• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memudahkan Aktivitas Investor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Memudahkan Aktivitas Investor"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

06

�������������

����������

Edisi

Tahun 2011

Dari Redaksi

ejak berdiri 14 tahun lalu, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) senan­ tiasa melakukan berbagai pengem­ bangan di industri pasar modal Indonesia. Di tahun 2011, KSEI telah melakukan sejumlah pengembangan Infrastruktur Pasar Modal In­ donesia. Beberapa kegiatan pengembangan meliputi pembuatan Single Investor Identity

(SID) yang mulai dicanangkan sejak tahun 2009. Dengan SID, investor akan memiliki satu identitas tunggal untuk melakukan ak­ tivitas perdagangan, kliring, hingga penyele­ saian transaksi Efek.

Penerapan SID diharapkan memberikan kemudahan baik bagi investor maupun regu­ lator pasar modal. Di sisi investor, penerapan

S

������������� �������������� ��������������� ����������������� ������������������ Toll Free 0800 -1- 865734

Call Center KSEI

021 - 515 2855

Website KSEI

www.ksei.co.id

Single Investor Identity menjadi fokus utama pengembangan

KSEI tahun 2011. Apalagi yang tengah dikembangkan KSEI demi

meningkatkan kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor?

1

3

DaftaR iSi

6

Annyeong Haseyo Negeri Ginseng

Malam anugerah Kompetisi Jurnalistik Kartu aKSes tahap ii

7

5

Memudahkan

aktivitas investor

email helpdesk@ksei.co.id ������������� �������������� ��������������� ����������������� ������������������

KSEI Shareholders Seminar 2011

tantangan dan Peluang Pasar Modal Syariah The 15th ACG General Meeting

Evolusi CSD dari Seoul

Pengembangan Single Investor Identity

Pengembangan Single Investor Identity

Memudahkan aktivitas investor

aKtivitaS & StatiStiK

8

Tak terasa perjalanan tahun 2011 sebentar lagi berakhir. Ada sejumlah pengembangan yang telah dan sedang dikerjakan KSEI, salah satunya mengenai Single Investor Identity (SID). Saat ini implementasi proyek SID masih membutuhkan pengembangan beberapa infrastruktur, diantara­ nya adalah pembuatan database induk investor di Fasilitas AKSes.

Dalam Fokuss akhir tahun ini kami ulas dua cerita dari perjalan­ an ke Seoul, Korea Selatan, yaitu berbagi cerita dari ACG General Meeting ke­15 dan pengetahuan baru dari Negeri Ginseng. Tan­ tangan dan peluang pasar mo­ dal syariah yang dibahas dalam Shareholder Seminar 2011 kami sajikan pula untuk para pembaca. Satu lagi penghargaan KSEI untuk para jurnalis yang telah diadakan untuk kedua kalinya, menjadi ba­ hasan Fokuss kali ini.

Selamat membaca

&

Selamat Tahun Baru 2012

(2)



Fo ku ss E di si 0 6,  01 1

ini terintegrasi dengan proyek SID dan ter­ konsolidasi dalam proyek data warehouse pasar modal Indonesia. Hasil pengkinian data nasabah yang sudah dilakukan per 30 November 2011 sebesar 86,16% untuk Bank Kustodian dan 79,85% untuk Perusa­ haan Efek.

Dengan semakin populernya peng­ gunaan smartphone dan komputer tablet untuk mengakses data melalui jaringan se­ lular, KSEI juga berinisiatif untuk membuat Fasilitas AKSes dapat diakses mengguna­ kan perangkat tersebut. Pengembangan yang dimaksud adalah aplikasi AKSes

Mobile untuk Blackberry, Android mau­

pun Apple yang selesai dilakukan pada pertengahan Desember 2011. Aplikasi ter­ sebut memungkinkan pemegang Kartu AKSes untuk mengakses fitur­fitur layanan Fasilitas AKSes tanpa harus menggunakan

internet browser. Untuk perangkat Black­

berry, aplikasi AKSes Mobile bisa diunduh melalui Blackberry App World. Sedangkan untuk perangkat keluaran Apple seperti iPhone dan iPad, instalasi aplikasi dapat dilakukan lewat Apple App Store atau le­ wat Android Market bagi pengguna smart

devices berbasis Android.

Pengembangan yang lain adalah pe­ misahan rekening dana yang dimiliki Per­ usahaan Efek dan investor dalam melaku­ kan pembukuan dana. Proyek ini sesuai dengan Peraturan Bapepam­LK No. V.D.3, yang menyatakan pembukaan rekening Efek wajib diikuti dengan pembukaan Sub Rekening Efek pada Kustodian dan pem­ bukaan rekening dana atas nama nasabah pada bank untuk masing­masing nasabah. Per tanggal 30 November 2011, jumlah Sub Rekening Efek yang telah membuat rekening dana investor sebanyak 7.633.

Sementara dari segi pengembangan STP, saat ini back office system dari Per­ usahaan Efek dan Bank Kustodian masih dalam tahap pengembangan/pengujian sistem interface. Status pengembangan yang melibatkan lima vendor pengem­ bang per 23 November 2011, seluruh

ven-dor telah menyelesaikan tahapan develop-ment sebesar 99%. Pada tahap pengujian,

empat vendor rata­rata sudah menyele­ saikan tahapan pengujian akhir hingga di atas 50% dan satu vendor siap melakukan tahapan pengujian. l

[Eddy Prabowo & M. Ridwan]

“Kehadiran SID

diharapkan memberikan

kemudahan baik bagi

investor untuk proses

konsolidasi data

maupun bagi regulator

pasar modal untuk

kemudahan proses

surveillance.”

Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi:

Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Annisa Indri Hapsari, M. Ridwan, Rachmat Irfan, Adisty Widyasari • Penanggung Jawab: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI • alamat

Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52­53, Jakarta

12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI

Perusahaan Efek, Bank Kustodian, BEI, KPEI, Bank Indonesia dan Bapepam­LK.

KSEI berkomitmen untuk menuntas­ kan penerapan SID paling lambat bulan Januari 2012. Tenggat pembuatan SID seluruh nasabah Perusahaan Efek sesuai dengan Peraturan Bapepam­LK No.V.D.3 adalah per tanggal 31 Januari 2012.

Sejak awal dicanangkan hingga proses perkembangannya di tahun 2011, jumlah kepemilikan SID terus mengalami pening­ katan. Di tahun 2011, pertumbuhan jum­ lah SID sampai dengan 30 November 2011 sejumlah 287.301, meningkat dua kali lipat dibanding awal tahun 2011 yaitu 93.820.

KSEI menemui dua hambatan yang me­ nyebabkan belum semua Sub Rekening Efek di KSEI memiliki SID, yaitu terdapat rekening Efek yang tidak aktif dan belum dinyatakan sebagai dormant account (reke­ ning tidur) serta terdapat rekening Efek untuk mencatatkan Obligasi Negara Retail (ORI) atau Sukuk Retail (SUKRI) saja.

Dengan semakin dekatnya tahun 2012, diharapkan investor dapat pro aktif mengajukan permintaan pembuatan SID kepada broker. KSEI memang tidak bisa memberikan SID langsung kepada inves­ tor, melainkan harus melalui broker, selaku perantara perdagangan Efek. Selain itu, Perusahaan Efek juga perlu memberikan informasi mengenai SID kepada investor agar mereka termotivasi untuk segera me­ miliki dan merasakan manfaatnya.

Pengembangan Lain

Selain pengembangan SID, KSEI juga melakukan beberapa pengembangan lain selama tahun 2011, meliputi pengkinian data Sub Rekening Efek, Fasilitas AKSes

Mobile, administrasi pemisahan rekening

dana nasabah dan pengembangan

Inter-face Straight Through Processing (STP) anta­

ra Back-Office Participant dengan C­BEST. Pengkinian data Sub Rekening Efek perlu dilakukan agar informasi terkait data investor di pasar modal Indone­ sia lebih akurat dan digunakan sebagai acuan pengembangan infrastruktur pasar modal. Untuk itu, Bapepam­LK bersama SRO membuat master database investor dengan kelengkapan informasi yang stan­ dard, mengacu pada lampiran peraturan Bapepam­LK No.V.D.10. Master database SID untuk Fasilitas AKSes akan memberi­

kan kemudahan jika investor memiliki beberapa Sub Rekening Efek di beberapa Perusahaan Efek dan Bank Kustodian, karena portofolio Efek dapat terkonsoli­ dasi. Melalui AKSes, investor lebih mudah melakukan monitoring kepemilikan porto­ folio Efek, mutasi serta data instruksi yang terkait. Sementara di sisi regulator, proses

surveillance dengan SID lebih mudah ber­

jalan.

Implementasi proyek SID tersebut, ma­ sih perlu beberapa pengembangan infra­ struktur. Salah satunya pembuatan

data-base induk investor di Fasilitas AKSes un­

tuk kepemilikan Efek tanpa warkat

(scrip-less securities) yang tercatat di C­BEST, Efek

berbentuk warkat (scrip securities) yang diadministrasikan oleh BAE, Unit Penyer­ taan Reksa Dana dan Surat Utang Negara. Selain itu diperlukan juga infrastruktur komunikasi data dengan interface system yang menghubungkan sistem back office

(3)



Fo ku ss E di si 0 6,  01 1

Evolusi CSD dari Seoul

Untuk yang ke-15 kalinya, negara-negara yang menjadi anggota ACG, kembali

mengadakan ACG General Meeting dengan tema CSDs in Evolution, yang berfokus

pada pengembangan peran dan fungsi CSD.

The 15

th

ACG General Meeting

ebagai salah satu Kustodian Sentral di kawasan Asia Pasifik, KSEI tergabung dalam anggota ACG (Asia-Pacific CSD Group) yang setiap tahunnya mengadakan pertemuan rutin di salah satu negara anggota Central

Se-curities Depository (CSD). Korea SeSe-curities Depository (KSD) bertindak selaku tuan

rumah pertemuan ke­15 pada tanggal 2 ­ 4 November 2011 di Seoul.

Dengan tema CSDs in Evolution, ACG General Meeting membahas ten­ tang pengembangan peran dan fungsi CSD, khususnya di kawasan Asia­Pasifik. Presentasi dan diskusi yang dilakukan banyak membahas bisnis baru CSD, per­ ubahan struktur pasar modal yang terkait dengan CSD dan implikasi terhadap CSD atas perkembangan operasional pasar modal tingkat internasional. Para pembi­ cara tidak hanya berasal dari negara ang­ gota ACG, namun juga peneliti dan para pelaku bisnis pasar modal di tingkat regi­ onal dan internasional.

