MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
14
TAHUN 2016TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 201 1 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
bahwa dalam rangka
tertib
administrasi,
dan
terciptanyaharmonisasi, stabilisasi, efektifitas, serta menjamin partisipasi
masyarakat
guna
memperkuat
dukungan
terhadappenyelenggaraan
pemerintahan
daerah, berkenaan
denganberlakunya
Undang-Undang Nomor23
Tahun 2014
tentangPemerintahan Daerah,
perlu
menetapkanPeraturan
MenteriDalam
Negeri
tentang
Perubahan
Kedua
Atas
PeraturanMenteri Dalam
Negeri Nomor
32
Tahun
2OLl
tentang PemberianHibah Dan Bantuan
Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;: 1.
Undang-Undang
Nomor
39
Tahun
2008
tentangKementerian
Negara
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO8 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomora9l6);
2.
3.
5.
6. 4.
Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2Ol3
tentangOrganisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5430);
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2Ol4
tentangPemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambaban Lembaran NegaraRepublik
Indonesia
Nomor5587)
sebagaimanatelah
diubah
beberapakali
terakhir
dengan
Undang-Undang Nomor
9
Tahun 2015 tentang Perubahan KeduaAtas
Undang-UndangNomor
23
Tahun
2OL4
tentangPemerintahan
Daerah
(Lembaran Negara
RepublikIndonesia
Tahun 2015
Nomor58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);Undang-Undang
Nomor
30
Tahun
2Ol4
tentangAdministrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);Peraturan
PemerintahNomor
58
Tahun
2005
tentangPengelolaan
Keuangan
Daerah
(Lembaran
NegaraRepublik Indonesia
Tahun 2005 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun
2006tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah, sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir
denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun
2011tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri
Nomor
13
Tahun
2006
tentang
Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2O 11 Nomor 31O).Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
32 Tahun
2011tentang
Pedoman PemberianHibah
dan Bantuan
Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun201
1
Nomor
450)
sebagaimanatelah
diubah
dengan 7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
39 Tahun
2Ol2tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor
32
Tahun
2OLL
tentang
Pedoman
PemberianHibah
dan
Bantuan
Sosial
Yang
Bersumber
DariAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor 5a0);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN
MENTERI
DALAM
NEGERI
TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI DALAMNEGERI
REPUBLIK INDONESIA NOMOR32
TAHUN 2OLI TENTANG PEDOMAN PEMBERIANHIBAH DAN
BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH.Pasal I
Beberapa
ketentuan dalam
PeraturanMenteri Dalam
NegeriNomor
32
Tahun
2Oll
tentang
Pedoman Pemberian Hibahdan
Bantuan
Sosial
Yang
Bersumber
Dari
AnggaranPendapatan
dan
Belanja Daerah Daerah (Berita
NegaraRepublik
IndonesiaTahun
2OLLNomor
450)
sebagaimanatelah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor39
Tahun
2OL2 tentang PerubahanAtas
Peraturan MenteriDalam
Negeri Nomor
32
Tahun
2OlL
tentang
Pedoman PemberianHibah dan Bantuan
Sosial Yang Bersumber DariAnggaran
Pendapatandan
Belanja Daerah (Berita
NegaraRepublik Indonesia
Tahun 2Ol2
Nomor 540),diubah
sebagai1.
Ketentuan
Pasal
I
diubah,
sehinggaPasal
1
berbunyi sebagai berikut: BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Pengertian Pasal 1Dalam Peraturan Menteri
ini,
yang dimaksud dengan:1.
Pemerintah Daerah
adalah Gubernur,
Bupati
danWalikota,
dan
perangkat
daerah
sebagai
unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.2.
Kepala Daerah adalahGubernur
bagi daerah provinsiatau Bupati bagi daerah kabupaten
dan/atau
Walikota bagi daerah kota.3.
Dewan Perwakilan Ralryat Daerah
yang
selanjutnyadisingkat
DPRDatau
sebutan
lain
adalah
lembagaperwakilan rakyat daerah sebagai
unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.4.
