• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan soal matematika topik Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat di kalangan siswa kelas X SMA Bentara Wacana Muntilan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan soal matematika topik Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat di kalangan siswa kelas X SMA Bentara Wacana Muntilan"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TOPIK PERTIDAKSAMAAN LINEAR DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DI KALANGAN SISWA KELAS X SMA BENTARA WACANA MUNTILAN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun oleh : Christina Putriningsih 161414023. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA TOPIK PERTIDAKSAMAAN LINEAR DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DI KALANGAN SISWA KELAS X SMA BENTARA WACANA MUNTILAN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun oleh : Christina Putriningsih 161414023. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13). “Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dicapai, yang ada hanya niat yang terlalu rendah untuk melangkah” (Bong Chandra). Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus yang selalu memberikan berkat dan penyertaan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 2. Orang tua penulis yang selalu mendukung dan mendoakan dari awal kuliah hingga penulis dapat menyelesaikan studi di jenjang perguruan tinggi ini.. iv.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Christina Putriningsih. 2020. Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Topik Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat di Kalangan Siswa Kelas X SMA Bentara Wacana Muntilan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui sejauh mana proses pembelajaran pada topik Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat Kelas X SMA Bentara Wacana Muntilan sudah mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, 2) mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi di kalangan siswa kelas X IPA dan X IPS SMA Bentara Wacana Muntilan pada materi Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Bentara Wacana Muntilan tahun ajaran 2019-2020 dengan jumlah 40 siswa. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan cara observasi, tes tertulis dan wawancara terhadap sejumlah siswa. Observasi dilakukan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan proses pembelajaran matematika mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Tes tertulis dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sedangkan wawancara dilakukan untuk mengklarifikasi jawaban siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) proses pembelajaran pada topik Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi sudah terlaksana sangat lengkap. Hasil analisis menunjukkan bahwa guru telah mengajukan 4 jenis pertanyaan dalam pembelajaran. 2) Hasil kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan soal topik Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat untuk kelas X IPA didapatkan presentase taksonomi bloom adalah 52,14% sedangkan untuk kelas X IPS adalah 23,48%. Secara keseluruhan rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi kelas X adalah 37,1% dan hasil pertingakatan rata-rata C4, C5 dan C6 adalah 41,08%; 32,67%; 38,00%. Berdasarkan hasil analisis pekerjaan siswa dan wawancara didapatkan profil rata-rata kemampuan kelompok bawah belum mampu untuk menyelesaikan soal yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, kelompok tengah mampu menyelesaikan soal hanya sampai pada tahap mengevaluasi (C5) dan kelompok atas dapat menyelesaikan soal sampai pada tahap mencipta (C6). Kata Kunci : Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Pertidaksamaan Linear, Pertidaksamaan Kuadrat, Presentase Bloom, Profil Kemampuan Siswa.. vii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. Christina Putriningsih. 2020. Analysis of High-Level Thinking Skills of Solving Mathematics Problems in Topics Linear Inequality and Quadratic Inequality among Grade X Students of Bentara Wacana Muntilan High School. Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Sciences and Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta. This study aimed to 1) determine the extent of the learning process on the topic of Linear Inequality and Quadratic Inequality grade X of Bentara Wacana Muntilan High School had developed high-level thinking skills, and 2) know the ability to think high-level among students of grade X of Natural Sciences and Social Sciences at Bentara Wacana High School Muntilan on the topic of Linear Inequality and Quadratic Inequality. This research used descriptive qualitative-quantitative research. The subjects of the research were grade X students of Bentara Wacana Muntilan High School in the academic year 2019-2020 with a total of 40 students. The data of this research were collected by observation, written tests, and interviews with some of the students. The observation was conducted to see the extent of the implementation of the mathematics learning process that developed higher-order thinking skills. The written tests were conducted to determine the level of students' skills to solve questions that developed higher-order thinking skills. While interviews were conducted to clarify students’ answers. The results of this research indicated that 1) the learning process on the topic of Linear Inequality and Quadratic Inequality in developing higher-level thinking skills had been implemented very completely. The analysis showed that the teacher had asked four types of questions in learning. 2) The results of higher-level thinking skills in solving the topic of Linear Inequality and Quadratic Inequality in grade X of Natural Sciences obtained taxonomic bloom percentage was 52.14%, while in grade X of Social Sciences was 23.48 %. Overall of higher-level thinking skills in grade X obtained was 37.1% and at the level of C4, C5, and C6 were 41.08%; 32.67%; 38.00%. Based on the results of the analysis of students’ works and interviews obtained the profile of the average ability of the lower group had not been able to solve problems that required higher-level thinking skills, the middle group was able to solve the problem only to the evaluation stage (C5), and the upper group could solve the problem to the stage of creating (C6). Keywords: Higher-Order Thinking Skills, Linear Inequality, Quadratic Inequality, Bloom Taxonomy, Students’ Abilities Profiles.. viii.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……………………...ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………...iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………...iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................ viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 C. Batasan Istilah .............................................................................................. 4 D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5 F.. Sistematika Penulisan................................................................................... 6. BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8 A. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi / High Order Thinking Skills ........... 8 B. Pembelajaran Mengembangkan Berpikir Tingkat Tinggi .......................... 11 C. Soal Berpikir Tingkat Tinggi ..................................................................... 15 D. Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat ................................ 16 E. Pembelajaran Pertidaksamaan Linear & Pertidaksamaan Kuadrat ............ 17 F.. Penelitian Sejenis ....................................................................................... 24. G.. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 26. BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 28 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 29 C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 29 D. Bentuk Data................................................................................................ 30 xi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 31 F.. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 32. G Keabsahan Data .......................................................................................... 35 H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 35 I.. Prosedur Pelaksanaan Penelitian secara Keseluruan.................................. 39. BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .................................... 41 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 41 B. Penyajian Data ........................................................................................... 42 C. Analisis Data .............................................................................................. 59 D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 83 E. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 88 A. Kesimpulan ................................................................................................ 88 B. Saran........................................................................................................... 89 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89 LAMPIRAN ......................................................................................................... 91. xii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Hal Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Observasi .............................................................. 33 Tabel 3. 2 Kisi-kisi soal ........................................................................................ 33 Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ........................................................... 34 Tabel 3. 4 Hasil Presentase Taksonomi Bloom .................................................... 38 Tabel 3. 5 Kategori Batas-Batas Kelompok .......................................................... 38 Tabel 3. 6 Hasil Analisis Kerja siswa dan Hasil Analisis Wawancara ................. 39 Tabel 4. 1 Pelaksanaan Pengumpulan Data .......................................................... 41 Tabel 4. 2 Hasil Observasi Pertemuan Pertama .................................................... 42 Tabel 4. 3 Hasil Observasi Pertemuan Kedua ....................................................... 43 Tabel 4. 4 Hasil Observasi Pertemuan Pertama .................................................... 45 Tabel 4. 5 Hasil Observasi Pertemuan Kedua ....................................................... 46 Tabel 4. 6 Nilai Siswa Kelas X IPA dan X IPS .................................................... 48 Tabel 4. 7 Subjek Wawancara ............................................................................... 49 Tabel 4. 8 Hasil Wawancara S33 .......................................................................... 50 Tabel 4. 9 Hasil Wawancara S35 .......................................................................... 50 Tabel 4. 10 Hasil Wawancara S13 ........................................................................ 51 Tabel 4. 11 Hasil Wawancara S22 ........................................................................ 52 Tabel 4. 12 Hasil Wawancara S15 ........................................................................ 54 Tabel 4. 13 Hasil Wawancara S30 ........................................................................ 55 Tabel 4. 14 Hasil Wawancara S21 ........................................................................ 57 Tabel 4. 15 Rangkuman Analisis Observasi Pembelajaran IPA ........................... 62 Tabel 4. 16 Rangkuman Analisis Observasi Pembelajaran IPS ............................ 64 Tabel 4. 17 Presentase Taksonomi Bloom Kelas IPA .......................................... 65 Tabel 4. 18 Presentase Taksonomi Bloom Kelas IPS ........................................... 66 Tabel 4. 19 Presentase Taksonomi Bloom Gabungan Kelas IPA & IPS .............. 67 Tabel 4. 20 Kriteria Pembagian Kelompok........................................................... 69 Tabel 4. 21 Kelompok Siswa Hasil Tes ................................................................ 69 Tabel 4. 22 Analisis Hasil Kerja Siswa Saat Tes Pembagian Kelompok ............. 71 Tabel 4. 23 Ringkasan Profil Pekerjaan Siswa ..................................................... 82. xiii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran. 1. Surat Ijin Penelitian ....................................................................... 92 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah ....... 94 3. Instrumen Observasi ...................................................................... 95 4. Kisi-Kisi Soal Tes .......................................................................... 96 5. Instrumen Tes Tertulis ................................................................. 104 6. Pedoman Penilaian....................................................................... 106 7. Instrumen Wawancara ................................................................. 115 8. Hasil Observasi ............................................................................ 119 9. Hasil Wawancara ......................................................................... 127 10. Validasi Pakar (Guru) Tes ......................................................... 155 11. Validasi Empirik ........................................................................ 158. xiv.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting. Saat ini pendidikan di Indonesia masih butuh penguatan dalam menggunakan standar HOTS (Higher Order Thinking Skills) sebagai salah satu standar internasional yang diakui oleh Indonesia. Menurut Laili (2020) mengatakan bahwa pemerintah menyadari Pendidikan di Indonesia masih butuh penguatan dalam penggunaan High Order Thinking Skill (HOTS) dan berupaya menaikkan jumlah soal HOTS dalam Ujian Nasional. Penggunaan standar HOTS bertujuan untuk mendorong daya berpikir kritis siswa. Melalui pengembangan pembelajaan dengan model berpikir tingkat tinggi atau HOTS mampu menghasilkan anak-anak untuk memiliki. kemampuan. berpikir. kritis,. ketrampilan. berkomunikasi,. berkolaborasi, berpikir kreatif, dan percaya diri. Kurikulum yang saat ini diterapkan oleh pemerintah juga menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kata kerja operasional yang menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di dalam Kompetensi Inti (KI) kurikulum 2013. Kata menganalisis dan mengevaluasi pada KI 3 menujukkan bahwa siswa dituntun untuk mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan melalui pemberian soal matematika yang berbasis pada kejadian nyata (kontekstual). Soal- soal 1.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. kontekstual akan melatih siswa untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis dalam menyelesaikan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari. Kontekstualisasi matematika akan membantu siswa untuk membangun kerangka masalah, mencermati, mengumpulkan data dan mengorganisasikan masalah, menyusun fakta, menganalisis data, dan menyusun argumentasi terkait pemecahan masalah, kemudian memecahkan masalah, baik secara individual maupun dalam kelompok. Rosnawati (2009) mengatakan bahwa, ketika. siswa berhasil. menyelesaikan masalah berarti mereka telah belajar aturan baru yang lebih kompleks dari aturan-aturan yang ada sebelumnya. Aturan-aturan yang lebih kompleks inilah yang mendorong siswa untuk berpikir pada tingkatan berpikir yang lebih tinggi (High Order Thinking Skills). Menurut Taksonomi Bloom ranah. kognitif. yang telah. memahami/mengerti. direvisi. (Understand),. yakni:. menerapkan. mengingat. (Remember),. (Apply),. menganalisis. (Analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (Create). Tiga level pertama mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3) merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah/ Lower Order Thinking Skills. Sedangkan tiga level berikutnya yakni menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan menciptakan (C6) merupakan ketrampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill). Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian terkait High Order Thinking Skills (HOTS) untuk berpartisipasi dalam pendidikan matematika menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi..

