik suatu fungsi

Fungsi A dikatakan stabil kuadratik atas ℘ jika terdapat matriks real P>0

sedemikian sehingga

AT

(

ρ

( )

t

)

P+PA

(

ρ

( )

t

)

<0, untuk setiap ρ∈F. (II.7)

Definisi II.4. Kestabilan kuadratik sistem LPV

Sistem LPV dengan realisasi ruang keadaan

(

F,A

( ) ( ) ( ) ( )

ρ ,B ρ ,C ρ ,D ρ

)

(4)

Definisi tersebut mengindikasikan bahwa sistem LPV dengan realisasi ruang keadaan

(

F,A

( ) ( ) ( ) ( )

ρ ,B ρ ,C ρ ,D ρ

)

adalah stabil kuadratik [8] jika dan hanya jika terdapat P>0 dan Q>0 sehingga memenuhi kataksamaan

A

(

ρ

( )

t

)

P+PAT

(

ρ

( )

t

)

+B

(

ρ

( )

t

)

B

(

ρ

( )

t

)

T <0, (II.8) AT

(

ρ

( )

t

)

Q QA+

(

ρ

( )

t

)

+CT

(

ρ

( )

t

)

B

(

ρ

( )

t

)

<0, (II.9)

untuk setiap ρ∈F.

Definisi II.5.

Diberikan realisasi ruang keadaan

(

F,A

( ) ( ) ( ) ( )

ρ ,B ρ ,C ρ ,D ρ

)

. Sistem LPV (II.3) dikatakan terstabilkan secara kuadratik jika terdapat fungsi matriks kontinu

: s m n

F ℜ → × dan matriks konstan real definit positif P, sehingga untuk setiap

F ρ∈

(

A

(

ρ

( )

t

)

+B

(

ρ

( )

t

)

F

(

ρ

( )

t

)

)

T P+P A

(

(

ρ

( )

t

)

+B

(

ρ

( )

t

)

F

(

ρ

( )

t

)

)

<0. (II.10)

Definisi II.6

Diberikan realisasi ruang keadaan

(

F,A

( ) ( ) ( ) ( )

ρ ,B ρ ,C ρ ,D ρ

)

. Sistem LPV (II.3) dikatakan terdeteksi secara kuadratik jika terdapat fungsi matriks kontinu

: s n p

L ℜ → × dan matriks konstan real definit positif P, sehingga untuk setiap

F ρ∈

(

A

(

ρ

( )

t

)

+L

(

ρ

( )

t

)

C

(

ρ

( )

t

)

)

T P+P A

(

(

ρ

( )

t

)

+L

(

ρ

( )

t

)

C

(

ρ

( )

t

)

)

<0. (II.11)

II.2 Sistem LPV Politopik

Matriks politop didefinisikan sebagai konveks hull dari sejumlah berhingga matriks-matriks Ni berdimensi sama seperti berikut

{

}

1 1 1.. := 0, 1 L L i i i i i i i Co N i L α N α α = = ⎧ ⎫ ⎪ ⎪ = ∀ ≥ = ⎪ ⎪ ⎩

⎭ . (II.12)

(5)

Bila vektor parameter ρ

( )

t diambil nilainya di dalam box dari ℜs dengan sudut-sudut

{

1...

}

2

(

)

i

s

v i L L

ρ = = , dengan kata lain ρ

( )

t nilainya didalam politop dengan verteks-verteks

1,..., L

v v

ρ ρ , maka dapat ditulis

( )

{

}

1 : ,..., , untuk setiap 0 L v v t Co t ρ = ρ ρ ≥ .

Sistem LPV disebut politopik bila dapat direpresentasikan oleh matriks ruang keadaan A

(

ρ

( )

t

)

,B

(

ρ

( )

t

)

,C

(

ρ

( )

t

)

, dan D

(

ρ

( )

t

)

dengan vektor parameter bervariasi di dalam suatu politop tetap dan ketergantungan dari

( ) ( ) ( )

, , , dan

( )

A B C D pada ρ adalah afin. Jadi matriks ruang keadaan dari sistem LPV politopik dapat direpresentasikan dalam bentuk

( )

(

)

(

( )

)

( )

(

)

(

( )

)

1 1 1,..., := 0, 1 . L L i i i i i i i i i i i i i A t B t A B A B Co i L C D C D C t D t ρ ρ α α α ρ ρ = = ⎧ ⎫ ⎡ ⎤ ⎧⎪⎡ ⎤ = ⎫⎪ ⎪ ⎡ ⎤∀ ≥ = ⎪ ⎢ ⎥ ⎨⎢ ⎥ ⎬ ⎨ ⎢ ⎥ ⎬ ⎢ ⎥ ⎩⎣ ⎦ ⎭ ⎪ ⎣ ⎦ ⎪ ⎣ ⎦ ⎩

(II.13)

Penulisan diatas dapat diartikan bahwa

(

( )

)

(

( )

)

( )

(

)

(

( )

)

A t B t C t D t ρ ρ ρ ρ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ adalah kombinasi

konveks dari matriks-matriks sistem LTI i i

i i A B C D ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦, i=1...L.