Keuangan Daerahadalah
semuahak
dan
kewajibandaerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahandaerah
yang
dapat
dinilai
dengan
uang
termasukdidalamnya
segala bentuk
kekayaan
yangberhubungan
dengan
hak
dan
kewajiban
daerah tersebut.5.
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Daerah
yangselanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan
tahunan
pemerintahan
daerah
yang
dibahas
dandisetujui
bersama oleh pemerintah daerahdan
DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.6.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerahyang
selanjutnyadisingkat
PPKD adalah kepalasatuan kerja
pengelolakeuangan
daerah yang
mempunyai
tugasmelaksanakan pengelolaan
APBD
dan
bertindaksebagai bendahara umum daerah.
7.
Satuan Kerja
Pengelola
Keuangan
Daerah
yangpada
Pemerintah
Daerah
yang pengelolaan APBD.melaksanakan
8.
Satuan Kerja
Perangkat
Daerah
yang
selanjutnyadisingkat
SKPD
adalah
perangkat
daerah
pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran lbarang.9.
Tim
Anggaran Pemerintah Daerah
yang
selanjutnyadisingkat TAPD
adalah
tim
yang dibentuk
dengankeputusan kepala daerah dan
dipimpin
oleh sekretarisdaerah
yang
mempunyai
tugas
menyiapkan
sertamelaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya
terdiri
dari pejabatperencana
daerah,
PPKDdan
pejabat lainnya
sesuai dengan kebutuhan.10. Rencana Kerja
dan
Anggaran PPKDyang
selanjutnyadisingkat
RKA-PPKD
adalah
rencana
kerja
dananggaran
badan/dinas/biro
keuangan lbagian keuangan selaku Bendahara Umum Daerah.ll.Rencana
Kerjadan
Anggaran SKPDyang
selanjutnyadisingkat
RKA-SKPDadalah
dokumen
perencanaandan
penganggaran yangberisi
program, kegiatan dan anggaran SKPD.12.
Dokumen
Pelaksanaan
Anggaran
PPKD
yangselanjutnya disingkat DPA-PPKD merupakan dokumen pelaksanaan anggaran
badan/dinas/biro
keuangan lbagian keuangan selaku Bendahara Umum Daerah.13.
Dokumen
Pelaksanaan
Anggaran
SKPD
yangselanjutnya disingkat DPA-SKPD merupakan dokumen
yang memuat
pendapatandan
belanja setiap
SKPDyang
digunakan
sebagai
dasar
pelaksanaan
oleh pengguna anggaran.14.
Hibah adalah
pemberianuang/barang atau jasa
daripemerintah daerah kepada pemerintah
pusat
ataupemerintah
daerah
lain,
Badan
Usaha
Milik
Negara/Badan Usaha
Milik
Daerah,Badan,
Lembagadan organisasi kemasyarakatan yang berbadan
hukum
Indonesia,
yang
secara
spesifik
telah
ditetapkanperuntukannya,
bersifat
tidak wajib dan
tidakmengikat,
serta
tidak
secara
terus
menerus
yangbertujuan
untuk
menunjang penyelenggaraan urusanpemerintahan daerah.
15.
Bantuan
sosial
adalah
pemberian
bantuan
berupauang/barang dari
pemerintah daerah kepada individu,keluarga,
kelompok
dan/atau
masyarakat
yangsifatnya
tidak
secaraterus
menerusdan
selektif yangbertujuan
untuk
melindungi
dari
kemungkinan terjadinya resiko sosial.16.
Resiko
sosial
adalah kejadian
atau
peristiwa
yangdapat
menimbulkan
potensi terjadinya
kerentanansosial
yang
ditanggung
oleh
individu,
keluarga, kelompokdan/atau
masyarakat sebagai dampak krisissosial,
krisis
ekonomi,
krisis politik,
fenomena alamdan
bencanaalam
yangjika
tidak
diberikan
belanjabantuan sosial akan semakin
terpuruk
dantidak
dapathidup
dalam kondisi wajar.17. Naskah Perjanjian Hibah Daerah selanjutnya disingkat
NPHD adalah naskah perjanjian hibah yang bersumber
dari
Anggaran Pendapatandan
Belanja Daerah antara pemerintah daerah dengan penerima hibah.18. Menteri adalah Menteri Dalam Negeri.
