• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (STUDI KASUS DI MTsN 12 TANAH DATAR) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (STUDI KASUS DI MTsN 12 TANAH DATAR) SKRIPSI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (STUDI

KASUS DI MTsN 12 TANAH DATAR)

SKRIPSI

DitulisSebagaiSyaratUntuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Pendidikan Agama Islam

OLEH

Nike Astria NIM 1630101107

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Nike Astria. NIM. 1630101107. Judul Skripsi: “Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Studi Kasus MTsN 12 Tanah Datar)”. Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN 12 Tanah Datar. Tujuan pembahasan ini untuk mendeskripsikan upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN 12 Tanah Datar dan apa saja faktor yang mempengaruhi guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTsN 12 Tanah Datar.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian lapangan (Field Research), untuk mendapatkan data-data dari permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui observasi, interview serta dokumentasi. Sumber data adalah guru Sejarah Kebudayaan Islam serta siswa dan siswi MTsN 12 Tanah Datar. Untuk penjaminan keabsahan data penelitian menggunakan teknik triagullasi data. Sedangkan dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, display data/penyajian data, dan conclusion drawing/verivication.

Dari penelitian yang penulis lakukan di lapangan dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam belum dilaksanakan dengan baik seperti upaya guru dalam menimbulkan ketertarikan siswa untuk belajar.. Kemudian upaya guru dalam menimbulkan perhatian siswa dalam belajar. Selanjutnya upaya guru dalam menimbulkan motivasi siswa dalam pembelajaran masih terlihat rendah. Selain itu upaya guru dalam meningkatkan pengetahuan siswa juga masih dikatakan kurang seperti di akhir pembelajaran guru tidak ada memberikan baik latihan maupun tugas kepada siswa. Sehingga pengetahuan yang di dapat siswa hanya dari guru saja. Dalam meningkatkan minat belajar siswa, adanya faktor yang mempengaruhi guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas faktor jasmani, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Selain faktor internal ada faktor eksternal yang mempengaruhi upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa diantaranya tujuan pengajaran, guru yang mengajar, bahan pelajaran, metode pengajaran, media pengajaran, lingkungan, belajar, bahan pelajaran dan sikap guru, keluarga, teman pergaulan, cita-cita, bakat, hobi, media massa, dan fasilitas.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus Penelitian 5

C. Rumusan Masalah 5

D. Tujuan Penelitian 5

E. Manfaat Penelitian dan Luaran Penelitian 5

F. Defenisi Operasional 7

BAB II KAJIAN TEORI 9

A. Kajian Teori 9

1. Minat Belajar 9

a. Pengertian Minat Belajar 9

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar 12

c. Fungsi Minat Belajar 19

d. Unsur-Unsur Minat Belajar 20

e. Indikator Minat Belajar 21

f. Pengaruh Minat Terhadap Belajar 22

2. Peran Guru Dalam meningkatkan minat belajar siswa 23 3. Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siwa 25

4. Sejarah Kebudayaan Islam 28

B. Penelitian Yang Relevan 31

BAB III METODE PENELITIAN 34

A. Jenis Penelitian 34

B. Latar dan Waktu Penelitian 34

(7)

D. Sumber Data 35

E. Teknik Pengumpulan Data 35

F. Teknik Penjaminan Keabsahan Data 37

G. Teknik Analisis Data 39

BAB IV HASIL PENELITIAN 42

A. TEMUAN UMUM 42

1. Keadaan Lingkungan Sekolah 42

2. Profil Madrasah 42

3. Visi, Misi dan Tujuan MTsN 12 Tanah Datar 43

4. Sarana dan Prasarana 44

5. Pengelola, Personil Pendidik dan Tenaga Kependidikan 45

6. Prestasi Siswa MTsN 12 Tanah Datar 45

B. TEMUAN KHUSUS 46

1. Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran SKI MTsN 12 Tanah Datar 46

2. Faktor yang Mempengaruhi Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran SKI MTsN 12

Tanah Datar 52

C. PEMBAHASAN 62

1. Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Mata

Pelajaran SKI MTsN 12 Tanah Datar 62

2. Faktor yang Mempengaruhi Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran SKI MTsN 12 Tanah

Datar 66 BAB V PENUTUP 77 A. KESIMPULAN 77 B. SARAN 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Gedung Madrasah 44

Tabel 2.Pimpinan Madrasah Saat Ini 45

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperluas dan menambah pengetahuan, sikap, kemampuan, dan keterampilan yang diinginkannya. (Kompri, 2017: 8)Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat bergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik baik ketika para siswa itu disekolah maupun dilingkungan keluarganya sendiri. Tiap ahli psikolog memberi batasan yang berbeda tentang belajar, atau pendapat keragaman dalam cara menjelaskan dan mendefenisikan makna belajar. Diantaranya dapat dikemukakan yaitu menurut Hilgard dan Marquis dalam buku karangan Kompri, berpendapat bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi pada diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri seorang pendidik. (Kompri, 2017: 9)

Jadi, belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar sebagai proses atau aktivitas yang disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor. Secara garis besar, proses belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu jasmani siswa dan faktor psikologis, yaitu kecerdasan atau intelegensi siswa , motivasi, minat, sikap, bakat. Faktor-faktor eksternal meliputi lingkungan alamiah dan lingkungan sosial budaya, sedangkan lingkungan non sosial atau instrumental, yaitu kurikulum, program, fasilitas belajar, guru.Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua

(10)

faktor utama yakni internal dan eksternal atau faktor lingkungan .salah satu faktor tersebut adalah metode mengajar guru di dalam kelas/sekolah.

Faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Interaksi dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik serta mempunyai pengaruh yang singnifikan terhadap belajar anak disekolah.Demikian halnya dengan fasilitas belajar, anak didik dapat belajar lebih baik dan menyenangkan bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak. Masalah yang dihadapai anak didik dalam belajar relative kecil, sehingga hasil belajar anak didik akan lebih baik. (Kompri, 2017: 39-40)

Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, salah satunya yaitu minat. Dimana minat Slameto dalam buku karangan Pupu Saeful Rahmat menyatakan bahwa minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas. Minat merupakan suatu ketertarikan individu terhadap suatu objek yang membuat individu merasa senang dengan objek tertentu. Pendapat lain yang dikemukakan oleh John Holland dalam buku karangan Pupu Saeful Rahmat menyatakan minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan member kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indicator dari kekeuatan seseorang di area tertentu tempat ia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. (Pupu Saeful Rahmat, 2018: 162)

Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan hati atau keinginan terhadap sesuatu yang disukainya. Dengan demikian minat belajar adalah kecenderungan hati atau keinginan terhadap sesuatu yang disukainya dalam proses belajar.

Minat merupakan salah satu faktor yang dpat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan

(11)

mengingatnya. Elizabeth B. Hurlock dalam buku karangan (Kompri, 2017) menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagai berikut:

1.Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter.

2.Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

3.Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas .minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda.

4.Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan .(Kompri, 2017: 140)

Dengan demikian, fungsi minat besar pengaruhnya, yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat pada suatu pelajaran akan tampak terdorong untuk terus tekun belajar, berbeda dengan siswa yang tidak berminat dalam pelajaran yang sikapnya hanya menerima pelajaran.

Dalam proses belajar banyak hal yang mempengaruhi minat belajar siswa diantaranya:Faktor internal, dalam hal ini Slameto dalam buku karangan Kompri berpendapat bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar, yakni faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal diantaranya tujuan pengajaran, guru yang mengajar, bahan pelajaran, metode pengajaran, media pengajaran, lingkungan.

Dalam sudut pandang lainnya faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat belajar adalah: belajar, bahan pelajaran dan sikap guru, keluarga, teman pergaulan, lingkungan, cita-cita, bakat, hobi, media massa dan fasilitas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar juga terjadi pada mata pelajaran SKI. Dimana mata pelajaran SKI ini khususnya pada kelas VIII

(12)

materi yang diajarkan tentang Perkembangan Kebudayaan Peradaban Islam padaDinasti Abbasiyah. Berdasarkan wawancara dengan beberapa peserta didik MTsN 12 Tanah Datar, bahwa pelajaran sejarah kebudayaan Islam itu membosankan, tidak menarik, hanya menghafal materi. Beberapa alasan yang mereka ungkapkan, pertama: metode yang dipakai guru dalam pembelajaran kurang sesuai dengan karakteristik materi, sehinggamembuat pembelajaran tidak hidup. Kedua: sistematika bahan ajar tidak tersusun berdasarkan logika kronologis baik aspek waktu kejadian maupun tempat. Ketiga: guru kurang menguasai materi atau bahan ajar. Keempat: tidak menguasai metode pembelajaran yang relevan sehingga membuat materi menjenuhkan.

Fungsi guru sangat dominan dan menentukan, serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa dan minat belajar.Pengaruh dari luar yang terpenting adalah datangnya dari guru dengan kewajibannya sebagai pendidik, bantuan yang diberikan dapat dilihat dari segalasesuatu yang diperbuatnya sehingga anak didik tertarik perhatiannya untuk mengikuti pembelajaran. Kreativitas seorang guru dalam proses pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar atau pendidikan yang efektif dan efesien akan dapat merangsang minat dan perhatian siswa disekolah.

Berdasarkan hasil wawancara di lapangan bahwa dalam proses pembelajaran SKI, upaya guru dalam menigkatkan minat belajara siswa masih minim, seperti dalam menggunakan metode dan startegi pembelajaran tidak sesuai dengan materi yang diajarkan, tidak adanya memotifasi siswa pada saat pembelajaran akan di mulai, penguasaan kelas yang tidak bisa dilakukan guru dengan baik sehingga siswa yang duduk dibelakang ada yang tidur dan ada yang berbicara antar sesama temannya. Sehingga dengan kondisi seperti ini maka proses pembelajaran SKI berlangsung tentu tidak sesuai dengan yang diharapkan, akibatnya siswa cepat merasa bosan, sering mengantuk dan keluar masuk pada saat proses pembelajaran. Dengan demikian siswa tidak dapat menerima materi dengan baik sehingga akan perpengaruh kepada nilai akhir siswa.

(13)

Berdasarkan fenomena permasalahan yang penulis lihat dilapangan, penulis ingin meneliti bagaimana sebenarnya “UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINATBELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM(StudiKasus MTsN 12 Tanah Datar)”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian di fokuskan pada: Untuk Melihat Upaya Guru dalam Meningkatkan MinatBelajar Siswa dan Faktor yang Mempengaruhi Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (StudiKasusMTsN 12 Tanah Datar”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTsN 12 Tanah Datar?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhiguru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTsN 12 Tanah Datar ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui upaya guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam meningkatkan minat belajar siswa MTsN 12 Tanah Datar.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTsN 12 Tanah Datar

E. Manfaat Penelitian dan Luaran Penelitian 1. Manfaat Penelitian

(14)

a. Menjadi acuan dalam rangka mengefektifkan upaya guru dalam pembelajaran untuk pencapaian yang lebih maksimal. b. Memperbaiki pembelajaran dengan upaya guru sebagai

langkah awal untuk meningkatkan prestasi sekolah. 2) Bagi Guru

a. Menemukan solusi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap yang diajarkan dalam pembelajaran khususnya Sejarah Kebudayaan Islam.

b. Memberikan manfaat berupa penambahan wawasan dan pengalaman bagi para guru mata pelajaran.

c. Menjadikan guru kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pemalajaran .

3) Bagi Siswa

a. Meningkatkan minat belajar siswa agar tidak mengalami kesulitan dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam

b. Memberikan manfaat berupa pengalaman pembelajaran yang lebih menyenangkan.

c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

4) Bagi peneliti berikutnya

Hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam tentang permasalahan- permasalahan yang berkaitan dengan upaya guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. 5) Bagi pembaca

Hasil penelitian ini dapat menambah wacana keilmuan terkait dengan upaya guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam meningkatkan minat belajar siswa, serta memberikan motivasi untuk mengembangkan inovasi dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

(15)

2. Luaran Penelitian

Adapun luaran penelitian ini adalah agar penelitian ini dapat diterbitkan pada jurnal ilmiah sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.

F. Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan pemahaman judul skripsi ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah dalam skripsi ini yaitu:

1. Upaya adalah usaha, ikhtiyar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar. ( departemen pendidikan nasional: 2008: 1534). Dalam hal ini yang penulis maksud dengan upaya adalah usaha guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam meningkatkan minat belajar siswa MTsN 12 Tanah Datar.

2. Guru adalah pendidik yang memberikan pelajaran kepada murid, biasanya guru adalah pendidik yang memegang mata pelajaran disekolah. (Ahmad Tafsir, 2012: 121). Dalam hal ini yang penulis maksud dengan guru adalah pendidik Sejarah Kebudayaan Islam yang memberikan pelajaran kepada murid.

3. Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Dalam hal ini yang penulis maksud dengan minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

4. Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kongnitif. (Muhibbin Syah, 1999: 64) dalam hal ini yang penulis maksud dengan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai

(16)

hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kongnitif dalam proses belajar Sejarah Kebudayaan Islam 5. sejarahkebudayaan Islam adalah hasil cipta, rasa, dan karsa orang

Islam pada masa lampau. Dalam hal ini yang penulis maksud adalah hasil cipta, rasa, dan karsa orang Islam yang benar-benar terjadi pada masa lampau yang berkaitan dengan kebudayaan Islam.

(17)

9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori

1. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesutu. Menurut Rebert (1998) dalam buku karangan Muhibbin Syah (2004) , minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena ketergantunganya yang banyak faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.

Namun terlepas dari masalah popular atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaiaan hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru dalam kaitan ini seyogyanya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang kurang lebih sama dengan kiat membangun sikap positif seperti terurai di muka. (Muhibbin Syah, 2004: 136)

Slameto dalam buku karangan Pupu Saeful Rahmat (2018) menyatakan bahwa minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas.Minat merupakan suatu ketertarikan individu terhadap suatu objek yang membuat individu merasa senang dengan objek tertentu. Pendapat

(18)

lain yang dikemukakan oleh John Holland dalam buku karangan Pupu Saeful Rahmat menyatakan minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan member kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekeuatan seseorang di area tertentu tempat ia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. (Pupu Saeful Rahmat, 2018: 162)

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah peenerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. (Djaali, 2008: 121)

Bimo walgito mendefenisikan minat sebagai suatu keadaan di mana seseorang memiliki perhatian yang besar terhadap suatu objek yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari hingga akhirnya membuktikan lebih lanjut tentang objek tersebut.Sedangkan menurut Muhibin minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. (Saras Putrid Utami dan Esti Harini, 2014: 192)

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa atau tidak diminati siswa, maka siswa yang bersangkutan tidak akan belajar sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Sebaliknya bahan pelajaran yang diminati siswa, akan lebih mudah dipahami dan disimpan dalam memori kognitif siswa karena minat dapat menambah kegiatan belajar. (Tohirin, 2011: 131)

Dengan demikian, minat adalah suatu keadaan ketika seseorang menaruh perhatian pada sesuatu, yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui, memiliki, mempelajari dan membuktikan.

(19)

Sedangkan Belajar adalah key term, „istilah kunci‟ yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka sebagian terbesar upaya riset dan eksperiment psikologi belajarpun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu. Belajar yaitu setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.Atau belajar adalah perubahan kepribadian sebagai pola baru yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian/suatu pengertian. (Noer Rohmah: 171-172)Berikut beberapa pengertian belajar menurut para ahli:

a. Crow dan Crow (1962) menyatakan bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru. b. Witherington (1952) menyatakan bahwa belajar merupakan

perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

c. Hilgard (1957) menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi.

d. Gage dan Berliner (1975) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. (Pupu Saeful Rahmat, 2018: 45)

Belajar dimaknai sebagai proses perubahan prilaku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya.(Aripda pane, 2017: 334)Dengan demikian belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperluas dan menambah pengetahuan, sikap, kemampuan, dan keterampilan yang diinginkannya.

Sehingga dapat diartikan minat belajar adalah suatu keadaan ketika seseorang menaruh perhatian pada sesuatu, yang

(20)

disertai dengan keinginan untuk mengetahui, memiliki, mempelajari dan membuktikan untuk memperluas, menambah pengetahuan, sikap, kemampuan, serta keterampilan yang diinginkannya.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar 1. Faktor internal

Dalam hal ini Slameto (2003) dalam buku karangan Kompri (2017) berpendapat bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar, yakni faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

a. Faktor jasmani

1) Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. 2) Cacat tubuh, yang berarti sesuatu yang menyebabkan

kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan seperti buta, tuli, patah kaki, patah tangan dan lain-lain.

b. Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalamfaktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa.Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat bakat, kematangan dan kesiapan.

c. Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Kelelahan jasmani, kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi

(21)

karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

2) Kelelahan rohani, kelelahan rohani dapat dilihatdengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang hilang.Oleh karena itu kelelahan memengaruhi belajar dan pada gilirannya dapat juga memengaruhi hasil belajar, maka perlu diupayakan untuk mengatasinya. Upaya mengatasi kelelahan, baik secara individu maupun proses belajar-mengajar dapat dilakukan:

(1) Tidur yang cukup (2) Istirahat yang cukup

(3) Mengusahakan variasi dalam belajar

(4) Mengonsumsi obat yang tidak membahayakan bagi kesehatan tubuh

(5) Rekreasi yang teratur (6) Olahraga secara teratur

(7) Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.