Fungsi transfer dari sistem LPV politop (II.13) dapat ditulis sebagai

( )

( )

{

(

)

1

}

1 1 , 0, 1 L L i i i i i i i i i Tα α C sI AB D α α = = =

− + ∀ ≥

= . (II.14)

II.3 Ketaksamaan Matriks Linear (Linear Matrix Inequality / LMI)

Ketaksamaan matriks linear (linear matrix inequality / LMI) adalah ketaksamaan matriks dalam bentuk

( )

0 1 0 n i i i F x F x F = = +

< , (II.15)

(6)

dengan F F0, 1,...,Fn adalah matriks real simetrik yang diberikan, xn,

(

1, 2,..., n

)

x= x x x adalah vektor variabel yang biasa disebut sebagai variabel keputusan. Tanda “<” menunjukkan definit negatif, yaitu nilai eigen terbesar dari

( )

F x adalah negatif. Sedangkan tanda sebaliknya menunjukkan definit positif. Selain LMI dalam bentuk (II.15), terdapat pula nonstrict LMI, yaitu LMI dalam bentuk

F x

( )

≤0. (II.16) Untuk sistem LMI seperti dibawah ini

( )

( )

1 0 : : 0 m F x F x ⎧ < ⎪ ⎪ ⎨ ⎪ ⎪ < ⎩ , (II.17)

LMI tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk LMI tunggal

F x

( )

=diag

(

F x1

( )

,...,Fm

( )

x

)

<0. (II.18) Himpunan semua solusi feasible dari LMI (II.15) adalah konveks, yaitu

( )

{

x F x <0

}

konveks. Yang dimaksud dengan solusi feasible adalah himpunan semua vektor x yang memenuhi semua kendala yang diberikan. Misalkan

1 dan 2

x x adalah dua solusi dari suatu masalah LMI yang memenuhi

( )

1 0 dan

( )

2 0

F x < F x < , maka suatu kombinasi konveks x= −

(

1 α

)

x1x2

dengan 0≤ ≤α 1 memenuhi

F x

( )

=F

(

(

1−α

)

x1x2

)

= −

(

1 α

) ( )

F x1F x

( )

2 <0. (II.19) Sebuah LMI dapat mempresentasikan berbagai macam kendala konveks dalam x, diantaranya adalah ketaksamaan Lyapunov dan ketaksamaan matriks kuadratik konveks dalam masalah teori kontrol. Dalam berbagai aplikasi kontrol, LMI lebih sering tampak tidak dalam bentuk kanonik (II.15), tetapi dalam bentuk

L X

(

1,...,Xn

)

<R X

(

1,...,Xn

)

, (II.20) dengan L

( )

⋅ dan R

( )

⋅ adalah fungsi afin dari suatu variabel matriks X1,...,Xn. Jadi variabel dari LMI (II.20) adalah matriks-matriks X1,...,Xn. Contoh sederhana dari bentuk di atas adalah ketaksamaan Lyapunov

(7)

A XT +XA<0,

dengan X adalah variabel matriks yang belum diketahui nilainya. Bentuk dasar LMI (II.15) dapat diperluas ke LMI yang bergantung parameter sebagai berikut

(

)

0

( )

( )

1 , 0 n i i i F x ρ F ρ x F ρ = = +

< , (II.21) dengan ρ:=

[

ρ1,...,ρs

]

T adalah parameter, ρ∈F.

Beberapa masalah standar LMI yang penting adalah

1. Masalah feasibility yaitu mendapatkan solusi x feasible sedemikian sehingga F x

(

)

<0, untuk setiap ρ∈F.

Contoh: masalah kestabilan dari sistem dinamik x t&

( )

= A

(

ρ

( )

t

)

x t

( )

ekuivalen dengan masalah feasibility yaitu mencari matriks Lyapunov

T P=P sedemikian sehingga

(

( )

)

(

( )

)

0 , 0. T A t P PA t P ρ + ρ < >

2. Masalah linear objective minimization yaitu meminimisasi sebuah fungsi linear x terhadap kendala LMI berikut

min

{

c x F xT :

(

)

<0

}

, untuk setiap ρ∈F.

