• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan media film di Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan media film di Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Yogyakarta"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh: HILARIA ADE SINTA PUTRININGTYAS NIM: 131314046. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh: HILARIA ADE SINTA PUTRININGTYAS NIM: 131314046. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan berkat dan rahmat-Nya yang melimpah kepada saya.. 2.. Kedua orang tua saya, bapak Edy Lukito dan ibu Sekar Widati yang senantiasa mendoakan, memberi dukungan, motivasi dan menyayangi tiada henti.. 3.. Kakak saya Ade Wisnu Saputra, adik saya Margareta Ade Ratih Noviningtyas, dan Andi Firman Maulana yang senantiasa mendoakan, memberi dukungan, pengiburan dan semangat.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. (Matius 21:22) Pengetahuan tidaklah cukup, maka kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, maka kita harus melakukannya. (Goethe) Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esuk dimiliki oleh orang-orang yang mempersiapkan dirinya sejak hari ini. (Malcolm X) Sekali mengangkat senjata haruslah dirampungkan sampai selesai dan jangan sekali-kali main api dengan senjata. (Soeharto). v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 31 Januari 2018 Penulis. Hilaria Ade Sinta Putriningtyas. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Hilaria Ade Sinta Putriningtyas. NIM. : 131314046. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA” Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 31 Januari 2018 Yang menyatakan,. Hilaria Ade Sinta Putriningtyas. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA Hilaria Ade Sinta Putriningtyas Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah melalui penerapan media film di SMA Negeri 8 Yogyakarta pada siswa kelas XI IPS dengan materi “Revolusi Besar Dunia (Eropa) dan Pengaruhnya bagi Umat Manusia” Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model penelitian Kemmis dan Tagart dengan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Yogyakarta yang berjumlah 30 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar sejarah dan media film. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif dengan prosentase. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan prestasi belajar Sejarah pada segi rata-rata, namun tidak terjadi peningkatan pada segi KKM. Aspek kognitif dapat dilihat dari prestasi belajar Sejarah pada keadaan awal dengan ratarata 66,7 menjadi 66,9 pada siklus I. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan kembali yang dapat dilihat dari rata-rata siklus I 66,9 menjadi 69,7 pada siklus II. Dari segi KKM aspek kognitif pada keadaan awal yang memenuhi standar KKM terdapat 14 siswa dan 16 siswa yang tidak memenuhi standar KKM. Pada siklus I terdapat 14 siswa yang memenuhi standar KKM dan 16 siswa tidak memenuhi standar KKM. Pada siklus II terdapat 13 siswa yang memenuhi standar KKM dan 17 siswa yang tidak memenuhi standar KKM.. Kata kunci: Prestasi Belajar, Media Film. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT IMPROVING HISTORY LEARNING ACHIEVEMENT USING MEDIA FILM IN CLASS XI IPS SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA Hilaria Ade Sinta Putriningtyas Sanata Dharma University 2018 This study aims to improve the achievement of history learning through the use of film media in SMA Negeri 8 Yogyakarta by the students of class XI IPS with the material “Great World Revolution (Europe) and Its Influence for Mankind” This research uses Classroom Action Research Method (PTK) with Kemmis and Tagart research model with four stages, namely planning, implementation, observation and reflection. Subjects in this study were students of class XI IPS SMA Negeri 8 Yogyakarta, as many as students. Object in this study is the achievement of learning history and film media. Data collection in this study is done with observation, test, and documentation. Data analysis used is comparative descriptive with percentage. The results showed an increase in historical learning achievement in terms of average, but no increase in terms of KKM. Cognitive aspect can be seen from the achievement of learning history at the initial stage with an average of 66,7 to 66,9 in cycle I. Then in cycle II there is a rebound that can be seen from the average cycle I 66,9 to 69,7 on cycle II. From the aspect of KKM the cognitive aspect in the initial condition that meet the standard of KKM there were 14 students and 16 students who did not meet KKM standard. In cycle I, there were 14 students who KKM standards and 16 students who did not meet KKM standards. In cycle II there were 13 students who KKM standards and 17 students who did not meet KKM standards. Keywords: Learning Achievement, Film Media.. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Media Film Di Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2.. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma. 3.. Bapak Sutarjo Adisusilo,J.R.,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan dukungan dalam melaksanakan penelitian skripsi. 4.. Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 5.. Ibu Tri Endaryati, S.Pd. selaku guru sejarah kelas XI IPS SMA Negeri 8 Yogyakarta yang telah memberi pendampingan dan bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di SMA Negeri 8 Yogyakarta. 6.. Siswa-siswi kelas XI IPS SMA Negeri 8 Yogyakarta yang ikut serta mendukung program pelaksanaan penelitian di kelas. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7.. Kedua orang tua, kakak, adik-adik, serta keluarga besar yang telah memberi semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma. 8.. Seluruh teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma, terkhusus Sekar, Ami, Susi, Julia, Brian. 9.. Dwiky Rede Aditya dan Agnes Putri Asrilia Susanti yang telah memberi dukungan dan semangat dalam pengerjaan skripsi. 10. Teman-teman “Family” Ana Riwayati Dewi, Antonius Haryanto, Paskalis Tribowo Kriswinarso. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.. Yogyakarta, 31 Januari 2018 Penulis. Hilaria Ade Sinta Putriningtyas. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS......................................................... vii ABSTRAK....................................................................................................... viii ABSTRACT........................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5 C. Batasan Masalah ................................................................................. 5 D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6 E. Pemecahan Masalah ........................................................................... 6 F. Tujuan Penelitian................................................................................ 6 G. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 8 A. Kajian Teori ....................................................................................... 8 1. Pengertian Belajar......................................................................... 8 2. Pengertian Prestasi Belajar............................................................ 9 3. Teori Prestasi Belajar .................................................................. 10. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Pengertian Pembelajaran ............................................................. 12 5. Pembelajaran Kooperatif............................................................. 14 6. Pengertian Sejarah ...................................................................... 14 7. Pembelajaran Sejarah.................................................................. 16 8. Media Pembelajaran ................................................................... 17 9. Landasan Teoretis Penggunaan Video ......................................... 21 10. Film dan Video ........................................................................... 