• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Keprofesional Dalam Pengawasan Sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Keprofesional Dalam Pengawasan Sekolah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui

melalui Peraturan Peraturan Pemerintah Pemerintah Republik Republik IndonesiIndonesia a NomoNomor r 19 19 Tahun Tahun 2005 2005 telahtelah menetapkan delapan Standar Nasional Pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, menetapkan delapan Standar Nasional Pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar k

standar kompeteompetensi nsi lulusan, lulusan, standar pendidik standar pendidik dan dan tenaga tenaga kependikependidikan, dikan, standar standar  sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar  sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar    penilaian

  penilaian pendidikan. pendidikan. Standar-standar Standar-standar tersebtersebut ut di di atas atas merupakan acuan danmerupakan acuan dan sebagai kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.

sebagai kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Salah satu standar yang

Salah satu standar yang memememegang peranan penting dalam pelaksanaan pendidikangang peranan penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam standar  di sekolah adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam standar    pengelolaan dituntut juga ada pengevaluasi terhadap pendidikan dan tenaga   pengelolaan dituntut juga ada pengevaluasi terhadap pendidikan dan tenaga kependidikan. Tentunya untuk melaksanakan pengevaluasian dituntut suatu kependidikan. Tentunya untuk melaksanakan pengevaluasian dituntut suatu keprofesionalan.

keprofesionalan.

Pengevaluasian erat hubungannya dengan pengawasan. Pengawasan yang Pengevaluasian erat hubungannya dengan pengawasan. Pengawasan yang dilakukan sebagai langkah awal untuk mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh dilakukan sebagai langkah awal untuk mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh   pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawasan ini pun menuntut suatu   pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawasan ini pun menuntut suatu   profesionalisme agar hasil yang dicapai dapat maksimal. Profesionalisme   profesionalisme agar hasil yang dicapai dapat maksimal. Profesionalisme  pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan pengawasan sekolah baik yang berupa  pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan pengawasan sekolah baik yang berupa kegiatan akademis maupun manajerial. Dengan demikian pengawas sekolah kegiatan akademis maupun manajerial. Dengan demikian pengawas sekolah dituntut mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat dituntut mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat

(2)

 pengawasan secara profesional?

3. Kualifikasi apakah yang harus dipenuhi oleh seorang pengawas sekolah agar  dapat melakukan pengawasan secara profesional?

C. Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut.

1. Memberikan acuan tentang profesionalisme pengawasan sekolah.

2. Memberikan gambaran tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang  pengawasan profesional dalam pengawasan sekolah.

3. Membantu pemahaman calon pendidik dan pendidik s erta tenaga kependidikan tentang profesionalitas pengawasan sekolah.

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui dan memahami tentang profesionalisme pengawasan sekolah, kompetensi serta kualifikasi yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dapat dapat melakukan  pengawasan secara profesional.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama pada calon   pendidik dan pendidik dalam menambah pengetahuannya agar dapat

mempersiapkan diri untuk melakukan pengawasan terhadap sekolah di mana   pendidikan formal berlangsung. Sehingga dengan diketahuinya tugas pokok,

fungsi, kompetensi, dan kualifikasi seorang pengawas dapat memberikan evaluasi atau pengawasan secara maksimal terhadap dunia pendidikan.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengawasan dan Pengawas

Pengawasan adalah proses atau kegiatan melihat dengan cermat apakah   pelaksanaan program (yang terjadi) dalam sebuah organisasi/lembaga/ proyek 

sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. (Tita Lestari tahun 2009).

Dalam pembentukan profesionalisme seorang pengawas sekolah perlu dilakukan 4 langkah pengawasan, yaitu:

(1) menetapkan suatu kriteria atau standar, (2) mengukur/menilai kinerja (performance) yang sedang atau sudah dilakukan, (3) membandingkan kinerja dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika ada, dan (4) memperbaiki penyimpangan dari standar dengan tindakan pembetulan.

Pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan   pengawas sekolah (PP 74 tahun 2008). Kegiatan pengawasan adalah kegiatan  pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program   pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan  pembimbingan dan pelatihan profesional guru.

D. Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah

Pengawas sekolah memiliki peran yang signifikan dan strategis dalam proses dan hasil pendidikan yang bermutu di sekolah. Dalam konteks ini peran pengawas sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut

(4)

E. K ompetensi Pengawas Sekolah Sebagai Tenaga Profesional

Pengawas profesional adalah pengawas sekolah yang melaksanakan tugas pokok  kepengawasan yang terdiri dari melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan   pengawasan manajerial serta kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional

guru dengan optimal yang didukung oleh standar dimensi kompetensi prasyarat yang dibutuhkan yang berkaitan dengan (1) pengawasan sekolah, (2)  pengembangan profesi, (3) teknis operasional, dan wawasan kependidikan. Selain itu untuk meningkatkan profesionalisme pengawas sekolah melakukan   pengembangan profesi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk menjawab

tantangan dunia pendidikan yang semakin komplek dan untuk lebih mengarahkan sekolah ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional yang efektif, efisien dan  produktif.

Seorang pengawas profesional dalam melakukan tugas pengawasan harus memiliki (1) kecermatan melihat kondisi sekolah, (2) ketajaman analisis dan sintesis, (3) ketepatan dan kreatifitas dalam memberikan treatment yang diperlukan, serta (4) kemampuan berkomunikasi yang baik dengan setiap individu di sekolah.

Karakteristik yang harus dimiliki oleh pengawas sekolah yang profesional diantaranya:

1. menampilkan kemampuan pengawasan dalam bentuk kinerja 2. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme

3. melaksanakan tugas kepengawasan secara efektif dan efisien 4. memberikan layanan prima untuk semua pemangku kepentingan. 5. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan

6. mengembangkan metode dan strategi kerja kepengawasan secara terus menerus 7. memiliki kapasitas untuk bekerja secara mandiri

8. memiliki tanggungjawab profesi 9. mematuhi kode etik profesi pengawas

10. memiliki komitmen dan menjadi anggota organisasi profesi kepengawasan sekolah

Selain memiliki karakteristik yang menunjang tugasnya sebagai pengawas, hal yang tak kalah penting adalah kompetensi. Seorang pengawas profesional harus memiliki kompetensi yang seimbang sehingga keprofesionalannya tidak diragukan

(5)

lagi.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2007 tentang Standar  Pengawas Sekolah/Madrasah disebutkan bahwa Pengawas Sekolah harus memiliki kompetensi tertentu. Kompetensi-kompetensi tersebut antara lain:

1) Kompetensi Kepribadian

2) Kompetensi Supervisi Manajerial 3) Kompetensi Supervisi Akademik  4) Kompetensi Evaluasi Pendidikan

5) Kompetensi Penelitian dan Pengembangan 6) Kompetensi Sosial

F. K ualifikasi Pengawas Sekolah

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2007 tentang Standar  Pengawas Sekolah/Madrasah juga mensyaratkan bahwa Pengawas Sekolah harus memiliki kualifikasi dan pengalaman tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang sekolah.

1. Kualifikasi Pengawas Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidai- yah (SD/MI) adalah sebagai berikut:

a. Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi;

 b. 1) Guru TK/RA bersertifikat pendidik sebagai guru TK/RA dengan   pengalaman kerja minimum de- lapan tahun di TK/RA atau kepala sekolah TK/ RA dengan pengalaman kerja minimum 4 ta- hun, untuk  menjadi pengawas TK/RA;

(6)

f. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.

2. Kualifikasi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Se-kolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) adalah sebagai berikut :

a. Memiliki pendidikan minimum magister (S 2) kependidikan dengan berbasis sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada perguruan tinggi terakreditasi;

 b. 1) Guru SMP/MTs bersertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs dengan   pengalaman kerja mi- nimum delapan tahun dalam rumpun mata  pelajaran yang relevan di SMP/MTs atau ke- pala sekolah SMP/MTs

dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi penga- was SMP/MTs sesuai dengan rumpun mata pelajarannya;

2) Guru SMA/MA bersertifikat pendidik sebagai guru dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di SMA/MA atau kepala sekolah SMA/ MA dengan   pengalaman kerja minimum 4 ta- hun, untuk menjadi pengawas

SMA/MA sesuai dengan rumpun mata pelajarannya;