(8) Konsultasi dengan dokter, psikiater, konselor, dan lain-lain apabila kelelahannya sangat serius. (Tohirin, 2011: 137)

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal atau lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Dalam kaitan dengan proses pembelajaran di sekolah faktor lingkunganlah yang paling dominan mempengaruhi minat belajar siswa yaitu menyangkut tujuan belajar, guru, bahan pelajaran, metode mengajar dan media pengajaran. Adapun faktor eksternal itu meliputi:

(22)

a. Tujuan pengajaran

Tujuan pembelajaran mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena tujuan dapat mengarahkan usaha-usaha guru dalam mengajar. Dengan adanya tujuan, guru akan selalu siap mengajar dan membawa anak pada proses belajar.tujuan pembelajaran juga merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. tujuan dapat pula membangkitkan minat belajar siswa sebab dengan adanya tujuan ini seorang siswa akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Oleh karena itu, sebelum memulai pembelajaran, seorang guru hendaknya memberitahukan tujuan-tujuan atau aspek-aspek yang harus dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran itu selesai.

b. Guru yang mengajar

Minat siswa dalam belajar akan dipengaruhi akan menguranggi minat belajar siswa, sebaliknya guru yang berpenampilan menarik akan membangkitkan siswa dalam belajar. Interaksi guru dengan siswapun memegang peranan dalam membangkitkan minat belajar siswa. Seorang guru yang akrab dengan siswanya akan cenderung disukai oleh siswa. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibat pelajarannya tidak maju.

c. Bahan pelajaran

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.Ia segan untuk

(23)

belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari belajar itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

d. Metode pengajaran

Dalam penyampaian materi atau bahan pelajaran kepada siswa, seorang guru hendaknya memilih dan mempergunakan metode mengajar yang sesuai dengan sifat bahan pelajaran, serta situasi kondisi kelas.Menggunakan metode mengajar ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa. Seorang guru yang menggunakan metode ceramah misalnya, secara kontinu di dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas, akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. Sebaliknya seorang guru menggunakan metode yang berpariasi serta sesuai dengan situasi dan kondisi kelas akan menimnulkan minat siswa untuk belajar dengan aktif.

Tetapi apabila metode yang digunakan tidak sesuai dengan perkembangan jiwa anak, akan menimbulkan kesukaran bagi anak untuk menerima pelajaran yang disampaikan guru serta menguranggi minat belajarnya. e. Media pengajaran

Media pembelajaran yang dipergunakan guru bermanfaat sekali guna memperjelas materi yang akan disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalitas, karena dengan adanya media pembelajaran menarik perhatian siswa sehingga menimbulkan rasa tenang dalam belajar.

f. Lingkungan

Siswa akan berminat terhadap suatu pelajaran, jika ia berada dalam suatu situasi atau lingkungan yang mendorong tumbuhnya minat tersebut. Belajar hendaknya

(24)

tenang, jangan diganggu oleh perangsang-perangsang dari sekitar, karena untuk belajar diperlukan konsentrasi ppikiran, jangan sampai belajar sambil mendengarkan. Sebaliknya keadaan yang terlampau menyenangkanpun akan dapat merugikan.(Kompri, 2017: 143-144)

Dalam sudut pandang lainya faktor yang dapat mempengaruhimunculnya minat belajaradalah:

1. Belajar

Minat belajar dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar siswa yang semula tiidak menyenanggi suatu pelajaran tertentu, lama kelamaan lantaran bertambahnyapengetahuan mengenai pelajaran tersebut, minat belajarpun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi mempelajari pelajaran tersebut.

2. Bahan pelajaran dan sikap guru

Faktor yang dapat membangkitakan dan merangsang minat belajar adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik minat belajar siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik minat belajar siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa.

Guru juga salah satu obyek yang dapat meransang dan membangkitkan minat belajar siswa. Menurut Kurt Singer “ guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya, berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan murid-muridnya. Guru yang pandai, baik, ramah, disiplin serta disenanggi murid sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat belajar murid. Sebaliknya guru yang memiliki sikap buruk dan

(25)

tidak disukai oleh murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat belajar dan perhatian murid.

Bentuk-bentuk kepribadian gurulah yang dapat mempengaruhi timbulnya minat belajar siswa. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus peka terhadap situasi kelas. Ia harus mengetahui dan memperhatikan akan metode-metode mengajar yang cocok dan sesuai dengan tingkatan kecerdasan para siswanya, artinya guru harus memahami kebutuhan dan perkembangan jiwa siswanya.

3. Keluarga

Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat belajar seorang siswa terhadap pelajaran.Apa yang diberikan olehkeluarga sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat belajar diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua.

4. Teman pergaulan

Melalui pergaulan sseseorang akan dapat terpengaruh arah minat belajarnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya.Khusus bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktivitas bersama-sama untuk menguranggi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami. 5. Lingkungan

Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minat belajarnya, lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan

(26)

adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat bergaul, juga tempat bergaul sehari-hari dengan keadaan alam dan iklimnya, flora serta faunanya.

6. Cita-cita

Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat belajar seseorang dalam prospek kehidupan dimasa yang akan datang.Cita-cita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang seseorang mendapat rintangan, seseorang tetap berusaha untuk mencapainya. 7. Bakat

Melalui bakat seseorang akan memiliki minat belajar. ini dapat dibuktikan dengan contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat menyanyi, secara tidak lansung ia akan memiliki minat belajar dalm hal menyanyi. Jika ia dipaksa untuk menyukai sesuatu yang lain, kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah maupun aktivitas lainya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki.

8. Hobi

Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang menyebabkab timbulnya minat belajar. sebagai contoh seorang yang memiliki hobi terhadap matematika maka secara tidak lansung dalam dirinya timbul minat belajar untuk menekuni ilmu matematika, begitupun dengan hobi yang lainnya. Dengan demikian,

(27)

faktor hobi tidak bisa dipisahkan dari faktor minat belajar.

9. Media massa

Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak ataupun media elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah, gaya hidup, nilai-nilai dan juga perilaku sehari-hari. Minat belajar khalayak dapat terarah pada apa yang dilihat, di dengar, atau diperoleh dari media massa.

10.Fasilitas

Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh yang positif dan negative.sebagai contoh, bila fasilitas yang mendukung pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat belajar anak untuk menambah wwasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada justru mengikis minat belajar pendidikannya seperti merebaknya tempat-tempat hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak negative bagi pertumbuhan minat belajar tersebut.(Kompri, 2017: 144-149)

c. Fungsi Minat Belajar

Minat merupakan salah faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagai berikut:

(28)

1. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter.

2. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

3. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas .minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda.

4. Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan .(Kompri, 2017: 140)

Dengan demikian, fungsi minat besar pengaruhnya, yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. siswa yang berminat pada suatu pelajaran akan tampak terdorong untuk terus teun belajar, berbeda dengan siswa yang tidak berminat dalam pelajaran yang sikapnya hanya menerima pelajaran.

d. Unsur-Unsur Minat Belajar 1. Perhatian

Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas.

(29)

2. Perasaan

Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar.jika seseorang siswa menngadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaanya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang.

3. Motivasi

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya.Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar.dan minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.(Kopri, 2017: 138)

e. Indikator Minat Belajar

Minat belajar dapat diukur melalui indikator sebagaimana yang disebutkan oleh (slameto,) dalam jurnal Siti Nurhasanah dan A. Sobandi, 2016 yaitu ketertarikan untuk belajar, perhatian dalam belajar, motivasi belajar dan pengetahuan.

1. Ketertarikan untuk belajar

Ketertarikan untuk belajar diartikan apabila seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan memiliki perasaan terhadap pelajaran tersebut. Ia akan rajin belajar dan terus memahami semua ilmu yang berhubungan dengan bidang tersebut,

(30)

ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh antusias dan tanpa ada beban dalam dirinya.

2. Perhatian dalam belajar

Perhatian dalam belajar merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainya dengan mengesampingkan hal lain dari pada itu. Jadi siswa akan mempunyai perhatian dalam belajar, jika jiwa dan pikirannya terfokus dengan apa yang ia pelajari.

3. Motivasi belajar

Motivasi merupakan suatu usaha atau pendorong yang dilakukan secara sadar untuk melakukan tindakan belajar dan mewujudkan prilaku yang terarah demi pencapian tujuan yang diharapkan dalam situasi interaksi belajar.

4. Pengetahuan

Pengetahuan diartikan bahwa jika seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka akan mempunyai pengetahuan yang luas tentang pelajaran tersebut serta bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan sehari-hari. (Siti Nurhasanah dan A. Sobandi, 2016:130-131)

f. Pengaruh Minat Terhadap Belajar

Masalah belajar merupakan masalah yang paling actual dan di hadapi oleh setiap orang.Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan.Dalam belajar, seseorang tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan pada berhasil dalam belajar.salah satu faktor intern yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah minat siswa untuk belajar. minat siswa untuk menulis semua pelajaran

(31)

yang dibutuhkan , minat siswa untuk menyimak pelajaran yang disampaikan di kelas dan minat yang mendukung proses belajar dan keberhasilan belajar siswa.

Minat dapat muncul dalam diri seseorang apabia ada stimulasi dari luar walaupun pada dasarnya minat berasal dari dalam diri, yang dapat dilihat dalam bentuk aktivitas. Di dalam proses belajar membaca, salah satu peran guru yang terpenting adalah melakukan usaha-uasaha dan menciptakan kondisi yang mengarahkan anak didik melakukan kegiatan membaca dengan baik. Guru perlu memperlihatkan sikap yang mampu mendorong anak didik untuk aktif membaca secara sunguh-sungguh. (Kopri, 2017: 143)

2. Peran Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Menurut subini sebagaimana yang dikutip oleh hamida dalam karya ilmiahnya bahwa peran guru sebagai pendidik merupakan peranperan yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.

Muhibbin syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengemukakan bahwa peran guru adalah :

a. Guru sebagai perancang pelajaran, yaitu seorang guru senantiasa mampu dan siap merancang kegiatan belajar meengajar yang berhasil. Maka setiap guru memerlukan pengetahuan yang memadai mengenai prinsip-prinsip belajar sebagai dalammenyusun rancangan kegiatan belajar mengajar. b. Guru sebagai pengelola pelajaran yaitu, sebagai pengelola

pengajaran di dalam kelas, guru harus mempunyai kemampuan dalam mengelola seluruh tahapan proses belajar mengajar. Dan kegiatan yang terpenting dalam proses belajar mengajar ialah

(32)

menciptakan situasi dan kondisi sebaik-baiknya, sehingga memungkinkan para siswa belajar secara maksimal.

c. Guru sebagai penilai prestasi yaitu, guru senantiasa mengikuti perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar atau kinerja akademik siswa dalam setiap kurun waktu pembelajaran. Peranan guru terhadap murid-muridnya merupakan peranan vital dari sekian banyak peran yang harus ia jalani. Hal ini dikarenakan komunitas utama yang menjadi wilayah tugas guru adalah didalam untuk memberikan keteladanan, pengalaman serta ilmu pengetahuan kepada mereka.

Guru sebagai perancang pembelajaran berperan aktif dalam merencanakan proses belajar mengajar dengan memperhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran seperti menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan.

Gurusebagai pengelola pembelajaran harus mengembang kan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Guru sebagai penilai prestasi dilakukan setelah proses belajar guna untuk memberikan hasil belajar siswa. Tugas guru sebagai penilai prestasi yaitu menyusun tes dan instrumen penilaian, melaksanakan penilaian terhadap siswa secara objektif, mengadakan pembelajaran remedial dan mengadakan pengayaan dalam pembelajaran.

Sering tidak disadari bahwa minat merupakan faktor penting dalam aktivitas belajar. Minat merupakan unsur pendorong yang kuat yang sering menjadi alasan seseorang mengapa ia melakukan sesuatu. Didalam belajar minat sangat diperlukan. Sebab jika aktivitas belajar seseorang yang dilandasi oleh adanya minat maka akan menimbulkan suasana yang kondusif dalam belajar.

Kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Suasana kondusif yang maksud

(33)

adalah suatu keadaan lingkungan yang mendukung secara positif segala kegiatan dan aktifitas manusia.