2.
Ketentuan Pasal4
ayat (21, ayat (3),dan
ayat (41 diubah, sehingga Pasal4
berbunyi sebagai berikut:BAB III
HIBAH Bagian Kesatu
Umum Pasal 4
Pemerintah
daerah
dapat memberikan
hibah
sesuai kemampuan keuangan daerah.Pemberian
hibah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan setelah
memprioritaskan
pemenuhan belanja urusan wajib dan belanjaurusan
pilihan.(1)
Pemberian
hibah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditujukan
untuk
menunjang
pencapaian
sasaranprogram
dan
kegiatan pemerintah
daerah
sesuaiurgensi
dan
kepentingan daerah
dalam
mendukungterselenggaranya
fungsi pemerintahan,
pembangunandan
kemasyarakatan
dengan
memperhatikan
asaskeadilan, kepatutan,
rasionalitas,dan
manfaatuntuk
masyarakat.Pemberian
hibah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memenuhi
kriteria
paling sedikit:a.
peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;b.
bersifat
tidak
wajib,
tidak
mengikat
atau
tidaksecara terus menerus setiap
tahun
anggaran sesuaidengan
kemampuan
keuangan
daerah
kecualiditentukan
lain oleh
peraturan
perundang-undangan.c.
memberikannilai
manfaat bagi pemerintah daerahdalam
mendukung
terselenggaranya
fungsi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatand.
memenuhi persyaratan penerima hibah.3.
Ketentuan Pasal
5
diubah,
sehinggaPasal
5
berbunyisebagai berikut:
Pasal 5
Hibah dapat diberikan kepada:
a.
Pemerintah Pusat;b.
Pemerintah Daerah lain;c.
Badan Usaha
Milik
Negaraatau
Badan Usaha Milik
Daerah;dan/atau
d.
Badan, Lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadanhukum
Indonesia.(3)
4.
Ketentuan Pasal 6 diubah, sehingga Pasal 6 berbunyi: Pasal 6(l)
Hibah
kepada pemerintah
pusat
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal5
huruf
a
diberikan
kepadasatuan
kerja dari
kementerian/lembaga
pemerintahnon
kementerian yangwilayah
kerjanya berada dalam daerah yang bersangkutan.(2) Hibah kepada pemerintah daerah lainnya sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal5
huruf
b
diberikan
kepadadaerah otonom
baru hasil
pemekaran
daerahsebagaimana
diamanatkan
peraturan
perundang-undangan.(3) Hibah kepada Badan Usaha
Milik
Negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal
5
huruf
c
diberikan
dalamrangka
untuk
meningkatkan
pelayanan
kepadamasyarakat
sesuai dengan
ketentuan
peraturanperundang-undangan.
(4) Hibah kepada Badan Usaha
Milik
Daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal
5
huruf
c
diberikan
dalamrangka
untuk
meneruskan
hibah
yang
diterimapemerintah
daerah
dari
pemerintah
pusat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(5)
Hibah
kepada
badan
dan
lembaga
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal5
huruf
d
diberikan
kepada Badan dan Lembaga:a.
yang bersifat
nirlaba,
sukarela
dan
sosial
yangdibentuk
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan;b. yang bersifat
nirlaba,
sukarela dan sosial yang telahmemiliki Surat
Keterangan
Terdaftar
yangditerbitkan oleh Menteri Dalam
Negeri, Gubernuratau
Bupati/Walikota;
atauc.yang
bersifat
nirlaba,
sukarela
bersifat
sosial kemasvarakatan berupa kelompokmasyarakat/ kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum
adat
sepanjangmasih
hidup
dan
sesuai
denganperkembangan
masyarakat,
dan
keberadaannyadiakui
oleh pemerintahpusat dan/atau
pemerintahdaerah
melalui
pengesahanatau
penetapan
daripimpinan
instansivertikal atau
kepala satuan kerjaperangkat
daerah terkait sesuai
dengan kewenangannya.(6)
Hibah
kepada
organisasi
kemasyarakatan
yangberbadan
hukum
Indonesia
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal5
huruf
d
diberikan kepada
organisasikemasyarakatan yang berbadan
hukum
yayasan atauorganisasi kemasyarakatan
yang
berbadan hukum
perkumpulan
yang
telah
mendapatkan
pengesahanbadan
hukum
dari
kementerian
yang
membidangiurusan hukum
dan hak
asasi
manusia
sesuaiperaturan perundang-undangan.