25 11. Keunggulan Film dan Video ....................................................... 27 12. Keterbatasan Film dan Video ...................................................... 28 13. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran ................................... 30 14. Pertimbangan Pemilihan Media .................................................. 31 15. Fungsi Media Pembelajaran ........................................................ 34 B. Kerangka Berfikir ............................................................................. 35 C. Hipotesis .......................................................................................... 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 38 A. Jenis Penelitian ................................................................................. 38 B. Setting Penelitian.............................................................................. 38 1. Judul Penelitian .......................................................................... 38 2. Tempat Penelitian ....................................................................... 38 3. Waktu Penelitian ........................................................................ 38 C. Subjek Penelitian .............................................................................. 39 D. Objek Penelitian ............................................................................... 39 E. Variabel-variabel .............................................................................. 39 F. Definisi Operasional Variabel ........................................................... 39 1. Film ............................................................................................ 39 2. Prestasi ....................................................................................... 40 G. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 41 1. Observasi .................................................................................... 41 2. Tes.............................................................................................. 41 3. Dokumentasi............................................................................... 41. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. H. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 42 1. Alat Pengumpulan Data .............................................................. 42 2. Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 42 I. Tekhnik Analisis Data ...................................................................... 44 1. Tekhnik Pengumpulan Data ........................................................ 44 2. Data Hasil Pengamatan ............................................................... 44 3. Analisis Prestasi Belajar Siswa ................................................... 47 J. Prosedur Penelitian ........................................................................... 47 1. Pra Siklus ................................................................................... 47 2. Siklus I ....................................................................................... 48 3. Siklus II ...................................................................................... 50 K. Indikator Keberhasilan...................................................................... 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 53 A. Hasil Penelitian ................................................................................ 53 1. Keadaan Awal ............................................................................ 53 a. Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Sejarah.................. 53 b. Observasi Guru di Kelas ....................................................... 55 c. Observasi Siswa di Kelas ...................................................... 56 d. Hasil Nilai Akhir Keadaan Awal ........................................... 58 2. Siklus I ....................................................................................... 58 a. Perencanaan .......................................................................... 58 b. Tindakan ............................................................................... 60 c. Observasi .............................................................................. 61 d. Refleksi................................................................................. 65 e. Hasil Penelitian ..................................................................... 66 f. Hasil Prestasi Belajar Siklus I ............................................... 67 3. Siklus II ...................................................................................... 70 a. Perencanaan .......................................................................... 70 b. Tindakan ............................................................................... 70 c. Observasi .............................................................................. 71 d. Refleksi................................................................................. 75 xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. e. Hasil Penelitian ..................................................................... 76 f. Hasil Prestasi Belajar Siklus II .............................................. 77 B. Pembahasan...................................................................................... 81 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 83 A. Kesimpulan ...................................................................................... 83 B. Saran ................................................................................................ 84 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 85 LAMPIRAN ..................................................................................................... 87. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1. : Prosentase PAP I (Patokan Acuan Penilaian) ............................ 45. Tabel 2. : Analisis Tingkat Prestasi Belajar Siswa .................................... 46. Tabel 3. : Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Sejarah ........................ 52. Tabel 4. : Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus.......................... 54. Tabel 5. : Frekuensi Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah ..................... 55. Tabel 6. : Observasi Guru di Kelas ........................................................... 56. Tabel 7. : Pengamatan On Task ................................................................ 57. Tabel 8. : Pengamatan Off Task ................................................................ 57. Tabel 9. : Hasil Pengamatan Model Pembelajaran Kooperatif Siklus I ...... 61. Tabel 10. : Kriteria Rentang Skor Pengamatan Model Pembelajaran Kooperatif Siklus I .................................................................... 63. Tabel 11. : Hasil Pengamatan Presentasi Siklus I ........................................ 63. Tabel 12. : Kriteria Rentang Skor Pengamatan Siklus I .............................. 65. Tabel 13. : Data Hasil Penilaian Kognitif Siklus I....................................... 66. Tabel 14. : Hasil Akhir Siklus I .................................................................. 67. Tabel 15. : Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siklus I................................ 68. Tabel 16. : Hasil Pengamatan Model Pembelajaran Kooperatif Siklus II..... 71. Tabel 17. : Kriteria Rentang Skor Pengamatan Model Pembelajaran Kooperatif Siklus II .................................................................. 73. Tabel 18. : Hasil Pengamatan Presentasi Siklus II....................................... 73. Tabel 19. : Kriteria Rentang Skor Pengamatan Siklus II ............................. 75. Tabel 20. : Data Hasil Penilaian Kognitif Siklus II ..................................... 76. Tabel 21. : Hasil Akhir Siklus II ................................................................. 