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Melalui penelitian ini peneliti ingin melihat keterlaksanaan proses pembelajarn yang seharusnya sudah mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi secara langsung di Sekolah Menengah Atas. Selain itu juga peneliti dapat menerapkan soal-soal tipe HOTS pada tingkat SMA. Penelitian dilakukan di SMA Bentara Wacana Muntilan kelas X IPA dan IPS. Subjek diambil kelas X karena menurut peneliti tingkat kemampuan berpikir siswa lebih beragam. Menurut Cholid (2013) siswa kelas X memiliki kemampuan yang beragam karena dipengaruhi dengan lingkungan dan asal sekolah sebelumnya yang beragam. Peneliti memilih SMA Bentara Wacana Muntilan karena merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang menerapkan kurikulum 2013 pada proses pembelajaran. Namun berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran mengatakan bahwa proses pembelajaran masih kurang atau belum siap dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Materi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah materi matematika pada semester ganjil yaitu Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat karena sesuai dengan materi ajar saat peneliti melakukan penelitian. Selain itu siswa SMA masih megalami kesulitan dalam menyelesaikan soal Pertidakssamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitria (2016) ditemukan bahwa siswa mengalami kesulitan menggunakan konsep pertidaksamaan dan mengalami kesalahan langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah pertidaksamaan linear. Hasil penelitian dari Arianti (2010) ditemukan juga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal pertidaksamaan kuadrat..

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Kesulitan itu antara lain menetukan nilai-nilai nol dari bentuk persamaan kuadrat dan memilih interval yang memenuhi pertidaksamaan kuadrat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: 1. Sejauh mana proses pembelajaran pada topik Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat Kelas X SMA Bentara Wacana Muntilan sudah mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi? 2. Bagaimana tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dikalangan siswa kelas X IPA dan X IPS SMA Bentara Wacana Muntilan pada materi Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat?. C. Batasan Istilah Beberapa penjelasan istilah yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Berpikir Tingkat Tinggi/ High Order Thinking Skills (HOTS) Berpikir Tingkat Tinggi/ High Order Thinking Skills (HOTS) merupakan kegiatan berpikir yang melibatkan level berpikir tinggi dari taksonomi Bloom yang meliputi kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi. 2. Materi Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat − Pertidaksamaan. Linear. Satu. Variabel. merupakan. bentuk. pertidaksamaan dengan memuat satu peubah (variabel) dengan pangkat tertingginya adalah satu..

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. − Pertidaksamaan. Linear. Dua. variabel. merupakan. bentuk. pertidaksamaan yang memuat dua peubah (variabel) dengan pangkat tertinggi variabel tersebut adalah satu. − Pertidaksamaan kuadrat merupakan bentuk pertidaksamaan yang memiliki satu peubah (variabel) dengan berpangkat dua.. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui sejauh mana proses pembelajaran pada topik Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat Kelas X SMA Bentara Wacana Muntilan sudah mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 2. Mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi dikalangan siswa kelas X IPA dan X IPS SMA Bentara Wacana Muntilan pada materi Pertidaksamaan Linear dan Kuadrat.. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk: 1. Bagi guru Memberikan informasi terkait kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi pada pelajaran matematika sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk evaluasi sistem pembelajaran matematika selanjutnya. 2. Bagi Siswa.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Menjadi referensi untuk dapat meningkatkan kemampuan diri tentang ketrampilan berpikir tingkat tinggi. 3. Bagi Peneliti Mengetahui kondisi di lapangan terkait keterlaksanaan berpikir tingkat tinggi siswa SMA dan menambah pengalaman serta pengetahuan dalam membuat soal yang sesuai dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi.. F. Sistematika Penulisan 1. Bab I Pendahuluan Pada bagian peneliti memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 2. Bab II Landasan Teori Pada bagian ini peneliti memaparkan tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi/. High. Order. Thinking. Skills. (HOTS),. pembelajaran. mengembangkan berpikir tingkat tinggi, soal berpikir tingkat tinggi, materi Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat, pembelajaran Pertidaksamaan Linear dan Kuadrat, penelitian sejenis, dan kerangka berpikir. 3. Bab III Metode Pembelajaran Pada bagian ini peneliti memaparkan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, bentuk data, metode.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, keabsahan data, teknik analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian secara keseluruhan. 4. Bab IV Pelaksanaan Penelitian, Tabulasi Data, Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini peneliti memaparkan tentang pelaksanaan pengumpulan data, penyajian data, analisis data, pembahasan. 5.. Bab V Kesimpulan dan Saran Pada bagian ini peneliti memaparkan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran..