5.
Ketentuan Pasal
7
diubah,
sehinggaPasal
7
berbunyisebagai berikut:
Pasal 7
(1)
Hibah
kepada
badan
dan
lembaga
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal6
ayat
(5)
diberikan
dengan persyaratan paling sedikit:a.
memiliki
kepengurusanyang
jelas
didaerah
yang bersangkutan;b.
memiliki
surat keterangan domisili darilurah/kepala
desa setempat atau sebutan lainnya; danc.
berkedudukan
dalam wilayah
administrasipemerintah daerah yang bersangkutan.
(2) Hibah kepada organisasi kemasyarakatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
6
ayat
(6) diberikan
dengan persyaratan paling sedikit:a.
telah terdaftar
pada kementerianyang
membidangiurusan hukum
dan
hak
asasi
manusia
palingsingkat
3
tahun,
kecuali ditentukan
lain
olehperaturan perundang-undangan ;
b.
berkedudukan
dalam wilayah
administrasipemerintah daerah yang bersangkutan; dan
c.
memiliki
sekretariat
tetap
didaerah
yang bersangkutan.6.
Ketentuan Pasal
8
ayat
(1)
diubah,
sehingga Pasal 8berbunyi sebagai berikut:
Bagian Kedua Penganggaran
Pasal 8
( 1)
Pemerintah
pusat,
pemerintah
daerah
lain,
BadanUsaha
Milik
Negaraatau Badan
UsahaMilik
Daerah,badan
dan
lembaga, serta organisasi kemasyarakatansebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
5
dapatmenyampaikan
usulan
hibah
secara
tertulis
kepada kepala daerah.(2)
Kepala
daerah menunjuk SKPD
terkait
untuk
melakukan evaluasi
usulan
sebagaimana dimaksudpada ayat (1).
(3) Kepala SKPD
terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat(2) menyampaikan
hasil
evaluasiberupa
rekomendasi kepada kepala daerah melalui TAPD.(4)
TAPD memberikan pertimbangan
atas
rekomendasi sebagaimanadimaksud pada
ayat
(3) sesuai
denganprioritas dan kemampuan keuangan daerah.
7.
Ketentuan Pasal
1L
ayat (2) diubah,
sehinggaPasal
11berbunyi sebagai berikut:
Pasal 11
(1)
Hibah
berupa
uang
sebagaimanadimaksud
dalamtidak
langsung,
jenis
belanja
hibah,
obyek
belanjahibah, dan rincian obyek belanja hibah pada PPKD. (2) Obyek belanja
hibah dan rincian
obyek belanja hibahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah lain;
c. Badan Usaha
Milik
Negaraatau
Badan UsahaMilik
Daerah; dan/ ataud.
Badan,
Lembaga,dan
organisasi
kemasyarakatan yang berbadanhukum
Indonesia.(3) Hibah berupa barang atau
jasa
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal 10ayat
(2) dianggarkandalam
kelompokbelanja
langsung
yang
diformulasikan
kedalamprogram dan
kegiatan,yang diuraikan
kedalam jenisbelanja
barang danjasa,
obyekbelanja hibah
barangatau jasa dan
rincian
obyek belanjahibah
barang ataujasa
yang diserahkan kepadapihak
ketiga/ masyarakat pada SKPD.8.