Selain agenda utama General Meeting, pada hari pertama juga diadakan seminar setengah hari dengan tema

”Develop-ment of Capital Market Infrastucture in the Post-Crisis Financial Environment”. Dalam

sambutannya, Chairman & CEO KSD, Kim Kyung Dong menyatakan, pasar modal internasional telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan transparansi dan stabilitas sejak krisis keuangan tahun 2008.

Kim Kyung Dong menambahkan, di kawasan regional Asia­Pasifik, negara ASEAN+3 telah melakukan inisiasi pe­ ngembangan pasar surat utang regional, termasuk analisa pembentukan Regional

Settement Intermediary (RSI). Pertumbuh­

an mata uang Yuan di kawasan regional juga diperkirakan menjadi faktor penting untuk perubahan perkembangan pasar modal regional dan internasional.

Dalam presentasinya, Helmut Wacket,

Head of External Shareholder Management

S

Section European Central Bank, menjabar­

kan dampak krisis finansial global pada struktur penyelesaian transaksi di pasar modal. Helmut menyebutkan juga ren­ cana implementasi proyek T2S (Target 2

Securities) pada Eurosystem. Dengan T2S,

seluruh CSD, ICSD, custodian dan market

participant lain di Eropa akan memiliki penyelesaian transaksi yang terintegrasi baik domestik maupun lintas negara. T2S akan menjadi ’one integrated technical

platform for securities settlement’ di ka­

wasan Eropa.

Esmond Lee, Executive Director of

Hong Kong Monetary Authority (HKMA), menjelaskan tentang pertumbuhan mata uang Renmimbi (RMB) terkait dengan perkembangan infrastruktur pasar modal untuk transaksi keuangan dan

cross-bor-der settlement.

Dalam presentasi lain, Prof. Inseok Shin dari Chung­Ang University, Seoul, memaparkan pembentukan RSI (Regional

Settlement Intermediaries) dan tantangan

yang dihadapi CSD di kawasan Asia Pa­ sifik. Menurut Prof. Shin yang juga menja­ bat sebagai Chairman of Group of Experts (GoE) on Cross-Border Bond Transaction

and Settlement for ASEAN+3, ABMI (Asian

Bond Market Initiatives) yang diluncurkan

negara ASEAN+3 sejak tahun 2003 telah mencapai 2 fase analisa dan beberapa rekomendasi, yaitu peningkatan transpa­ ransi, pemenuhan standar internasional, peningkatan kerjasama regional dan pengurangan settlement risk. ABMI juga mengusulkan perlunya dibentuk RSI yang terdiri dari 2 pilihan format, yaitu Asian

ICSD dan CSD Linkage. Namun, kedua

“Dengan tema CSDs in

Evolution, ACG General

Meeting ke­15 banyak

membahas tentang

pengembangan peran

dan fungsi CSD (Central

Securities Depository),

khususnya di kawasan

Asia Pasifik.”

(4)



Fo ku ss E di si 0 6,  01 1

“Selain Senior

Management Meeting,

dilaksanakan juga

pembahasan teknis

dalam Task Force Group,

yang masing­masing

menyampaikan poin,

rekomendasi dan rencana

di tahun mendatang.”

ejak tahun 2007, KSEI selalu mela­ kukan studi banding setiap tahun dengan institusi pasar modal di negeri lain, sebagai salah satu perwujudan nilai inti KSEI yaitu Continual Development. Institusi yang menjadi tujuan di tahun 2011 adalah Korea Securities Depository (KSD),

Korea Financial Investment Association

(KOFIA), dan Korea Exchange (KRX). Selama kunjungan tanggal 15­18 November 2011, KSEI memperoleh beberapa pengetahuan baru seputar industri pasar modal Korea.

Korea Securities Depository

Meski sama­sama Central Securities

Depository (CSD), KSD bukan termasuk SRO

di pasar modal Korea, seperti layaknya KSEI di pasar modal Indonesia. SRO di pasar modal Korea hanya terdiri dari KRX dan KOFIA. Selain itu, KSD tidak hanya berperan sebagai Kustodian sentral saja tetapi juga sebagai clearing house. Perbedaan lain terkait rekening penyimpanan Efek, yaitu data investor tidak disimpan di KSD, tetapi oleh Perusahaan Efek. KSD juga membuka investor institusi untuk menjadi partisipan langsung KSD. Berdasarkan data statistik per akhir Desember 2010, di KSD terdapat 1.067 partisipan dengan 3.956 rekening.

Dengan database nasabah di Perusa­ haan Efek, saat penerbit Efek melakukan tindakan korporasi (corporate action), KSD akan meminta masing­masing Perusahaan Efek untuk memberikan surat pernyataan kepemilikan yang berisi data lengkap inves­ tornya. Melalui surat inilah, proses tindakan korporasi seperti penghitungan dividen dapat dilakukan KSD.