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. A. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi / High Order Thinking Skills Kemampuan berpikir pada dasarnya mengacu pada ranah atau domain kognitif yang terdapat pada taksonomi Bloom. Ranah kognitif tersebut terdiri dari 6 aspek (Kuswana, 2012:31) yaitu: a.. Pengetahuan (Knowledge) mengutamakan pada ingatan atau daya ingat dari ide-ide materi, atau fakta dan telah dipelajari.. b.. Pemahaman (Comprehension) mengutamakan pemahaman yang terkandung di dalam materi tersebut.. c.. Penerapan (Application) mengutamakan penggunaan atau penerapan teori, prinsip, metode atau ringkasan berpikir pada konteks baru dan konteks yang belum pernah dialami.. d.. Analisis (Analyze), mengutamakan analisis prinsip-prinsip dan generalisasi yang relevan untuk diterapkan.. e.. Sintesis (Syntesis), mengutamakan penggabungan ulang bagianbagian dari pengalaman sebelumnya dan dilanjutkan dengan direkonstruksinya ke dalam suatu materi baru.. f.. Evaluasi (Evaluation), mengutamakan kemampuan menilai dan memeriksa berdasarkan penerapan kriteria. Taksonomi Bloom ranah kognitif di atas kemudian direvisi sesuai. dengan kemajuan jaman oleh Anderson dan Krathwohl. Hasil revisi tersebut dipublikasikan pada tahun 2001. Revisi Taksonomi Bloom. 8.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. (Rukmini, 2008) diarahkan untuk lebih melihat ke depan (ahead of time) dan merespon tuntutan pendidikan, termasuk bagaimana anak-anak dapat berkembang serta belajar, selain itu juga untuk menyiapkan bahan ajar bagi guru. Taksonomi yang telah direvisi ini, mengubah keenam kategori ranah kognitif yang lama berupa kata benda menjadi kata kerja. Secara khusus berfokus pada bagaimana domain kognitif lebih hidup dan aplikatif. Praktik pembelajaran yang diharapkan dapat membantu pendidik dalam mengolah dan merumuskan tujuan pembelajaran dan strategi penilaian yang efisien. Sehingga Taksonomi Bloom revisi dalam Julia (2017: 362) pada ranah kognitif terdiri dari enam yaitu: kemampuan mengingat (Remember/C1),. memahami. (Understand/C2),. dan. menerapkan. (Apply/C3), kemampuan menganalisis (Analize/C4), mengevaluasi (Evaluate/C5) dan menciptakan (Create/C6). Ranah kognitif tersebut dibagi menjadi 2 bagian yaitu kemampuan berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking Skils/LOTS) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS). Kemampuan mengingat (Remember/C1), memahami (Understand/C2), dan menerapkan (Apply/C3) masuk dalam kategori kemampuan berpikir tingkat rendah. Sedangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi kemampuan menganalisis (Analize/C4), mengevaluasi (Evaluate/C5) dan menciptakan (Create/C6). Tujuan utama berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi adalah meningkatkan kemampuan berpikir siswa secara kritis dalam menerima.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. berbagai jenis informasi dan berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki. Indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa sesuai oleh Kratwohl tahun 2002 meliputi (Purbaningrum, 2017): a. Menganalisis (C4) Indikator pencapaian pada tahap menganalisis antara lain adalah sebagai berikut: 1) Siswa. mampu. menemukan. informasi. yang. masuk. dan. mengelompokkan atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau suatu hubungan. 2) Siswa mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah konteks. b. Mengevaluasi (C5) Indikator pencapaian pada tahap mengevaluasi antara lain adalah: 1) Siswa mampu memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi dengan menggunakan langkah yang tepat atau standar yang ada untuk memastikan suatu kebenaran. 2) Siswa mampu membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian 3) Siswa mampu membenarkan atau mengkritik suatu pertanyaan atau pernyataan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. c. Mencipta (C6) Indikator pencapaian pada tahap mencipta antara lain adalah: 1)Siswa mampu membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu yang terjadi. 2)Siswa mampu menyusun suatu cara untuk menyelesaikan masalah 3)Siswa mampu mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Berdasarkan uraian diatas peneliti akan mengukur tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa berdasarkan ranah kognitif yang meliputi kemampuan menganalisis (Analize/C4), mengevaluasi (Evaluate/C5) dan menciptakan (Create/C6) sesuai dengan indikator pencapaian. Sedangkan untuk mengingat (Remember/C1), memahami (Understand/C2), dan menerapkan (Apply/C3) peneliti menganggap bahwa siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi maka sudah melampaui kemampuan berpikir tingkat rendah.. B. Pembelajaran Mengembangkan Berpikir Tingkat Tinggi Salah. satu tujuan pembelajaran matematika. adalah. melatih. kemampuan siswa untuk berpikir. Strategi pembelajaran yang efektif akan membantu siswa menuju kemampuannya untuk berfikir tingkat tinggi. Selain guru memberikan pertanyaan–pertanyaan yang menantang, maka perlu strategi untuk mengembangkan HOTS, berikut ini adalah beberapa strategi menurut King (Arini Ulfah Hidayat, 2017):.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. a. Pembelajaran. yang. memberikan. kesempatan. pengulangan,. mendeskripsikan, organisasi, dan metakognisi. b. Pembelajaran yang secara khusus berpusat kepada siswa. c. Presentasi disesuaikan antara proses menggali pengetahuan dan praktek dalam pembelajaran. d. Guru atau siswa menghasilkan pertanyaan, masalah baru, dan pendekatan baru serta memperoleh jawaban yang belum dipelajari sebelumnya. e. Pemberian. umpan. balik. secara. langsung,. spesifik,. dan. menginformasikan kemajuan siswa. f. Pembelajaran menggunakan diskusi kelompok kecil, tutor teman sebaya, dan pembelajaran kooperatif. g. Aktivitas. dalam. pembelajaran. melibatkan. tugas-tugas. yang. menantang keingintahuan siswa. Kemendikbud (2019:44) mengemukakan bahwa pembelajaran yang mengembangkan pada ketrampilan berpikir tingkat tinggi salah satunya adalah peran guru tidak banyak menerangkan. Guru baiknya banyak melakukan stimulasi pertanyaan untuk. membantu memunculkan. pemikiran asli dari siswa, pertanyaan-pertanyaan tersebut mencakup: 1. Pertanyaan untuk memusatkan perhatian atau analisis. 2. Pertanyaan untuk mendorong siswa berpikir menemukan alasan atau dapat memberikan pendapatnya..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 3. Pertanyaan untuk menjelaskan suatu konsep dengan merumuskan definisi yang jelas lewat membandingkan, menghubungkan, dan mencari perbedaan atas konsep-konsep yang ada atau yang pernah dipelajari. 4. Pertanyaan untuk mendorong munculnya gagasan-gagasan yang kreatif. 5. Pertanyaan untuk mendorong siswa mencari data dan fakta pendukung serta bukti-bukti untuk mengambil keputusan. 6. Pertanyaan untuk mendorong siswa mengembangkan pikiran lebih jauh dan lebih mendalam, dengan mencoba mengaplikasikan sesuatu informasi pada berbagai kasus dan kondisi yang berbeda-beda. 7. Pertanyaan untuk mengembangkan kemampuan mengaplikasikan aturan atau teori yang lebih umum pada kasus yang tengah dikaji. Kemendikbud (2019:45) Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis pertanyaan untuk melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pertanyaan tersebut adalah: 1) Pertanyaan Inferensial Pertanyaan yang dapat dijawab setelah siswa melakukan pengamatan maupun pengkajian atas bahan yang diberikan oleh guru. Bahan informasi tersebut bisa berupa soal, gambar, tulisan singkat. Pertanyaan ini bertujuan mengungkap apa yang dilihat atau didapati dan apa yang.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. dipahami oleh siswa setelah mengamati atau memperoleh informasi yang disampaikan oleh guru. 2) Pertanyaan Interpretasi Pertanyaan interpretasi diajukan pada siswa berkaitan dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak ada dalam bahan yang disajikan oleh guru, dan siswa harus mampu memberikan makna. Pertanyaan ini bertujuan agar para siswa dapat memberikan makna suatu konsekuensi dari suatu gejala atau menjelaskan sebab akibat yang ada. 3) Pertanyaan Transfer Apabila dua macam pertanyaan sebelumnya merupakan upaya untuk mendalami masalah atau hakekat sesuatu sedangkan pertanyaan transfer merupakan upaya untuk memeperluas wawasan atau bersifat horizontal atau mengaplikasikan ilmu pada kasus lain. 4) Pertanyaan Hipotetik Pertanyaan hipotetik dikenal juga sebagai pertanyaan tentang hipotesis, generalisasi, dan kesimpulan. Pertanyaan hipotesis bertujuan untuk mendorong siswa melakukan prediksi atau dugaan dari sesuatu permasalahan yang dihadapi dan atau mengambil kesimpulan untuk generalisasi. Hipotesis dan kesimpulan ini merupakan hasil pemahaman permasalahan ditambah data atau informasi yang telah dimiliki. Keterlaksanaan proses pembelajaran yang mengembangkan siswa untuk berpikir tingkat tinggi dapat dilihat dari pertanyaan guru diberikan kepada siswa. Melalui pertanyaan-pertanyaan dalam pembelajaran.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. tersebut siswa akan terbiasa untuk berpikir tingkat tinggi. Peneliti akan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru untuk keperluan bab berikutnya yaitu untuk melihat sejauh mana proses pembelajaran mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir tingkat tinggi.. C. Soal Berpikir Tingkat Tinggi Memberikan soal-soal yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi membantu dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir siswa. Penyusunan soal tersebut dibutuhkan pengusaan materi ajar, ketrampilan dalam menulis soal dan kreativitas pembuat soal agar dapat memilih stimulus yang tepat. Adapun langkah-langkah penyusunan soal tersebut sebagaimana tercantum pada Buku Panduan Penilaian HOTS (Kemendikbud, 2018:17-18) sebagai berikut: 1) Menganalisis Kompetensi Dasar untuk dibuat soal-soal yang dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi 2) Menyusun kisi-kisi soal Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam: a. Memilih materi pokok yang terkait dengan Kompetensi Dasar. b. Merumuskan indikator soal. c. Menentukan level kognitif. d. Menentukan bentuk soal dan nomor soal..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 3) Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong siswa untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh siswa. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong siswa untuk membaca. 4) Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal Kaidah penulisan butir soal yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi sedikit berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. 5) Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban Setiap butir soal yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian.. D. Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat a. Pengertian Pertidaksamaan Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan dua hal dihubungkan dengan tanda ketidaksamaan. Ada lima tanda ketidaksamaan yaitu: “<” dibaca “kurang dari” “ >” dibaca “lebih dari”.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. “≤” dibaca “kurang dari atau sama dengan” “≥” dibaca “lebih dari atau sama dengan” “≠” dibaca “ tidak sama dengan” b. Penyelesaian dan Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan seperti x + 2 > 5, belum dapat ditentukan benar atau salahnya. Variabel pada pertidaksamaan diganti oleh nilai tertentu yang menjadikan pertidaksamaan bernilai benar. Nilai yang menjadikan pertidaksamaan bernilai benar disebut penyelesaian pertidaksamaan. Himpunan semua penyelesaian pertidaksamaan disebut himpunan penyelesasian (HP) yang harus merupakan bagian dari semesta (S). c. Pertidaksamaan Linear Satu variabel Pertidaksamaan linear satu variabel merupakan bentuk pertidaksamaan yang memuat satu peubah (variabel) dengan pangkat tertingginya adalah satu. Bentuk dari pertidaksamaan ini adalah 𝑎𝑥 + 𝑏 > 0, 𝑎𝑥 + 𝑏 < 0, 𝑎𝑥 + 𝑏 ≥ 0, 𝑎𝑥 + 𝑏 ≤ 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑥 + 𝑏 ≠ 0, 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 0.. Contoh: 1) 2x + 5 < 10 merupakan pertidaksamaan linear, karena 2x + 5 < 10 ⇔ 2𝑥 − 5 < 0 Benuk terakhir memenuhi bentuk pertidaksamaan linear. dan. 2) 2𝑥 + 5 > 2𝑥 + 3 bukan pertidaksamaan linear, karena 2𝑥 − 2𝑥 + 5 > 3 ⇔ 5 > 3 merupakan bentuk ketidaksamaan..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 3) 𝑥 2 − 2 > 3 bukan pertidaksamaan linear, karena 𝑥 2 − 2 > 3 ⇔ 𝑥 2 − 5 > 0merupakan. bentuk. pertidaksamaan. kuadrat. d. Pertidaksamaan Linear Dua variabel dan Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Dua variabel merupakan merupakan bentuk pertidaksamaan yang memuat dua peubah (variabel) dengan pangkat tertinggi variabel tersebut adalah satu. Bentuk dari pertidaksamaan linear dua variabel dapat dituliskan sebagai berikut: 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 > 𝑐, 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 < 𝑐, 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 ≥ 𝑐, 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 ≤ 𝑐. Penyelesaian dari suatu pertidaksamaan linear dua variabel berupa pasangan terurut yang memenuhi pertidaksamaan linear dua variabel. Semua penyelesaian dari pertidaksamaan linear dua variabel disatukan dalam suatu himpunan penyelesaian. Himpunan penyelesaian dari suatu pertidaksamaan linear dua variabel biasanya disajikan dalam bentuk grafik pada bidang koordinat cartesius. Langkah-langkah. menentukan. daerah. penyelesaian. dari. pertidaksamaan linear dua variabel: 1) Ubahlah tanda ketidaksamaan dari pertidaksamaan menjadi tanda sama dengan (=) sehingga akan memperoleh persamaan linear dua variabel. 2) Tentukan titik potong koordinat cartesisu dari persamaan linear dua variabel dengan kedua sumbu. ✓ Titik potong dengan sumbu x, jika y = 0 diapit titik (𝑥, 0).