Eka Yulianingsih dalam karya ilmiahnya menjelaskan bahwa peranan guru yang diperlukan untuk meningkatkan minat belajar yaitu a. Guru sebagai fasilitator, Guru dalam hal ini akan memberikan

fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikan rupa, serasi dengan perkembagan siswa, sehingga interkasi belajar mengajar akan berlangsukng secara efektif. b. Guru sebagai motivator, Guru dapat memberikan dorongan

serta reinforcemen untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktifitas) dan daya cipta, sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.

c. Guru sebagai pengelola kelas, Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar semua diorganisasikan sedemikian rupa. Sebab kelas adalah tempat terhimpun semua anak didik dalam rangka penerimaan bahan ajar dari guru, sehingga dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa.

d. Guru sebagai demonstrator, Pada saat pembelajaran ada saat dimana anak tidak memahami apa yang ia pelajari, untuk itu guru harus menyakinkan anak didik dalam edukatif yang ia kelola. (Irfan Indra, 2017: 29-32)

3. Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Usaha peningkatan pendidikan dan pembelajaran yang dapat dilakukan guru sebagai agen perubahan melalui kegiatan pembenahan kinerja guru dengan wadah pembinaan kelembagaan, kurikulum, ketenagaan, sarana dan prasarana serta perubahan sistem lainya.Kenyataanya menunjukkan bahwa tingkat kemajuan sekolah sangat ditentukan oleh sejauh mana tingkat kinerja guru di

(34)

sekolah.Keberhasilan sekolah ditunjukkan dengan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Fungsi guru sangat dominan dan menentukan, serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa dan minat belajar. peran guru sangat penting dalam menghadapi kejenuhan belajar siswa, karena guru sebagai manager of instruction (pengelolaan pengajaran) di tuntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses pembelajaran dengan menciptakan kondisi-kondisibelajar sedemikian rupa, seperti mengatur lingkungan belajar dan menggunakan variasi dalam mengajar, agar anak didik atau siswa tidak bosan, siswa yang tidak mengantuk di kelas, sehingga siswa bisa bergairah dalam belajar akibatnya tujuan belajarpun tercapai.

Minat sangat mendukung kelancaran proses belajar siswa di sekolah. Menurut Slameto (2003) dalam buku karangan Kompri (2017), upaya bisa menjadi pilihan guru untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar di sekolah adalah:

1. Menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa menaruh minat pada cerita Nabi Khaidir. Sebelum mengajar akidah, pengajar dapat menarik perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai Nabi Khaidir, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan pada materi yang sesungguhnya.

2. Membentuk minat-minat yang baru pada siswa. Hal ini dilakukan dengan cara menghubungkan bahan pembelajaran yang akan diberikan dengan bahan pembelajaran yang lalu, menguraikan kegunaanya bagi siswa yang akan datang.

3. Pembelajaran dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar

(35)

melakukan sesuatu yang tidak melakukannyaatau yang tidak dilakukannya dengan baik.

4. Siswa-siswa yang secara teratur dan sistematis diberi hadiah karena telah bekerja dengan baik atau karena perbaikan dalam kualitas pekerjaanya, cenderung bekerja lebih baik dari pada siswa-siswa yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaanyayang buruk atau karena tidak adanya kemajuan.

Sedangkan Darliana dalam buku karangan Kompri (2017), mengusulkan cara menghadapi siswa untuk meningkatkan minat belajar siswa.

a. Perhatikan siswa dengan wajah yang ramah, karena setiap siswa ingin diperhatikan gurunya.

b. Pada saat siswa menjawab atau mengajukan pertanyaan, tataplah siswa itu dengan ramah.

c. Jika jawaban siswa salah, guru jangan marah dan jangan lansung menyalahkan siswa , lakukan dengan cara yang dapat membuat siswa termotivasi untuk mengajukan jawaban atau pertanyaan lagi.

d. Jika ada siswa yang diam terus-menerus, mintalah siswa itu untuk mengemukakan pendapatnya setelah siswa yang lain menjawab pertanyaan.

e. Jamgan mengajukan pertanyaan yang dapat dijawab secara serempak oleh siswa.karena jawaban yang serempak menghilangkan peluang untuk meningkatkan minat belajar siswa.

f. Jika ada siswa yang ingin tampil ke depan untuk menjelaskan sesuatu, berilah kesempatan kepada siswa itu untuk menjelaskan.

g. Jangan menyinggung perasaan siswa, bagaimanapun salahnya siswa. (Kompri, 2017:149-152)

(36)

4. Sejarah Kebudayaan Islam

a. Pengertian sejarah kebudayaan Islam

Sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang menyerap kata syajarah dari bahasa Arab yang berarti pohon, keturunan, asal-usul, silsilah, riwayat. Kata ini masuk ke dalam bahasa Melayu setelah akulturasi budaya pada sekitar abad ke-13.Akulturasi yang kedua yaitu ketika masuknya kebudayaan Barat pada abad ke-15 yang membawa kata historie (Belanda) History (Ingris) berasal dari bahasa Yunani, Istoria yang berarti ilmu.

Menurut Aristoteles, istoria berarti suatu telaah sistematis mengenai gejala alam, akan tetapi dalam perkembangannya, bahasa Latin Scientia lebih sering digunakan untuk penyebutan penelaahan tentang gejala alam non kronologis. Adapun kata istoria biasanya diperuntukkan bagi penelaahan gejala-gejala yang berkaitan tentang manusia dengan urutan kronologis.Dalam defenisi umum, kata history kini bermakna masa lampau umat manusia seperti juga pada bahasa Jerman geschichte, yang berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi dan geschichte yakni sudah terjadi atau sering kali diartikan sama dengan sejarah.

Dalam perjalanannya, kata sejarah dalam bahasa Indonesia lebih merujuk pada kata history (Ingris). Kata sejarah, berarti (1) siisilah; asal usul; (2) kejadian, peristiwa yang benar-benar telah terjadi pada masa lampau; (3) ilmu, pengetahuan, cerita, pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau; riwayat. (M. Dien Madjid dan Johan Wahyudhi, 2014: 7-8)

Ibn Khaldun mendefenisikan sejarah sebagai “catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia; tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat seperti kelahiran, keramahtamahan dan solidaritas golongan; tentang revolusi dan pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan

(37)

golongan lain; tentang sebab-sebab timbulnya kerajaan-kerajaan dan Negara dengan berbagai tingkatan kegiatan dan kedudukan orang, pelbagai macam ilmu pengetahuan dan pertukangan; dan pada umumnya tentang segala macam perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena sifat dinamisnya.”