Selain layanan utama sebagai CSD, KSD juga menyediakan layanan tambahan se­ perti Securities Lending and Borrowing (SLB) dan Repurchase Agreement (REPO). SLB per­ tama kali dilakukan KSD pada Agustus 1996 untuk investor lokal, dan pada November 2011 untuk investor asing. Sedangkan pada fasilitas REPO, dimana KSD bertin­ dak sebagai third-party, diluncurkan pada November 1999. Dalam memberi­ kan fasilitas REPO, KSD beperan sebagai agen perantara yang menyediakan fasilitas penyelesaian open-leg dan penyelesaian

close-leg (pembelian kembali). Layanan ad­

ministrasi transaksi REPO memungkinkan pergantian Efek yang sedang dalam proses REPO dilakukan sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Manajemen risiko REPO dilakukan dengan mark-to-market atas Efek yang sedang dalam proses REPO.

Untuk memudahkan investor asing memiliki dan melakukan transaksi surat berharga terbitan Korea di negara masing­

S

opsi ini masih akan dianalisa lebih lanjut oleh GoE karena terganjal legal issue ma­ sing­masing negara yang memiliki karak­ teristik, dasar hukum dan peraturan yang berbeda­beda.

Selain Senior Management Meeting, dilaksanakan juga pembahasan teknis dalam 4 Task Force Group. Dari hasil perte­ muan tersebut, masing­masing Task Force

Group menyampaikan poin, rekomendasi

dan rencana yang akan dilaksanakan di tahun mendatang kepada seluruh ang­ gota ACG.

[1] Exchange of Information

Task Force Group ini melakukan empat

kategori survey (Corporate Action Services,

Issue Administrator Services, General Meet-ing Services dan Other Issuers Services) ke­

pada seluruh anggota ACG terkait issuer

services di masing­masing negara. Alas­

an pelaksanaan survey tersebut karena adanya kebutuhan informasi aktivitas

Corporate Action di kawasan regional. Ber­

dasarkan pertemuan ACG Cross Training yang telah dilakukan di Mongolia, baru sedikit CSD Asia yang berinisiatif mem­ bentuk CSD Linkages. Untuk itu, selama 1­2 tahun ke depan, Task Force ini beren­ cana melakukan upgrade ACG website dan

survey kepada seluruh CSD tentang core business (account structure and cash settle-ment).

[2] Legal

Task Force Legal sudah mengolah

data hasil survey terkait ’Legal protection of

CSD/CCP in case of participants’ insolvency’.

Berdasarkan hasil survey, legal framework untuk securities depository dan clearing/

settlement bervariasi dan berbeda di tiap

negara. Namun, disarankan agar menca­ kup beberapa hal penting yaitu

enforce-ability of transaction, perlindungan asset

nasabah, finality of settlement,

arrange-ments for achieving DVP, default rules, ser­

ta likuidasi asset yang digadaikan sebagai jaminan. Rencananya di tahun 2012 akan dilakukan survey bertema ’Legal

applica-tion in cross-border securities transacapplica-tion’. [3] New Business Innitiative

Research yang dilakukan pada tahun

2011 adalah tentang e-Voting dan New

services of CSD. Beberapa presentasi

terkait topik tersebut dilakukan pada 13th ACG Cross-Training di Mongolia. Untuk

rencana ke depan, ada beberapa topik yang direkomendasikan, yaitu Fund

Ser-vice, Electronic Securities dan Corporate Action Services.

[4] Technical

Task Force Group Technical menyam­

paikan bahwa survey yang sudah dilaku­ kan sehubungan dengan sisi teknis CSD adalah analisa terkait usaha yang dilaku­ kan oleh CSD dan CCP untuk mengurangi

technical cost di masing­masing negara.

Sedangkan saat ini juga dilakukan

sur-vey tentang IT governance in CSD, New demands on technology infrastructure, Use of mobile technology in CSD services, Cross border linkages with other CSD dan Readi-ness of CSD in case of disaster.

Pada akhir sesi, ditetapkan pelaksa­ naan ACG General Meeting ke­16 akan diadakan di Bali, Indonesia. KSEI bersama dengan KPEI akan menjadi tuan rumah penyelenggara di tahun 2012. Sampai jumpa tahun depan di Bali ! l

(5)



Fo ku ss E di si 0 6,  01 1

“Bila C­BEST merupakan

sistem utama yang

digunakan KSEI, sistem

utama yang digunakan

KSD dikenal dengan nama

SAFE+, yang merupakan

perpaduan dari dua sub

sistem yaitu SAFE dan

FundNet.”

Annyeong Haseyo Negeri Ginseng

Selama empat hari perjalanan ke Seoul, Korea Selatan, tim KSEI memperoleh banyak

pengetahuan baru mengenai pasar modal di negeri ginseng tersebut. Salah satunya layanan

dan teknologi yang digunakan dalam industri pasar modal Korea.

central bank, maka dengan SAFE+ next

gene-ration, KSD akan langsung menggunakan Bank of Korea selaku central bank untuk pe­ nyelesaian transaksi dana.

Korea Financial Investment Association

KOFIA, yang merupakan hasil merger dari tiga asosiasi yaitu The Korea Securities

Dealers Association, Asset Management Asso-ciation of Korea, dan Korea Futures Associa-tion, didirikan pada Februari 2009. KOFIA

terdiri dari 150 anggota reguler, 87 anggota

asosiasi, dan 15 anggota khusus.

Sebagai SRO, KOFIA berhak mengatur anggotanya dengan membuat peraturan dan standardisasi untuk menciptakan akti­ vitas bisnis yang teratur. Selain itu, KOFIA melakukan ujian sertifikasi untuk profe­ sional di bidang finansial dan pasar mo­ dal. KOFIA juga memiliki peran dan fungsi mendidik para profesional, melalui Korea

Institute of Financial Investment (KIFIN) dan Korea Council for Investor Educaiton (KCIE)

untuk investor umum.