Lemma II.1 Komplemen Schur

Pandang matriks blok terpartisi sebagai berikut

( )

( )

( )

( )

( )

11 12 12T 22 M M M M M ρ ρ ρ ρ ρ ⎡ ⎤ = ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ .

( )

M ρ adalah definit negatif jika dan hanya jika M22

( )

ρ <0 dan

(8)

II.4 Reformulasi Masalah Optimisasi ke dalam Bentuk LMI

Ketaksamaan matriks nonlinear (konveks) dapat direformulasi kedalam bentuk LMI dengan menggunakan komplemen Schur, yaitu LMI

( )

( )

( )

T

( )

0 Q x S x S x R x ⎡ ⎤ > ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ , (II.22)

dengan Q x

( )

=Q x

( )

T, R x

( )

=R x

( )

T, dan S x

( )

secara afin bergantung pada

x, ekuivalen dengan

R x

( )

>0, Q x

( ) ( ) ( )

S x R x −1S x

( )

T >0. (II.23) Jadi himpunan ketaksamaan matriks nonlinear (II.23) dapat direformulasikan kedalam bentuk LMI (II.22).

Sebagai contoh, kendala berbentuk norm matriks (nilai singular maksimum)

( )

1

Z x < , dengan Z x

( )

n q× dan bergantung secara afin pada x, dapat direpresentasikan dalam bentuk LMI

( )

( )

I Z x 0 Z x I ⎡ ⎤ > ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ . (II.24)

Hal ini dikarenakan Z x

( )

<1 ekuivalen dengan IZZT >0. Kendala c x

( ) ( ) ( )

T P x −1c x <1, P x

( )

>0,

dengan c x

( )

n dan P x

( )

=P x

( )

Tn n× bergantung secara afin pada x, dapat diekspresikan dalam bentuk LMI

( )

( )

( )

T 1 0 P x c x c x ⎡ ⎤ > ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ . (II.25)

Lebih umum, kendala

S x

( ) ( )

T P x −1S x

( )

<1 : Tr=

(

S x

( ) ( )

T P x −1S x

( )

)

<1, P x

( )

>0, dengan P x

( )

=P x

( )

Tn n× dan S x

( )

n p× bergantung secara afin pada x, diformulasikan dalam bentuk LMI (dalam x dan Z) dengan mendefinisikan variabel baru Z =ZTp p× ,

(9)

( )

( )

( )

( )

: Tr 1, 0 T Z S x Z Z S x P x ⎡ ⎤ = < ⎢ ⎥> ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ . (II.26)

II.5 Metode Pemotongan Setimbang yang Diperumum (Generalized Balanced Truncation Method)

Diberikan sistem LPV politopik yang stabil kuadratik

( )

(

( )

)

( )

(

( )

)

( )

( )

(

( )

)

( )

(

( )

)

( ) ( )

0 , , 0 , x t A t x t B t u t y t C t x t D t u t x x ρ ρ ρ ρ = + = + = & (II.27)

yang berkembang pada politop konveks

1 1 1,..., = 0, 1 L L i i i i i i i i i i i i i A B A B Co i L C D = α C D α = α ⎧ ⎫ ⎧⎡ ⎤ ⎫ ⎡ ⎤ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ Ω = = ⎬ ⎨ ∀ ≥ = ⎪⎣ ⎦ ⎪ ⎣ ⎦ ⎩ ⎭ ⎪

. (II.28)

Karena sistem (II.27) stabil kuadratik, maka terdapat matriks P Q, ∈ n n×

sedemikian sehingga

,P Q>0 , (II.29) PAiT +A PiT +B Bi iT <0, i=1,...,L, (II.30) A Q QAiT + i +C Ci iT <0, i=1,...,L . (II.31) Untuk kendala-kendala (II.29)-(II.31) diatas, terdapat matriks non singular T

sedemikian sehingga

( ) ( )

1 1 1 2 ˆ 0 ˆ ˆ 0 T T TPT = TQ T− = ∑ = ⎢⎡∑ ⎤⎥ ⎢ ∑ ⎥ ⎣ ⎦ ,

dengan ∑ =ˆ1 diag

(

σˆ1,...,σˆk

)

, ∑ =ˆ2 diag

(

σˆk+1,...,σˆn

)

, dan σˆ1>σˆ2 > >... σˆk >σˆk+1> >... σˆn >0.