77. Tabel 22. : Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siklus II .............................. 79. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 23. : Perbandingan Prestasi Belajar Sejarah Keadaan Awal, Siklus I, dan Siklus II.............................................................................. 80. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar I. : Kerucut Edgar Dale .................................................................. 24. Gambar II. : Kerangka Berfikir ..................................................................... 37. Gambar III. : Siklus Penelitian ....................................................................... 51. Gambar IV. : Grafik Perbandingan Prestasi Belajar Keadaan Awal dan Siklus I ................................................................................................. 69. Gambar V. : Grafik Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II ...... 79. xviii.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. : Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ................ 87. Lampiran 2. : Surat Ijin Penelitian dari KESBANGPOL ................................. 88. Lampiran 3. : Surat Ijin Penelitian dari DISDIKPORA ................................... 89. Lampiran 4. : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA Negeri 8 Yogyakarta ............................................................................... 90. Lampiran 5. : Silabus ...................................................................................... 91. Lampiran 6. : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 105. Lampiran 7. : Kisi-kisi Soal .......................................................................... 124. Lampiran 8. : Lembar Soal Siklus I .............................................................. 126. Lampiran 9. : Lembar Soal Siklus II ............................................................. 131. Lampiran 10 : Analisis dan Reliabilitas Siklus I............................................. 137 Lampiran 11 : Analisis dan Reliabilitas Siklus II ........................................... 141 Lampiran 12 : Dokumentasi........................................................................... 145. xix.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan.1Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, di dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya jajaran, tuntutan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya, pengertian ”pendidikan” menurut KBBI ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya dan pelatihan.. 2. Pendidikan adalah. investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Meski pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, namun sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada masalah klasik, yaitu kualitas pendidikan. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri tidak lepas dari peran seorang guru yang menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri. Kualitas 1. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Balai Pustaka, hlm 203. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997, hlm 10. 2. 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. pendidikan akan baik apabila peran guru dalam kelas juga baik pula yaitu terutama pada media pembelajaran yang dipakai seorang guru, cara menyampaikan materi sehingga peserta didik dapat menangkap pelajaran yang diberikan oleh seorang guru. Selain itu upaya yang dilakukan untuk meningkatan kemampuan mengajar guru dibutuhkan usaha-usaha pembinanaan atau penyuluhan mulai dari pola pengajaran, metode, kemampuan, menyusun bahan pelajaran dan lain sebagainya. Selain itu juga guru harus dapat memberikan motivasi kepada peserta didiknya dalam proses kegiatan belajar maka dari itu seorang guru harus mengemas materi pelajaran yang akan disampaikan sesuai dengan tingkat kebutuhan para peserta didiknya. Dewasa ini, perkembangan tekhnologi berjalan dengan sangat cepat. Seorang guru setidaknya harus mengikuti setiap perkembangan jaman dalam hal tekhnologi, dimana hal tersebut nantinya dapat meningkatkan profesionalitas seorang guru demi meningkatkan mutu pendidikan. Profesionalitas guru tersebut diharapkan mampu menjadikan pelajaran yang tidak menarik menjadi menarik, mengubah yang sulit menjadi mudah, dan mengubah yang tidak berarti menjadi bermakna. Dalam hal ini seorang guru harus bisa mengembangkan metode pengajaran dengan media dalam pembelajaran agar tercapai pembelajaran di kelas dapat tercapai sesuai keinginan guru. Media pembelajaran sangat beragam macamnya, di antaranya yaitu gambar, rekaman suara, maupun video. Media pembelajaran juga difungsikan sebagai alat komunikasi dalam interaksi guru dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Penyampaian komunikasi yang tepat maka informasi.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. yang disampaikan juga dapat tepat sasaran, sehingga diharapkan terjalin suatu pemahaman yang sama antara guru dengan siswa. Rendahnya hasil belajar siswa sering diindikasikan karena siswa kurang memahami materi. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya faktor internal maupun eksternal. Faktor internal disini berasal dari siswa itu sendiri, yaitu kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran, sedangkan faktor eksternal yaitu situasi belajar yang tidak kondusif. Pemilihan metode dan media pembelajaran yang tepat diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Guru hendaknya memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai untuk dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Selain itu pemilihan metode dan media yang tepat secara tidak langsung juga dapat mengontrol kelas agar lebih kondusif. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di salah satu SMA negeri di Yogyakarta, yaitu SMA Negeri 8 Yogyakarta yang beralamatkan di Jl. Sidobali No. 1 Mujamuju, Umbulharjo, Yogyakarta. Sarana dan prasarana di sekolah ini terbilang cukup lengkap. Dilihat dari kondisi sekolah, prestasi belajar yang terdapat pada sekolah ini cukup bagus terutama dalam bidang pelajaran Sejarah, namun ada beberapa siswa yang prestasi belajarnya masih rendah. Hal tersebut bisa terjadi karena guru kurang begitu menyukai pembelajaran Sejarah dengan menggunakan media inovatif seperti film sehingga terlihat kurang memotivasi anak untuk berfikir dan hal tersebut bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dari hasil pengamatan, pelajaran Sejarah di kelas XI IPS SMA Negeri 8.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Yogyakarta terdapat dua kali pertemuan dalam satu minggu, yang masingmasing pertemuan mendapat alokasi waktu 90 menit. Sebelum pelajaran Sejarah, siswa mengikuti pelajaran matematika, sehingga saat pelajaran Sejarah dimulai banyak siswa yang masih belum siap dan kurang fokus dalam mengikuti pelajaran. Dalam proses pembelajaran Sejarah tersebut, banyak siswa yang masih sibuk dengan kegiatan mereka sendiri, diantaranya yaitu siswa bermain handphone, siswa mengobrol dengan teman sebangku maupun teman disekitar bangku siswa tersebut, siswa bermain laptop, siswa mengerjakan tugas yang tidak ada sangkut pautnya dengan pelajaran Sejarah, maupun siswa yang membolos saat pelajaran berlangsung. Kurangnya kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran sejarah maka akan berdampak pada hasil belajar siswa. Oleh sebab itu hendaknya guru memilih metode dan media pembelajaran yang dirasa dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran Sejarah. Film pendidikan dianggap efektif untuk digunakan sebagai alat bantu pengajaran. Film yang diputar di depan siswa harus merupakan bagian integral dari kegiatan pengajaran. Film memiliki kelebihan, diantaranya yaitu dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar, memancing inspirasi baru, menarik perhatian, penyajian lebih baik karena mengandung nilai-nilai rekreasi, dapat memperlihatkan objek yang sebenarnya, sebagai pelengkap catatan, serta mampu menjelaskan hal-hal yang asbtrak. Dari hal tersebut, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Media Film Di Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Yogyakarta”..