Untuk pengelolaan dasar, KOFIA memi­ liki pasar Free Board untuk Emiten berskala kecil dan tidak terdaftar di KRX. Untuk itu, KOFIA berperan melakukan pendaftaran Efek, pengawasan dan pembuatan per­ aturan. Pada pasar OTC (over the counter) obligasi, KOFIA melakukan pembentukan harga obligasi melalui sistem kuotasi ob­ ligasi yang mereka miliki dan terintegrasi dengan Bloomberg.

Korea Exchange

KRX sedang mengembangkan sistem baru yaitu EXTURE+, yang selesai pada September 2013. KRX juga menampilkan performa sistem mereka yang diuji pada masa pengembangan, antara lain kecepa­ tan pemrosesan transaksi yang meningkat dari sebelumnya 10.000 TPS (transactions

per second) menjadi 100.000 TPS. Kapasitas

sistem perdagangan juga meningkat dari 80 juta order menjadi 200 juta order per hari. Saat ini data perdagangan di KRX sudah menjadi 70 juta data per hari­nya. Sistem DRC KRX berlokasi kurang lebih 400 km dari kantor pusat di Seoul dengan bandwidth sebesar 10 Gbps untuk interkoneksinya.

Selain itu, KRX memberikan jasa terkait bidang IT, antara lain pengembangan sistem kliring un­ tuk derivatif mulai Juli 2010 hingga Desember 2011, dan pengembang­ an infrastruktur generasi terbaru untuk pasar modal Vietnam yang masih berlangsung.

Berbagai pengetahuan dan pengalaman baru yang diperoleh selama kunjungan ke Korea Selatan ini, di­ harapkan dapat bermanfaat bagi KSEI un­ tuk mengembangkan Service Excellence ke­ pada para anggotanya. Gamsahamnida... l

[Tim Delegasi] masing, KSD memberikan layanan

deposi-tory receipt (DR) atas Efek surat berharga

Korea yang listing di Bursa negara lain. KSD juga berfungsi sebagai depositary untuk surat berharga yang diterbitkan negara lain agar dapat listing di Bursa Korea (KRX), sama halnya dengan SPEI (Sertifikat Penitipan Efek Indonesia) yang sedang dikembangkan di Indonesia. Hal ini memudahkan investor lokal untuk me­ miliki dan tetap melakukan transaksi di Korea, namun surat berharga diterbitkan di negara lain. Untuk kepentingan tersebut, KSD memiliki perjanjian

depositary dengan Bank Kustodian

di negara lain.

Bila C­BEST merupakan sistem utama yang digunakan KSEI, sistem utama yang digunakan KSD adalah SAFE+, yang merupakan perpaduan dari dua sub sistem yaitu SAFE dan FundNet. SAFE, yang berbasis web seperti C­BEST, merupakan sistem untuk melaksanakan fungsi utama sebagai Kustodian sentral, sedang­ kan FundNet digunakan untuk pe­ nyimpanan dan penyelesaian tran­ saksi Reksa Dana.

KSD juga menerapkan Straight

Through Processiong (STP) dengan meng­

gunakan FEP (Front End Processing). FEP ini mirip dengan STP Realtime Interface yang dikembangkan oleh KSEI saat ini. Perbe­ daan terletak pada koneksi server KSD dengan partisipannya. Untuk FEP yang terkoneksi adalah server dengan server, se­ dangkan pada STP Realtime Interface yang terkoneksi adalah client dari STP Realtime

Interface yang disediakan KSEI dengan server partisipan.

Untuk meningkatkan layanan jasanya, KSD tengah mengembangkan SAFE+ next

generation yang membutuhkan waktu kurang lebih 4 tahun untuk pengembang­ annya. Perubahan mendasar dari pe­ ngembangan sistem SAFE+ next generation

adalah untuk transaksi dana. Saat ini, untuk penyelesaian transaksi dana, KSD meng­ gunakan fasilitas dua bank komersial dan

(6)

6

Fo ku ss E di si 0 6,  01 1

“Perkembangan Islamic

finance di Luxembourg

dan Malaysia terus

berkembang dan masih

terbuka kesempatan yang

luas jika investor masuk

lebih dalam ke industri

tersebut.”

i akhir 2011, KSEI kembali me­ nyelenggarakan kegiatan KSEI

Shareholders Seminar. Acara rutin tahunan pada tanggal 24 ­ 27 November 2011 lalu diadakan guna mengembang­ kan industri pasar modal Indonesia melalui

capacity building sumber daya manusia.

Bertempat di Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua­ Bali, KSEI Shareholders Seminar 2011 meng­ usung tema Challenge and Opportunity in

Developing Sharia Based Capital Market in Indonesia: Sharing Best Practice From Other Countries.