Sedangkan Murtadha Muthahhari mendefenisikan sejarah tradisional (tradisional history) sebagai “pengetahuan tentang kejadian, peristiwa dan keadaan kemanusiaan masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini.” (Muhammad In‟am Esha, 2011: 12)

Jadi, dengan demikian sejarah dapat diartikan dengan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

Sedangkan Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Menurut Koentjoroningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud: (1) wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan yang sebagai suatu kompleksitas ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, (2) wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.

Sejarah kebudayaan Islam dilahirkan oleh umat Islam sekalipun tidak menggunakan istilah kebudayaan umat Islam.Islam itu bukan budaya karena Islam adalah wahyu dari Allah, sedangkan budaya Islam adalah hasil karya orang Islam.Kebudayaan itu dimiliki oleh seluruh umat manusia dari segala level, termasuk masyarakat primitifpun berbudaya.Karena kebudayaan adalah hasil karya manusia.Sedangkan peradaban adalah pengembangan budaya manusia dengan kemampuannya untuk mengembangkan diri sesuai dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Bagi pendidik perlu menyinggung tentang ini. (Eni

(38)

Riffriyanti, 2019:3)Dengan demikian,Sejarah Kebudayaan Islam adalah hasil karyaumat Islam pada masa lampau.

Kegunaan mempelajari sejarah kebudayaan Islam

1. Untuk kelestarian identitas kelompok dan memperkuat kelompok itu bagi kelansungan hidup

2. Sejarah berguna bagi pengambilan pelajaran dari tindakan – tindakan masa lampau, sehingga sejarah memberikan asas manfaat secara lebih khusus demi kelansungan hidup.

Disamping itu juga mempelajari sejarah kebudayaan Islam mengantarkan seseorang menjadi lebih bijak dalam menjalani kehidupan sekarang dan yang akan datang, juga sebagai upaya menolak pandangan-pandangan negatif seperti yang dilontarkan oleh Henry Ford yang dikutip oleh Suryanegara dengan sangat berani mengatakan bahwa sejarah itu omong kosong “History Is Bunk” that history can teach us nothing, that life is always new, that were there is a will there is away, that no impulse need be checked in the light analogies from the fast” menurutnya sejarah tidak ada pengaruhnya dengan masa kini, ia tidak memberikan kontribusi apapun berkaitan dengan kemajuan yang dicapai oleh orang-orang yang hidup pada masa kini ataupun pada masa yang akan datang. Keberhasilan yang dicapai murni karena kerja keras dan kemauan yang tinggi. (Taswiyah, 2011: 22)

Sedangkan tujuan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam menurut antara lain:

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai, dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW. dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan Peradaban Islam.

2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

(39)

3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.

5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. (Euis Sofi, 2016: 52)

Dengan demikian, dari sejarah kita dapat mempelajari apa saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah bangsa ataupun sebuah peradaban, tidak hanya itu sejarah mengingatkan dan kemudian menyadarkan kita pada suatu potensi sekaligus kelemahanyang kita miliki. Mempelajari sejarah senantiasa akan selalu meningkatkan derajat kemanusiaan kita dari waktu ke waktu.

B. Penelitian yang relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu

1. Hasil penelitian Lina Budiarti (2013), yang berjudul “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Di Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Melalui Permainan Di Sekolah Dasar ( Study pada siswa kelas III SDN Sawotratap I)” menunjukkan bahwa minat siswa SD Negeri Sawotratap I pada pembelajaran pendidikan jasmani dapat di kategorikan cukup, hal ini di dasarkan pada persentase skor jawaban angket sebesar 70,64%. Persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa. Perbedaanya dengan penelitian penulis yaitu, pada penelitian lina budiarti meneliti upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani dengan melalui permainan sedangkan penulis meneliti upaya guru dalam

(40)

meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

2. Hasil penelitian Wahid Gunarto dan Nurul Hidayah (2014), yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pembelajaran Alat-Alat Optic Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat di Kelas VIII SMP 3 Belitang Madang Raya” menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan STM mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti upaya meningkatkan minat belajar siswa, sedangkan perbedaannya pada penelitian Wahid Gunarto dan Nurul Hidayah meneliti Upaya Meningkatkan Minat Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pembelajaran Alat-Alat Optic Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat sedangkan penulis hanya meneliti Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

3. Hasil penelitian Hendra kartika (2014), yang berjudul “Pembelajaran Matematika Berbantuan Software MATLAB Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Minat Belajar Siswa SMA” menunjukkan peningkatan minat belajar siswa yang memperoleh pembelajaran berbantuan Sofware Matlab lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran lansung. Persamaan dengan penelitian penulis adalah sama-sama meneliti upaya meningkatkan minat belajar siswa, sedangkan perbedaanya yaitu pada penelitian Hendra Kartika, meneliti pembelajaran matematika berbantuan software matlab sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan minat belajar siswa SMA sedangkan penulis meneliti Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

4. Hasil Penelitian Dimas Dian Perdana (2014), yang berjudul “Upaya Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Materi Hidrokarbon Melalui

(41)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Berbantuan Kartu Soal Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMAN 8 Surakarta” menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) berbantuan kartu soal dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti upaya dalam meningkatkan minat belajar siswa sedangkan perbedaanya adalah pada penelitian Dimas Dian Purnama upaya peningkatan minat belajar materi hidrokarbon melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (stad) berbantuan kartu soal, sementara dalam penelitian penulis meniliti upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

5. Hasil Penelitian Ali Muhson (2009), yang berjudul “Peningkatan Minat Belajar Dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem – Based Learning” menunjukkan bahwa penerapan metode Problem Based Learning dalam pembelajaran statistika lanjut mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa baik minat belajar di dalam maupun di luar kelas, hal ini terjadi karena proses pembelajaran lebih banyak diberikan penugasan analisis kasus baik secara individual maupun kelompok sehingga menuntut partisipasi semua mahasiswa dalam proses pembelajaran. Persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti peningkatan minat belajar, sedangkan perbedaannya adalah pada penelitian Ali Muhson menggunakan penerapan metode problem based learning, sementara penulis hanya menjabarkan upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

Berdasarkan sepanjang penelusuran peneliti, tidak ditemukan penelitian yang relevan dengan judul peneliti.