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas dapat diketahui bahwa kondisi pembelajaran yang ada saat ini: 1.. Siswa kurang tertarik dan kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran. sejarah. 2.. Dalam proses pembelajaran guru jarang menggunakan media film.. 3.. Ketika jam pelajaran sejarah dimulai, siswa tidak tertib dan belum siap dalam menerima pelajaran. 4.. Siswa kurang memperhatikan guru saat pelajaran Sejarah berlangsung. 5.. Siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri, misalnya berbicara dengan teman sebangku, bermain Handphone atau laptop. 6.. Guru kurang baik dalam pengelolaan kelas. 7.. Sebelum pelajaran Sejarah, siswa mengikuti pelajaran matematika, sehingga saat dimulainya pelajaran Sejarah siswa masih kurang siap dalam menerima pelajaran. C. Batasan Masalah Penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh penggunaan media film terhadap prestasi belajar sejarah di kelas XI IPS SMA Negeri 8 Yogyakarta pada pokok bahasan “Menganalisis pemikiran-pemikiran yang melandasi revolusirevolusi besar dunia (Perancis) dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia serta bangsa lain di dunia pada masa kini..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. D. Rumusan Masalah Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti merinci sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan media film pada pembelajaran sejarah dapat meningkatkan prestasi sejarah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Yogyakarta ?. E. Pemecahan Masalah Cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media film di kelas XI IPS SMA Negeri 8 Yogyakata.. F. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar Sejarah dengan menggunakan media film di kelas XI IPS SMA Negeri 8 Yogyakarta.. G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoritis sebagai berikut: 1.. Bagi Guru Dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat. digunakan guru untuk melakukan pembelajaran sejarah yang lebih inovatif dan kreatif..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 2.. Bagi Peserta Didik Membantu siswa untuk mendalami dan menguasai pelajaran Sejarah. dan melatih keterampilan siswa secara langsung, serta membangkitkan semangat belajar siswa. 3.. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan tentang strategi pembelajaran serta inovasi. yang berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan gaya mengajar agar mampu merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran dengan media yang sesuai dengan tuntutan kelas dan zaman..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori 1.. Pengertian Belajar Menurut teori Gestalt yang terpenting dalam belajar adalah penyesuaian. pertama, yaitu mendapatkan respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Dalam teori Gestalt prinsip-prinsip belajar, dirumuskan sebagai berikut3: a. Belajar berdasarkan keseluruhan. b. Belajar adalah suatu proses perkembangan. c. Anak didik sebagai organisme keseluruhan. d. Terjadi transfer. e. Belajar adalah reorganisasi pengalaman, f. Belajar harus dengan insight dan, g. Belajar berlangsung terus-menerus. Mengenai belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu4 : a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku b. Belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum mengalami situasi itu ke waktu sesudah mengalami situasi tadi.5. 3. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm 19. Ibid, hlm22. 5 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hlm 84. 4. 8.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 2.. Pengertian Prestasi Belajar Yang dimaksud prestasi menurut Winkel adalah hasil yang telah dicapai.. Jika dihubungkan dengan belajar, maka mempunyai arti hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan aktifitas belajar.6 Prestasi belajar, berasal dari kata “Prestasi” dan “Belajar”. Menurut Djamarah, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.7 Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa. Selanjutnya untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya menurut Slameto, mengemukakan bahwa belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.8 Sedangkan menurut Muhibbin Syah, mengemukakan bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.9 Berdasarkan beberapa pendapat bahwa prestasi belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan. 6. Winkel, Psikologi Pengajaran, Grasindo, 1996,hlm 162. Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, 2013, hlm 20-21. 8 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, Rineka Cipta, 2003, hlm 2. 9 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, 2000, hlm 136. 7.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. mengalami perubahan secara individu bagi pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar (menggunakan butirbutir soal). Taksonomi Bloom menjelaskan mengenai teori Bloom yang menyatakan bahwa, tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan siswa dalam menerima hasil pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar akan terukur melalui ketercapaian siswa dalam penguasaan ketiga ranah tersebut.. 3.. Teori Prestasi Belajar. a. RanahKognitif Cognitive Domain (ranah kognitif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan. aspek. intelektual,. seperti. pengetahuan,. pengertian,. dan. keterampilan berpikir. Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama adalah berupa Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6).10 1. Knowledge (Pengetahuan). Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, 10. Winkel, Psikologi Pengajaran, Grasindo, 1996, hlm 247..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 2.. 3.. 4.. 5.. 6.. metodologi, prinsip dasar dan sebagainya. Pengetahuan juga diartikan sebagai kemampuan mengingat akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Comprehension (Pemahaman). Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap makna dan arti yang dari bahan yang dipelajari. Pemahaman juga dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya. Aplication (Aplikasi). Aplikasi atau penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru. Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya di dalam kondisi kerja. Analysis (Analisis). Analisis didefinisikan sebagai kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Synthesis (Sintesis). Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Sintesis satu tingkat di atas analisa. Seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Evaluation (Evalusi). Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Evaluasi dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.. b. Ranah Afektif Ranah afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Tujuan pendidikan ranah afektif adalah hasil belajar atau kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau afektif. Taksonomi tujuan pendidikan ranah afektif terdiri dari aspek:11 1. Receiving/Attending (Penerimanaan). Penerimaan mencakup kepekaan akan 11. Winkel, Psikologi Pengajaran, Grasindo, 1996..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 2.. 3.. 4.. 5.. adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru. Responding (Tanggapan). Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Valuing (Penghargaan). Penghargaan atau penilaian mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu mulai dibentuk suatu sikap menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dengan konsisten dengan sikap batin. Organization (Pengorganisasian). Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten. Pengorganisasian juga mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilainilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. Characterization by a Value or Value Complex (Karakterisasi Berdasakan Nilai-nilai). Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya. Karakterisasinya mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikin rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.. c. Ranah Psikomotor12 1. Perception (Persepsi). Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedaan antara seluruh rangsangan yang ada, seperti dalam menyisihkan benda yang berwarna merah dari yang berwarna hijau. 2. Readiness (Kesiapan). Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental, seperti dalam mempersiapkan diri untuk menggerakan kendaraan yang ditumpangi, setelah menunggu beberapa lama di depan lampu lalu lintas yang berwarna merah. 3. Gerakan terbimbing. Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi). Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan, seperti dalam meniru urutan gerakan tarian atau dalam meniru bunyi suara. 4. Gerakan yang terbiasa. Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu 12. Winkel, Psikologi Pengajaran, 2014, Yogyakarta: Sketsa, hlm 287..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. rangkaian gerak-gerik yang lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota/bagian tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat, seperti dalam menggerakan kaki, lengan dan tangan secara terkoordinasi. 5. Gerakan kompleks. Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa subketerampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti dalam membongkar mesin mobil dalam bagian-bagiannya dan memasangnya kembali. 6. Penyesuaian pola gerakan. Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaiakan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran, misalnya seorang pemain tenis yang menyesuaikan pola permainannya dengan gaya bermain dari lawannya atau dengan kondisi lapangan. 7. Kreativitas. Mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.. 4.. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan. siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu. 13 Pembelajaran menurut Degeng dalam Hamzah B. Uno adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini, secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.14. 13. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada, 2009, hlm 29. 14 Hamzah B Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm 2..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan siswa. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa. atau. saling. bekerjasama.. Pembelajaran. juga. merupakan. upaya. membelajarkan siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai– nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. 5.. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode belajar dimana siswa belajar. dalam kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda, kelompok kecil ini setiap anggotanya dituntut untuk saling bekerjasama antar anggota kelompok yang satu dengan yang lain. Pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori kognitif konstruktivitis. Hal ini terlihat pada teori Vygotsky yaitu tentang penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap kedalam individu tersebut. Untuk mencapai hasil pembelajaran kooperatif yang memadai maka diperlukan kemampuan berfikir untuk memecahkan masalah yang ditemui demi tercapainya suatu pembelajaran yang bermutu. 6.. Pengertian Sejarah Sejarah diadopsi dari bahasa Arab yaitu Syajarah yang berarti pohon. kehidupan. Maksud dari hal ini yaitu segala hal mengenai kehidupan memiliki “pohon” yakni masa lalu itu sendiri. Sebagai pohon, sejarah adalah awal dari segalanya yang menjadi realitas masa kini. Hal ini berkorelasi dari dengan arti.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. kata syajarah sebagai keturunan dan asal usul. Syajarah sering dikaitkan dengan makna kata silsilah (dari Bahasa Arab) yang berarti urutan, seri, hubungan, dan daftar keturunan. Terminologi Arab lainnya merujuk pada makna kata Ta’rikh yang artinya rekaman suatu peristiwa tertentu (pada waktu tertentu). Berarti buku tahunan, kronik, perhitungan tahun, buku riwayat, tanggal, dan pencatatan tanggal.15 Sejarah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung tiga makna yaitu kesusastraan lama (silsilah, asal-usul), kejadian dan peristiwa yang benarbenar terjadi pada masa lalu dan ilmu, pengetahuan, cerita, pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau disebut juga dengan riwayat. Dalam bahasa asing dikenal dengan istilah Geschicte (Jerman), Geschiedenis (Belanda), Historia (Yunani) dan Histoire (Latin). Sejarah juga merupakan terjemahan dari kata history (Inggris) yang berarti sejarah. Secara harafiah terdapat empat pengertian dari kata itu. Pertama, kata yang merujuk pada sesuatu yang telah berlalu, suatu peristiwa atau suatu kejadian. Kedua, kata history bermakna riwayat dari pengertian pertama. Ketiga, semua pengetahuan tentang masa lalu, dalam hal ini berkaitan erat dengan duduk persoalan tertentu pada umumnya dan khususnya tentang masyarakat tertentu. Keempat history, ialah ilmu yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan.16 Sejarah dalam pandangan Bapak Sejarawan Indonesia Sartono Kartodirjo memiliki dua aspek penting yaitu sejarah dalam arti subyektif sebagai suatu 15 16. Abd. Rahman Hamid, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2011, hlm 3-4 Ibid, hlm 5.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. konstruksi atau bangunan yang disusun oleh sejarawan sebagai suatu uraian atau cerita. Dikatakan subyektif karena sejarah memuat unsur-unsur dan isi subyek (penulis). Kemudian sejarah dalam arti obyektif yaitu menunjuk pada kejadian atau peristiwa itu sendiri, sebagai proses dalam aktualitasnya.17 Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah bidang kajian yang memahami manusia dan tindakannya yang selalu berubah dalam ruang dan waktu sejarahnya. Karena itu, tafsir tentang sejarah tidak akan pernah menghasilkan kata akhir. Selama masih ada ruang dialog dan sumber sejarah, maka sejarah dalam arti kisahnya akan selalu diperbincangkan.. 7.. Pembelajaran Sejarah Sartono Kartodirdjo berpendapat bahwa dalam rangka pembangunan. bangsa, pengajaran sejarah tidak semata-mata berfungsi untuk memberikan pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah tetapi juga bertujuan untuk menyadarkan anak didik untuk mengembangkan kesadaran sejarahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sejarah yang diajarkan haruslah sejarah yang mengedepankan nilai-nilai kehidupan, bukan sejarah hapalan yang hanya menyuguhkan nama, tempat, angka tahun dan peristiwa semata. Kendatipun unsur-unsur tersebut tidak dapat ditinggalkan dari pembelajaran sejarah, akan tetapi bukan berarti pembelajaran yang dilakukan hanya memfokuskan pada hal-hal tersebut, yang akan menjadikan pembelajaran sejarah. 17. Ibid, hlm 8.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. menjadi kering dari makna dan tidak memberikan penyadaran terhadap individu pembelajar. Pembelajaran sejarah yang baik akan membentuk pemahaman sejarah. Pemahaman sejarah merupakan kecenderungan berfikir yang merefleksikan nilainilai positif dari peristiwa sejarah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita menjadi lebih bijak dalam melihat dan memberikan respon terhadap berbagai masalah kehidupan. Pemahaman sejarah memberi pentujuk kepada kita untuk melihat serangkaian peristiwa masa lalu sebagai sistem tindakan masa lalu sesuai dengan jiwa jamannya, akan tetapi memiliki sekumpulan nilai edukatif terhadap kehidupan sekarang dan akan datang.18. 8.. Media Pembelajaran Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi semakin mendorong. upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil tekhnologi dalam proses belajar. Hal tersebut menuntut agar guru/pengajar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan media yang murah dan efisien yang meskipun sederhana, tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Untuk itu, guru/pengajar harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.19. 18. Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, hlm 36. Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013, hlm 6. 19.