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. ✓ Titik potong dengan sumbu y, jika x=0 diapit titik (0, 𝑦) 3) Gambarkan grafiknya berupa garis yang menghubungkan titik (𝑥, 0) dengan titik (0, 𝑦). 4) Gunakan sebuah titik uji untuk menguji daerah penyelesaian pertidaksamaan. 5) Berikanlah arsiran pada daerah yang memnuhi himpunan penyelesaian pertidaksamaan. Contoh penyelesaian pertidaksamaan linear dua variabel: Gambarlah daerah himpunan penyelesaian dari 3𝑥 + 4𝑦 ≤ 12. Jawaban : 3𝑥 + 4𝑦 = 12 Titik potong dengan sumbu x, 𝑦 = 0 3𝑥 + 4(0) = 12 y. 3𝑥 = 12 𝑥 = 4 , (4,0). 3. (0,3). Titik potong sumbu y, 𝑥 = 0 3(0) + 4𝑦 = 12. (4,0) 4. x. 4𝑦 = 12 𝑦 = 3 , (0,3) Ambil titik uji (0,0) untuk mendapatkan daerah penyelesaian dari pertidaskamaan 3𝑥 + 4𝑦 ≤ 12 diperoleh 3(0) + 4(0) ≤ 12 (Benar) Dengan demikian titik (0,0) memenuhi pertidaksamaan 3𝑥 + 4𝑦 ≤ 12..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Himpunan penyelesauan pertidaskamaan adalah daerah di bawah garis batas (yang diarsir). y 3. (0,3). (4,0) 4. x. e. Pertidaksamaan Kudrat dan Penyelesaiannya Pertidaksamaan kuadrat merupakan bentuk pertidaksamaan yang memiliki satu peubah (variabel) dengan berpangkat dua. Bentuk umum dari pertidaksamaan ini adalah 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 > 0, 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 < 0, 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 ≥ 0, 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 ≤ 0, 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 ≠ 0 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 0. Langkah-langkah penyelesaian pertidaksamaan kuadrat: 1) Ubah pertidaksamaan kuadrat ke dalam bentuk persamaan kuadrat. 2) Tentukan nilai pembuat nol atau akar-akar persamaan kuadrat yang bersesuaian sebagai batas-batas penyelesaian. 3) Tuliskan nilai pembuat nol yang diperoleh pada garis bilangan 4) Substitusikan sembarang bilangan pada pertidaksamaan untuk menentukan tanda interval pada masing-masing bagian interval pada garis bilangan..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 5) Interval yang memiliki tanda yang sesuai dengan tanda pertidaksamaan merupakan himpunan penyelesaian yang dicari. Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat ada beberapa bentuk khusus dari suatu bentuk kuadrat. Ada 2 macam bentuk khusus dari suatu bentuk kuadrat, yaitu : 1. Definit Positif Yaitu bentuk kuadrat 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 > 0 berlaku semua 𝑥 ∈ 𝑅. Bentuk 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 disebut definit positif jika 𝑎 > 0 dan 𝐷 > 0. Contoh soal : Carilah himpunan penyelesaian dari 𝑥 2 + 𝑥 − 6 < 0! Jawab : 𝑥2 + 𝑥 − 6 < 0 𝑥2 + 𝑥 − 6 = 0 (𝑥 + 3)(𝑥 − 2) = 0 𝑥 = −3atau 𝑥 = 2 Nilai Uji 𝑥 = −4 𝑥=0 𝑥=3. Nilai 𝑥 2 + 𝑥 − 6 < 0 6 -6 6. Tanda Interval (+) atau > 0 (-) atau < 0 (+) atau > 0. Diperoleh garis bilangan sebagai berikut : +. − −3. + 2. 𝑥2 + 𝑥 − 6 < 0 𝑥. Jadi himpunan penyelesaiannya adalah HP= {𝑥 |−3 < 𝑥 < 2}. 2. Definit Negatif.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. Yaitu bentuk kuadrat 𝑎𝑥 + 𝑏𝑥 + 𝑐 < 0 berlaku semua 𝑥 ∈ 𝑅. Bentuk 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 disebut definit negatif jika 𝑎 < 0 dan 𝐷 > 0. Contoh soal: Carilah himpunan penyelesaian dari −3𝑥 2 + 5𝑥 + 2 ≤ 0! Jawab : −3𝑥 2 + 5𝑥 + 2 ≤ 0 −3𝑥 2 + 5𝑥 + 2 = 0 (3𝑥 + 1)(−𝑥 + 2) = 0 1. 𝑥 = − atau 𝑥 = 2 3. Nilai −3𝑥 2 + 5𝑥 + 2 -10 2 -40. Nilai Uji 𝑥 = −3 𝑥=0 𝑥=3. Tanda Interval (-) atau < 0 (+) atau > 0 (-) atau < 0. Diperoleh garis bilangan sebagai berikut : −. +. −. Jadi. −. 1 3. himpunan. (3𝑥 + 1)(−𝑥 + 2). 2. penyelesaiannya. 𝑥 adalah. HP. =. 1. {𝑥|𝑥 ≤ − 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ≥ 2}. 3. E. Pembelajaran Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat Proses pembelajaran di sekolah didasarkan pada kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator dalam setiap bab pelajaran. Kompetensi Inti 2013 yang sekarang digunakan terdiri dari KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4. Rumusan pada setiap kompetensi inti sebagai berikut :.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. 1. Kompetensi Inti pertama (KI-1) berisi tentang sikap spiritual dengan menghayati dan mengamalkan ajarab agama yang dianut. 2. Kompetensi Inti kedua (KI-2) berisi tentang sikap sosial. Menekankan pada perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, responsif. 3. Kompetensi Inti Ketiga (KI-3) berisi tentang pengetahuan. Menekankan pada. kemampuan. memahami,. menrapkan,. menganalisis,. dan. mengevaluasi. 4. Kompetensi. Inti. Keempat. (KI-4) berisi. tentang ketrampilan.. Menekankan pada kemampuan mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak. Kompetensi Dasar (KD) dirumuskan untik mencapai kompetensi inti. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4 untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pada proses pembelajaran Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat secara langsung menggunakan KD 3.3 dan KD 4.4. Isi dari Kompetensi Dasar 3.3 (KD 3.3) adalah mendeskripsikan konsep bentuk linear dan kuadrat dan mampu menerapkan berbagai strategi yang efektif untuk menentukan himpunan penyelesaiannya. Sedangkan isi dari Kompetensi Dasar 4.4 (KD 4.4) adalah menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan pertidaksamaan linear dua variabel. Indikator merupakan ukuran, karateristik, ciri-ciri, proses yang menggambarkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator untuk.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. ketercapaian KD 3.3 antara lain siswa mampu menetukan penyelesaian pertidaksmaan linear dan kuadrat dan mampu menentukan penyelesaian system pertidaksamaan linear dua variabel. Sedangkan indicator untuk ketercapaian KD 4.4 adalah menggambarkan grafik dari pertidaksamaan linear dan kuadrat dan mampu menggambarkan grafik yang berkaitan dengan sistem pertidaksamaan dua variabel.. F. Penelitian Sejenis Penelitian relevan yang pertama adalah penelitian Wicasari (2016). berjudul. “Analisis. Kemampuan. Berpikir. Siswa. Dalam. Menyelesaikan Permasalahan Matematika yang Berorientasi pada HOTS.” Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan mengacu pada tahapan taksonomi Bloom. Jenis penelitian ini adalah deskripsi kualitatif dengan melakukan analisis kualitatif terhadap hasil pekerjaaan siswa. Hasil dari analisis kebanyakan dari siswa belum ada yang mampu mencapai tahapan creating. Sebagian besar siswa hanya mencapai pada tahap analyzing dengan kriteria capaian seperti yang dijelaskan dalam taksonomi Bloom. Sebagian kecil siswa, sudah mencapai proses evaluating. Penelitian relevan kedua adalah penelitian dari Prasetyani (2016) yang berjudul “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas XI dalam Pembelajaran Trigonometri Berbasisi Masalah di SMA Negeri 18 Palembang.” Tujuan dari penelitian tersebut ialah mendeskripsikan.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada pebelajaran matematika berbasis masalah. Jenis penelitian ini deskriptif dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 18 Palembang yang berjumlah 30 orang. Hasil penelitian siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat baik adalah sebesar 16,667%. Selanjutnya, 26,667% memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan kategori baik; 30,000% memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi terkategori cukup; 26,667% memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi terkategori kurang; dan tidak ada yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan kategori sangat kurang. Indikator menganalisis memiliki persentase kemunculan tertinggi yaitu sebesar 72,500%. Kemudian, kemunculan pada indikator mengevaluasi adalah sebesar 70,000%, dan indikator dengan persentase kemunculan terendah adalah mengkreasi yaitu sebesar 35,417%. Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian dari dari Herawati (2019) yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpiki Tingkat Tinggi Siswa Kels VII C SMP Negeri 1 Yogyakarta Tahun AJaran 2018.2019 pada Materi Himpunan.” Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui. kemampuan. berpikir. tingkat. tinggi. siswa. dalam. menyelesaikan soal tipe HOTS. Penelitian menggunakan metode deskriptif, jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian. tersebut. menunjukkan. presentase. taksonomi. Bloom.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. pertingkatan dengan rata-rata tingkatan Bloom C4, C5, C6 berturut-turut adalah 58.42%,64.89%,52%.. G. Kerangka Berpikir Kemampuan berpikir siswa pada dasarnya mengacu pada ranah atau domain kognitif yang terdapat pada taksonomi Bloom. Kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl dimana hasil revisi tersebut membagi kemampuan berpikir menjadi dua yaitu kemampuan berpikir tingkat rendah (LOT) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Berdasarkan kurikulum 2013 yang saat ini ditetapkan pemerintah, siswa dituntut untuk dapat mengembangkan berpikir tingkat tingginya. Kemampuan berpikir tingkat tinggi/ High Order Thinking Skills merujuk pada aktivitas menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Namun pada kenyataannya masih ada siswa yang belum mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti ingin melihat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA Bentara Wacana pada topik Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi di kalangan siwa SMA. Peneliti memulai dengan melakukan observasi pembelajaran di kelas topik Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat. Kemudian peneliti akan memberikan 6 soal sesuai dengan kategori kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mencakup kemampuan.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mengkreasi (C6). Setelah siswa menyelsaikan soal yang diberikan peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa berdasarkan kategori penilaian yang diperoleh siswa. Peneliti kemudian melakukan analisis dari hasil observasi pembelajaran dan hasil jawaban siswa.. Masalah. Kurikulum 2013 yang digunakan menuntut siswa untuk dapat berpikir tingkat tinggi. Namun masih banyak siswa yang belum dapat mencapai kemampuan tersebut.. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi.. Tahap Analisis. Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir Penelitian.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif KualitatifKuantitatif. Menurut Siswono (2019: 45), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kejadian atau peristiwa saat. ini.. Prosesnya. terdapat. upaya. mendeskripsikan,. mencatat,. menganalisis, dan menginterpretasikan kejadian-kejadian yang sekarang ini ada atau terjadi. Penelitian ini menggunakan dengan pendekatan penelitian kuantitatif non-eksperimen dan kualitatif. Penelitian kuantitatif non-eksperimen yaitu pendekatan penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala secara kuantitatif atau memakai statistik (Siswono, 2019:70). Sedangkan penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi tertentu dengan mendeskripsikan yang dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data (Satori, 2009: 25). Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi berdasarkan perhitungan nilai tes tertulis. Sedangkan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan sejauh mana proses pembelajaran Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Selain itu juga untuk menggambarkan tingkat. 28.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam menyelesaikan soal Pertidaksamaan Linear dan Peridaksamaan Kuadrat.. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Bentara Wacana Muntilan. 2. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanan penelitian dimulai bulan Oktober 2019 sampai Mei 2020. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas X IPA dan IPS tahun ajaran 2019/2020 SMA Bentara Wacana Muntilan yang berjumlah 40 siswa. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X IPA dan IPS SMA Bentara Wacana Muntilan tahun ajaran 2019/2020 yang diukur melalui soal-soal yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. D. Bentuk Data Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Data Proses Pembelajaran Topik Pertidaksamaan Linear-Peridaksamaan Kuadrat di Kelas X Data. keterlaksanaan. proses. pembelajaran. kemampuan. mengembangkan berpikir tingkat tinggi adalah berupa data hasil observasi dalam pembelajaran. Jenis data yang digunakan dalam tahap ini adalah data kualitatif. Menurut Siswono (2019: 119) data kualitatif adalah data verbal berupa kata-kata atau kalimat-kalimat yang menggambarkan suatu informasi 2. Data Tentang Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi di Kalangan Siswa Data tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi berupa jawaban siswa dari soal tes yang diberikan. Data berupa nilai hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Jenis data yang digunakan dalam tahap ini adalah data kuantitatif. Menurut Siswono (2019: 119) data kuantitatif adalah data berbentuk numerik atau dikuantifikasikan. Selain itu data tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi berupa hasil wawancara dengan beberapa siswa. Data ini digunakan untuk mendukung hasil jawaban siswa..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Pengamatan (Observasi) Menurut Siswono (2019: 105) pengamatan atau observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama situasi penelitian berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. Jenis observasi yang digunakan peneliti adalah observasi terbuka. Observasi dilakukan saat. guru. mengajarkan. materi. Pertidaksamaan. Linear. dan. Pertidaksamaan Kuadrat. Observasi ini untuk mendeskripsikan kegiatan guru maupun siswa saat proses pembelajaran. Tujuan dilakukannya. observasi. adalah. untuk. melihat. sejauh. mana. keterlaksanaan proses pembelajaran matematika yang mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi tersebut 2. Tes Tertulis Menurut Siswono (2019: 105) tes merupakan salah satu metode untuk mengukur tingkat kinerja individu. Tes yang diberikan pada penelitian ini berbentuk soal uraian atau essay. Soal-soal tes tersebut memuat kemampuan berpikir tingkat tinggi yang memenuhi aspek menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan menciptakan (C6). Jenis tes tertulis yang diberikan adalah tes uraian. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Jumlah soal tes yang diberikan adalah 6 soal uraian..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 3. Wawancara Wawancara merupakan cara pengambilan data penelitian dengan bertatap muka secara langsung dengan responden yang diteliti (Noor, 2011). Wawancara dilakukan setelah tes tertulis dilaksanakan untuk mengkonfirmasi jawaban siswa yang telah dikerjakan sebelumnya. Selain itu wawancara dilakukan untuk mengklarifikasi jawaban dan melihat keselarasan dengan analisis pekerjaan siswa. Wawancara dilakukan kepada beberapa siswa yenag telah dipilih acak berdasarkan kategori kelompok yang telah disusun peneliti.. F. Instrumen Pengumpulan Data Berdasarkan teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah pedoman observasi, pedoman tes tertulis dan pedoman wawancara. 1. Lembar Observasi Menurut Lestari (2015: 172) lembar observasi adalah instrumen non tes yang berupa kerangka kerja kegiatan penellitian yang dikembangkan dalam bentuk skala nilai atau berupa catatan temuan hasil penelitian Pedoman. observasi. memuat. indikator. pembelajaran. yang. mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Kemudian hasil dari observasi tersebut akan dianalisis untuk keterlaksanaan proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kisi-kisi yang digunakan dalam observasi sebagai berikut:.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Observasi Variabel penelitian Pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pertanyaan Guru. Objek Pengamatan 1. Pertanyaan Inferensial 2. Pertanyaan Interpretasi 3. Pertanyaan Transfet 4. Pertanyaan Hipotetik. Strategi Pembelajaran. Untuk instrumen observasi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. (Lampiran 2) 2. Soal Tes Tertulis Menurut Lestari (2015: 164) tes tertulis digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian, biasanya berupa sejumlah pertanyaan atau soal yang diberikan untuk dijawab oleh subjek. Soal tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam menjawab soal-soal tipe tingkat tinggi. Bentuk soal yang digunakan pada penelitian ini adalah soal uraian yang terdiri dari 6 butir soal. Kisi-kisi soal yang akan diberikan sebagai berikut: Tabel 3. 2 Kisi-kisi soal No Soal 1.. Indikator. Dimensi. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan pertidaksamaan linear.. C4. 2.. Menentukan koefisien dari x pada suatu pertidakasamaan.. C5. 3.. Menentukan daerah penyelesaiaan dan menggambarkan grafik dari soal cerita. C6. 4.. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkiatan dengan pertidaksamaan kuadrat. C4. 5.. Menentukan pernyataan yang benar berdasarkan konsep pertidaksamaan dua variabel. C5. 6.. Diketahui grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear, siswa dapat menentukan sistem pertidaksamaan grafik tersebut.. C6. Untuk instrumen tes secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. (Lampiran 3).