Pada seminar tersebut, peserta mene­ rima pemaparan dari beberapa narasum­ ber dengan tema syariah. Ananta Wiyogo,

Pasar modal syariah di Indonesia terus berkembang,

namun belum menjadi pilihan investor. KSEI Shareholders

Seminar 2011 membahas tuntas tema syariah untuk

meningkatkan pengetahuan pemegang saham dan

memajukan produk syariah di Indonesia.

tantangan & Peluang

Pasar Modal Syariah

Direktur Utama KSEI, menyampaikan sam­ butan dan ucapan terimakasih kepada para peserta, undangan dan narasumber. Acara dilanjutkan dengan keynote speech oleh M. Noor Rachman selaku Kepala Biro Trans­ aksi dan Lembaga Efek Bapepam­LK. Dalam pidatonya, M. Noor Rachman berharap para peserta dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pasar modal syariah dan mema­ jukan pasar modal syariah Indonesia.

Sesi pertama seminar hari pertama menghadirkan Francis Dassou, Senior Fund

Solutions Manager, HSBC Amanah Securi­

ties Services, Luxembourg, yang memba­ has mengenai industri keuangan secara Is­ lami. Francis menyampaikan perkembang­ an Islamic finance di Luxembourg dan ma­ sih terbukanya kesempatan yang luas jika masuk lebih dalam ke industri tersebut. Secara fundamental, dipaparkan elemen yang diharamkan dalam syariah adalah

riba (bunga), gharar (ketidakpastian), mai-sir (judi), dan non halal (hal­hal yang dila­

rang). Dalam Islam, memperoleh keuntung­ an tetap dianjurkan namun tanpa mem­ peroleh bunga.

Kemajuan Islamic financial ditandai dengan semakin banyaknya produk sya­ riah, tidak hanya pada sektor keuangan namun juga pada sektor asuransi dan pasar modal. Dengan terus bertumbuh­ nya populasi muslim serta meningkatnya

pendapatan per kapita masyarakat muslim, dapat menjadi peluang untuk pengem­ bangan syariah.

Di Luxembourg, menurut Francis, yang telah memiliki reputasi internasional untuk flexibilitas regulasi keuangan, saat ini telah dilakukan upaya untuk menyediakan

secu-rities services yang menyediakan dan me­

mahami prinsip­prinsip syariah.

Sesi kedua dilanjutkan presentasi Ahmad Shahriman Mohd Shariff, Islamic

Banking Head, Citibank Berhad, Malaysia.

Shahriman menceritakan perkembangan

Islamic financial di Malaysia yang dimulai

sejak tahun 1969 yang terus berkembang. Malaysia berhasil meluncurkan corporate

sukuk dan ijarah di tahun 2001­2002 yang

jumlahnya terus bertambah. Jika diban­ dingkan dengan conventional bond, kepe­ milikan sukuk di Malaysia jauh lebih tinggi. Penggunaan sukuk sebagai salah satu solusi pembiayaan telah menjadi hal yang umum di Malaysia. Banyak proyek yang memperoleh pembiayaannya melalui su­ kuk, terutama infrastruktur dan fasilitas umum. Shahriman juga menjelaskan bagai­ mana regulasi pemerintah Malaysia terha­ dap Islamic market yang mereka jalankan.

Pada hari kedua, seminar dibuka de­ ngan presentasi Adiwarman Karim dari Dewan Syariah Nasional (DSN). Adiwarman membahas tentang prinsip­prinsip dan metodologi pasar modal syariah berdasar­ kan fatwa dan aturan yang berlaku di Indo­ nesia, bagaimana aplikasi dan mekanisme perdagangan pada produk syariah.

Sesi seminar dilanjutkan dengan diskusi panel dengan moderator Margeret Mutiara Tang, Direktur KSEI. Selain meng­ hadirkan seluruh pembicara, hadir pula Anis Baridwan, Kepala Biro Penilaian Sektor Riil Bapepam­LK sebagai narasum­ ber. Sebelumnya, Anis Baridwan terlebih dahulu memaparkan perkembangan pasar modal syariah Indonesia.

Diskusi membahas penerapan pasar modal syariah di Indonesia dibandingkan dengan Malaysia dan Luxembourg, apa yang membuat produk syariah di Indone­ sia belum menjadi pilihan dan bagaimana sikap pemerintah baik secara regulasi, pajak dan fasilitas terhadap produk sya­ riah. Diskusi ditutup pesan dari Adiwarman Karim terhadap pasar modal syariah Indo­ nesia, untuk terus ‘Do Your Best’ agar dapat terus berkembang.

Kegiatan Shareholders Seminar 2011 ditutup oleh Sulistyo Budi, Direktur KSEI. Diharapkan KSEI dapat menyelenggara­ kan kegiatan serupa dengan topik yang tidak kalah menarik di tahun­tahun men­ datang. l

[Yulia Purnama S.]

D

(7)



Fo ku ss E di si 0 6,  01 1

­

“Kompetisi Jurnalistik

Sosialisasi Kartu AKSes

merupakan bentuk

penghargaan dan wujud

apresiasi KSEI kepada para

jurnalis yang sudah berperan

serta melakukan publikasi

mengenai Kartu AKSes.”

Setelah sukses menyelenggarakan Kompetisi Jurnalistik Kartu AKSes tahap I,

KSEI kembali memberikan penghargaan serupa kepada para jurnalis. Apa yang

berbeda pada penyelenggaraan kompetisi kedua ini?

Suryolaksono (wartawan senior) dan Oscar Matuloh (fotografer senior). Setelah melalui seleksi administratif dan proses penjurian, diperoleh 10 artikel cetak, 10 artikel online, dan 7 foto sebagai finalis.