Transformasi sistem LPV (II.27) – (II.28) menggunakan matriks transformasi non singular T, yaitu

Aˆi =TA Ti −1, Bˆi =TBi, Cˆi =C Ti −1,

(10)

1 1 ˆ ˆ ˆ ˆ Co 1,..., = 0, 1 ˆ ˆ ˆ ˆ L L i i i i bal i i i i i i i i i A B A B i L C D C D α α α = = ⎧⎡ ⎤ ⎫ ⎧ ⎡ ⎤ ⎫ ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ Ω = ⎨⎢ ⎥ = ⎬ ⎨ ⎢ ⎥∀ ≥ = ⎬ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎪⎣ ⎦ ⎪ ⎪ ⎣ ⎦ ⎪ ⎩ ⎭ ⎩

⎭ . (II.32)

Lebih lanjut, dalam politop konveks Ωbal berlaku

1 2 ˆ 0 ˆ 0 ˆ 0 ⎡ ⎤ ∑ =⎢ ⎥> ⎢ ∑ ⎥ ⎣ ⎦ , (II.33) ˆ∑AˆiT +AˆiT ∑ +ˆ B Bˆ ˆi iT <0, i=1,...,L, (II.34) AˆiT ∑ + ∑ˆ ˆ AˆiT +C Cˆ ˆi iT <0, i=1,...,L. (II.35) ˆ , j j 1,..,n

σ = disebut nilai singular Hankel yang diperumum dari sistem LPV politopik (II.27)-(II.28), dan merupakan perumuman dari konsep nilai singular Hankel dari sistem LTI. Demikian juga ruang keadaan Ωbal disebut realisasi setimbang yang diperumum. Sebagaimana dalam sistem LTI, nilai singular Hankel yang diperumum dan realisasi setimbang yang diperumum tunggal.

Partisi A Bˆi, , ˆi dan Cˆimenyesuaikan dengan ∑ˆ1 dan ∑ˆ2 menjadi

11 12 21 22 1 1 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ i i i i i i i A A B A B C C C B A A ⎡ ⎤ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎡ ⎤ = =⎢ ⎥ = ⎢ ⎥ ⎢ ⎥⎣ ⎦ ⎣ ⎦ ,

model tereduksi didapat dengan mengabaikan ∑ˆ2 yang data ruang keadaannya bersesuaian dengan (II.33) – (II.35), sehingga didapat politop

11 1 1 11 1 1 1 1 ˆ ˆ Co 1,..., ˆ ˆ ˆ ˆ = 0, 1 . ˆ ˆ i i r bal i i L i i L i i i i i i i A B i L C D A B C D α α α = = ⎧⎡ ⎤ ⎫ ⎪ ⎪ Ω = = ⎢ ⎥ ⎪ ⎪ ⎩ ⎭ ⎧ ⎡ ⎤ ⎫ ⎪ ⎥ ∀ ≥ = ⎪ ⎨ ⎬ ⎪ ⎪ ⎩

⎭ (II.36)

Sistem LPV (II.36) berorde k yang dilambangkan dengan Ωbalr adalah sistem yang stabil kuadratik dan setimbang. Notasi r pada Ωbalr melambangkan politop tereduksi.

(11)

Setelah disajikan kajian tentang sistem dan teori-teori yang akan mendasari dan digunakan dalam membahas reduksi orde model sistem LPV, maka pada bab selanjutnya akan dibahas reduksi orde model untuk sistem LPV yang merupakan inti dari pembahasan dalam tesis ini.

Referensi

Dokumen terkait

AMALI/ MAKMAL NO. AMALI PENYELARAS/ PENGAJAR BIL. KOD PROGRAM/ MAJOR/ KLASIFIKASI/ KUOTA BIL. ) DZARIFAH BINTI MOHAMED ZULPERI ( DR. ) CHRISTOPHER TEH BOON SUNG ( PROF. )

KERJASAMA KABAG KERJASAMA KASUBBAG DALAM NEGERI STAF PELAKSANA ARSIPARIS Fakultas/ unit kerja Surat permohonan dan berkas kelengkapan Mendata surat masuk disposisi

“Folding as a gemeratif process in architectural design is essentially expremental agnostic, non-linear and bottom up’15. Folding berpotensi menghasilkan

12.Setelah melakukan percobaan tentang cahaya, peserta didik mampu membuat laporan hasil percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan

Pada tahun 2010 penggunaan lahan domestik dalam sistem DAS Duriangkang diprediksi akan meningkat menjadi 1656,09 ha dan beban pencemar yang dihasilkan diprediksi sebesar 2804,45

Pada penelitian ini terlihat bahwa PUFA n-3 pada ikan tuna loin segar dan tuna loin pemberian FS selama penyimpanan 4 minggu didominasi oleh DHA dan EPA yang berada pada

menunjukkan bahwa agresi pada anak dapat terbentuk karena setiap hari anak sering melihat dan menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga baik secara langsung atau

 sesuatu dimana manusia adalah sesuatu dimana manusia adalah bagian atau milik tanah daraipada bagian atau milik tanah daraipada manusia yang memiliki tanah.. manusia yang