(42)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitiaan lapangan (fiel research) dengan memakai metode penelitian kualitatif yaitu dihimpun dan diatur dalam bentuk lisan atau tulisan agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas dan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu melihat dan menemukan permasalahan sesuai dengan data yang diperoleh dilapangan dan hal-hal yang bersangkutan dalam penelitian ini (Abdul Halim Hanafi, 2011:92)

Dengan penggunaan pendekatan penelitian kualitatif pada penelitian ini, disebabkan karena peneliti akan mendeskripsikan tentang fenomena yang berkaitan dengan upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, yang merupakan data dalam bentuk hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selain itu juga peneliti akan berusaha menggali makna dari fenomena tersebut selanjutnya akan dijabarkan dan dianalisis berdasarkan fakta dilapangan.

B. Latar dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 12 Tanah Datar, khususnya guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VIII, bernama ibu Afrida S.Ag dan ibu Husni, S.Agserta siswa siswi MTsN 12 Tanah Datar, yang bertempat di Batipuh Baruh, kabupaten Tanah Datar.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 09-11 Januari semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.

C. Instrument Penelitian

Dalam penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan

(43)

membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui obsesvasi dan wawancara. (Sugiyono, 2012: 307)Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Melalui observasi b. Dokumentasi

c. Interview di lapangan. D. Sumber Data

Untuk memperoleh data tersebut, peneliti menggalinya melalui sumber data penelitian primer dan sekunder meliputi:

a. Sumber data primer, yaitu guru Sejarah Kebudayaan Islam MTsN 12 Tanah Datar yang bernama ibu Afrida, S.Ag dan ibu Husni, S.Ag

b. Sumber data sekunder, siswa-siswi MTsN 12 Tanah Datar yang bernama Hidayatul Fajri, Aziz-Al Qomi, An-Nisa Aulia, dan Roni Afrianto

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam buku karangan (Sigiyono: 2012), mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diaantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. (Sigiyono,2012: 203). Dengan demikian observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja, sistematik, mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Adapun tujuan peneliti menggunakan metode observasi ini adalah untuk mendapatkan data tentang proses pembelajaran SKI pada siswa MTsN 12 Tanah Datar.

(44)

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara dapat dibedakan menjadi:

a) Wawancara terpimpin

Dalam wawancara ini, pertanyaan yang diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah disusun.

b) Wawancara bebas

Pada wawancara ini, terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara dan responden, tetapi pewawancara menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman.

c) Wawancara bebas terpimpin

Wawancara ini merupakan perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Dalam pelaksanaanya, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. (Riduwan, 2005: 74)

Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin. Tujuan penggunaan wawancara jenis ini adalah agar fokus yang akan menjadi materi wawancara teratur dalam rangka memperoleh gambaran yang utuh upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran SKI siswa MTsN 12 Tanah Datar

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 2010: 274)Jadi, dokumentasi merupakan laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan suatu fikiran terhadap peristiwa dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan dan meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut. Adapun maksud

(45)

peneliti menggunakan teknik dokumentasi ini untuk mendapatkan data atau infoemasi tentang:

a) Letak geografis

b) Keadaan sarana dan prasarana

c) Struktur organisasi MTsN 12 Tanah Datar d) foto

F. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Dalam metodologi penelitian kualitatif, ada 4 kriteria yang berhubungan dengan keabsahan data yaitu sebagai berikut:

1. Keabsahan konstruk

Keabsahan konstruk (konsep) berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar-benar merupakan variable yang ingi di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan yaitu sebagai berikut:

a. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data, seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang berbeda.

b. Triangulasi pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data.Dalam penelitian ini, misalnya pembimbing bertindak sebagai pengamat memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

(46)

c. Triangulasi teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah di jelaskan pada bab dua untuk digunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

d. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara, metode observasi.Dalam penelitian yang ditunjang dengan metode obse ini, peneliti melakukan metode wawancara dilakukan. (Afifuddin, 2012: 143-144).

Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti menggunakantriagulasi data, dimana peneliti menggunakan berbagai sumberdata, seperti dokumen, hasil wawancara, hasil observasi danjuga mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggapmemiliki sudut pandang yang berbeda.

2. Keabsahan internal

Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu kepada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat.

3. Keabsahan eksternal

Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digenerelisasikan pada kasus lain.

4. Keajengan (reabilitas)

Keajengan (reabilitas) merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila penelitian yang sama dilakukan kembali (Afifuddin, 2012: 144-145).

Referensi

Dokumen terkait

Khususnya pada bidang kesehatan, masih terdapat ibu yang belum sadar akan kebutuhan menu makanan yang sehat dan tepat sesuai dengan usia balita, baik dari segi

Faktor resiko preeklampsia meliputi usia, nulipara, lingkungan, kondisi sosial ekonomi, seasonal influences, obesitas, kehamilan ganda, usia ibu,

Harga adalah hal yang mempengaruhi keputusan dalam pemilihan tempat kost, apabila harga yang ditawarkan pemilik kost rendah maka permintaan akan kost itu akan

2.8.1 Metode Penilaian Kinerja Karyawan Menurut Malayu Hasibuan Menurut Malayu Hasibuan metode penilaian mencakupi pengertian, ruang lingkup, tujuan, dan unsur-unsur yang

Kolom 15, perhitungan tinggi gelombang di laut dalam dengan menggunakan persamaan sesuai Tabel 2.3 Persamaan yang dipilih harus sesuai dengan tipe gelombang yang sesuai

Berkaitan dengan hal tersebut peneliti berupaya mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri pada pembelajaran tematik integratif untuk meningkatkan kemampuan

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan

Pengaturan jarak waktu pemberian pakan konsentrat dan hijauan tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan kambing