Kamis, 27 Oktober 2011 bertempat di XXI Lounge, Plaza Senayan Jakarta, KSEI mengadakan acara Malam Anugerah (Awarding Night) Kompetisi Jurnalistik So­ sialisasi Kartu AKSes tahap II. Acara ini juga dihadiri oleh Mohammad Noor Rachman,

Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam­LK, Direksi KSEI, perwakilan BEI dan KPEI, juri serta para nara sumber. Pada acara penganugerahan ini, secara khusus diberikan penghargaan kepada tiga artikel

online terbaik, tiga artikel cetak terbaik, dan

tiga foto terbaik.

Ananta Wiyogo, Direktur Utama KSEI, didampingi Direksi KSEI, Sulistyo Budi dan Margeret Mutiara Tang, memberikan peng­ hargaan kepada tiga pemenang kategori foto terbaik. Abdu Syukri dari Harian Ekua­ tor tampil sebagai pemenang I dengan judul “Cegah Kejahatan Investasi Sekuritas”. Pemenang II kategori foto jatuh kepada Kur­ niawan Arie Wibowo dari Joglo Semar de­ ngan judul “Perusahaan Efek Harus Pisahkan Rekening Nasabah”. Sedangkan foto karya Adhinata Kusuma dari kaltim.tribunnews. com yang berjudul “KSEI Sosialisasikan Kartu AKSes di Solo” menjadi pemenang III.

Mayong Suryolaksono, perwakilan dari juri kemudian membacakan pemenang

kategori artikel cetak dan online. Dari kategori artikel online, Sigit Suhardi dari businessreview.co.id berhasil menjadi ja­ wara kategori ini dengan artikel berjudul “Sejuta Manfaat Kartu AKSes Minim Peng­ gunanya”. Disusul oleh Bambang Iswanto dari suaramerdeka.com dengan “AKSes: Membuat Investasi Tanpa Ekses” sebagai pemenang kedua, dan “Perluas Peran In­ vestor Lokal Lewat Kartu AKSes” oleh Defri Yeni dari medanbisnisdaily.com pada po­

sisi ketiga.

“Amankah Investasi Anda? Di­AKSes Saja” oleh Hairul Mikrad dari Borneo Tribun menjadi pe­ menang I pada kategori cetak. Sedangkan pemenang kedua dan ketiga, masing­masing diperoleh oleh Agus Wahyuni (Borneo Tri­ bun) dengan artikel berjudul “Menebar Kartu AKSes di Pulau Borneo” dan Ahmad Nabhani (Neraca) dengan “AKSes Punya Andil Cegah Risiko Investasi Pasar Modal”.

Dengan diadakannya Malam Anugerah Kompetisi Jurnalistik Tahap II ini, diharapkan hubungan baik antara KSEI dengan awak media dapat terus terjalin. KSEI berharap acara serupa dapat kembali diadakan pada tahun mendatang.l

[Redaksi] ejak Juni 2010, PT Kustodian Sentral

Efek Indonesia (KSEI) mengadakan Sosialisasi Kartu AKSes ke beberapa wilayah Indonesia untuk bertemu lang­ sung dengan para investor dan Perusa­ haan Efek guna menjelaskan fungsi dan manfaat Kartu AKSes bagi mereka. Setelah kurang lebih setahun penyelenggaraan sosialisasi, terjadi peningkatan kepemi­ likan Kartu AKSes yang cukup signifikan. Berdasarkan data KSEI per 31 Oktober 2011, total jumlah pengguna Kartu AKSes sebanyak 112.296, diban­ dingkan sebelum dilaksanakannya sosialisasi yakni sebanyak 23.860. (data per Juli 2010).

Peningkatan jumlah kepemi­ likan Kartu AKSes tersebut, ten­ tunya tidak terlepas dari peran media dalam melakukan publikasi Sosialisasi Kartu AKSes yang telah dilakukan. Pada setiap kegiatan so­ sialisasi, KSEI mengundang rekan­ rekan media agar berita mengenai sosialisasi dapat sampai kepada target khalayak, yaitu masyarakat dan khususnya kepada investor dan Peru­ sahaan Efek.

Kompetisi Jurnalistik Sosialisasi Kartu AKSes merupakan bentuk penghargaan dan wujud apresiasi KSEI kepada para jur­ nalis yang sudah berperan serta melakukan publikasi mengenai Kartu AKSes. Sebelum­ nya, KSEI telah mengadakan kompetisi se­ rupa pada Januari 2011 lalu. Yang berbeda dari penyelenggaraan kali ini, ada kategori baru yang dilombakan pada kompetisi ta­ hap II. Jika sebelumnya hanya jurnalis tulis yang bisa ikut serta, kini para fotografer pun bisa ikut serta.