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Perkembangan tekhnologi komunikasi digital yang berlangsung pesat seperti yang terjadi saat ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap semua aspek kehidupan manusia termasuk di dalamnya bagaimana manusia melakukan aktivitas belajar. Dengan melakukan proses belajar seseorang akan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menjalani kehidupan. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dan pengirim kepada penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan,.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.20 Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Menurut Heinich dan kawan-kawan juga mengemukakan klasifikasi media yang digunakan untuk aktivitas pembelajaran yang terdiri dari (1) media cetak/teks;. (2) media pameran/display;. (3) media audio; (4) gambar. bergerak/motion picture; (5) multimedia; dan (6) media berbasis web atau internet. Media cetak merupakan jenis media yang telah lama digunakan sebagai sarana dalam aktivitas belajar. Media cetak juga dipandang sebagai jenis media yang relatif murah dan memiliki sifat sangat fleksibel bagi penggunaannya. Media cetak yang berisi teks memiliki ragam yang bervariasi yang meliputi buku, brosur, leaflet, dan handout. Media grafis dan media pameran atau display media digunakan sebagai sarana informasi dan pengetahuan yang menarik bagi penggunanya. Sama halnya dengan media cetak, jenis media pembelajaran ini juga bervariasi mulai dari benda sesungguhnya yang disebut dengan istilah realia, sampai kepada benda tiruan yang berupa replika dan model. 20. Arif S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1986, hlm 6..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Media audio merupakan jenis media yang efektif dan efisien untuk digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu melatih kemampuan penggunanya dalam mendengar informasi dan pengetahuan lisan secara komprehensif. Walaupun jenis media ini dapat digunakan untuk menyampaikan hamper semua jenis informasi dan pengetahuan, namun sejumlah ahli berpandangan bahwa media audio pada dasarnya sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran tentang kemampuan berbahasa dan juga seni. Gambar bergerak atau motion pictures merupkan jenis media yang mampu menayangkan gambar bergerak yang terintegrasi dengan unsur suara. Contoh jenis media ini yaitu media film dan video. Kedua jenis media ini memiliki features atau kemampuan yang luar biasa sebagai sebuah medium komunikasi. Media film dan video mampu menampilkan informasi dan pengetahuan dalam sebuah tayangan informasi dan pengetahuan yang mendekati realistik. Selain itu, media film dan video juga mampu memperlihatkan peristiwa dan objek yang direkam secara nyata. Penggunaan yang bijaksana dari kedua jenis media ini akan memberikan pengalaman belajar yang luar biasa efektif bagi penggunanya. Selain digunakan untuk pembelajaran pada aspek kognitif, media film dan video kerap dimanfaatkan dalam pendidikan afektif dan penanaman karakter. Multimedia merupakan produk dari kemajuan tekhnologi digital. Media ini mampu memberikan pengalaman belajar yang kaya bagi penggunanya. Multimedia dapat menampilkan pesan dan pengetahuan dalam bentuk gabungan atau kombinasi antara beberapa format penayangan, seperti: teks, audio, grafis,.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. video, dan animasi secara simultan. Dengan kemampuan seperti ini program multimedia dapat menayangkan informasi dan pengetahuan secara komprehensif yang dapat dipelajari oleh siswa. Perangkat komputer saat ini telah berkembang dengan sangat pesat. Perangkat ini tidak lagi hanya berfungsi sebagai sarana untuk melakukan komputasi, tetapi telah menjadi sarana untuk melakukan komunikasi. Penggunaan komputer telah membentuk suatu jaringan atau network yang mendunia. Sebagai pengguna jaringan komputer, semua orang dapat berkomunikasi dengan jaringan komputer yang berada di belahan dunia lain. Selain untuk melakukan komunikasi antar jaringan, komputer juga dapat digunakan untuk mencari dan menemukan atau browsing dengan beragam informasi dan pengetahuan yang diperlukan dari berbagai situs jaringan atau web site yang ada.. 9.. Landasan Teoretis Penggunaan Media Menurut Bruner, ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu:21. a. Pengalaman langsung (enactive), yaitu pengalaman nyata yang langsung dihayati. Pengalaman serupa inilah yang menjadi dasar pengertian dalam kehidupan kita sehari-hari. Pengalaman seperti ini menghasilkan pengertian yang saling mendalam yang tidak akan dilupakan lagi. Akan tetapi pengalaman nyata tidak selalu dapat dihayati. b. Pengalaman pictorial/gambar (iconic), yaitu menggantikan pengalaman nyata yang tidak dapat dihayati. Pengganti pengalaman nyata disertai alat dan kata-. 21. Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta: Prenadamedia Group.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. kata supaya dapat mendekati pengalaman nyata. Hal itu bisa diperoleh dengan berbagai cara, misalnya dengan media gambar atau film. c. Pengalaman abstrak (symbolic), yaitu berupa pengalaman verbal, artinya keterangan dengan kata-kata belaka, yaitu sesuatu yang didengar atau yang dibaca yang tidak selalu mudah dimengerti. Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata “anyaman” dipahami dengan langsung membuat ‘anyaman’. Pada tingkat kedua yang diberi label iconic (gambar atau image), kata ‘anyaman’ dipelajari dengan gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya, pada tingkat simbol, siswa membaca (atau mendengar). kata. ‘anyaman’. dan. mencoba. mencocokkannya. dengan. pengalamannya membuat ‘anyaman’. Ketiga pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru. Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar seperti ini digambarkan oleh Dale sebagai suatu proses komunikasi. Dalam gambaran tersebut, Dale menyimpulkan, semakin bawah menunjukkan pengetahuan yang diperoleh semakin besar, dan semakin tinggi menunjukkan pengetahuan yang diperoleh semakin kecil..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. Gambar I: Kerucut Edgar Dale Dari gambar I: bagan kerucut pengalaman tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut:22 1.. 2.. 3.. 22. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka ada kecenderungan hasil yang diperoleh siswa menjadi konkret sehingga akan memiliki ketepatan yang tinggi. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya. Pengalaman tiruan sudah bukan pengalaman langsung lagi sebab objek yang dipelajari bukan yang asli atau yang sesungguhnya melainkan benda tiruan yang menyerupai benda aslinya. Mempelajari objek tiruan sangat besar manfaatnya terutama untuk menghindari terjadinya verbalisme. Misalkan siswa ingin mempelajari kanguru. Oleh karena binatang tersebut sulit diperoleh apalagi dibawa ke dalam kelas, maka untuk mempelajarinya dapat menggunakan model binatang dengan wujud yang sama namun terbuat dari plastik. Pengalaman melalui drama, yaitu pengalaman yang diperoleh dari kondisi dan situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan menggunakan scenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Walaupun siswa tidak mengalami secara langsung terhadap kejadian, namun melalui drama, siswa akan lebih menghayati sebagai perai yang disuguhkan. Tujuan belajar melalui drama ini agar siswa memperoleh pengalaman yang lebih jelas dan konkret.. Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta: Prenadamedia Group, 2012, hlm 65..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 4.. Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian informasi melalui peragaan. Kalau dalam drama siswa terlibat secara langsung dalam masalah yang dipelajari walaupun bukan dalam situasi nyata, maka pengalaman melalui demonstrasi siswa hanya melihat peragaan orang lain. Dengan demikian pengalaman belajar pun akan lebih sedikit, dibandingkan dengan dramatisasi. 