Ketentuan Pasal
14 ayat (4) diubah,
sehinggaPasal
14berbunyi sebagai berikut:
Pasal 14
(1)
Kepala
daerah
menetapkan
daftar
penerima
hibahbeserta besaran uang atau
jenis
barang atau jasa yangakan
dihibahkan dengan keputusan kepala
daerahberdasarkan
peraturan daerah tentang APBD
danperaturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
(21Daltar penerima
hibah
sebagaimanadimaksud
padaayat (1) menjadi dasar penyaluran/penyerahan hibah.
(3) Penyaluran/ penyerahan
hibah dari
pemerintah daerahkepada
penerima
hibah dilakukan
setelah penandatanganan NPHD.(4) Pencairan
hibah
dalambentuk
uangdilakukan
denganmekanisme pembayaran
langsung
(LS) sesuai dengan9.
Ketentuan
Pasal22
ayat
(21diubah,
sehingga Pasal 22berbunyi sebagai berikut:
BAB IV BANTUAN SOSIAL
Bagian Kesatu
Umum
Pasal22
(1) Pemerintah daerah
dapat
memberikanbantuan
sosialkepada
anggota/kelompok
masyarakat
sesuai kemampuan keuangan daerah.(2) Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan
belanja
urusan
wajib
dan
urusan pilihan
denganmemperhatikan asas
keadilan, kepatutan,
rasionalitas dan manfaatuntuk
masyarakat.1O. Ketentuan Pasal
43
diubah,
sehingga Pasal43
berbunyi sebagai berikut:BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 43
(1) Pengesahan
badan
hukum
sebagaimana
dimaksuddalam Pasal 6 ayat (6) dikecualikan terhadap:
a.
Organisasi
Kemasyarakatanyang telah
berbadanhukum
sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan,diakui
keberadaannya
sesuai
dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013;b.
Organisasi
Kemasyarakatanyang telah
berbadanhukum
berdasarkan Staatsblad
1870
Nomor
64tentang
Perkumpulan-Perkumpulan
Berbadanyang berdiri
sebelum Proklamasi
KemerdekaanRepublik Indonesia
dan
konsisten mempertahankanNegara Kesatuan
Republik
Indonesia,tetap diakui
keberadaan
dan
kesejarahannya
sebagai
asetbangsa,
tidak
perlu melakukan
pendaftaran sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2Ol3; c.Organisasi kemasyarakatan
yang
telah
memilikiSurat
Keterangan Terdaftaryang sudah
diterbitkansebelum
Undang-UndangNomor
17 Tahun
2013, tetap berlaku sampaiakhir
masa berlakunya; dan d.Organisasi Kemasyarakatan
yang didirikan
olehWarga Negara Asing, Warga Negara
Asing
bersama Warga NegaraIndonesia atau
BadanHukum
asingyang telah
beroperasiharus
menyesuaikan denganketentuan
Undang-UndangNomor 17 Tahun
2Ol3dalam
jangka
waktu
paling
lama
3
(tiga)
tahunterhitung
sejak
Undang-UndangNomor
17
Tahun2Ol3 diundangkan.
(2) Pada
saat
PeraturanMenteri
ini
mulai berlaku,
hibahdan
bantuan
sosial
Tahun
Anggaran
2016
dapatdilaksanakan sepanjang telah dianggarkan dalam APBD
Tahun
Anggaran
2016
dan
telah
sesuai
denganketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
(3)
Dalam
hal
penganggaranhibah dan
bantuan
sosialTahun Anggaran 2OL6 belum sesuai dengan Peraturan
Menteri
ini,
hibah
danbantuan
sosial Tahun Anggaran 2016 dapat dianggarkan setelahdilakukan
penyesuaianberdasarkan Peraturan
Menteri
ini
dan
ditetapkanPasal II
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlaku pada
tanggaldiundangkan.
Agar
setiap orang
mengetahuinya,
memerintahkanpengundangan
Peraturan
Menteri ini
denganmenempatkannya
dalam Berita
Negara
Republik Indonesia.Ditetapkan di
Jakarta
'
pada tanggal 23 Maret 2016.MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
ttd
T:JAHJO KUMOLO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 5
April
2016.DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OL6 NOMOR 541.
i
dengan aslinyaM,