Antusiasme rekan­rekan jurnalis untuk mengikuti kompetisi ini terlihat dari ba­ nyaknya karya jurnalistik yang ikut serta. Sepanjang rangkaian Sosialisasi Kartu AKSes, kompetisi ini berhasil menyaring total 362 artikel dan 147 foto. Seluruh karya yang sudah terkumpul kemudian dinilai oleh juri yang sudah berpengalaman dalam bidang jurnalistik, yaitu Mayong

Malam Anugerah Kompetisi Jurnalistik Kartu AKSes tahap II

S

(8)



Fo ku ss E di si 0 6,  01 1 ��� ��� ��� ��� ��� ������� ������� ������� �������������� ������� ������� ����������������������������������������������� ��������������������������������� ��� ��� ������� ����������������������������������������� ��������������������������������� ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������� ������ ������ ��� ��� ������� ������� ��� ��� ���������������������������������� ��������������������������������� ����������������������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������� �������� �������� �������� �������� �������� �������� �������� �������� �������� ��� ��� ��� ������� �������� ��� ������ ��� �������� ��� ������� ��� ������ ���

aKtivitaS

StatiStiK

Sosialisasi Kebijakan BCM, GCG dan ERM

Dalam rangka mensosialisasikan kebijakan Business Continuity

Management (BCM), Good Corporate Governance (GCG) dan Enterprise Risk Management (ERM), KSEI mengadakan sosialisasi

kebijakan dan simulasi BCM pada tanggal 29 Oktober 2011 yang bertempat di Hotel Santika, Serpong. Kegiatan ini diawali dengan pembekalan bagi karyawan dari segi keselamatan jika terjadi bencana. Setelah itu, karyawan KSEI melakukan simulasi dalam rangka menciptakan kelangsungan usaha sesuai dengan pekerjaan di unit masing­masing. Dengan adanya program ini, diharapkan mampu untuk meningkatkan kepedulian seluruh karyawan terhadap kebijakan BCM, GCG dan ERM apabila terjadi kondisi darurat atau disaster. l

Undian Hadiah Kartu aKSes Periode

14 November 2011 - 31 Januari 2012

Untuk memberikan kesadaran kepada investor mengenai pentingnya melakukan monitoring kepemilikan Efek secara langsung agar dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan yang mungkin dilakukan Perusahaan Efek, KSEI mengadakan Undian Hadiah Kartu AKSes. Undian yang dilakukan selama periode 14 November 2011 ­ 31 Januari 2012 ini, bisa diikuti oleh investor yang ada di seluruh Indonesia. Selama periode tersebut, KSEI akan memberikan hadiah­hadiah menarik berupa Sepeda Motor Honda Scoopy, Samsung Galaxy Tab II dan Blackberry Dakota. Investor yang sudah memiliki Kartu AKSes hanya perlu melakukan log in ke website AKSes (http://akses.ksei.co.id) untuk memperoleh poin yang akan diundi selama periode tersebut. Setiap lima kali log in di hari yang berbeda, investor akan mendapatkan poin yang akan diundi. Terus lakukan log in dan raih hadiahnya! l

“investor Summit and Capital Market Expo

2011” di Surabaya

Melanjutkan sukses Investor Summit and Capital Market Expo (ISACME) 2011 yang telah diadakan di Jakarta pada bulan Oktober lalu, Bapepam­LK bersama dengan SRO (BEI, KPEI dan KSEI) kembali menyelenggarakan Investor Summit and Capital

Market Expo 2011 di Grand City Mall, Surabaya pada tanggal

23 ­ 24 November 2011. Masih mengusung tema yang sama, yaitu Investing in Capital Markets: A Journey for a Better Future, ISACME 2011 diikuti oleh 12 Emiten dan didukung oleh 56 media nasional (cetak, elektronik, dan online) sebagai media

partners. Acara ini menghadirkan pameran (expo), presentasi

Emiten, dan seminar dari SRO, pemerintah, dan pakar pasar modal. Acara dibuka oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, diikuti dengan peninjauan pameran oleh Gubernur dan Ketua Bapepam­LK, Nurhaida. l

total Distribusi “Corporate action”

(Periode Januari ­ November 2011)

Dana Januari ­ November 2011

Rp (miliar) USD (juta)

Equity (Dividen dan Exercise) 55.808,77 53,63

Debt (Bunga dan Pokok) 30.446,35 16,01

Total Dana 86.255,12 69,64

Efek (Jumlah/Unit Efek)

Saham 55.736.056.934

Waran 3.812.246.944

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan di atas, novel merupakan salah satu karya sastra yang dijadikan materi pembelajaran dalam pelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Kaitannya dengan

[r]

Ketidakhadiran Saudara tanpa alasan dan keterangan yang tidak dapat diterima oleh Pokja ULP maka penawaran Saudara dinyatakan GUGUR, dan dikenakan SANKSI sesuai

Skripsi dengan judul “Analisis Respon Siswa Slow Learner Terhadap Proses Pembelajaran Kelas 4 di Sdn Sumbersari 1 Malang” adalah hasil karya saya, dan dalam

ekstrak seduhan teh hijau menghasilkan nata dengan berat tertinggi 24,66 g dan dosis ekstrak seduhan tanaman alkaloid yang terbaik terdapat dalam pembentukan

Page 6 of 12 KKN MONO adalah KKN Mandiri sebenarnya juga KKN tematik tetapi secara mandiri mahasiswa menetukan temanya dengan Tema per Bidang Disiplin Ilmu, maksudnya

Sesuai dengan ketentuan Pasal 55 Undang-undang Bank Indonesia 1968, maka penyelenggaraan usaha Jaminan Simpanan Uang Pada Bank sebagaimana dimaksudkan diatas, perlu diatur dalam

Berdasarkan hasil penelitian ini, dari delapan variabel independen yang dimasukkan dalam model dengan tingkat signifikansi 5% dapat dilihat bahwa variabel yang