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. 3. Pedoman wawancara Pedoman wawancara yang dilakukan peneliti merupakan wawancara terstruktur dengan peneliti bisa mengembangkan pertanyaan dari jawaban siswa. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendukung hasil jawaban tes siswa yang telah dikerjakan sebelumnya. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti sebagai berikut: Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara No 1. Pertanyaan Pelacak Kemampuan siswa menganalisis permasalahan ke dalam, bentuk dan pola/ kemampuan menganalisis soal (C4). a. b. c.. d.. e. 2. Kemampuan siswa menilai a. permasalahan yang diberikan (C5) b. c.. d.. 3. Kemampuan siswa menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk atau pola/ kemampuan menciptakan (C6). a. b. c.. d.. Pertanyaan Apa yang diketahui dan ditanya pada soal tersebut? Apa langkah pertama untuk menyelesaikan soal tersebut? Bagaimana model pertidaksamaan yang kamu dapatkan dari soal tersebut? Jelaskan! Apa yang dilakukan selanjutnya setelah menentukan model pertidaksamaannya? Bagaimana kesimpulan yang didapatkan? Apa yang diketahui dan ditanya pada soal tersebut? Apa langkah pertama untuk menyelesaikan soal tersebut? Apa artinya jika interval penyelesaian x yang diberikan lebih besar dari tanpa sama dengan? Mengapa kesimpulan ini bisa didapatkan?. Apa yang diketahui dan ditanya pada soal tersebut? Bagaiamana cara menentukan daerah penyelesaian? Apa saja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut? Bagaimana kesimpulan yang didapatkan?. Untuk instrumen wawancara secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. (Lampiran 6).