5. Pengalaman wisata, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan siswa ke suatu objek yang ingin dipelajari. Melalui wisata, siswa dapat mengamati secara langsung, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang dikunjungi. Selanjutnya pengalaman yang diperoleh dicatat dan disusun dalam cerita/makalah secara sistematis. Isi catatan disesuaikan dengan tujuan kegiatan ini. 6. Pengalaman melalui pameran. Pameran adalah usaha untuk menunjukkan hasil karya. Melalui pameran siswa dapat mengamati hal-hal yang ingin dipelajari seperti karya seni baik seni tulis, seni pahat atau benda-benda bersejarah dan hasil teknologi modern dengan berbagai cara kerjanya. Pameran lebih abstrak sifatnya dibandingkan dengan wisata, sebab pengalaman yang diperoleh hanya terbatas pada kegiatan mengamati wujud benda itu sendiri. Namun demikian, untuk memperoleh wawasan, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pemandu dan membaca leaflet atau booklet yang disediakan penyelenggara. 7. Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab televisi merupakan perantara. Melalui televisi siswa dapat menyaksikan berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan program yang dirancang. 8. Pengalaman melalui gambar hidup dan film. Gambar hidup atau film merupakan ragkaian gambar mati yang diproyeksikan pada layar dengan kecepatan tertentu. Dengan mengamati film siswa dapat belajar sendiri, walaupun bahan belajarnya terbatas sesuai dengan naskah yang disusun. 9. Pengalaman melalui radio, tape recorder dan gambar. Pengalaman melalui media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan pengalaman melalui gambar hidup sebab hanya mengandalkan satu indra saja yaitu indra pendengaran atau penglihatan saja. 10. Pengalaman melalui lambang-lambang visual seperti grafik, gambar dan bagan. Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada siswa. Siswa lebih dapat memahami berbagai perkembangan atau struktur melalui bagan dan lambang visual lainnya. 11. Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya lebih abstrak. Sebab, siswa memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa baik lisan maupun tulisan. Kemungkinan terjadinya verbalisme sebagai akibat dari perolehan pengalaman melalui lambal verbal sangat besar. Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan bahasa verbal harus disertai dengan penggunaan media lain..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Dari gambar dan penjelasan tersebut, media film berada di posisi tengah pada gambar kerucut. Media film masuk dalam golongan pengalaman pictorial/gambar (iconic), yaitu menggantikan pengalaman nyata yang tidak dapat dihayati. Film mempunyai nilai tertentu, seperti dapat melengkapi pengalamanpengalaman dasar, memancing inspirasi baru, menarik perhatian, penyajian lebih baik karena mengandung nilai-nilai rekreasi, dapat memperlihatkan perlakuan objek yang sebenarnya, sebagai pelengkap catatan, menjelaskan hal-hal abstrak, mengatasi rintangan bahasa, dll.23. 10. Film dan Video Film atau gambar merupakan kumpulan gambar-gambar dalam frame. Dalam media ini, setiap frame diproyeksikan melalui; lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visualisasi yang kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersamasama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Film dan video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan media film dan video sebagai media belajar adalah sebagai berikut.24. 23. Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013, hlm 19. Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, hlm 64. 24.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. a.. b.. c.. d.. e. f.. Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, praktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar, dan bahkan dapat menunjukan objek secara normal yang tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat disaksikan secara berulang jika diperlakukan. Misalnya, langkah-langkah dan cara yang benar dalam berenang. Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sifat dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya, film kesehatan yang menyajikan proses berjangkitnya penyakit diare atau altor, dapat membuat siswa sadar terhadap pentingnya keberhasilan makanan dan lingkungan. Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan, film dan video seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas. Film dan video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan. Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya kembang, mulai dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu mekar. Sedangkan keterbatasan dalam menggunakan media film dan video sebagai. media belajar adalah sebagai berikut.25 a.. Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak b. Pada saat film dipertunjukan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut. c. Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri. Film merupakan media amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar.. 25. Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. 11. Keunggulan Film dan Video Sebagai suatu media, keunggulan-keunggulan film antara lain: a.. Semua anak cerdas maupun yang lamban dapat sama-sama memahami materi dari film atau video.. b.. Film atau video dapat menerangkan suatu proses dengan jelas.. c.. Film atau video dapat menyebar dengan cepat hingga seluruh dunia.. d.. Film atau video dapat menyajikan baik teori maupun praktek dari yang bersifat umum ke khusus atau sebaliknya. e.. Film atau video menarik perhatian anak.. f.. Film atau video lebih bersifat realistis.. g.. Film atau video dapat mengatasi keterbatasan daya indera kita (penglihatan).. h.. Film atau video dapat memotivasi kegiatan anak-anak.. i.. Dramatisasi yang terdapat di dalam film atau video dapat menggugah emosi pemirsa.. j.. Film atau video dapat digunakan untuk memberikan pengalaman yang sama atau common experience terhadap pemirsa yang berada pada tempat yang berbeda.. k.. Film atau video dapat memperluas wawasan pengetahuan pemirsa dengan menampilkan informasi dan pengetahuan baru dan pengalaman-pengalaman belajar yang sulit diperoleh secara langsung oleh pemirsa. l.. Film atau video mampu memotivasi minat belajar pemirsa melalui penyajian gambar dan informasi yang menarik. m. Penayangan gambar dan suara dalam menjelaskan objek dan peristiwa akan membuat minat dan motivasi belajar siswa meningkat.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. n.. Film atau video dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dari penggunanya.. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa film dapat menjadi denominator belajar yang umum, salah satunya yaitu film dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Film dirasa mampu untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa karena dalam penyajiannya film mengandung nilai-nilai rekreasi. Dari situlah maka siswa akan berantusias dalam mengikuti pembelajaran dan kondisi kelas pun menjadi kondusif. Selain dapat meningkatkan kemampuan pada aspek kognitif, film juga dapat meningkatkan aspek afektif dan psikomotorik, karena film dapat menggugah emosi para siswa.. 12. Keterbatasan Film dan Video Disamping memiliki kelebihan yang diperlukan dalam menayangkan informasi dan pengetahuan, media film dan video juga memiliki beberapa keterbatasan. Menurut Heinich dan kawan-kawan keterbatasan tersebut meliputi:26 a.. Kecepatan penayangan informasi dan pengetahuan secara konstan. b.. Kadang-kadang menimbulkan persepsi yang berbeda terhadap informasi dan pengetahuan yang ditayangkan. c.. Pengeluaran untuk biaya produksi sangat mahal Informasi yang ditayangkan melalui film atau video selalu berlangsung. dalam kecepatan yang tetap atau fixed pace. Beberapa bagian dari informasi dan. 26. Benny A. Pribadi, Media & Teknologi dalam Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2017, hlm 147..