3) Guru SMK/MAK bersertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK  dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata  pelajaran yang relevan di SMK/MAK atau ke- pala sekolah SMK/MAK 

dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi penga- was SMK/MAK sesuai dengan rumpun mata pelajarannya;

c. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c;

d. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan;

e. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat diperoleh melalui uji kom- petensi dan atau pendidikan dan pelatihan fung-sional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah; dan

(7)

BAB III P E N U T U P

A. Simpulan

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah, kepengawasan sekolah yang  profesional dapat dibentuk dengan memperhatikan beberapa hal, antara lain (1) tujuan   pengawasan, (2) sasaran pengawasan, (3) karakteristik pengawas, (4) kompetensi  pengawas, (5) evaluasi pengawasan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pengawasan harus jelas karena akan memberikan arah yang pasti terhadap segala tindakan pengawasan yang dilakukan. Sasaran pengawasan merupakan obyek yang harus diawasi. Hal ini pun harus jelas sehingga diketahuilah apa yang akan diperbuat terhadap sasaran tersebut. Karakteristik pengawas merupakan suatu tuntutan moral yang harus dipenuhi oleh seorang pengawas dalam melakukan   pengawasan dalam bidang pendidikan di samping kompetensi yang diperolehnya

secara akademik maupun pengalaman sebagai guru. Tak pelak lagi bahwa setiap kegiatan yang dilakukan harus dievaluasi dan ditindaklanjuti agar segala tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud yaitu tercapainya tujuan pendidikan.

B. Saran

Tercapainya tujuan pendidikan bisa lepas dari seluruh komponen yang ada pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan penyelenggara pendidikan, guru dan pengawas yang melaksanakan pendidikan, serta masyarakat sebagai konsumen harus saling bersinergi untuk melakukan pengawasan.

(8)

Lampiran 1

KODE ETIPENGAWAS SEKOLAH

1) Dalam melaksanakan tugas, senantiasa berlandaskan iman dan taqwa, serta mengikuti   perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

2) Merasa bangga mengemban tugas sebagai pengawas sekolah

3) Memiliki pengabdian yang tinggi dalam menekuni tugas sebagai pengawas sekolah 4) Bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dalam tugasnya sebagai pengawas sekolah 5) Menjaga citra dan nama baik selaku pembina dalam melaksanakan tugas sebagai

 pengawas sekolah

6) Memiliki disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pengawas sekolah

7) Mampu menampilkan keberadaannya sebagai aparat dan tokoh yang diteladani

8) Sigap dan terampil untuk menaggapi dan membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi aparat binaannya

9) Memiliki rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi, baik terhadap 10) Aparat binaan maupun terhadap sesama pengawas sekolah

(9)

DAFTAR PUSTAK A

Sudarmawan Danim, Prof. Dr. dan H. Khairil, Dr. P rofesi Kependidikan, Alfabeta, Jakarta Tita Lestari, Dr. M.Pd.,M.Si , P enyusunan P rogram P engawasan Sekolah, Biro

Referensi

Dokumen terkait

Dosen Mahasiswa Pertemuan Pertemuan Dasar-Dasar Penyuluhan dan..

Hal ini sejalan dengan Ardiana (2009) yang menyatakan bahwa pemberian 0,50 mg/l BAP menunjukkan pengaruh yang terbaik terhadap panjang tunas melon, serta Anis (2005)

Presentasi proposal adalah bagian dari penelitian yang akan menentukan apakah mahasiswa qualified untuk terus dengan penulisan tesis atau tidak, tim penguji akan

Kesimpulan Pemberian ektrak jamur Psilocybe cubensis dosis bertingkat pada mencit swiss webster menyebabkan terjadinya perubahan aktivitas motorik yang terlihat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang uji coba modul teknik pembubutan berbasis pendekatan saintifik pada mata pelajaran teknologi mekanik untuk

Hasil penelitian pembuatan media pembelajaran interaktif menggunakan permainan uno stacko menyatakan bahwa telah dibuat media pembelajaran interaktif menggunakan permainan

Hasil penelitian fase perkecambahan dari 10 kultivar lokal yang diuji dengan larutan PEG -3 BAR menunjukkan bahwa potensi tumbuh kultivar Gameso (83.5%) dan Sigedul

Masalah dan solusi yang ditawarkan Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas maka solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut melakukan inovasi yang berbasis