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. G. Keabsahan Data Instrumen-instrumen yang digunakan sebelum diterapkan pada subjek harus memenuhi syarat valid dan reliabel. Cara menentukan validasi instrumen dengan cara berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran matematika SMA Bentara Wacana Muntilan. Instrumeninstrumen divalidasi oleh dosen pembimbing lewat langkah-langkah dengan memperhatikan tujuan pengukuran, dan kisi-kisi tes yaitu kesesuaian bentuk soal dengan indikator-indikator yang diharapkan dan rubrik skor yang dibuat.. H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data meliputi analisis hasil observasi pembelajaran, analisis hasil pekerjaan siswa dan analisis wawancara. Berikut adalah teknik analisis dari data yang diperoleh: 1. Analisis Data Hasil Observasi Pembelajaran Data hasil observasi dianalisis dengan cara trankripsi data. Semua data diambil dari hasil Instrumen Observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Analisis data akan dideskripsikan berdasarkan jenis-jenis pertanyaan yang diajukan guru pada setiap pertemuan di kelas IPA dan di kelas IPS. Peneliti memberikan perbedaan agar peneliti dapat menyimpulkan. sejauh. mana. proses. pembelajaran. sudah. mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Perbedaan hasil analisis tersebut antara lain:.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. 1) Jika keempat jenis pertanyaan (Pertanyaan Inferensial, Pertanyaan Interpretasi, Pertanyaan Transfer, dan Pertanyaan Hipotetik) tidak diajukan guru maka proses pembelajaran belum mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 2) Jika muncul jenis Pertanyaan Inferensial saja maka proses pembelajaran mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi sudah mulai terlaksana. 3) Jika muncul jenis Pertanyaan Inferensial dan Pertanyaan Interpretasi maka proses pembelajaran mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi sudah terlaksana sebagian. 4) Jika muncul jenis Pertanyaan Inferensial, Pertanyaan Interpretasi, dan. Pertanyaan. Transfet. maka. proses. pembelajaran. mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi sudah terlaksana cukup lengkap. 5) Jika muncul jenis Pertanyaan Inferensial, Pertanyaan Interpretasi, Pertanyaan Transfet dan Pertanyaan Hipotetik maka proses pembelajaran mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi sudah terlaksana sangat lengkap. 2. Analisis Data Hasil Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi di Kalangan Siswa a. Analisis nilai siswa berdasarkan ranah kognitif taksonomi Bloom Hasil dari tes kemampuan berpikir tingkat tinggi kemudian dikoreksi berdasarkan rubrik skoring yang telah dibuat (Lampiran.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. 5). Setelah mendapatkan total skor, peneliti menentukan presentase dari taksonomi Bloom pada tiap-tiap soal yang diperoleh saat tes. Berikut ini proses analisis hasil pekerjaan siswa berdasarkan ranah kognitif taksonomi Bloom: Presentase setiap soal pada nomor ke-i = Keterangan: = Skor yang diperoleh siswa pada nomer ke-i = Skor total pada nomer ke-i = nomer soal Selanjutnya, peneliti menganalisis dengan menghitung ratarata kemampuan berpikir tingkat tingggi siswa kelas IPA, kelas IPS dan gabungan (IPA dan IPS). Setiap tingkatan pada jawaban siswa (C4 sampai C6) juga dihitung rata-ratanya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:. Keterangan: = Tingkat Kognitif Taksonomi Bloom Pertingkatan (C4, C5, C6) Hasil analisis nilai siswa berdasarkan taksonomi Bloom pada kelas IPA, kelas IPS dan gabungan kemudian disajikan seperti tabel 3.4 berikut ini:.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Tabel 3. 4 Hasil Presentase Taksonomi Bloom Nama siswa 1 C4. Presentase taksonomi Bloom 2 3 4 5 C4 C5 C5 C6. 6 C6. Ratarata. Rata-rata Rata-rata C4 Rata-rata C5 Rata-rata C6. b. Analisis hasil pekerjaan siswa berdasarkan pembagian kelompok dan Analisis hasil wawancara. Nilai yang telah diperoleh kemudian diurutkan berdasarkan rangking, setelah itu dikelompokkan kedalam tiga kelompok, yaitu kelompok atas, tengah dan bawah. Berikut ini merupakan batasbatas kelompok menurut Arikunto (2012: 298) yang menjadi panduan peneliti: Tabel 3. 5 Kategori Batas-Batas Kelompok Interval 𝑁 ≥ 𝑋 + 𝑆𝐷 𝑋 − 𝑆𝐷 < 𝑁 < 𝑋 + 𝑆𝐷 𝑁 ≤ 𝑋 − 𝑆𝐷. Kelompok Atas Tengah Bawah. Keterangan : 𝑁. : Nilai Siswa. 𝑋. : Rata-rata (Mean). 𝑆𝐷. : Simpangan Baku (Standar Deviasi) Setelah siswa dikelompokkan, siswa dipilih secara acak pada. masing-masing kelompok untuk menganalisis hasil pekerjaan siswa saat tes kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hasil analisis pekerjaan siswa kemudian akan dikonfirmasi dan dikuatkan dengan hasil.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. analisis wawancara siswa perwakilan kelompok. Hasil analisis perwakilan perkelompok tersebut kemudian akan disajikan seperti tabel 3.6 berikut ini. Tabel 3. 6 Hasil Analisis Kerja siswa dan Hasil Analisis Wawancara Subjek. Tingkat Kognitif. Pekerjaan Siswa Saat Tes. Analisis Pekerjaan Siswa. Analisis Wawancara. Selanjutnya, peneliti melakukan analisis lanjutan untuk mengungkap kemampuan berpikir tingkat tinggi dari setiap kelompok atas, tengah dan bawah. Sehingga arah analisis ini untuk menemukan profil kemampuan berpikir tingkat tinggi pada setiap kelompok.. I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian secara Keseluruan 1. Tahap Penentuan Masalah Pada tahap ini peneliti menentukan topik penelitian yaitu kemampuan berpikir siswa SMA pada materi Pertidaksamaan Linear dan Pertidaksamaan Kuadrat. Subjek penelitian merupakan siswa kelas X IPA dan IPS SMA Bentara Wacana Muntilan. Sebelum memilih subjek peneliti membuat identifikasi masalah dan rumusan masalah tentang pelaksanaan penelitian secara jelas. Dengan demikian peneliti menentukan beberapa hal pendukung akan terlaksananya penelitian seperti literatur, metode penelitian, waktu dan tempat penelitian..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. 2. Tahap Pembuatan Proposal Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat proposal penelitian yang memaparkan rancangan penelitian. Proposal ini bertujuan untuk menjelaskan secara garis besar penelitian yang akan dilakukan. 3. Tahap Pelaksanaan Penelitian Peneliti mempersiapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen tersebut akan menjadi alat pengumpulan data yang terdiri dari instrumen observasi pembelajaran, tes esai dan instrumen wawancara. Setelah peneliti melakukan observasi pembelajaran di kelas peneliti memberikan tes esai. Hasil tes kemudian diberikan skor berdasarkan rubrik skoring yang telah dibuat kemudian dihitung presentase kemampuan berpikir tingkat tinggi setiap siswa. Melalui hasil data tersebut peneliti melakukan analisis data, sehingga data yang diperoleh valid. 4. Tahap Penulisan Laporan Penelitian Tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian dituliskan dalam bentuk skripsi..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Bentara Wacana yang terletak di Muntilan, Magelang. Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mencari jawaban dari rumusan masalah yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan dan digunakan adalah data proses pembelajaran yang mengembangkan berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X. Data-data tersebut didapatkan dengan cara observasi pembelajaran, tes dan wawancara. Waktu pelaksanaan pengumpulan data di sekolah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. 1 Pelaksanaan Pengumpulan Data No 1 2 3. Waktu Pelaksanaan 18 November 2020 20 November 2020 11 Desember 2020 5 Februari 2020 10 Februari 2020. Kegiatan Observasi Pembelajaran Guru Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Wawancara Siswa. Untuk Pelaksanaan observasi pembelajaran dan wawancara mengalami perubahan pelaksanaan. Pelaksanaan observasi yang direncanakan pada awal materi berubah menjadi pertengahan materi. Hal tersebut terjadi karena guru lupa untuk menginformasi ke peneliti. Kemudian untuk pelaksanaan wawancara yang awalnya direncanakan pada awal bulan Januari 2020 berubah menjadi awal Februari. Perubahan tersebut terjadi karena terhambat. 41.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. dengan adanya persiapan kegiatan ulang tahun sekolah dan kegiatan KKN. Namun isi dan tujuan dari pelaksanaan observasi, tes dan wawancara tidak berubah. B. Penyajian Data 1. Observasi Pembelajaran Dari observasi pembelajaran di kelas, peneliti mendapatkan data pokok terkait proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir siswa menurut macam-macam pertanyaan yang diajukan guru, yaitu: 1) Hasil Observasi Kelas X IPA Tabel 4. 