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. pengetahuan yang ditayangkan melalui media film atau video kadang terlalu cepat. Jika hal ini terjadi, maka pemirsa akan mengalami kesukaran untuk melihat kembali tayangan informasi dan pengetahuan yang ada dalam suatu program film atau video. Kelemahan-kelemahan di atas dapat diatasi karena media film atau video pada umumnya dilengkapi dengan fasilitas untuk memutar kembali bagian informasi dan pengetahuan yang perlu untuk dilihat. Fasilitas ini dikenal dengan istilah rewind. Fasilitas lain yang dimiliki oleh media film dan video adalah fast forward yaitu fasilitas yang dapat digunakan untuk mempercepat tayangan informasi dan pengetahuan yang terdapat pada perangkat pemutar film dan video. Perangkat pemutar film dan video pada umumnya juga dilengkapi dengan fasilitas freezing yaitu menghentikan gambar yang ditayangkan dalam program film atau video. Fasilitas ini memungkinkan pemirsa untuk mempelajari objek yang ditayangkan menjadi lebih jelas. Walaupun dapat digunakan sebagai sarana untuk menyamakan persepsi tentang suatu objek dan peristiwa, media film dan video juga dapat menimbulkan kesalahan penafsiran atau interpretasi terhadap isi informasi dan pengetahuan yang ditayangkan. Sebelum mengadakan atau memproduksi sebuah program film atau video, seorang produsen perlu mendesain terlebih dahulu informasi dan pengetahuan yang akan dikomunikasikan kepada pemirsa. Dengan fasilitas teknis yang dimiliki oleh media ini, produser program film atau video dapat memodifikasi informasi dan pengetahuan yang akan ditayangkan..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. Untuk dapat mengadakan dan memproduksi sebuah program film dan video diperlukan adanya dukungan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Media film atau video memerlukan biaya produksi yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya produksi ragam media lainnya. Produksi program video yang mahal diperuntukkan pada beberapa faktor, seperti: biaya pemain, kerabat kerja, sewa peralatan dan bahan baku produksi, transportasi dan akomodasi.. 13. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran a. Tujuan Media Pembelajaran Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran untuk: 1) Memudahkan proses belajar di kelas 2) Meningkatkan efisiensi proses belajar 3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar 4) Membantu konsentrasi siswa dalam proses belajar. b. Manfaat Media Pembelajaran Manfaat media pembelajaran baik secara umum maupun khusus sebagai alat bantu pembelajaran bagi pengajar dan pembelajar. Jadi manfaat media pembelajaran adalah: 1) Pembelajaran menjadi menarik dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. 2) Penyampaian materi lebih jelas maka membuat siswa lebih mudah memahami, sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran. 3) Metode pembelajaran menjadi bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan dan pengajar tidak kehabisan materi pembicaraan. 4) Siswa menjadi lebih aktif, karena tidak hanya mendengarkan, melainkan juga mengamati, melakukan, mendemostrasikan, dll.. 14. Pertimbangan Pemilihan Media Pertimbangan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan:27 a. Tujuan pengajaran, media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai. alat. hiburan,. atau. tidak. semata-mata. dimanfaatkan. untuk. mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebagai petunjuk, perumusan tujuan harus memiliki ketentuan sebagai berikut: 1) Berorientasi. pada. siswa. (leaner. oriented):. artinya. rumusan. tujuan. pembelajaran harus selalu berpatokan pada perilaku siswa, dan bukan perilaku guru. Dengan demikian, para pengembang media, tidak bertanya apa yang harus dilakukan dan dimiliki guru, setelah memanfaatkan media pembelajaran; akan tetapi bertanya: apa yang harus dilakukan dan kemampuan apa yang harus dimiliki siswa setelah berakhir pemanfaatan media pembelajaran.. 27. Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, Yogyakarta: KAUKABA DIPANTARA, 2013, hlm 6..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 2) Operational: artinya tujuan harus dirumuskan secara spesifik dan operasional sehingga mudah untuk mengukur tingkat keberhasilan. b. Bahan pelajaran, media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pelajaran. Contohnya untuk membelajarkan siswa memahami pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, maka guru perlu mempersiapkan semacam grafik yang mencerminkan pertumbuhan penduduk. c. Metode mengajar, media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahai materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa, bukan dipandang dari sudut kepentingan guru. d. Pribadi pengajar, media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya. Sering media yang kompleks terutama mediamedia mutakhir seperti media computer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan khusus dalam mengoperasikannya. e. Kondisi siswa; minat dan kemampuan pembelajar, siswa yang memiliki pendengaran yang kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian pula sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang, akan sulit menangkap bahan pembelajaran yang disajikan melalui media visual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam identifikasi karakteristik siswa sehubungan dengan perencanaan pengembangan media pembelajaran, yaitu:.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 1) Tingkat perkembangan psikologi siswa. Tingkat perkembangan siswa berhubungan dengan usia audiens (siswa) sebagai sasaran. Mengembangkan media pembelajaran untuk anak usia TK/SD berbeda dengan pengembangan media pembelajaran untuk siswa SMP, SMA atau untuk umum, baik dalam pengemasan materi, pemberian ilustrasi dan lain sebagainya 2) Kemampuan dasar siswa. Kemampuan dasar yang dimiliki siswa dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan “harus dari mana kita berangkat”. Disamping itu kemampuan dasar dapat dijadikan pedoman dalam menentukan entry behavior 3) Gaya belajar siswa. Gaya belajar yang dimiliki siswa dapat menentukan “bagaimana cara menuangkan ide/gagasan” dalam pengembangan media pembelajaran. Menurut Deporter gaya belajar siswa terdiri atas gaya belajar yang kinestetik, audio, dan visual 4) Kebiasaan siswa. Kebiasaan siswa perlu diidentifikasi khususnya apabila kita mengembangkan media pembelajaran yang bersifat masal, melalui penyiaran yang terpusat baik melalui siaran radio maupun televisi. Kebiasaan siswa yang harus diidentifikasi meliputi kebiasaan dalam penggunaan waktu, kebiasaan penggunaan media termasuk teknik penyajian yang paling digemari f. Situasi pengajaran yang sedang berlangsung dan tersedianya alat yang dibutuhkan, media yang digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisiensi. Media yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media yang sangat murah.

Gambar

Tabel 23  : Perbandingan Prestasi Belajar Sejarah Keadaan Awal, Siklus I,     dan Siklus II.............................................................................
Gambar I  : Kerucut Edgar Dale .................................................................
Gambar I: Kerucut Edgar Dale
Gambar II: Kerangka Berfikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Sistem yang dibuat dapat menghubungkan antara pengguna yang berada di Pusat Pendidikan Polisi militer (PUSDIKPOM) sebagai penyelenggara Sesarcab dan Client di

siswa lain sesuai dengan intruksi dari guru. Siswa yang mendapatkan lemparan. pertanyaan dari siswa lain

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Anisa Suciati Wardhani 2015 Universitas

Dengan dikeluarkannya surat pemberitahuan ini maka nama paket pekerjaan yang berlaku pada paket. pekerjaan yang dimaksud adalah dengan nama “ Pengawasan Pembangunan Penahan

(2005) yang menemukan bahwa konflik pekerjaan-keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai, artinya adanya konflik pekerjaan keluarga menjadikan kinerja

While the Grammar Translation Method only focused on linguistic structure and on written language and forced the students to translate the source language utterances into the

PHP adalah bahasa scripting yang menyatu dengan HTML dan dijalankan pada server side. Artinya semua sintak yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan pada server