2 Hasil Observasi Pertemuan Pertama N Objek o Pengamatan Pertanyaan Guru 1. Pertanyaan Inferensial. 2.. Pertanyaan Interpretasi. Kegiatan Guru. Keterangan Siswa. Memberikan contoh soal saat memulai pembelajaran.. Membuka catatan dan mengingat materi pada pertemuan sebelumnya.. Menanyakan langkah pertama yang dilakukan untuk menjawab contoh soal tersebut. Menanyakan cara menentukan titik puncak untuk pertidaksamaan kuadrat.. Menjawab pertanyan guru secara bersamasama.. Menanyakan jenis kedua pertidaksamaan yang diberikan dan menyebutkan alasannya.. Menjawab pertanyaan guru.. Menjawab dengan menggunakan rumus.. Soal. Menentukan daerah penyelsaian dari:. Melihat dari catatan. Didapatkan nilai titik puncak, ✓ adalah jenis pertidaksamaan liner ✓ adalah jenis pertidaksamaan kuadrat.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. N o. Objek Pengamatan. Kegiatan Keterangan Guru Siswa Menanyakan cara Menjawab mendapatkan nilai memisalkan nilai untuk titik-titik x. y=0,1,2, … Menanyakan cara Menjawab mencari daerah bersama-sama penyelesaian dari pertidaksamaan linear. 3. Pertanyaan Meminta siswa Mencoba menjawab - - Transfet untuk mencari titik- di buku masin4 x 0 2 1 3 titik disekitar titik masing dengan puncak dan saling berdiskusi 3 membuktikan untuk dengan teman y 0 0 3 -3 dan -1 nilai y nya sebangku. 1 akan sama. Begitu juga untuk -4 dan 0, dan seterusnya. 4. Pertanyaan Menanyakan Menjawab Guru yang Hipotetik kesimpulan daerah bersama-sama menuliskan penyelesaian yang langsung jawaban ditemukan dari siswa. Menanyakan Menjawab ✓ Grafik pada perbedaan grafik bersama-sama pertidaksamaan antara linear berbentuk pertidaksamaan garis lurus linear dan ✓ Grafik pada pertidaksamaan pertidaksamaan kuadrat. kuadrat berbentuk melengkung atau parabola Strategi Pembelajaran: Pembelajaran berpusat kepada siswa, pembelajaran menggunakan diskusi kelompok kecil yaitu teman sebangku. Selain itu guru juga memberikan tugas yaitu mengerjakan latihan soal untuk dikerjakan.. Tabel 4. 3 Hasil Observasi Pertemuan Kedua No. Objek Pengamatan. Kegiatan. Keterangan. Guru. Siswa. Menanyakan cara penyelesaian pertidaksamaan linear dan kuadrat.. Menjawab dengan mencoba mengingat-ingat tanpa melihat catatan. Memahami soal yang diberikan dan dicatat dalam buku.. Pertanyaan Guru 1.. Pertanyaan Inferensial. Memberikan contoh soal cerita di papan tulis.. Beberapa siswa ditunjuk guru untuk menjawab. Soal: Suatu jenis makanan ternak.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. No. 2.. 3.. Objek Pengamatan. Pertanyaan Interpretasi. Pertanyaan Transfet. Kegiatan Guru. Keterangan Siswa membutuhkan 5 kg daging dan 3 kg tepung. Makanan jenis lain membutuhkan 6 kg daging dan 8 kg tepung. Jika tersedia daging 60 kg dan tepung 48 kg. Maka tentukan daerah penyelesaiannya! ✓ Jawaban siswa 1:. Menanyakan langkah pertama yang dilakukan dan meminta siswa untuk mencoba membuat sistem pertidaksamaan tersebut. Menanyakan perbedaan daerah penyelesaian grafik jika yang diarsir kebalikan dari tanda pertidaksamaan. Menanyakan bentuk pertidaksamaan dari soal cerita yang tepat.. Menjawab di buku masing-masing kemudian dituliskan di papan ✓ Jawaban siswa 2: tulis. Menanyakan langkah selanjutnya mencari daerah penyelesaian dari pertidaksamaan linear. Menanyakan penyelesaian dari masalah atau soal cerita yang berbeda.. Menjawab bersama-sama dan mengerjakan di buku.. Menjawab dengan menggambarkan perbedaannya dalam buku masing-masing.. Siswa terlihat penasaran dan antusias mencari jawaban tersebut.. Menjawab secara bersama-sama. Kedua pertidaksamaan tersebut adalah jenis pertidaksamaan linear. Menjawab di buku masing-masing dan saling berdiskusi.. Seorang pedagang mainan ingin membeli mainan untuk persediaan di tokonya maksimum 100 paket. Mainan yang akan dibeli adalah jenis A dengan harga.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. No. Objek Pengamatan. Kegiatan Guru. Keterangan Siswa Rp.6.000 perpaket dan jenis B seharga Rp.8.000 perpaket. Berapakah uang yang dimiliki pedagang tersebut?. 4.. Pertanyaan Hipotetik. Menanyakan banyaknya jenis makanan 1 dan jenis makanan 2. Menanyakan kesimpulan yang didapatkan.. Menjawab dengan mengembalikan permisalan x dan y. Menjawab langkahlangkah menyelesaikan soal cerita.. Strategi Pembelajaran : Pembelajaran berpusat pada siswa, serta pembelajaran juga melibatkan tugas yang harus dikerjakan siswa untuk memperkuat pemahaman.. Data proses pembelajaran mengembangkan kemampuan berpikir siswa dapat dilihat pada hasil observasi pembelajaran secara lengkap (Lampiran 7). 2) Hasil Observasi Kelas X IPS Tabel 4. 4 Hasil Observasi Pertemuan Pertama No. Objek Pengamatan. Kegiatan Guru. Keterangan Siswa. Pertanyaan Guru 1.. Pertanyaan Inferensial. Memberikan contoh soal pertidaksamaan kuadrat saat memulai pembelajaran. Menanyakan langkah pertama yang dilakukan untuk menjawab contoh soal tersebut. Menanyakan titik puncak. Membuka catatan dan mengingat materi pada pertemuan sebelumnya.. Soal. Menentukan daerah penyelesaian dari:. Siswa terlihat bingung dan belum mengerti cara mengerjakan soal tersebut. Menjawab dengan mensubstitusikan rumus yang telah diberikan guru..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. No. Objek Pengamatan. Kegiatan Keterangan Guru Siswa 2. Pertanyaan Menanyakan jenis Menjawab Interpretasi pertidaksamaan pertanyaan guru. adalah jenis yang diberikan pertidaksamaan dan menyebutkan kuadrat. alasannya. Meminta siswa Mencoba menjawab Guru memberikan untuk mencari di buku masinwaktu untuk titik-titik disekitar masing dengan berdiskusi bersama. titik puncak. saling berdiskusi dengan teman sebangku. 3. Pertanyaan Menanyakan Mencoba dengan Transfet daerah menjawab soal penyelesaian jika latihan yang terdapat 2 diberikan guru. pertidaksamaan kuadrat 4. Pertanyaan Menanyakan hasil Siswa menjawab Hipotetik diskusi. maju kedepan Menanyakan Siswa menggambar Guru menggambar daerah arsir pada dibuku masingdidepan dan grafik yang masing kemudian dibahas dibuat. dibahas bersama Strategi Pembelajaran : Pembelajaran berpusat kepada siswa dengan memberikan soal dan menggunakan diskusi kelompok kecil untuk menemukan suatu kesimpulan. Setelah diberikan soal dan dikerjakan bersama, guru kemudian memberikan latihan soal sistem pertidaksamaan kudrat-kudrat untuk dikerjakan dan dikoreksi bersama.. Tabel 4. 5 Hasil Observasi Pertemuan Kedua No. Objek Pengamatan Pertanyaan Guru 1.. Pertanyaan Inferensial. Kegiatan Guru. Keterangan Siswa. Memberikan contoh soal saat memulai pembelajaran.. Membuka catatan dan mengingat materi pada pertemuan sebelumnya.. Menanyakan langkah pertama yang dilakukan untuk menjawab contoh soal tersebut. Menanyakan cara menentukan titik puncak untuk. Menjawab pertanyan guru secara bersamasama.. Menjawab dengan menggunakan rumus.. Soal. Menentukan daerah penyelsaian dari:. Melihat dari catatan..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. No. 2.. 3.. 4.. Objek Pengamatan. Pertanyaan Interpretasi. Pertanyaan Transfet. Pertanyaan Hipotetik. Kegiatan Guru pertidaksamaan kuadrat.. Keterangan Siswa Didapatkan nilai titik puncak,. Menanyakan jenis kedua persamaan yang diberikan dan menyebutkan alasannya.. Menjawab pertanyaan guru.. Menanyakan cara mendapatkan nilai untuk titik-titik x. Menanyakan cara mencari daerah penyelesaian dari pertidaksamaan linear. Meminta siswa untuk mencari titik-titik disekitar titik puncak dan membuktikan untuk -3 dan -1 nilai y nya akan sama. Begitu juga untuk -4 dan 0, dan seterusnya. Menanyakan kesimpulan daerah penyelesaian sitem pertidaksamaan linear-kudrat yang ditemukan Menanykan perbedaan grafik antara pertidaksamaan linear dan pertidaksamaan kuadrat.. Menjawab memisalkan nilai y=0,1,2, … Menjawab bersama-sama. Mencoba menjawab di buku masinmasing dengan saling berdiskusi dengan teman sebangku.. ✓ adalah jenis pertidaksamaan liner ✓ adalah jenis pertidaksamaan kuadrat Hanya beberapa siswa yang menjawab. x 2. 1. 3. 1. 0. 0. y. 4 0 3 3. Menjawab bersama-sama. Guru yang menuliskan langsung jawaban dari siswa.. Menjawab bersama-sama. ✓ Grafik pada pertidaksamaan linear berbentuk garis lurus ✓ Grafik pada pertidaksamaan kuadrat berbentuk melengkung atau parabola. Strategi Pembelajaran : Pembelajaran berpusat kepada siswa, guru memulai dengan memberikan soal atau permaslahan, siswa juga diminta untuk berdiskusi dengan membuat kelompok kecil. Setelah diberikan contoh soal dan dikerjakan bersama, guru kemudian memberikan latihan soal kepada siswa-siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan..

Gambar

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Observasi
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
Tabel 3. 4 Hasil Presentase Taksonomi Bloom
Tabel 3. 6 Hasil Analisis Kerja siswa dan Hasil Analisis  Wawancara  Subjek  Tingkat  Kognitif  Pekerjaan  Siswa Saat  Tes  Analisis  Pekerjaan Siswa   Analisis  Wawancara
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Dari permasalahan di atas, maka dibutuhkan sistem monitoring yang terintegrasi dengan baik sehingga pengaksesan data pada help desk dapat dilakukan dengan mudah dan cepat

observation: it observes to the interaction between teacher and students during teaching writing skill; (2) field notes: field notes functions to record the

PERSYARATAN DARI WP - BAYAR PKB - STEMPEL PENGESAHAN STNK - MEMBERI FORMULIR - ENTRY DATA - SWDKLLJ - STEMPEL PENYERAHAN LUNAS -WP MENGISI.. -PENGECEKAN IWKBU - NOTICE

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas ini dapat disimpulkan bahwa penerapan alat peraga karton berpetak dan

Citra Prasasti Konsorindo menerangkan bahwa masih terdapat kekurangan pembayaran atas material besi yang kami pesan pada Toko Besi Jaya Mulia untuk proyek konstruksi kami di

Pengaruh Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Bangun Ruang Kelas VIII SMP Negeri 2 Sendang

Maka dengan ini diumumkan bahwa pemenang pelelangan pada pekerjaan tersebut di ahs, adalah :